KONTRAK DALAM HUKUM
EKONOMI SYARIAH
Oleh :
Pendahuluan
Iqtishadiyat
Mubadalat
Ahwal Syakhsiyah
1. Al-
Bai’
2. Syirkah.
3. Mudharabah.
4. Murabahah.
5. Ijarah, dll
.
1. Zakat.
2. Wakaf.
3. Kharaj (pajak).
4. Ghanimah.
1. Mahar.
2. Nafkah.
3. Waris.
4. Wasiat.
5. Hibah.
SUBYEK HUKUM
Subyek hukum adalah:
a) orang yang cakap (18 tahun, mampu menerima dan
menjalankan beban),
b) badan usaha atau badan lainnya.
Badan Usaha terdiri atas:
a) berbadan hukum (milik perorangan atau syarikat/patungan).
b) tidak berbadan hukum (milik perorangan atau
syarikat/patungan).
Subyek hukum yang tidak cakap diampu oleh wali yang berupa:
a) orang tua muwalla,
b) orang yang menerima wasiat dari orang tua muwalla, atau
c) orang lain/badan hukum yang ditetapkan oleh pengadilan.
Akad itu Apa?
1.
Wa’d (Janji) dan Akad (Kontrak)
2. Perjanjian dan Perikatan (KUHPerdata)
3. Akad dalam Domain Mu’awadhat dan
Tabarru’at.
Cara Perolehan dan sifat Pemilikan Amwal
Cara Perolehan Amwal
1. Pertukaran
6. Jual-Beli
2. Pewarisan
7. Luqathah.
3. Hibah
8. Wakaf.
4. Wasiat
9. Cara lain yang Dibenarkan syari’ah
5. Pertambahan alamiah
Sifat Pemilikan Amwal
1. Pemilikan penuh (manfaat dan tidak dibatasi waktu).
2. Pemilikan tidak penuh (manfaat dan dibatasi waktu).
3. Pemilikan penuh yang tidak bisa dihapuskan, tapi bisa dialihkan.
FALSAFAH AKAD
1. Ikhtiyari (sukarela)
6. Taswiyah (Kesetaraan)
2. Amanah (tepat janji)
7. Mafhum (jelas/dapat dimengerti)
3. Ikhtiyath (hati-hati)
8. Taisir (kemudahan).
4. Luzum (pasti/jelas)
9. Itikad baik.
5. saling menguntungkan
10. Halal dan sejalan dengan hukum.
KEABSAHAN AKAD
Akad yang sah adalah akad yang disepakati dalam kontrak dan tidak
mengandung unsur khilaf, paksaan, dan tipuan.
Paksaan dapat menyebabkan batalnya akad apabila:
1. pemaksa mampu untuk melaksanakannya.
2. pihak yang dipaksa memiliki persangkaan kuat bahwa pemaksa akan segera
melaksanakan apa yang diancamkannya apabila perintahnya tidak dipatuhi.
3. yang diancamkan menekan dengan berat jiwa orang yang diancam.
INGKAR JANJI
Pihak-pihak dapat dianggap melakukan ingkar janji apabila karena
kesalahnnya:
1. tidak melakukan apa yang dijanjikan untuk melakukannya.
2. melaksanakan apa yang dijanjikannya, tapi tidak sebagaimana yang
dijanjikan.
3. melakukan apa yang dijanjikannya tapi terlambat; atau
4. melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.
KEADAAN MEMAKSA
Keadaan memaksa/darurat adalah keadaan di mana salah satu pihak yang
mengadakan akad terhalang untuk melakukan prestasinya.
Syarat keadaan memaksa antara lain:
1. peristiwa yang menyebabkan terjadinya darurat tidak terduga oleh para
pihak.
2. Peristiwa tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak yang
harus melakukan prestasi.
3. Peristiwa yang menyebabkan darurat di luar kesalahan pihak yang harus
melakukan prestasi.
PENAFSIRAN AKAD
1. Pelaksanaan akad harus sesuai dengan maksud dan tujuannya, bukan hanya
pada kata dan kalimatnya.
2. Pada prinsipnya akad harus diartikan dengan pengertian aslinya/bukan
kiasab.
3. Teks akad yang sudah jelas tidak perlu ditafsirkan.
4. Apabila arti tersurat tidak dapat diterapkan, maka dapat digunakan arti
tersiratnya.
5. Menyebutkan bagian dari benda yang tidak dapat dibagi-bagi, berarti
menyebutkan keseluruhannya.
Persepsi /Pemahaman Masyarakat (Sosialisasi/Edukasi )
Jaringan/Network
SDM
TANTANGAN AKAD
LKS =LKK
Bagi Hasil =Bunga
Persepsi Masyarakat Tentang Akad Syariah
(Diolah dari berbagai Penelitian)
BS/LKMS merupakan
15
BPRS NASIONAL DESEMBER 2011
SULTRA
Dibandingkan dengan LKK, LKS mempunyai produk
yang secara konsep lebih beragam dan isu yang
lebih komplek, karena terkait dengan
compliance
ke
prinsip Syariah. Artinya pelaku LKS sebetulnya
membutuhkan SDM yang kualifikasinya lebih tinggi
dibandingkan dengan LKK, karena diharapkan
menguasai aspek
legal, product
dan
financial
baik
yang konvensional maupun yang syariah.
SYARAT SDM
LKS
INTEGRITAS
KOMPETENSI
1 Ilmu Ushuluddin (Al-Qur’an,Hadist, Fiqh
Muamalah dan Ushul Fiqh)
2
3
Ekonomi (Matematika,Makro,Mikro , Akuntansi Dll)
Tambahan Bahasa: Arab & Inggris
SYARAT SDM LK SYARIAH
Syariah Compliance
No Akad Pelanggaran Syariah Sesuai Dengan Syariah Rujukan
1 Adm PYD Diprosentasikan dengan Jumlah PYD Real Cost Prinsip Riba 2 Murabahah Barang yang diperjualbelikan tidak jelas Barang yang dibeli harus jelas
(Quantity,Quality, Time Delivery)
Fatwa DSN No 04/DSN-MUI/IV/2004 3 Murabahah Penjadwalan kembali (Re-Schedulling)
ditambah marjin
Tidak ada penambahan marjin selama akad.
Fatwa DSN No 04/DSN-MUI/IV/2000 4 Top-Up Murabahah Akad yang ke 2 dst melunasi akad yang
sebelumnya (membayar hutang)
Nasabah harusnya membuat akad baru apabila ingin membeli barang
Fatwa DSN No 04/DSN-MUI/IV/2000
5 Istishna Uang diserahkan kepada nasabah Nasabah harusnya menerima barang pesanan (mis: rumah) uang diserahkan kepada developer
(Paralel)
Fatwa DSN No 06/DSN-MUI/IV/2000
6 Ijarah Uang diserahkan kepada nasabah Nasabah harusnya menerima manfaat atas suatu barang
Fatwa DSN No 09/DSN-MUI/IV/2000 7 Ijarah Multi Jasa
(Pendidikan dan Kesehatan)
Uang diserahkan kepada nasabah Uang diserahkan kepada Pemberi Jasa dg akad kafalah (LP atau RS)
Fatwa DSN No 44/DSN-MUI/VII/2004
8 Qordh (Talangan) Mengakad kan adanya ujroh Ujroh tidak boleh diakadkan baik jumlah maupun waktunya (diserahkan sepenuhnya kpd nasabah
Fatwa DSN No 19/DSN-MUI/IV/2001
9 Talangan Haji Meminta ujroh lebih dari 1 X sesuai dengan jangka waktu dan jumlahnya disesuaikan dengan jmlh pyd
Ujroh hanya sekali dan tidak dikaitkan dengan jangka waktu dan
jumlah pyd
Fatwa DSN No 29/DSN-MUI/VI/2002
10 Musyarakah/ Mudharabah
Bagi hasil secara pasti sesuai dengan jadwal angsur
Bagi hasil diproyeksikan dan dibagi hasilkan sesuai realisasi pendapatan
(cash basis)
Fatwa DSN No 07 dan 08/DSN-MUI/IV/2000
11 Musyarakah/ Mudharabah
Bagi hasil tidak berbagi risiko kerugian Bagi hasil harus berbagi untung dan rugi (loss and profit sharing))
Fatwa DSN No 07 dan 08/DSN-MUI/IV/2000
Nama Bank Kerugian (Rp.) Modus
Cabang Jababeka- Cikarang
111 Miliar Deposito milik PT Elnusa dicairkan tanpa sepengetahuan perusahaan. Pelaku utamanya adalah Direktur Keuangan PT Elnusa bekerjasama dengan Kepala Cabang Bank tersebut.
Cabang Lanmark
16 Miliar Dana milik sejumlah nasabah prioritas digelapkan oleh Inong Malinda alias Malinda Dee
Cab Metro Sunter
2,5 Miliar Dana nasabah digelapkan Kepala Operasional di Cabang Bank tersebut
Cabang Pembantu Menara Bank Danamon
1,9 Miliar dan 110 ribu dolar AS
Uang kas di bank ini ditarik berulang-ulang oleh teller
18 Miliar Deposito nasabah dicairkan tanpa sepengetahuan pemilik dan melibatkan pegawai bank
3,6 Miliar Kredit dengan dokumen dan jaminan fiktif dengan pelaku account officer BII kantor cabang Pangeran Jayakarta BSM Kantor Cabang Gatot
Subroto
75 Milyar Deposito nasabah PT PPI 75 M digelapkan oleh Manajer Marketing BSM Kantor Cabang Gatot Subroto bekerjasama dg Trade Specialist Kantor Pusat BSM.
BSM KCP. BOGOR
59 Milyar PYD Fiktif 197 Nasabah dengan jumlah 102 Milyar. Pelaku : Kepala Cabang, Kepala Cabang Pembantu, dan AO
Sumber : Republika, 2 Mei 2011 dan 26 Oktober 2013
ISLAMIC BANK
█ LKS
LK
Yang beroperasi sesuai dng
prinsip-prinsip syariah Islam,
serta tata cara beroperasinya
mengacu kepada
ketentuan-ketentuan al-
Qur’an
& as-Sunnah
KARAKTERISTIK LKS
1
•
Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya
2
•
Selalu berkaitan dengan sektor riil.
3
•
Uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas
4
•
Bukan hanya lembaga profit tetapi juga lembaga
yang mempunyai fungsi sosial
5
ل ملا س ءار اع ةد زلا
Tambahan / kelebihan atas harta pokok / modal (Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah).
PENGERTIAN RIBA
لصاا
Prinsip utama dalam riba adalah penambahan. Menurut syariah, riba berarti penambahan harta pokok tanpa adanya transaksi bisnis riel (Badruddin Al Ayni ,Umdatul Qari)
برلا
Al-Bay’ )Murabahah,Salam & Istishna( Al-Ijarah
Mudharabah Musyarakah Dll
KEUNTUNGAN (Ghunmu)
RISIKO (Ghurmi)
‘ I W A D
(Equivalent Countervalue) KERJA & USAHA (Kasb)
TANGGUNG JAWAB (Dhaman)
=
TEORI KEUNTUNGAN DALAM ISLAM
24
‘
Iwadh
= Sektor riil/barang/jasa/underlying
transaction yang membolehkan adanya
tambahan/ gain/ profit
‘IWADH =
equivalent counter-value
Penyeimbang yang ekuivalen dengan
keuntungan
Uang Barang Ada Ziyadah/ Keuntungan
=
Uang Proyek/
‘amal Ada Ziyadah/ Keuntungan
=
=
Uang
Service
Ada Ziyadah/ Upahعيب
ةبراضم
Profit creation with equivalent counter-value (‘iwad)
Jadi, profit sepadan dengan resiko
No risk no gain
نامضلاب جارخلا
risk =
dhaman
gain/profit = kharaj
Nasabah (Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah)/pyd/usaha di bank syariah berhak mendapatkan bagi hasil (profit)
jika dia menanggung risiko
منغلاب مرغلا
Untung Muncul Bersama
Risiko=Biaya/risiko sepadan
dengan pendapatan/ keuntungan
Orang yang bertanggung jawab
menanggung biaya dan risiko,
Bunga dihitung
dari dana yang
dipinjamkan
Penentuan besarnya hasil di awal
Berlawanan dengan
QS. Lukman : 34
Eksistensi dan
perhitungan bunga
diragukan
Jumlahnya telah
diketahui sebelumnya
Jumlah pembayaran
bunga tidak meningkat
sekalipun jumlah
keuntungan
berlipat/booming
Penentuan besarnya hasil
sesudah berusaha/ada hasilnya
Jumlahnya tidak
diketahui sebelumnya
BAGI HASIL
5
Melaksanakan QS. Lukman : 34
Bagi hasil disepakati berdasarkan
proporsi pembagian (nisbah)
Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan
peningkatan jumlah pendapatan Tidak ada yang
meragukan keabsahan keuntungan bagi hasil
LANDASAN SYARIAH BAGI HASIL
ح ْرأْا ف م ْع ثْ غْلا لِزن ةع َسلا ْ ع هدنع ه َنإ
ادغ سْكت اذ َم سْفن رْدت م
ر بخ ع ه َنإ ُ مت ض ْرَ ِ َب سْفن رْدت م
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nyalah
pengetahuan tentang (1) hari kiamat dan Dialah yang
(2) menurunkan hujan, dan mengetahui (3) apa yang di dalam rahim , dan (4) Tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa (berapa) hasil
Para ahli ekonomi Islam menjadikan ayat ini sebagai landasan (dasar/dalil) bagi konsep bagi hasil. Hasil Investasi bagi hasil tidak bisa dipastikan,
karena hanya Allah yang mengetahui hasilnya di masa depan.
Ayat ini bertentangan dengan konsep bunga yang memastikan jumlah hasil investasi di masa depan. Kepastian tersebut bertentangan dengan fitrah bisnis yang mengandung 3 kemungkinan ; untung,
no return (BEP) dan rugi.
Oleh karena hanya Allah SWT yang bisa memastikan berapa hasil keuntungan di masa depan
dan bagaimana hasil bisnisnya,sementara manusia tidak bisa mengetahuinya, maka konsep
bunga yang diterapkan manusia sesungguhnya bertentangan dengan konsep tauhid, karena
Akad Sosial (Tabarru):
Dana Infaq BS
Dana ZIS BAZDA/
BAZNAS
Akad Komersial
(Tijarah)
Jenis Akad
Akad Tabarru
’Akad Tijarah
Transaksi nirlaba (not for profit transaction). Transaksi ini bertujuan bukan untuk mencari Keuntungan komersial, tetapi semata-mata bertujuan kebaikan,
menolong sesama mencari ridha Allah. Tabarru’ berasal dari kata Al Birr
(kebaikan, perhatikan QS. 2 : 177)
Transaksi yang bertujuan untuk
mencari keuntungan (for profit transaction). Akad ini kadangkala disebut juga
dengan akad mu’awadah
(tukar menukar, compensational contract)
Tijarah
Tabarru’
Teori
Pertukaran
Teori
Percampuran
TIJARAH
For Profit Transaction
Natural Certainty
Contract
Natural Uncertainty
Contract
Murabahah
Ijarah
dsb.
Musyarakah
Mudharabah
dsb
TABARRU’
Non For Profit
Transaction
1. QARD/Pinjaman
2.
Wadi’ah/titipan
3. Kafalah/Jaminan
4. Hibah/Pemberian
5. Wakaf
6. Wakalah
NATURAL CERTAINTY CONTRACT (NCC) -Teori Pertukaran-
Dalam NCC, kedua belah pihak saling mempertukarkan asset yang dimilikinya, karena itu aspek pertukarannya (baik barang maupun Jasa) harus ditetapkan di awal
akad dengan pasti, baik jumlahnya (quantity), mutu (quality),
harganya (price) dan waktu
penyerahannya (time of delivery/ yadan bi-yadin)
Kontrak tersebut secara sunatullah (by their nature) menawarkan
return yang tetap dan pasti.
Rukun JUAL-BELI
1. Penjual ( ع ب ) yaitu pihak yang menjual barang, (Bank Syariah)
2. Pembeli ( رتشم)
yaitu yang membutuhkan barang (Nasabah)
3. Barang yang akan diperjualbelikan ( م)
5. Akad (Ijab-Qabul)
Rukun IJARAH 1. Penyewa
(musta’jir)
2. Pemberi sewa
(mu’ajjir=Ajir)
3. Obyek sewa (ma’jur)
5. Manfaat sewa (manfaah)
NATURAL UNCERTAINTY CONTRACT (NUC)
-Teori Percampuran-
Dalam NUC, pihak-pihak yang Bertransaksi saling
mencampurkan asetnya (baik real
asset maupun financial asset) satu- kesatuan resiko ditanggung bersama..
Secara sunnatullah (by their nature)
tidak menawarkan return yang pasti.
Contoh : Akad Investasi
MUSYARAKAH
Rukun
MUDHARABAH/ MUSYARAKAH
1.
ح ص
-
ل ملا ر
ل ملا
Pemodal/investor
2.
ر ضم
Musyarik/Pengelola
3.
ل مل
ا Barang/ uang/modal4.
لمعلا
Pekerjaan /usaha yang akan dibiayai
دقعلا
6.
Akad
5.
حبرلا ةبسن
MUDHARABAH
(
ةبر ضملا
)
(
QIRAD
,
TRUST FINANCING, TRUST
INVESTMEN
)
Fatwa DSN No:
07/DSN-MUI/IV/2000
Akad
kerjasama suatu usaha antara dua pihak
,
dimana
Bank
(
shahib al-mal
) menyediakan
seluruh modal
, sedangkan
Nasabah
(
mudharib)
bertindak sebagai
pengelola
, dan
keuntungan usaha
dibagi diantara mereka
sesuai kesepakatan
yg dituangkan dalam
kontrak
Dalil Quran
:
َّ لْضف ْنم نوغتْبي ض ْر ْْا يف نوبرْضي نورخاءو
Mudharabah
Dan orang-orang
yang berjalan
di muka bumi
mencari sebagian karunia Allah (QS Al-Muzammil
/73:20). Dan orang-orang yang berjalan di muka
bumi mencari sebagian karunia Allah (QS
Al-Muzammil /73:20).
SITI
KHADIJAH
دمحم
SKEMA MUDHARABAH NABI MUHAMMAD DAN KHADIJAH
Barang dagangan
PASAR
Keuntungan
Bawa ke
Modal+Bagi Hasil
Besar bagi hasil sesuai nisbah/porsi yang disepakati
Contoh : 50 : 50, 60 : 40, dst.
Mudharabah
Muthlaqoh
ةق طم ةبر ضم
Muqoyyadah
ةد قم ةبر ضم
Aplikasi Pyd
MUDHARABAH-1
Untuk kegiatan suatu usaha (sektor produktif).
LKS sebagai
Shahibul maal (pemilik dana 100%) Nasabah skill (mudharib/pengelola)
Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian dana,
dan pembagian keuntungan Ditentukan berdasarkan
Aplikasi PYD
MUDHARABAH-2
LKS tidak ikut serta dalam managemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak untuk melakukan
pembinaan dan pengawasan.
Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tunai dan bukan piutang.
LKS menanggung semua kerugian akibat dari Mudharabah kecuali jika nasabah melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau
menyalahi akad.
Kol RBH terhadap PBH
L Pembiayaan belum jatuh tempo. RBH > 80%
PBH
KL Tunggakan pelunasan pokok belum melampaui 2 bulan setelah jatuh tempo.
30% < RBH <80%
. PBH D Tunggakan pelunasan pokok melampaui
2 bulan namun blm melampaui 3 bln setelah jatuh tempo.
RBH < 30% selama 3 periode PBH
Pembayaran.
M Tunggakan pelunasan pokok melampaui 3 bulan setelah jatuh tempo.
RBH < 30% lebih dari 3 PBH
Periode pembayaran
Bulan Desember 2015 Bapak X mendapatkan pembiayaan mudharabah sebesar Rp 45.000.000,- dari LKS, nisbah bagi hasil (net revenue sharing) Nasabah 60 : 40 LKS, proyeksi bagi hasil (PBH) setiap bulannya sebesar Rp 1.000.000,- untuk LKS, dengan kondisi pembayaran pokok lancar. Hitunglah : 1. RBH/PBH-nya apabila pendapatan bulan Januari 2015 sebesar Rp
2.200.000,- dan kolektibilitasnya.
2. RBH/PBH-nya apabila pendapatan bulan Pebruari 2015 sebesar Rp 1.900.000,- dan kolektibilitasnya.
3. RBH/PBH-nya apabila pendapatan bulan Maret 2015 sebesar Rp 600.000,- dan kolektibilitasnya.
4. RBH/PBH-nya apabila pendapatan bulan April, Mei dan Juni 2015 masing-masing sebesar Rp 700.000,- dan kolektibilitasnya.
Contoh Perhitungan Mudharabah Nasabah X:
(dengan kondisi pembayaran pokok lancar)
Nasabah Bank Kolektibilitas
Januari 2015
• Pembiayaan
Februari 2015 • Pembiayaan
•(RBH/PBH)*100%
Contoh Perhitungan Mudharabah Nasabah X
(dengan Kondisi pembayaran pokok lancar)
Nasabah Bank Kolektibilitas
Maret 2015 • Pembiayaan
April, Mei, Juni 2015
Pembiayaan
MUSYARAKAH
(
ةـكر ـشملا
)
(
PARTNERSHIP- PROJECT FINANCING
PARTICIPATION)
Fatwa DSN No:
08/DSN-MUI/IV/2000
Akad
kerjasama suatu usaha antara dua pihak
atau lebih
, dimana
masing-masing
pihak
memberikan
kontribusi dana
dengan ketentuan
bahwa
keuntungan
dan
risiko
akan
ditanggung
bersama
sesuai kesepakatan
LANDASAN SYARIAH MUSYARAKAH
ث ثلا ف ء كرش ف
Maka mereka berserikat pada 1/3 (QS An Nisaa/4:12)
اع ضعب غب ل ء ط خلا نم ار ثك نا
ه م ل ق ُح صلا لمع ا نما ن ذلااا ضعب
Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat
itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain
kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan
amat sedikitlah mereka ini (QS Shaad/38:24).
نخ ل م ن ك رشلا ثل ث نا ل ق ل عت ه نا
ن ب نم ُجرخ هن خ اذ ف هبح ص مهدحا
Aplikasi Pyd
MUSYARAKAH-1
Untuk kegiatan suatu usaha (sektor produktif).
Modal masing-masing pihak di- Tuangkan dalam akad
Disepakati: Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian dana, dan
Aplikasi PYD
MUSYARAKAH-2
Obyek pembagian keuntungan disepakati: Revenue (hasil) atau Profit (untung/Rugi)
Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tunai dan bukan piutang.
LKS dan nasabah menanggung kerugian secara proporsional, kecuali jika nasabah melakukan kesalahan yang disengaja, lalai/menyalahi akad.
LKS dapat meminta jaminan. Jaminan hanya dapat dicairkan apabila nasabah terbukti melakukan pelanggaran terhadap akad.
Keuntungan sesuai kesepakatan, sedangkan kerugian
sesuai modal (disetor)
SYARAT-SYARAT MUSYARAKAH
-Kerugian-
Para fuqoha sepakat bahwa kerugian dalam syirkah harus proporsional dengan jumlah modal disetor. Segala persyaratan yang bertentangan dengan
kesepakatan fuqoha ini mengakibatkan batalnya syirkah.
Kesepakatan ini dinyatakan dalam kaidah:
ل ملا ر دـق ع ةع ض لا ه ع ح ـطصا م ع حبرلا
Seorang partner menyetor 40% saham ke dalam musyarakah,
maka jika syirkah rugi, ia hanya bertanggung jawab 40% dari kerugian
Tujuan
Pengenaan Jaminan
MUDHARABAH- MUSYARAKAH
Untuk menghindari moral hazard mudharib/musyarik,
bukan untuk "mengamankan nilai investasi LKS jika terjadi kerugian karena faktor
risiko bisnis. Tegasnya, bila kerugian yang timbul disebabkan karena faktor risiko bisnis,
jaminan mudharib/musyarik tidak dapat disita oleh shahib al-mal.
Bagi hasil dihitung dari total pendapatan
pengelolaan mudharabah/musyarakah.
Bagi hasil dihitung dari pendapatan setelah
dikurangi biaya yang berkaitan langsung dengan
pengelolaan dana mudharabah/musyarakah
KONSEP
PEMBIAYAAN BAGI HASIL
Profit Sharing
Prinsip Distribusi Hasil Usaha
Uraian
Jumlah
Metode
Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba kotor
Beban
Laba rugi bersih
100
65
---
35
25
---
10
Net Revenue Sharing
Lihat Neraca AU Mei 2015
Syarat-Syarat Musyarakah/ Mudharabah -Keuntungan
Bila keuntungan sesuai proyeksi
Bila keuntungan
diatas proyeksi
Keuntungan dibagi menurut
Nisbah yang disepakati dimuka
Keuntungan dibagi menurut kesepakatan
dimuka kecuali salah satu pihak merelakan
bagiannya diberikan kepada pihak lain.
Maka
PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL
Berdasarkan kesepakatan antara LKS dan Nasabah.
Nisbah satu nasabah dengan nasabah lain, bisa saja berbeda walaupun jenis usahanya sama.
Perbedaan nisbah disebabkan antara lain: 1
2
3
Pengalaman dan keahlian nasabah
Efisiensi usaha
Tingkat keuntungan yang diproyeksikan.
a.
b.
Manfaat
Mudharabah- Musyarakah
LKS menikmati peningkatan bagi hasil pada
saat keuntungan usaha nasabah meningkat.
Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan
dengan cara
cash flow
/arus kas usaha nasabah
sehingga tidak memberatkan nasabah.
LKS akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal, aman dan menguntungkan karena keuntungan yang
Risiko
Mudharabah- Musyarakah
Asymmetric information problem, yaitu kecenderungan salah satu pihak yang menguasai informasi
lebih banyak untuk tidak bersikap jujur.
Oleh karena itu penerapan pembiayaan bagi hasil haruslah dilakukan dengan memperhatikan incentive compatible constraints (batasan-batasan untuk
memberikan insentif bagi nasabah untuk berlaku jujur).
Side streaming
, yaitu nasabah menggunakan
dana itu bukan seperti yang disebut dalam akad.
KEWAJIBAN MUDHARIB/MUSYARIK LKS
Membuat Laporan Periode Bagi Hasil :
NERACA Per-Periode Laporan
LABA-RUGI-Per-Periode Laporan
DISTRIBUSI BAGI HASILNYA a.
b.