• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengentasan Kemiskinan Indonesia)

3. PERMUKIMAN KUMUH

Indikator dalam permukiman kumuh adalah :

 Tidak adanya akses terhadap sumber air minum layak,

 tidak adanya akses terhadap sanitasi dasar yang layak,

 luas minimal lantai hunian > 7,2 m2 per kapita (Permenpera Nomor 22/PERMEN/M/2008),

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

Gambar 3.7

Keterkaitan MDGs Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Keterkaitan MDGs dengan pembangunan terpaparkan dalam target-target MDGS yang telah diakomodasikan dalam RPJMN sebagai suatu mainstreaming dalam bentuk program, indikator maupun target. Selain itu juga keterkaitan tersebut terlihat dalam adanya indikatif dukungan pembiayan.

4.Agenda Pembangunan Pasca 2015

Di Rio+20 dokumen hasil, negara-negara anggota sepakat bahwa tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) harus:

1. Didasarkan pada Agenda 21 dan Rencana Pelaksanaan Johannesburg. 2. Sepenuhnya menghormati semua Prinsip Rio.

3. Bersikaplah konsisten dengan hukum internasional. 4. Membangun komitmen yang telah dibuat.

5. Berkontribusi terhadap implementasi penuh dari hasil seluruh KTT utama dalam bidang ekonomi, sosial dan lingkungan.

6. Fokus pada bidang prioritas untuk pencapaian pembangunan berkelanjutan, yang dipandu oleh dokumen hasil.

7. Alamat dan memasukkan secara seimbang ketiga dimensi pembangunan berkelanjutan dan saling keterkaitan mereka.

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

8. Jadilah koheren dengan dan diintegrasikan ke dalam agenda pembangunan PBB melampaui 2015.

9. Tidak mengalihkan fokus atau usaha dari pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium.

10.Termasuk keterlibatan aktif dari semua pihak terkait, sebagaimana mestinya, dalam proses.

Lebih lanjut setuju bahwa SDGs harus: (i) Aksi-oriented , (ii) Singkat, (iii) Mudah untuk berkomunikasi, (iv) Terbatas jumlahnya , (v) Aspiratif, (vi) Global di alam , (vii)Universal berlaku untuk semua negara dengan mempertimbangkan realitas nasional yang berbeda, kapasitas dan tingkat perkembangan dan menghormati kebijakan dan prioritas nasional.

Dokumen hasil lebih lanjut menetapkan bahwa pengembangan SDGs harus berguna untuk mengejar tindakan terfokus dan koheren tentang pembangunan berkelanjutan, berkontribusi pada pencapaian pembangunan berkelanjutan, disajikan sebagai driver untuk pelaksanaan dan pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan dalam sistem PBB secara keseluruhan dan ditujukan dan dan difokuskan pada bidang-bidang prioritas untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

Pada Juli 2012, Sekjen PBB membentuk sebuah Panel Tingkat Tinggi untuk memberikan masukan kerangka kerja agenda pembangunan global pasca 2015. Mei 2013, Panel tersebut mempublikasikan laporannya kepada Sekretaris Jendral PBB yang berjudul “A New Global Partnership: Eradicate Poverty and Transform Economies Through Sustanable Development”. Isinya adalah rekomedasi arahan kebijakan global pasca 2015 yang dirumuskan berdasarkan tantangan pembangunan baru sekaligus pelajaran yang diambil dari implementasi MDGs.

Ada 12 sasaran indikatif pembangunan pasca 2015, yaitu sebagai berikut: 1. Mengakhiri kemiskinan,

2. Memberdayakan perempuan dan anak serta pencapaian kesetaraan gender, 3. Menyediakan pendidikan berkualitas dan pembelajaran seumur hidup, 4. Menjamin kehidupan yang sehat,

5. Memastikan ketahanan pangan dan gizi yang baik, 6. Mencapai akses universal ke Air Minum dan Sanitasi, 7. Menjamin energy yang berkelanjutan,

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

8. Menciptakan lapangan kerja, mata pencaharian berkelanjutan dan pertumbuhan keadilan,

9. Mengelola asset sumber daya alam secara berkelanjutan, 10. Memastikan tata kelola yang baik dan kelembagaan yang efektif, 11. Memastikan masyarakat yang stabil dan damai,

12. Menciptakan sebuah lingkungan pemungkin global dan mendorong pembiayaan jangka panjang.

Dirjen Cipta Karya berkepentingan dalam pencapaian sasaran 6 yaitu mencapai akses universal air minum dan sanitasi. Adapun target yang diusulkan dalam mencapai target tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan akses universal terhadap air minum aman di rumah dan disekolah, puskesmas dank amp pengungsi,

2. Mengakhir buang air besar sembarangan dan memastikan akses universal ke sanitasi di sekolah, di tempat kerja dan meningkatkan akses sanitasi di rumah tangga sebanyak x%,

3. Menyesuaikan kuantitas air baku (freshwater withdrawals) dengan pasokan air minum serta meningkatkan efisiensi air pertanian sebanyak x%, indstri sebanyak y% dan daerah-daerah perkotaan sebanyak z%.

4. Mendaur ulang atau mengelola semua limbah cair dari daerah perkotaan dan dari industri sebelum dilepaskan.

Selain memperhatikan sasaran dan target indikatif, dokumen lapoaran tersebut juga menekankan pentingnya kemitraan baik secara global maupun local antar pemangku kepentingan pembangunan. Kemitraan yang dimaksud memiliki prinsip insklusif, tebuka dan akuntabel dimana seluruh pihak duduk bersama-sama dan bekerja bukan tentang bantuan saja melainkan juga mendiskusikan kerangka kebijakan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

3.1.2.Arahan Penataan Ruang

Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

A.RTRW NASIONAL

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara. Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan:

1. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan; 2. Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;

3. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota;

4. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka negara kesatuan republik indonesia;

5. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negative terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang;

6. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat;

7. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah; 8. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor; dan

9. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional RTRWN menjadi pedoman untuk :

1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional 2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

4. Pewujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor

5. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi 6. Penataan ruang kawasan strategis nasional; dan 7. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

A.

Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Nasional

Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional meliputi kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan polaruang.Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi:

a. Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata danberhierarki; dan

b. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayahnasional.

Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah meliputi:

a. Menjaga keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antarakawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya; b. Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh

pusat pertumbuhan;

c. Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai; dan

d. Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembanganwilayah di sekitarnya.

Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana meliputi:

a. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat,laut, dan udara;

b. Mendorong pengembangan prasarana telekomunikasiterutama di kawasan terisolasi c. Meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energy terbarukan dan tak

terbarukan secara optimal sertamewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik

d. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air;dan

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cirebon

Tahun 2017-2022

e. Meningkatkan jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi, serta mewujudkan sistem jaringan pipa minyakdan gas bumi nasional yang optimal.

Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi: a. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung; b. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya; dan c. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional.

B.

Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional

Rencana struktur ruang wilayah nasional meliputi: