• Tidak ada hasil yang ditemukan

sekuritas diluf dan laba per saham

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "sekuritas diluf dan laba per saham"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SEKURITAS DILUTIF DAN LABA PER SAHAM

I. Sekuritas Dilutif

Surat berharga yang mempunyai pengaruhg mengurangi laba per saham bila surat berharga tersebut dikonversikan menjadi saham biasa.

Surat berharga ini adalah:

1. Obligasi yang dapat dikonversikan (convertible bond)

2. Saham preferen yang dapat dikonversikan (convertible preferred stock) 3. Waran, opsi dan hak atas saham

II. Obligasi yang dapat dikonversikan

1. Pengertian

Surat hutang obligasi yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa selama suatu periode waktu tertentu.

2. Pencatatan

a. Saat dijual: sama dengan surat obligasi biasa

b. Selama pemilikan: dilakukan amortisasi premium/diskonto dengan metode garis lurus/bunga efektif

III. Obligasi Konvertibel

Obligasi Konvertibel merupakan obligasi yang dapat ditukarkan atau

dikonversi dengan suatu sekuritas di dalam suatu perusahaan. Jadi ketika seseorang memegang sebuah obligasi milik suatu perusahaan, maka orang tersebut dapat menukarnya dengan sekuritas, seperti saham. Investor akan menukarkan obligasi ini dengan saham ketika saham perusahaan meningkat secara signifikan, tentu saja selain karena faktor keuntungan juga karena saham sangat menarik untuk dimiliki.

(2)

100 lembar saham biasa pada nilai pari 1.000. ketika saat penukaran, premi obligasi yang belum dibayarkan 5.000. maka ayat jurnal untuk penukaran tersebut adalah sebagai berikut

Hutang obligasi 1.000.000 Premi atas hutang obligasi 5.000

Saham biasa 100.000 Agio saham 905.000

IV. Saham Preferen Konvertibel

Setelah diatas dijelaskan apa itu obligasi konvertibel, sekarang kita bahas sedikit mengenai apa itu saham preferen konvertibel. Saham Preferen Konvertibeladalah sebuah saham preferen yang dapat ditukar atau dikonversi menjadi saham biasa sebagai contoh, anda sebagai pemegang saham preferen konvertibel 500 lembar pada nilai pari Rp.2, premi 300 menukarkan dengan saham biasa 500 lembar pada nilai pari Rp. 3. maka ayat jurnalnya sebagai berikut

Saham preferen konvertibel 1.000 Agio saham 300 Laba ditahan 200

Saham biasa 1.500

V. Waran, Opsi dan Hak atas Saham

Sertifikat yang memberi hak pada pemilik/pemegangnya untuk membeli saham biasa dengan harga tertentu dan dalam periode waktu tertentu.

Perbedaan:

1. Waran diterbitkan berkaitan dengan sekuritas lainnya untuk memperoleh kas. Terdapat

2. Waran pisah dan Waran Lekat

Hak atas Saham/Waran Bebas: diberikan kepada para pemegang saham untuk melaksanakan hak preemptif

(3)

IV. Waran

Terdapat 2 macam waran:

· Waran Pisah (detachable warrant): waran yang bisa dijual terpisah dari sekuritas lainnya

· Waran Lekat (non-detachable warrant): waran yang tidak dapat dijual terpisah dari sekuritas yang dilekatinya

Waran Pisah:

Saat dijual bersama sekuritas lainnya

Harga jual dialokasikan ke waran dan sekuritas lainnya dengan Metode Proporsional atau Inkremental

Jurnal:

Kas ……… xx

Diskonto Hutang Obligasi ………. xx

Hutang Obligasi ……….. xx

Modal DisetorWaran ………. xx

atau Kas ……… xx

Modal Saham Preferen ……….. xx

Tambahan Modal Disetor Saham Preferen………. xx

Modal Disetor Waran ……… xx

Saat dikonversikan menjadi saham biasa Kas ……… xx

Modal Disetor Waran ………. xx

Modal Saham Biasa……….. xx

Tambahan Modal Disetor Saham Biasa………. xx

Saat waran sudah kadaluwarsa Modal Disetor Waran……… xx

Modal Disetor Waran Kadaluwarsa……….. xx

Waran Lekat

(4)

· Seluruh harga jual dipakai sebagai dasar pencatatan hutang atau modal saham preferen

Hak atas Saham (rights issue) Saat dikeluarkan

Ada pembayaran yang diterima: Kas ……….. xx

Modal Disetor Hak atas Saham ……….. xx

Tidak ada pembayaran yang diterima: cukup dicatat dengan MEMO Saat Dikonversikan

Kas ……… xx Modal Disetor Hak atas Saham …………. xx

Modal Saham Biasa ………. xx Tambahan Modal Disetor Saham Biasa ……….. xx

Pengertian Laba Per Lembar Saham ( Earning Per Share/EPS )

Earning Per Share (EPS) merupakan komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Informasi EPS suatu

perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaan. EPS merupakan rasio yang menunjukkan

berapa besar keuntungan(return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham (Tjiptono dan Hendry, 2001 : 139).

Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik pada Earning Per Share (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa dan menggambarkan prospekearningperusahaan. di masa depan.

Para calon pemegang saham tertarik dengan earning per share yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan (Lukman

(5)

nilai EPS tentu saja akan menyenangkan pemegang saham, karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.

Besarnya Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan. bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan langsung atau dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan.

Earning per share atau laba per lembar saham adalah suatu analisis yang penting di dalam laporan keuangan perusahaan. Earning per share memberikan informasi kepada para pihak luar (ekstern) seberapa jauh kemampuan perusahaam menghasilkan laba untuk tiap lembar yang beredar.

Sebagai indikator keberhasilan di masa yang lalu dan harapan di masa yang akan datang, earning per share memberikan gambaran yang penting dari keberhasilan itu. Namun demikian earning per share bukan satu-satunya alat penilai keberhasilan perusahaan. Alat ini masih harur dikombinasikan dengan alat yang lain dan diinterpretasikan lebih jauh.

Pada umumnya dalam menanamkan modalnya investor mengharapkan manfaat yang akan dihasilkan dalam bentuk laba per lembar saham (EPS). Sedangkan jumlah laba per lembar saham (EPS) yang didistribusikan kepada para investor tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran deviden. Laba per lembar saham (EPS) dapat menunjukan tingkat kesejahteraan perusahaan, jadi apabila laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan kepada para investor tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan rendah maka menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat diartikan sebagai berikut :

Menurut Larson dkk ( 2000:579 ) laba per lembar saham ( ESP ) adalah :“Earning Per Share, also called net income per share, is the amount of income earned per each share of company’s outstanding common stock.”

(6)

Menurut Besley dan Brigham ( 2000:83 ) laba per lembar saham (EPS), adalah : “Earning Per Share is called ‘the bottom line’, denoting that of all the items of on the income statement.” (Laba Per Saham disebut garis bawah yang

menunjukkan bahwa dari semua item padalaporan laba rugi).

Dengan demikian, laba per lembar saham (EPS) menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.

Penilaian Laba Perlembar Saham ( EPS )

Angka laba per lembar saham (EPS) diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Karena itu langkah pertama yang dilakukan adalah memahami laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Ada dua laporan keuangan yang utama yaitu neraca dan laporan rugi laba.

Neraca menunjukan posisi kekayaan, kewajiban financial dan modal sendiri pada waktu tertentu. Laporan rugi laba menunjukan berapa penjualan yang diperoleh, berapa biaya yang ditanggung dan berapa laba yang diperoleh perusahaan pada periode waktu tertentu (biasanya selama 1 tahun).

Alasan mengapa laba per lembar saham (EPS) disajikan di laporan laba rugi menurut Niswonger dkk ( 2000:14 ) adalah :

“Jumlah absolute laba bersih sulit untuk dipakai mengevaluasi profitabilitas

perusahaan jika jumlah modal pemegang saham banyak berubah. Dalam kasus seperti itu profitabilitas perusahaan dapat dinyatakan dengan laba per lembar sahm

(EPS).”Sedangkan perhitungan laba per lembar saham (EPS) menurut Niswonger dkk ( 2001:15 ) adalah :

(7)

biasa yang beredar. Jika ada saham preferen sebelum di bagi dengan jumlah saham biasa yang beredar.”

Hubungan Laba perlembar Saham Terhadap Perubahan Harga Saham

Penelitian di Indonesia mengenai factor-faktor yang berhubungan dengan harga saham sudah banyak dilakukan. Penelitian tentang pentingnya laporan keuangan

menghasilkan bahwa 52,86% responden mengandalkan laporan keuanagn. Hasil yang lain menyatakan bahwa informasi terpenting bagi investor dan analisis sekuritas adalah laba perlembar saham (Triyono dan Jogiyanto,2004:24).

Triyono (1998) menguji informasi arus kas dari aktivitas pendanaan, investasi, operasi, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham. Sampel pada penelitian yang di lakukan adalah 34 perusahaaan manufaktur yang Go Public di BEJ, hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara arus kas, maupun ketiga

komponen adalah return saham.

