commit to user
ANALISIS KEBUTUHAN FISIK PADA SMES KEDENG
SKRIPSI
Oleh:
MUHAMMAD RIDWAN
K5608062
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Muhammad Ridwan
NIM : K5608062
Jurusan/Program Studi : POK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ANALISIS KEBUTUHAN FISIK
ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.
Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Januari 2013
Yang membuat pernyataan
commit to user
iii
ANALISIS KEBUTUHAN FISIK PADA SMES KEDENG
Oleh:
MUHAMMAD RIDWAN
K5608062
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Jurusan
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
vi MOTTO
Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga.
( HR. Muslim )
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
( QS Al- Insyroh, 94: 6)
Alloh akan mengangkat orang-orang yang beriman dan orang-oarang yang
diberi ilmu diantara kamu beberapa derajat
.
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kepersembahkan karya ini untuk:
Ibu dan Bapak
Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak
terbatas dan kasih saying tak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga
memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabdi kasih sayangmu.
Kakak-kakak dan Adik-adikku
Rekan-rekan Penkepor angkatan 2008
Terimakasih atas dorongan dan semangat dari kalian semua sehingga
membuatku termotivasi untuk menyusun karya ini.
commit to user
viii ABSTRAK
Muhammad Ridwan. ANALISIS KEBUTUHAN FISIK PADA SMES
KEDENG. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Besarnya peran atau sumbangan kelincahan terhadap smes kedeng. (2) Besarnya peran atau sumbangan power tungkai terhadap smes kedeng. (3) Besarnya peran atau sumbangan kelentukan terhadap smes kedeng. (4) Besarnya peran atau sumbangan koordinasi mata-kaki terhadap smes kedeng. (5) Besarnya peran atau sumbangan keseimbangan terhadap smes kedeng. (6) Besarnya peran atau sumbangan kelincahan, power tungkai, kelentukan, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan terhadap smes kedeng.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan studi korelasional. Subjek penelitian adalah 10 orang atlet sepaktakraw putra Solo dan 9 orang atlet sepaktakraw putra Klaten yang dipersiapkan mengikuti PORPROV Jawa Tengah tahun 2013. Teknik pengumpulan data yang digunakan tes dan pengukuran. Kelincahan umum diukur dengan Squat Thrust. Power tungkai diukur dengan
Vertical Power Jump. Kelentukan sendi panggul diukur dengan Front Split. Kelentukan pergelangan kaki diukur dengan Ankle Flexion. Kelentukan otot punggung diukur dengan Sit and Reach. Koordinasi mata-kaki diukur dengan
Soccer Wall Volley Test. Keseimbangan dinamis diukur dengan Modifikasi Bass Test. Kemampuan smes kedeng diukur dengan tes kemampuan smes. Hasil dari tes dan pengukuran tersebut kemudian dianalisis dengan analisis statistik dengan studi korelasi. Data diolah menggunakan komputer dengan program SPSS-18.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Peran atau sumbangan kelincahan terhadap smes kedeng sebesar 34,45%. (2) Peran atau sumbangan power tungkai terhadap smes kedeng sebesar 1,49%. (3) Peran atau sumbangan kelentukan terhadap smes kedeng sebesar ( pergelangan kaki = 10,59%, sendi panggul = 17,05%, otot punggung = 6,45%). (4) Peran atau sumbangan koordinasi mata-kaki terhadap smes kedeng sebesar 4,26%. (5) Peran atau sumbangan keseimbangan terhadap smes kedeng sebesar 17,60%. (6) Peran atau sumbangan kelincahan, power tungkai, kelentukan pergelangan kaki, kelentukan sendi panggul, kelentukan otot punggung, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan terhadap smes kedeng sebesar 91,88%.
Simpulan penelitian ini adalah secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama kelincahan, power tungkai, kelentukan pergelangan kaki, kelentukan sendi panggul, kelentukan otot punggung, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan mempunyai peran atau sumbangan terhadap smes kedeng.
Kata kunci: kelincahan, power tungkai, kelentukan pergelangan kaki, kelentukan sendi panggul, kelentukan otot punggung, koordinasi mata-kaki, keseimbangan, dan smes kedeng.
commit to user
ix ABSTRACT
Muhammad Ridwan. AN ANALYSIS ON PHYSICAL NEED IN KEDENG
SMASH. Thesis. Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, January 2013.
The objective of research is to find out: (1) The contribution of agility to the kedeng smash. (2) The contribution of lower limb power to the kedeng smash. (3) The contribution of flexibility to the kedeng smash. (4) The contribution of eye-leg coordination to the kedeng smash. (5) The contribution of balance to the
kedeng smash. (6) The contribution of agility, lower limb power, flexibility, eye-leg coordination, and balance to the kedeng smash.
This study employed a descriptive method with correlational study. The subject of research was 10 Solo male sepaktakraw athletes and 9 Klaten male
sepaktakraw athletes prepared to follow PORPROV (Provincial Sport
Competition) of Central Java in 2013. Techniques of collecting data used were test and measurement. The agility was measured using Squat Thrust. The lower limbs power was measured using Vertical Power Jump. The hip joint flexibility was measured using Front Split. The ankle flexibility was measured using Ankle flexion. The back muscle flexibility was measured using Sit and Reach. Eye-leg coordination was measured using Soccer Wall Volley Test. The dynamic balance was measured using Modified Bass Test. Kedeng smash ability was measured using smash ability test. The result of test and measurement was then analyzed using statistical analysis with correlation study. The data was processed using computer with SPSS-18 program. flexibility, hip joint flexibility, back muscle flexibility, eye-leg coordination, balance both partially and simultaneously contributed to the kedeng smash.
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul ANALISIS KEBUTUHAN FISIK PADA
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga,
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Ismaryati M.Kes., selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Hendrig Joko Prasetyo S.Pd., M.Or., selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Pelatih dan atlet porprov sepaktakraw Solo dan Klaten yang telah
memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dan bersedia menjadi sampel
penelitian.
Penulis barharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca umumnya.
Surakarta, Januari 2013
commit to user
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERNYATAAN ... ii
HALAMAN PENGAJUAN ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
HALAMAN ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 3
D. Perumusan Masalah... 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A. Tinjauan Pustaka ... 6
1.Permainan Sepak Takraw ... 6
a. Pengertian Permainan Sepak Takraw ... 6
b. Teknik Dasar Sepak Takraw ... 7
commit to user
xiii
B. Pengujian Prasyaratan Analisis ... 30
1. Uji Normalitas ... 30
2. Uji Linieritas ... 31
C. Hasil Analisis Data ... 32
1. Uji Korelasi Parsial ... 32
2. Analisis Regresi... 34
3. Sumbangan Masing-Masing Prediktor ... 35
D. PembahasanHasil Analisis Data ... 35
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 38
A. Simpulan ... 38
B. Implikasi ... 38
C. Saran ... 39
DAFTAR PUSTAKA ... 40
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Analisis Teknik Smes Kedeng ... 13
2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 25
3. Rancangan Pelaksanaan Tes ... 26
4. Deskripsi Hasil Tes ... 28
5. Ringkasan Reliabilitas Hasil Tes ... 29
6. Range Kategori Reliabilitas ... 30
7. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data ... 30
8. Ringkasan Hasil Uji Linieritas ... 31
9. Uji Korelasi Parsial ... 32
10. Ringkasan Hasil Analisis Regresi ... 34
11. Ringkasan Hasil Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Masing-Masing Prediktor ... 35
12. Norma dalam inci, untuk Ankle Flexion (Dorsiflexion) Tes ... 43
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Lapangan Permainan Sepaktakraw ... 7
2. Smes Kedeng Sepaktakraw ... 11
3. Tes Squat Thrust ... 43
4. Vertical Power Jump Tes ... 45
5. Ankle Flexion (Dorsiflexion Tes ... 47
6. Front Splits Tes ... 48
7. Sit and Reach ... 49
8. Modifikasi Bass Test ... 53
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Petunjuk Tes Dan Pengukuran Kelincahan ... 43
2. Petunjuk Tes Dan Pengukuran Power Tungkai ... 44
3. Petunjuk Tes Dan Pengukuran Kelentukan Pergelangan Kaki ... 46
4. Petunjuk Tes Dan Pengukuran Kelentukan Sendi Panggul ... 48
5. Petunjuk Tes Dan Pengukuran Kelentukan Otot Punggung ... 49
6. Petunjuk Tes Dan Pengukuran Koordinasi Mata-Kaki ... 50
7. Petunjuk Tes Dan Pengukuran Keseimbangan ... 52
8. Petunjuk Tes dan Pengukuran SmesKedeng Sepaktakraw ... 54
9. Data Penelitian ... 55
10. Hasil SPSS ... 56
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepaktakraw merupakan cabang olahraga yang saat ini berkembang di
Indonesia. Permainan ini dilakukan oleh dua regu yang berhadapan, setiap regu
terdiri atas tiga orang pemain yang dipisahkan oleh net. Setiap regu terdiri atas
seorang tekong, apit kiri serta apit kanan. Sepaktakraw dimainkan di atas lapangan
berbentuk persegi panjang dengan permukaan yang rata baik ditempat terbuka
(outdoor) m aupun dir uangan tertutup (ind oor) , yang bebas dari rintangan.
