Manfaat Ruang Terbuka dan Hubungannya dengan Kegiatan Interaksi Sosial
Studi Kasus: Perumahan Nusa Tamalanrea Indah Makassar
Nurhijrah, Ria Wikantaria, Abdul Mufti Radja
Universitas hasanuddin, Indonesia Etterie17@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik ruang terbuka, kegiatan interaksi sosial masyarakat di ruang terbuka, dan hubungan antara ruang terbuka dan kegiatan interaksi pada Perumahan Nusa Tamalanrea Indah di Makassar. Pengumpulan data dilakukan dengan survei lokasi, teknik angket dengan 42 sampel pelaku kegiatan interaksi, dan dokumentasi kegiatan masyarakat perumahan tersebut untuk kemudian dianalisis dengan metode deskriptif dengan jenis data kualitatif dan kuantitatif. Kesimpulan yang didapatkan bahwa karakteristik ruang terbuka yang digunakan untuk melakukan kegiatan interaksi yaitu: 1) Letaknya di depan rumah, halaman masjid, tepi taman, jalan dan tanah kosong, jaraknya dari rumah sekitar 0-100m dengan luasan ruang terbuka yang dominan digunakan ialah sekitar 0-12m2 , serta perabot ruang terbuka seperti: lampu taman dan tempat duduk dan pohon peneduh. 2) kegiatan interaksi seperti: bercerita, bermain, menelpon dan bertranksaski jual beli. Adapun intensitas kegiatan interaksi yang dilakukan ialah dominan beberapa kali seminggu dengan durasi kegiatan sekitar 15-30 menit. 3) Variabel karakteristik ruang terbuka dan karakteristik responden yang signifikan bepengaruh terhadap terjadinya interaksi sosial ialah letak ruang terbuka tersebut, jarak ruang terbuka dari rumah, luasan ruang terbuka dan perabot ruang terbuka. Dari hasil penelitian, disarankan untuk mengelola kembali ruang terbuka yang sudah ada dan lengkapi dengan fasilitas, agar interaksi warga dapat berjalan dengan lebih baik.
Kata Kunci: Interaksi Sosial, Ruang Terbuka, Perumahan
The Use of Public Space and Relation With Social Interaction Activities
Case Study: Nusa Tamalanrea Indah Housing
Nurhijrah
Universitas hasanuddin, Indonesia Etterie17@gmail.com
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ruang terbuka publik adalah ruang tidak terbangun yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas estetika, lingkungan, dan kesejahteraan warganya. Carr (1992) dalam bukunya Public Space, menyatakan bahwa ruang terbuka publik harus responsif, demokratis dan bermakna. Responsif artinya ruang terbuka publik harus dapat digunakan untuk berbagai kegiatan dan kepentingan luas. Demokratis berarti ruang terbuka publik seharusnya dapat digunakan oleh masyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi dan budaya serta aksesibel bagi penyandang cacat tubuh, lanjut usia dan berbagai kondisi fisik manusia. Sedangkan bermakna berarti ruang terbuka publik harus memiliki tautan dengan manusia, dunia luas, dan konteks sosial.
Ruang terbuka yang yang kian lama menjadi sempit. Hal ini membuat masyarakat umum semakin sulit mengakses ruang bersama. Ketidakberadaan ruang publik ini adalah bencana tidak langsung yang pada akhirnya akan mengkotak-kotakkan masyarakat dengan sikap egoistis dan individualistik, dengan sendirinya akan menghilangkan rasa kebersamaan yang menjadi ciri khas masyarakat masyarakat timur.
Dalam penelitian ini dilakukan eksplorasi dari suatu produk arsitektur perumahan, yaitu Perumahan Nusa tamalanrea Indah Makassar. Lokasiyang dipilih dengan pertimbangan perumahan NTI merupakan perumahan menengah kecil yang masyarakatnya merupakan masyarakat golongan menengah ke bawah dimana masyarakat tersebut masih memelihara perasaan kebersamaan dalam komunitas, relasi, dan interaksi yang didasari oleh transkasi sosial daripada motif ekonomi, serta memiliki ruang privasi yang lebih longgar (Youngenteb dalam Barliana: 2010).
