• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Fungsi Kognitif Pada Populasi Lansia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Fungsi Kognitif Pada Populasi Lansia."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI

KOGNITIF PADA POPULASI LANSIA

F. Yan Devina M., 2016; Pembimbing I : Dedeh Supantini, dr., Sp.S., MPd.Ked. Pembimbing II : Yenni Limyati, dr., Sp.KFR., M.Kes.

Latar Belakang. Adanya peningkatan jumlah populasi lansia dan insidensi penurunan kognitif ringan pada lansia di dunia tiap tahunnya, khususnya di Indonesia, sehingga banyak lansia berisiko lebih tinggi terkena penyakit dementia. Tujuan. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang berhubungan dengan fungsi kognitif pada populasi lansia.

Metode. Penelitian menggunakan metode analitik dengan desain studi cross sectional. Subjek penelitian adalah 60 lansia yang memenuhi kriteria. Analisis statistik menggunakan Chi’s square test dengan α = 0,05. Fungsi kognitif diukur dengan MMSE.

Hasil. Didapatkan hubungan yang signifikan antara umur dengan fungsi kognitif dengan p value = 0,014, tingkat pendidikan dengan fungsi kognitif dengan p value = 0,000, aktivitas fisik dengan fungsi kognitif dengan p value = 0,003, aktivitas kognitif dengan fungsi kognitif dengan p value = 0,002, dan interaksi sosial dengan fungsi kognitif dengan p value = 0,000. Sedangkan untuk variabel jenis kelamin, tidak didapatkan hubungan yang signifikan dengan fungsi kognitif dengan p value = 0,343.

Kesimpulan. Terdapat hubungan antara umur, tingkat pendidikan, aktivitas fisik, aktivitas kognitif, dan interaksi sosial dengan fungsi kognitif pada populasi lansia. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan fungsi kognitif pada populasi lansia.

Kata Kunci : fungsi kognitif, MMSE, lansia

(2)

v ABSTRACT

FACTORS RELATED TO COGNITIVE FUNCTION IN ELDERLY POPULATION

F. Yan Devina M., 2016; 1st Tutor : Dedeh Supantini, dr., Sp.S., MPd.Ked. 2nd Tutor : Yenni Limyati, dr., Sp.KFR., M.Kes.

Background. There are increasing numbers of the elderly population and the incidence of Mild Cognitive Impairment in the elderly in the world each year, especially in Indonesia, so many elderly people exposed to higher risk of dementia.

Aim. To find out what factors are related with cognitive function in the elderly population.

Method. The study used analytic method with cross sectional study design. Subjects were 60 elderly people, who meet the criteria. Statistical analysis using Chi’sSquare Test with α = 0.05. Cognitive function measured by MMSE.

Result. Found a significant relation between age and cognitive function with p value = 0.014, level of education and cognitive function with p value = 0.000, physical activity and cognitive function with p value = 0.003, cognitive activity and cognitive function with p value = 0.002, and social interaction and cognitive function with p value = 0.000. As for the gender variable, not found significant relation with cognitive function with p value = 0.343.

Conclusion There is a relation between age, education level, physical activity, cognitive activity and social interaction with cognitive function in the elderly population. There was no relation between gender and cognitive function in the elderly population.

Keywords: cognitive function, MMSE, elderly

(3)

viii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usia Lanjut 2.1.1 Definisi Usia Lanjut ... 7

2.1.2 Batasan Umur Usia Lanjut ... 7

2.1.3 Proses Menua ... 8

2.2 Fungsi Kognitf 2.2.1 Definisi Fungsi Kognitif ... 9

(4)