Permainan ini dimulai dengan melakukan sepak mula yang dilakukan oleh tekong
ke daerah lawan. Kemudian pemain lawan memainkan bola dengan menggunakan
kaki ataupun bagian tubuh lainnya kecuali tangan dengan tiga kali sentuhan baik
secara bergantian maupun dilakukan oleh seorang.
Ditinjau dari sejarahnya, perkembangan permainan sepaktakraw di
Indonesia kurang begitu maju dibandingkan dengan cabang olahraga permainan
lainnya seperti permainan sepakbola, bolavoli, bolabasket dan bulutangkis. Pada
awalnya permainan sepaktakraw berkembang di Indonesia hanya di daerah-daerah
tertentu, seperti di Jawa Tengah. Seperti dijelaskan dalam Modul Penataran
sepaktakraw
di Jawa Tengah dilakukan melalui klub-klub di daerah-daerah, hanya beberapa
daerah yang aktif melakukan pembinaan di antaranya: Demak, Jepara, Klaten,
Banyumas, Pekalongan, Kendal, Magelang, Purworejo, Temanggung dan
Seperti halnya dengan olahraga-olahraga lainnya, untuk dapat bermain
dengan baik diperlukan penguasaan teknik-teknik dasar dalam permainan
sepaktakraw. Teknik dasar dalam permainan sepaktakraw meliputi sepak sila,
sepak kuda, sepak badak, sepak cungkil, sundulan kepala, memaha, mendada,
menapak, sepak mula atau servis, blocking, dan smes.
Smes merupakan salah satu teknik serangan dalam sepaktakraw.
commit to user
2
lawan untuk menyerang balik atau bola mati di lapangan sendiri ataupun keluar
meninggalkan lapangan permainan. Sebaliknya keberhasilan smes akan membuat
poin untuk regu penyerang.
Ada beberapa macam smes, salah satunya adalah smes kedeng. Smes
kedeng merupakan salah satu jenis smes sepaktakraw yang lebih sederhana jika
dibandingkan dengan smes gulung (salto). Smes kedeng merupakan smes yang
dilakukan dengan cara menjulurkan kaki ke atas untuk menjangkau bola atau
mengejar bola dan menyepak bola sekeras-kerasnya ke daerah permainan lawan.
Untuk dapat menguasai teknik smes kedeng dengan baik, diperlukan
keterampilan teknik yang benar, serta didukung kemampuan fisik yang
menunjang dalam smes kedeng. Teknik smes kedeng yang benar, pertama sikap
awal berdiri dibelakang net, kemudian melangkah menuju arah datangnya bola.
Menolak ke atas secara eksplosif dengan bertumpu pada salah satu kaki. Setelah
menolak luruskan tungkai ke arah dalam, kemudian lakukan smes dengan
punggung kaki dibantu dengan putaran pinggul dan punggung. Kemudian tungkai
ditarik ke bawah dan mendarat dengan kedua kaki dalam keadaan mengeper.
Dalam Sulaiman (2008: 33-34) dijelaskan teknik smes kedeng adalah sebagai
berikut:
1) Sikap awal, berdiri membelakangi net. Awalan harus dilakukan dengan cepat dengan cara melangkah atau lari kecil menuju arah datangnya bola.
2) Menolak ke atas dengan bertumpu pada salah satu kaki terlebih dahulu, kemudian segera diikuti dengan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak ke bawah. Tolakan kaki tumpu ke atas secara eksplosif dengan bantuan kedua lengan.
3) Luruskan tungkai serta putar badan (pinggul, punggung, bahu) ke arah dalam, kemudian lakukan smes dengan penggung kaki atau punggung kaki bagian luar dengan putaran pinggul dan punggung.
4) Gerakan ikutan dimulai dari tungkai, punggung, bahu dan lengan secara bersamaan berputar ke arah luar, kemudian tungkai ditarik ke bawah dan mendarat degan kedua kaki dalam keadaan mengeper.
Bila dilihat dari gerakan smes kedeng, kondisi fisik yang diperlukan
adalah (1) kelincahan, (2) power, (3) kelentukan, (4) koordinasi mata-kaki, dan (5)
commit to user
3
Dari faktor-faktor kondisi fisik yang diperlukan dalam smes kedeng seperti
yang telah disebutkan di atas, belum diketahui seberapa kuat atau seberapa besar
peran masing-masing kondisi fisik tersebut. Oleh karenanya perlu diteliti agar
diketahui seberapa kuat atau seberapa besar peran masing-masing kondisi fisik
pada smes kedeng.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Belum diketahui besarnya peran atau sumbangan kelincahan terhadap smes
kedeng.
2. Belum diketahui besarnya peran atau sumbangan power tungkai terhadap
smes kedeng.
3. Belum diketahui besarnya peran atau sumbangan kelentukan terhadap smes
kedeng.
4. Belum diketahui besarnya peran atau sumbangan koordinasi mata-kaki
terhadap smes kedeng.
5. Belum diketahui besarnya peran atau sumbangan keseimbangan terhadap
smes kedeng.
6. Belum diketahui besarnya peran atau sumbangan kelincahan, power tungkai,
kelentukan, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan terhadap smes kedeng.
C. Pembatasan Masalah
Masalah penelitian dibatasi pada:
1. Besarnya peran atau sumbangan kelincahan terhadap smes kedeng.
2. Besarnya peran atau sumbangan power tungkai terhadap smes kedeng.
3. Besarnya peran atau sumbangan kelentukan terhadap smes kedeng.
4. Besarnya peran atau sumbangan koordinasi mata-kaki terhadap smes kedeng.
commit to user
4
6. Besarnya peran atau sumbangan kelincahan, power tungkai, kelentukan,
koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan terhadap smes kedeng.
Pembatasan variabel penelitian:
1. Kelincahan yang diukur dalam penelitian ini adalah kelincahan umum, diukur
dengan squat thrust.
2. Power tungkai: yang dimaksud dengan power tungkai dalam penelitian ini
adalah power tungkai dalam pola gerak asiklik yang diukur dengan vertical
power jump tes.
3. Kelentukan yang diukur dalam penelitian ini adalah:
a. Kelentukan pergelangan kaki, diukur dengan ankle flexion (Dorsiflexion)
b. Kelentukan sendi panggul, diukur dengan front split
c. Kelentukan otot punggung, diukur dengan sit and reach.
