• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif TIPE NHT (Numbered Heads Together) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Wonorejo 04 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Se

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif TIPE NHT (Numbered Heads Together) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Wonorejo 04 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Se"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

26

3.1.1 Setting Penelitian

Tempat penelitian ini berlokasi di SD Negeri Wonorejo 04 pada semester II tahun ajaran 2014/2015. Sekolah Dasar ini terletak di Desa Wonorejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Akses menuju SD Negeri Wonorejo 04 tergolong mudah karena letaknya yang dekat dengan jalan raya. Untuk menuju ke SD Negeri Wonorejo 04 cukup mudah karena cukup banyak kendaraan umum yang melewati sekolah tersebut.

Suasana di SD Negeri Wonorejo 04 cukup tenang. Karena letaknya cukup jauh dari kota. Jumlah keseluruhan siswa SD Negeri Wonorejo 04 adalah 236 siswa yang terdiri dari 36 siswa kelas 1, 37 siswa kelas 2, 49 siswa kelas 3, 38 siswa kelas 4, 38 siswa kelas 5, dan 38 siswa kelas 6. Staf pengajar SD Negeri Wonorejo 04 ini terdiri dari 7 guru, 3 wiyata bakti, 1 penjaga dan 1 kepala sekolah.

Terdapat berbagai fasilitas yang dapat menunjang kegiatan belajar siswa. Fasilitas tersebut terdiri dari sarana dan prasarana yang memadai. Prasarana yang terdapat di SD Negeri Wonorejo 04 terdiri dari gedung sekolah yang dilengkapi dengan lapangan sekolah, ruang kelas dan kamar mandi yang bersih serta beberapa kran air yang berada di depan ruang kelas. Sedangkan sarana yang terdapat di SD ini yaitu tersedianya berbagai buku dan ruang computer yang digunakan untuk belajar serta ruang rebana.

Pemilihan tempat ini didasarkan pada pertimbangan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah maka perlu ditingkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas IV SD Negeri Wonorejo 04 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

(2)

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Wonorejo 04 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang yang berjumlah 38 siswa yang terdiri dari 20 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Karakteristik siswa kelas IV SD Negeri Wonorejo 04 dalam mengikuti pembelajaran cenderung pasif, banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika itu sulit, dan saat guru menjelaskan materi pelajaran cukup banyak siswa yang berbicara dan ramai sendiri. Hal ini mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh siswa masih tergolong rendah.

Tempat tinggal siswa kelas IV SD Negeri Wonorejo 04 berada disekitar desa Wonorejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Karena lokasi sekolah dekat dengan tempat tinggal siswa, maka sebagian besar siswa menuju kesekolah dengan berjalan kaki. Latar belakang siswa kelas IV SD Negeri Wonorejo 04 berbeda-beda. Rata-rata pekerjaan orang tua siswa kelas IV SD Negeri Wonorejo 04 adalah buruh pabrik, petani, hanya 1 satu saja orang tua yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Sebagian orang tua belum menyadari arti penting pendidikan, sehingga mereka kurang memberikan pengawasan kepada anak saat dirumah. Hal tersebut terlihat dari banyaknya siswa yang tidak mengerjakan Pekerjaan Rumah yang diberikan guru.

Kelas IV SD Negeri Wonorejo 04 di wali kelasi oleh salah satu guru yang bernama Nanik Pengesti Rahayu S. Pd, SD. Ibu Nanik merupakan guru kelas IV yang sudah memliki masa kerja sudah hamper 31 tahun sebagai guru kelas.

3.1.3.Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Maret semester II tahun ajaran 2014/2015. Pada bulan Januari sampai awal bulan Februari peneliti melakukan persiapan. Bulan Februari peneliti mulai melakukan Penelitian Tindakan Kelas siklus I dilaksanakan pada tanggal 14 Februari sampai 17 Februari 2015 dan siklu II dilaksanakan pada tanggal 28 Februari sampai 3 maret 2015, kemudian dilanjutkan dengan membuat laporan hasil penelitian.

(3)

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together). Dan yang menjadi variabel terikat atau nilai variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas adalah hasil belajar matematika siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Wonorejo 04 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Semester II. Untuk memberikan arahan yang jelas mengenai definisi masing variabel maka dibuatlah definisi operasional masing-masing pada sub bab 3.3

.

