• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatig

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatig"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

31

oleh peneliti PTK yang digunakan berkolaborasi dengan guru kelas. Penelitian ini menggunakan tahap siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi atau pengamatan, dan refleksi.

Peneliti dalam penelitian ini tidak berperan sebagai pengajar tetapi berperan sebagai peneliti dalam perencanaan dan observasi, sedangkan pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas (Arikunto, 2007:17). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan oleh guru untuk memperbaiki keadaan yang kurang memuaskan dan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga karena letaknya strategis dengan rumah peneliti sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2014/2015, dimana pelaksanaannya diperkirakan berlangsung mulai bulan Maret 2015. Padabulan februari peneliti mulai melaksanakan observasi dan penyusunan

(2)

Tabel 3.1 Waktu Penelitian No Pelaksanaan

Penelitian

Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Observasi

2

Penyusunan proposal dan soal-soal untuk uji validitas

3

Uji validitas soal siklus 1 dan siklus 2

4

Siklus 1 Perencanaan

Pelaksanaan Observasi Refleksi

5

Siklus 2 Perencanaan

Pelaksanaan Observasi Refleksi 6 Pelaporan

3.2.3 Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dikelas 5 SD Negeri Dukuh 03

Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga dengan jumlah 16 siswa yang terdiri dari 4 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Peneliti dengan guru kelas sebagai pelaku tindakan dan siswa sebagai pembelajar. Peneliti sebagai subjek yang bertugas merencanakan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan penelitian. Sedangkan guru kelas bertindak sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran sesuai perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh peneliti.

3.3 Variabel Penelitian

(3)

proses belajar terhadap pembelajaran IPA sesuai model pembelajaran yang diterapkan.

3.3.1 Variabel Bebas (X)

Variabel Bebas atau Independen (X) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat atau dependen (Sugiyono, 2010:4). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah metode pembelajaran NHT adalah suatu model

pembelajaran berkelompok yang mengutamakan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan melatih siswa dalam berinteraksi dengan siswa yang lainnya maupun dengan guru dimana setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab terhadap tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya. Dengan begitu diharapkan siswa akan mampu menerima pelajaran dengan baik.

3.3.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel Terikat atau Dependen (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:4). Variabel terikat merupakan unsur yang diikat oleh adanya variabel yang lain, jadi variabel terikat merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah motivasi dan hasil belajar IPA siswa SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

Hasil belajar dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang setelah belajar, menerima pengalaman belajar, mengalami aktivitas belajar atau kegiatan belajar terjadi perubahan tingkah laku yang positif. Perubahan tingkah laku dapat berupa pengetahuan, sikap, minat, motivasi,

kebiasaan, kecakapan, keterampilan dan dari tidak tahu menjadi tahu, serta dari tidak mengerti menjadi mengerti dimana hasil belajar diukur dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru dan pembelajarlah yang mencapai hasil belajar.

(4)

dan usaha yang maksimal serta berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan instrumen dengan format penilaian dalam bentuk kuesioner. Instrumen bentuk kuesioner atau angket digunakan bila akan menggali ranah afektif dari yaitu motivasi belajar siswa, angket dibagikan dan diisi oleh siswa yang fungsinya untuk mengetahui respon siswa atau tingkat respon siswa dalam pembelajaran IPA.

3.4 Sumber Data

Data penelitian ini yang dapat dikumpulkan berupa informasi kegiatan proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA tentang pemahaman siswa dalam penguasaan materi IPA. Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber antara lain:

1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang pemahaman materi dan hasil belajar

dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran (Kunandar, 2008:122).

2. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran NHT dan hasil belajar serta minat belajar siswa. Selain itu, guru sebagai fasilitator dalam membantu menyiapkan dan menyelesaikan penelitian tindakan kelas khususnya guru pada mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga yang bersangkutan.

3. Tempat dan proses berlangsungnya pembelajaran IPA di SD Negeri Dukuh 03

Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

4. Dokumen atau arsip berupa daftar presensi, daftar nilai, rencana pelaksanaan

pembelajaran, foto-foto dan dokumen yang ada di sekolah yang dapat membantu peneliti untuk mengamati perkembangan siswa sebagai sumber data yang tepat.

5. Observasi/pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti di kelas 5 dalam

proses pembelajaran IPA dapat menjadi sumber yang tepat.

6. Teman sejawat dan kolaborator, sebagai sumber data untuk melihat secara

(5)

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1.1 Observasi/Pengamatan

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007:220). Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian tindakan kelas dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase

untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran (Kunandar 2008:128).

Observasi adalah pengamatan yang diperoleh secara langsung dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan guru dan siswa, dengan demikian data tersebut bersifat objektif. Metode observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga dan untuk mengamati partisipasi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Insrumen berupa observasi dilakukan jika guru mau mengamati langsung karakteristik dan motivasi belajar siswa.

3.5.1.2 Tes

Tes merupakan alat penilaian yang berupa sederetan pertanyaan yang memiliki jawaban benar dan salah, atau alat yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, dan kemampuan memecahkan masalah soal IPA. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, dan kemampuan memecahkan masalah soal IPA.

Dalam pengukuran hasil belajar mayoritas menggunakan tes tertulis dan

(6)

dari dua alternatif jawaban untuk dipilih satu diantaranya sebagai jawaban yang benar atau yang paling benar.

Hasil tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan keberhasilan tindakan. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data nilai formatif siswa pada mata pelajaran IPA semester II kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

3.5.1.3 Angket/ Kuesioner

Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan

pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Angket merupakan sebuah pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang diri pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberi jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisisan daftar pertanyaan disamping itu responden mengetahui informasi tertentu yang diminta. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa.

Motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan instrumen dengan format penilaian dalam bentuk angket. Instrumen bentuk angket digunakan bila akan menggali ranah afektif dari yaitu motivasi belajar siswa, angket dibagikan dan diisi oleh siswa yang fungsinya untuk mengetahui respon siswa atau tingkat respon siswa dalam pembelajaran IPA dengan pengguanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Dalam penelitian ini peneliti memilih dengan menggunakan angket atau kuesioner berupa pernyataan positif dan negatif.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

3.5.2.1 Lembar Observasi Respon Siswa dan Kinerja Guru dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

(7)

observasi digunakan setiap pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar afektif siswa dari motivasi belajarnya sehingga kegiatan observasi tidak terlepas dari konteks permasalahan dan tujuan penelitian.

Observasi siswa digunakan untuk mengamati tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan observasi kinerja guru digunakan untuk mengamati kinerja guru dalam proses pembelajaran berlangsung. Joyce dan Weil (dalam Winantaputra, 2012:8) indikator observasi siswa dan kinerja guru berdasarkan 5 aspek model pembelajaran NHT sebagai berikut:

1. Sintakmatik. Sintaks dari model pembelajaraan kooperatif tipe NHT yaitu

Penomoran (Numbering), Pengajuan Pertanyaan (Questioning), Berpikir Bersama (Heads Together), dan Pemberian Jawaban (Answering).

2. Sistem Sosial. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa

untuk saling membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Siswa berinteraksi dengan anggota kelompok dalam diskusi kelompok dan berinteraksi dengan anggota kelompok lain dalam diskusi kelas.

3. Prinsip Reaksi. Salah satu siswa dalam kelompok yang ditunjuk nomornya,

harus menyampaikan hasil diskusi, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi setiap anggota kelompok untuk menguasai jawaban hasil diskusi. 4. Sistem Pendukung. Sistem pendukung atau sarana yang digunakan dalam

model pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu digunakannya nomor bagi setiap siswa dan pertanyaan atau soal untuk diskusi kelompok.

5. Dampak Instruksional dan dampak pengiring. Dampak instruksional model

pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu meningkatkan prestasi belajar akademik. Sedangkan Dampak pengiring model pembelajaran kooperatif tipe

(8)

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Lembar Observasi Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dalam Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri

Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

No Aspek Indikator No.

Item 1. Sintakmatik Siswa melaksanakan sintak dengan baik.

− Penomoran (Numbering)

− Pengajuan Pertanyaan (Questioning) − Berpikir Bersama (Head Together) − Pemberian Jawaban (Answering)

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7

2. Sistem sosial Siswa saling bertukar pendapat atau membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.

Siswa berinteraksi dengan anggota kelompok dalam diskusi kelompok.

Siswa berinteraksi dengan anggota kelompok lain dalam diskusi kelas.

8, 9, 10

3. Prinsip Reaksi

Salah satu siswa dalam kelompok masing-masing yang ditunjuk nomornya, harus menyampaikan hasil diskusi, sehingga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi setiap anggota kelompok untuk menguasai jawaban hasil diskusi.

11, 12

4. Sistem Pendukung

Setiap siswa dalam anggota kelompok menggunakan nomor.

Setiap kelompok mendapatkan lembar kerja untuk didiskusikan dengan masing-masing kelompok.

13, 14

5. Dampak Instruksional

Siswa mengalami peningkatan prestasi belajar akademik.

15

6. Dampak Pengiring

(9)

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Lembar Observasi Kinerja Guru Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dalam Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas 5 SD

Negeri Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

No Aspek Indikator No.

Item 1. Sintakmatik Kegiatan Awal

1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Guru melakukan apersepsi.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 4. Guru menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran kooperatif tipe NHT.

5. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari 4 siswa. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Penomoran/Numbering

6. Guru menyampaikan tentang pembagian nomor.

Pengajuan Pertanyaan/Questioning

7. Guru memberikan pengantar mengenai materi sifat-sifat cahaya.

8. Guru menghadapkan siswa dengan seperangkat alat dan bahan percobaan.

9. Guru menjelaskan langkah percobaan. 10. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada

setiap kelompok.

11. Guru membagikan alat percobaan kepada setiap kelompok.

Elaborasi

Berfikir Bersama/Head Together

12. Guru meminta siswa melakukan percobaan. 13. Guru membimbing siswa dalam melakukan

percobaan.

14. Guru membimbing siswa berfikir bersama, mempertimbangkan berbagai pendapat dari anggota kelompoknya untuk dapat mengerjakan tugas yang telah diberiakan. Semua anggota kelompok harus dapat menyelesaikan soal dan mengetahui jawabannya.

Pemberian Jawaban/Anwering

15. Guru memanggil siswa dengan menyebutkan nomor tertentu, kemudian siswa yang

(10)

nomornya telah dipanggil berdiri dan mencoba menjawab pertanyaan atau mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. 16. Guru memberi kesempatan kepada kelompok

lain untuk menanggapi tentang hasil diskusi kelompok tersebut sehingga tercipta suasana diskusi kelas untuk menemukan jawaban yang paling benar.

Konfirmasi

17. Guru menanggapi hasil presentasi masing-masing kelompok

18. Guru mengkaitkan percobaan dengan materi pelajaran.

19. Guru mengkaitkan pembelajaran yang telah dipelajari dengan kehidupan sehari-hari. Kegiatan Akhir

20. Guru membimbing siswa untuk mengambil kesimpulan dan meringkas pembelajaran yang telah dilakuakan.

2. Sistem sosial Guru membimbing siswa untuk saling bertukar pendapat atau membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Siswa berinteraksi dengan anggota kelompok dalam diskusi kelompok.

Siswa berinteraksi dengan anggota kelompok lain dalam diskusi kelas.

21

3. Prinsip Reaksi

Guru memanggil nomor siswa untuk menyampaikan hasil diskusi, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab setiap anggota kelompok untuk menguasai jawaban hasil diskusi.

22

4. Sistem Pendukung

Guru menggunakan nomor, media, dan lembar kerja atau pertanyaan dalam diskusi kelompok.

23

5. Dampak Instruksional

Guru mengetahui peningkatan prestasi belajar akademik siswa.

