• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KASUS PENATAAN RUANG DESA ADAT (Kasus Kampung Naga-Tasikmalaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STUDI KASUS PENATAAN RUANG DESA ADAT (Kasus Kampung Naga-Tasikmalaya)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KASUS PENATAAN RUANG

DESA ADAT

(2)

Kerangka Berpikir

(3)

Pola

Kampung

(4)

Adat di Kampung Naga

Gambar disamping adalah Kaum lelaki

melakukan mandi basah di tepi Sungai

Ciwulan.

Kegiatan ini dilakukan oleh kaun laki-laki di Kampung Naga. Tahapan mandi ini sifatnya

wajib karena untuk melakukan suatu upacara sakral diperlukan kesucian jasmanai maupun

rohani. Upacara ini dipandu oleh seorang ”Kuncen”.

Kegiatan ini dimulai ketika ”kuncen” selesai unjuk-unjuk kemudian ia mempersilahkan paea

peserta untuk mandi bersama-sama. Pada waktu mandi, badan tidak boleh digosok dengan

sabun atau alat pembersih lainnya, kecuali menggunakan leuleueur. Maksud mandi ini

adalah untuk membersihkan badan dari segala kotoran dan najis yang menmpel di tubuh.

Setelah selesai mandi kemudian para peserta megambil wudlu dan kemudian langsung

mengenakan pakaina khsuus upacara, tanpa mengeringkan badan terlebih dahulu. Mereka

(5)

Potensi Adat di Kampung Naga

Potensi Adat di Kampung Naga

1. Terbangan

1. Terbangan

Deskripsi :

Terbangan disajikan dalam bentuk nyanyian biasanya penabuh terbang sekaligus jadi

penyanyi. Terbang yang digunakan ada 4 buah yang berurutan besarnya dan ditabuh oleh

keempat orang yang membentuk suatu irama sesuai dengan nyanyian yang dibawakan. Ke-4

nyanyian biasanya diambil dari bahsa Arab yang berupa puji-pujian, yaitu mengagungkan

kebesaran Tuhan dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW yang diambil dari Kitab

Suci Al-Quran.

Nyanyian dibawakan bersama-sama diiringi pukulan terbang. Lagu-lagu yang biasanya

dibawakan dala mkesenian terbangan ini adalah ”Allahu”-an, Syarobana, Qoyum dan

sebagainya.

Kesenian terbangan di Kampung Naga biasanya dimainkan oelh laki-laki walaupun tidak ada

larangan dimainkan oleh perempuan. Pertunjukan ini dilakukan di dalam ruangan (mesjid)

maupun di lapangan terbuka tengah-tengah kampung. Kadang-kadang juga seseorang yang

membawakan lagu dan yang lainnya memberikan alok pada setiap akhir dari setiap bait lagu

dengan menyanyikan bersama-sama penyanyi semula.

(6)

Terbangan

Fungsi/Dilakukan :

Pesta perkawinan

Khitanan

Mengiringi pada waktu akan dimasukan dala leuit (lumbung padi)

Sebagai tanda syukur atas keberhasilan panen

Upcara hajat Sasih

Ziarah ke makan leluhur

(7)

2.

2.

Angklung

Angklung

Deskripsi :

Angkulung disajikan dalam bentuk instrumen dalam iring-iringan pawai 17

Agustus juga pada wkatu membawa padi dari sawah menuju lumbung padi.

Akan tetapi sering pula angklung dipertunjukkan sebagai hiburan seperti

terbangan dan kadang-kadang pula diiringi dengan nyanyian canda yang

berbentuk ”

sisindiran

”. Angklung ini pun terdiri dari beberapa ukuran.

Pemain angklung seklaigus menjadi penyanyi dalam arak-arakan, pemain juga

berjalan sesuai dengan irama dari lagu atau nyanyian yang dimainkan dengan

diiringi ”alok” atau ”engklok”, sehingga suasana menjadi bertambah ramai.

Angklung ini dimainkan 4 orang laki-laki. Walaupun tidak ada larangan bagi

wanita namun karena beratnya angklung tersebut, maka hanya laki-laki yang

mampu memainkannya.

Fungsi/Dilakukan :

– Acara 17 Agustus

(8)

3. Beluk

Deskripsi :

Beluk disajikan apabila ada yang melahirkan dengan maksud menunggui bayi dan

ibu yang baru saja melahirkan sebelum mereka tidur. Kesenian Beluk ini biasanya

disajikan pada waktu malam hari dengan membawa cerita yang diambil dari Kitab

”Wawacan” yang ditulis memakai huruf Arab. Pemain beluk tidak terbatas, semua

yang hadir bisa saja bersama-sama atau bergiliran menyajikan bait demi bait cerita

wawacan yang disajikan. Akan tetapi sebagai pemain pkok dalam kesenian beluk

terdiri dari dua orang, seorang membacakan satu bait dari cerita itu dan yang

seorang lagi menyajikan bait yang dibacakan tadi, sedangkan pada bait-bait tertentu

semua yang hadir ikut bersama-sama menyanyikan (pada kahir bait).

Demikianlah bait demi bait dinyanyikan dan biasanya acara ini berlanjut hingga jauh

malam atau kadang-kadang sampai subuh. Kemudian hari esoknya pun kesenian ini

masih terus dilakukan tergantung keluarga yang bersangkutan yang meminta

(biasanya >2 malam).

Dalam proses penyajian beluk baim penyaji maupun hadirin berlaku bebas, ada yang

duduk, versila, tidur-tiduran, bahakan ada yang terus tertidur. Demikian juga di

sipembaca cerita biasanya sambil ”ngadepong” membacakan cerita tersebut.

Fungsi/Dilakukan :

(9)

4. Puasa Bicara

Deskripsi :

Dilarang membicarakan mengenai leluhur atau

nenek moyang, adat istiadat dan kepercayaan

karena hal tersebut sangat tabu untuk dibicarakan.

Karena sangat tabu sehingga tidak ada alasan yan

jeals mengapa mereka harus melakukan puasa

bicara.

Fungsi/Dilakukan :

(10)

5. Upacaran Panen

Deskripsi :

Upacara ini dilakukan sebagai ungkapa rasa

syukur kepada Tuhan dan sekaligus

penghormatan terhadap Dewi Sri atas kesuburan

dan panenan padi yan gtelah mereka hasilkan.

Upacara ini dimulai ketika memanen tangkai padi

pertama sampai seluruh padi diantar ke lumbung

(leuit) yang biasanya diiringi musik Angklung.

Fungsi/Dilakukan :

(11)

6.

6.

Upacara Hajat Sasih

Upacara Hajat Sasih

Deskripsi :

Deskripsi :

Upacara ini meripakan perayaan yang dilaksanakan selama dua

Upacara ini meripakan perayaan yang dilaksanakan selama dua

bulan sekali berdasarkan perhitungan waktu kalender Islam, yaitu

bulan sekali berdasarkan perhitungan waktu kalender Islam, yaitu

meliputi Bulan Muharam, Maulud, Jumadil Akhir, Rewah, Syawal,

meliputi Bulan Muharam, Maulud, Jumadil Akhir, Rewah, Syawal,

dan Rayagung. Upacara ini dilakukan dalam bentuk ziarah kubur ke

dan Rayagung. Upacara ini dilakukan dalam bentuk ziarah kubur ke

makam nenek moyang atau leluhur masyarakat Kampung Naga.

makam nenek moyang atau leluhur masyarakat Kampung Naga.

Upacara ini dilakukan dengan menggunakan pakaian adat, berdoa

Upacara ini dilakukan dengan menggunakan pakaian adat, berdoa

di mesjid dan membawa sapu lidi untuk membersihkan makam

di mesjid dan membawa sapu lidi untuk membersihkan makam

sampai diakhiri dengan makan bersama di mesjid.

sampai diakhiri dengan makan bersama di mesjid.

Fungsi/Dilakukan :

Fungsi/Dilakukan :

Muharam, tanggal 26, 27 dan 28

Muharam, tanggal 26, 27 dan 28

Maulud, tanggal 12, 13 dan 14

Maulud, tanggal 12, 13 dan 14

(12)

7. Upacara Perkawinan

Deskripsi :

Terdapat upacara perkawinan :

Upacara saweran

Upacara ”Nincak endog”

Upacara ”buka pintu”

Upacara ”riungan”

Upacara ”Ngampar”

Upacara munjungan

Fungsi/Dilakukan :

(13)

8. Gotong Royong

Deskripsi :

Sikap gotong royong masyarakat

Kampung Naga yang mencerminkan

sikap paguyuban

Fungsi/Dilakukan :

(14)

Budaya Kampung Naga yang Kontradiksi dengan

Ajaran Islam (Doni Pribadi, Skripsi)

1.

Anggapan tidak melakukan ibadah Haji ke Mekkah,

melainkan dengan cukup menjalankan atau melaksanakan

upacara ”Hajat Sasih” yang bertepatan dengan Hari Raya

Idul Adha tanggal 10 Rayagung.

2.

Percaya adanya makhluk halus yang menenpati

tempat-tempat tertentu

3.

Puasa bicara pada hari Selasa, Rabu dan Sabtu

4.

Percaya pada Dewi Sri sebagai penentu berhasil tidaknya

panenan

5.

ziarah ke makam leluhur sebagai upacara dan memohon

(15)

Fenomena Ketabuan dalam Masyarakat Kampung Naga

(Doni Pribadi, Skripsi)

1.

Pertunjukan kesenian Terbangan dan Angklung pada hari

Selasa, Rabu, dan Sabtu.

2.

Dilarang mempertunjukkan kesenian selain seni Terbangan

dan Angklung di lingkungan wilayah Kampung Naga.

3.

Merusak alam lingkungan hutan yang berada di Kampung

Naga.

4.

Hari Selasa, Rabu dan Sabtu tabu untuk membicarakann

hal-hal yan berkaitan dengan asal-usul dan sejarah Kmpung

Naga dan leluhur mereka.

5.

Tabu mewarnai rumah dnegan cat.

6.

Penggunaan atap pada arsitektur rumah adat masyarakat

Kampung Naga selain dari daun rumbia dan jeami serta

ukuran dan bentuk rumah pantang untuk dirubah.

7.

Tabu menambah rumah baru di areal Kampung Naga yang

(16)

Upaya Pengembangan Wisata dengan Pertimbangan Aspek Sosial

Budaya (Doni Pribadi, Skripsi)

1.

Melakukan zoning dalam rangka memisahkan

kegiatan kepariwisataan dengan kegiatan

lainnya.

2.

Pola pengembangannya dilakukan secara

bertahap sesuai dengan kesiapan masyarakat

Kampung Naga dan sekitanya.

3.

Menampung dan mengembangkan nilai

hubungan sosial yang berakar dari tradisi

masyarakat lokal Kampung Naga dan

(17)

Dampak Terhadap Lingkungan Geofisik-Kimia

Dampak Terhadap Lingkungan Geofisik-Kimia

1. Perubahan tata guna lahan

2. Perubahan ekosistem alami menjadi ekosistem

buatan. Hal ini akan mengakibatkan perubahan pada

iklim mikro yang mencakup pada suhu udara,

kelembaban udara, curah hujan dan angin.

3. Perubahan mutu dan jumlah air yang disertai

dengan meningkatknya pencemaran baik pada

tahap konstruksi maupun tahap operasinya.

4. Perubahan pada pola drainase alam yang dapat

mengakibatkan bahaya banjir atau bahaya

pengikisan permukaan tanah (erosi)

5. Adanya gangguan lalu lintas berupa kemacetan dan

kebisingan

(18)

Dampak Terhadap Lingkungan Sosial-Ekonomi

1.

Meningkatnya lapangan pekerjaan baik langsungmaupun tidak langsung

2.

Meningkatnya pendapatan pemerintah daerah dari retibusi parkir dan SIUP

3.

Meningkatnya pendapatan masyarakat

4.

Menurunnya estetika lingkungan pada kawasan di luar kawasan penyangga

5.

Meningkatnya pendidikan masyarakat setempat akibat adanya peningkatan

pendapatan dan komunikasi

6.

Keinginan warga untuk lebih maju dan berkembang lagi, akibat interaksi

dengan wisatawan dan mulai besarnya kesempatan berkomunikasi

7.

Berubahnya pola budaya pola hidup ke arah yan lebih konsumtif

8.

Terjadinya keresahan apabila ada peningkatan kerawanan karena faktor

keamanan dan ketertiban masyarakat yang negatif

9.

Meningkatnya jumlah penduduk terutama oleh faktor in-imigrasi

10.

Keuntungan ekonomi lokal yang dinikmati sebagai penunjuk cerita (guide),

(19)

Matriks Analisis SWOT Kawasan Wisata Budaya

Matriks Analisis SWOT Kawasan Wisata Budaya

Kampung Naga

(20)

Sketsa

Sketsa

Lokasi

Lokasi

Kampung

Kampung

Naga

(21)
(22)

Peta

Gambar

Gambar disamping adalah Kaum lelaki melakukan mandi basah di tepi Sungai Ciwulan.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai iklan kosmetik halal, Mazaya menampilkan konsep kecantikan yang berbeda dengan standar kecantikan dalam iklan kosmetik pada umumnya yaitu dengan menampilkan tiga

Dan keempat, pada waktu yang sama, pikiran mengembangkan Jalan Mulia Beruas Delapan, yang delapan ruasnya melonjak dengan kekuatan yang sangat besar, mencapai ketinggian

Adik-adik, ayah saya juga kembali mengatakan, bahwa di Manggarai itu, selain membangun rumah untuk ditempatkan seperti biasanya tempat tinggal berupa rumah panggung atau disebut

Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning peserta didik mengamati (membaca) permasalahan, dan menuliskan penyelesaian, peserta didik dapat

Dan apabila dibandingkan dengan peraturan lainnya, pada program pembelian pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1996 tentang Sistem

Untuk membuat teks indah dapat menggunakan ikon WordArt yang terdapat pada menu ribbon Insert, yaitu grup .... Untuk memberikan efek pada WordArt dapat dilakukan melalui

Dilihat dari struktur kurikulum di atas, maka secara umum proses pembelajaran yang dilakukan dimulai dari KI-3 dan KI-4, sedangkan KI-1 dan KI-2 merupakan dam- pak yang

Komik yang satu ini adalah komik yang biasanya dibuat dari hasil karya sendiri yang difotokopi dan dijilid sehingga menjadi sebuah komik. Alternatif ini sangat