3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) merupakan jenis model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa melalui tahapan: 1) penomoran, 2) mengajukan pertanyaan, 3) berpikir bersama dan 4) menjawab.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku dari aktivitas belajar yang diindikasikan sebagai kemampuan yang diperoleh atau tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari suatu materi yang dinyatakan dalam bentuk skor yang dipeoleh dari hasil tes evaluasi. Dalam penelitian ini hasil belajar yang akan diukur adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari skor evaluasi pada akhir pembelajaran Matematika.

3.4Prosedur Penelitian

(4)

Arikunto (2008:16) model penelitian tindakan kelas, terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahapan adalah sebagai berikut.

Sumber: Suharsimi Arikunto (2008:16)

Gambar 1

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Model penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto (2008:16) yaitu sebagai berikut:

Perencanaan

Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Pelaksanaan

Refleksi

(5)

1. Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (planning)

Kegiatan ini dilakukan untuk persiapan pelaksanaan tindakan. Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. 2. Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana untuk menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tatapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. 3. Tahap 3: Pengamatan (Observing)

Tahap ke-3, yaitu kegiatan mengamati tindakan yang dilakukan oleh pengamat. Kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Sambil melakukan pengamatan balik, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

4. Tahap 4: Refleksi (reflecthing)

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melaksanakan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan dalam kesempatan ini.

(6)

kembali kelangkah semula. Jadi, satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.

3.4.1.Rencana Tindakan Siklus I

Kegiatan pembelajaran pada siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan. Pada siklusi I materi yang diajarkan tentang membandingkan pecahan. Pada pertemuan pertama membahas tentang membadingkan pecahan, sedangkan pada pertemuan yang kedua membahas tentang mengurutkan pecahan dan kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi akhir siklus I. berdasarkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada mata pelajaran Matematika maka kegiatan siklus I dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

1. Tahap Perencanaan

Adapun tahap perencanaan tindakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Menentukan SK, KD dan Indikator pembelajaran matematika berdasarkan materi matematika yang akan diajarkan.

b. Menyusun RPP matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heaads Together (NHT) sesuai materi yaitu materi pecahan sesuai indikator yang telah ditetapkan untuk pegangan guru dalam proses pembelajaran agar lebih efektif, efisien sesuai.

c. Peneliti menyusun instrument penelitian yaitu berupa lembar observasi yang mencakup semua hal yang dilakukan oleh guru atau aktivitas guru. Selain lembar observasi untuk guru, lembar observasi untuk siswa juga disiapkan. Lembar observasi siswa tersebut digunakan untuk mengamati tindakan atau perilaku siswa.

(7)

2. Tahap pelaksanaan tindakan dan observasi

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang ada yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Pelaksanaan tindakan dilakukan bersamaan dengan observasi. Pada penelitian ini guru kelas IV berperan sebagai observer. Observer berperan untuk melakukan pengamatan pada saat peneliti melaksanakan implementasi dari RPP yang telah disusun. Setelah melakukan pengamatan selanjutnya observer mencatat hasil pengamatan tentang aktivitas guru dan siswa pada lembar observasi yang telah disusun oleh peneliti. Pelaksanaan pada siklus I terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Adapun gambaran pelaksanaan adalah sebagai berikut:

I. Kegiatan Awal

a. Mempersiapkan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran

b. Melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang materi sebelumnya dengan menggunakan gambar.

c. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran.

d. Guru memotivasi siswa agar bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar.

II. Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan materi dengan bantuan alat peraga. b. Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok.

c. Guru memberi sedikit pengarahan kepada siswa tentang proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

(8)

e. Guru memanggil nomor kepala secara acak dan menunjuk siswa untuk mempersentasikan hasil diskusi.

f. Siswa yang ditunjuk guru harus maju kedepan kelas dan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

g. Kelompok lain yang tidak maju kedepan kelas dapat mengutarakan pendapatnya mengenai jawaban kelompok tersebut.

h. Guru mengkonfirmasi jawaban kelompok dan pendapat dari kelompok lain.

III. Kegiatan Penutup

a. Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.

b. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi.

c. Guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran selanjutnya.

Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran I dan II dilakukan observasi. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Hasil observasi akan digunakan untuk bahan perbaikan pada siklus berikutnya.

3. Tahap refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil analisis terhadap kelebihan dan kelemahan pada pelaksanaan tindakan ini akan dijadikan sebagai tindak lanjut pada siklus II kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I kemudian akan diperbaiki pada siklus II. Sedangkan kelebihan dalam siklus I tetap dipertahankan dalam siklus II.

(9)

Pada siklus II ini kegiatan pembelajaran dilakukan 2 kali pertemuan sama seperti pada siklus I. pada pertemuan I siklus II ini materi yang disampaikan adalah menyederhanakan pecahan kemudian pada pertemuan kedua siklus II akan membahas materi tentang menyatakan pecahan sebagai pembagian kemudian dilanjutkan dengan pemberian tes evaluasi akhir siklus II. Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada mata pelajaran Matematika yang telah dilaksanakan pada siklus I maka dilakukan perbaikan pada pembelajaran siklus II. Peneliti menyusun rencana pembelajaran diklus II dangan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan

Adapun tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menentukan SK, KD dan Indikator pembelajaran matematika berdasarkan materi matematika yang akan diajarkan.

b. Menyusun RPP matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heaads Together (NHT) sesuai materi yaitu materi pecahan sesuai indikator yang telah ditetapkan untuk pegangan guru dalam proses pembelajaran agar lebih efektif, efisien sesuai.

c. Peneliti menyusun instrument penelitian yaitu berupa lembar observasi yang mencakup semua hal yang dilakukan oleh guru atau aktivitas guru. Selain lembar observasi untuk guru, lembar observasi untuk siswa juga disiapkan. Lembar observasi siswa tersebut digunakan untuk mengamati tindakan atau perilaku siswa.

d. Menyusun soal evaluasi yang berupa susunan tes yang akan digunakan dalam penelitian pada siklus II.

2. Tahap pelaksanaan tindakan dan observasi

(10)

Februari dan. Adapun 08 Maret 2015. Adapun gambaran dari pelaksanaan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran tipe Numbered Heads Together adalah sebagai berikut:

I. Kegiatan Awal

a. Mempersiapkan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran

b. Melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang materi sebelumnya dengan menggunakan gambar.

c. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran.

d. Guru memotivasi siswa agar bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar.

II. Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan materi dengan bantuan alat peraga. b. Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok.

c. Guru memberi sedikit pengarahan kepada siswa tentang proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

d. Guru mendampingi dan membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelompok.

e. Guru memanggil nomor kepala secara acak dan menunjuk siswa untuk mempersentasikan hasil diskusi.

f. Siswa yang ditunjuk guru harus maju kedepan kelas dan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

g. Kelompok lain yang tidak maju kedepan kelas dapat mengutarakan pendapatnya mengenai jawaban kelompok tersebut.

h. Guru mengkonfirmasi jawaban kelompok dan pendapat dari kelompok lain.

(11)

III. Kegiatan penutup

a. Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.

b. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi.

c. Guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran selanjutnya.

Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan observasi. Yang menjadi observer adalah guru kelas IV. Observasi dilakukan pada pertemuan I dan II siklus II untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

3. Tahap refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II. Pada siklus II ini, hasil yang diharapkan adalah semua tahapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) sudah terlaksana dalam pembelajaran dengan baik, dan terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Apabila hasil yang diharapkan belum nampak, maka akan dilaksanakan siklus selanjutnya hingga hasil yang diharapkan tercapai.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini, maka ditentukan teknik dan instrument pengumpulan data, adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:

3.5.1.Teknik Pengumpulan Data

3.5.1.1. Teknik Pengumpulan Data Variabel Bebas

(12)

siswa dalam menerapka model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar observasi kegiatan mengajar guru pada setiap pertemuan.

3.5.1.2. Teknik Pengumpulan Data Variabel Terikat

Teknik pengumpulan data variabel terikat yaitu menggunakan tes. Teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran Matematika menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Tes tersebut digunakan untuk mengukur

tingkat keberhasilan siswa.

3.5.2.Instrumen Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi untuk mengukur aktivitas guru dan siswa saat menerapkan pembelajaran Matematika dengan model pembalajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan butir soal tes pilihan ganda digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

3.5.2.1Instrumen Pengumpulan Data Variabel Bebas

(13)

Tabel 6

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT)

Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 1 Berdoa, absensi, mengecek kelengkapan siswa 2

Memeriksa Kesiapan siswa 3

2. Melakukan kegiatan pembuka

Melakukan kegiatan apersepsi 1

Memberikan kesempatan siswa menjawab apersepsi 2 Guru memotivasi rasa keingintahuan siswa tentang

materi yang akan dibahas

3

Guru menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran

4

Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai RPP

5

3. Melakukan kegiatan inti

Penguasaan materi pembelajaran 1

Menunjukkan penguasaan materi Pecahan 2 Menyampaikan materi dengan jelas, runtut, dan

sesuai dengan karakteristik siswa

3

Menggunakan alat peraga dalam pembelajaran 4 Membentuk siswa dalam kelompok kecil 5 Membantu menetapkan siswa dalam kelompok 6 Membagi nomor kepala kepada setiap siswa dalam

setiap kelompok

7

Mengajukan pertanyaan berupa LKS 8 Membimbing diskusi kelompok kecil 9 Memanggil siswa dengan nomor tertentu 10 Menyuruh siswa yang nomornya dipanggil untuk

mewakili kelompoknya membacakan hasil diskusi

11

Memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk berpendapat

12

Membahas jawaban siswa bersama siswa yang lain 13 Memberi skor pada kelompok yang menjawab

dengan benar

14

Mengulas materi hingga semua pertanyaan terjawab dengan baik

15

4. Melakukan kegiatan penutup

Bertanya jawab tentang materi yang belum dipahami Memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil memperoleh skor tertinggi

(14)

Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang sudah dipelajari

Memberikan soal evaluasi kepada siswa

Tabel 7

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

No Aspek Indikator Item

1. Kegiatan pendahuluan

Persiapan siswa dalam mengikuti pelajaran 1

2. Kegiatan inti Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan menggunakan alat peraga garis bilangan

2

Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru

3

Keaktifan siswa saat guru membagi kelompok dan nomor kepala pada masing-masing

kelompok

4

Siswa antusias dalam menerima pertanyaan dari guru

5

Kerjasama dalam memecahkan soal dalam diskusi kelompok

Keberanian siswa dalam menanggapi jawaban temannya

9

3. Kegiatan penutup

Siswa dapat membuat kesimpulan tentang cara menyelesaikan setiap soal dalam LKS

10

Kemauan dan kesungguhan dalam menguasai materi

11

Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu tanpa pengaruh temannya

12

3.5.2.2Instrumen Pengumpulan Data Variabel Terikat

(15)

Kabupaten Semarang. Kisi-kisi tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 8 dan tabel 9.

Tabel 8

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV/II

Standar Kompetensi : 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : 6. 1 Menjelaskan arti pecahan dan urutannya

Indikator : 1. Mengurutkan pecahan 2. Membandingkan pecahan Teknik Pengukuran : Tes Pilihan Ganda

SK KD Indikator

6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan

masalah

6. 1 Menjelaskan arti pecahan dan urutannya

1. Mengurutkan pecahan

(16)

Tabel 9

Kisi-kisi Soal Tes Siklus II Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV/II

Standar Kompetensi : 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : 6. 2 Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan Indikator : 1. Menyederhanakan pecahan

2. Menyatakan pecahan sebagai pembagian Teknik Pengukuran : Tes Pilihan Ganda

SK KD Indikator

6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan

masalah

6. 2 Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan

1. Menyederhanakan pecahan

(17)

3.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji tiap butir soal yang nantinya akan digunakan sebagai soal evaluasi setelah pembelajaran Matematika menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dilaksanakan. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009:121). Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 16,0. Tingkat validitas suatu instrument dapat diketahui dengan cara menkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (correteditem to total correlation).

3.6.2. Hasil Uji Validitas

Soal evaluasi setiap siklus terlebih dahulu di uji coba agar diperoleh soal evaluasi tertulis diperoleh butir soal yang valid. Validitas butir soal akan menunjukan sejauh mana dapat mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat digunakan dapat mengukur apa yang ingin di ukur.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16,0. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2007: 184) mengemukakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,2. Jadi, instrumen dikatakan valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Tabel 10

Hasil Uji Validitas Siklus I

(18)

VAR00004 12.0256 10.552 .461 .866

Hasil Uji Validitas Siklus II

(19)

VAR00016 12.7179 19.366 .340 .873

VAR00017 12.6410 18.815 .569 .865

VAR00018 13.0256 18.289 .546 .865

VAR00019 12.9231 18.547 .479 .868

VAR00020 12.7692 18.603 .512 .867

VAR00021 12.7179 19.366 .340 .873

VAR00022 12.5128 19.520 .667 .866

VAR00023 12.9231 18.547 .479 .868

VAR00025 12.5128 19.520 .667 .866

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan tersebut dapat diandalkan dan konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 16,0. Reliabilitas ini diuji dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Widoyoko (2009:170) mengemukakan bahwa untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen maka digunakan kriteria sebagai berikut:

α <0,7 : tidak dapat diterima 0,7<α< 0,8 : dapat diterima 0,8 <α< 0,9 : reliabilitas bagus α> 0,9 : reliabilitas memuaskan

(20)

Tabel 12

Hasil Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Soal Siklus I

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.870 16

Tabel 13

Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen Soal Siklus II

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.874 20

Berdasarkan tabel hasil perhitungan reliabilitas soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa SD Negeri Wonorejo 04 menunjukan nilai Cronbacah Alpha pada instrumen siklus I adalah 0,862 dan nilai Cronbacah Alpha pada instrumen siklus II adalah 0,874. Sehingga dari hasil uji reliabilitas instrumen soal, baik siklus I maupun siklus II termasuk dalam tingkat reliabilitas bagus.

3.7 Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam pembelajaran Matematika menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas IV SD Negeri Wonorejo 04 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang meliputi indikator Proses dan Indikator hasil.

3.7.1. Indikator Proses

(21)

menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dikatakan berhasil jika semua langkah-langkah dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) ini sudah terlaksana terlaksana dengan baik.

3.7.2. Indikator Hasil

Indikator hasil dalam penelitian ini adalah hasil belajar Matematika. Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dinyatakan meningkatkan hasil belajar siswa SD Negeri wonorejo 04 pada siswa kelas IV mencapai 80% dari jumlah keseluruhan siswa dengan memperoleh nilai diatas KKM yaitu ≥70.

3.8 Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data yang diperoleh hasil tes dan data yang diperoleh dari hasil observasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Analisis Data Hasil Tes

Data yang diperoleh dari hasil tes atau data kuantitatif dianalisis menggunakan deskriptif komparatif dengan cara membandingkan hasil belajar yang diperoleh siswa pada kondisi awal, nilai setelah siklus I dan nilai setelah siklus II. Untuk dapat membandingkan hasil belajar siswa yang perlu dilakukan adalah dengan mengolah jawaban soal tes menjadi nilai akhir. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan nilai akhir adalah sebagai berikut:

(22)

Nilai akhir yang diperoleh kemudian dianalisis presentase ketuntasannya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang disajikan dalam tabel 14.

Tabel 14

Kriteria Ketuntasan Minimal SD Negeri Wonorejo 04 KKM Kualifikasi

≥70 Tuntas

Gambar

Gambar 1  Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
+5

Referensi

Dokumen terkait

MELALUI JALUR SELEKSI BERSAMA UJIAN MASUK POLITEKNIK NEGERI (UMPN) POLITEKNIK NEGERI MALANG TAHUN AKADEMIK 2016/2017.. PROGRAM STUDI : D3

Faktor fisik yang menyebabkan aktivitas pertannian lebih banyak dilakukan pada wilayah beting gisik yang relatif jauh dari garis

Lampiran 16 Instrumen Lembar Observasi Guru Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Siklus 1 Pertemuan kedua...165. Lampiran 17 Instrumen Lembar Observasi

Dalam perencanaan dan penyususnan Laporan Akhir yang berjudul “Implementasi IP Camera Untuk Monitoring Ruang Teori dan Lab Praktikum Berbasis Web Server di

a. Memahami pengendalian internal-penjualan: auditor mempelajari bagan arus klien, menyusun kuesioner, dan pengujian penelusuran. Mengukur resiko pengendalian

The existence of this solutions is still kept putting the death pe- nalty in criminal law, whereas the effectiveness of the death penalty is scientifically still in

Yaitu ketetapan yang memuat pembesaran memenuhi kewajiban sebagai tertera dalam undang-undang karena hal-hal yang khusus (relavatiologis) atau perbuatan

Adapun indikator anak berkarakter telah tercantum dalam sistem pendidikan nasional (Chatib: 2012, 84) yaitu religius: sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan