• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap IV (2025 – 2034) yang merupakan program jangka panjang dengan sasaran optimalisasi sistem eksisting dengan sumber Mata Air Cipaniis, implementasi sumber air

C. Alternatif Rencana Pengembangan

Seperti telah dijabarkan diatas bahwa rancangan pengembangan sistem penyediaan air minum Kota Cirebon disusun dengan pendekatan pembagian zona pelayanan berdasarkan rencana letak area distribusi (reservoir distribusi) dan kondisi eksisting yang saat ini berjalan, secara garis besar sistem Kota Cirebon dibagi menjadi 3 (tiga) sistem yaitu Sistem Pipa Lama, Sistem Plangon dan Sistem Kepongpongan. Adapun daerah pelayanan dari ketiga sistem tersebut adalah:

1. Sistem pipa lama

 Reservoir Distribusi : BPT Plangon

 Area pelayanan : 2 (dua) wilayah meter Kabupaten seperti Sumber Asri, Cempaka Arum, Brimob Montoya, Perumahan Bumi Damai, dan PDAM Kabupaten Cirebon (sekitar 2500 SR)

 Kebutuhan sistem : 35,9 liter/detik 2. Sistem Plangon

 Reservoir Distribusi : Reservoir Plangon  Area Pelayanan : Zona 1 dan Zona 2

 Kebutuhan sistem : 771,1 liter/detik (Zona 1) dan 655,2 liter/detik (Zona 2) 3. Sistem Kepongpongan

 Reservoir Distribusi : Reservoir Kepongpongan  Area Pelayanan : Zona 3

 Kebutuhan sistem : 497,9 liter/detik

Upaya pemenuhan kebutuhan air baku dalam program pengembangan peningkatan layanan air minum Kota Cirebon direncanakan menjadi 3 (tiga) skenario alternatif air baku, yaitu:

1. Alternatif 1 merupakan Alternatif dengan optimalisasi sumber air baku yang berasal dari Mata Air Cipaniis, Waduk Jatigede, dan pemanfaatan dari sungai dan beberapa mata air seperti Sungai Cipageur, Mata Air Cibujangga, Mata Air Cicerem, dan Mata Air Cibuluk/ Cirumput sebagai sumber air baku air minum Kota Cirebon.

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI-JM) Kota Cirebon

Tahun 2018-2022

2. Alternatif 2 merupakan Alternatif dengan optimalisasi sumber air baku yang berasal dari Mata Air Cipaniis, Waduk Jatigede, Mata Air Cibujangga dan pemanfaatan air laut sebagai sumber air baku air minum Kota Cirebon.

3. Alternatif 3 merupakan Alternatif dengan optimalisasi sumber air baku yang berasal dari Mata Air Cipaniis, Waduk Jatigede, dan pemanfaatan air laut sebagai sumber air baku air minum Kota Cirebon.

Pada ketiga Alternatif tersebut digunakan lima sumber air baku baru yaitu Mata Air Cibujangga, Cibuluk/Cirumput, Cicerem, Sungai Cipageur dan air laut selain Waduk Jatigede.

 Mata Air Cibujangga, pada unit transmisi diperlukan pipa transmisi Ø 300 mm sepanjang 3500 m untuk mengalirkan air sebesar 150 liter/detik ke bak pengumpul Pasawahan dan pipa transmisi Ø 700 mm sepanjang 6000 m, Ø 600 mm sepanjang 1500 m, Ø 400 mm sepanjang 3000 m untuk mengalirkan ke Plangon.

 Mata Air Cicerem, pada unit transmisi diperlukan pipa transmisi Ø 300 mm sepanjang 850 m untuk mengalirkan air sebesar 100 liter/detik ke bak pengumpul Pasawahan dan pipa transmisi Ø 700 mm sepanjang 6000 m, Ø 600 mm sepanjang 1500 m, Ø 400 mm sepanjang 3000 m untuk mengalirkan ke Plangon.

 Mata Air Cibuluk, pada unit transmisi diperlukan pipa transmisi Ø 300 mm sepanjang 1500 m untuk mengalirkan air sebesar 100 liter/detik ke bak pengumpul Pasawahan dan pipa transmisi Ø 700 mm sepanjang 6000 m, Ø 600 mm sepanjang 1500 m, Ø 400 mm sepanjang 3000 m untuk mengalirkan ke Plangon.

 Sungai Cipageur, pada unit transmisi diperlukan pipa transmisi Ø 400 mm sepanjang 10000 m untuk mengalirkan air sebesar 250 liter/detik ke Plangon. Selain itu juga, diperlukan BPT baru untuk mengalirkan air dari Sungai Cipageur.

 Air Laut, untuk proses desalinasi diperlukan pipa transmisi Ø 600 mm sepanjang 8000 m untuk mengalirkan air sebesar 600 liter/detik dalam dua tahap ke Kepompongan. Selain itu, dalam perencanaannya diperlukan pompa dengan kapasitas 100 liter/detik dan spesifikasi head pompa 60 m sebanyak 4 pompa ( 3 operasi, 1 cadangan). Secara hidrolis sistem penyediaan air minum Kota Cirebon direncanakan gravitasi dari reservoir distribusi ke area pelayanan. Air dari BPT Plangon mengalir secara langsung melalui pipa lama ke area pelayanan zona pipa lama, air dari Reservoir Plangon (rencana) mengalir secara gravitasi melayani Sistem Plangon untuk Zona 1 dan Zona 2, sedangkan air dari Reservoir Kepongpongan juga direncanakan mengalir secara gravitasi

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI-JM) Kota Cirebon

Tahun 2018-2022

ke area pelayanan Zona 3. Hidrolis pengembangan sistem penyediaan air minum Kota Cirebon selanjutnya diuraikan secara rinci didalam bagian pengembangan rencana distribusi masing-masing zona.

D.

Penurunan Kebocoran

Untuk menangani masalah kebocoran (kehilangan air) maka pengelola SPAM Kota Cirebon dapat melaksanakan program-program penurunan kebocoran air secara fisik yang diuraikan secara komprehensif berikut ini:

1. Pendeteksian Secara Langsung

Pendeteksian kebocoran dilakukan secara langsung dengan menggunakan detektor kebocoran. Pencarian kebocoran dengan cara ini bersifat padat karya karena diperlukan banyak tenaga terlatih, dimana petugas pendeteksi dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing dibekali dengan peralatan yang diperlukan untuk mendeteksi kebocoran di lapangan serta peta jaringan distribusi/peta lokasi pipa yang ada di sektor yang harus disurvey oleh kelompok tersebut.

2. Metode Isolasi/Zone Observasi

Dalam cara ini ditentukan suatu area/bagian daerah pelayanan yang diisolir dengan katup-katup penutup aliran. Untuk keperluan pengetesan dipasang meter air pada pipa supply ke areal tersebut. Pengetesan dilakukan pada malam hari dengan cara menutup katup-katup yang terdapat di luar lajur pipa distribusi secara berurutan. Penentuan lokasi kebocoran pada lajur pipa di areal yang dipantau dilakukan secara lebih tepat dengan menggunakan detektor. Pengetesan secara bertahap dapat pula dilakukan setelah pengetesan menyeluruh (tanpa penutupan katup-katup secara berurutan) terhadap jaringan di areal yang dipantau untuk mengetahui apakah di areal tersebut terdapat jalur pipa yang mengalami kebocoran. Bila ternyata ada kebocoran maka test dilanjutkan dengan pengetesan secara bertahap dan deteksi lokasi dilakukan dengan menggunakan detektor.

3. Pemantauan Wilayah/Sistem Distrik

Pada metode ini daerah pelayanan dibagi dalam wilayah-wilayah pemantauan yang relatif luas, dimana pada setiap wilayah dipasang meter air secara permanen untuk memantau pemakaian air di wilayah tersebut. Pencatatan pemakaian air di seluruh wilayah dilakukan secara berkala, dimana lonjakan dalam pemakaian air yang terjadi

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI-JM) Kota Cirebon

Tahun 2018-2022

secara tidak terduga dan yang tidak dapat dikaitkan dengan suatu kegiatan mungkin dapat menjadi petunjuk mengenai adanya suatu kebocoran dalam jaringan.

4. Penanganan Langsung Dari Rumah Ke Rumah (Metode House To House Survey And Rehabilitation)

Pendekatan kontrol air di lapangan dengan metode ini didasarkan pada asumsi bahwa kehilangan air yang paling besar terjadi di bagian sistem yang paling ujung, pada jaringan sistem yang paling kecil, yaitu sambungan rumah. Berdasarkan pengalaman, kerusakan dan kehilangan pada pipa-pipa primer dan sekunder mudah diketahui dan segera dilakukan perbaikan. Oleh karena itu penanganan langsung ditujukan pada pengamatan dan penanganan dari rumah ke rumah.

5. Pilot Area Dengan Penanganan Langsung

Dalam cara ini juga dilakukan penyelidikan dari rumah ke rumah dan penanganan langsung, tetapi hanya dilakukan di daerah pilot area yang ditentukan sedemikian rupa, sehingga dapat mewakili seluruh area, dengan umur pipa yang sama dan kebocoran tinggi.

Dalam area yang dipelajari ini dilakukan pengamatan perbaikan ataupun tindakan teknik lainnya, yaitu : pencatatan sambungan liar, penggantian meter yang rusak, peneraan meter, pencarian kebocoran dan perbaikan, pemindahan meter dari belakang rumah ke depan rumah dengan pemutusan pipa lama.

6. Kombinasi Zone Observasi Dan Renovasi

Cara ini sebenarnya adalah mengembangkan metode perbaikan untuk menanggulangi kebocoran dengan membuat zone atau blok observasi dan renovasi, yaitu dengan cara melakukan pengaturan langsung pada seluruh komponen sistem langsung dan melakukan perbaikan apabila ditemukan penyebab kehilangan air. 7. Kombinasi Sistem Distrik Dan Zone Observasi

Metode ini adalah menggabungkan metode pemantauan wilayah dengan metode zone observasi, yaitu pada daerah pelayanan yang dibagi dalam wilayah pemantauan. Dalam wilayah pemantauan diambil areal tertentu yang dapat diisolir dengan katup-katup aliran, selanjutnya dilakukan pengetesan kebocoran secara bertahap seperti halnya pada metode zone observasi.

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI-JM) Kota Cirebon

Tahun 2018-2022

3.2.3.Arahan Strategi Sanitasi Kota

A. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN SANITASI