24

6. Dampak Pengiring

Guru meningkatkan semangat atau motivasi siswa. 25

3.5.2.2 Butir Soal Tes

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes kemampuan mengerjakan soal tes tertulis tentang materi pada mata pelajaran IPA

(11)

atau pengetahuan siswa mengenai materi IPA dengan penggunaan model pembelajaran NHT.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga Semester II pada Siklus 1

Standar

6.1.1 Menunjukkan bukti bahwa cahaya

merambat lurus 1, 8

6.1.2 Menyebutkan jenis cermin yang

digunakan untuk bercermin 3 6.1.3 Menyebutkan sifat bayangan yang

dibentuk oleh cermin datar 4, 20 6.1.4 Menyebutkan sifat bayangan yang

dibentuk oleh cermin cembung dan cermin cekung

5, 11, 12 6.1.5 Menunjukkan bukti bahwa cahaya

dapat menembus benda bening 15, 19 6.1.6 Menyebutkan contoh benda bening 2 6.1.7 Menunjukkan bukti dari pembiasan

cahaya dalam kehidupan sehari-hari

6

6.1.8 Menentukan arah pembiasan cahaya

9, 10, 13, 14 6.1.9 Memberikan contoh pembiasan

cahaya dalam kehidupan sehari- hari

(12)

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga Semester II pada Siklus 2

Standar

6.2.1 Menyebutkan alat-alat yang memanfaatkan penerapkan sifat-sifat cahaya

13, 19

6.2.2 Menyebutkan jenis cermin yang digunakan pada periskop

1, 7, 9, 16,

17 6.2.3 Memberikan contoh penggunaan

periskop dalam kehidupan sehari-hari

8, 14

6.2.4 Menunjukkan bahan yang digunakan sebagai cermin pada alat percobaan kaleidoskop

4, 20

6.2.5 Menyebutkan sifat cahaya yang dimanfaatkan pada kaleidoskop

3

6.2.6 Menjelaskan cara kerja kaleidoskop

5

6.2.7 Siswa dapat menyebutkan alat utama yang digunakan pada lup

10, 15 6.2.8 Siswa dapat menyebutkan bahan

yang digunakan sebagai pengganti lensa cembung pada alat percobaan lup sederhana

6, 11, 12, 18 6.2.9 Siswa dapat memberikan contoh

penggunaan lup dalam kehidupan sehari-hari

2

3.5.2.3 Angket

Angket diberikan untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA. Angket motivasi belajar digunakan untuk mengungkap motivasi belajar subjek, angket ini diadopsi dari angket Freud (dalam Sardiman, 2007:83). Dirancang berdasarkan aspek-aspek motivasi. Aspek ini termuat dalam

(13)

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar No Aspek/Indikator Pernyataan

Positif 1 Tekun dalam menghadapi

tugas

1, 2, 4 3, 5 5

2 Ulet dalam menghadapi kesulitan

5 Cepat bosan pada tugas-tugas rutin

21, 23, 24 22, 25 5

6 Dapat mempertahankan Pendapatnya

26, 27, 29 28, 30 5

7 Tidak mudah melepas hal yang diyakini itu

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data berupa nilai tes yang dianalisis dengan analisis deskripstif kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka yang diperoleh dari tes tertulis dan dekriptif kualitatif yaitu berupa kata-kata atau penjelasan yang diperoleh dari lembar observasi. Kemudian hasilnya dianalisis secara deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai siklus I dan nilai siklus II. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskriptif data.

3.7 Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah penanda yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan berhasil tidaknya penelitian yang dicobakan. Untuk mengukur keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, tolok ukurnya adalah sistem belajar tuntas yaitu pencapain nilam KKM ≥67.

(14)

siswa telah mencapai nilai lebih dari ≥67 maka dikatakan tuntas secara klasikal. Sedangkan aktifitas belajar siswa (motivasi belajar siswa) dikatakan berhasil ditingkatkan jika skor minimal yang diperoleh melalui angket motivasi belajar siswa yaitu 88-111. Berikut pedoman skor motivasi dan hasil belajar siswa:

Skor motivasi belajar yang akan dicapai siswa yaitu: Pernyataan Positif dan Pernyataan Negatif

A : 136 - 160 Sangat Tinggi B : 112 - 135 Tinggi

C : 88 - 111 Sedang D : 64 - 87 Rendah

E : 40 - 63 Sangat Rendah Hasil belajar yang akan dicapai siswa yaitu: < 67 Belum Tuntas

≥ 67 Tuntas

Pada lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT indikator kinerja yang ditentukan peneliti yaitu minimal skor 3 dengan pernyataan 75% pembelajaran NHT telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

3.8 Prosedur Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus yang dipergunakan adalah model Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2006:16) terdapat empat tahap rencana tindakan, meliputi : Perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi.

(15)

Penelitian ini akan dilaksanakan melalui Siklus I dan Siklus II, sebelum dilaksanakan penelitian menyusun suatu perencanaan mengenai apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan mengenai jalannya tindakan dalam pembelajaran, setelah tindakan akan dilaksanakan refleksi berdasarkan hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan Siklus I kemudian akan dilaksanakan dan diperbaiki pada siklus II yang pelaksanaanya sama pada

siklus II. 3.8.1 Siklus I

1. Tahap perencanaan

a. Membuat perencanaan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran

NHT(Number Head Together).

b. Mementuk kelompok secara acak tanpa melihat kepandaian siswa.

c. Membuat lembar observasi untuk mengetahui minat belajar siswa selama

mendapat tindakan.

d. Menyusun tes akhir siklus I untuk mengetahui hasil belajar yang telah

dilaksanakan. 2. Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan kelas peneliti menjelaskan pembelajaran sesuai dengan rencana yang dibuat dalam bentuk rencana pembelajaran yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga tahun pelajaran 2014/ 2015.

Kegiatan dalam proses pembelajaran sebagai berikut : a. Kegiatan Awal

Proses Pembelajaran Alokasi

Waktu Apersepsi tentang materi yang akan dipelajari 10 Menit Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

(16)

b. Kegiatan Inti

Proses Pembelajaran Alokasi

Waktu a. Guru menyiapkan bahan ajar dan media pembelajaran

yang sesuai dengan materi yang telah disusun pada RPP dengan menggunakan NHT.

Tahap : Penomoran

b. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang telah dirancang oleh guru secara acak.

c. Setiap siswa diberi kepala nomor dalam setiap kelompok oleh guru.

Tahap : Mengajukan pertanyaan

d. Siswa diberi pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan oleh guru tentang materi IPA kelas 5. (elaborasi)

Tahap : Berpikir Bersama

e. Siswa menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru bersama teman satu kelompok. (eksplorasi) f. Peneliti bersama guru kelas mengamati jalannya diskusi

dalam kelompok.

g. Guru berkeliling mengamati dan membimbing diskusi dalam kelompok.

Tahap : Menjawab Pertanyaan

h. Siswa melaporkan hasil diskusi atau menuliskan jawaban dipapan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok berdasarkan kepala nomor kelompok sesuai yang dipanggil oleh guru. (elaborasi)

i. Siswa bersama siswa lain dan guru memberikan skor atas jawaban kelompok yang benar. (elaborasi)

j. Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua. (elaborasi)

k. Siswa yang mendapat skor terbanyak mendapat penghargaan dari guru. (Konfirmasi)

45 menit

c. Kegiatan Akhir

Proses Pembelajaran Alokasi

Waktu Siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran

yang telah dilaksanakan.

15 Menit

(17)

3. Pengamatan

a. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk melakukan observasi. b. Pengamat mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan

guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran. c. Pengamat mengisi lembar observasi pelaksanaan pembelajaran NHT

berdasarkan hasil pengamatan. 4. Refleksi

Dilakukan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan proses dan

hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Melakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan, kekurangan, kelemahan yang dijumpai selama pelaksanaan siklus I sebagai masukan untuk siklus ke II.

3.8.2 Siklus II

Rancangan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II dilakukan setelah mengevaluasi tindakan pada siklus I. Siklus II pelaksanaannya dilakukan seperti tahap-tahap pada siklus I tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus I, sehingga kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I tidak akan terulang pada siklus II.

1. Tahap perencanaan

a. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I

selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan merumuskan kembali materi yang muncul pada siklus I.

b. Membuat kembali pembelajaran siklus dengan mengembangkan

langkah-langkah sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT.

c. Membuat lembar observasi untuk mengetahui minat belajar siswa

siklus II.

(18)

2. Tindakan

a. Kegiatan Awal

Proses Pembelajaran Alokasi Waktu Apersepsi tentang materi yang akan dipelajari dengan

mengingatkan siswa terhadap materi yang pernah diajarkan.

10 Menit

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran berlangsung

b. Kegiatan Inti

Proses Pembelajaran Alokasi Waktu

 Guru menyiapkan bahan ajar dan media

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang telah disusun pada RPP siklus II dengan menggunakan NHT.

 Menjelaskan dan mengulang kembali materi yang sudah dijelaskan serta menjelaskan kembali peraturan dalam NHT.

Tahap : Penomoran

a. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang telah dirancang oleh guru secara acak.

b. Setiap siswa diberi kepala nomor dalam setiap kelompok oleh guru.

Tahap : Mengajukan pertanyaan

c. Siswa diberi pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan oleh guru tentang materi IPA kelas 5. (elaborasi)

Tahap : Berpikir Bersama

d. Siswa menyelesaikan tugas-tugas yang telah

disediakan oleh guru bersama teman satu kelompok. (eksplorasi)

e. Peneliti bersama guru kelas mengamati jalannya diskusi dalam kelompok.

f. Guru berkeliling mengamati dan membimbing diskusi dalam kelompok.

Tahap : Menjawab Pertanyaan

g. Siswa melaporkan hasil diskusi atau menuliskan jawaban dipapan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok berdasarkan kepala nomor kelompok sesuai yang dipanggil oleh guru.

(elaborasi)

h. Siswa bersama siswa lain dan guru memberikan skor

(19)

atas jawaban kelompok yang benar. (elaborasi) i. Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua

pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua. (elaborasi)

j. Siswa yang mendapat skor terbanyak mendapat penghargaan dari guru. (Konfirmasi)

c. Kegiatan Akhir

Proses Pembelajaran Alokasi Waktu Siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

15 Menit

Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II yang telah disediakan oleh guru secara mandiri.

3. Pengamatan

a. Peniliti mengamati jalannya pembelajaran pada siklus II mencatat temuan

yang ada pada waktu penelitian melaksanakan kegiatan KBM.

b. Pengamat mengisi lembar observasi pelaksanaan pembelajaran NHT

berdasarkan hasil pengamatan. 4. Refleksi

Data-data yang telah dicatat dalam lembar pengamatan baik siswa maupun guru serta penilaian dalam menyelesaikan tes formatif dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan. Hasil analisis dicatat apakah pada setiap tahapan sudah menunjukkan peningkatan atau belum. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa serta hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada kelas 5 dengan pelaksanaan pembelajaran yang

lebih maksimal.

3.9 Uji Instrumen Penelitian

3.9.1 Uji Validitas, Uji Reabilitas dan Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 3.9.1.1 Uji Validitas Instrumen Tes

(20)

adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Arikunto, 2011:34). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar.

rxy = (nΣxy-(Σx)(Σy) )/(√([n Σx^2 )- (Σx)^2][nΣy^2-(Σy)^2 ]) Keterangan:

rxy = koefisien korelasi pearson x = variabel bebas

y = variabel terikat n = jumlah data

Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 20,0. Tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen, ada berbagai pendapat. Kriteria intrumen menurut Saifuddin Azwar dalam Naniek Sulistya Wardani (2010:35) menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap valid jika memiliki koefissien corrected item to total correlation ≥ 0,20. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan apakah item valid atau tidak. Menghitung validitas bertujuan untuk menilai ketepatan instrument tersebut dalam mengukur kemampuan siswa.

Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 20,0. Kriteria validitas intrumen menurut Saifuddin Azwar dalam Naniek Sulistya Wardani (2010:35) menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap valid jika memiliki koefissien corrected item to total correlation ≥ 0,20.

Tabel 3.7

Koefisien Validitas

r < 0,20 tidak ada validitas 0,20 ≤ r < 0,40 validitas rendah 0,40 ≤ r ≤ 0,60 validitas sedang 0,60 ≤ r < 0,80 validitas tinggi 0,80 ≤ r < 1,00 validitas sempurna

3.9.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen Tes

(21)

α = k/(k-1)[ 1- (Σsx^2)/(Σ s tot) ] Keterangan:

α : koefisien realibilitas alpha k : jumlah item

Σ x2 : jumlah varians item Σ s tot : jumlah varians total

Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery dalam Wardani (2010: 35)

sebagai berikut:

Tabel 3.8

Rentang Indeks Reliabilitas

Nilai reliabilitas Kategori

α < 0,7 Tidak dapat diterima

0,7 ≤ α ≤ 0,8 Dapat diterima

0,8 ≤ α ≤ 0,9 Reliabilitas bagus

α > 0,9 Reliabilitas memuaskan

catatan α = Alpha

Berdasarkan teknik alpha diatas nilai reliabilitas instrumen yang dapat diterima harus lebih dari 0,7.

3.9.1.3 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes

Analisis tingkat kesukaran soal dilakukan setelah soal di uji validitas. Analisis tingkat kesukaran soal ini dilakukan untuk pemilihan instrument soal yang baik. Analisis tingkat kesukaran dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20 for windows. Dengan mengacu pada kriteria indeks yang dijabarkan oleh Sudjana (2011), dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 3.9

Kriteria Indeks Tingkat Kesukaran Soal Tingkat Kesukaran KategoriSoal

0 - 0,30 Soal kategori sukar 0,31 – 0,70 Soal kategori sedang 0,71 – 1,00 Soal kategori mudah

(22)

0,70 dikategorikan sebagai soal kategori sedang, dan 0,71 sampai 1,00 dapat dikatakan soal kategori mudah.

Rumus yang dipergunakan untuk soal obyektif. Rumusnya adalah seperti berikut ini Nitko (1996:310).

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝐾𝑒𝑠𝑢𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟𝑠𝑜𝑎𝑙

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖𝑡𝑒𝑠

3.10 Hasil Penelitian

3.10.1 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda

Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan uji validitas, uji reliabilitas dan tingkat kesukaran soal. Berikut ini adalah tabel uji validitas instrumen tes untuk masing-masing siklus.

Tabel 3.10

Hasil Validitas Instrumen Pilihan Ganda Siklus I dan II Bentuk

Instrumen Pilihan Ganda

Item Soal

Valid Tidak

Valid

Siklus I 20 soal

Nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20.

0

Siklus II 20 soal

Nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20.

0

Tabel 3.10 menunjukkan soal/instrumen yang valid dan tidak valid untuk soal pada siklus I dan siklus II yang sudah di uji validitasnya melalui SPSS 20 for windows. Pada siklus I dan siklus II dari 20 soal semua soalnya valid. Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas pada instrument tersebut. 3.10.2 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda

Reliabilitas untuk soal siklus I dan II bisa ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.11

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pilihan Ganda Siklus I dan Siklus II Reliabilitas Cronbach’s

Alpha

N of items

Siklus I .852 20

(23)

Menurut Sekaran (1922) dalam Dwi Priyatno, (2010) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Berdasarkan tabel 4.3, penghitungan dapat dibaca bahwa Cronbach’s Alpha pada soal siklus I sebesar 852 dari 20 item yang diuji. Sedangkan untuk Cronbach Alpha soal siklus II sebesar 853 dari 20 item yang diuji. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban tetap atau konsistensi untuk

diujikan kapan saja instrument tersebut disajikan. Hasil 𝑟11 yang didapat dari

perhitungan dibandingkan dengan harga r tabel product moment. Harga r tabel pada siklus I diperoleh dengan taraf signifikansi 5%. Jika 𝑟11 >𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 product

moment dengan taraf signifikansi 5% dan n = 20 diperoleh r tabel = 0,4438. Karena 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka koefisien reliabilitas butir soal memiliki kriteria

pengujian yang tinggi (reliabel) maka dapat dikatakan butir soal siklus I tersebut reliabel.

Selanjutnya harga r tabel pada siklus II diperoleh dengan taraf signifikansi 5% dan n = 20 diperoleh r tabel = 0,4438. Karena r_11>r_tabel , maka koefisien reliabilitas butir soal memiliki kriteria pengujian yang tinggi (reliabel) maka dapat dikatakan butir soal siklus II tersebut reliabel.

Setelah diuji kevaliditasan soal selanjutnya di uji tingkat Reliabilitas. Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian. Setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas soal. Selanjutnya dilakukan uji taraf kesukaran soal dengan hasil pada tabel dibawah ini:

3.10.3 Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda

Uji tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal tersebut apakah sukar, sedang, atau mudah. Adapun indeks kesukaran soal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Soal dengan P = 0,00 - 0,300 adalah soal sukar Soal dengan P = 0,301 - 0,700 adalah soal sedang Soal dengan P = 0,701 - 1,000 adalah soal mudah

(24)

Tabel 3.12

Analisis Soal Taraf Kesukaran Siklus I dan Siklus II

No Siklus Kriteria No. Butir soal Jumlah

1

I

Sukar 0 0

2 Sedang 1, 2, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 17, 19. 12

3 Mudah 3, 5, 9, 12, 15, 16, 18, 20. 8

No Siklus Kriteria No. Butir soal Jumlah

1

II

Sukar 0 0

2 Sedang 1, 2, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 14, 15, 17, 19, 20 13

3 Mudah 3, 5, 9, 12, 13, 16, 18. 7

Contoh perhitungan tingkat kesukaran untuk butir soal nomor 1 dapat dilihat pada lampiran.

3.10.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Siswa Hasil tabel uji validitas dan reliabilitas angket motivasi siswa dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.13

Hasil Uji validitas Instrumen Angket Motivasi Siswa Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 16 100.0 Excludeda 0 .0 Total 16 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

(25)

Tabel 3.14

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket Motivasi Siswa

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.941 40

Berdasarkan tabel 3.14, penghitungan dapat dibaca bahwa Cronbach’s Alpha pada soal angket motivasi belajar siswa sebesar 941 dari 40 item yang diuji. Selanjutnya harga r tabel pada angket motivasi siswa diperoleh dengan taraf signifikansi 5%. Jika 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 product moment dengan taraf signifikansi 5%

dan n = 40 diperoleh r tabel = 0,3120. Karena 𝑟11 >𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka koefisien

Gambar

Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

diambil- Selain itu pendanaan yang bersumber dari urang dapat mengurangi konflik antara manajer dengan pemegang saham (Crutchley and Hansen, 1989), hal ini dapat

Dari analisis data berdasarkan perhitungan menggunakan chi square test yang dilakukan terhadap 113 responden, didapatkan nilai Asym.sig (2-tailed) adalah 0,014, maka

Panel terdiri dari tiga anggota yang mendengar argumentasi dari pihak yang bersengketa dan setiap pihak ketiga yang berkepentingan.Jika panel

Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi hubungan seksual pada ibu menopouse di Dusun Semawung Sumberejo Tempel Sleman tahun 2012 mayoritas adalah rendah yaitu 22

Jika secara visual tidak nampak adanya suatu bentuk fungsional yang terbaik yang menunjukkan hubungan tersebut secara jelas , maka kita perlu melakukan analisis regresi dengan

Analisis data yang digunakan adalah hubungan antara panjang usus dan panjang total tubuh ikan, serta jenis makanan yang ada dalam usus ikan untuk

Lampiran 16 Instrumen Lembar Observasi Guru Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Siklus 1 Pertemuan kedua...165. Lampiran 17 Instrumen Lembar Observasi

Dalam penelitian ini digunakan beberapa sediaan probiotik yang berbeda, yaitu sediaan Rillus (A), Lacbon (B), Lacidofil (C), dan Lacto B (D) yaitu untuk melihat jumlah koloni