2. Rumusan Masalah
Dari observasi awal diketahui bahwa masyarakat perumahan Nusa Tamalanrea Indah melakukan interaksi sosial pada ruang terbuka informal Sehingga dirumuskan beberapa pertanyaan berkaitan dengan studi yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu: 1) Bagaimanakah karakteristik ruang terbuka tempat masyarakat NTI berinteraksi sosial? 2) Kegiatan interaksi seperti apa sajakah yang dilakukan masyarakat di Perumahan NTI di ruang terbuka? 3) Bagaimanakah pengaruh karakteristik ruang terbuka yang ada terhadap kegiatan interaksi sosial masyarakat?
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengidentifikasi karakteristik ruang terbuka yang biasa digunakan oleh masyarakat NTI untuk kegiatan interaksi, Untuk mengidentifikasi kegiatan interaksi seperti apa saja yang dilakukan masyarakat perumahan NTI di ruang terbuka dan Untuk menemupahami sejauhmana hubungan karakteristik ruang terbuka yang ada pada perumahan terhadap interaksi sosial
II. LANDASAN TEORITIS
1. Ruang Terbuka
a. Pengertian Ruang Terbuka
b. Penggunaan Ruang Terbuka
Penggunaan ruang publik bervariasi sesuai dengan waktu dan hari dalam seminggu, dan dipengaruhi oleh apa yang ditawarkan di tempat tertentu pada waktu tertentu. Dalam suatu pusat kota ritma harinya sudah sangat jelas, dengan orang tua berbelanja di pasar sentral awal, anak-anak dan orang muda keluar pada akhir hari sekolah, dan orang dewasa muda yang mendominasi pusat kota di malam hari (Worpole: 2008) (lihat Gambar 1 dan 2)
c. Ruang Publik Berdasarkan Sifatnya
Menurut Carr (1992) terdapat 3 (tiga) kualitas utama sebuah ruang publik, yaitu: Tanggap (responsive),berarti bahwa ruang tersebut dirancang dan dikelola dengan mempertimbangkan kepentingan para penggunanya, demokratis (democratic), berarti bahwa hak para pengguna ruang publik tersebut terlindungi, pengguna ruang publik bebas berekspresi dalam ruang tersebut, namun tetap memiliki batasan tertentu karena dalam penggunaan ruang bersama perlu ada toleransi diantara para pengguna ruang dan bermakna (meaningful), berarti mencakup adanya ikatan emosional antara ruang tersebut dengan kehidupan para penggunanya.
d. Peran Ruang Publik
Menurut Carr et al. dalam Carmona dkk.(2003), ruang publik dalam suatu permukiman akan berperan secara baik jika mengandung unsur antara lain :
Comfort, Merupakan salah satu syarat mutlak keberhasilan ruang publik. Lama tinggal seseorang berada di ruang publik dapat dijadikan tolok ukur comfortable tidaknya suatu ruang publik. Relaxation, merupakan aktifitas yang erat hubungannya dengan psychological comfort. Suasana rileks mudah dicapai jika badan dan pikiran dalam kondisi sehat dan senang.
Passive engagement, aktifitas ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Kegiatan pasif dapat dilakukan dengan cara duduk-duduk atau berdiri sambil melihat aktifitas yang terjadi di sekelilingnya. Active engagement, suatu ruang publik dikatakan berhasil jika dapat mewadahi aktifitas kontak/interaksi antar anggota masyarakat (teman, famili atau orang asing) dengan baik. Discovery, merupakan suatu proses mengelola ruang publik agar di dalamnya terjadi suatu aktifitas yang tidak monoton.
2. Interaksi Sosial
a. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi berasal dari kata inter dan aksi. Aksi (action) yang dimaksud adalah tindakan.Tindakan oleh Max Weber (1947) diartikan sebagai perilaku yang mempunyai makna subjektif bagi pelakunya (the subjective meaning of
action). Maksudnya adalah bahwa makna yang sebenarnya dari suatu
tindakan hanya diketahui dengan benar oleh pelakunya (aktor) sendiri.
b. Ciri-Ciri Interaksi Sosial
Interaksi sosial mempunyai ciri-ciri yaitu: ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang, ada komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-simbol,
Gambar 2. Kelompok orang dewasa memilih ruang terbuka yang tersedia
tempat duduk Gambar1. Anak-Anak bermain di ruang
menentukan sifat aksi yang sedan berlangsung, dan ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan oleh pengamat
Tidak semua tindakan merupakan interaksi. Hakikat interaksi terletak pada kesadaran mengarahkan tindakan pada orang lain. Harus ada orientasi timbal-balik antara pihak-pihak yang bersangkutan, tanpa menghiraukan isi perbuatannya: cinta atau benci, kesetiaan atau pengkhianatan, maksud melukai atau menolong.
c. Jenis-jenis Interaksi Sosial
Ada tiga jenis interaksi sosial, yaitu:Interaksi antara Individu dan Individu, interaksi antara Kelompok dan Kelompok, dan interaksi antara Individu dan Kelompok
3. Perumahan
Pengertian perumahan yang menyatakan bahwa perumahan adalah suatu kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/ lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan fasilitas lingkungan (Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman).
III. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan untuk kepentingan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah dengan metoda deskriptif. Penelitian deskriptif ini adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat deskripsi mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian (Suryabrata, 1987). Deskriptif data tersebut dikumpulkan dengan cara melakukan survei lokasi, teknik angket, dokumentasi, dan studi literatur
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Perumahan Nusa Tamalanrea Indah Makassar
Perumahan Nusa Tamalanrea Indah, terletak pada kawasan pendidikan Kota makassar. Berdasarkan Masterplan yang di rencanakan oleh pengembang (Gambar 19), saat ini perumahan NTI belum sebenuhnya selesai. Masih tersisa sekitar 30% pengerjaan hingga perumahan ini sepenuhnya selesai.
Pada pembangunan tahap pertama pada tahun 1995, jumlah rumah di NTI, sekitar 1800 rumah, dan sekarang masih menjalani pembangunan tahap kedua yang rencananya berjumlah kurang lebih 3.000 rumah
Gambar 3. Masterplan Perumahan
Sumber : Survey, April 20
TIPE 45 TIPE 36
TIPE 54
2. Karakteristik Ruang Terbuka a. Letak Ruang Terbuka
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lokasi penelitian yaitu di perumahan Nusa Tamalanrea Indah Makassar, didapatkan beberapa titik tempat masyarakat perumahan NTI melakukan interaksi sosial (lihat Gambar 4)
Gambar 4. Ruang Terbuka di Perumahan NTI Makassar
b. Luasan Ruang Terbuka
Ruang terbuka yang digunakan masyarakat Perumahan NTI untuk berinteraksi sosial memilki luasan yang beragam yang hal ini dipengaruhi dengan jumlah pengguna dan aktivitas yang dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan berbagai luasan ruang terbuka yang digunakan masyarakat NTI dalam melakukan interaksi sosial. Dalam menganalisa data luasan yang ada, peneliti membagi data luasan yang didapatkan dalam 4 interval luasan yaitu: 1m2-12 m2 , 13 m2-24 m2, 25 m2-36 m2, 37 m2- 48m2.
Dari hasil analisa didapatkan bahwa kebutuhan luasan ruang terbuka yang dominan digunakan oleh masyarakat perumahan NTI, tidak terlalu besar hanya sekitar 1-12m2.
c. Jarak Ruang Terbuka dari Rumah
Definisi operasional variabel Jarak ruang terbuka yaitu dekat, agak jauh, jauh dan sangat jauh dijelaskan sebagai berikut: dekat artinya tapak tidak berhubung (0-100m), agak jauh artinya terpisah 1 blok perumahan (100-300m), jauh artinya terpisah beberapa blok perumahan dan sangat jauh di sebutkan seberapa jauh (m).
Gambar 5. Jarak Ruang Terbuka dari Rumah Responden
d. Perabot Ruang Terbuka
Pada beberapa jenis ruang terbuka yang digunakan, terdapat beberapa jenis ruang terbuka yang dilengkapi dengan perabot ruang terbuka, seperti tempat duduk, lampu taman dan permainan anak. Keberadaan perabot ini sangat menunjang terjadinya interaksi sosial antara masyarakat perumahan, karena ruang terbuka yang dilengkapi dengan perabot ruang terbuka akan lebih sering dikunjungi oleh masyarakat.
Gambar 6. Perabot Ruang Terbuka Sumber: Survey, April 2013
3. Kegiatan Interaksi
a. Jenis dan Kegiatan Interaksi
Dari hasil pengamatan dan analisis kuisioner yang diberikan kepada responden, menghasilkan identifikasi kegiatan masyarakat perumahan NTI terdiri atas : bermain (sepakbola, sepeda, layang-layang, kelereng), bercerita, menelpon dan bertranksasi jual-beli.
Kegiatan Interaksi bercerita atau berbincang-bincang biasanya dilakukan di depan rumah responden bersama saudara atau tetangga. Kegiatan ini dilakukan dengan posisi duduk-duduk di kursi yang telah tersedia atau dibawa dari rumah atau dengan posisi berdiri dibawah pohon dengan durasi waktu 15-30 menit. Dan biasanya dilakukan pada sore hari.
Kegiatan bermain dilakukan pada siang sampai sore hari namun dominan pada sore hari dengan durasi waktu kegiatan 30 menit-1 jam. Adapun jenis permainan yang dilakukan ialah: bermain bola, layangan, berlari-larian dan bersepeda
kegiatan Tranksaksi Jual-Beli dilakukan di bagian depan perumahan tepatnya di tepi-tepi taman. Aktivitas perdagangan berlangsung dari pagi sampai malam hari dan paling ramai pada sore dan malam hari. Kegiatan tranksaksi jual-beli juga diselingi dengan kegiatan interaksi bercerita antara pembeli-pembeli dan penjual-pembeli. Durasi dari kegiatan ini biasanya 15 menit.
Kegiatan menelpon merupakan kegiatan interaksi dengan komunikasi tidak langsung. Di perumahan NTI, terdapat beberapa warga yang melakukan kegiatan ini didepan rumah dan dilakukan dengan posisi duduk ataupun berdiri.
b. Waktu Interaksi
Adapun waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan interaksi ialah pada pukul 08.00-21.00 dan dominan pada waktu sore hari 15.01-18.00 (83%). Waktu sore hari memang merupakan waktu yang sangat tepat untuk melakukan kegiatan interaksi karena pada waktu pagi hari, masyarakat tentu saja disibukkan dengan kegiatan rutinitas permanennya seperti berangkat kerja, mengurus rumah dan lain-lain.
c. Durasi Interaksi
Rentang waktu kegiatan interaksi yang dilakukan oleh masyarakat NTI di ruang terbuka terbagi atas: 15 menit-30menit, 31 menit-45 menit dan 46 menit-1jam. Durasi kegiatan interaksi yang dilakukan dominan ialah pada rentang 30 menit-45 menit (49%) dan 15 menit-30 menit (39%). Hal ini mengindikasikan waktu yang paling optimal dilakukan di ruang terbuka, terlihat bahwa masyarakat tidak menghabiskan banyak waktu di ruang-ruang terbuka perumahan. Di samping itu, sebagian responden menggunakan waktu lebih panjang 46 menit-1 jam (12%). Dari hasil pengamatan peneliti, bahwa kelompok usia anak-anak yang menggunakan rentang waktu panjang tersebut. Hal ini, tentu berkaitan dengan kebiasaan anak-anak yang lebih aktif bermain di luar rumah.
