• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Disampaikan dalam Rapat Kerja Rencana Pemanfaatan DAK Bidang LH TA-2014 Jakarta, 14 Oktober 2014

Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Kementerian PPN/Bappenas

(2)

OUTLINE

I. RT RPJMN 2015-2019

II. RT RPJMN 2015-2019 BIDANG

SDALH

III. RENCANA DAK BIDANG

LINGKUNGAN HIDUP

(3)
(4)

Arahan RPJPN 2005-2025

Merupakan amanat dari misi ke enam RPJPN 2005-2025,

yaitu:

“mewujudkan Indonesia asri dan lestari”

1. Memperbaiki pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi;

2. Meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan;

3. Memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan;

4. Memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan;

5. Meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan

(5)

RPJMN 2015-2019

Dalam Kerangka RPJPN 2005-2025

Visi Pembangunan 2005-2025

INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR

(6)

ARAHAN RPJPN UNTUK RPJMN 2015-2019

ARAHAN UMUM

Pencapaian

daya saing kompetitif perekonomian

berlandaskan:

a. keunggulan sumber daya alam;

b. sumber daya manusia

berkualitas

; serta

c. kemampuan ilmu dan teknologi

yang terus meningkat

ARAHAN TERKAIT PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

1. Memantapkan pembangunan berkelanjutan yang tercermin oleh terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan;

2. Membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam,

diimbangi dengan: upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup dan

peningkatan kesadaran, sikap mental, dan perilakumasyarakat;

3. Mantapnya kelembagaan dan kapasitas penataan ruang di seluruh wilayah Indonesia.

(7)

3 HAL STRATEGIS DALAM RT RPJMN

2015-2019

1. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

2. POTENSI BONUS DEMOGRAFI

3. PERLUNYA MENJAGA TINGKAT

PERTUMBUHAN EKONOMI

(8)

Keberlanjutan Pembangunan:

Keseimbangan 3 Pilar Pembangunan dan Tata Kelola yang Akuntabel

PILAR SOSIAL (PEOPLE)

1. Pemerataan 2. Kesehatan 3. Pendidikan 4. Keamanan 5. Perumahan 6. Kependudukan

PILAR EKONOMI (PROFIT)

1. Struktur Ekonomi 2. Pola Konsumsi dan

Produksi 3. Ketahanan Pangan 4. Ketahanan Energi 5. Infrastruktur/ Konektivitas PILAR LINGKUNGAN (PLANET) 1. Atmosfir 2. Tanah

3. Pesisir dan Laut 4. Peairan dan SD Air 5. Keaneka-ragaman

Hayati

PILAR TATA KELOLA (GOVERNANCE)

1. Kelembagaan 2. Kapasitas

Lembaga dan Pelaku

Framework for Construction of Sustainable Development Indicators, September, 2001

MDG dan Post-2015 Development Agenda Kerangka Regulasi, Kelembagaan dan Pemberantasan Korupsi

Ekonomi Hijau Keanekaragaman Hayati Lingkungan dan

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN : Bukan Lagi Pilihan, Namun Menjadi Keharusan

Sustainable businesses:

(i) Pemperhatikan “planet” teknologi bersih, efisiensi bahan (daur ulang, hemat bahan dan energi), limbah nol atau minimal (pengelolaan limbah), penggunaan bahan terbarukan;

(ii) Pertumbuhan (profit) terus meningkat dan dilakukan oleh banyak pelaku/inklusif;

(iii) Secara sosial acceptable/dapat diterima- sejalan dengan kondisi sosial masyarakat, terutama masyarakat sekitarnya.

(9)

PELUANG (KALAU DITANGANI TEPAT):

BONUS DEMOGRAFI (BD)

• BD: PROPORSI USIA PRODUKTI > USIA NON

PRODUKTIF (USIA SEKOLAH DAN LANSIA)

• KALAU DISIAPKAN DENGAN BENAR  AKAN MENJADI BONUS – KALAU TIDAK AKAN MENJADI

BEBAN/LIABILITIS

• BONUS: KALAU BEKERJA - PRODUKTIF DAN BISA MENABUNG

BD tidak otomatis, harus ada kebijakan tepat, terutama:

– KUALITAS SDM: terdidik dan sehat dan terampil (produktif) AKAN PRODUKTIF – KERJA DAN MENABUNG

– JUMLAH TIDAK MELEDAK _ USIA DINI PADA SAAT TAHUN BONUS TIDAK MEMBESAR – PENGENDALIAN PENDUDUK

– STRUKTUR EKONOMI MEMBERI RUANG USIA PRODUKTIF UNTUK BEKERJA PRODUKTIF, BEKERJA DAN KAYA (PENDAPATAN TIDAK HABIS DIKONSUMSI), KELEBIHAN DITABUNG – TIDAK BOROS

Windows of Opportunity

(10)

RPJM 2 RPJM 3** RPJM 4

Pertumbuhan PDB 6 - 8 % per tahun

PDB per kapita 2013 : Sktr USD 4.000 2019: Sktr USD 7.000 2025: > USD 12.000

Kemiskinan 2013 : 11,47% 6 - 8 % per tahun < 5 %

Pengangguran 2013: 6,25% 5-5,5% < 5 %

MENJAGA PERTUMBUHAN EKONOMI TETAP TINGGI

(mencegah MIT)

2015 2020 2025 2030

2010

Threshold Middle Income Trap

USD 12.000

BONUS DEMOGRAPHIC

2010 2030

(11)

KERANGKA TEKNOKRATIK RPJMN 2015 – 2019

MENGUATKAN LANDASAN UNTUK KELUAR DARI MIDDLE INCOME TRAP (MIT)

Keluar dari MIT

Jangka Panjang :

Tercapai tahun 2030 apabila Ekonomi tumbuh 6-8%/tahun

RT-RPJMN 2015 – 2019 Amanat RPJP :SDA, SDM, Iptek

Sangat penting untuk

menguatkan fondasi keluar MIT Tidak boleh meleset masa 5 tahun Ke depan.

Bonus Demografi, AEC, Post 2015, Climate Change

Polhukam Ekonomi Kesra Lingkungan

-Tranfromasi Struktur -Resiliensi -Infrastruktur -Inovasi -RB - Tertib hukum -Anti korupsi -Demokrasi -Stabilitas DN Daerah -Mutu SDM -Kemiskinan -Pemerataan -Employment -BPJS -Pengelolaan SDA dan biodiv -Kelautan -Mitigasi adaptasi PI -Pemerataan -SPM terpenuhi -Urbanisasi - Pelaksanaan Desentralisasi Kerangka Pendanaan : APBN dan Non

Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan • Membutuhkan Comprehensif reform • Not BAU (out the box) • Prinsip berkelanjutan • Terpadu tidak sendiri- sendiri

Delivery Mechanism

(12)

PENCERMINAN KONKRIT

PB DALAM RT RPJMN 2015-2019

1. PENGARUSUTAMAAN PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN:

Setiap bidang pembangunan menerapkan prinsip

berkelanjutan

indikator outcome IKLH

2. PROGRAM LINTAS BIDANG PERUBAHAN IKLIM:

Setiap sektor memiliki program dan kegiatan

untuk melaksanakan mitigasi dan adaptasi

perubahan iklim.

(13)

Pengembangan Indeks Pembangunan Berkelanjutan

(IPB)

Indikator Lingkungan Hidup yang ada dan mulai digunakan: Indeks

Kualitas Lingkungan Hidup

(IKLH)

kualitas air, udara dan lahan

(hutan)

Indikator/Indeks Pembangunan yang ada belum bisa menggambarkan

pencapaian pembangunan berkelanjutan

Indeks Pembangunan

Berkelanjutan

Indikator

Mikro

Penyempurnaan IKLH

Indikator

Makro (blm)

PDRB Hijau Genuine Saving

Indikator

Meso (blm)

Indeks Pembangunan Berkelanjutan

(14)

Penanganan Perubahan Iklim

KOMITMEN INDONESIA

:

PENURUNAN EMISI

• Tahun 2020 Emisi Turun Sebesar 26% dari BAU dengan Usaha Sendiri • Emisi Turun Sebesar 41% Jika Mendapatkan Dukungan Internasional

UPAYA YANG PERLU DILAKUKAN:

PENURUNAN EMISI GRK (MITIGASI): di 5 Sektor Prioritas (1) Kehutanan (2) Lahan Gambut (3) Pertanian

(4) Energi dan trasnportasi, (5) Industri dan Limbah

PENINGKATAN KETAHANAN MASYARAKAT TERHADAP PERUBAHAN IKLIM - ADAPTASI:

Khususnya di 15 Daerah Rentan (percontohan RAN-API)

Daerah Percontohan Kegiatan RAN-API :

1 Provinsi Bali 2 Kota Semarang 3 Kota Pekalongan 4 Provinsi Jawa Barat 5 Kota Blitar

6 Kota Bandar Lampung 7 Provinsi Jawa Timur 8 Kabupaten Malang 9 Kota Batu

10 Kota Malang

11 Provinsi Nusa Tenggara Barat 12 Pulau Lombok

13 K ota Tarakan

14 Provinsi Sumatera Selatan 15 Provinsi Sumatra Utara

(15)

15

TEMA, AGENDA DAN ISU STRATEGIS

NASIONAL

TEMA: PEMBANGUNAN NASIONAL YANG KUAT, INKLUSIF DAN BERKELANJUTAN

6 AGENDA

PEMBANGUNAN

ECONOMI (16 IS, 4 KLASTER/KLP) SDA DAN LH SERTA PENGELOLAAN BENCANA (4 IS)

42 ISU STRATEGIS (IS)

POHUK, HANKAM (7 SI)

KESEJAHTERAAN

RAKYAT (5 SI) PEMBANGUNAN WILAYAH (5 SI) PEMBANGUNAN KELAUTAN (5 SI)

PENGARUSUTAMAAN: PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN  outcome – IKLH. PROGRAM LINTAS BIDANG : PERUBAHAN IKLIM

(16)

SASARAN POKOK PEMBANGUNAN

NASIONAL

BIDANG SASARAN POKOK

EKONOMI Meningkatnya Pertumbuhan ekonomi yang tinggi LINGKUNGAN

HIDUP Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan keberlanjutan pembangunan POLITIK Meningkatnya kualitas demokrasi

HUKUM Terwujudnya sistem peradilan pidana dan perdata yang efisien, efektif, dan akuntabel

HANKAM Meningkatnya kapasitas pertahanan dan stabilitas keamanan nasional

TATA KELOLA DAN RB

Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan yang bersih, anti korupsi, akuntabel, efektif, dan efisien

KESEJAHTERAAN RAKYAT

Menurunnya tingkat kemiskinan dan kesenjangan antar penduduk di berbagai wilayah

KEWILAYAHAN Menurunnya tingkat kesenjangan antar-wilayah PEMBANGUNAN

(17)

Sasaran Pokok RT RPJMN 2015-2019

Bidang Lingkungan Hidup

Pembangunan

Base Line 2014

Sasaran 2019

Penurunan emisi

Gas Rumah Kaca

15,5%

26%

Indeks Kualitas

Lingkungan Hidup

63,0 – 64,0

66,5 – 68,5

Tambahan

Rehabilitasi Hutan

2 juta ha (dalam

dan luar kawasan)

750 ribu ha (dalam

kawasan)

(18)

II. RT RPJMN 2015-2019

BIDANG SDA DAN LH

(19)

ARAH KEBIJAKAN SDALH DI DALAM

AGENDA BIDANG EKONOMI

1. KETAHANAN PANGAN

2. KETAHANAN ENERGI

3. KETAHANAN AIR

4. PENGEMBANGAN EKONOMI BERBASIS SDALH:

a. Peningkatan nilai tambah pertanian,

kehutanan dan perikanan, dan pertambangan

b. Pengembangan nilai ekonomi biodiversity

c. Pengembangan ekonomi jasa lingkungan.