Dalam prakteknya, para investor di pasar modal mempunyai beberapa motif atau tujuan dalam membeli saham bank yang telah melakukan emisi sahamnya. Motif-motif tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh deviden berdasarkan keputusan RUPS. 2. Mengejar Capital Gain jika bermain di bursa efek.

3. Menguasai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham.

LABA PERSAHAM : Perhitungan dan Analisis

Laba per saham (earnings per share-EPS) sangat banyak digunakan dalam

mengevaluasi kinerja operasi dan profitabilitas suatu perusahaan. Dilusi (dilution) merupakan pengurangan laba per saham atau peningkatan kerugian per saham yang berasal dari efek dilutive yang dikonversi menjadi laba per saham, eksekusi opsi dan waran, atau pengeluaran saham tambahan sesuai dengan kontrak tertentu.

Struktur Modal Sederhana

(8)

EPS = Laba operasi - Dividen saham prioritas Rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar

Struktur Modal yang Kompleks

Perusahaan dianggap memiliki struktur modal yang kompleks jika perusahaan

memiliki efek berpotensi dilusi seperti efek yang dapat dikonversi, opsi dan waran, dan perjanjian pengeluaran saham sejenisnya. Lebih dari 25% perusahaan yang sahamnya diperdagangkan untuk umum memiliki efek berpotensi dilusi. Untuk perusahaan dengan struktur modal yang kompleks, diwajibkan penyajian dua laba per saham yaitu EPS basic dna EPS diluted. Rumus perhitungan EPS basic sama dengan rumus pada EPS basic struktur modal sederhana. Sedangkan untuk EPS diluted : Pembilang untuk EPS diluted menyesuaikan laba bersih terhadap dampak berikutefek yang dapat dikonversi atau opsi dieksekusi :

(1)Jika saham preferen yang dikonversi menjadi saham biasanya, maka dividen saham preferen harus dikeluarkan karena diasumsikansaham preferen tidak lagi beredar. (2)Jika obligasi yang dikonversi, beban sahambiasa, maka dividen saham bersih. Ini dilakukan dengan menambahkan kembali jumlah bunga yang terjadi setelah dikurangi pajak.

Perhitungan Dasar

Earning per share pada dasarnya dihitung melalui perhitungan berikut ini: EPS = Laba operasi - Dividen saham prioritas

Rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar

Contoh:

Pada tanggal 1 januari 19X1, PT "HISAM" mempunyai saham beredar 10.000 lembar saham biasa dan 2.000 lembar saham prioritas kumulatif, tidak partisipatid 10% nominal Rp 100,00. Setiap tahun dibayarkan dividen sahan prioritas. Pada tanggal 1 juli 19X1, dijual saham baru 1.500 lembar saham biasa dan pada 1 oktober 19X1 dibeli sebagai saham treasury 1.000 lembar saham biasa. Laba tahun 19X1 adalah Rp

125.000,00.

(9)

10.500 lembar **) EPS = Rp 10,00

*) Rp 100,00 x 2.000 lembar x 10% = Rp 20.000,00. **) 1 januari - 30 juni = 10.000 X 6/12 = 5.000

Referensi

Dokumen terkait

Data debit aliran (Q), curah hujan dan evapotranspirasi dalam satuan mm/hari digunakan sebagai input Tank Model untuk di optimasi sehingga menghasilkan output

Anoraga (2000) menyatakan bahwa ada lima tahap dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli yang umum dilakukan oleh seseorang, yaitu pengenalan kebutuhan,

Terinputnya Sikerja Kegiatan Harian Kepala Bidang Penanaman Modal, Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Iklim PM dan Kasi Deregulasi

Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi nilai pakai aset yang tercermin dalam Laporan Keuangan Konsolidasian dianggap telah sesuai dan wajar, namun

Modifikasi dari pendapat Wallis (2016) tentang pengelolaan wilayah pesisir dengan pendekatan instrumen ekonomi berdasarkan jasa ekosistem yang sebaiknya untuk wilayah dengan

Pengaruh Laba Akuntansi dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Pada kondisi flypaper Effect ini, pemerintah Kota Medan memperlihatkan perilaku yang tidak seperti biasanya, sehingga adanya kecenderungan menganggarkan pengeluaran

Dalam proses interaksi antara nilai-nilai lama dan barupun madrasah harus mampu membacanya sebagai peluang untuk mewujudkan model pendidikan yang mampu menjawab tantangan