d. Intensitas kegiatan
Menurut Gehl (1987), kegiatan interaksi sosial masyarakat selalu terjadi secara spontan. Dalam penelitian ini, juga didapatkan hasil seperti demikian, namun tidak mendominasi. Dari hasil analisis kuisioner yang di berikan kepada responden, terlihat bahwa masyarakat pengguna ruang terbuka melakukan kegiatan di ruang terbuka secara berulang-berulang. Kebanyakan kegiatan tersebut dilakukan beberapa kali dalam seminggu (55%), dan kegiatan yang terjadi secara spontan (36%). Hal ini menjelaskan bahwa sudah keterikatan personal antara ruang terbuka dengan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat perumahan NTI.
4. Hubungan Ruang Terbuka dengan Kegiatan Interaksi
Tabel 4. Hubungan Karakteristik Ruang Terbuka dengan Interaksi variabel itu diragukan memiliki hubungan yang signifikan.
Dari tabel nilai signifikansi variabel diatas, dapat terlihat bahwa kegiatan interaksi (Y1) secara signifikan mempengaruhi Letak ruang terbuka (X1.1), Luasan ruang terbuka (X1.2), dan Jarak ruang terbuka dari rumah (X1.3). Waktu Interaksi secara signifikan mempengaruhi Jarak ruang terbuka dari rumah (X1.3). Durasi interaksi (Y1) berpengaruh signifikan dengan Letak ruang terbuka (X1.1), Luasan ruang terbuka (X1.2), dan Jarak ruang terbuka dari rumah (X1.3).Intensitas interaksi secara signifikan mempengaruhi Letak ruang terbuka (X1.1) dan Luasan ruang terbuka (X1.2)
Tabel 5. Hubungan Karakteristik Responden dengan Interaksi Sosial
Dari tabel nilai signifikansi variabel diatas, dapat terlihat bahwa kegiatan interaksi (Y1) secara signifikan mempengaruhi Usia responden (X2.1). Waktu Interaksi secara signifikan mempengaruhi Usia Responden (X2.2). Durasi interaksi (Y1) tidak secara signifikan mempengaruhi karakteristik responden. Intensitas interaksi secara signifikan mempengaruhi Pekerjaan responden (X1.2)
V. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
Jenis interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat perumahan NTI ialah interaksi sosial asosiatif dengan kegiatan seperti: bercerita, bermain, menelpon dan bertranksaski jual beli. Adapun intensitas kegiatan interaksi yang dilakukan ialah dominan beberapa kali seminggu dengan durasi kegiatan sekitar 15-30 menit.
Variabel karakteristik ruang terbuka dan karakteristik responden yang signifikan bepengaruh terhadap terjadinya interaksi sosial ialah letak ruang terbuka tersebut, jarak ruang terbuka dari rumah, luasan ruang terbuka dan perabot ruang terbuka.
2. Saran
Berdasarkan kondisi ruang terbuka di perumahan Nusa Tamalanrea Indah Makassar, maka disarankan sebagai berikut:
Keterbatasan lahan pada ruang publik di Perumahan Nusa Tamalanrea Indah dapat disiasati dengan mengelola kembali ruang publik yang sudah ada serta melengkapi sarana dan prasarana untuk memfasilitasi ruang publik tersebut agar aktifitas interaksi sosial warga dapat berjalan dengan lebih baik
Ruang terbuka di perumahan sebaiknya disediakan di setiap blok perumahan, karena adanya kecenderungan pengguna yang berinteraksi hanya di dekat rumah dan melengkapi fasilitas pada ruang-ruang publik yang sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Hidayat. 2007. Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Surabaya: Salemba.
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Barliana, Syaom. 2010. Arsitektur, Komunitas dan Modal Sosial. Metatekstur
Blumer, Herbert. 1969. Symbolic Interaction: Perspective and Methode. N.J : Prentice-Hall, inc., Englewood.
Carmona dkk. 2003. Public Space Urban Space: The Dimension of Urban Design.
Architectural Press: London.
Chapin. F.S. 1995. Urban Land Use Planning. University of Illinois. Urbana.
Faisal, S. 1995. Format-Format Penelitian Sosial : Dasar-Dasar dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Press
Francis, Mark. 2003. Urban Open Space. Washington: Landscape Architecture Foundation
Gehl, J. 1987. The Life Between Buildings. New York : Van Nostrand Reinhold. Gerungan, W. A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
Greenbie B. 1981. Spaces: dimensions of the Human Landscape. London: Yale University Press New Haven & London.
Hakim dan Utomo. 2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta: Bumi Aksara
Halim, Deddy. 2005. Psikologi Arsitektur: Pengantar Kajian Lintas Disiplin. Jakarta: PT Grasindo
Ikbar, Yanuar. 2012. Metode Penelitian Sosial Kualitatif. Bandung: PT. Refika Aditama.
Leopold Von Wiese dan Howard Becker. 1932. Systematic Sociology.. New York: John R. Wiley and Sons.
Marcella Laurence, Joyce. 2005. Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta: PT Grasindo
Melissa Mean and Charlie Tims. 2005. People Make Places: Growing the Public Life of Cities. Demos
Moleong, Lexi J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda
Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta
Suryabrata, S. 1983. Metodologi Penelitian, Manajemen. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Weber, Max. 1947. The Theory of Social and Economic Organization. Diterjemahkan oleh A.M. Henderson dan Talcott Parsons. New York: USA: Oxford University press. Whyte, W. H. 1979. The Social Life of Small Urban Spaces. Washington, DC: The
Conservation Foundation.
Worpole, Ken. 2008. The Social Value of Public Spaces. Joseph Rowntree Foundation
Sumber Jurnal
Anita, Juarni dkk. 2012. Kajian Terhadap Ruang Publik Sebagai Sarana Interaksi Warga di Kampung Muararajeun Lama, Bandung. Jurusan Arsitektur: Institut Teknologi Nasional Bandung
Ginting, Salmina. 2004. Studi Kasus: Pengaruh Keberadaan Pedagang Kaki Lima Terhadap Jumlah Pengunjung Taman Kota di Medan. Proram Studi Arsitektur: Universitas Sumatera Utara
Sanggakala, Sadhi. Pengguna Jalan di Kampung Kota dan Perumahan perumnas Sebagai Ruang Interaksi Sosial: Kasus Pemukiman Kampung Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dan Perumnas II, Kelurahan Baktijaya Depok. Perpustakaan Universitas Indonesia
Sumber Online
Fathoni, Budi. 2012. Arsitektur dan Lingkungan yang Manusiawi.
http://iplbi.or.id/2012/02/arsitektur-dan-lingkungan-yang-manusiawi/ -Retreived: 14 September 2012
Karp dan Yoels. 2007. Tiga Jenis Aturan dalam Interaksi Sosial,
http://alfinnitihardjo.ohlog.com/interaksisosial.oh112676.html. Retreived: 7 Februari 2013
Stellanindya. 2010. Sampai Sejauhmana Arsitektur dan Perilaku saling Mempengaruhi?.
http://everydayarchitecture.wordpress.com/sampai-sejauhmana-arsitektur-dan-perilaku-saling-menmpengaruhi?/ -Retreived:!4 September 2012
StreetsWIki. William H. (Holly) Whyte. 2010 http://streetswiki.wikispaces.com /William+H.+%28Holly%29+Whyte –Retreived: 22 Oktober 2012
StreetsWIki.Jan Gehl. 2010.http://streetswiki.wikispaces.com/Jan+Gehl –Retreived: 15 Maret 2013
Tribun Timur. 2012. Pasar Property Makassar terbaik kedua di Indonesia.