(20)

Arah Kebijakan AGENDA

PEMBANGUNAN SDA DAN LH

1. Peningkatan Konservasi dan Tata Kelola Hutan

• Melakukan percepatan pengukuhan kawasan hutan melalui penataan batas, pemetaan dan penetapan, yang melibatkan berbagai pihak

• Membentuk dan mewujudkan unit manajemen hutan yang handal

• Meningkatkan kapasitas pengelola KPH

• Meningkatkan sarana dan prasarana KPH

• Membangun hubungan yang saling menguntungkan antara masyarakat, termasuk masyarakat adat, dengan pemerintah pengelolaan hutan di kawasan hutan

• Meningkatkan konservasi kawasan hutan dan pengelolaan hutan lindung, 2. Perbaikan Kualitas Lingkungan Hidup

• Penguatan Sistem pemantauan kualitas lingkungan hidup

• Peningkatan kualitas lingkungan hidup

• Penguatan sistem insentif dan disinsentif pengelolaan lingkungan hidup

• Penerapan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan

• Penanganan perubahan iklim (mitigasi dan adaptasi)

• Meningkatkan pengelolaan keanekaragaman hayati dan jasa lingkungan

• Penguatan pendanaan lingkungan hidup dan kerjasama kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan swasta

(21)

Arah Kebijakan AGENDA

PEMBANGUNAN SDA DAN LH

3. Penanggulangan Bencana dan Pengurangan Risiko Bencana

• Penguatan kapasitas kelembagaan dan SDM penanggulangan bencana

• Menyediakan sarana dan prasarana mitigasi, kesiapsiagaan, sistem peringatan dini dalam menghadapi bencana

• Edukasi dan penguatan kapasitas masyarakat tentang pengurangan risiko bencana;

• Peningkatan partisipasi dan peran serta multi-pihak dalam penanggulangan bencana;

4. Penyediaan informasi iklim dan kebencanaan

• Meningkatkan akurasi dan kecepatan analisis serta penyampaian informasi peringatan dini, MKG dan informasi pendukung penanganan perubahan iklim dan kebencanaan yang berkesinambungan

(22)

UPAYA LAIN YG SEDANG DILAKUKAN

22

1.

PENGEMBANGAN MEKANISME PEMANTAUANKUALITAS LH

2.

PENGEMBANGAN UKURAN:

a. Basis data untuk mengukur deplesi

b. Data and indikators untuk kualitas LH – berkaitan dengan perilaku,

program dan kegiatan dalam pembangunan nasional – penting

untuk menghubungkan program-kegiatan-lembaga bertangung

jawab dan pendanaan

Pemda – KLH – BPS

survey LH

c. Data Kualitas LH – daya dukung: data hasil KLHS MP3EI

Peta

Daya Dukung (kualitas) LH

Map of Eco-region

3. Perlu berbagai Best practices: di berbagai sektor, utk basis perluasan

4. Kapasitas dan kemampuan: mengukur, memantau, penegakan hukum

LH/enforcement.

(23)

III. DAK BIDANG LINGKUNGAN

HIDUP

(24)

DAK tidak terpisahkan dari kebijakan

dan pendanaan bidang LH

1.

Di tingkat Pusat sedang dan masih terus akan dilakukan:

a. Penguatan pendataan (KLH-BPS-BAPPENAS) dan pengembangan

indikator LH sebagai indikator pembangunan nasional

b. Indikator LH harus menjadi dasar untuk penegakan hukum LH –

basis data kualitas LH

c. Peningkatan kapasitas lembaga dan SDM pengelola kualitas LH

dan pelestarian SDA penting dan harus dilakukan terus menerus

2. Di tingkat Daerah:

a.

Pemantauan perilaku masyarakat terutama pelaku usaha:

kapasitas lembaga (metoda, data dan indikator/ukuran serta

kemampuan SDM)

b.

Penegakan hukum LH bersama dengan Pemerintah

c.

Akumulasi data hasil pemantauan ke dalam basis data daerah

nasional

mencerminkan DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP

(25)

Kerangka Pemantauan Kualitas LH

KLH

KANTOR

EKO REGION

BPLH

BPLH

KANTOR

EKO-REGION

BPLH

25 Dana dekonsentrasi DAK DAN APBD APBN UTK KLH

PEMANTAUAN PERILAKU LH PETA DAYA DUKUNG

LH UTK REGION IKLH (NASIONAL

DAN PROVINSI) BASIS DATA LH

(26)

26

Tema RKP 2015 : Masa Transisi Perencanaan

Pembangunan Nasional

Memantapkan Perekonomian Nasional untuk Peningkatan

Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan

RKP 2014 :

RKP 2010 PEMULIHAN PEREKONOMIAN NASIONAL DAN PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT RKP 2012 PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS, INKLUSIF DAN BERKEADILAN BAGI

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT RKP 2013 MEMPERKUAT PEREKONOMIAN DOMESTIK BAGI PENINGKATAN DAN PERLUASAN KESEJAHTERAAN RAKYAT RKP 2011 PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKEADILAN DIDUKUNG PEMANTAPAN TATA KELOLA DAN SINERGI

PUSAT DAERAH

Melanjutkan Reformasi Pembangunan

Bagi Peningkatan Daya Saing Nasional

(27)

1. Memanfaatkan pagu nasional DAK secara lebih optimal dalam mendukung pencapaian prioritas nasional;

2. Mendukung program yang menjadi prioritas nasional di dalam RKP 2015 sesuai dengan kerangka pengeluaran jangka menengah (medium term expenditure

framework) dan penganggaran berbasis kinerja (performance based budgeting);

3. Membantu daerah-daerah yang memiliki keuangan relatif rendah dalam

membiayai pelayanan publik sesuai SPM dalam rangka pemerataan pelayanan dasar publik;

4. Meningkatkan penyediaan data-data teknis, koordinasi pengelolaan DAK secara utuh dan terpadu di pusat dan daerah, sinkronisasi kegiatan DAK dengan

kegiatan lain yang didanai APBN dan APBD, serta meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan kegaitan DAK di daerah;

5. Mendukung SPM kegiatan yang terkait dengan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim;

6. Mendorong penguatan kapasitas kelembagaan/institusi pengelolaan lingkungan hidup di daerah, melalui penyediaan sarana dan prasarana lingkungan hidup.

Arah Kebijakan

(28)

Ruang Lingkup dan Prioritas Lokasi

DAK Bidang LH 2015

Ruang Lingkup:

a) Pemantauan dan pengawasan kualitas lingkungan hidup; b) Pengendalian pencemaran lingkungan hidup;

c) Dukungan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim; dan d) Pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup.

Prioritas Lokasi:

 Daerah yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS);

 Daerah dengan tingkat pencemaran air yang tinggi;

 Daerah yang neraca persediaan airnya defisit;

 Daerah yang tidak memiliki instalasi pengolahan limbah rumah tangga/industri UKM dan medis;

 Daerah dengan volume sampah tinggi;

 Daerah dengan pencemaran udara tinggi; dan

 Daerah dengan jumlah industri pencemar yang besar.

 Perlu sinkronisasi dengan daerah percontohan dalam RAN-API: Kota Semarang, Kota

Pekalongan, Kota Blitar, Kota Bandar Lampung, Kota Batu, Kota Malang, Kota Tarakan, dan Kabupaten Malang.

(29)

Referensi

Dokumen terkait

G. Barbour, Isu dalam Sains, hal.. memahami hubungan-hubungan, dan akhirnya mencoba menangkap sebuah makna. Teori gestalt dalam pembahasan ini sebenarnya menawarkan sebuah wacana

tidak ada pekerjaa-pekerjaan pengangkatan di sekitarnya (lifting) di sekitar lokasi pemasangan perancah. 4) Petugas keselamatan kerja / safety bekerja sama dengan

[r]

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel bebas yang dimasukkan dalam persamaan regresi mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat atau dengan kata

[r]

Kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif.. maupun kualitatif,

1) Penanaman rasa cinta tanah air dan wawasan kebangsaan. 2) Pengembangan situasi dan kondisi daerah yang tertib dan aman. 3) Pengembangan infra dan supra struktur politik.