• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang - DOCRPIJM 1501225466Bab 3 Kota Cirebon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "3.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang - DOCRPIJM 1501225466Bab 3 Kota Cirebon"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

3.1.

Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan

Penataan Ruang

Rencana pembangunan infrastruktur permukiman disusun dengan yang mengacu pada rencana tata ruang maupun rencana pembangunan, baik skala nasional maupun skala provinsi dan kabupaten/kota. Dengan memperhatikan kondisi eksisting, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya juga mengacu pada amanat pembangunan nasional dan amanat internasional seperti Agenda Habitat, Amanat RIO +20, amanat Milenium Development Goals (MDGs), dan amanat pembangunan internasional lain. Pembangunan bidang Cipta Karya juga memperhatikan isu-isu strategis yang mempengaruhi pembangunan pada suatu wilayah seperti lokasi rawan bencana alam, dampak terjadinya perubahan iklim, faktor daya beli masyarakat akibat kemiskinan, reformasi birokrasi, kepadatan penduduk khususnya pada kawasan perkotaan, pengarusutamaan gender serta green economy. Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan melibatkan unsur masyarakat dan stakeholder dari dunia usaha (swasta) supaya tercipta Permukiman yang Layak Huni dan Berkelanjutan.

Penjabaran rencana pembangunan tersebut akan disusun secara sistematis dengan berlandaskan pada rencana kerangka jangka menengah yang menjadi dasar pada penjabaran rencana kerja bidang Cipta Karya, dan juga mengacu pada Rencana Strategis

BAB 3

(2)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

(Renstra) Cipta Karya. Untuk itu, sesuai dengan yang telah digariskan pada Rencana Strategis, diperlukan penyusunan rencana yang lebih teknis, yang didasarkan pada skenario pemanfaatan dan perwujudan struktur dan pola ruang yang diwujudkan dalam strategi pengembangan wilayah dan strategi pengembangan sektor. Rencana yang lebih teknis tersebut disusun dalam kerangka jangka menengah dan dijabarkan pada tataran kegiatan yang lebih rinci dari berbagai macam aspek, seperti rencana pendanaan, sumber pendanaan dan kerangka pelaksanaannya. Dokumen perencanaan tersebut diwujudkan dalam bentuk Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) bidang Cipta Karya.

Gambar 3.1

Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

(3)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

Dengan demikian jelas bahwa RPI2-JM Bidang Cipta Karya merupakan perwujudan rencana dari berbagai macam kebijakan yang menyangkut pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan sistem perencanaan pembangunan nasional yang berlaku Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Penyusunan Program bidang Cipta Karya merupakan rangkaian aktivitas penyiapan usulan kegiatan ke-Cipta Karya-an di tingkat kabupaten/kota sampai dengan provinsi yang selaras dengan pencapaian sasaran kinerja DJCK dan penanganan isu-isu strategis bidang Cipta Karya bersumber pada dokumen RPI2-JM.

Dasar penyusunan program DJCK yaitu Renstra Kementerian PU 2010-2014 dan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kab/Kota bidang Cipta Karya. Keluaran proses Penyusunan Program berupa Memorandum Program (MP) Provinsi.

3.1.1.

Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Dalam pelaksanaannya, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dihadapkan pada beberapa isu strategis, antara lain bencana alam, perubahan iklim, kemiskinan, reformasi birokrasi, kepadatan penduduk perkotaan, pengarusutamaan gender, serta green economy. Disamping isu umum, terdapat juga permasalahan dan potensi pada masing-masing daerah, sehingga dukungan seluruh stakeholders pada penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya sangat diperlukan.

A.

RPJP Nasional 2005-2025 (UU No. 17 Tahun 2007)

(4)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

pembangunan yang disepakati bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi satu dengan lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak.

RPJPN 2005-2025 yang ditetapkan melalui UU No. 17 Tahun 2007, merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang sebagai arah dan prioritas pembangunan secara menyeluruh yang akan dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu 2005-2025. Dalam dokumen tersebut, ditetapkan bahwa Visi Indonesia pada tahun 2025 adalah

Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur

Dalam penjabarannya RPJPN mengamanatkan beberapa hal sebagai berikut dalam pembangunan bidang Cipta Karya, yaitu:

a. Dalam mewujudkan Indonesia yang berdaya saing maka pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan melalui pendekatan tanggap kebutuhan (demand responsive approach) dan pendekatan terpadu dengan sektor sumber daya alam dan lingkungan hidup, sumber daya air, sertakesehatan.

b. Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan maka Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi diarahkan pada (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset management) dalam penyediaan air minum dan sanitasi, (2) pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat, (3) penyelenggaraan pelayanan air minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional, dan (4) penyediaan sumber-sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin. c. Salah satu sasaran dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan

(5)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

dalam penyediaan sarana dan prasarana akan makin ditingkatkan terutama untuk proyek-proyek yang bersifat komersial.

d. Upaya perwujudan kota tanpa permukiman kumuh dilakukan pada setiap tahapan RPJMN, yaitu :

RPJMN ke 2 (2010-2014): Daya saing perekonomian ditingkatkan melalui percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha dalam pengembangan perumahan dan permukiman.

RPJMN ke 3 (2015-2019): Pemenuhan kebutuhan hunian bagi seluruh masyarakat terus meningkat karena didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Kondisi itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.

RPJMN ke 4 (2020-2024): terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh.

Tujuan pembangunan jangka panjang tahun 2005–2025 adalah mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, dan adil sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945.

1. Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya,

dan beradab

Terciptanya kondisi masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, dan beretika sangat penting bagi terciptanya suasana kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan harmonis.

Di samping itu, kesadaran akan budaya memberikan arah bagi perwujudan identitas nasional yang sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan menciptakan iklim kondusif dan harmonis sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan mampu merespon modernisasi secara positif dan produktif sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan. 2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing

(6)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

memanfaatkan peluang yang ada. Untuk memperkuat daya saing bangsa, pembangunan nasional dalam jangka panjang diarahkan untuk:

a. Mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing.

b. Memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan di setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan di dalam negeri

c. Meningkatkan penguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan pengetahuan; dan d. Membangun infrastruktur yang maju; serta

e. Melakukan reformasi di bidang hukum dan aparatur negara. 3. Mewujudkan Indonesia yang demokratis berlandaskan hukum

Demokratis yang berlandaskan hukum merupakan landasan penting untuk mewujudkan pembangunan Indonesia yang maju, mandiri dan adil. Demokrasi dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan, dan memaksimalkan potensi masyarakat, serta meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan negara. Hukum pada dasarnya bertujuan untuk memastikan munculnya aspek-aspek positif dan menghambat aspek negatif kemanusiaan serta memastikan terlaksananya keadilan untuk semua warga negara tanpa memandang dan membedakan kelas sosial, ras, etnis, agama, maupun gender. Hukum yang ditaati dan diikuti akan menciptakan ketertiban dan keterjaminan hak-hak dasar masyarakat secara maksimal.

4. Mewujudkan Indonesia yang aman, damai dan bersatu

Dengan potensi ancaman yang tidak ringan serta kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang beragam, bangsa dan negara Indonesia memerlukan kemampuan pertahanan negara yang kuat untuk menjamin tetap tegaknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adanya gangguan keamanan dalam berbagai bentuk kejahatan dan potensi konflik horisontal akan meresahkan dan berakibat pada pudarnya rasa aman masyarakat. Terjaminnya keamanan dan adanya rasa aman bagi masyarakat merupakan syarat penting bagi terlaksananya pembangunan di berbagai bidang. 5. Mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan

(7)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

pembangunan, mengurangi gangguan keamanan, serta menghapuskan potensi konflik sosial untuk tercapainya Indonesia yang maju, mandiri dan adil.

6. Mewujudkan Indonesia yang asri dan lestari

Sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan modal pembangunan nasional dan, sekaligus sebagai penopang sistem kehidupan. Sumber daya alam yang lestari akan menjamin tersedianya sumber daya yang berkelanjutan bagi pembangunan. Lingkungan hidup yang asri akan meningkatkan kualitas hidup manusia. Oleh karena itu, untuk mewujudkan Indonesia yang maju, mandiri, dan adil, sumber daya alam dan lingkungan hidup harus dikelola secara seimbang untuk menjamin keberlanjutan pembangunan nasional. Penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan di seluruh sektor dan wilayah menjadi prasyarat utama dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan.

7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan

berbasiskan kepentingan nasional

Pembangunan kelautan pada masa yang akan datang diarahkan pada pola pembangunan berkelanjutan berdasarkan pengelolaan sumber daya laut berbasiskan ekosistem, yang meliputi aspek-aspek sumber daya manusia dan kelembagaan, politik, ekonomi, lingkungan hidup, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan teknologi.

8. Mewujudkan Indonesia yang berperan aktif dalam pergaulan internasional

Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial merupakan amanat konstitusi yang harus diperjuangkan secara konsisten. Sebagai negara yang besar secara geografis dan jumlah penduduk, Indonesia sesungguhnya memiliki peluang dan potensi untuk mempengaruhi dan membentuk opini internasional dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional. Dalam rangka mewujudkan Indonesia maju, mandiri, adil dan makmur, Indonesia sangat penting untuk berperan aktif dalam politik luar negeri dan kerja sama lainnya baik di tingkat regional maupun internasional, mengingat konstelasi politik dan hubungan internasional lainnya yang terus mengalami perubahan-perubahan yang sangat cepat.

(8)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 adalah tahapan ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang telah ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007. Dengan berpayung kepada UUD 1945 dan UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJP tadi, RPJMN 2015-2019, disusun sebagai penjabaran dari Visi, Misi, dan Agenda (Nawa Cita) Presiden/Wakil Presiden, Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla, dengan menggunakan Rancangan Teknokratik yang telah disusun Bappenas dan berpedoman pada RPJPN 2005-2025. RPJMN 2015-2019 adalah pedoman untuk menjamin pencapaian visi dan misi Presiden, RPJMN sekaligus untuk menjaga konsistensi arah pembangunan nasional dengan tujuan di dalam Konstitusi Undang Undang Dasar 1945 dan RPJPN 2005–2025.

Untuk menuju sasaran jangka panjang dan tujuan hakiki dalam membangun, pembangunan nasional Indonesia lima tahun ke depan perlu memprioritaskan pada upaya mencapai kedaulatan pangan, kecukupan energi dan pengelolaan sumber daya maritim dan kelautan. Seiring dengan itu, pembangunan lima tahun ke depan juga harus makin mengarah kepada kondisi peningkatan kesejahteraan berkelanjutan, warganya berkepribadian dan berjiwa gotong royong, dan masyarakatnya memiliki keharmonisan antarkelompok sosial, dan postur perekonomian makin mencerminkan pertumbuhan yang berkualitas, yakni bersifat inklusif, berbasis luas, berlandaskan keunggulan sumber daya manusia serta kemampuan iptek sambil bergerak menuju kepada keseimbangan antarsektor ekonomi dan antarwilayah, serta makin mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan.

Agenda satu tahun pertama dalam Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019, juga dimaksudkan sebagai upaya membangun fondasi untuk melakukan akselerasi yang berkelanjutan pada tahun-tahun berikutnya, disamping melayani kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat yang tergolong mendesak. Dengan berlandaskan fondasi yang lebih kuat, pembangunan pada tahun-tahun berikutnya dapat dilaksanakan dengan lancar. Sementara, agenda lima tahun selama tahun 2015-2019 sendiri diharapkan juga akan meletakkan fondasi yang kokoh bagi tahap-tahap pembangunan selanjutnya. Dengan demikian, strategi pembangunan jangka menengah, termasuk di dalamnya strategi pada tahun pertama, adalah strategi untuk menghasilkan pertumbuhan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat secara berkelanjutan.

(9)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025 menetapkan bahwa visi pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Mandiri : berarti mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.

2. Maju : dengan tingkat kemakmuran yang juga tinggi disertai dengan sistem dan kelembagaan politik dan hukum yang mantap.

3. Adil : berarti tidak ada pembatasan/diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antarindividu, gender, maupun wilayah.

4. Makmur : berarti seluruh kebutuhan hidup masyarakat Indonesia telah terpenuhi sehingga dapat memberikan makna dan arti penting bagi bangsa-bangsa lain.

Dalam mewujudkan visi tersebut dilaksanakan 8 (delapan) misi yaitu:

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila dengan memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antarumat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilailuhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia sebagai landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.

2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing dengan membangun sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan; pembangunan infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang hukum dan aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam negeri.

(10)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

media dan kebebasan media dalam mengkomunikasikan kepentingan masyarakat; dan membenahi struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum dan menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada rakyat kecil. 4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu dengan membangun kekuatan TNI

hingga melampui kekuatan esensial minimum serta disegani di kawasan regional dan internasional; memantapkan kemampuan dan meningkatkan profesionalisme Polri untuk melindungi dan mengayomi masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan tindak kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga intelijen dan kontra-intelijen negara dalam penciptaan keamanan nasional; serta meningkatkan kesiapan komponen cadangan, komponen pendukung pertahanan dan kontribusi industri pertahanan nasional dalam sistem pertahanan semesta.

5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan dengan meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis; menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender.

6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari dengan memperbaiki pengelolaan pembangunan untuk menjaga keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan; memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan, memberikan keindahan dan kenyamanan; serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal pembangunan.

(11)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

kedaulatan dan kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan. 8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional

dengan memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional; melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan identitas dan pemantapan integrasi internasional dan regional; dan mendorong kerja sama internasional, regional dan bilateral antarmasyarakat, antarkelompok, serta antarlembaga di berbagai bidang.

Gambar 3.2

Pentahapan pembangunan RPJPN 2005 – 2025

Dari tahapan tersebut di atas, maka pembangunan dalam RPJMN ke-3 (2015-2019) diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat.

1) Kebijakan Pembangunan Nasional

a) Visi Misi Pembangunan

(12)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”

Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan yaitu: 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,

menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. b) Strategi Pembangunan Nasional

Secara umum Strategi Pembangunan Nasional ditunjukkan dalam gambar yang menggariskan hal-hal sebagai berikut:

1. Norma Pembangunan yang diterapkan dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:

a. Membangun untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat.

(13)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

c. Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekosistem.

2. Tiga Dimensi Pembangunan;

a. Dimensi pembangunan manusia dan masyarakat.

Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kualitas ma-nusia dan masyarakat yang menghasilkan manusia-manusia Indonesia unggul dengan meningkatkan kecerdasan otak dan kesehatan fisik melalui pendidikan, kesehatan dan perbaikan gizi. Manusia Indonesia unggul tersebut diharap-kan juga mempunyai mental dan karakter yang tangguh dengan perilaku yang positif dan konstruktif. Karena itu pembangunan mental dan karakter menjadi salah satu prioritas utama pembangunan, tidak hanya di birokrasi tetapi juga pada seluruh komponen masyarakat, sehingga akan dihasilkan pengusaha yang kreatif, inovatif, punya etos bisnis dan mau mengambil risiko; pekerja yang berde-dikasi, disiplin, kerja keras, taat aturan dan paham terhadap karakter usaha tempatnya bekerja; serta masyarakat yang tertib dan terbuka sebagai modal sosial yang positif bagi pembangunan, serta memberikan rasa aman dan nyaman bagi sesama.

b. Dimensi pembangunan sektor unggulan dengan prioritas:

•Kedaulatan pangan. Indonesia mempunyai modal yang cukup untuk memenuhi kedaulatan pangan bagi seluruh rakyat, sehingga tidak boleh tergantung secara berlebihan kepada negara lain.

•Kedaulatan energi dan ketenagalistrikan. Dilakukan dengan memanfaatkan sebesar-besarnya sumber daya energi (gas, batu-bara, dan tenaga air) dalam negeri.

•Kemaritiman dan kelautan. Kekayaan laut dan maritim Indonesia harus dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat.

(14)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

c. Dimensi pemerataan dan kewilayahan.

Pembangunan bukan hanya untuk kelompok tertentu, tetapi untuk seluruh masyarakat di seluruh wilayah. Karena itu pembangunan harus dapat menghilangkan/memperkecil kesenjangan yang ada, baik kesenjangan antarkelompok pendapatan, maupun kesenjangan antarwilayah, dengan prioritas:

•Wilayah desa, untuk mengurangi jumlah penduduk miskin, karena penduduk miskin sebagian besar tinggal di desa;

•Wilayah pinggiran; •Luar Jawa;

•Kawasan Timur.

3. Kondisi sosial, politik, hukum, dan keamanan yang stabil diperlu-kan sebagai prasyarat pembangunan yang berkualitas. Kondisi perlu tersebut antara lain: a. Kepastian dan penegakan hukum;

b. Keamanan dan ketertiban; c. Politik dan demokrasi; dan

(15)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

Gambar 3.3

Strategi Pembangunan Nasional

4. Quickwins (hasil pembangunan yang dapat segera dilihat hasilnya). Pembangunan merupakan proses yang terus menerus dan membutuhkan waktu yang lama. Karena itu dibutuhkan output cepat yang dapat dijadikan contoh dan acuan masyarakat tentang arah pembangunan yang sedang berjalan, sekaligus untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat. c) Sembilan Agenda Prioritas

Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas. Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA, yaitu:

1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.

(16)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4) Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5) Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.

6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

8) Melakukan revolusi karakter bangsa.

9) Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. d) Sasaran Pokok Pembangunan Nasional

Sesuai dengan visi pembangunan “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, maka pembangunan nasional 2015-2019 akan diarahkan untuk mencapai sasaran utama yang mencakup:

1) Sasaran Makro;

2) Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat: 3) Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan;

4) Sasaran Dimensi Pemerataan;

5) Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antarwilayah; 6) Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan.

Sesuai dengan visi pembangunan “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, maka pembangunan nasional 2015-2019 akan diarahkan untuk mencapai sasaran utama terutama dalam Infrastruktur Bidang Cipta Karya adalah untuk Aksess Air Minum Layak baseline 2014 adalah 70% dan sasaran 2019 100% dan untuk Sanitasi Layak baseline 2014 adalah 60,5% dan sasaran 2019 100%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tebel berikut.

Tabel 3.1

Sasaran Pokok Pembangunan Nasional RPJMN 2015-2019 Terkait Sektor Keciptakaryaan

(17)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

1 Infrastruktur Dasar dan Konektivitas

a) Kapasitas pembangkit (GW) 50,7 86,6

b) Rasio elektrifikasi (%) 81,5 96,6

c) Konsumsi Listrik Perkapita 843 KWh 1.200 KWh

d) Kawasan permukiman kumuh perkotaan 38.431 Ha 0 ha e) Kekurangan tempat tinggal (backlog) berdasarkan

perspektif menghuni

7,6 juta 5 juta

f) Akses Air Minum Layak 70% 100%

g) Akses Sanitasi Layak 60,90% 100%

2. Pelayanan Dasar Bagi Penduduk Rentan dan Kurang Mampu (40% penduduk berpendapatan terendah)

a) Akses air minum 55,70% 100%

b) Akses sanitasi layak 20,24% 100%

c) Akses penerangan 52,30% 100%

C.

MP3EI

(Masterplan

Percepatan

dan

Perluasan

Pembangunan Indonesia)

(18)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

Pelaksanaan MP3EI dilakukan untuk mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi melalui pengembangan 8 (delapan) program utama yang terdiri dari 22 (dua puluh dua) kegiatan ekonomi utama. Strategi pelaksanaan MP3EI dilakukan dengan mengintegrasikan 3 (tiga) elemen utama yaitu:

1. Mengembangkan potensi ekonomi wilayah di 6 (enam) Koridor Ekonomi Indonesia, yaitu: Koridor Ekonomi Sumatera, Koridor Ekonomi Jawa, Koridor Ekonomi Kalimantan, Koridor Ekonomi Sulawesi, Koridor Ekonomi Bali–Nusa Tenggara, dan Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku

2. Memperkuat konektivitas nasional yang terintegrasi secara lokal dan terhubung secara global (locally integrated, globallyconnected)

3. Memperkuat kemampuan SDM dan IPTEK nasional untuk mendukung pengembangan program utama di setiap koridor ekonomi.

Selaras dengan visi pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025, maka visi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia adalah

“Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”

(19)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

(PDB) berkisar antara USD 4,0 – 4,5 triliun. Untuk mewujudkannya diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4 – 7,5 persen pada periode 2011 – 2014, dan sekitar 8,0 – 9,0 persen pada periode 2015 – 2025. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan dibarengi oleh penurunan inflasi dari sebesar 6,5 persen pada periode 2011 – 2014 menjadi 3,0 persen pada 2025. Kombinasi pertumbuhan dan inflasi seperti itu mencerminkan karakteristik negara maju.

Dalam periode 2015-2019, perekonomian Indonesia diperkirakan dapat tumbuh lebih tinggi dengan laju inflasi yang lebih rendah dan postur transaksi berjalan yang lebih sehat. Nilai tukar diperkirakan akan masih menghadapi tekanan sehingga asumsi nilai tukar Rp12.000,00/USD berlanjut hingga tahun 2019. Prognosa ini sangat bergantung pada kemampuan untuk mengatasi berbagai tantangan struktural yang saat ini masih menyelimuti perekonomian domestik. Prospek perekonomian dalam jangka menengah diperkirakan akan berada dalam tren membaik seiring dengan implementasi kebijakan-kebijakan reformasi struktural di berbagai bidang. Koordinasi antara Pemerintah dan Bank Indonesia akan terus ditingkatkan dalam rangka mempercepat implementasi kebijakan-kebijakan tersebut.

Visi 2025 tersebut diwujudkan melalui 3 (tiga) misi yang menjadi fokus utamanya, yaitu: 1. Peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses produksi serta distribusi

dari pengelolaan aset dan akses (potensi) SDA, geografis wilayah, dan SDM, melalui penciptaan kegiatan ekonomi yang terintegrasi dan sinergis di dalam maupun antar-kawasan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.

2. Mendorong terwujudnya peningkatan efisiensi produksi dan pemasaran serta integrasi pasar domestik dalam rangka penguatan daya saing dan daya tahan perekonomian nasional.

3. Mendorong penguatan sistem inovasi nasional di sisi produksi, proses, maupun pemasaran untuk penguatan daya saing global yang berkelanjutan, menuju innovation-driven economy.

(20)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

Selanjutnya MP3EI menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. MP3EI bukan dimaksudkan untuk mengganti dokumen perencanaan pembangunan yang telah ada seperti Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 (UU No. 17 Tahun 2007) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, namun menjadi dokumen yang terintegrasi dan komplementer yang penting serta khusus untuk melakukan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi. MP3EI juga dirumuskan dengan memperhatikan Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) karena merupakan komitmen nasional yang berkenaan dengan perubahan iklim global.

Gambar 3.4

(21)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

Gambar 3.5

Kerangka Desain Pendekatan Masterplan P3EI

D.

MP3KI

(Masterplan

Percepatan

dan

Perluasan

Pengentasan Kemiskinan Indonesia)

Sesuai dengan agenda RPJMN 2010-2014, pertumbuhan ekonomi perlu diimbangi dengan upaya pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Untuk itu, telah ditetapkan MP3KI dimana semua upaya penanggulangan kemiskinan diarahkan untuk mempercepat laju penurunan angka kemiskinan dan memperluas jangkauan penurunan tingkat kemiskinan di semua daerah dan di semua kelompok masyarakat. Dalam mencapai misi penanggulangan kemiskinan pada tahun 2025, MP3KI bertumpu pada sinergi dari tiga strategi utama, yaitu:

a. Mewujudkan sistem perlindungan sosial nasional yang menyeluruh, terintegrasi,dan mampu melindungi masyarakat dari kerentanan dan goncangan,

b. Meningkatkan pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan rentan sehingga dapat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di masa mendatang,

(22)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

d. Fokus kerja MP3KI tertuang dalam sejumlah program, pertama, penanggulangan kemiskinan eksisting Klaster I, berupa bantuan dan jaminan/perlindungan sosial. Lalu di Klaster II adalah pemberdayaan masyarakat, Klaster III tentang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM), dan Klaster IV adalah program prorakyat. Kedua, transformasi perlindungan dan bantuan sosial. Ketiga, pengembangan livelihood, pemberdayaan, akses berusaha & kredit, dan pengembangan kawasan berbasis potensi lokal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

Gambar 3.6

Fokus kerja MP3KI, Tertuang Dalam Sejumlah Program

(23)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

Tahapan pelaksanaan MP3KI menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu:  TAHAP 1 (Periode 2013-2014)

1. Percepatan pengurangan kemiskinan untuk mencapai target 8% -10% pada tahun 2014;

2. Tidak ada program baru kemiskinan. Perbaikan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan yang berjalan selama ini, melalui cara “KEROYOKAN” DI KANTONG-KANTONG KEMISKINAN, SINERGI LOKASI DAN WAKTU, SERTA PERBAIKAN SASARAN (seperti : Program Gerbang Kampung di Menko Kesra);

3. Sustainable livelihood sebagai penguatan kegiatan usaha masyarakat miskin, termasuk membangun keterkaitan dengan MP3EI;

4. Terbentuknya BPJS kesehatan pada tahun 2014 .  TAHAP 2 (Periode 2015 –2019)

1. Transformasi program-program pengurangan kemiskinan;

2. Peningkatan cakupan, terutama untuk Sistem Jaminan Sosial menuju universal coverage;

3. Terbentuknya BPJS Tenaga Kerja; 4. Penguatan sustainable livelihood.  TAHAP 3 (Periode 2020-2025)

(24)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

E.

KEK (UU No. 39 Tahun 2009)

UU No. 39 Tahun 2009 menjelaskan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional. Di samping zona ekonomi, KEK juga dilengkapi zona fasilitas pendukung dan perumahan bagi pekerja. Ditjen Cipta Karya dalam hal ini diharapkan dapat mendukung infrastruktur permukiman pada kawasan tersebut sehingga menunjang kegiatan ekonomi di KEK.

KEK terdiri atas satu atau beberapa Zona: (i) Pengolahan ekspor; (ii) Logistik; (iii) Industri; (iv) Pengembangan teknologi; (v) Pariwisata; (vi) Energi; dan/atau (vii) Ekonomi lain. Di dalam KEK dapat dibangun fasilitas pendukung dan perumahan bagi pekerja. Di dalam setiap KEK disediakan lokasi untuk usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), dan koperasi, baik sebagai Pelaku Usaha maupun sebagai pendukung kegiatan perusahaan yang berada di dalam KEK. Lokasi yang dapat diusulkan untuk menjadi KEK harus memenuhi kriteria:

1. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung

2. Pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan mendukung KEK; 3. Terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau

dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan, dan;

4. Mempunyai batas yang jelas.

F.

Direktif Presiden (Inpres No. 3 Tahun 2010)

Direktif Presiden tercantum dalam Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2010 mengatur tentang percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan nasional di Tahun 2010. Adapun Direktif Presiden ini berisikan mengenai :

(25)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

pembangunan yang berkeadilan sebagaimana termuat dalam Lampiran Instruksi Presiden ini, yang meliputi program:

1. Pro rakyat;

2. Keadilan untuk semua (justice for all);

3. Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals - MDG’s).

KEDUA : Dalam rangka pelaksanaan program-program sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA:

1. Untuk program pro rakyat, memfokuskan pada:

 Program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga;

 Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat;  Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha mikro dan

kecil;

2. Untuk program keadilan untuk semua, memfokuskan pada:

 Program keadilan bagi anak;  Program keadilan bagi perempuan;

 Program keadilan di bidang ketenagakerjaan;  Program keadilan di bidang bantuan hukum;

 Program keadilan di bidang reformasi hukum dan peradilan;  Program keadilan bagi kelompok miskin dan terpinggirkan;

3. Untuk program pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium, memfokuskan pada:

 Program pemberantasan kemiskinan dan kelaparan;  Program pencapaian pendidikan dasar untuk semua;

 Program pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan;  Program penurunan angka kematian anak;

 Program kesehatan ibu;

 Program pengendalian HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya;  Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup;

(26)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

Rakyat Daerah Provinsi se-Indonesia, serta hasil diskusi yang mendalam dengan para pakar, perwakilan dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya, pada tanggal 19-21 April 2010 di Istana Tampak Siring, Bali.

KEEMPAT : Dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden ini, para Menteri Koordinator mengoordinasikan program-program Kementerian/ Lembaga yang berada di bawah ruang lingkup tugas dan koordinasi masing-masing.

KELIMA :

1. Para Menteri dan Kepala Lembaga yang bertindak sebagai penanggung jawab pelaksanaan program-program sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Instruksi Presiden ini, mengoordi-nasikan pelaksanaan program-program tersebut sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing;

2. Para Menteri dan Kepala Lembaga sebagaimana dimaksud pada angka 1 melaporkan secara berkala pelaksanaan program-program tersebut kepada Menteri Koordinator sesuai lingkup bidang tugasnya, dengan tembusan kepada Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan.

KEENAM : Para Gubernur:

1. Melaksanakan program-program yang menjadi tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA;

2. Mengoordinasikan Bupati/Walikota dalam pelaksanaan programprogram di wilayahnya masing-masing.

KETUJUH : Dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden ini, sepanjang terdapat program yang berkaitan dengan kewenangan Mahkamah Agung dan/ atau Bank Indonesia, Menteri/Kepala Lembaga yang terkait agar berkoordinasi dengan Ketua Mahkamah Agung dan/atau Gubernur Bank Indonesia.

KEDELAPAN : Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan PengendalianPembangunan melakukan pemantauan dan pengendalian terhadap pelaksanaan program-program sebagaimana dimaksud dalam Instruksi Presiden ini secara terintegrasi dengan pemantauan dan pengendalian program-program sebagaimana termuat dalam Instruksi Presiden Nomor 1Tahun 2010, dan melaporkan hasilnya kepada Presiden.

(27)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

KESEPULUH : Melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung jawab.

G.

Peraturan Perundangan Pembangunan Bidang PU/CK

1.

UU No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan

Permukiman

Perumahan berasal dari kata rumah, yaitu bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya serta aset bagi pemiliknya. Terdapat beberapa macam jenis rumah yang meliputi rumah komersial, rumah swadaya, rumah umum, rumah khusus dan rumah Negara.

Adapun pengertian perumahan menurut UU No 1 Tahun 2011 adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan yang dilengkapi dengan sarana, prasarana dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenenuhan rumah yang layak huni. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

Adapun maksud dari lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian adalah bagian dari kawasan permukiman yang terdiri atas lebih dari satu satuan permukiman. Permukiman itu sendiri adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasaranan, sarana, utilitas umum serta mempuyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.

Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kulaitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan serta peran masyarakat.

(28)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

Permukiman Kumuh; (x) Penyediaan Tanah; (xi) Pendanaan dan Sistem Pembiayaan; (xii) Hak dan Kewajiban; (xiii) Peran Masyarakat; (xiv) Larangan; (xv) Penyelesaian Sengketa; (xvi) Sanksi Administratif; (xvii) Ketentuan Pidana; (xviii) Ketentuan Peralihan; (xix) Ketentuan Penutup.

Dan tugas dari pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan permukiman adalah sebagai berikut:

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat Kabupaten/Kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi.

b. Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat Kabupaten/Kota

c. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan kebijakan Kabupaten/Kota dalam penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian dan kawasan permukiman,

d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi serta program, di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat Kabupaten/Kota.

e. Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat Kabupaten/Kota

f. Melaksanakan peraturan dan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingat Kabupaten/Kota,

g. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman,

h. Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional,

i. Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman,

j. Melaksanakan pelaksanaann kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

k. Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba

Sedangkan wewenang pemerintah Kabupaten/Kota dalam menjalankan tugasnya adalah sebagai berikut:

(29)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat Kabupaten/Kota

c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman tingkat Kabupaten/Kota,

d. Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman tingkat Kabupaten/Kota,

e. Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangnan perumahan dan permukiman bagi MBR,

f. Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan permahan bagi MBR di tingkat Kabupaten/Kota,

g. Memfasilitasi kerjasama pada tingkat Kabupaten/Kota anatar pemerintah Kabupaten/Kota dan badan hokum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman,

h. Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat Kabupten/Kota,

i. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat Kabupaten/Kota.

UU ini juga mengatur penyelenggaran perumahan dan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan pembiayaan, hak kewajiban dan peran masyarakat.UU ini mendefisinkan permukiman kumuh sebagai permukiman tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan terdiri dari pengawasan, pengendalian dan pemberdayaan masyarakat serta upaya peningkatan kualitas permukiman yaitu pemugaran, peremajaan dan permukiman kembali.

2.

UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

(30)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

Dalam Undang – Undang No 28 Tahun 2002 dijelaskan bahawa bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.

UU ini menjelaskan bahwa penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi serta kegiatan pemanfaatn, pelestarian dan pembongkaran yang harus memenuhi persyaratan administrasi (status hak atas tanah, status kepemilikan dan izin mendirikan bangunan) dan teknis (tata bangunan dan keandalan bangunan gedung) sesuai fungsi gedung. Persyaratan tata bangunan meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan yang ditetapkan melalui RTBL.

3.

UU No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air

Air merupakan salah satu sumber kehidupan mutlak untuk mahkluk hidup. Ketersediaan dan kebutuhan harus seimbang untuk menjamin keberlanjutan sumber daya air. Kelebihan air terutama di musim hujan di suatu tempat bisa menjadi masalah seperti banjir atau longsor. Namun kekurangan air terutama pada musim kemarau juga menimbulkan masalah, yaitu timbulnya bencana kekeringan. Keberadaaan, ketersediaan, kebutuhan dan penggunaan sumber daya air tergantung dari banyak aspek yang saling mempengaruhi saling memberikan dampak baik yang positif maupun negatif. Sejarah terbitnya Undang-Undang Sumber Daya Air ini merupakan suatu proses yang cukup panjang. Ada yang pro maupun ada yang kontra untuk diterbitkan. Isu-isu timbul selama proses penerbitannya, antara lain privatisasi, ekspor air, peningkatan fungsi ekonomi dan berkurangnya fungsi sosial yang akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa air merupakan kepentingan semua pihak (water is everyone's business).

(31)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

pemilik modal serta dapat mengabaikan fungsi sosial sumber daya air. Berdasarkan pertimbangan tersebut undang-undang ini lebih memberikan perlindungan terhadap kepentingan kelompok masyarakat ekonomi lemah dengan menerapkan prinsip pengelolaan sumber daya air yang mampu menyelaraskan fungsi sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi.

Hak guna pakai air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian rakyat yang berada di dalam sistem irigasi dijamin oleh Pemerintah atau pemerintah daerah. Hak guna pakai air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian rakyat tersebut termasuk hak untuk mengalirkan air dari atau ke tanahnya melalui tanah orang lain yang berbatasan dengan tanahnya. Pemerintah atau pemerintah daerah menjamin alokasi air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian rakyat tersebut dengan tetap memperhatikan kondisi ketersediaan air yang ada dalam wilayah sungai yang bersangkutan dengan tetap menjaga terpeliharanya ketertiban dan ketentraman. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber daya Air harus sesuai dengan prinsip hukum pengelolaan sumber daya alam yang menyebutkan bahwa pengelolaan sumber daya alam harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip: (i) Good governance principle, (ii) Subsidiary principle, (iii) Equity principle, (iv) Priority use principle, (v) Prior appropriation principle,, (vi) Sustainable development principle, (vii) Good sustainable development governance, (viii) Principle of participatory development. Pengusahaan sumber daya air diselenggarakan dengan tetap memperhatikan fungsi sosial sumber daya air dan kelestarian lingkungan hidup. Pengusahaan sumber daya air yang meliputi satu wilayah sungai hanya dapat dilakukan oleh badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah di bidang pengelolaan sumber daya air atau kerja sama antara keduanya, dengan tujuan untuk tetap mengedepankan prinsip pengelolaan yang selaras antara fungsi sosial, fungsi lingkungan hidup, dan fungsi ekonomi sumber daya air.

(32)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

diamanatkan pengembangan system penyediaan air minum diselenggarakan secara terpadu dengan pengembangan prasarana dan sarana sanitasi.

4.

UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Persampahan

Definisi sampah, sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Yang termasuk jenis sampah adalah sampah rumah tangga (tidak termasuk tinja), sampah sejenis sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum dan fasilitas lainnya serta sampah spesifik. Yang terakhir ini adalah sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan berbahaya dan beracun, sampah yang timbul akibat bencana, puing bongkaran bangunan, sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan sampah yang timbul secara tidak periodik.

Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pengurangan sampah dapat dilakukan melalui pembatasan timbulan sampah (reduce), pemanfaatan kembali sampah (reuse) dan pendauran ulang sampah (recycle). Kegiatan penanganan sampah meliputi : 1) pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah dan sifat sampah, 2) pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu, 3) pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir, 4) pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah, 5) pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. Sementara untuk pengelolaan sampah spesifik menjadi tanggung jawab Pemerintah yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.

(33)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

pemprosesan akhir sampah yang menggunakan system pembuangan terbuka dan mengembangan TPA dengan system controlled landfill ataupun sanitary landfill.

Dalam undang-undang pengelolaan sampah ini juga disebutkan larangan bagi setiap orang untuk memasukkan sampah ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengimpor sampah, mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun, mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan, membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan, melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka di tempat pemrosesan akhir serta membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah.

H.

Pengembangan Wilayah Jawa – Bali

Pembangunan Wilayah Pulau Jawa-Bali sebagai "lumbung pangan nasional dan pendorong sektor industri dan jasa nasional dengan pengembangan industri makanan-minuman, tekstil, otomotif, alutsista, telematika, kimia, alumina dan besi baja; salah satu pintu gerbang destinasi wisata terbaik dunia dengan pengembangan ekonomi kreatif; serta percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui pengembangan industri perkapalan dan pariwisata bahari. Adapun sasaran pengembangan Wilayah Jawa-Bali pada tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut : 1. Dalam rangka percepatan dan perluasan pengembangan ekonomi Wilayah Jawa-Bali,

akan dikembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di koridor ekonomi dengan memanfaatkan potensi dan keunggulan daerah, termasuk diantaranya adalah pengembangan 1 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

2. Sementara itu, untuk menghindari terjadinya kesenjangan antar wilayah di Pulau Jawa-Bali, maka akan dilakukan pembangunan daerah tertinggal dengan sasaran sebanyak 6 Kabupaten tertinggal dapat terentaskan dengan sasaran outcome: (a) meningkatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal menjadi 6,2 persen; (b) menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi 8,9 persen; dan (c) meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal menjadi 73,7.

(34)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

4. Sesuai dengan amanat UU 6/2014 tentang Desa, makaakan dilakukan pembangunan perdesaan dengan sasaran tertinggal sedikitnya 1.670 desa atau meningkatnya jumlah desa mandiri sedikitnya 670 desa.

5. Khusus untuk meningkatkan keterkaitan pembangunan kota-desa, diharapkan dapat diwujudkan 4 pusat pertumbuhan baru perkotaan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).