4. Koordinasi yang diukur dalam penelitian ini adalah koordinasi mata-kaki,
diukur dengan soccer wall volley test.
5. Keseimbangan yang diukur dalam penelitian ini adalah kesimbangan dinamis,
diukur dengan modifikasi bass test.
6. Smes kedeng, diukur dengan tes kemampuan smes sepaktakraw.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa besar peran atau sumbangan kelincahan terhadap smes kedeng?
2. Seberapa besar peran atau sumbangan power tungkai terhadap smes kedeng?
3. Seberapa besar peran atau sumbangan kelentukan terhadap smes kedeng?
4. Seberapa besar peran atau sumbangan koordinasi mata-kaki terhadap smes
kedeng?
5. Seberapa besar peran atau sumbangan keseimbangan terhadap smes kedeng?
6. Seberapa besar peran atau sumbangan kelincahan, power tungkai, kelentukan,
commit to user
5
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, penelitian ini
mempunyai tujuan:
1. Untuk mengetahui besarnya peran atau sumbangan kelincahan terhadap smes
kedeng.
2. Untuk mengetahui besarnya peran atau sumbangan power tungkai terhadap
smes kedeng.
3. Untuk mengetahui besarnya peran atau sumbangan kelentukan terhadap smes
kedeng.
4. Untuk mengetahu besarnya peran atau sumbangan koordinasi mata-kaki
terhadap smes kedeng.
5. Untuk mengetahui besarnya peran atau sumbangan keseimbangan terhadap
smes kedeng.
6. Untuk mengetahui besarnya peran atau sumbangan kelincahan, power
tungkai, kelentukan, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan terhadap smes
kedeng.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi pelatih maupun atlet dapat menyusun program latihan dengan benar.
2. Sebagai rujukan pelatih untuk mempersiapkan atlet Solo dan Klaten untuk
porprov 2013.
3. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang
commit to user
lingkaran 41-43 cm. Permainan sepaktakraw dilakukan oleh dua regu yang berhadapan di lapangan yang dipisahkan oleh jaring (net) yang terbentang membelah lapangan menjadi dua bagian. Setiap regu yang berhadapan terdiri atas 3 orang pemain yang bertugas sebagai tekong yang berdiri paling belakang, dua orang lainnya menjadi pemain depan yang berada di sebelah kiri dan kanan yang disebut apit kiri dan apit kanan (Sudrajat Prawirasaputra, 2000: 5)Permainan sepaktakraw dimainkan tanpa menggunakan tangan untuk
memukul bola, bahkan tidak boleh menyentuh lengan. Bola hanya boleh
menyentuh atau dimainkan dengan kaki, dada, bahu dan kepala. Permainan
sepaktakraw diawali dengan sepak mula sebagai servis yang dilakukan oleh
tekong. Sepak mula dilakukan oleh tekong atas lambungan bola oleh
pelambung yang diarahkan ke tekong. Tekong harus berada di dalam
lingkaran yang telah disediakan. Begitu juga untuk tekong, pada waktu
melakukan sepak mula salah satu kakinya harus tetap berada di dalam
lingkaran tempat tekong melakukan sepak mula. Tekong harus
mengarahkan bola ke daerah lawan melalui atas net (jaring). Di lain pihak
lawan harus menerima bola dan mengembalikannya ke daerah lawan. Pihak
lawan diberi kesempatan menyentuh bola sebanyak tiga kali. Untuk dapat
bermain sepaktakraw dengan baik, maka setiap pemain sepaktakraw harus
commit to user
7
Gambar 1. Lapangan Permainan Sepaktakraw
(Sumber: http://nanangandfriendsfoundation.blogspot.com/2012/01/ukuran-lapangan-sepak-takraw.html. 10 Juli 2012)
b. Teknik Dasar Sepaktakraw
Peningkatan prestasi olahraga menuntut adanya perbaikan dan
pengembangan unsur teknik untuk mencapai tujuannya. Teknik dikatakan
baik apabila ditinjau dari segi anatomis, fisiologis, mekanika, biomeknika
dan mental terpenuhi persyaratannya secara baik, dapat diterapkan dalam
praktek dan memberikan sumbangan terhadap pencapaian prestasi
maksimal. Demikian halnya dalam permainan sepaktakraw, menguasai
teknik dasar merupakan faktor utama agar memiliki keterampilan bermain
ermain
sepaktakraw dengan baik, maka seorang pemain yang merupakan
individu-individu dalam regu (tim) harus menguasai teknik-teknik dasar bermain
(1992: 15) bahwa,
commit to user
8
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menguasai
teknik dasar sepaktakraw sangat penting. Setiap pemain sepaktakraw harus
menguasai teknik dasar sepaktakraw, karena dapat meningkatkan kualitas
individu dan tim, sehingga dapat memenangkan pertandingan. Adapun
teknik dasar sepaktakraw menurut Ucup Yusuf dkk., (2001: 30-42) bahwa,
ri dari sepak sila, sepak kuda, sepak badak,
sepak cungkil, heading, memaha, mendada, menapak, sepak mula, smes,
dan blocking -35) mengelompokkan teknik dasar
Paha, (3) Teknik Mendada, (4) Teknik Membahu, (5) Teknik Main kepala,
(6) Teknik Serangan atau Smes, (7) Teknik Menahan Serangan (Block) .
Secara rinci teknik tersebut terdiri atas:
a. Teknik Sepakan
1) Sepak Sila
Sepak sila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian
dalam, yang mana pada saat menyepak posisi kaki seperti orang
bersila.
2) Sepak Kuda (Sepak Kura)
Sepak kuda atau sepak kura adalah teknik menyepak atau sepakan
dengan menggunakan kura-kura kaki atau dengan punggung kaki.
3) Sepak Cungkil
Sepak cungkil merupakan sepakan yang menyerupai sepak kura/kuda,
hanya karena bola datangya jauh dari badan, maka perkenaan sepakan
adalah pada jari-jari kecil sehingga seperti orang mencungkil bola.
4) Sepak Simpuh atau Sepak Badek
Sepak badek adalah menyepak bola dengan kaki bagian luar, sehingga
sikap badan seperti orang besimpuh.
5) Sepak Mula (Servis)
Sepak mula adalah teknik dasar sepakan yang dimaksudkan untuk
commit to user
9
6) Menapak
Menapak adalah menyepak bola dengan menggunakan telapak kaki.
b. Teknik Memaha/Kontrol Paha
Memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol
bola.
c. Mendada
Mendada adalah teknik dasar memainkan bola dengan dada.
d. Membahu
Membahu adalah memainkan bola dengan bagian badan antara batas
lengan dengan leher (bahu).
Smes Kedeng, dan (3) Smes Gunting.
g. Menahan Serangan (Block)
Block atau menahan serangan dalam sepaktakraw dapat dilakukan
dengan menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan.
Untuk menunjang keterampilan bermain sepaktakraw, maka
macam-macam teknik dasar sepaktakraw harus dikuasai dengan baik dan benar.
Berkaitan dengan macam-macam teknik dasar sepaktakraw tersebut,
penelitian ini mengkaji dan meneliti smes.
2. SmesKedeng
a. Pengertian SmesKedeng
Smes dalam permainan sepaktakraw pada prinsipnya bertujuan
melakukan serangan terhadap lawan. Smes dilakukan dengan keras dan
tajam agar lawan tidak dapat menerima atau mengembalikan. Ratinus
commit to user
10
Malaysia) adalah gerak kerja yang terpenting dan merupakan gerak terakhir
adalah pukulan bola yang keras dan tajam ke
arah bidang lapangan lawan . Smes dalam permainan sepaktakraw dapat
dilakukan degan kaki ataupun dengan kepala. Smes dengan kaki dapat
dilakukan oleh bagian punggung kaki (kura-kura penuh), kaki bagian luar,
kaki bagian dalam dan telapak kaki.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, smes
dalam permainan sepaktakraw bertujuan untuk melakukan serangan
terhadap lawan yang dilakukan dengan keras dan tajam.
