HUBUNGAN INTERAKSI ORANG TUA TERHADAP ANAK REMAJA
Masalah seksualitas yang akhir-akhir ini mengganggu ketenangan orangtua adalah hubungan seks pranikah. Studi pendahuluan pada 5 siswa kelas XI IPS SMA Kesatrian 1 dengan jumlah masing-masing perempuan dan laki-laki yaitu yang dilakukan pada tanggal 25 Februari 2012 di dapatkan 4 (40%) siswa yang interaksi dengan orang tuanya baik tidak melakukan penyimpangan perilaku seksual, 1 (10%) siswa yang interaksi dengan orang tuanya baik dan pernah melakukan melakukan penyimpangan seksual.
Interaksi mengandung pengertian hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Penyimpangan perilaku adalah perilaku yang muncul akibat adanya rasa tidak enak, rasa tercekam, rasa tertekan yang didorong oleh faktor-faktor yang kontradiktif dalam diri seseorang, yang secara kuat pula menimbulkan berbagai tindakan mengundurkan diri secara berlebihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan perilaku seksual meliputi faktor internal dan eksternal.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan mengkaji hubungan antara variabel. Dan menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS di SMA Kesatrian 1 Semarang tahun 2012 sebanyak 159 siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 54 responden, diambil dengan teknikquotum/ jatah.
Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang interaksi orang tua terhadap anak remaja dalam kategori cukup menunjukkan penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja dengan kategori sedang sebanyak 18 (64,3%) lebih besar dibandingkan pada interaksi orang tua terhadap anak remaja dalam kategori kurang sebanyak 4 ( 57,1%). Ada hubungan interaksi orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja kelas XI IPS di SMA Kesatrian 1 Semarang tahun 2012 dengan nilai p value 0,043, dimana nilai p value lebih kecil dari 0,050 (0,043<0,050)
Saran yang dapat diberikan adalah kepada Dinas Kesehatan, tenaga kesehatan, institusi pendidikan, peneliti, dan masyarakat. Masyarakat khususnya orang tua dan remaja untuk menambah pengetahuan tentang hubungan interaksi orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian penyimpangan perilaku seksual pada remaja.
PENDAHULUAN
Usia remaja merupakan periode transisi perkembangan dari masa anak ke masa
dewasa, usia antara 24 tahun. Menurut WHO Remaja adalah periode usia antara
10-19 tahun. Masa remaja adalah masa yang penting dalam perjalanan kehidupan manusia.
Sejak masa remaja, pada diri seorang anak terlihat adanya perubahan-perubahan pada
bentuk tubuh yang disertai dengan perubahan struktur dan fungsi. Perubahan fisik dan
fungsi fisiologis pada remaja, menyebabkan daya tarik terhadap lawan jenis yang
merupakan akibat timbulnya dorongan-dorongan seksual (Kusmiran, 2011).
Pada tahun 2010 di Indonesia jumlah remaja usia 10-24 tahun terdapat sekitar
63.416.993 (26,67%) dari jumlah penduduk Indonesia yaitu 237.641.326 (Dep.Kes,
2010). Di Jawa Tengah tahun 2010 jumlah remaja usia 10-24 tahun sebanyak 7.897.950
(Badan Pusat Statistik, 2010). Dan di kota Semarang jumlah remaja usia 10-19 tahun
sebesar 234.095 jiwa (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2010).
Berdasarkan data SKRRI (Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia) tahun
2007 presentase wanita dan pria belum kawin yang pernah melakukan hubungan seksual,
dari 5912 wanita umur 15-19 terdapat 1,3% wanita sudah melakukan hubungan seksual
pranikah, dari 2569 wanita umur 20-24 sebanyak 4,1% wanita pernah melakukan
hubungan seksual pranikah. Sedangkan dari 5678 pria umur 15-19 tahun yang pernah
melakukan hubungan seksual pranikah sebanyak 3,7% dan pria umur 20-24 tahun dari
4252 pria sebanyak 10,5% yang sudah pernah melakukan hubungan seksual pranikah.
keluarkan dari sekolah karena telah melakukan penyimpangan perilaku seksual yaitu
hamil di luar nikah.
Dari studi pendahuluan pada 10 siswa kelas XI IPS SMA Kesatrian 1 dengan
jumlah masing-masing perempuan dan laki-laki yaitu yang dilakukan pada tanggal 25
Februari 2012 di dapatkan 4 (40%) siswa yang interaksi dengan orang tuanya baik tidak
melakukan penyimpangan perilaku seksual, 1 (10%) siswa yang interaksi dengan orang
tuanya baik dan pernah melakukan penyimpangan seksual dan 5 (50%) siswa yang
interaksi dengan orang tuanya kurang pernah melakukan penyimpangan seksual.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik melakukan penelitian tentang
hubungan interaksi antara orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian penyimpangan
perilaku seksual pada anak remaja kelas XI IPS di SMA Kesatrian 1 Semarang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi korelasi yaitu penelitian atau penelaahan hubungan antara dua
variabel pada situasi atau sekelompok subyek (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh remaja kelas XI IPS di SMA Kesatrian 1 Semarang yang
berjumlah 159 orang. Sampel yang diambil adalah 54 siswa Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik kuota sampling yaitu pengambilan sampel secara
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Univariat
a. Interaksi orang tua terhadap anak remaja
Distribusi frekuensi responden berdasarkan hubungan interaksi orang tua
terhadap anak remaja dapat dirangkum dalam tabel berikut ini.
Tabel 1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan hubungan interaksi orang tua terhadap anak remaja.
Interaksi orang tua terhadap anak remaja
Jumlah %
Baik 19 35,2
Cukup 28 51,9
Kurang 7 13,0
Total 54 100,0
Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar
responden memiliki interaksi orang tua terhadap anak remaja dalam kategori
cukup sebesar 28 (51,9%).
b. Penyimpangan perilaku seksual anak remaja
Distribusi frekuensi responden berdasarkan penyimpangan perilaku seksual
anak remaja dapat dirangkum dalam tabel berikut ini:
Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa penyimpangan perilaku
seksual pada anak remaja dikategorikan sedang sebanyak 26 (48,1%) responden.
2. Analisis Bivariat
Hubungan interaksi orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian
penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja kelas XI IPS di SMA Kesatrian 1
Semarang. Berdasarkan hasil tabulasi hubungan interaksi orang tua terhadap anak
remaja dengan kejadian penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja kelas XI
IPS di SMA Kesatrian 1 Semarang tahun 2012 diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3
Hubungan interaksi orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja kelas XI IPS di SMA kesatrian 1 Semarang.
interaksi
p value = 0,043, expect count less than= 55,6%
Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa dari 54 responden dapat
disimpulkan bahwa dalam kategori cukup menunjukkan penyimpangan perilaku
seksual pada anak remaja dengan kategori sedang sebanyak 18 (64,3%) lebih besar
dibandingkan pada interaksi orang tua terhadap anak remaja kategori kurang
menunjukkan penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja dalam kategori
sedang 4 (57,1%).
Uji Fisher’s Exact Test yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam menganalisis hubungan interaksi orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian penyimpangan
perilaku seksual pada anak remaja kelas XI IPS di SMA Kesatrian 1 Semarang tahun
2012. Karena nilai p valuelebih kecil dari 0,05 (0,043< 0,05), maka Ha diterima dan
H0 ditolak berarti ada hubungan interaksi orang tua terhadap anak remaja dengan
kejadian penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja kelas XI IPS di SMA
Kesatrian 1 Semarang tahun 2012.
Pembahasan
A. Pembahasan
1. Analisis Univariat
a. Interaksi orang tua terhadap remaja
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa sebagian besar
responden memiliki interaksi dengan orang tua yang termasuk kategori sedang
yaitu sebesar 18(54,3%).
Sesuai dengan teori Sadiman, 2011 maka Interaksi akan selalu berkait dengan
istilah komunikasi atau hubungan. Interaksi sebenarnya komunikasi timbal balik
antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, sudah mengandung
maksud-maksud tertentu, yakni untuk mencapai pengertian bersama yang kemudian untuk
b. Penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa sebagian besar
responden yang melakukan peyimpangan perilaku seksual sedang yaitu 26
(48,1%) responden.
Sesuai pendapat A. Wawan dkk, 2010 Perilaku adalah respon individu
terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai
frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku
merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Sering tidak
disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks sehingga kadang-kadang kita
tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu.
Penyimpangan perilaku adalah perilaku yang muncul akibat adanya rasa tidak
enak, rasa tercekam, rasa tertekan yang didorong oleh faktor-faktor yang
kontradiktif dalam diri seseorang, yang secara kuat pula menimbulkan berbagai
tindakan mengundurkan diri secara berlebihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyimpangan perilaku seksual meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor
internal yaitu pengetahuan, sikap, pengendalian diri, religius dan prestasi remaja.
Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor keluarga, orang tua, tekanan teman
sebaya, paparan media massa, media elektronika, status ekonomi.
2. Analisis Bivariat
Hubungan interaksi orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian
penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja kelas XI IPS di SMA Kesatrian 1
Berdasarkan penelitian diatas menunjukkan bahwa dari 54 responden dapat
disimpulkan bahwa interaksi orang tua terhadap anak remaja dalam kategori cukup
menunjukkan penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja dengan kategori
sedang sebanyak 18 (64,3%) lebih besar dibandingkan pada interaksi orang tua
terhadap anak remaja dalam kategori sedang sebanyak 4 (57,1%). Ada hubungan
interaksi orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian penyimpangan perilaku
seksual pada anak remja kelas XI IPS di SMA Kesatrian 1 Semarang tahun 2012
dengan nilai p value 0,043 , dimana nilai p value lebih kecil dari 0,050 (0,043 < 0,050).
Sesuai pendapat Al Mighwar 2006 Bila remaja tidak mencapai kebahagiaan, dia
mengalami masalah yang serius. Perilaku menyimpang juga merupakan
pengembangan-pengembangan negatife berbagai masalah wajar sebelumnya yang
semakin menguat yang diakibatkan oleh hal; pertama, dirinya kurang mampu
menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembanganya serta tidak mampu
menerima apa yang diraihnya. Kedua, adanya berbagai tekanan lingkungan, seperti
dari orang tuadan teman sebaya serta masyarakat yang lebih luas. Ketiga, tidak
mampu menyesuaikan diri dengan berbagai tekanan yang ada. Banyak aspek yang
menjadi objek penyimpangannya, misalnya hak milik orang lain, seks, dan
sebagainya. Gejala umum yang biasa tampak dari penyimpangan ini antara lain
pada anak remaja jika tidak segera diatasi penyimpangan ini dapat meluas
mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan.
SIMPULAN
1. Dari 54 responden sebagian besar responden sebagian besar responden memiliki
interaksi orang tua terhadap anak remaja dalam kategori cukup sebesar 28 (51,9%).
2. Dari 54 responden penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja dikategorikan
sedang sebanyak 26 (48,1%) responden.
3. Ada interaksi orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian penyimpangan perilaku
seksual pada anak remaja kelas XI IPS di SMA Kestrian 1 Semarang tahun 2012.
Dengan nilaip value0,043 , dimana nilaip valuelebih kecil dari 0,05 (0,043 < 0,05).
KEPUSTAKAAN
Arikunto,2003.Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta Ali dan Asrori, 2010.Psikologi Remaja Perkembangan peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara Al-Mighfar, Muhammad, 2006.Psikologi Remaja. Bandung : pustaka Setia
Gunawan, Arif. 2011.Remaja dan permasalahannya.Yogyakarta: Hanggar Kreator Hidayat, Aziz Alimul, 2009.Metode penelitian dan Tehnik Analisisi Data. Jakarta : SalembaMedika
Kusmiran, Eny. 2011.Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika Mar’at. 2010.Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya Offet
Notoatmojo,S.2005.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Profil Kesehatan Indonesia. 2010. (http// Profil Kesehatan Indonesia. com) diunduh tanggal 7 Desember 2011
Sardiman, 2011.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Medika Sri Esti Wuryani Djiwandono. 2008.Pendidikan seks untuk keluarga. Jakarta : Indeks Sutjiningsih. 2004.Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagungseto Sugiono. 2006.Statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta