Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Alma, Buchori. (2009). Kewirausahaan. Bandung. Alfabeta.
Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung. Rosda Karya.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.
Basrowi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta. Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. (2010). Penelitian Kualitatif. Jakarta. Kencana.
Gary A. Yukl. (1989). Leadership in Organizations. USA. Prentice-Hall, Inc.
Hamzah B. Uno. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta. Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu. (2008). Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta. Bumi Aksara.
Nazsir, Nasrulloh. (2008). Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan. Bandung. Widya Padjajaran.
Soekanto, Soerjono. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Rajawali.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta.
Tim Penyusun. (1995). Sistem Keyakinan pada Masyarakat Kampung Naga dalam Mengelola Lingkungan Hidup. Jakarta. Depdikbud RI.
Sumber lain :
Gusnawan, Agus. (2009). Handout Kewirausahaan dan Ekonomi Kerakyatan. Cimahi. STKIP Siliwangi.
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia pada hakikatnya akan hidup sebagai kelompok, hal tersebut
dikarenakan manusia adalah makhluk sosial. Kelompok-kelompok tersebut akan
tergabung pada suatu lingkungan masyarakat yang hidup bersama dalam rangka
menuju tujuan yang sama. Seperti yang diungkapkan oleh Soerjono bahwa
masyarakat (Community):
Istilah Community dapat diterjemahkan sebagai masyarakat setempat yang merujuk pada suatu warga sebuah desa, kota, suku atau bangsa. Apabila anggota-anggota suatu kelompok, baik kelompok itu besar atau kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, kelompok kecil disebut dengan masyarakat setempat. (Soerjono, 1982: 132)
Sesuai dengan pendapat Soerjono tersebut memang sudah dapat dikatakan
bahwa masyarakat setempat merupakan suatu kelompok yang hidup bersama
dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya. Di Negara Kesatuan Republik
Indonesia ada banyak masyarakat yang termasuk ke dalam berbagai macam suku,
adat, kebudayaan dan bangsa. Kemajemukan dari bangsa ini tersebar di setiap
wilayah yang kemudian dikenal dengan masyarakat adat. Kehidupan kelompok
masyarakat ini memiliki ciri khas dan karakteristik yang berbeda pada dinamika
kehidupan masyarakat, mulai dari budaya, agama, adat istiadat, kepemimpinan,
bahasa dan nilai-nilai dasar kehidupan.
Salah satu masyarakat adat yang ada di Negara Indonesia adalah
Masyarakat Adat Kampung Naga. Masyarakat adat atau komunitas adat ini hidup
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga Rt.01 Rw.01 Desa Neglasari, Kecamatan Salawu. Komunitas masyarakat ini
sudah sangat terkenal, baik di dalam negeri sendiri maupun luar negeri. Hal ini
dikarenakan masyarakat Kampung Naga memiliki kehidupan kebudayaan yang
sangat khas dengan nilai-nilai berbeda dari masyarakat mayoritas lainnya.
Senada dengan apa yang telah diungkapkan oleh Soerjono mengenai
pengertian masyarakat setempat, masyarakat Kampung Naga juga merupakan
kelompok masyarakat yang hidup bersama dengan beragam kebudayaan,
nilai-nilai dasar, adat istiadat, kepemimpinan dan falsafah hidup lainnya.
Komponen-komponen yang ada pada kehidupan tersebut merupakan Komponen-komponen yang
memiliki tujuan untuk menjaga kehidupan masyarakat dan memenuhi kebutuhan
hidupnya secara bersama.
Menjaga komponen kehidupan masyarakat Kampung Naga seperti budaya,
peribadatan, adat istiadat, ritual, usaha-usaha dan hal lainnya di masyarakat
dikontrol oleh seorang pemimpin. Pemimpin ini dikenal dengan istilah Sesepuh
Adat. Sesepuh Adat memiliki peranan yang penting pada dinamika kehidupan
Masyarakat Kampung Naga. Segala bentuk kehidupan yang ada di masyarakat
tersebut akan senanatiasa dikendalikan oleh Sesepuh Adat sebagai pemimpin
mutlak. Tipe kepemimpinan Sesepuh Adat di setiap masyarakat adat relatif sama
yaitu sebagai penguasa mutlak dalam pengendalian kehidupan masyarakat.
Kepemimpinan yang mutlak pada Sesepuh Adat disebabkan adanya kekuasaan
yang ia miliki di dalam masyarakat, seperti yang diungkapkan oleh Soerjono
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga Kekuasaan memiliki memiliki peranan yang dapat menentukan nasib berjuta-juta manusia. Oleh karena itu, kekuasaan sangat menarik perhatian para ahli ilmu pengetahuan kemasyarakatan dalam melihat dinamika kehidupan masyarakat adat. (Soerjono, 1983 : 227)
Setiap aktivitas kehidupan dari masyarakat Kampung Naga, ditentukan
oleh kekuasaan Sesepuh Adat. Aktivitas tersebut seperti dari segi agama, adat
istiadat, melahirkan, kematian, dan ritual-ritual kehidupan masyarakat, juga
mengenai aspek kehidupan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dasar seperti
beternak, bertani, bahkan berwirausaha. Seperti melaksanakan ritual upacara hajat
sasih, pelaksanaan sholat lima waktu yang dilakukan hanya pada hari Jum’at,
ngukusan pare artinya memberikan sesajen dan do’a-do’a pada waktu akan
menanam dan memanen padi dan hal-hal lainnya. Oleh karena itu, seorang
Sesepuh Adat menjadi komponen penting yang harus diteliti bila kita akan
melihat suatu dinamika kehidupan masyarakat adat atau komunitas adat.
Permasalahan berikutnya ada pada kondisi masyarakat Kampung Naga
pada aspek pemenuhan kebutuhan hidup, khususnya bidang ekonomi. Pada aspek
ini masyarakat Kampung Naga mulai beralih dari kegiatan yang semula hanya
bertani dan beternak sekarang telah menuju pada kegiatan wirausaha. Hal ini
dapat dilihat pada perkembangan pembangunan fasilitas wirausaha seperti
Jongko-jongko dan fasilitas penunjang lainnya untuk mendukung perkembangan
ekonomi masyarakat Kampung Naga. Hal tersebut muncul atas inisiatif dari
Sesepuh Adat yang mulai berupaya untuk meningkatkan kehidupan masyarakat
dalam pemenuhan kebutuhan dasar, inisiatif tersebut muncul karena daerah
kampung Naga telah dijadikan sebagai daerah pariwisata kampung Adat oleh
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga untuk mulai mengalihkan mata pencaharian masyarakat Kampung Naga yang
selama bertahun-tahun telah dijalankan diantaranya beternak dan bertani dialihkan
pada kegiatan wirausaha. Sehingga hal ini akan memunculkan tantangan bagi
Sesepuh Adat supaya mampu meningkatkan kepedulian Masyarakat Kampung
Naga agar menggunakan dan memanfaatkan fasilitas wirausaha yang telah
dibangun dan kesempatan yang juga telah diberikan oleh Sesepuh Adat tersebut.
Demi menciptakan Masyarakat Kampung Naga yang memiliki motivasi
untuk melakukan aktivitas wirausaha, kunci keberhasilan tersebut ada pada
Sesepuh Adat, hal ini didasarkan pada peran Sesepuh Adat yang bersifat mutlak
pada setiap perintah yang diberikan kepada masyarakat. Sehingga ketika Sesepuh
Adat memiliki upaya dalam menciptakan kondisi Masyarakat Kampung Naga
yang memiliki motivasi berwirausaha, harus muncul dari perintah sebagai bentuk
motivasi eksternal yaitu motivasi atau dorongan yang muncul pada seseorang
akibat adanya intervensi dari luar dirinya.
Dari apa yang telah dipaparkan di atas, maka perlu dikaji lebih lanjut
bagaimana sebenarnya peranan sesepuh adat dalam meningkatkan motivasi
berwirausaha masyarakat kampung Naga, dengan demikian masalah di atas
memerlukan suatu kajian mendalam (penelitian) yang akan mendekatkan kepada
pemecahan masalah yang lebih objektif.
Maka dari itu penulis mengangkat judul penelitian mengenai “Peran
Sesepuh Adat dalam meningkatkan motivasi berwirausaha Masyarakat Kampung
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dalam sebuah penelitian perlu adanya identifikasi yang dimaksudkan agar
permasalahan (fakta-fakta) dilapangan bisa diuraikan dan nantinya akan
memudahkan peneliti dalam penelitian selanjutnya. Berdasarkan hal tersebut
maka masalah yang telah identifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat Kampung Naga sebagai masyarakat adat mempunyai seorang
pemimpin yang disebut dengan Sesepuh Adat. Sesepuh Adat akan
menentukan segala bentuk aktivitas masyarakat baik dari segi adat istiadat,
melahirkan, kematian, dan ritual-ritual kehidupan masyarakat, juga mengenai
aspek kehidupan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dasar seperti
beternak, bertani, bahkan berwirausaha.
2. Sebagai masyarakat yang sangat menghormati keberadaan Sesepuh Adat,
Masyarakat Kampung Naga akan senantiasa mengikuti perintah yang keluar
dari Sesepuh Adat.
3. Masyarakat Kampung Naga mulai beralih dari kegiatan bertani dan beternak
menuju kegiatan wirausaha. Berdasarkan pada hasil observasi yang dilakukan
oleh peneliti, hal tersebut terjadi karena daerah kampung Naga telah dijadikan
sebagai daerah pariwisata kampung Adat oleh Dinas Pariwisata, dan hal
tersebut dijadikan kesempatan bagi masyarakat kampung Naga untuk mulai
mengalihkan mata pencaharian mereka yang selama bertahun-tahun
dijalankan diantaranya beternak dan bertani dialihkan pada kegiatan
wirausaha. Kegiatan wirausaha yang dilakukan masyarakat Kampung Naga
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga membuat kerajinan tangan, akan tetapi ada juga dari para pemuda setempat
yang menjadi tour guide.
4. Sesepuh Adat memiliki peran dalam meningkatkan motivasi berwirausaha di
Masyarakat Kampung Naga. Hal ini dapat dilihat pada perkembangan
pembangunan fasilitas wirausaha baik yang bersifat fisik ataupun non-fisik
seperti jongko-jongko, upaya-upaya pemberdayaan terhadap calon tour guide
dengan mengadakan kursus Bahasa Inggris dikarenakan tamu yang
berkunjung ke kampung Naga tidak hanya berasal dari dalam negeri saja akan
tetapi banyak yang berasal dari luar negeri, para pengrajin diberikan
keterampilan membuat souvenir khas setempat dan fasilitas penunjang
lainnya.
5. Fakta lain beralihnya pola pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat kampung
Naga dari bertani dan beternak menjadi wirausaha adalah terbentuknya
koperasi Sauyunan sebagai wadah bagi masyarakat kampung Naga baik yang
melakukan wirausaha ataupun belum melakukannya, adanya tarif parkir bagi
pengunjung yang berkunjung ke kampung Naga untuk menambah
kemakmuran dan pengembangan daerah kampung Naga.
Dari Identifikasi masalah tersebut maka peneliti merumuskan masalah
penelitian tersebut ke dalam bentuk pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana motivasi masyarakat Kampung Naga dalam berwirausaha?
2. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat motivasi masyarakat
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga 3. Bagaimana peran Sesepuh Adat dalam meningkatkan motivasi wirausaha
Masyarakat Kampung Naga?
4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh gambaran tentang motivasi masyarakat Kampung Naga
dalam berwirausaha.
2. Untuk mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat masyarakat
kampung naga dalam berwirausaha.
3. Untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana peran Sesepuh Adat dalam
kegiatan wirausaha Masyarakat Kampung Naga.
4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai
pendidikan luar sekolah.
2. Manfaat Praktis (Operasional)
a. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan dan pengembangan pola pikir peneliti khususnya bidang
pemberdayaan masyarakat dalam Pendidikan Luar Sekolah (PLS).
b. Bagi Pihak Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga masyarakatnya untuk terus meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui
bidang ekonomi sebagai salah satu aspeknya.
c. Bagi Dunia Pendidikan Pada Umumnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan sumber inspirasi untuk
lebih memperdalam permasalahan yang berkaitan dengan pemberdayaan
masyarakat sebagai salah satu kajian dari pendidikan luar sekolah.
5. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya,
maka berikut ini adalah rencana peneliti membagi pokok-pokok pembahasan yang
terdiri dari :
BAB I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian
dan Struktur Organisasi Skripsi.
BAB II Kajian Pustaka terdiri dari konsep Kepemimpinan, Konsep Motivasi,
Konsep Wirausaha.
BAB III Metode Penelitian terdiri atas Lokasi dan Subjek Penelitian, Desain Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data,
Instrumen Penelitian, dan Analisis Data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri atas Gambaran Lokasi
Penelitian, Identitas Responden Penelitian, Deskripsi Hasil Penelitian,
Pembahasan Hasil Penelitian.
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi tempat penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertempat di
Kampung Naga Rt.01 Rw.01 Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten
Tasikmalaya. Kampung Naga termasuk ke dalam salah satu kampung adat yang
ada di Negara Indonesia yang memiliki masyarakat dengan karakteristik yang
khas dalam aktivitas kehidupan sehari-harinya dan sebagaimana kampung adat
lainnya, di setiap kampung adat selalu memiliki pemimpin yang memiliki
pengaruh yang sangat besar dalam menentukan aktivitas kehidupan
masyarakatnya yang disebut dengan sesepuh adat. Selain hal tersebut alasan
peneliti memilih lokasi di Kampung Naga karena berdasarkan pada objek kajian
penelitian yang peneliti ambil yaitu tentang peran sesepuh adat dalam
meningkatkan motivasi berwirausaha di masyarakat kampung Naga
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian menurut Arikunto (2006: 129) adalah sumber informasi
dari mana data dapat diperoleh. Selanjutnya menurut Arikunto (2006: 129) jika
teknik pengumpulan datanya melalui wawancara maka sumber datanya disebut
dengan responden, yaitu orang yang merespon atau memberikan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Agar mempermudah dalam
mengidentifikasi sumber data maka Arikunto (2006: 129) mengklasifikasikannya
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga 1. p = person (sumber datanya berupa orang),
2. p = place (sumber datanya berupa tempat) dan 3. p = paper (sumber datanya berupa simbol).
Maka berdasarkan pernyataan di atas yang dijadikan sebagai dasar untuk
memperkuat peneliti dalam memilih subjek penelitian, dengan keterangan di atas
peneliti akan memilih subjek penelitian (responden) melalui tiga p tersebut.
Pertama untuk person peneliti akan memilih sesepuh adat sendiri sebagai
objek pertama dan utama dalam penelitian ini, selanjutnya agar ada keseimbangan
informasi data yang diperoleh peneliti juga akan melakukan wawancara terhadap
masyarakat kampung Naga yang melakukan wirausaha dan yang terakhir peneliti
akan mewawancara responden yang berasal dari masyarakat kampung Naga yaitu
Ketua Rt yang akan peneliti harapkan adanya informasi yang benar dan akurat.
Hal tersebut (pemilihan subjek penelitian) didukung oleh pernyataan Spradley
dalam Basrowi (2008: 188) mengenai pemilihan subjek penelitian yang baik harus
memperhatikan setidaknya tiga syarat, yaitu:
1. Mereka sudah cukup lama dan intensif menyatu dalam kegiatan atau bidang kajian yang dijadikan penelitian,
2. Mereka terlibat penuh dengan kegiatan atau bidang tersebut, dan 3. Mereka memiliki cukup waktu untuk dimintai informasi.
Kedua untuk place, yaitu tentang lokasi/tempat yang akan diteliti oleh
peneliti di antaranya mengenai jenis-jenis wirausaha yang dilakukan oleh
masyarakat kampung Naga, tempat yang dijadikan wirausaha dan kegiatan
wirausahanya.
Ketiga adalah paper, yaitu merupakan sumber-sumber yang berupa
tanda-tanda huruf, angka, gambar ataupun simbol-simbol lainnya (Arikunto, 2006:129).
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga penduduk kampung naga, hal tersebut akan dilakukan selain dengan wawancara
juga dilakukan melalui meneliti manuskrip yang ada di kampung Naga.
B. Desain Penelitian
Desain untuk penelitian ini terdapat beberapa tahapan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti:
1. Tahap Perencanaan
Tahapan perencanaan ini sebagai langkah awal untuk persiapan dalam
melakukan penelitian, dalam tahapan ini langkah-langkah apa yang harus terlebih
dahulu dilakukan agar penelitiannya dapat berlangsung secara sistematis. Tahapan
perencaan ini di antaranya, pemilihan masalah yang merupakan langkah awal dari
suatu penelitian, tanpa adanya masalah mustahil penelitian dapat dilakukan.
Masalah dalam penelitianpun haruslah masalah yang dapat diteliti atau dengan
kata lain masalah yang memerlukan penelitian terlebih dahulu untuk dapat
memecahkan atau mengungkap kebenaran dari masalah tersebut.
Pada tahap pencarian masalah ini, peneliti memulai dengan studi
pendahuluan ke lapangan yang berlokasi di Kampung Naga untuk membuktikan
bahwa masalah yang akan peneliti jadikan sebuah penelitian dapat diteliti. Setelah
melakukan studi pendahuluan peneliti menemukan, ada fakta-fakta menarik
mengenai Kampung Naga sekarang dibandingkan dengan Kampung Naga
sebelumnya, hal-hal yang menarik tersebut peneliti sisipkan dalam hasil
identifikasi pada BAB I, dari fakta-fakta itulah peneliti tertarik untuk mengetahui
bagaimana peran Sesepuh adat dalam meningkatkan motivasi berwirausaha
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga Sesuai dengan masalah di atas, maka langkah selanjutnya peniliti
melakukan studi kepustakan melalui buku, majalah cetak maupun elektronik dan
media internet sebagai bahan dalam merancang sebuah proposal penelitian yang
diajukan kepada dosen pembimbing agar mendapat persetujuan. Setelah proposal
mendapatkan izin dari dosen pembimbing, kemudian peneliti meneruskan dengan
membuat berbagai macam surat perizinan untuk pihak-pihak yang terkait dengan
penelitian ini.
Peneliti juga menyiapkan peralatan-peralatan yang dipakai pada saat
penelitian diantaranya pedoman wawancara, pedoman observasi, alat perekam dan
juga buku catatan. Hal tersebut disiapkan untuk memperlancar ketika melakukan
penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini, peneliti terjun langsung ke lapangan untuk
menggali informasi atau data-data yang berkaitan dengan penelitian, di antaranya
dengan melakukan wawancara dengan subjek penelitian (responden), di antaranya
yang menjadi responden telah peneliti sebutkan di poin Subjek penelitian pada
BAB III ini, selain wawancara peneliti sekaligus juga melakukan observasi yang
merujuk pada pedoman observasi terkait hal-hal apa saja yang harus peneliti
observasi.
3. Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan ini peneliti memulai dari menganalisis data-data yang
telah terkumpul pada saat observasi dan wawancara, dan selanjutnya dituangkan
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga C. Definisi Operasional
1. Peran
Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang
yang berkedudukan dalam masyarakat. Peran dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya keadaan lingkungan sosial, budaya dan adat istiadat setempat. Peran
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengenai peran Sesepuh Adat dalam
meningkatkan motivasi berwirausaha masyarakat Kampung Naga .
2. Sesepuh Adat
Menurut Rauch dan Behling dalam Yukl (1989: 3), memberikan
pengertian untuk pemimpin yaitu “Leadership is the process of influencing the
activities of an organized group toward goal achievement”. Beliau (Rauch dan
Behling) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah proses untuk
mempengaruhi aktivitas-aktivitas dalam kelompok yang diorganisir untuk
mencapai suatu tujuan. Berdasarkan pengertian tersebut Carter (1953) dalam
Nazsir (2008: 57) menjelaskan pandangannya mengenai konsep pemimpin dan
kepemimpinan ke dalam lima sudut pandang:
a. Sudut Pandang Polarisasi; Pemimpin di sini diartikan sebagai orang yang
menjadi tumpuan perhatian di antara anggota kelompoknya serta menjadi pusat
komunikasi, juga paling banyak berpengaruh dalam menentukan suatu
keputusan.
b. Sudut Pandang Tujuan Kelompok; Pemimpin di sini diartikan sebagai orang
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga lebih banyak mengarahkan anggotanya untuk mencapai tujuan yang telah
mereka tetapkan bersama.
c. Sudut Pandang Group Sintality; Pemimpin diartikan sebagai orang yang dapat
meningkatkan penampilan kelompok (Group Performance). Peran yang
dituntut adalah kemampuan untuk mengadukan perubahan dalam arti fisik
maupun psikologis.
d. Sudut Pandang Individual; Maksudnya kelompok yang dipimpin itu merupakan
perwujudan dari yang memimpin. Sehingga nama kelompoknyapun
menggunakan nama pemimpinnya.
e. Sudut Perilaku; Pemimpin lebih diartikan sebagai manifestasi atau perwujudan
dari apa yang diperbuat oleh kelompoknya.
Sebutan pemimpin untuk setiap kelompok selalu berbeda-beda, begitupun
dengan sebutan pemimpin bagi masyarakat Kampung Naga yang mempunyai
sebutan Sesepuh Adat.
Merujuk kepada pendapat-pendapat tersebut, peneliti memberikan definisi
bagi Sesepuh Adat masyarakat Kampung Naga yaitu, pemimpin tertinggi dalam
komunitas masyarakat adat Kampung Naga yang menjadi pusat komunikasi, juga
paling banyak berpengaruh dalam menentukan suatu keputusan dan mengetahui
tempat yang dijaganya.
Sesepuh Adat akan dijadikan subjek penelitian ini dalam penelitian ini,
untuk mengetahui perannya dalam meningkatkan motivasi berwirausaha di
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga 3. Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan atau rangsangan
yang melahirkan motivasi dengan beberapa faktor yang mempengaruhinya baik
itu faktor biologis, sosiogenetis ataupun teologis. Sedangkan menurut Hamzah
(2009: 3) motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk
berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi
kebutuhannya. Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini lebih ditekankan
pada motivasi atau sebuah dorongan atau rangsangan yang berasal dari luar
(faktor sosiogenetis) yang diberikan lewat peran seorang Sesepuh Adat untuk
membuat perubahan dalam hal berwirausaha.
4. Wirausaha
Menurut Bygrave dan Zacharkis (Agus Gusnawan, 2009: 1) memberikan
pengertian mengenai wirausaha, yaitu „entrepreneur is someone who perceives an
opportunity and creates an organization to pursue it‟. Wirausaha yaitu seorang
yang mampu melihat peluang pasar sekaligus menciptakan pekerjaan yang baru
dalam bidang barang maupun jasa untuk keuntungan dirinya dan orang
disekitarnya. Penelitian ini membahas mengenai wirausaha yang dilakukan oleh
masyarakat Kampung Naga dengan disertai peran seorang Sesepuh Adat dalam
meningkatkan motivasi masyarakat.
D. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011: 3) secara umum metode penelitian diartikan
sebagai “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga adalah suatu cara ilmiah (sistematis, rasional dan empiris) dalam mendapatkan
sumber informasi, dan digunakan sesuai dengan kegiatan penelitian yang akan
dilakukan agar mendapatkan hasil yang diharapkan. Kebanyakan para peneliti
pemula sering kebingungan pada saat menentukan metode untuk penelitiannya,
karena jika salah dalam memilih metode, maka hasil dari penelitian akan tidak
sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Berkenaan dengan penjelasan di atas, maka pada penelitian ini peneliti
akan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif karena peneliti
merasa cocok dengan apa yang akan peneliti gali dalam penelitian ini, yaitu
peneliti akan meneliti mengenai peran Sesepuh Adat dan menggambarkan peran
Sesepuh Adat tersebut terhadap motivasi berwirausaha masyarakat kampung naga.
Metode yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini sesuai dengan pendapat
Sutaryat (2009: 39) mengenai metode deskriptif, yaitu “penelitian deskriptif
adalah penelitian yang menggambarkan keadaan saat ini”.
Pemilihan metode dan pendekatan ini juga sejalan dengan apa yang
diutarakan oleh Arikunto (2006: 14-15) mengenai pendekatan kualitatif yang
harus mempunyai sekurang-kurangnya empat dasar filosofis karena akan
berpengaruh dalam penelitiannya, yaitu :
1. Fenomologis; yaitu pendapat bahwa kebenaran sesuatu itu dapat diperoleh melalui cara menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari objek yang diteliti,
2. Interaksi simbolik; yang merupakan dasar kajian sosial yang sangat berpengaruh dan digunakan dalam penelitian kualitatif,
3. Kebudayaan sebagai sesuatu yang merupakan hasil karya manusia yang berwujud ke dalam tingkah laku atau benda, bahasa, mata pencaharian, simbol dan lain sebagainya,
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga Dasar filosofis yang dikemukakan oleh Arikunto didukung oleh pendapat
Sugiyono (2011: 14) mengenai metode penelitian kualitatif, Sugiyono
mengungkapkan bahwa :
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan dalam penelitian yang kondisi objeknya alamiah di mana peneliti sebagai instrument kunci, menggunakan teknik pengumpulan dengan triangulasi data (gabungan dari data-data yang didapatkan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi.
Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Arikunto dan Sugiyono, maka
peneliti merasa pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif ini cocok
digunakan dalam penelitian ini dengan alasan;
1. Peneliti sebagai instrument kunci,
2. Objek penelitiannya sesuai dengan filosofis Fenomologis, Interaksi simbolik,
Kebudayaan dan Antropologi, karena dalam penelitian ini peneliti akan
menangkap gejala atau fenomena yang terjadi pada masyarakat adat Kampung
Naga, khususnya mengenai Sesepuh Adat yang mempunyai peran yang sangat
penting bagi kehidupan masyarakat Kampung Naga dikhususkan dalam
bidang wirausaha,
3. Peneliti akan memakai triangulasi data ketika akan menganalisis dan
mengumpulkan data-data yang diambil dari beberapa responden.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik observasi karena menurut Zaenal Arifin (2009: 153), observasi
adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara logis, objektif dan rasional
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga Merujuk pada pendapat tersebut peneliti akan melakukan observasi di
tempat penelitian yaitu di Kampung Naga dan akan mengobservasi mengenai
peran Sesepuh adat terutama pada cara Sesepuh adat memimpin, selain itu yang
akan diobservasi oleh peneliti adalah mengenai sarana dan prasana yang dapat
menunjang pada motivasi masyarakat Kampung Naga dalam berwirausaha.
Selain teknik tersebut peneliti juga akan menggunakan teknik wawancara.
Wawancara menurut Arikunto (2006:155) adalah sebuah dialog yang dilakukan
oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (narasumber).
Sejalan dengan pendapat dari Arikunto tersebut maka dalam penelitian ini peneliti
akan melakukan wawancara kepada sumber-sumber yang telah disebutkan dalam
poin subjek penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006: 149) adalah alat pada waktu
penelitian menggunakan sesuatu metode. Jadi instrumen penelitian adalah alat
bantu dari metode/teknik pengumpulan data yang berfungsi membantu untuk
memperoleh data/mengumpulkan data.
Berdasarkan teknik pengumpulan data yang peneliti pilih yaitu observasi
dan wawancara maka penelitian ini akan memakai instrumen penelitian berupa
pedoman observasi untuk teknik observasinya, pembuatan pedoman observasi
tersebut disesuaikan dengan aspek-aspek dalam kisi-kisi penelitian yang telah
dibuat sebelumnya dan pedoman tersebut akan peneliti lampirkan di halaman
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga Berikutnya karena teknik pengumpulan data selanjutnya yang peneliti pilih
adalah wawancara, maka untuk mempermudah peneliti pada saat kegiatan
wawancara untuk penelitian ini peneliti menyusun pedoman wawancara,
mengenai hal-hal yang ditanyakan peneliti berpatokan pada indikator-indikatir
yang terdapat dalam kisi-kisi. Seperti halnya pedoman observasi maka pedoman
wawancara pun akan peneliti lampirkan di halaman lampiran skripsi ini.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah sebuah tahapan yang dilakukan ketika semua
data-data telah pada saat penelitian dilapangan. Bogdan dalam Sugiyono (2011:334)
mengungkapkan:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga akan mudah dipahami dan dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Merujuk pada apa yang disampaikan Bogdan mengenai analisis data, jadi
dapat disimpulkan bahwa dalam menganalisis data ada sekurang-kurangnya lima
hal yang dilakukan, yaitu mengorganisasikan data, menjabarkan data, melakukan
sintesa, menyusunnya ke dalam suatu pola dan kemudian membuat suatu
kesimpulan.
Menganalisis data pastilah akan ada suatu tujuan yang ingin dicapai.
Adapun tujuan dari analisis data ini menurut Burhan Bungin (2010:153):
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga 2. Menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data dan proses suatu
fenomena sosial.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, maka penelitian yang
peneliti lakukan ini, mempunyai tujuan:
1. Mengungkapkan semua fenomena-fenomena yang terjadi pada masyarakat
Kampung Naga tentang motivasi berwirausaha setelah adanya pergantian
Sesepuh Adat dan mendeskripsikan peran dari Sesepuh Adat tersebut dalam
hal pemberian motivasi kepada masyarakat Kampung Naga untuk
berwirausaha,
2. Mengungkapkan segala sesuatu yang berasal dari fenomena-fenomena sosial
yang terjadi pada masyarakat Kampung Naga juga Sesepuh Adat yang berasal
dari data-data, informasi dan proses pada saat penelitian berlangsung dengan
dukungan dari sumber-sumber lain yang relevan seperti teori atau dalil-dalil
yang melandasai penelitian ini sehingga nantinya akan dapat mengungkap
fenomena sosial yang terjadi secara komprehensif.
Data-data yang diperoleh dari penelitian ini berasal dari berbagai sumber
(person, place, and paper). Sumber informasi yang berasal dari orang ini
dilakukan dengan wawancara dan observasi, untuk sumber informasi tempat yaitu
dilakukan hanya dengan observasi dan sumber paper didapatkan melalui
buku-buku, jurnal-jurnal, majalah yang relevan dengan penelitian ini.
Untuk menganalisis data ini agar mendapatkan hasil yang kredibel maka
peneliti pun melakukan penelitian secara terus menerus sampai benar-benar
mendapatkan data yang diinginkan, hal tersebut sesuai dengan pendapat Miles dan
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh.
Adapun dalam menganalisis data karena penelitian ini memakai
pendekatan kualitatif, maka peneliti merujuk pada model Miles dan Huberman
(1984) dalam Sugiyono (2011:337) mengenai analisis data kualitatif, yaitu
tentang: data reduction, data display and conclusion drawing/verification.
Pendapat tersebut peneliti jadikan sebagai pijakan dalam menganalisis data
untuk penelitian ini, proses analisis data yang peneliti lakukan, yaitu sebagai
berikut:
1. Reduksi data (Data Reduction)
Penelitian yang dilakukan peneliti ini memiliki tujuan yaitu memperoleh
gambaran tentang peran Sesepuh Adat kampung Naga dalam meningkatkan
motivasi berwirausaha masyarakat Kampung Naga, jadi dengan hal tersebut
peneliti akan mencatat informasi-informasi atau data-data yang ditemukan dalam
penelitian ini. Dari banyaknya data dan informasi yang diperoleh, maka peneliti
akan memilah-milah data atau informasi yang benar-benar mendukung pada fokus
penelitian yang sedang dilakukan ini.
2. Penyajian data (Data Display)
Penyajian data yang akan dilakukan oleh peneliti adalah dengan uraian
singkat, karena penelitian yang dilakukan ini memakai pendekatan kualitatif. Hal
tersebut senada dengan apa yang diutarakan oleh Miles dan Huberman (1984)
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga qualitative research data in the past has been narrative tex”. Maksudnya adalah
yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Selain dengan teks yang bersifat naratif dalam penelitian ini akan disajikan
data hasil penelitian berupa table hasil wawancara dengan responden yang akan
dilampirkan pada skripsi ini, hal tersebut (penyajian data ke dalam table)
dilakukan untuk mempermudah peneliti sendiri dalam memahami penelitian
mengenai Peran Sesepuh Adat dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha pada
masyarakat Kampung Naga.
3. Menarik kesimpulan (Drawing Conclusion/Verification)
Langkah dalam menarik kesimpulan ini peneliti akan memakai Triangulasi
data sebagai bahan untuk menguji kredibilitas data yang telah diperoleh, dari hasil
penyajian tersebut akan ditemukan poin-poin mana yang sama antara ketiga
sumber dan itu akan dijadikan bahan kesimpulan oleh peneliti untuk mengetahui
Peran Sesepuh adat dalam meningkatkan motivasi berwirausaha masyarakat
Kampung Naga.
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Motivasi Masyarakat Kampung Naga dalam Berwirausaha
Motivasi berwirausaha pada masyarakat kampung Naga cukup tinggi, baik itu
dari motif biogenetis atau dari motif sosiogenetis, hal tersebut diperkuat dengan bukti
telah berjalannya wirausaha dikampung Naga seperti adanya warung-warung di area
parkir kampung Naga yang sekarang telah bertambah, adanya Perhimpunan
Pramuwisata Kampung Naga sebagai wadah bagi para pemandu dan juga berdirinya
Koperasi Sauyunan sebagai sarana untuk masyarakat Kampung Naga memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari ataupun ketika akan melakukan wirausaha.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Masyarakat Kampung Naga dalam Berwirausaha
Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat bagi masyarakat
Kampung Naga dalam berwirausaha telah teridentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Faktor Pendukung:
a. Faktor personal: 1) adanya ketidak puasan terhadap pekerjaan sebelumnya
seperti bertani dan beternak yang kurang memenuhi pendapatan sehari-hari, 2)
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga
b. Faktor lingkungan: 3) adanya potensi dari Kampung Naga sebagai kampung
adat yang dijadikan tempat pariwisata, 4) adanya pelatihan membuat kerajinan
untuk masyarakat dan kursus bahasa inggris untuk para pemandu,
c. Faktor sociological: 5) adanya motivasi dari sesepuh adat dengan memberikan
akses bagi masyarakat untuk memulai wirausaha
2. Faktor Penghambat:
a. Kepemimpinan: kebijakan sesepuh adat.
b. Modal: bagi sebagian masyarakat kampung Naga yang belum berwirausaha,
modal ini menjadi salah satu faktor penghambatnya.
c. Pengalaman: bagi para pemandu pengalaman dan kendala bahasa kadang kala
menjadi faktor penghambatnya.
d. Lokasi berwirausaha: kampung Naga tidak jarang sepi oleh pengunjung.
3. Peran Sesepuh Adat dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha
Masyarakat Kampung Naga
Adapun peran Sesepuh Adat sebagai pemimpin tertinggi masyarakat Kampung Naga
untuk meningkatkan motivasi masyarakat dalam berwirausaha, memang ada dan terbukti
setelah hasil lapangan. Menjalankan perannya sebagai seorang pemimpin dan berusaha
memimpin sebaik mungkin telah dilakukan, akan tetapi alat motivasi dan jenis-jenis motivasi
yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi masyarakatnya belum dilaksanakan secara
optimal atau ideal secara konsep. Berikut adalah peran sesepuh adat dalam meningkatkan
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga
a. Sebagai pembuat keputusan mengenai wirausaha dengan mengizinkan masyarakat
kampung naga untuk berwirausaha,
b. Mempengaruhi masyarakat kampung Naga dengan cara memotivasi mereka untuk
melakukan wirausaha,
c. Membangun hubungan (relasi) dengan pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya
khususnya departemen pariwisata, dan
d. Memberikan informasi-informasi kepada masyarakat kampung Naga untuk
meningkatkan wirausaha di Kampung Naga, seperti membentuk HIPANA dan
mendirikan Koperasi Sauyunan.
B. Saran
1. Saran untuk Sesepuh Adat
Saran ini secara khusus peneliti sampaikan kepada sesepuh adat, dengan
harapan agar sesepuh adat melakukan perbaikan dalam meningkatkan wirausaha terus
dilaksanakan untuk menunjang kesejahteraan warga masyarakat Kampung Naga
khususnya dan diharapkan juga seorang sesepuh adat lebih mengupayakan cara-cara
yang lain agar seluruh masyarakat Kampung Naga mau memanfaatkan dan menjaga
fasilitas yang ada sekarang, seperti adanya koperasi bisa digunakan untuk
menyelesaikan masalah modal yang dialami masyarakat Kampung Naga untuk
memulai wirausaha dan juga agar menambah pemuda-pemuda yang menjadi
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga 2. Saran untuk Masyarakat Kampung Naga
Adapun saran dari peneliti untuk masyarakat kampung Naga adalah agar
menjaga dan memanfaatkan sarana dan prasarana atau fasilitas-fasilitas berwirausaha
yang telah tersedia, selain itu untuk para pemandu agar lebih memperdalam keahlian
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH...ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL...vii
DAFTAR BAGAN...ix
DAFTAR LAMPIRAN...x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian... 7
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Kepemimpinan ... 9
1. Pengertian Kepemimpinan ... 9
2. Syarat-Syarat Kepemimpinan ... 11
3. Tipe-Tipe Kepemimpinan ... 12
4. Tugas dan Fungsi Kepemimpinan ... 15
5. Sifat-sifat Kepemimpinan ... 17
B. Konsep Motivasi ... 19
1. Pengertian Motivasi ... 19
2. Tujuan, Alat-alat dan Jenis Motivasi ... 21
3. Teori Motivasi………...23
C. Konsep Kewirausahaan ... 25
1. Pengertian Kewirausahaan ... 25
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga
3. Faktor-faktor yang Mendorong Wirausaha ... 28
4. Faktor-faktor Penghambat Wirausaha... 28
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 30
1. Lokasi Penelitian ... 30
2. Subjek Penelitian ... 30
B. Desain Penelitian ... 32
1. Tahap Perencanaan ... 32
2. Tahap Pelaksanaan ... 33
3. Tahap Pelaporan ... 33
C. Definisi Operasional ... 34
D. Metode Penelitian ... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ... 38
F. Instrumen Penelitian ... 39
G. Analisis Data ... 40
1. Reduksi Data ... 42
2. Penyajian Data/ Display Data ... 42
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 44
1. Lokasi dan Keadaan Alam Kampung Naga ... 44
2. Sejarah Kampung Naga ... 45
3. Kepemimpinan dalam Masyarakat Kampung Naga ... 47
4. Penduduk Kampung Naga ... 50
B. Identitas Responden Penelitian... 51
C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 54
D. Pembahasan Hasil Penelitian...69
Hilmi Ahmad Fauzi, 2012
Peran Sesepuh Adat Dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Di Masyarakat Kampung Naga 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Masyarakat Kampung Naga dalam
Berwirausaha………...72 3. Peran Sesepuh Adat dalam Meningkatkan Motivasi Berwirausaha
Masyarakat Kampung Naga………...74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...82 B. Saran...84