Smes sepaktakraw dapat dilakukan dengan menggunakan kaki dan
kepala. Salah satu jenis smes sepaktakraw dengan menggunakan kaki yaitu,
smes kedeng adalah
pukulan smes yang dilakukan dengan menjulurkan kaki ke atas mengejar
Sudrajat Prawirasaput kedeng adalah sebagai
Berdasarkan dua pendapat tersebut menujukkan bahwa, smeskedeng
merupakan cara melakukan serangan dengan cara menyepak bola dengan
menjulurkan kaki ke atas mengejar bola. Smes kedeng dilakukan sebagai
serangan untuk bola di daerah lawan. Untuk dapat melakukan smes kedeng
dengan baik, maka harus menguasai teknik smes dengan baik dan benar.
Penguasaan teknik smes yang baik akan menjadikan smes yang dilakukan
lebih keras dan tajam, sehingga akan menyulitkan lawan untuk
menerimanya.
b. Teknik SmesKedeng
Keberhasilan smes kedeng sepaktakraw tidak terlepas dari
penguasaan teknik smes yang baik dan benar. Menurut Sulaiman (2008:
commit to user
11
1) Sikap awal, berdiri membelakangi net. Awalan harus dilakukan dengan cepat dengan cara melangkah atau lari kecil menuju arah datangnya bola.
2) Menolak ke atas dengan bertumpu pada salah satu kaki terlebih dahulu, kemudian segera diikuti dengan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak ke bawah. Tolakan kaki tumpu ke atas secara eksplosif dengan bantuan kedua lengan.
3) Luruskan tungkai serta putar badan (pinggul, punggung, bahu) ke arah dalam, kemudian lakukan smes dengan punggung kaki atau punggung kaki bagian luar dengan putaran pinggul dan punggung.
4) Gerakan ikutan dimulai dari tungkai, punggung, bahu dan lengan secara bersamaan berputar ke arah luar, kemudian tungkai ditarik ke bawah dan mendarat dengan kedua kaki dalam keadaan mengeper.
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi gambar smes
kedengsepaktakraw sebagai berikut:
Gambar 2. SmesKedeng Sepaktakraw
(Sumber: http://sandilands.info/sgordon/node/404. 10 Juli 2012)
Teknik-teknik smes kedeng seperti tersebut di atas harus dikuasai
agar smes yang dilakukan berhasil dengan baik. Jika teknik-teknik smes
commit to user
12
menguntungkan pihak lawan. Lebih lanjut Sulaiman (2008: 34) menjelaskan
kesalahan umum dalam melakukan smeskedeng sebagai berikut:
1) Timing (ketepatan) antara datangnya bola dengan lompatan. Terkadang pemain melompat mendahuli bola, sehingga saat pukulan bola belum sampai dalam jangkauan atau bola sudah turun terlebih dahulu, akibatnya pemain luput dalam men-smes bola atau bola menyangkut net.
2) Penempatan bola tidak di atas bahu kiri atau kanan, sementara pemain tidak memiliki flexibilitas yang baik pada tungkai, akibatnya bola mengenai kepala sendiri.
3) Pemain terlambat mendaratkan kaki kiri terlebih dahulu kalau dia men-smes dengan kaki kanan, sehingga dia jatuh tertunduk.
Kesalahan-kesalahan umum seperti tersebut di atas harus dihindari,
agar smes yang dilakukan berhasil dengan baik. Untuk menghindari
kesalahan-kesalahan tersebut, maka harus menguasai teknik smes kedeng
seperti tersebut di atas.
3. Analisis Teknik Smes Kedeng
Dilihat dari gerakan smes kedeng seperti yang dijelaskan di atas,
dapat dianalisis unsur-unsur fisik yang dibutuhkan dalam melakukan
gerakan tersebut:
Tahap Gerakan Kebutuhan Unsur Kondisi Fisik
a. Sikap awal, berdiri
membelakangi net. Awalan harus dilakukan dengan cepat dengan cara melangkah atau lari kecil menuju arah datangnya bola
- Kelincahan
b. Awalan, menolak ke atas dengan bertumpu pada salah satu kaki terlebih dahulu, kemudian segera diikuti dengan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak ke bawah dilanjutkan
menolakkan kaki tumpu ke atas secara eksplosif dengan bantuan kedua lengan.
commit to user
13
c. Saat melakuan sepakan, meluruskan tungkai atas serta putar badan (pinggul, punggung, bahu) ke arah dalam, kemudian lakukan smesdengan punggung kaki atau punggung kaki bagian luar dengan putaran pinggul dan punggung.
d. Gerak lanjut, gerakan ikutan dimulai dari tungkai, punggung, bahu dan lengan secara
bersamaan berputar ke arah luar, kemudian tungkai ditarik ke bawah dan mendarat dengan kedua kaki dalam keadaan mengeper.
- Keseimbangan
Unsur kondisi fisik seperti kelincahan dibutuhkan saat merubah arah
atau posisi dengan cepat dan tepat untuk mengejar bola. Power tungkai
digunakan pada saat tolakan ke atas, semakin kuat power tungkainya akan
semakin tinggi lompatan ke atasnya. Kelentukan sendi panggul berfungsi
meluruskan tungkai ke arah dalam mendekati kepala. Kelentukan otot
punggung untuk mendekati bola saat di atas. Kelentukan pergelangan kaki
digunakan saat menyepak bola, semakin baik kelentukan pergelangan
kakinya akan memudahkan bolanya menukik tajam. Koordinasi mata-kaki
dibutuhkan untuk mengarahkan bola pada sasaran. Sedangkan
keseimbangan dibutuhkan pada saat melayang di udara dan waktu
melakukan pendaratan agar tidak terjatuh.
a. Kelincahan
1)Pengertian Kelincahan
Kelincahan merupakan faktor yang sangat penting dalam aktifitas
olahraga dan dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua bentuk permainan
commit to user
14
9) engubah posisi di area
Sedangkan yang dimaksud kelincahan menurut Sudjarwo (1995:
oleh (Kirkendall, Gruber, dan johnson, 1987) dalam Ismaryati (2006: 41)
tubuh atau
bagian-melibatkan interaksi dari berbagai unsur komponen kondisi fisik lainnya.
Ismaryati (
kemampuan fisik tunggal, akan tetapi tersusun dari komponen koordinasi,
Berdasarkan pengertian kelincahan yang dikemukakan para ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa, kelincahan merupakan kemampuan
seseorang untuk merubah arah dan posisi secara cepat dan tepat.
Adapun macam-macam bentuk latihan kelincahan yaitu: (a) Latihan
bolak-balik (Shuttle run), (b) Lari zig-zag (zig-zag run), (c) Squat thrust dan
modifikasinya, (d) Lari rintangan (Harsono, 1988: 173). Latihan kelincahan
dapat juga dilakukan dengan latihan bersifat seperti anaerobic seperti: (1)
Dot drill, (2) Tree corner drill, (3) Down the-line drill (Harsono, 1988:
173).
Dari contoh di atas kita lihat bahwa bermacam-macam latihan
kelincahan dapat diciptakan. Imajinasi pelatih adalah penting untuk
menciptakan latihan-latihan yang sesuai dengan gerakan-gerakan yang
dilakukan dalam cabang olahraganya.
2)Peranan Kelincahan dalam Smes Kedeng
Kelincahan merupakan unsur kondisi fisik yang diperlukan dalam
smes kedeng. Bila dilihat dari gerakan smes kedeng, kelincahan dibutuhkan
untuk merubah posisi tubuh dengan cepat mendekati bola sebelum
commit to user
15
memudahkan atlet untuk mengubah posisi tubuh untuk melakukan smes
kedeng.
b. Power Tungkai
1)Pengertian Power
Menurut Suharno HP. (1983: 33) menyebutkan daya ledak adalah
"Kemampuan sebuah atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan
beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh". A.
Hamidsyah Noer (1996: 140) menyebutkan, "Explosive Power adalah
kemampuan otot atau segerombolan otot untuk melawan beban atau tahanan
de Power atau daya ledak
disebut juga sebagai kekuatan ekplosif. Menurut Pyke & Watson, Daya
ledak atau sering di sebut dengan istilah Muscular Power adalah
kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang
digunakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya Ismaryati (2006: 59).
Dengan kata lain bahwa daya ledak (power) sama dengan kekuatan (force)
kali kecepatan (velocity). Daya ledak otot merupakan komponen fisik yang
sangat penting untuk melakukan suatu aktivitas gerak dalam setiap cabang
olahraga. Daya ledak otot akan menentukan seberapa keras seseorang
memukul, seberapa jauh seseorang melompat, seberapa cepat lari dan
sebagainya. Daya ledak dalam praktek olahraga untuk melompat, meloncat,
melempar, menendang dan sebagainya.
Begitu juga pada seorang pemain pada sepaktakraw memerlukan
adanya kemampuan yang besar pada otot . peranan power otot terhadap
kecepatan maksimal merupakan factor pendukung dalam meraih prestasi,
menuruit Suharno HP (1993:39-40) faktor pendukung tersebut antara lain:
1) Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morfologis yang tergantung dari proses hypertrophy otot).
2) Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban, semakin banyak fibril otot yang bekerja kekuatan bertambah besar.
commit to user
16
4) Intervensi otot baik pusat maupun poriter 5) Keadaaan zat kimia dalam otot (glycogen, ATP)
6) Keadaan tonus otot saat istirahat, tonus makin rendah berarti kekuatan otot tersebut pada saat bekerja makin besar.
7) Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik dan tidaknya kekutan otot.
Untuk meningkatkan kemampuan daya ledak diperlukan
peningkatan kekuatan dan kecepatan secara bersama-sama sehingga seorang
olahragawan dilatih kecepatan kemudian dilatih kekuatan secara khusus,
maka kemampuan daya ledaknya akan meningkat.
Ciri-ciri latihan daya ledak menurut Suharno HP., (1983: 33) adalah
sebagai berikut:
-Melewan beban relatif ringan (berat badan atau tambahan beban lain
-Gerakan latihan dinamis
-Gerakan-gerakan merupakan suatu gerak yang singkat dan selaras Adapun cara pengembangannya:
-Weight training
-Interval training
Power dapat dibedakan berdasarkan pada perbedaan gerak yang
dilakukan. Menurut Bompa (1990:285) power dibagi menjadi 2 macam
asiklik dan power . Bila dilihat dari gerak meloncat
pada smes kedeng, power yang dibutuhkan dalam melakukan smes kedeng
adalah power asiklik.
1) Power Siklik
Power siklik sering kali digunakan pada suatu kegiatan dimana
dalam kegiatan olahraga tersebut dalam pelaksanaanya didasarkan pada
kegiatan motorik yang dilakukan secara berulang-ulang dimana frekuensi
amplitudo merupakan produk siklik. Power siklik merupakan istilah yang
sering melekat pada atributif gerak fisik yang diulang-ulang dalam waktu
yang sangat lama dan bersifat terus-menerus. gerakan ini identik dengan
gerakan majunya tubuh seseorang dalam perpindahan tempatnya.
sehingga dalam pergerakan tersebut tidak hanya dilaksanakan sekali
commit to user
17
dan dilaksanakan dalam bentuk yang sama mulai dari bentuk gerakan
awal sampi gerakan akhir. contoh dalam kegiatan olahraga tersebut
berupa lari, renang, jalan, dan lain sebagainya.
2) Power Asiklik
Power asiklik merupaka istilah yang sering melekat pada atributif
gerak fisik yang dilihat dari struktur dan fungsi keterampilan gerak dalam
olahraga serta memiliki tiga struktur fase. Dalam power asiklik terdapat
fase persiapan, fase utama, dan fase akhir itulah yang membedakan
dengan gerakan power siklik. Dalam power asiklik ini merupakan
kebalikan dari pada power siklik dimana dalam pelaksanaannya
dilaksanakan secara berubah tanpa adanya kemiripan antara gerakan awal
sampai gerakan akhir serta ditandai oleh kecepatan kontraksi otot secara
maksimal dan gerakaannya dilakukan secara eksplosif. contoh dalam
olahraga yang membutuhkan power asiklik adalah gerakan melempar
maupun lompat dalam atletik, gerakan smes dalam sepaktakraw, gerakan
menangkis pada karate, dan lain sebagainya. misalkan dalam hal ini pada
keterampilan tolak peluru ada bagian-bagiannya mulai dari awalan, saat
memutar, dan pada waktu melaksanakan tolakan. Hal ini yang mendasari
gerakan asiklik yang pada gerakan awal sampai akhir tidak sama bentuk
gerakannya.
2) Peranan Power Tungkai dalam Smes kedeng
Smes kedeng sangat tergantung pada kemampuan untuk mengangkat
titik berat badannya. Untuk dapat mengangkat titik berat badan pemain
sepaktakraw memerlukan kekuatan daya ledak otot tungkai. Makin kuat
tolakan atau daya ledak yang dimiliki maka akan semakin tinggi
kemungkinan melakukan lompatan.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa daya ledak otot tungkai
merupakan unsur yang sangat dibutuhkan dalam smes kedeng. Oleh sebab
commit to user
18
yang sistematis, teratur dan kontinyu untuk memperoleh prestasi yang
maksimal.
c. Kelentukan
1)Pengertian Kelentukan
Kelentukan merupakan keleluasan gerak dari persendian dan
elastisitas otot saat melakukan gerakan. Dengan ruang sendi yang luas dan
otot-otot yang elastis, maka gerakan menjadi lebih efektif dan efisien serta
tidak menimbulkan cedera.
sebagai salah satu komponen kesegaran jasmani, merupakan kemampuan
menggerakan tubuh atau bagian-bagiannya seluas mungkin tanpa terjadi
Andi Suhendro (2007: 4.47)
(fleksibilitas) adalah kemampuan suatu
persendian beserta otot-otot di sekitarnya melakukan gerakan secara
maksimal tanpa menimbulkan gangguan pada
bagian-Terdapat dua macam kelentukan, yaitu kelentukan dinamis (aktif) dan
kelentukan statis (pasif). Kelentukan dinamis adalah kemampuan
menggunakan persendian dan otot secara terus menerus dalam ruang gerak
yang penuh dengan cepat, dan tanpa tahanan gerakan. Sedangkan
kelentukan statis adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerak dalam
ruang besar. Suharno HP (1993 : 54) membagi kelentukan menjadi dua
antara lain:
(1) Kelentukan umum, ialah kemampuan seseorang dalam gerak dengan amplitudo yang luas dimana sangat berguna dalam gerakan olahraga pada umumnya dan menghadapi hidup sehari-hari. Kelentukan sendi-sendi tidak mengganggu/menghambat gerakan dalam olahraga apa saja dan pekerjaan umum sesuai dengan situasi,
commit to user
19
Latihan kelentukan (fleksibilitas) tubuh sangat erat kaitannya dengan
gerak persendian, oleh karena itu latihan kelentukan adalah suatu bentuk
latihan untuk memberikan gerak yang luas pada persendian, dengan tujuan
untuk mengurangi kekakuan pada tubuh, menambah elastisitas pada otot,
dan mengurangi ketegangan pada otot. Hal ini merupakan dasar yang sangat
penting dalam pembinaan fisik permainan sepaktakraw.
Suharno HP (1993: 56), masalah-masalah yang perlu diperhatikan
dalam kaitannya melatih kelentukan adalah:
1) Pemanasan sebelum masuk ke inti latihan, harus cukup baik. 2) Gerakan-gerakan jangan dipaksakan sehingga mengakibatkan
robek/putusnya jaringan-jaringan pembentuk persendian.
3) Latihan harus sistematis, metodis penambahan beban latihan dari sedikit demi sedikit.
4) Selesai latihan kelentukan, perlu diimbangi dengan latihan kekuatan pembentuk sendi-sendi yang dilatih.
5) Janganlah memaksa atlet yang sedang susah, muram, takut, dan sakit untuk berlatih kelentukan.
6) Latihan kelentukan sebaiknya dimulai umur dini dan pada siang hari.
7) Latihan dengan metode aktif dan pasif selalu dikombinasikan
2)Peranan Kelentukan dalam Smes Kedeng
Smes kedeng merupakan salah satu teknik dasar bermain
sepaktakraw yang memiliki unsur gerakan yang kompleks. Bagian-bagian
tubuh yang terlibat dalam gerakan smes kedeng harus dikoordinasikan
dengan baik, harmonis, luwes dan lancar. Seseorang yang mempunyai
kelentukan baik, maka akan mampu melakukan smes kedeng dengan benar.
Kelentukan akan memberikan kontribusi pada saat pemain menyepak bola
kebelakang atau mengayun tungkai saat melakukan smes kedeng.
d. Koordinasi
1) Koordinasi Mata-Kaki
Koordinasi merupakan suatu kemampuan biomotorik yang sangat
kompleks yang di dalam beroperasinya terdiri dari beberapa unsur fisik yang
commit to user
20
merupakan kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa gerakan
menjadi satu pola gerakan yang efektif dan efisien. Berkaitan dengan
kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang
berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efe
keharmonisan kerja antara kelompok otot selama melakukan tugas gerak
nasi mengimplikasikan hubungan yang
harmonis, penyatuan atau aliran gerak yang halus dalam melakukan
-merupakan hubungan yang harmonis dari hubungan saling berpengaruh di
antara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja, yang ditunjukkan
dengan tingkat keterampilan .
Berdasarkan pengertian koordinasi yang dikemukakan para ahli
tersebut dapat disimpulkan, koordinasi merupakan kemampuan seseorang
untuk merangkaikan beberapa gerakan menjadi satu pola gerakan yang
efektif dan efisien. Berdasarkan pengertian koordinasi tersebut dapat
disimpulkan koordinasi mata-kaki merupakan kemampuan mata untuk
mengintegrasikan rangsangan yang diterima dan kaki sebagai fungsi
penggerak untuk melakukan gerakan sesuai yang diinginkan.
2)Peranan Koordinasi Mata-Kaki dalam Smes Kedeng
Koordinasi mata-kaki merupakan kemampuan untuk
mengkoordinasikan kaki sebagai alat gerak utama dan mata sebagai fungsi
untuk mengamati bola dan sasaran yang akan dituju. Kemampuan
mengintegrasikan syaraf mata dan gerakan kaki menjadi satu pola gerakan
yang selaras, harmonis dan lancar serta hasil yang memuaskan menunjukkan
kualitas koordinasi mata-kaki yang dimiliki seorang pemain sepaktakraw.
Smes kedeng merupakan keterampilan yang membutuhkan
commit to user
21
yang baik, maka akan memudahkan smasher mengarahkan bola kesasaran
yang diinginkan.
e. Keseimbangan
1)Pengertian Keseimbangan
mempertahankan
sistem neuromuscular kita dalam kondisi statis, atau mengontrol sistem
neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi
(Barrow dan McGee : 1979) dalam Harsono (1988: 223).
Sedangkan menurut M. Sajoto
kemampuan seorang mengendalikan
organ-menjadi dua macam :
1. Keseimbangan statis (static balance) dalam static belance, ruang geraknya biasanya sangat kecil, misalnya berdiri di atas dasar yang sempit (balok keseimbangan, rel kereta api), melakukan handstand, mempertahankan keseimbangan setelah berputar-putar di tempat.
2. Keseimbangan dinamis (dynamic balance), yaitu kemampuan orang untuk bergerak dari satu titik atau ruang (space) ke lain titik atau ruang dengan mempertahankan keseimbangan (equilibrium), misalnya menari, latihan pada kuda-kuda atau palang sejajar, ski
Berdasarkan pengertian keseimbangan yang dikemukakan para ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa keseimbangan merupakan kemampuan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan pada saat melakukan
gerakan.
Keseimbangan dinamis terjaga dengan baik, maka akan
memudahkan aktivitasnya sehari-hari atau kegiatan olahraga. Suharno HP.
terjadinya cedera, (2) mempermudah belajar teknik, (3) membantu
menyadari gerak yang dilakukan, (4) meningkatkan keterampilan gerak, dan
commit to user
22
Latihan secara sistematis dan kontinyu merupakan sarana yang tepat
untuk meningkatkan keseimbangan. Namun demikian dalam melatih
keseimbangan harus diperhatikan beberapa hal. Suharno HP (1993: 67)
-ciri latihan keseimbangan yaitu (1) gerakan dilakukan
dengan mempersulit faktor-faktor penentu seperti diatas, dan (2) tumpuan
tinggi, bidang tumpuan kecil, memejamkan mata, membuat putaran
(pusingan badan) tumpuan labil dan
lain-2)Peranan Keseimbangan Dinamis Terhadap Smes Kedeng
Dalam gerakan smes kedeng keseimbangan sangat diperlukan,
khususnya keseimbangan dinamis. Russel R. Pate dkk., (1993: 189)
(kemantapan) dalam menahan gaya eksternal yang bekerja pada tubuh dan
dalam memindahkan berat badan sedemikian rupa sehingga memungkinkan
Keseimbangan dinamis dalam
smes kedeng diperlukan saat melayang di udara dan waktu mendarat setelah
melakukan smes kedeng supaya tidak terjatuh dan mengurangi resiko
terkena cidera.
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat
dirumuskan kerangka berfikir sebagai berikut:
Smes kedeng merupakan smes yang dilakukan dengan cara menjulurkan
kaki ke atas untuk menjangkau bola atau mengejar bola dan menyepak bola
sekeras-kerasnya ke daerah permainan lawan.
Kelincahan merupakan kondisi fisik yang diperlukan dalam smes kedeng.
Kelincahan dibutuhkan untuk merubah posisi tubuh dengan cepat dan tepat dan
tanpa kehilangan keseimbangan dalam mendekati bola sebelum melakukan smes
kedeng. Dengan memiliki kelincahan yang baik, akan memudahkan atlet untuk
commit to user
23
Keberhasilan Smes kedeng sangat tergantung pada kemampuan untuk
mengangkat titik berat badannya. Untuk dapat mengangkat titik berat badan,
pemain sepaktakraw memerlukan kekuatan daya ledak otot tungkai. Makin kuat
tolakan atau daya ledak yang dimiliki pemain sepaktakraw maka akan semakin
tinggi kemungkinan melakukan lompatan ke atas. Sehingga akan mempermudah
melakukan smes kedeng.
Kelentukan sangat dibutuhkan saat melakukan smes kedeng. Kelentukan
akan memberikan kontribusi pada saat pemain menyepak bola dan mengayun
tungkai saat melakukan smes kedeng. Semakin baik kelentukan pemain
sepaktakraw akan semakin baik pula pemain tersebut melakukan smes kedeng.
Koordinasi mata-kaki juga dibutuhkan dalam smes kedeng. Dengan
memiliki koordinasi mata-kaki yang baik, maka pemain dapat melakukan smes
sesuai sasaran yang diinginkan. Sehingga mempermudah untuk membuat poin.
Selain unsur-unsur kondisi fisik di atas, smes kedeng memerlukan
keseimbangan yang baik. Dengan memiliki keseimbangan yang baik pemain tidak
akan terjatuh saat melayang di udara kemudian melakukan pendaratan setelah
melakukan smes kedeng. Semakin baik keseimbangan seorang pemain, akan
commit to user
24 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kampus JPOK FKIP UNS Surakarta Jl.
Menteri Supeno No. 13 Manahan Surakarta dan di GOR Gelarsena Klaten Jl.
Mayor Sunaryo No. 24 Klaten.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 dan 27 September 2012.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 10 orang atlet sepaktakraw putra Solo
dan 9 orang atlet sepaktakraw putra Klaten yang dipersiapkan mengikuti
PORPROV Jawa Tengah tahun 2013. Subjek penelitian dipilih dengan
pertimbangan bahwa mereka sudah memiliki keterampilan smes kedeng yang
tinggi.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan studi korelasional yaitu bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
variabel-variabel.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan tes dan pengukuran.
Tes atau instrumen yang digunakan adalah:
1. Squat Thrust: untuk mengukur kelincahan umum, dari Ismaryati (2006: 42-43).
Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.
2. Vertical Power Jump: untuk mengukur power tungkai, dari Ismaryati (2006:
commit to user
25
3. Front Split: untuk mengukur kelentukan sendi panggul, dari Ismaryati (2006:
104-105). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.
4. Ankle Flexion: untuk mengukur kelentukan pergelangan kaki, dari Barry L.
Johnson & Jack K. Nelson (1986: 97). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.
5. Sit and Reach: untuk mengukur kelentukan otot punggung, dari Ismaryati
(2006: 101-102). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.
6. Soccer Wall Volley Test: untuk mengukur koordinasi mata-kaki, dari Ismaryati
(2006: 54-55). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.
7. Modifikasi Bass Test: untuk mengukur keseimbangan, dari Ismaryati (2006:
51-52). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.
8. Smes sebanyak 10 kali: untuk mengukur kemampuan smes, dari Sulaiman
(2008: 88-89). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.
E. Validasi Instrumen Penelitian
Agar instrumen penelitian yang digunakan merupakan instrumen yang
tepat dan teliti (valid), maka dipilih instrumen yang sudah baku. Validitas dan
reliabilitas instrumen yang digunakan adalah:
Peralatan yang digunakan untuk mengukur adalah
-Stopwatch.
Instrumen Validitas Reliabilitas
Squat Thrust .55 untuk laki-laki,
.34 untuk perempuan
.92
Vertical Jump .78 .93
Front split Validitas isi .91
Sit and reach Validitas isi Tidak diketahui
Ankle Flexion (Dorsoflekxion) Validitas isi .88
Soccer Wall Volley Test Validitas isi Tidak diketahui
Modifikasi Bass Test .46 .75
commit to user
26
Sebelum peralatan tersebut digunakan, diterra lebih dahulu di badan
Metrologi.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistik dengan studi korelasi. Data diolah menggunakan komputer dengan
program SPSS-18.
G. Prosedur Penelitian
Untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan, prosedur penelitian
secara keseluruhan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Observasi
b. Menentukan permasalahan dan lingkup penelitian
c. Menentukan subjek penelitian:
-Jumlah
-Lokasi
-Kriteria
d. Memilih alat ukur
e. Membuat petunjuk pelaksanaan tes
f. Menentukan pelaksana tes
g. Merancang pelaksanaan tes
1) Di Solo
Hari, Tanggal Item Tes
Senin, 10/09/2012 - Kelincahan
commit to user
27
2) Di Klaten
Hari, Tanggal Item Tes
Kamis, 27/09/2012 - Kelincahan
- Power tungkai
- Kelentukan sendi panggul - Kelentukan pergelangan kaki - Kelentukan otot punggung - Koordinasi mata-kaki
- Keseimbangan
- Kemampuan smes kedeng
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan Data:
1) Kelincahan umumdiukur dengan Squat Thrust
2) Power tungkaidiukur dengan Vertical Power Jump
3) Kelentukan sendi pangguldiukur dengan Front Split
4) Kelentukan pergelangan kaki diukur dengan Ankle Flexion
5) Kelentukan otot punggung diukur dengan Sit and Reach
6) Koordinasi mata-kakidiukur dengan Soccer Wall Volley Test
7) Keseimbangan dinamis diukur dengan Modifikasi Bass Test
8) Kemampuan smes kedeng diukur dengan tes kemampuan smes sebanyak
10 kali
b. Analisis Data
c. Penelitian ini hanya mengambil sampel dua kabupaten karena keterbatasan
peneliti.
3. Tahap Akhir
commit to user
28 BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.Deskripsi Data
Subjek dalam penelitian ini adalah 10 orang atlet sepaktakraw putra Solo
dan 9 orang atlet sepaktakraw putra Klaten yang dipersiapkan mengikuti
PORPROV Jawa Tengah tahun 2013. Sedangkan penelitian ini dilaksanakan di
Aula Kampus JPOK FKIP UNS Surakarta Jl. Menteri Supeno No. 13 Manahan
Surakarta dan di GOR Gelarsena Klaten Jl. Mayor Sunaryo No. 24 Klaten.
Data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dengan
studi korelasional yaitu bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
variabel-variabel. Rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Tes
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Kelincahan 19 3.0 5.0 4.237 .6534
Power Tungkai 19 2.24 2.68 2.4621 .12568
Kelentukan Pergelangan
Kaki 19 60.0 82.5 71.947 7.0413
Kelentukan Sendi
Panggul 19 1.0 16.0 6.421 4.2935
Kelentuan Otot Pnggung 19 38.0 53.5 46.437 4.5084
Koordinasi Mata-Kaki 19 4.7 13.0 9.868 2.1713
Keseimbangan 19 35.0 85.0 58.289 15.0012
commit to user
29
Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Tes
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Kelincahan 19 3.0 5.0 4.237 .6534
Power Tungkai 19 2.24 2.68 2.4621 .12568
Kelentukan Pergelangan
Kaki 19 60.0 82.5 71.947 7.0413
Kelentukan Sendi
Panggul 19 1.0 16.0 6.421 4.2935
Kelentuan Otot Pnggung 19 38.0 53.5 46.437 4.5084
Koordinasi Mata-Kaki 19 4.7 13.0 9.868 2.1713
Keseimbangan 19 35.0 85.0 58.289 15.0012
Smes Kedeng 19 8.5 13.0 10.500 1.8708
Valid N (listwise) 19
Tabel 4.1 diatas menunjukkan Kelincahan mempunyai nilai minimum 3,
maksimum 5,50, rata-rata 4.237 dan standart deviasi 0,6534, nilai minimum
Power Tungkai 2,24, maksimum 2,68, nilai rata-rata 2,4621 dan standar deviasi 0,
12568, nilai minimum Kelentukan Pergelangan Kaki sebesar 60,00, nilai
maksimum 82,50, nilai rata-rata 71.947 dan standar deviasi 7,0413. Kelentukan
Sendi Panggul mempunyai nilai minimum sebesar 1, nilai maksimum 16,00, nilai
rata-rata sebesar 6.421 dan standar deviasi sebesar 4.2935. Nilai minimum
Kelentukan Otot Punggung sebesar 38,00, nilai maksimum sebesar 53,50, nilai
rata-rata sebesar 46,437 dan standar deviasi sebesar 4,5084, Nilai minimum
Koordinasi Mata-Kaki sebesar 4,7, nilai maksimum sebesar 13,00, nilai rata-rata
sebesar 9,868 dan standart deviasi sebesar 2,1713. Keseimbangan mempunyai
commit to user
30
58,289 dan standar deviasi sebesar 15,0012. Sedangkan nilai minimum Smes
Kedeng sebesar 8,50, nilai maksimum sebesar 13,0, nilai rata-rata sebesar 10,500
dan standar deviasi sebesar 1,8708.
Tingkat keajegan hasil tes diketahui melalui uji reliabilitas dari
masing-masing variabel. Adapun hasil pengujian reliabilitas secara statistik dari data tes
variabel kelincahan (X1), power otot tungkai (X2), kelentukan pergelangan kaki
(X3), kelentukan sendi panggul (X4), kelentukan otot punggung (X5), koordinasi
mata-kaki (X6), keseimbangan (X7) dan smes kedeng (Y), menggunakan teknik
analisis intraclass, dengan hasil analisis sebagaimana tertera pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Ringkasan Reliabilitas Hasil Tes
Variabel Reliabilitas Kategori
1. Kelincahan
Sebagai dasar penentuan kategori koefisien reliabilitas digunakan
pedoman tabel koefisien korelasi dari Kirkendall D.R, Gruber J.J, Johnson R.E
commit to user
31
Tabel 4.3 Range Kategori Reliabilitas
Derajat Reliabilitas Koefisien Korelasi
Sangat Tinggi .90 - 1.00
Tinggi .80 - .89
Sedang .60 - .79
Jelek (tidak dapat diterima) .00 - .59
B. Pengujian Prasyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors.
Adapun hasil uji normalitas yang digunakan pada hasil teskelincahan (X1), power
otot tungkai (X2), kelentukan pergelangan kaki (X3), kelentukan sendi panggul
(X4), kelentukan otot punggung (X5), koordinasi mata-kaki (X6), keseimbangan
(X7) dan smes kedeng (Y),dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data
commit to user
32
8. Smes kedeng 1,8708 10,500 0,177 0,195 Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada tiap-tiap variable
tersebut dapat diketahui bahwa nilai Lhitung dari tiap-tiap variable lebih kecil dari
nilai L dalam table. Hasil tersebut menunjukan bahwa, data hasil tes dan
pengukuran kelincahan (X1), power otot tungkai (X2), kelentukan pergelangan
kaki (X3), kelentukan sendi panggul (X4), kelentukan otot punggung (X5),
koordinasi mata-kaki (X6), keseimbangan (X7) dan smes kedeng (Y) tersebut
termasuk berdistribusi normal
2. Uji Linieritas
Uji linieritas hubungan antara masing-masing predictor yaitu: kelincahan
(X1), power otot tungkai (X2), kelentukan pergelangan kaki (X3), kelentukan
sendi panggul (X4), kelentukan otot punggung (X5), koordinasi mata-kaki (X6),
keseimbangan (X7) dan smes kedeng (Y) dilakukan dengan analisis varians.
Adapun hasil uji linieritas tersebut disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Linieritas
Variabel db Fhitung Ftabel Simpulan
X1 Y 3 0,742 3,12 Model Linier Diterima
X2 Y 15 0,544 2,23 Model Linier Diterima
X3 Y 8 0,511 2,48 Model Linier Diterima
X4 Y 10 0,446 2,38 Model Linier Diterima
X5 Y 12 1,243 2,31 Model Linier Diterima
X6 Y 11 1,229 2,34 Model Linier Diterima
X7 Y 10 2,196 2,38 Model Linier Diterima
Berdasarkan rangkuman hasil uji linieritas tersebut dapat diketahui bahwa
commit to user
Uji korelasi parsial adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen secara parsial. Adapun hasil analisis
korelasi parsial dengan menggunakan product moment pearson dapat dilihat pada
commit to user
34
Dari Tabel 4.4 menunjukkan hasil korelasi antara Kelincahan, Power
Tungkai, Kelentukan Pergelangan Kaki, Kelentukan Sendi Panggul, Kelentukan
Otot Punggung, Koordinasi Mata-Kaki, dan Keseimbangan dengan smes kedeng
adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis korelasi antara kelincahan dengan smes kedeng, diperoleh
koefisien korelasi (r) sebesar 0.852 dengan probabilitas (sig) sebesar 0,000 <
terhadap smes kedeng.
2. Berdasarkan analisis korelasi antara power tungkai dengan smes kedeng,
diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.595 dengan probabilitas (sig) sebesar
0,007
signifikan terhadap smes kedeng.
3. Berdasarkan analisis korelasi antara kelentukan pergelangan kaki dengan smes
kedeng, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.642 dengan probabilitas (sig)
hubungan yang signifikan terhadap smes kedeng.
4. Berdasarkan analisis korelasi antara kelentukan sendi panggul dengan smes
kedeng, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.806 dengan probabilitas (sig)
sebesar 0,000 sendi panggul mempunyai
hubungan yang signifikan terhadap smes kedeng.
5. Berdasarkan analisis korelasi antara kelentukan otot punggung dengan smes
kedeng, diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.520 dengan probabilitas (sig)
sebesar 0,022 otot punggung mempunyai
hubungan yang signifikan terhadap smes kedeng.
6. Berdasarkan analisis korelasi antara koordinasi mata-kaki dengan smes kedeng,
diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.568 dengan probabilitas (sig) sebesar
0,011 koordinasi mata-kaki mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap smes kedeng.
7. Berdasarkan analisis korelasi antara keseimbangan dengan smes kedeng,
commit to user
35
0,000 keseimbangan mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap smes kedeng.
2. Analisis Regresi
Analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi ganda tujuh predictor. Hasil analisis regresi antara tes dan
pengukuran kelincahan (X1), power otot tungkai (X2), kelentukan pergelangan
kaki (X3), kelentukan sendi panggul (X4), kelentukan otot punggung (X5),
koordinasi mata-kaki (X6), keseimbangan (X7) dan smes kedeng (Y), dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Persamaan garis regresinya adalah:
= -0.2055
+0.404X1-0.025X2+0.165X3+0.211X4+0.124X5+0.075X6+0.225X7
2. Koefisien korelasi dan determinasi antara predictor dan kriterium:
R = 0,942
R2 = 0,888
3. Uji signifikansi analisis regresi.
Hasil uji signifikansi regresi dapat dilihat dalam table berikut:
Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Analisis Regresi
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 15.983 7 2.283 12.452 .000a
Residual 2.017 11 .183
commit to user
36
Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut dapat disimpulkan, dengan db =
m lawan N m 1 = 7 lawan 11, harga Ftabel 5% = 3, 01. Sedangkan Fhitung =
12,452. Ternyata Ftabel 5% < Fhitung, berarti terdapat hubungan yang signifikan
antara kelincahan (X1), power otot tungkai (X2), kelentukan pergelangan kaki
(X3), kelentukan sendi panggul (X4), kelentukan otot punggung (X5), koordinasi
mata-kaki (X6), dan keseimbangan (X7) dengan smes kedeng (Y).
3. Sumbangan Masing-Masing Prediktor
Dari hasil analisis data yang dilakukan diperoleh sumbangan relative dan
sumbangan efektif masing-masing predictor dengan kriterium disajikan dalam
bentuk table sebagai berikut:
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
Masing-Masing Prediktor.
Prediktor SR SE
1. Kelincahan 38,800% 34,45%
2. Power tungkai 1,675% 1,49%
3. Kelentukan pergelangan
kaki
11,924% 10,59%
4. Kelentukan sendi panggul 19,195% 17,05%
5. Kelentukan otot punggung 7,262% 6,45%
6. Koordinasi mata-kaki 4,796% 4,26%