• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DAN UPAYA PELES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "POTENSI SUMBER DAYA ALAM DAN UPAYA PELES"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Potensi Sumber Daya Alam dan Upaya

Pelestarian Lingkungan Dalam Mendukung

Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

Selatan

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan oleh Bapak Saharuddin Didu,S.TP., ME.

Oleh : Nadia Putri Adityo Ade Firmansyah Ondo Wibowo Donny Judani A.K Kelompok : 5 (Lima) Kelas : IV C

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

FAKULTAS EKONOMI

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penilitian ini dengan tepat waktu. Dengan pembuatan karya tulis ilmiah ini bermaksud untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan yang diajukan oleh Bapak Saharuddin Didu,S.TP., ME.

Dan tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini. Kami menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki pembuatan karya tulis selanjutnya.

Serang, 13 Mei 2014

(3)

Daftar Isi

Kata

Pengantar...2

Daftar

Isi...3

BAB I PENDAHULUAN

Latar

Belakang...4

Tujuan

Makalah...4

BAB II PEMBAHASAN

Landasan

Teori...5

Profil Kota Tangerang

Selatan...6

Potensi Sumber Daya Alam Kota Tangerang Selatan...7

Pembangunan Ekonomi Kota Tangerang Selatan...8

Kondisi Lingkungan Kota Tangerang Selatan...14

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Kota Tangerang Selatan....19

Upaya Pelestarian Lingkungan di Kota Tangerang Selatan...26

BAB III PENUTUP

Kesimpulan...27

Daftar

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi merupakan suatu kebutuhan yang mendesak, sehingga terjadinya rangkaian proses kegiatan yang dilakukan suatu negara atau wilayah regional untuk mengembangkan kegiatan atau aktivitas ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup dan kemakmuran dalam jangka panjang.

Pada negara berkembang pembangunan ekonomi merupakan perencanaan utama yang disusun dalam perencanaan pembangunan jangka panjang di Indonesia biasa disebut Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), banyak rencana yang disusun untuk mewujudkan terjadinya pembangunan ekonomi yang diharapkan.

(5)

positif tapi juga negatif. Untuk itu dewasa ini dicetuskan suatu program pembangunan berkelanjutan yang diharapkan mampu mengimbangi pembangunan disuatu wilayah dengan kondisi alam dan lingkungan sekitar.

Pada makalah ini kami akan membahas mengenai potensi sumber daya alam dan upaya pelestarian lingkungan dalam mendukung pembangunan ekonomi di Kota Tangerang Selatan.

1.2 Tujuan Makalah

Sebagai calon perencana pembangunan sepatutnya kita memiliki pemahaman mengenai korelasi antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan sehingga akan menjadi acuan untuk menentukan suatu kebijakan yang akan diambil yang diharapkan lebih efektif dan efisien. Disamping itu, makalah ini disusun untuk melengkapi syarat penilaian mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan yang diwajibkan bagi mahasiswa semester IV.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan,

kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan". Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran

(6)

Untuk sebagian orang, pembangunan berkelanjutan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari jalan untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa menghabiskan modal alam. Namun untuk sebagian orang lain, konsep "pertumbuhan ekonomi" itu sendiri bermasalah, karena sumberdaya bumi itu sendiri terbatas.

Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan bekelanjutan, dimana pembangunan Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung Pembangunan Berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran mutakhir dari Pembangunan Hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan yang terbatas.

Divisi PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan mendaftar beberapa lingkup berikut ini sebagai bagian dari Pembangunan Berkelanjutan antara lain Pertanian, Atmosfer, Keanekaragaman Hayati, Biotekhnologi,

Pengembangan Kapasitas, Perubahan Iklim, Pola Konsumsi dan Produksi,

Demografi, Penggurunan dan Kekeringan, Pengurangan dan Manajemen Bencana, Pendidikan dan Kesadaran, Energi, Keuangan, Hutan, Air Minum,

Kesehatan, Pemukiman, Indikator, Industri, Informasi bagi Pembuatan keputusan dan Partisipasi, Pembuatan Keputusan yang terintegrasi,

Hukum Internasional, Kerjasama Internasional memberdayakan lingkungan, Pengaturan Institusional, Pemanfaatan lahan, Kelompok Besar, Gunung, Strategi Pembangunan Berkelanjutan Nasional, Samudera

dan Laut, Kemisinan, Sanitasi, Pengetahuan Alam, Pulau kecil, Wisata Berkelanjutan, Tekhnologi, Bahan Kimia Beracun, Perdagangan dan

Lingkungan, Transport, Limbah (Beracun), Limbah(Radio aktif), Limbah (Padat), Air.

(7)

membangun kemitraan nyata bagi pembangunan, tujuan lebih dalam untuk dampak lebih besar, fokus pada kualitas pembangunan.

2.2 Profil Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan adalah salah satu kota di Provinsi Banten,

Indonesia. Kota ini diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia,

Mardiyanto, pada 29 Oktober 2008. Kota ini merupakan pemekaran dari

Kabupaten Tangerang. Kota Tangerang Selatan memiliki tujuh kecamatan yaitu Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Pondok Aren, Serpong, Serpong Utara, dan Setu.

Kota Tangerang Selatan memiliki jumlah penduduk pada tahun 2013 sejumlah 1.405.170 jiwa. Kota Tangerang Selatan merupakan daerah strategis karena berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, berjarak ±20 kilometer ke ibukota negara dan ±20 menit dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kota Tangerang Selatan memiliki luas wilayah 147,19 Km2. Secara umum Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah dengan letak ketinggian dari permukaan laut ±44 m.

2.3 Potensi Sumber Daya Alam Kota Tangerang Selatan

(8)

Pada sektor peternakan berbagai jenis ternak terdapat di Kota Tangerang Selatan dengan populasi yang beraneka ragam. Ternak besar yang terdiri dari sapi potong, kerbau dan kuda didominasi oleh sapi potong dengan populasi 5.073 ekor. Pada ternak kecil, dibandingkan dengan domba dan babi, kambing memiliki populasi terbesar yaitu 14.279 ekor. Unggas yang paling besar populasinya adalah ayam ras petelur dengan 1.244.888 ekor. Unggas-unggas lain adalah ayam ras petelur (populasi 490.100 ekor), ayam buras (214.946 ekor) dan itik (38.868 ekor).

Peluang Investasi

Investasi daerah dapat ditingkatkan jika daerah memiliki potensi, baik itu berupa potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Hal lain yang juga sangat penting adalah kemampuan daerah menjual potensi yang dimilikinya dan menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mendukung investasi.

Salah satu potensi Kota Tangerang Selatan adalah letak geografisnya yang strategis. Letak geografis Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah Utara dan Timur memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah penyangga Provinsi DKI Jakarta, selain itu juga sebagai daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, Kota Tangerang Selatan juga sebagai salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi Jawa Barat. Dengan posisi sedemikian, Tangerang Selatan memiliki akses yang bagus baik dari Bandar udara karena berbatasan dengan Kabupaten dan Kota Tangerang yang memiliki Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, maupun dari laut, karena berbatasan dengan DKI Jakarta yang memiliki Pelabuhan Tanjung Priok. Demikian juga akses melalui daratan, Kota Tangerang Selatan dilalui oleh Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road/JORR II Pd. Indah-BSD).

(9)

adalah ruas jalan tol Kunciran – Serpong. Ruas jalan tol ini akan akan menlintasi wilayah yang berada di Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Wilayah yang dilewati oleh ruas tol ini adalah Kunciran, Kunciran Indah, Paku Jaya, Pondok Jagung Timur, Jelupang, Parigi Baru dan Jombang. Ruas tol ini nantinya akan menjadi satu dengan ruas-ruas tol lainnya yang sedang di rencanakan yaitu ruas Kunciran – Bandara, Jakarta – Tangerang, Jakarta – Serpong, Serpong – Cinere, dan Cinere – JAGORAWI yang termasuk kedalam jaringan sistem jaringan Jalan Jabodetabekjur.

2.4 Pembangunan Kota Tangerang Selatan

Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang pertumbuhan ekonominya mencapai target bahkan lebih seiring dengan terus berkembangnya pembangunan yang terjadi di Tangerang Selatan. Perkembangan terjadi hampir di semua sektor, terutama perekonomian yang ditunjang oleh sektor permukiman, komersial, perhotelan, jasa, perdagangan, dan industri.

Prasarana dan sarana penunjang lain yang menjadi potensi yang dikembangkan di Kota Tangerang Selatan, antara lain :

Park and Ride

Pembangunan Fasilitas Tempat Persinggahan yang comfortable

berupa lahan parkir, hotel, ruang pertemuan, pusat perbelanjaan dan fasilitas pendukung yang dibangun di area Stasiun Kereta Api yang presentatif. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan oleh para eksekutif dan pelaku bisinis serta para komuter urban modern yang sangat sibuk dengan mobilitas tinggi, sehingga dengan jaringan Kereta Api dari dan ke Kota Tangerang Selatan – Jakarta dan sekitarnya menjadi sangat mudah, cepat, aman dan nyaman.

Kereta Api dan Monorail

(10)

Kota Tangerang Selatan – Kota Jakarta dan sudah terbangun dengan jalur rel ganda (double track). Stasiun Kereta berjumlah 5 (lima) buah dan tersebar di 3 (tiga) Kecamatan yaitu Serpong, Ciputat dan Ciputat Timur. Wilayah Kota Tangerang Selatan yang dilalui oleh lintasan kereta api antara lain wilayah Serpong (Stasiun Pasar Serpong), Stasiun Rawa Buntu (BSD), Stasiun Jurang Mangu (Pondok Aren), Ciputat (Stasiun Jombang) dan Ciputat Timur (Stasiun Pondok Ranji). Melihat perkembangan penduduk dan peningkatan pemakai jasa kereta api di Kota Tangerang Selatan, maka masih tersedia potensi dan peluang investasi di bidang penyediaan sarana transportasi Kereta Api, termasuk Monorail.

Monorail merupakan salah satu alternative jaringan transportasi massal dalam rangka mengurai kemacetan yang terjadi setiap hari di sepanjang koridor Jalan Raya Serpong. Di harapkan dengan adanya monorail beserta fasilitasnya, maka warga Kota Tangerang Selatan akan semakin mudah dan cepat mencapai tempat tujuan.

Pengelolaan Sampah

Pembangunan sektor di Kota Tangerang Selatan khususnya berkaitan dengan pengolahan biogas yang berasal dari pengolahan sampah. Sampah masih menjadi permasalahan di daerah perkotaan apabila tidak dapat dikelola dengan baik. Pengelolaan sampah yang baik adalah pengelolaan dari mulai sumbernya ke tempat pembuangan sampah sementara, sampai di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan harus dikelola dengan baik sehingga sampah dapat dimanfaatkan kembali seperti pembuatan kompos atau biogas lainnya. Di Kota Tangerang Selatan, terdapat kawasan yang dapat dimanfaatkan untuk TPA dan tempat pengolahannya yaitu di daerah Serpong-Setu (Cipeucang). Kerjasama investasi dibidang pengolahan sampah masih dapat dikembangkan dengan para investor baru yang ingin menanamkan modalnya di bidang tersebut.

(11)

Dibidang air minum, masyrakakat Kota Tangerang Selatan masih sangat membutuhkan baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri. Selama ini kebutuhan air minum bagi rumah tangga, industri dan kegiatan ekonomi lainnya bersumber dari dua sumber utama, yaitu:

Pertama, dari pihak PDAM Kabupaten Tangerang dan instalasi air bersih yang dikelola oleh pihak pengembang. Kedua, berasal dari air bawah tanah. Tentu Pemerintah Kota Tangerang Selatan harus memiliki instalasi pengolahan air bersih secara mandiri yang langsung dikelola dan dibawah pengawasan pemerintah daerah (PDAM).

Di Kota Tangerang Selatan, cukup banyak sumber air baku yang bisa diolah menjadi sumber air minum bagi berbagai kebutuhan. Wiliyah Kota Tangerang Selatan setidaknya dialiri oleh tiga sungai yang airnya cukup melimpah yaitu Sungai Cisadane, Pesanggarahan dan Kali Angke. Selain itu, masih terdapat sembilan situ dan danau yang memiliki kapasitas yang layak diolah.

Pembangunan Permukiman Vertikal

Dengan kepadatan penduduk Kota Tangerang Selatan telah melebihi 8.856 jiwa/Km2, maka akan semakin sulit untuk membangun permukiman

(12)

Kawasan Jasa dan Perdagangan Terpadu

Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengajak para investor bekerjasama mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, berbagai fasilitas bisnis, tempat rekreasi modern, gedung kesenian dan budaya, convention center.

Saat ini tiga pusat pertumbuhan sebagai kawasan strategis seperti Serpong-BSD City, Bintaro Pondok Aren, Kawasan Pamulang-Ciputat telah memiliki karakter pertumbuhan yang semakin cepat, seolah berlomba-lomba dalam pengembangannya. BSD yang awalnya hanya sebagai kawasan permukiman, kini telah berkembang menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi yang menarik minat para investor untuk menanamkan modal dan mengembangkan usahanya. Setelah mengambil alih kepemilikn saham dari Group Ciputra, Sinar Mas Group terus membangun berbagai jenis permukiman dengan infrasturktur yang baik. Dari rencana 6000 ha. Saat ini sudah lebih dari 3000 ha telah dibangun. Dengan semakin luasnya pengembangan permukiman, maka semakin meningkatnya pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sebagai kawasan permukiman modern dan maju. Sejumlah fasilitas dan infrastuktur strategis dibangun untuk mendorong pertumbuhan sektor jasa dan perdagangan.

(13)

Selain BSD, kawasan Bintaro juga telah berkembang menjadi salah satu kawasan yang diperhitungkan oleh para investor dalam melakukan investasi di kawasan ini. Berbagai infrastuktur berupa gedung perkantoran, pusat belanja, rumah sakit, pusat pendidikan telah berdiri di kawasan ini. Untuk memperlancar arus lalu lintas, di bundaran Bintaro Sektor IX telah dibangun fly over yang menhubungkan simpul-simpul bisnis, dan jasa, termasuk pendidikan, dengan dibangunnya Universitas Pembangunan Jaya. Diaharapkan Para Investor dapat berinvestasi di Kawasan ini dengan bidang jasa dan perdagangan.

Bidang jasa dan perdagangan juga terus dikembangkan dikawasan Ciputat-Pamulang. Sebagai kawasan Pusat Pendidikan skala nasional dengan adanya UIN Syarif hidayatulloh dan Universitas Terbuka, maka daerah Ciputat dan Pamulang dapat dikembangkan sebagai kawasan jasa pendidikan. Selain itu, masih terdapat peluang besar untuk berinvestasi di bidang perdagangan, pembangunan infrastuktur seperti hotel, pusat perbelanjaan dan permukiman vertikal.

Pembangunan Convention Center

(14)

Wilayah yang potensial untuk pembangunan Convention Center

terpadu adalah BSD atau Bintaro dengan pertimbangan bahwa BSD dan Bintaro sudah menjadi daerah yang berkembang dengan berbagai fasilitas yang sudah ada. Selain itu, dua kawasan tersebut sangat dekat dengan

akses tol dan jalur kereta api.

Pembangunan Convention Center atau Trade Exbition Center, atau gedung konser dapat dibangun secara terpadu dengan dilengkapi fasilitas

office tower atau hotel bintang lima yang dapat dimanfaatkan juga sebagai tempat penyewaan ruang kantor.

Sektor Industri dan Pergudangan

Melihat luas lahan yang tersedia, Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam arah dan tujuan pembangunan, tidak menempatkan sektor industri dan pergudangan sebagai andalan. Saat ini peruntukan lahan untuk industri hanya 1,14 persen saja dari luas lahan Kota Tangerang Selatan, atau sekitar 16,67 hektar. Industri yang dikembangkan pun ditujukan kepada green industri dan ramah lingkungan, pemilihan industri yang cocok untuk itu adalah industri yang tidak merusak lingkungan seperti Industri manufaktur, diantaranya adalah pembuatan bola sepak di Pondok Cabe, industri garment serta industri perakitan lainnya yang ramah lingkungan. Selain itu, dengan adanya fasilitas pergudangan di Taman Tekno BSD, maka dapat dijadikan tempat untuk menanamkan modalnya pada sektor pergudangan yang ramah lingkungan.

(15)

jenis industri ringan yang bebas dari polusi air, udara, maupun kebisingan dan limbah.

Taman Tekno BSD dilewati oleh jalan utama Provinsi yang memberikan nilai tambah tersendiri. Tak hanya dilewati jalan utama Provinsi, kawasan ini juga mempunyai akses ke jalan tol yang sangat dekat, baik tol Pondok Indah-Serpong yang terkoneksi sampai dengan tol Jagorawi, maupun tol Jakarta-Merak. Tidak begitu lama lagi, akses tol Serpong-Pondok Indah juga akan terhubung dengan tol Ulujami-Puri Indah-Cengkareng sampai Pluit Bandara Soekarno-Hatta melintasi tol Jakarta-Merak. Maka sangat menguntungkan untuk menanamkan modal di bidang industri ramah lingkungan dengan lokasi di Taman Tekno BSD.

Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan

Kota Tangerang Selatan, saat ini masih memiliki lahan yang dapat dimanfaatkan untuk sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Dengan luas kurang lebih 2.794.41 ha atau 18,99 % dari luas lahan Kota Tangerang Selatan, maka pemanfaatan lahan untuk sektor ini masih cukup potensial. Akan tetapi, produk pertanian yang menjadi unggulan dan berpotensi dari segi ekonomi adalah pertanian tanaman hias dan anggrek. Sebagai daerah dengan iklim yang cocok untuk budidaya pertanian tanaman hias dan anggrek, saat ini Kota Tangerang Selatan memiliki sentra budidaya tanaman tersebut di Kecamatan Serpong, Pamulang, Setu dan Pondok Aren. Area penjualan tanaman hias dan anggrek telah menjangkau Kota Surabaya, Magelang, Yogyakarta, Semarang, Solo, Manado, Makasar sampai ke Medan. Selain budidaya tanaman hias dan anggrek, budidaya sektor perikanan budi daya air tawar dan peternakan juga dapat menjadi peluang bagi investor untuk menanamkan modalnya di Kota Tangerang Selatan.

2.5 Kondisi Lingkungan Kota Tangerang Selatan

(16)

jelas mengandung resiko terjadinya perubahan ekosistem yang selanjutnya akan mengakibatkan dampak, baik yang bersifat negatif maupun yang positif. Oleh karena itu, kegiatan pembangunan yang dilaksanakan seharusnya selain berwawasan sosial dan ekonomi juga harus berwawasan lingkungan.

Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup.

Tangerang Selatan sebagai kota yang memiliki pembangunan dalam berbagai sektor yang sangat cepat perlu di perhatikan aspek pengelolaan lingkungan sehingga pembangunan yang terus meningkat diimbangi dengan kondisi lingkungan yang tetap baik. Sejak berdirinya Kota Tangerang Selatan tahun 2008 hingga saat ini sudah banyak pembangunan yang menunjang aktivitas ekonomi seperti pusat perbelanjaan, rumah sakit, gedung perkantoran, perumahan, dll. Pembangunan tersebut memerlukan ekploitasi lahan yang tidak sedikit bahkan untuk pembangunan perumahan diperlukan perencanaan yang matang agar lingkungan tidak memberikan dampak negatif contohnya pemukiman yang tidak terkena banjir dikemudian hari karena perencanaan pembangunan yang tidak baik dan ijin yang ilegal. Di tangan swasta, beberapa daerah di kota tersebut dibangun dengan apik dan mewah. Infrastruktur tersedia dan perawatannya pun terjamin.

(17)

Berdasarkan gambar, dapat dilihat bahwa kepemilikan jamban pribadi di Kota Tangerang Selatan sudah cukup baik yaitu 93.9%. Namun demikian masih ada sebagian kecil warga yang BAB ke WC helicopter diatas empang/kolam, ke sungai, ke kebun, ke lubang galian dan sebagainya. Kota Tangerang Selatan yang lahannya banyak digunakan sebagai pemukiman sudah sepatutnya memiliki pengelolaan limbah rumah tangga yang sangat baik.

Namun kondisi lingkungan akibat dari padatnya penduduk dan aktivitas membuat Tangerang Selatan masih perlu memikirkan cara efektif dan efisien untuk mengelola sampah atau memikirkan cara menarik investor untuk bekerja sama mengelola sampah. Gambar dibawah ini menunjukan bahwa pengelolaan sampah masih menimbulkan resiko kesehatan yang tinggi.

(18)

Belakangan ini Tangerang Selatan mengalami kepanikan di beberapa wilayahnya yang mulai waspada terhadap banjir, dan yang lebih heran banjir terjadi dikawasan mewah yang dibangun oleh swasta.

Gambar 1.3 Lokasi Rawan Banjir di Kota Tangerang Selatan

Lokasi Banjir Penyebab Banjir Kelurahan Kecamat an

Perum Sarua Indah Luapan saluran sekunder Ciledug

Luapan kali Ciputat Pondok Cabe Udik

Pamulang

Perum Pondok Hijau Luapan kali Ciputat Cempaka Putih Ciputat Timur

Perum Inhutani Luapan kali Ciputat Cipayung Pamulang

Perum Ciputat Baru Luapan kali Ciputat Sawah Ciputat

Perum Graha Permai

Luapan kali Ciputat Sawah Ciputat

Saluran Cipeucang Penyempitan & luapan kali Cipeucang

Kedemangan & Serpong

Setu

(19)

Perum Taman

Perum SEKNEG Luapan kali Angke Pondok Kacang Barat

Drainase buruk Pondok Betung Pondok Aren

Perum Wadas Sari Drainase buruk Pondok Betung Pondok Aren

Sumber: Hasil Monitoring Drainase Dinas Bina Marga & Pengairan Kota Tangerang Selatan, Tahun 2010

(20)

Dampak yang ditimbulkan dari aktivitas industri adalah timbulnya limbah padat, cair dan gas. Limbah yang dihasilkan dapat dikategorikan sebagai limbah non B3 dan limbah B3. Limbah Non B3 dapat berupa limbah domestik dari karyawan, sedangkan limbah B3 dapat berasal dari proses produksi atau akibat penggunaan bahan penunjang. Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan industri baik limbah proses produksi maupun limbah domestik karyawan jika tidak dikelola dengan baik, akan meningkatkan pencemaran terhadap kualitas badan air penerima, kualitas air tanah dan tanah.

Selain itu kualitas udara di Tangerang Selatan disebagian wilayah buruk akibat tidak dikelola dengan baik, kurangnya ruang terbuka hijau dan banyaknya polusi dari kendaraan bermotor. Akan tetapi beberapa bagian lainnya sudah memperhatikan pelestarian lingkungan dengan membuat taman kota di pusat kota Tangerang Selatan, dan contoh pemukiman yang baik dengan memperhatikan aspek pengelolaan lingkungan dapat dilihat di kawasan Alam Sutera.

(21)

sosial ekonomi. Agar kesadaran lingkungan tetap berlanjut dalam menopang pembangunan, beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah kota, masyarakat maupun pihak lainnya.

2.7 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

Kota Tangerang Selatan

Kasus AMDAL di Kota Tangerang Selatan

Berdasarkan berita nasional yang diterbitkan tahun 2013 ada empat perusahaan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang mendapat predikat analisis mengenai dampak lingkungan dengan kategori buruk. Keempat perusahaan itu bergerak dibidang industri dan jasa kesehatan skala besar serta pasar. Keempat perusahaan itu tidak memenuhi salah satu syarat Amdal. Yakni tidak memiliki tiga kolam penampungan limbah. Padahal, kolam itu berfungsi menampung limbah untuk pengendapan, netralisasi serta kolam penampungan uji coba. Di Kota Tangsel sendiri hingga saat ini tercatat sebanyak 2.766 perusahaan.

Dalam kasus lain mengenai amdal, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Banten menemukan sejumlah dokumen palsu analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) yang dibuat beberapa biro konsultan. Sejumlah arsip unit pengelolaan lingkungan (UPL) dan unit kelola lingkungan (UKL) maupun amdal milik pemrakarsa melalui biro konsultan dibuat tidak jujur.

Proses Permohonan Izin Lingkungan Pemerintah Kota Tangerang Selatan

(22)

Setiap kegiatan badan usaha dalam skala besar dan kecil diwajibkan mengantongi rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) dari Pemerintah Daerah setempat. Regulasi tersebut bertujuan untuk mengatur dan memonitor bahwa kegiatan yang dijalankan badan usaha dapat menjaga kelestarian lingkungan hidup sekitarnya. Dasar hukum pengelolaan lingkungan hidup telah tertuang dalam Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan telah diperbaharui melalui Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Dokumen Lingkungan Hidup.

UKL dan UPL dikeluarkan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas dampak dari kegiatan yang diselenggarakan setiap badan usaha. Baik usaha kecil dan besar, atau usaha yang sekali pun memiliki tingkat pencemaran lingkungan ringan. Jadi mesti sekelas Warteg (Warung Tegal) juga harus mengantongi UKL - UPL karena usaha tersebut juga menghasilkan sampah.

UKL - UPL yang merupakan hasil dari analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal), bukan sebagai alat serba guna yang dapat menyelesaikan segala persoalan lingkungan hidup. Efektifitas Amdal sangat ditentukan pengembangan berbagai sudut kajian yang komprehensif dan mendalam.

Amdal dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek pembangunan yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kualitas lingkungan hidup. Amdal bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari proses Amdal yang lebih besar dan lebih penting sehingga Amdal merupakan bagian dari beberapa hak berikut :

1. Pengelolaan Lingkungan

(23)

dilakukan. Di sinilah peranan penting AMDAL agar proyek pembangunan yang dilakukan tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan.

 Fase proyek berjalan atau fase proyek beroperasi;

 Fase proyek telah berhenti beroperasi atau pasca opeasi (post

operation).

3. Pengambilan Keputusan

Dari hasil AMDAL, dapat diketahui apakah suatu aktivitas pembangunan akan berdampak baik atau buruk pada lingkungan. Pemerintah pun akan mengambil keputusan dari hasil AMDAL tersebut. Jika berdampak baik, maka pembangunan akan dilanjutkan secara berkesinambungan. Akan tetapi jika kegiatan pembangunan tersebut berdampak buruk pada lingkungan, maka kegiatan tersebut tidak akan dilakukan atau dilakukan alternatif-alternatif lain yang dapat menghilangkan atau meminimalisasi dampak negatif tersebut.

4. Dokumen yang Penting

Laporan AMDAL merupakan dokumen penting yang merupakan sumber informasi yang sangat bermanfaat untuk berbagai keperluan :

 Sebagai informasi pembanding dalam hasil analisis;

 Sebagai sumber informasi yang penting untuk proyek yang akan

dilaukan di daerah dekat lokasi tersebut.

 Dokumen penting yang dapat digunakan di pengadilan dalam

menghadapi tuntutan proyek lain, masyarakat atau instansi pengawas.

(24)

 Mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tidak rusak.

 Menghindari efek samping dari pengelolaan sumber daya alam.

 Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat pencemaran,

sehingga tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan masyarakat.

 Mengetahui manfaat yang berdaya guna dan berhasil guna bagi

(25)

Pelaksanaan Pembuatan Dokumen Lingkungan

Setiap kegiatan atau usaha yang ada di Kota Tangerang Selatan yang diperkirakan menimbulkan dampak diwajibkan untuk membuat dokumen Amdal atau UKL-UPL sesuai kriteria kegiatan. Pada tahun 2010 telah disahkan 37 dokumen UKL-UPL dari berbagai kegiatan usaha.

Pada tahun 2010 telah dilakukan pemantauan/monitoring pelaksanaan pengelolaan lingkungan pada beberapa kegiatan/usaha. Daftar kegiatan/usaha yang dipantau disajikan pada berikut.

Daftar Kegiatan/usaha yang dipantau oleh Badan Lingkungan Hidup

No. Nama Perusahaan Telah

Selesai

Belum

Selesai Keterangan

1 Pengembangan Pool Taksi Blue bird v UKL - UPL

2 Pembangunan gedung supermarket

giant Bintaro v DPL

3 Pasar Swalayan TIP - TOP v UKL - UPL

4 PT. Paperplus Indotama (Percetakan) v DPL

5 Perumahan D' Diamond Residence v UKL - UPL

6 Perumahan Pamulang Green v UKL - UPL

11 Perumahan Pamulang Timur ( PT.Sabar

Ganda) v UKL - UPL

12 SPBE (Radekatama Pirantinusa) v

13 Perumahan Residence one v UKL - UPL

(26)

15 Perumahan Pamulang Asri (PT.Siliko

Bangun Sejahtera v UKL - UPL

16 Hotel Sion Holiday v DPL

17 Peralatan Rumah tangga ( PT.

Casadron) v

18 Industri Pakaian Jadi ( PT. Lestari

Busana) v UKL - UPL

19 Pengelolaan Industri es batu (PT.

ESHUPINDO) v UKL - UPL

20 Perumahan Merpati Raya (PT. Optima

Perdana Synthesis) v UKL - UPL

21 Perumahan Green Grass (PT. Prakarsa

adi sarana) v UKL - UPL

22 Perumahan Palem Serpong Indah(PT.

Radja pro sejahtera) v UKL - UPL

23 Obat Hewan (PT. Multi Sarana Farma) v UKL - UPL

24 SPBE (PT. Usaha Gas Mandiri) v UKL - UPL

25 Ruko Pamulang Terrace v UKL - UPL

26 Perdagangan Barang (PT. Pameterindo) v UKL - UPL

27 Perumahan Cluster Pamulang Asri 2

(PT. Bangun Cipta Persada) v UKL - UPL

28 Industri Peralatan rumah

tangga,elektronik,mebeul (PT. Catur) DPL

29 Ruko Pamulang Permai Blok SH 15 v UKL - UPL

30 Industri Air Minum ( PT. Hexado kreasi) v DPL

31 Industri Berbagai macam abon (PT.

Enhance Famous) v UKL - UPL

32 Rumah Sakit Ibu dan anak RAIFA v DPL

33 SPBU ( PT. Humpuss Trading) v DPL

34 Perumahan Bumi Anugerah Sejahtera

(27)

35 Perumahan Town House sektor 9 ( PT.

Imperial Media Panenmas) v UKL - UPL

36 Perumahan Paradiso (PT. Wira Makmur

Sejati) UKL - UPL

37 Perumahan Serpong City Paradise /PT.

Subur Progress v UKL - UPL

38 Rumah Sakit Indonesia sehat UKL - UPL

39 Perumahan Taman Rusa Residence v UKL - UPL

40 Perumahan paradise park residence v UKL - UPL

41 Pasar swalayan (PT. Lion Super Indo) UKL - UPL

42 Rumah Sakit Hermina UKL - UPL

43 Showroom Toyota (PT.Akita

Saranatama) UKL - UPL

44

Workshop maintenance peralatan pengeboran laut ( PT.Sarku enjenering utama

DPL

45 Restoran Lembur Kuring UKL - UPL

46 PT.Karya Griya Bersama (Perumahan

Serpong Estate) v UKL - UPL

47 Pembangunan Gubug Makan Mang

Engking v UKL - UPL

48 Kavling Rumah Tinggal Green Bintaro

Terrace UKL - UPL

49 Pasar modern Bintaro Jaya (PT. Jaya Real

Property) v

50 SPBU ( PT . Pertamina Retail ) v DPL

51 SPBU PT. Total Oil Indonesia v UKL - UPL

52 Perumahan serpong City Paradise Blok

F v UKL - UPL

53 Sekolah Insan Cendikia v UKL - UPL

(28)

55 SPPBE Gas Elpiji ( PT. Indah Sri Rejeki) v DPLH

56 PT. Indorail (Perdagangan Besar Mesin

-mesin, Suku Cadang ) v SPPL

57 Pembangunan gedung Puspem Kantor

Walikota v AMDAL

58 Pembangunan gedung supermarket

giant BSD AMDAL

59 Pembangunan gedung supermarket

lottemart AMDAL

60 Perumahan Regensi Melati Mas 3 (PT.

Nur Akbar) AMDAL

61 Binus International School v AMDAL

Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan, Tahun 2010

Bidang kegiatan yang wajib dilengkapi Amdal, antara lain:

 Usaha/ kegiatan bidang Pertahanan

 Usaha/ kegiatan bidang Pertanian

 Usaha/ kegiatan bidang Perikanan

 Usaha/ kegiatan bidang Kehutanan

 Usaha/ kegiatan bidang Perhubungan

 Usaha/ kegiatan bidang Tekhnologi Satelit

 Usaha/ kegiatan bidang Perindustriaan

 Usaha/ kegiatan bidang Pekerjaan Umum

 Usaha/ kegiatan bidang Sumber Daya Energi dan Mineral

(29)

 Usaha/ kegiatan bidang Pengembangan Nuklir

 Usaha/ kegiatan bidang Pengelolaan Limbah B3

 Usaha/ kegiatan bidang Rekayasa Genetika

2.8 Upaya Pelestarian Lingkungan di Kota Tangerang

Selatan

Pembangunan Kota Tangerang Selatan didominasi oleh pihak swasta, diharapkan peran swasta dalam memperhatikan pelestarian lingkungan sangat besar. Dengan cara melengkapi dokumen AMDAL dalam setiap kegiatan usaha, disisi lain peran pemerintah sangat diperlukan dalam memberikan ijin pendirian usaha yang ramah lingkungan, tidak ada lagi ketidakjujuran dalam mengeluarkan dokumen AMDAL, regulasi yang jelas dan memberikan tindakan hukum bagi yang melenggar.

Penduduk atau masyarakat merupakan bagian penting atau titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan, karena peran penduduk

sejatinya adalah sebagai subjek dan objek dari pembangunan berkelanjutan. Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di suatu negara, diperlukan komponen penduduk yang berkualitas. Karena dari penduduk berkualitas itulah memungkinkan untuk bisa mengolah dan mengelola potensi sumber daya alam dengan baik, tepat, efisien, dan maksimal, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Sehingga harapannya terjadi keseimbangan dan keserasian antara jumlah penduduk dengan kapasitas dari daya dukung alam dan daya tampung lingkungan.

BAB III

PENUTUP

(30)

Kota Tangerang Selatan merupakan kota dengan sejuta peluang investasi, percepatan pembangunan karena didukung lokasi yang strategis, kondisi sumber daya alam yang dapat menunjang percepatan pembangunan. Semenjak ditetapkannya sebagai daerah otonom, diharapkan dapat meningkatkan optimalisasi pemanfaatan potensi daerah untuk kepentingan pembangunan daerah.

Beberapa pembangunan di Tangerang Selatan di pegang oleh swasta yang sampai saat ini mampu menata kota dengan baik dan memperhatikan aspek pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Sebagian lainnya masih perlu pembenahan dan keseriusan untuk dapat mengoptimalkan potensi daerah, diharapkan seluruh penentu kebijakan dapat bijaksana menentukan keputusan dalam merencanakan pembangunan agar tidak lagi ada kecurangan yang akhirnya dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan hidup.

Daftar Pustaka

Sumber: www.wikipedia.com/pembangunanberkelanjutan/html

www.wikipedia.com/profiltangerangselatan/html

www.tangsel.go.id

www.bps.go.id/tangerangselatan

(31)

www.blhd.com

www.republika.com

Gambar

Gambar 1.2 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Gambar 1.3 Lokasi Rawan Banjir di Kota Tangerang Selatan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah perancangan dan pembangunan website untuk mempromosikan produk Toko Optik Tegal, dalam rangka meningkatkan jumlah penjualan serta

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan mengikuti fase- fase sebagai berikut:

Tujuan utama dari kebijakan luar negeri Soeharto selama era orde baru yang untuk memobilisasi sumber daya internasional untuk membantu dalam rehabilitasi

Kesimpulan dalam penelitian ini, bahwa latihan push up dan latihan Harvard Step-up Test dapat meningkatkan kemampuan jump shoot dalam kegiatan ekstrakurikuler bola basket

Berdasarkan kepada jadual tersebut nilai min yang tertinggi dalam kemahiran kepimpinan di kalangan pelajar MPV adalah galakan kepada ahli kumpulan sebanyak 4.87, diikuti

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua jenis kesilapan yang dilakukan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Muhammadiyah Malang dalam menerjemahkan teks

Dalam usahanya menjelaskan struktur kejiwaan manusia, Freud dalam Koswara (1991:30) mengumpamakan jiwa manusia dengan sebuah gunung es ditengah laut.Yang kelihatan dari permukaan

Faktor lain yang menyebabkan pernikahan usia dini adalah perjodohan. Hal tersebut sebenarnya bukan menjadi suatu masalah. Namun yang menjadi masalah adalah usia saat