Tugas Mata Kuliah Teknologi Pengolahan Limbah
Cair
Ozone sebagai disisinfektan selektif untuk pertumbuhan non
aseptic fungal pada air limbah pengolahan jagung
Disusun Oleh:
Ludya Athneis P (145061101111022) R Dimas Arif H (145061101111016)
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Fungal Biomassa (biomassa jamur) merupakan salah satu sumber protein enzyme asam laktat yang sangat potensial di dunia industri, khususnya untuk aplikasi di dunia farmasi dan industri makanan. Fungal biomassa dapat diproduksi melalui food waste water akan tetapi masalah pencemaran bakteri menjadi masalah utama. Sterilisasi air limbah sangatlah tidak ekonomis, maka diperluka alternatif untuk proses sterilisasi dimana fungi / jamur dapat mendominasi bakteri pada air limbah. Salah satu metodenya dengan menambahkan ozon (O3) sebagai agen disinfeksi pada air limbah, dimana ozon akan mereduksi laju pertumbuhan bakteri dan meningkatkan laju tumbuh fungi / jamur. Ozon pada dasarnya akan melakukan penetrasi pada dinding bakteri dan merusak inti dan dinding sel bakteri sehingga terjadi lisis (pemecahan sel bakteri) yang menyebabkan kematian.
I. Peralatan dan Bahan
Daftar peralatan eksperimen dituliskan pada Fig 1 sebagai berikut :
Pada dasarnya bahan yang digunakan sebagi berikut : 1. Bibit Oligosporus american type strain ATCC#22959
2. Potato Dextose agar
3. Sumber Limbah Corn processing water (dari Archerdaniel Midland (ADM) di Cedar rapids, Iowa USA)
4. Amonium Sulfate dan Potasium Dihidrogen Fosfat 5. Sulfuric Acid (H2SO4) 0,02 N
b. Sumber air Limbah dan Karakterisasi
Sumber air limbah merupakan Corn-processing wastewater Diambil dari the Archer Daniels Midland (ADM) wet corn milling plant di Cedar Rapids, Iowa,USA) dengan karakteristik sebagai berikut :
Dilakukan dengan sistem aerasi ozon (O3) pada bioreaktor pengolahan air limbah. Ozon akan dialirkan pada reaktor secara kontiniu pada suhu 38-39 C dengan konsentrasi ozon maksimum 76 mg/L (konsentrasi optimum 57 mg/L) dimana dengan parameter nilai DO harus tetap diatas 2 mg/L dengan kecepatan alir selama 0,1-0,14 L/min. Selama waktu 8 jam untuk memaksimalkan proses disinfeksi. Pada proses disinfeksi ini terdapat parameter daripada efisiensi selama prosesnya yaitu: resistensi bakteri terhadap ozon, dosis ozon dan waktu kontak. Sebagai pH control digunakan asam sulfat 0,02 N dan NaOH 0,1 N agar pH tetap berada di angka pH 4-4,1 .
d. Proses analisa
Proses analisa di lakukan dengan MATLAB_7.0 untuk mengidentifikasi optimum ozon yang harus digunakan untuk produksi fungal biomassa optimum dan reduksi populasi bakteri yang optimum.
III. Analisa Hasil
hingga 88-90%, efisiensi ini dikarenakan sifat ozon yang dapat mempenetrasi jaringan kulit bakteri dan merusak struktur DNA nya sehingga menyebabkan lisis yang dapat menyebabkan kematian bakteri secara signifikan. Dari analisa ditemukan T. beigelii
ditemukan mendominasi pada campuran cairan dari semua pengujian bioreaktor. Meskipun inokulasi reaktor dengan miselium R. oligosporus, namun populasi jamur tergantikan oleh jenis jamur liar.
Berikut grafik hasil analisa biomassa pada Volatil suspended solid air limbah :
Berikut grafik hasil analisa pada total biomassa bakteri pada air limbah :
Dari grafik ditunjukkan bahwa konsentrasi Ozon 57 mg/L merupakan konsentrasi ozon optimum dalam eliminasi bakteri dimana memiliki nilai populasi/konsentasi bakteri sekitar 80 mg VSS/L dan sekitar 85 mg/L pada keseluruhan air limbah.
IV. DAFTAR PUSTAKA
A, Solomon, et al. 1998. Food Waste Treatment Process. USA: CRC press.