6. Sasaran bidang otonomi daerah untuk Wilayah Jawa-Bali adalah:

a. Meningkatnya proporsi penerimaan pajak dan retribusi daerah sebesar 35% untuk propinsi dan 25% untuk kabupaten/kota,

b. Meningkatnya proporsi belanja modal dalam APBD propinsi sebesar 30% dan untuk Kabupaten/Kota sebesar 25% pada tahun 2019 serta sumber pembiayaan lainnya dalam APBD,

c. Meningkatnya jumlah daerah yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) sebanyak 7 provinsi dan 60 kabupaten/kota di wilayah Jawa-Bali

d. Terlaksananya e-budgeting di wilayah Jawa-Bali (dengan proyek awal Provinsi Jawa Barat)

e. Terlaksananya penggunaan block grant (inpres) yang efektif dengan proyek awal Provinsi Jawa Tengah dan Bali

f. Meningkatnya kualitas dan proporsi tingkat pendidikan aparatur daerah untuk jenjang S1 sebesar 70% dan S2-S3 sebesar 10%

g. Terlaksananya diklat kepemimpinan daerah serta diklat manajemen pembangunan, kependudukan, dan keuangan daerah di seluruh wilayah Jawa-Bali sebesar 100 angkatan (dengan proyek awal Provinsi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah)

h. Terlaksananya pengaturan kewenangan secara bertahap di wilayah Jawa-Bali (dengan proyek awal Provinsi Banten dan Jawa Barat)

i. Meningkatnya implementasi pelaksanaan SPM di daerah, khususnya pada pendidikan, kesehatan dan infrastruktur

j. Meningkatnya persentase jumlah PTSP sebesar 100%

k. Meningkatnya persentase jumlah perizinan terkait investasi yang dilimpahkan oleh kepala daerah ke PTSP sebesar 75%

(35)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

m.Terlaksananya koordinasi pusat dan daerah melalui peningkatan peran gubernur sebagai wakil pemerintah,

n. Terlaksananya sistem monitoring dan evaluasi dana transfer secara on-line di wilayah Jawa-Bali (dengan proyek awal Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur. 7. Sasaran Pengurangan Risiko Bencana di Wilayah Jawa-Bali adalah pusat-pusat

pertumbuhan berisiko tinggi yaitu: 5 (lima) PKN Kawasan Perkotaan (Jabodetabek, Bandung

Sehubungan dengan sasaran tersebut, diharapkan pada akhir tahun 2019, pembangunan Wilayah Jawa-Bali semakin meningkat, dan juga semakin meratanya pembangunan antarwilayah. Hal ini dicerminkan dengan makin menurunnya kontribusi PDRB Wilayah Jawa-Bali terhadap PDB Nasional, yaitu dari sekitar 58,4 persen (2014) menjadi 55,3 persen (2019). Dengan demikian, kondisi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Pulau Jawa-Bali

I.

Amanat Internasional

1.

Agenda Habitat

Tujuan dari Agenda Habitat yang sepenuhnya sesuai dengan tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional. Sedangkan pentingnya kekhasan nasional dan regional serta berbagai sejarah, budaya dan latar belakang agama harus diingat, itu adalah tugas dari semua negara untuk mempromosikan dan melindungi semua hak asasi manusia dan kebebasan dasar, termasuk hak untuk pembangunan.

Pelaksanaan Agenda Habitat, termasuk implementasi melalui hukum nasional dan prioritas pembangunan, program dan kebijakan, adalah hak kedaulatan dan tanggung jawab masing-masing Negara sesuai dengan hak asasi manusia dan kebebasan dasar, termasuk hak atas pembangunan, dan mempertimbangkan pentingnya nilai-nilai agama dan etika, latar belakang budaya, dan keyakinan filosofis individu dan masyarakat, memberikan kontribusi untuk menikmati hak asasi manusia untuk mencapai tujuan tempat tinggal yang memadai untuk semua dan pembangunan pemukiman yang berkelanjutan.

(36)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

PBB lainnya, termasuk tujuan pemenuhan kebutuhan dasar dari semua orang, terutama mereka yang hidup dalam kemiskinan dan kelompok yang kurang beruntung dan rentan. Khususnya di negara-negara berkembang di mana kemiskinan akut, yang memungkinkan semua perempuan dan laki-laki untuk mendapat mata pencaharian yang aman dan berkelanjutan dapat dipilih secara bebas untuk lapangan kerja yang produktif dan pekerjaan.

Pembangunan berkelanjutan. Sangat penting bagi pembangunan pemukiman manusia, dan memberikan pertimbangan penuh untuk kebutuhan dan kebutuhan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Pertimbangan khusus harus diberikan untuk negara-negara berkembang dengan transisi ekonomi. Pemukiman manusia harus direncanakan, dikembangkan dan ditingkatkan dengan cara yang memperhitungkan penuh prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan semua komponennya, sebagaimana tercantum dalam Agenda 21 dan terkait hasil dari Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan. Pembangunan Pemukiman manusia berkelanjutan menjamin pembangunan ekonomi, kesempatan kerja dan kemajuan sosial, selaras dengan lingkungan. Ini mencakup prinsip-prinsip Deklarasi Rio tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan, yang merupakan hasil dari Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Lingkungan dan Pembangunan, prinsip-prinsip pendekatan kehati-hatian, pencegahan polusi, perhatian terhadap daya dukung ekosistem, dan pelestarian peluang untuk masa depan generasi. Produksi, konsumsi dan transportasi harus dikelola dengan cara yang dapat melindungi dan melestarikan stok sumber daya. Ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peran penting dalam membentuk pemukiman manusia yang berkelanjutan dan mempertahankan ekosistem mereka. Keberlanjutan pemukiman manusia memerlukan distribusi geografis yang seimbang atau distribusi lainnya yang sesuai dengan kondisi nasional, mendorong pembangunan ekonomi dan sosial, kesehatan manusia dan pendidikan, dan konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan secara berkelanjutan komponen-komponennya, dan pemeliharaan keanekaragaman budaya serta udara, air, hutan, vegetasi dan kualitas tanah pada standar cukup untuk menopang kehidupan manusia dan kesejahteraan bagi generasi mendatang.

(37)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

dan kemudahan akses untuk semua untuk kebutuhan dasar, pelayanan dan fasilitas publik memiliki pengaruh penting pada kualitas hidup dari pemukiman. Hal ini sangat penting bagi orang-orang yang rentan dan kurang beruntung, banyak dari mereka menghadapi hambatan dalam akses ke tempat penampungan dan berpartisipasi dalam membentuk masa depan permukiman mereka. Kebutuhan bagi masyarakat dan aspirasi mereka untuk lingkungan yang mereka tinggali dan permukiman harus terpadu dengan proses desain, manajemen dan pemeliharaan pemukiman manusia. Tujuan upaya ini termasuk melindungi kesehatan masyarakat, menyediakan keselamatan dan keamanan, pendidikan dan integrasi sosial, mempromosikan kesetaraan dan menghormati keragaman budaya dan identitas, peningkatan aksesibilitas bagi penyandang cacat, dan pelestarian bersejarah, bangunan spiritual, agama dan budaya yang signifikan dan kabupaten, menghormati lanskap lokal dan memperlakukan lingkungan lokal dengan hormat dan perawatan. Itu pelestarian warisan alam dan sejarah pemukiman manusia, termasuk situs, monumen dan bangunan, terutama yang dilindungi di bawah Konvensi UNESCO di Situs Warisan Dunia, harus dibantu, termasuk melalui kerja sama internasional. Hal ini juga sangat penting bahwa spasial diversifikasi dan campuran penggunaan perumahan dan jasa akan dipromosikan di tingkat lokal dalam rangka memenuhi keragaman kebutuhan dan harapan.

(38)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

membantu orang untuk memahami dan melaksanakan hak dan tanggung jawab mereka melalui proses partisipatif yang efektif, pendidikan universal dan penyebaran informasi. Kemitraan antara negara-negara dan swasta, sukarela dan organisasi berbasis masyarakat, sektor koperasi, lembaga swadaya masyarakat dan individu sangat penting untuk tercapainya pembangunan pemukiman manusia yang berkelanjutan dan penyediaan tempat tinggal yang memadai untuk semua dan layanan dasar. Kemitraan dapat mengintegrasikan dan saling mendukung tujuan partisipasi kebutuhan dasar, antara lain, membentuk aliansi, mengumpulkan sumber daya, berbagi pengetahuan, keterampilan dan kontribusi memanfaatkan keunggulan komparatif dari tindakan kolektif. Itu proses dapat dibuat lebih efektif dengan memperkuat organisasi masyarakat sipil di semua tingkatan. Setiap upaya harus dilakukan untuk mendorong kolaborasi dan kemitraan dari semua sektor masyarakat dan di antara semua aktor dalam proses pengambilan keputusan, yang sesuai.

Solidaritas dengan mereka yang termasuk kelompok yang kurang beruntung dan rentan, termasuk orang-orang yang tinggal dalam kemiskinan, serta toleransi, non-diskriminasi dan kerja sama di antara semua orang, keluarga dan masyarakat adalah dasar bagi kohesi sosial. Solidaritas, kerjasama dan bantuan harus ditingkatkan oleh masyarakat internasional serta oleh Negara dan semua faktor yang relevan lainnya dalam menanggapi tantangan pembangunan pemukiman. Masyarakat internasional dan Pemerintah di semua tingkat yang berkaitan untuk mempromosikan kebijakan dan instrumen suara dan efektif, sehingga memperkuat kerjasama antar pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat, serta memobilisasi sumberdaya tambahan untuk memenuhi tantangan ini.

(39)

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

berkembang - masyarakat, swasta, multilateral, bilateral, domestik dan eksternal - perlu ditingkatkan melalui mekanisme yang tepat dan fleksibel dan instrumen ekonomi untuk mendukung tempat tinggal yang memadai untuk semua dan pembangunan pemukiman manusia yang berkelanjutan. Ini harus disertai dengan langkah-langkah konkret untuk teknis internasional kerjasama dan pertukaran informasi.

Kesehatan manusia dan kualitas hidup berada di tengah upaya untuk mengembangkan emukiman manusia yang berkelanjutan. Oleh karena itu harus dilakukan sosialisasi untuk mencapai tujuan universal dan sama akses ke pendidikan berkualitas, standar tertinggi kesehatan fisik, mental dan lingkungan, dan akses yang sama dari semua untuk perawatan kesehatan primer, membuat upaya khusus untuk memperbaiki ketidaksetaraan yang berkaitan kondisi sosial dan ekonomi, termasuk perumahan, tanpa membedakan ras, asal negara, jenis kelamin, usia, atau cacat, menghormati dan mempromosikan budaya umum dan khusus.

2.

Rio +20

KTT Rio+20, yang merupakan konferensi PBB terbesar yang pernah diselenggarakan dengan jumlah peserta sebanyak 29.373 orang yang terdiri dari para pemimpin Pemerintah, bisnis dan organisasi kemasyarakatan, pejabat PBB, akademisi, wartawan dan masyarakat umum (Delegasi sekitar 12.000 orang, LSM dan Kelompok Utama 10.047 orang dan Media 3.989 orang).

KTT Rio+20 menyepakati Dokumen The Future We Want yang menjadi arahan bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di tingkat global, regional, dan nasional. Dokumen memuat kesepahaman pandangan terhadap masa depan yang diharapkan oleh dunia (common vision) dan penguatan komitmen untuk menuju pembangunan berkelanjutan (renewing political commitment). Dokumen ini memperkuat penerapan Rio Declaration 1992 dan Johannesburg Plan of Implementation 2002.

Dalam dokumen The Future We Want, terdapat 3 (tiga) isu utama bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, yaitu:

1. Green Economy in the context of sustainable development and poverty eradication, 2. pengembangan kerangka kelembagaan pembangunan berkelanjutan tingkat global

Gambar

Gambar 3.4
Gambar 3.5 Kerangka Desain Pendekatan Masterplan P3EI
Gambar 3.6
Gambar 3.7 Keterkaitan MDGs Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
+7

Referensi

Dokumen terkait

G. Barbour, Isu dalam Sains, hal.. memahami hubungan-hubungan, dan akhirnya mencoba menangkap sebuah makna. Teori gestalt dalam pembahasan ini sebenarnya menawarkan sebuah wacana

Mazhab Syafi’i, Hambali, dan para Ulama mazhab lainnya sepakat dengan pendapat Imam Abu Hanifah, yang mana mengatakan bahwa batas wasiat seseorang yang

Observasi yang dilakukan meliputi mengamati tingkah laku anak dalam membeli buku yang mereka sukai sehingga dari situ bisa diketahui jenis ilustrasi serta interaktif seperti

tidak ada pekerjaa-pekerjaan pengangkatan di sekitarnya (lifting) di sekitar lokasi pemasangan perancah. 4) Petugas keselamatan kerja / safety bekerja sama dengan

Adapun variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu kualitas produk pada Avocado Mocha Cream Cake yang dipengaruhi oleh jenis dan konsentrasi alpukat

Euthanasia agresif, disebut juga eutanasia aktif, adalah suatu tindakan secara sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk mempersingkat

[r]