• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLITIK HIJAU DI INDONESIA. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "POLITIK HIJAU DI INDONESIA. docx"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

POLITIK HIJAU DI INDONESIA Ditulis Oleh:

SAJIDA

ILMU PEMERINTAHAN A-1 08563443190

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Frasa politik hijau mungkin kerap terdengar di sebagian kalangan akademisi, namun kurang begitu populer dikalangan masyarakat luas. Ketika mendengar “Politik Hijau” pertama kalinya, beberapa orang awam mungkin akan mengkaitkan frasa tersebut dengan partai politik dengan simbol berwarna hijau yang merupakan partai berbasis Islam. Namun, dalam pendefinisiannya, ternyata Politik Hijau secara ringkas merupakan ideologi politik yang mengedepankan pelestarian ekologi. Dalam buku Teologi dan Ekologi karya Celia Deane dan Drummond dijelaskan bahwa ideologi ini lahir sekitar tahun 1970-an dengan munculnya Green Party (Partai Hijau) dan Friends of the Earth (Sahabat Bumi).

(2)

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat” , dan realitanya sumber daya alam Indonesia benar-benar dikuasai oleh negara hingga pemerintah melupakan kalimat setelahnya.

Pembangunan di Indonesia oleh pemerintah kita juga terkesan berfokus pada pembangunan ekonomi, peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan. Namun, masalah sumber daya alam seolah menjadi poin terakhir dalam urusan penyelenggaraan pemerintahan kita di negeri dengan sejuta sumber daya hayati ini. Dalam beberapa dekade terakhir ini, pemerintah yang memfokuskan pekerjaannya pada pembangunan di berbagai sektor ekonomi dan industri dengan membangun berbagai industri skala besar yang mampu menyerap banyak tenaga kerja seolah lupa bahwa dalam hal ini pemerintahan harus memakai dasar pembangunan berkelanjutan, bukan hanya sekadar pembangunan saja. Pembangunan berkelanjutan sendiri merupakan pembangunan secara kontinu namun tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup agar dapat digunakan hingga generasi selanjutnya. Pembangunan ini juga menggunakan UU No.32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan sebagai acuan pembangunan di sektor Industri. Namun, di lapangan, UU ini sering diabaikan oleh para investor dengan jalan lobi-lobi politik dengan pemerintah daerah setempat.

Pemerintah sebagai subjek yang memiliki peran dalam menguasai sumber daya alam di negara ini dianggap kurang serius menangani permasalahan akut mengenai lingkungan hidup ini. Pemerintah kini juga dianggap “kurang kerjaan” karena seperti yang bisa kita cermati di berbagai media massa, bahwa KMP dan KIH justru meributkan pengesahan perpu no 1 tahun 2014 mengenai pilkada yang terkesan membuang waktu, belum lagi soal perpecahaan internal di beberapa partai. Padahal, saat itu juga jutaan masyarakat Riau menggunakan masker agar bisa terlindung dari asap berbahaya, dan ratusan ribu anak terancam terkena ISPA.

(3)

tanah ke gas, yang artinya masyarakat disuruh berhemat untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dari negara asing. Bagaimana bisa seorang pemilik tambang justru harus membeli minyak di tambangnya sendiri?

Berbagai kasus mengenai kerusakan ekologi di Indonesia, memang tidak dapat lepas dari money politic yang terjadi didalamnya. Uang haram dimainkan oleh para Investor dengan pemerintah daerah setempat agar mendapatkan izin pendirian secara ringkas yang tidak melalui proses AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), dan akhirnya rakyat lagi yang harus tercekik oleh dampak polusi dari industri yang tidak ramah lingkungan itu.

Realitas kerusakan hayati seharusnya mampu menggerakkan partai politik untuk menyuarakan aspirasi dari rakyat mengenai pentingnya pelestarian ekologi. Partai politik yang salah satu fungsinya ialah sebagai sarana komunikasi masyarakat sangat berperan untuk melihat arah keberpihakan pembangunan terhadap lingkungan. Yang terjadi saat ini, partai politik yang ada, belum mampu menyuarakan suara rakyat akan bencana kerusakan lingkungan, bahkan beberapa anggota partai justru menjadi sponsor kerusakan lingkungan, misalnya berbagai pamflet berisi kampanye calon legislatif yang ditancapkan dengan paku di pohon.

Referensi

Dokumen terkait

Kriteria pengambilan keputusan dari hasil olah data model regresi adalah, apabila nilai probability value atau significant-t lebih kecil dari 5% maka dapat

Keterbatasan dari penelitian ini yaitu adanya perbedaan yang berrmakna pada usia subjek penelitian, secara spesifik perbedaan yang bermakna terletak pada atlet

yang masih baru dalam menerapkan pembelajaran model kooperatif di kelasnya, selain itu pembelajaran kooperatif STAD menekankan pada adanya aktifitas dan

Menurut Hidayat (2003:96) bahwa fungsi metode bernyanyi pada anak TK adalah untuk mencapai kemampuan dalam pengembangan daya cipta, mencapai kemampuan dalam

Az írásbeli fordulóban legeredményesebb elméleti feladatmegoldó: Turi Soma , ELTE Apáczai Csere János Gyakorlógimn., Budapest A számítási feladatok legjobb

Berdasarkan hal ini maka pada sintesis ester sorbitol asam lemak (ESAL) dicoba ditambahkan air sampai diperoleh larutan sorbitol dan sorbitol lewat jenuh, sedangkan silika gel

Dari Hasil kuisioner dengan 9 pertanyaan yang berkaitan dengan fungsional game dan 10 pertanyaan yang berkaitan dengan materi game, telah didapatkan data

Analisis yang digunakan adalah model persamaan struktural (SEM) dan terlebih dahulu dilakukan analisis faktor konfirmatori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi