• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kebijakan Energy Security Ameri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Kebijakan Energy Security Ameri"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Lutfi Makrifatul Jannah 201310360311238

Pengaruh Kebijakan Energy Security Amerika Serikat terhadap Dinamika Kawasan Negara-Negara Asia Tengah terkait Potensi Minyak di Kaspia Latar Belakang

Dalam rangka memenuhi kepentingan nasionalnya, yakni melanggenggkan keamanan energi yang didapatkan dari potensi minyak di negara-negara Kaspia (Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kazakhstan), Amerika Serikat memberlakukan “New Central Asia Strategy”. Seperti yang kita tahu, kawasan Asia Tengah menyimpan sebuah daya tarik tersendiri bagi negara-negara besar di dunia. Mulai dari Rusia, China, Amerika Serikat hingga India, wilayah Asia Tengah yang tepat berada ditengah-tengah antara benua Eropa dan Asia sehingga menjadikan kawasan ini menjadi jalur vital dan strategis yang menghubungkan dua benua tersebut. Salah satu yang menyebabkan wilayah Asia Tengah sebagai wilayah strategis negara-negara di dunia adalah faktor geopolitik, adanya kekosongan kekuasaan (Vacuum of Power) pasca merdeka dari Uni Soviet telah mengundang kekuatan asing yang berkepentingan di wilayah itu. Paper ini kami tulis dengan melihat perkembangan yang terjadi bahwa berupa semakin intensifnya AS terlibat di wilayah Asia Tengah, hal ini terlihat dalam beberapa poin sebagai berikut: (a) Kehancuran Uni Soviet pada tahun 1991 langsung direspon AS dalam kebijakan luar negerinya yang difokuskan pada isu-isu seperti senjata nuklir1 (b) Perusahaan-perusahaan dan konsultan AS mendesak ex-Uni Soviet untuk menyetujui rute jaringan pipa migas yang menghindari negara-negara yang dianggap musuh AS, yaitu Rusia. Cadangan dan potensi minyak yang dimiliki oleh negara-negara Kaspia ini membuat kawasan Asia Tengah ini terlalu strategis untuk diacuhkan begitu saja mengingat kebutuhan energi AS yang cukup besar pula, sehingga membuat kebijakan luar negeri AS di Kaspia berkontribusi terhadap dinamika hubungan internasional di kawasan Asia Tengah.

Keamanan Energi

Keamanan energi merupakan suatu konsep dimana negara mampu mempertahankan diri dan melakukan pembangunan dengan mengutamakan keamanan dan ketersediaan cadangan energi yang memadai dengan harga yang terjangkau, baik

(2)

minyak ataupun variasi jenis energi lainnya.2 Seperti yang kita tahu selama ini, kepentingan nasional kerap sekali digunakan untuk menganalisa tujuan kebijakan luar negeri suatu negara. Kepentingan nasional AS dalam upaya keamanan energi negerinya diimplementasikan melalui bentuk hubungan kerjasama dengan pihak lain. Sedangkan kepentingan lain AS di Asia Tengah ialah untuk melihat perkembangan mandiri, demokratis, dan stabilitas negara, komitmen untuk jenis reformasi politik dan ekonomi yang penting untuk masyarakat modern dan jalan menuju integrasi dan ekonomi dunia.3 Hal ini menandakan bahwa kepentingan nasional AS di kawasan Asia Tengah adalah mencegah bangkitnya ideologi ekspasionis Rusia, mencegah pengembangan senjata nuklir serta mendorong berkembangnya hak-hak asasi manusia. Untuk keamanan energinya sendiri, AS disalah satu negara Kaspia yaitu Turkmenistan, Amerika melakukan aksi dan mengkonsentrasikan keberadaannya sebagai salah satu sumber minyak dan gas yang sangat besar dan potensial. Tujuannya untuk menguasai seluruh sumur minyak dan gas di Turkmenistan bahkan di seluruh dunia untuk mengontrolnya dan mempertahankan hegemoni dan cengkeramannya terhadap semua itu sehingga Amerika bisa menjaga posisi globalnya sebagai negara adidaya dan untuk meminimalkan pengaruh negara-negara besar seperti Rusia atau yang lain. Melihat begitu tingginya nilai strategisnya minyak di Turkmenistan, komoditas minyak tidak lagi menjadi alat pemenuhan kebutuhan industri dan ekonomi, tetapi juga sudah mengandung nilai politik antar negara yang berkepentingan. Di mana dalam hal ini terdapat hubungan yang unik, keterlibatan negara produsen minyak yang kebanyakan dipegang oleh negara-negara maju dan yang selalu mengendalikan harga dengan negara penghasil merupakan negara berkembang.

Hubungan Antara Amerika Serikat dan Asia Tengah

Paska peristiwa 11 September, agenda politik dan kebijakan luar negeri AS mulai bergeser dengan lebih terfokus pada perang melawan terorisme. Semenjak itu pula AS gencar berdiplomasi dengan negara-negara Asia tengah. Janji imbalan yang diberikan AS jika turut mendukung perang melawan terorisme, tentu saja hal ini menjadi motivasi negara-negara di Asia Tengah karena situasi kebanyakan negara anggotanya sulit pulih paska lepas dari Uni Soviet. Asia Tengah memegang posisi

2 Hary Wibono, Kebijakan Amerika Serikat di Asia Tengah, dalam

http://www.academia.edu/10118282/KEBIJAKAN_AMERIKA_SERIKAT_DI_ASIA_TENGAH diakses pada 04 Juni 2015

(3)

strategis dalam strategi global AS terutama sejak tahun 1997 ketika AS memproritaskan kawasan ini dengan kebijakan “New Central Asia Strategy”.4 Dalam strategi yang diterapkan AS ini, AS berusaha membantu negara-negara Asia Tengah yang baru merdeka untuk dapat benar-benar keluar dari pengaruh Rusia. Untuk mengimplementasikan strateginya, secara ekonomi AS berusaha menjadikan kawasan Asia Tengah sebagai basis suplai energinya yang baru, dengan menanamkan investasi, bantuan ekonomi dan pembangunan. Kerjasama bilateral juga menjadi salah satu upaya AS untuk memperoleh perhatian dan pengaruh kelima negara Asia Tengah, bantuan dalam bentuk militer serta keikutsertaannya dalam konflik internal dengan gerakan islam radikal yang mulai berkembang menjadi usaha lain AS menanamkan pengaruhnya di Asia Tengah. Hubungan antara AS dengan negara-negara Asia Tengah pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari adanya perusahaan minyak terbesar milik AS, Chevron. Di mana pada tahun 1991-1995 Chevron berhasil menguasai ladang minyak terbesar Tengiz di Kazakhstan. Tidak mengherankan, motif utama dari kebijakan energi AS telah difokuskan pada pengembangan beberapa pipa dan link ke konsumen asing dan produsen energi, salah satu contoh baru-baru ini termasuk listrik ke India.5

Hal tersebut dilakukan hanya untuk mengejar sumber energi minyak potensial di Kaspia yang sangat dibutuhkan demi kelangsungan industri milik AS. Washington ingin menarik keuntungan dari cadangan energi yang besar di Laut Kaspia, tetapi Amerika tidak ingin semua jaringan pipa minyak dan gas bergerak ke arah Barat melewati Rusia. Satu jaringan pipa yang disponsori oleh Barat sudah memompa minyak dari Laut Kaspia dari Azerbaijan melalui Georgia menuju kawasan Laut Tengah milik Turki.6

Mengetahui banyaknya pasokan minyak di Kaspia maka AS berfikir akan mengamankan suplai minyak dunia. Energi masa depan Kaspia, tentu saja sangat berkaitan erat dengan perkembangan politik, terutama mengenai masalah pembagian laut atau setidaknya dari sumber daya bawah laut.7 Namun, keberadaan AS di Asia Tengah tidak dapat dibilang benar-benar strategis, kehadiran negara major power lain seperti Rusia, China dan India yang mengincar minyak Kaspia. Rusia dan China yang juga berupaya mengamankan suplai energinya dilakukan dengan pembuatan

4 Hary Wibono, op. Cit., 5 Stephen Blenk, op. Cit., hlm 76

6 ___, Cheney ke Kawasan eks-Soviet. BBC Indonesia 03 September, 2008 dalam

http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/09/printable/080903_cheneyexsoviet.shtml diakses pada 06 Juni 2015

(4)

kesepakatan untuk membangun sebuah pipa gas baru sepanjang pantai timur Kaspia menuju Rusia. Sedangkan India, lebih cenderung berupaya dalam pencegahan supaya Pakistan agar tidak memanfaatkan Asia Tengah sebagai tujuan kegiatan terorisnya.8 Transisi yang diharapkan oleh AS untuk menjadikan Asia Tengah sebagai negara demokrasi dapat dibilang cukup sulit, hal ini disebabkan adanya warisan kelembagaan Asia Tengah Soviet dan periode pra-Soviet keduanya yang ditandai dengan kurangnya masyarakat sipil dan pemerintahan yang demokratis. Meskipun komitmen resmi, menyatakan pada saat kemerdekaan, untuk membangun masyarakat demokratis, dan meskipun tekanan Barat atas pemerintah Asia Tengah terhadap komitmen itu, transisi politik dan ekonomi selama satu dekade tidak menghasilkan terobosan positif yang besar. Tampaknya bahwa faktor yang paling penting yang mempengaruhi transisi politik di Asia Tengah adalah warisan kelembagaan. Godaan otoriter ditanggung oleh Soviet, serta sebelumnya pengalaman politik serta pengaruh budaya tradisional ternyata terlalu kuat untuk mengatasi pengaruh demokrasi yang dibawa Amerika Serikat. Masyarakat Asia Tengah tidak siap untuk perubahan struktural, kenyataan ini diabaikan atau diremehkan oleh aktivis domestik dan pendukung mereka di barat.9

Kesimpulan

Jadi pada intinya, Asia Tengah yang kita kenal sebagai kawasan strategis merupakan sebuah kawasan yang diperebutkan oleh beberapa negara besar. Setiap negara tersebut memiliki kepentingan strategis, dalam perspektif dan pandangan Amerika Serikat, Asia Tengah merupakan suatu lahan investasi baru yang sangat potensial bagi perusahaan-perusahaan minyaknya. Oleh sebab itu, adanya vacuum of Power paska keruntuhan Uni Soviet, AS berusaha untuk mengambil peluang menggantikan Uni Soviet dengan membantu negara-negara di kawasan Asia Tengah agar lebih mandiri dan stabil sehingga dapat mencegah pengaruh dan masuknya Rusia di kawasan tersebut. AS berupaya mengimplementasikan kepentingan melalui strategi

“New Central Asia Strategy” dengan melakukan berbagai pendekatan baik dibidang politik dan ekonomi. Dalam bidang ekonomi, AS berusaha melepaskan pengaruh Rusia di negara-negara Asia Tengah melalui penanaman investasi, bantuan ekonomi, dan pembangunan. AS yang kita kenal sebagai pengusung nilai-nilai demokrasi mencoba

8 Hary Wibono, Kebijakan Amerika Serikat di Asia Tengah, dalam

http://www.academia.edu/10118282/KEBIJAKAN_AMERIKA_SERIKAT_DI_ASIA_TENGAH diakses pada 05 Juni 2015

(5)
(6)

DAFTAR PUSTAKA

Eugene Rumer, dkk. 2007. Central Asia Views From Washington, Moscow and Beijing.

New York: M.E. Sharpe, Inc., 80 Business Park Drive, Armonk.

Hary Wibono, Kebijakan Amerika Serikat di Asia Tengah, dalam

http://www.academia.edu/10118282/KEBIJAKAN_AMERIKA_SERIKAT_DI_ASIA_ TENGAH diakses pada 04 Juni 2015

___, Cheney ke Kawasan eks-Soviet. BBC Indonesia 03 September, 2008 dalam

http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/09/printable/080903_cheneyexsoviet. shtml diakses pada 06 Juni 2015

Blank, Stephen. 2008. The Strategic Importance of CentralAsia: An American View.

Parameters: U.S. Army War College: Spring 2008, Vol. 38 Issue 1.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Perencanaan Karier melalui Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi pada Siswa Kelas VIII H di SMP Negeri 3 Kebumen”, merupakan

Cobaan utama Cobaan untuk kegemilangan Sejak muda Naigu sudah mengabdi di istana kaisar sampai sekarang Batin Naigu yang tersiksa karena bentuk hidung yang berbeda

pada penelitian ini data yang digunakan ialah tuturan guru terhadap peserta didik dalam hal menasihati.. Bentuk dan strategi menasihati yang dikaji pada penelitian

wahana pemahaman nilai-nilai positif bagi siswa, khususnya konsep diri positif dibentuk yang tidak hanya dengan pendekatan personal namun dengan pendekatan kelompok seperti

Pengurus merupakan wakil dari Anggota yang dari dan oleh Anggota untuk menjalankan/mewakili Anggota dalam menjalankan perusahaan koperasi. Pengurus bertanggung

Sesuai dengan kewenangan yang dimiliki daerah sebagai amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 diatas, Pemerintah Daerah mengajukan Retribusi Jasa Umum dengan 8

Tingkat bagi hasil berpengaruh signifikan positif serta suku bunga berpengaruh signifikan positif dan Finance to Deposit Rasio (FDR), karena para nasabah

Suatu keyakinan yang berbasis pada ajaran tentang kemahakuasaan Tuhan sebagai Creator, pemberi mandat dan sekaligus mitra kerja yang melalui Roh Kudus memampukan