ix

2.2.2.5 Konstruksi, Kalkulasi, dan Penalaran ... 11

2.2.3 Tahapan Penurunan Fungsi Kognitif 2.2.3.1 Mudah Lupa ... 12

2.2.3.2 Mild Cognitive Impairment ... 12

2.2.3.3 Demensia ... 13

2.2.4 Instrumen Pemeriksaan Fungsi Kognitif 2.2.4.1 Clock Drawing Test ... 13

2.2.4.2 Mini Mental State Examination ... 14

2.2.4.2.1 Tingkat Kesadaran ... 15

2.2.4.2.2 Atensi (Pemusatan Perhatian) dan Konsentrasi ... 16

2.2.4.2.3 Orientasi ... 16

2.2.4.2.4 Bahasa ... 16

2.2.4.2.5 Memori ... 18

2.2.4.2.6 Berhitung ... 19

2.2.4.2.7 Gnosis (Mengenal Objek) ... 19

2.2.4.2.8 Praksis Konstruksional ... 20

2.2.4.2.9 Respon Emosional ... 21

2.2.4.3 Mini Cog ... 21

2.2.4.4 Memory Impairment Screen ... 21

2.3 Index Social Disengagement ... 22

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 23

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 23

3.3 Prosedur Penelitian ... 23

3.4 Metode Penelitian

(5)

x

3.4.1 Rancangan Penelitian ... 24

3.4.2 Definisi Operasional Variabel 3.4.2.1 Fungsi Kognitif ... 24

3.4.2.2 Umur ... 24

3.4.2.3 Jenis Kelamin ... 24

3.4.2.4 Tingkat Pendidikan ... 25

3.4.2.5 Aktivitas Fisik ... 25

3.4.2.6 Aktivitas Kognitif ... 25

3.4.2.7 Interaksi Sosial ... 26

3.4.3 Hipotesis Statistik ... 26

3.5 Prosedur Penarikan Sampel 3.5.1 Populasi ... 27

3.5.2 Sampel ... 27

3.5.3 Kriteria Inklusi ... 28

3.5.4 Kriteria Eksklusi ... 28

3.6 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.7 Pengolahan dan Analisis Data ... 29

3.8 Perizinan Penelitian ... 29

3.9 Aspek Etik Penelitian ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 30

4.2 Pembahasan ... 36

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 39

4.4 Keterbatasan Penelitian ... 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 43

5.2 Saran ... 43

(6)

xi

DAFTAR PUSTAKA ... 44 LAMPIRAN ... 47 RIWAYAT HIDUP ... 60

(7)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik responden penelitian di Wisma Manula DORKAS

Bandung dan di Gereja Pandu Bandung ... 30

Tabel 4.2 Hubungan Umur dengan Fungsi Kognitif pada Populasi Lansia ... 32

Tabel 4.3 Hubungan Jenis Kelamin dengan Fungsi Kognitif pada Populasi

Lansia... 33

Tabel 4.4 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Fungsi Kognitif pada Lansia

Populasi ... 33

Tabel 4.5 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Fungsi Kognitif pada Populasi

Lansia... 34

Tabel 4.6 Hubungan Aktivitas Kognitif dengan Fungsi Kognitif pada Populasi

Lansia... 35

Tabel 4.7 Hubungan Interaksi Sosial dengan Fungsi Kognitif pada Populasi

Lansia... 35

Tabel 4.8 Nilai p value Enam Variabel yang Diteliti ... 36

(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Hasil Uji Statistik ... 47

Lampiran II Aspek Etik Penelitian ... 53

Lampiran III Informed Consent Form ... 54

Lampiran IV Dokumentasi ... 55

Lampiran V Kuesioner Mini Mental State Examination (MMSE) ... 58

Lampiran VI Kuesioner Indeks Social Disengagement ... 59

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Di seluruh dunia saat ini jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 629 juta

jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun) dan pada tahun 2025 jumlah

lanjut usia diperkirakan akan mencapai 1,2 milyar. Secara demografis,

berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2000 jumlah penduduk berusia 60 tahun

ke atas sejumlah 17,8 juta jiwa (8% dari jumlah penduduk), pada tahun 2005

meningkat menjadi 20 juta jiwa (8,5% dari jumlah penduduk) dan pada tahun

2010 meningkat menjadi 24 juta jiwa (9,8% dari jumlah penduduk). Jumlah

penduduk pada tahun 2020 diperkirakan meningkat menjadi 28,9 juta jiwa (11,4%

dari jumlah penduduk). Hal ini membuktikan bahwa jumlah lanjut usia terus

mengalami peningkatan setiap tahunnya (Nugroho, 2008).

Indonesia merupakan negara tertinggi dalam pertumbuhan penduduk lanjut

usia dalam kurun waktu 1990-2010, sehingga Indonesia menduduki peringkat

empat sebagai negara berpenduduk lanjut usia terbanyak di dunia setelah China,

India, dan Amerika Serikat (Martono 2008). Berdasarkan hasil Susenas tahun

2013, jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,04 juta orang atau sekitar 8,05%

dari seluruh penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014).

Meningkatnya populasi usia lanjut mengakibatkan terjadinya transisi

epidemiologi, yaitu bergesernya pola penyakit dari penyakit infeksi dan gangguan

gizi menjadi penyakit – penyakit degeneratif, diabetes, hipertensi, neoplasma, dan

penyakit jantung koroner (Soejono, 2006). Gangguan akibat penurunan fungsi

lainnya yang sering terjadi pada lansia adalah yang berhubungan dengan fungsi

kognitif. Menurunnya kemampuan kognitif pada usia lanjut sering dianggap hal

yang wajar dialami oleh semua lansia (Nadesul, 2011). Padahal gangguan kognitif

sedang sampai berat, jika dibiarkan terus menerus akan berkembang menjadi

penyakit yang lebih serius, seperti penyakit Alzheimer (Davey, 2012).

(10)

2

Insidensi dari Mild Cognitive Impairment (MCI) atau penurunan kognitif

ringan pada lansia semakin meningkat dari 7% hingga 18%. Orang – orang

dewasa tua yang mengalami penurunan kognitif ringan, memiliki risiko 14% lebih

tinggi terkena dementia (Chertkow, 2007). Oleh karena itu, fungsi kognitif pada

lansia tetap perlu dipertahankan agar terhindar dari penyakit – penyakit

degeneratif seperti dementia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan

mengidentifikasi dan mengendalikan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi

fungsi kognitif pada lansia.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “ Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Fungsi Kognitif pada

Populasi Lansia”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah  Apakah usia berhubungan dengan fungsi kognitif pada lansia

 Apakah jenis kelamin berhubungan dengan fungsi kognitif pada lansia  Apakah tingkat pendidikan berhubungan dengan fungsi kognitif pada

lansia

 Apakah aktivitas fisik berhubungan dengan fungsi kognitif pada lansia  Apakah aktivitas kognitif berhubungan dengan fungsi kognitif pada lansia  Apakah interaksi sosial berhubungan dengan fungsi kognitif pada lansia

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud

Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan fungsi

kognitif pada populasi lansia khususnya di Bandung

1.3.2 Tujuan

 Untuk mengetahui apakah usia berhubungan dengan fungsi kognitif pada lansia

(11)

3

 Untuk mengetahui apakah jenis kelamin berhubungan dengan fungsi kognitif pada lansia

 Untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan berhubungan dengan fungsi kognitif pada lansia

 Untuk mengetahui apakah aktivitas fisik berhubungan dengan fungsi kognitif pada lansia

 Untuk mengetahui apakah aktivitas kognitif berhubungan dengan fungsi kognitif pada lansia

 Untuk mengetahui apakah interaksi sosial berhubungan dengan fungsi kognitif pada lansia

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat terutama bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan bagi masyarakat yang terbagi menjadi manfaat akademis dan

manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan

mengenai :

 faktor – faktor apa saja yang berhubungan dengan fungsi kognitif pada lansia

 hubungan usia dengan fungsi kognitif pada lansia

 hubungan jenis kelamin dengan fungsi kognitif pada lansia  hubungan tingkat pendidikan dengan fungsi kognitif pada lansia  hubungan aktivitas fisik dengan fungsi kognitif pada lansia  hubungan aktivitas kognitif dengan fungsi kognitif pada lansia  hubungan interaksi sosial dengan fungsi kognitif pada lansia

kegunaan tes Mini Mental State Examination dalam menilai fungsi kognitif pada lansia

(12)

4 1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan

mengenai :

 Memberikan informasi mengenai fungsi kognitif pada masing-masing lansia yang dites dengan instrumen khusus untuk

penapisan/skrining fungsi kognitif.

 Pencegahan terhadap terkenanya penyakit degeneratif pada lansia dengan cara mengendalikan faktor-faktor yang berhubungan

dengan fungsi kognitif

 Gambaran fungsi kognitif lansia - lansia yang ada di Panti Jompo DORKAS Bandung dan Gereja Pandu Bandung

1.5Kerangka Pemikiran

 Usia

Perubahan fungsi kognitif yang terjadi pada usia lanjut meliputi berkurangnya

kemampuan meningkatkan fungsi intelektual dan berkurangnya efisiensi tranmisi

saraf di otak sehingga menyebabkan proses informasi melambat dan banyak

informasi hilang selama transmisi.

Penurunan menyeluruh pada fungsi sistem saraf pusat dipercaya sebagai

kontributor utama perubahan dalam kemampuan kognitif dan efisiensi dalam

pemrosesan informasi (Papalia et al., 2005).

 Jenis Kelamin

Wanita tampaknya mengalami penurunan fungsi kognitif yang lebih bermakna

dibandingkan pria. Wanita lebih berisiko mengalami penurunan fungsi kognitif

disebabkan pada perempuan yang sudah tua, terjadi penuruan drastis level

estradiol. Estradiol diperkirakan bersifat neuroprotektif dan dapat membatasi

kerusakan akibat stress oksidatif serta terlihat sebagai protektor sel saraf dari

toksisitas amiloid pada pasien Alzheimer (Myers, 2008).

(13)

5  Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang rendah berhubungan dengan penurunan fungsi

kognitif yang dapat terjadi lebih cepat dibandingkan dengan tingkat pendidikan

yang tinggi. Pendidikan pada awal kehidupan mempunyai pengaruh pada

kehidupan selanjutnya jika seseorang tersebut terus melanjutkan pendidikan untuk

menstimulasi mental yang diduga bermanfaat untuk neurokimia dan pengaruh

struktur otak.

Suatu teori menjelaskan tentang synaptic reserve hypothesis, dimana orang

yang berpendidikan tinggi mempunyai lebih banyak sinap di otak dibanding orang

yang berpendidikan rendah. Ketika sinap tersebut rusak karena ada proses

penyakit seperti Alzheimer maka sinap yang lain akan menggantikan tempat yang

rusak tadi (Dash & Pittman, 2005).

Aktivitas Fisik

Aktifitas fisik juga diduga menstimulasi faktor tropik dan neuronal growth

yang kemungkinan faktor-faktor ini yang menghambat penurunan fungsi kognitif

dan demensia. Aktivitas fisik dapat meningkatkan vaskularisasi di otak,

peningkatan level dopamin, dan perubahan molekuler pada faktor neutropik yang

bermanfaat sebagai fungsi neuroprotektif (Singh-Manoux et al., 2005).

Aktivits Kognitif

Aktivitas kognitif dianggap dapat memelihara cognitive reserve; konsep

cognitive reserve merujuk pada kemampuan menoleransi perubahan degeneratif

jaringan otak agar tidak muncul gejala klinis. Penelitian Stern (2006) yang

menunjukkan bahwa cognitive reserve bisa dalam dua bentuk neural reserve

yang menandakan kemampuan jaringan saraf untuk menjadi lebih efisien dan

kurang rentan terhadap kerusakan, dan neural compensation, yaitu adanya

jaringan alternatif untuk sistem yang telah rusak. Selain itu, adanya cognitive

reserve memungkinkan seseorang memiliki konsep strategi berpikir yang lebih

fleksibel, meningkatkan kapasitas efisiensi neural (Fratiglioni & Wang, 2007).

(14)

6  Interaksi sosial

Interaksi sosial diartikan sebagai kemampuan memelihara hubungan sosial dan

berpartisipasi dalam aktivitas sosial. Hubungan sosial dinilai dari struktur dan

kualitas hubungan interpersonal.

Menurut penelitian semakin banyak hubungan sosial dan semakin banyak

aktivitas sosial diasosiasikan dengan semakin lambatnya penurunan kognitif dan

mereka yang menerima dukungan emosional mempunyai fungsi kognitif lebih

baik (Wreksoatmodjo, 2014).

1.6 Hipotesis Penelitian

 Terdapat hubungan antara usia dengan fungsi kognitif pada lansia

 Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan fungsi kognitif pada lansia  Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan fungsi kognitif pada

lansia

 Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan fungsi kognitif pada lansia  Terdapat hubungan antara aktivitas kognitif dengan fungsi kognitif pada

lansia

 Terdapat hubungan antara interaksi sosial dengan fungsi kognitif pada lansia

(15)

43 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka didapatkan simpulan bahwa :  Terdapat hubungan antara usia dengan fungsi kognitif lansia

 Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan fungsi kognitif lansia  Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan fungsi kognitif lansia  Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan fungsi kognitif lansia  Terdapat hubungan antara aktivitas kognitif dengan fungsi kognitif lansia  Terdapat hubungan antara interaksi sosial dengan fungsi kognitif lansia

5.2 Saran

 Dilakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor lainnya seperti riwayat penyakit yang mungkin berhubungan dengan fungsi kognitif pada lansia.  Dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah subjek penelitian lebih besar

dan lebih luas jangkauannya.

 Dilakukan tindakan untuk meningkatkan dan memperbaiki fungsi kognitif pada lansia dengan cara edukasi, konseling, dan tindakan – tindakan promotif

lainnya.

 Dilakukan tindakan untuk mencegah sejak dini penurunan fungsi kognitif terhadap masyarakat pada umumnya, dengan cara edukasi, konseling, dan

tindakan – tindakan promotif lainnya.

(16)

FAKTOR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA POPULASI

LANSIA

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

FRANSISKA YAN DEVINA MARDIYANTO

1310035

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(17)

vi

KATA PENGANTAR

Pertama-tama, saya panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat dan rahmat-Nya karya tulis ilmiah yang berjudul “ Faktor

-Faktor yang Berhubungan dengan Fungsi Kognitif pada Populasi Lansia ” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat sebelum waktunya. Karya tulis ilmiah

ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.

Ked) di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tentunya tidak jarang dijumpai

adanya halangan, rintangan, dan kesibukan sebagai mahasiswa kedokteran, namun

dengan bantuan berbagai pihak yang mendukung, karya tulis ilmiah ini dapat

terselesaikan dengan baik, oleh karena itu, saya ingin mengucapkan banyak terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dedeh Supantini, dr., Sp.S., MPd.Ked selaku pembimbing utama dalam

pembuatan karya tulis ilmiah ini. Terima kasih atas bimbingan, perhatian,

kesabaran, saran, dukungan, dan bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran

untuk membantu selama pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Yenni Limyati, dr., Sp. KFR., M. Kes selaku pembimbing kedua dalam

pembuatan karya tulis ilmiah ini. Terima kasih atas bimbingan, perhatian,

kesabaran, saran, dukungan, dan bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran

untuk membantu selama pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Cindra Paskaria, dr., M.K.M. yang telah bersedia meluangkan waktu untuk

membantu bagian statistik dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Pengurus Wisma Manula DORKAS yang telah membantu pengambilan data

sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

5. Bu Benyamin dan Bu Anggraeni yang telah membantu pengambilan data di

Gereja Pandu, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

6. Para lansia yang telah bersedia menjadi subjek penelitian, terima kasih telah

(18)

vii

7. Rekan-rekan seperjuangan KTI angkatan 2013, keluarga besar ANTIDOTE,

terima kasih atas dukungan, semangat, kekompakan, dan kerjasamanya dari

awal sampai terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Papa David Mardiyanto dan Mama Ferry Yulita tercinta, kakak Irra dan kakak

Evita, terima kasih atas kasih sayang, segenap bantuan, perhatian, doa, dan

dukungan kepada saya untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Sahabat - sahabat tersayang “ANSOS” : Lauw Audry, Beatrice Athalia,

Michelle Angel, Fransiska Ivona, Allisa Amelia, terima kasih atas perhatian,

dukungan, dan bantuan dalam menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah

ini.

10.Keluarga TBM Galenus yang telah memberikan dukungan dan perhatian agar

Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan sebelum waktunya.

11.Partner dan teman yang setia menemani kerja KTI, Andrew Tjuatja, terima

kasih atas perhatian, dukungan, doa, dan bantuan dalam menyelesaikan

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

12.Kepada berbagai pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang

telah membantu penulis dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar kelak

dapat dilakukan penelitian yang lebih baik.

Akhir kata, penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang membutuhkan, baik para peneliti, pembaca, pihak fakultas,

penulis sendiri, dan tentunya akan bermanfaat bagi perkembangan ilmu

kedokteran.

Bandung, Oktober 2016

(19)

44 Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik, 2015. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2014, Jakarta : Badan Pusat Statistik.

Bassuk, S.S., Glass, T.A. and Berkman, L.F., 1999. Social disengagement and incident cognitive decline in community-dwelling elderly persons. Annals of internal medicine, 131(3), pp.165-173.

Bimo, W., 2003. Psikologi Sosial, Yogyakarta: ANDI.

Brunton, L.L., Chabner, B. and Knollmann, B.C. eds., 2011. Goodman & Gilman's the pharmacological basis of therapeutics (Vol. 12). New York: McGraw-Hill Medical.

Carlo, A., Baldereschi, M., Amaducci, L., Maggi, S., Grigoletto, F., Scarlato, G. and Inzitari, D., 2000. Cognitive impairment without dementia in older people: prevalence, vascular risk factors, impact on disability. The Italian Longitudinal Study on Aging. Journal of the American Geriatrics Society, 48(7), pp.775-782.

Chertkow, H., 2007. Alzheimer’s & Dementia: The journal of the alzheimer’s

association. Alzheimers Dement, 3(4), p.152.

Cockrell, J.R. and Folstein, M.F., 2002. Mini-mental state examination. Principles and practice of geriatric psychiatry, pp.140-141.

Darmojo, B., 2009. Buku Ajar Geriatri (llmu Kesehauan Usia Lanjut). Edisi ke-4, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dash, P. & Pittman, V., 2005. Alzheimer’s Disease, New York: American Academy of Neurology.

Davey, P., 2010. Medicine at a Glance (Vol. 25). John Wiley & Sons.

Dorland, W.A.N., 2011. Dorland's Illustrated Medical Dictionary32: Dorland's Illustrated Medical Dictionary. Elsevier Health Sciences.

Dwi Rosita, M., 2012. Hubungan Antara Fungsi Kognitif dengan Kemampuan Interaksi Sosial Pada Lansia di Kelurahan Mandan Wilayah Kerja

(20)

45

Puskesmas Sukoharjo (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Fratiglioni, L. & Wang, H.-X., 2007. Brain Reserve Hypothesis in Dementia. Journal of Alzheimer’s Disease, 12, pp.11–22.

Goldman, H.H., 2000. Review of General Psychiatry: An Introduction to Clinical Medicine 5th ed., Singapore: McGraw-Hill.

Hermandez, S.S.. et al., 2010. Effects of Physical Activity on Cognitive Function, Balance and Risk of Falls in Elderly Patients with Alzheimer’s Dementia,

Indonesia, P.R., 2009. Undang-Undang Republik Indonesia. CyberConsult.

Indonesia, S., 2007. Badan Pusat Statistik. BPS Republik Indonesia.

Lorentz, W., 2002. Brief Screening Test for Dementia. Can J Psychiatry, 47(8).

Lumbantobing, S.M., 2014. Neurologi Klinik: Pemeriksaan Fisik dan Mental 17th ed., Jakarta: Balai Penerbitan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Martono, H., 2008. Gerakan Nasional Pemberdayaan Lanjut Usia. Jakarta: Gemari.

Maryam et al., 2008. Mengenal Usia lanjut dan Perawatannya, Jakarta: Salemba Medika.

Menkokesra, 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Namor II Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial.

Myers, J.., 2008. Factors Associated With Changing Cognitive Function in Older Adults : Implication for Nursing Rehabilitation,

Muzamil, M.S. and Martini, R.D., 2014. Hubungan Antara Tingkat Aktivitas Fisik dengan Fungsi Kognitif pada Usila di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(2).

Nadesul, H., 2011. Menyayangi Otak, Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho, W., 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik 3rd ed., Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

(21)

46

Papalia, D.., Olds, S.. & Feldman, R.., 2005. Human Development 10th ed., New York: Mc-Graw Hill.

Rait, G., Fletcher, A., Smeeth, L., Brayne, C., Stirling, S., Nunes, M., Breeze, E., Ng, E.S.W., Bulpitt, C.J., Jones, D. and Tulloch, A.J., 2005. Prevalence of cognitive impairment: results from the MRC trial of assessment and management of older people in the community. Age and ageing, 34(3), pp.242-248.

Scanlan, J.M., Binkin, N., Michieletto, F., Lessig, M., Zuhr, E. and Borson, S., 2007. Cognitive impairment, chronic disease burden, and functional disability: a population study of older Italians. The American Journal of Geriatric Psychiatry, 15(8), pp.716-724.

Setiati, S., Hariimurti, K. & Roosheroe, A.G., 2006. Proses Menua dan Implikasi Kliniknya, Jakarta: , Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakulus Kedokueran Universitas Indonesia.

Sjahrir, H., Ritarwan, K., Tarigan, S., Rambe, A., Darfika, I. and Lubis, B.I., 2001. The Mini Mental State Examination in Healthy Individuals in Medan, Indonesia by Age and Education Level. Neural J Southeast Asia, 6, pp.19-22.

Singh-Manoux, A., Hillsdon, M., Brunner, E. and Marmot, M., 2005. Effects of physical activity on cognitive functioning in middle age: evidence from the Whitehall II prospective cohort study. American journal of public health, 95(12), pp.2252-2258.

Soejono, C., 2006. Pengkajian Paripurna Dalam Pasien Geriatri, Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Spirduso, W.W. and Asplund, L.A., 1995. Physical activity and cognitive function in the elderly. Quest, 47(3), pp.395-410.

Sudarma, M., 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan, Jakarta: Salemba Medika.

Tambayong, J., 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan, Jakarta: EGC.

Watson, R., 2003. Perawatan pada Lansia, Jakarta: EGC.

Wreksoatmodjo, B.R., 2015. Aktivitas Kognitif Mempengaruhi Fungsi Kognitif Lanjut Usia di Jakarta. , 42 (1).

Wreksoatmodjo, B.R., 2014. Pengaruh Social Engagement terhadap Fungsi Kognitif Lanjut Usia di Jakarta. , 41(3), pp.171–180.

Gambar

Tabel 4.1 Karakteristik responden penelitian di Wisma Manula DORKAS

Referensi

Dokumen terkait

Letakkan bayi tengkurap di dada ibu, luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi

asuhan kebidanan secara komperhensif pada ibu hamil, bersalin, bayi baru. lahir, nifas dan keluarga berencana terutama pada

Tujuan utama kegiatan lesson study yaitu memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana mahasiswa belajar dan dosen mengajar, merancang pembelajaran yang mudah

ikatan yang dilakukan oleh bank juga mempengaruhi kekuatan suatu. kerelaian antara nasabah dengan

1) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2) Media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi

cerita tidak sama persis dengan yang ada dalam kenyataan karena pengarang telah.. memperkaya cerita itu

Dengan Probabilitas 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap

Ninda, Chandra & Febri 112 wali murid dapat melihat nilai raport siswa, melihat biodata guru, melihat Tagihan dan Laporan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). Dalam