• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenalan alat alat Cuaca pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengenalan alat alat Cuaca pdf"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEGIATAN FIELDTRIP

DASAR KLIMATOLOGI PERTANIAN

“Pengenalan Alat-alat Pengukur Cuaca”

Disusun oleh :

Rizki Nurmalasari

135040118133007

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KEDIRI

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat

iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda , dan bagaimana kaitan

antara iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan

interpretasi dari data2 yang banyak dehingga memerlukan statistik dalam

pengerjaannya, orang2 sering juga mengatakan klimatologi sebagai meteorologi

statistik (Tjasyono, 2004).

Untuk menentukan iklim suatu tempat atau daerah diperlukan data cuaca

yang telah terkumpul lama (10-30 tahun)yang didapatkan dari hasil pengukuran

cuaca dengan alat ukur yang khusus atau instrumentasi klimatologi. Alat‑alat

yang digunakan harus tahan lama dari pengaruh‑pengaruh buruk cuaca untuk

dapat setiap waktu mengukur perubahan cuaca.Alat dibuat sedemikian rupa agar

hasil pengukuran tidak berubah ketelitiannya.Pemeliharaan alat yang baik

membawa keuntungan pemakaian lebih lama.

Pemasangan alat di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu agar

tidak salah ukur, harus difikirkan tentang halangan dari bangunan‑bangunan

ataupun pohon‑pohon di dekat alat.Agar data yang diperoleh dapat dibandingkan,

kemudian perbedaan data yang didapat bukanlah akibat kesalahan prosedur, tetapi

betul‑betul akibat iklimnya yang berbeda. Berdasakan hal tersebut perlunya

adanya pengetahuan mengenai alat-alat klimatologi tersebut, baik dari kegunaan

atau fungsinya dan cara menggunakannya.

Adapun alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun Meteorologi Pertanian

diantaranya alat pengukur curah hujan (Ombrometer), Alat pengukur kelembaban

relatif udara (Hygrometer), alat pengukur suhu udara (Termometer Biasa,

Termometer Maksimum, Termometer Minimum, dan Termometer

Maximum-Minimumalat pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum Permukaan

Air), alat pengukur panjang penyinaran matahari (Solarimeter tipe Combell

(3)

kecepatan angin (Anemometer) dan masih banyak yang lainnya

(Prawirowardoyo,1996).

Stasiun meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik

dan mengirimkan kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum).

Untuk yang keras menyimpan modul-modul setiap 15 menit. Hal ini dapat

menghasilkan kira-kira 20 nilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan akhir

disetiap interval keluaran. Ukuran utama dibuat di stasiun meteorologi danau vida,

pemakaian alat untuk temperatur udara, kelembaban relatif, temperatur tanah

(Fontain, 2002).

1.2 Tujuan

1) Untuk mengetahui deskripsi BMKG, tugas BMKG, definisi taman alat,

persyaratan tata letak taman alat

2) Untuk mengetahui definisi radiasi, macam-macam alat pengukur radiasi

matahari beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi radiasi

matahari serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur unsur matahari

3) Untuk mengetahui definisi suhu, macam-macam alat pengukur suhu

beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi suhu serta

kelebihan dan kekurangan alat pengukur suhu

4) Untuk mengetahui definisi kelembaban, macam-macam alat pengukur

kelembaban beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi

kelembaban serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur kelembaban

5) Untuk mengetahui definisi evaporasi, macam-macam alat pengukur

evaporasi beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi

evaporasi serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur evaporasi

6) Untuk mengetahui definisi curah hujan, macam-macam alat pengukur

curah hujan beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi

curah hujan serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur curah hujan

7) Untuk mengetahui definisi angin, macam-macam alat pengukur angin

beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi angin serta

(4)

8) Untuk mengetahui definisi awan, macam-macam alat pengukur awan

beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi awan serta

kelebihan dan kekurangan alat pengukur awan

9) Untuk mengetahui alat-alat lain yang dipasang di stasiun BMKG

1.3 Manfaat

1) Dapat mengetahui deskripsi BMKG, tugas BMKG, definisi taman alat,

persyaratan tata letak taman alat

2) Dapat mengetahui definisi radiasi, macam-macam alat pengukur radiasi

matahari beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi radiasi

matahari serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur unsur matahari

3) Dapat mengetahui definisi suhu, macam-macam alat pengukur suhu

beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi suhu serta

kelebihan dan kekurangan alat pengukur suhu

4) Dapat mengetahui definisi kelembaban, macam-macam alat pengukur

kelembaban beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi

kelembaban serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur kelembaban

5) Dapat mengetahui definisi evaporasi, macam-macam alat pengukur

evaporasi beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi

evaporasi serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur evaporasi

6) Dapat mengetahui definisi curah hujan, macam-macam alat pengukur

curah hujan beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi

curah hujan serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur curah hujan

7) Dapat mengetahui definisi angin, macam-macam alat pengukur angin

beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi angin serta

kelebihan dan kekurangan alat pengukur angin

8) Dapat mengetahui definisi awan, macam-macam alat pengukur awan

beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi awan serta

kelebihan dan kekurangan alat pengukur awan

(5)

BAB II METODOLOGI

1.1Tempat dan waktu fieldtrip

Tempat : BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geologi) Sawahan – Nganjuk

Waktu : Hari Rabu, 02 Desember 2015

Pukul : 09.00 WIB - Selesai

1.2 Alat dan bahan fieldtrip

1.2.1 Alat

a) Kamera untuk mendokumentasikan alat-alat yang ada di taman alat

dan di ruangan

b) Bolpoin untuk menulis atau meresume

c) Papan dada untuk landasan menulis

d) Modul untuk Panduan fieldtrip

e) Kertas A4 untuk menulis atau meresume

1.2.2 Bahan

1. Sangkar Meteo : sebagai tempat untuk meletakkan termometer suhu

udara.

2. Termometer maksimum dan minimum : alat untuk mengukur suhu

udara.

3. Termometer bola basah dan bola kering : alat untuk mengukur suhu

udara.

4. Open pan Evaporimeter : alat untuk mengukur evaporasi

5. Penangkar hujan type hell man :alat untuk mengukur curah hujan

dengan otomatis

6. Pengankar hujan type ombrometer : alat untuk mengukur curah hujan

dengan manual

7. Solarimeter Campbell stoke : alat untuk mengukur intensitass radiasi

matahari

8. Cup Anemometer : alat untuk mengukur kecepatan angin

(6)

BAB III ISI

3.1 BMKG

3.1.1 Deskripsi BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat

BMKG), sebelumnya bernama Badan Meteorologi dan Geofisika

(disingkat BMG) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia

yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

meteorologi,klimatologi, dan geofisika. Sejarah pengamatan meteorologi

dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan

pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala

Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai

dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.

Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh

Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah

dengan namaMagnetisch en Meteorologisch Observatorium

(Observatorium Magnetik dan Meteorologi) yang dipimpin oleh Dr.

Bergsma. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan

1945, nama instansi meteorologi dan geofisika tersebut diganti menjadi

Kisho Kauso Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada

tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua yakni:

Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi

Tentara Rakyat Indonesia, Yogyakarta, khusus untuk melayani

kepentingan Angkatan Udara. Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang

berada di Jakarta dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.

Pada tanggal 21 Juli 1947, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil

alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi

Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan

Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik

Indonesia yang berkedudukan di Jalan Gondangdia, Jakarta. Pada tahun

1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari

(7)

Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan

Pekerjaan Umum. Selanjutnya pada tahun 1950, Indonesia secara resmi

masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World

Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi

dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.

Pada tahun 1955, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah

namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika dibawah

Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan

menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen

Perhubungan Udara. Namun 10 tahun kemudian diubah lagi menjadi

Direktorat Meteorologi dan Geofisika.

Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti

namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi

setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, yang pada tahun

1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan

nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada

dibawah Departemen Perhubungan. Pada tahun 2002, melalui Keputusan

Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah

menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama

tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.

Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, BMG

berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen

(BMKG, 2014).

3.1.2 Tugas dari BMKG

Tugas dari BMKG : Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :

a) Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang

(8)

b) Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika.

c) Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi,

klimatologi, dan geofisika.

d) Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data

dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

e) Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika.

f) Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat

berkenaan dengan perubahan iklim.

g) Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak

terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor

meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

h) Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi,

dan geofisika.

i) Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang

meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

j) Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan

jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

k) Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan

komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

l) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen

pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

m) Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi,

dan geofisika.

n) Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika.

o) Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan

BMKG.

p) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab

BMKG.

(9)

r) Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi,

klimatologi, dan geofisika.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh

Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan (BMKG, 2014).

3.1.3 Definisi Taman Alat

Taman alat ialah sebidang tanah atau hamparan suatu lahan pada

tempat tertentu, dimana pada lahan tersebut merupakan tempat alat-alat

pengukur unsur cuaca dipasang (Tim Dosen Klimatologi, 2013)

3.1.4 Persyaratan Tata Letak Taman Alat

Persyaratan dasar yang harus dipenuhi untuk pembuatan taman alat

ialah:

1. Berada di permukaan tanah datar, rata dan sepenuhnya tertutup rumput

pendek yang terpelihara dengan baik. Taman alat hendaknya tidak

diletakkan di atas permukaan berbatu atau berpasir.

2. Diletakkan di tengah-tengah daerah terbuka, jauh dari pepohonan dan

gedung

3. Cukup luas dan masing-masing alat tersusun dengan baik, sehingga

tidak saling menghalangi.

4. Diberi pagar kawat setinggi kira-kira 1 – 2 meter.

5. Pintu masuk disebelah utara atau selatan dan terkunci baik Modul

Praktikum Klimatologi 4 Luas taman alat tergantung jumlah dan macam

alat.

Menurut WMO untuk pemasangan alat yang terdiri dari pengukur

suhu udara dan kelembaban udara saja, memerlukan sebidang tanah

berukuran paling sempit yaitu 9 x 6 meter. Adapun untuk sebuah stasiun

klimatologi pertanian yang lengkap dibutuhkan daerah terbuka yang

berukuran paling sempit 10 x 10 meter (Doorenbas, 1976).

3.2 Radiasi Matahari

3.2.1 Definsi Radiasi Matahari

Radiasi matahari merupakan unsure iklim/cuaca utama yang akan

mempengaruhi keadaan unsure iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan

(10)

akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan, suhu udara,

kelembabannisbiudara, dan lain-lain. Pengendali iklim suatu wilayah akan

sangat berbeda dari pengendali iklim di bumi secara menyeluruh (Handoko,

1994)

3.2.2 Macam-Macam Alat Pengukur Radiasi Matahari Dan Beserta Cara Kerjanya.

Alat-alat pengukur radisai matahari ada Solarymeter, dalam

solarymeter ini menggunakan 2 kertas pias, yaiut kertas pias tipe campbell

stokes dan kertas pias tipe jordan ada Actinograph :

A. Solarymeter tipe Campbel stokes

Digunakan untuk mengukur lama matahari bersinar. Data yang

dihasilkan dinyatakan dalam satuan jam atau persen (%).

Bagian-bagian alat :

a) Lensa bola kaca pejal, r = 7,3 cm

b) Busur pemegang bola kaca pejal

c) Sekrup pengunci kedudukan lensa

d) Sekrup pengatur kemiringan

e) Mangkuk tempat kertas pias

Cara Kerja :

Sinar yang datang difokuskan pada bola kristal yang dibawahnya

ada kertas pias, jika sinar terfokus akan membuat/menimbulkan geresan

hitam pada kertas hitam. Goresan ini yang digunakan yang digunakan untuk

mengukur intensitas sinar matahari, ini dilakukan setiap hari. Pias

combell-stokes tidak akan terbakar jika radiasi matahari minimum belum tercapai

(kira-kira 0,2 sampai (n) cm-2 menit-1).

B. Solarymeter Tipe Jordan

Digunakan untuk mengukur lamanya penyinaran surya per jam.

Prinsip kerja alat ini adalah pembakaran pias.

Bagian-bagian Alat :

a) Cela sinar,

b) silinder Jordan,

(11)

d) pengatur inklinasi (kemiringan)

e) dasar alat

f) kaki penyangga.

Cara kerja :

Berkas sinar yang masuk akan bereaksi dengan kalium Fero sianida

atau Ferro amonim sitrat yang sebelumnya telah dioleskan pada kertas

pias.Garam pero akan beroksidasi sehingga membentuk noda apabila kertas

pias kita cuci dengan aquades. Dari panjang noda yang terbentuk akan dapat

diukur panjang penyinaran aktual.

C. Actinograph

Actinograph adalah alat untuk mengukur total intensitas dari radiasi

matahari langsung. Maksud dari pengukuran intensitas radiasi matahari ini

adalah untuk mengetahui total intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan

bumi baik yang langsung maupun yang dibaurkan oleh atmosfer.

Bagian-bagian alat :

a) Sensor, yang terdiri dari masing-masing 2 strip bimetal yang bercat

hitam dan putih

b) Glass dome (bulatan bola gelas), mentransmisikan 90% energi

elektromagnetik

c) Plat pengatur bimetal

d) Mekanik pembesar

e) Tangkai dan pena pencatat

f) Drum clock / silinder berputar yang dilengkapi dengan kertas pias

g) Pengatur atau perata-rata air

h) Kontainer silica gel, menyerap uap air agar tidak terjadi kondensasi

pada permukaan glassdome

i) Bagian dasar

j) Penutup atau cover

Cara Kerja :

Berperekam atau otomatis mengukur setiap saat pada siang hari

radiasi surya yang jatuh ke alat. Sensor atau yang peka bila kena sinar surya

(12)

surya. Panas karena radiasi yang diserap ini membuat bimetal melengkung.

Besarnya lengkungan sebanding radiasi yang diterima sensor. Lengkungan

ini disampaikan secara mekanis ke jarum penulis di atas pias yang berputar

menurut waktu. Hasil rekaman sehari ini berbentuk grafik. Luas

grafik/integral dari grafik sebanding dengan jumlah radiasi surya yang

ditangkap oleh sensor selama sehari (Kurniawan, 2002).

3.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Radiasi Matahari 1.Jarak matahari.

Semakin jauh jarak bumi terhadap matahari → semakin rendah jumlah radiasi matahari yg sampai di PB

2. Sudut datang radiasi matahari

Besar kecilnya sudut datang sinar matahari pd PB. Jumlah yg

diterima berbanding lurus dg sudut datang. Sinar dengan sudut datang yg

miring kurang memberikan energi pd PB disebabkan karena energinya

tersebar pd permukaan yg luas dan juga karena sinar tersebut harus

menempuh lap ATM yg > jauh dibanding jika sinar dg sudut datang yg ┴.

3. Panjang hari (sun duration)

Semakin panjang panjang hari → semakin banyak jumlah radiasi matahari yang sampai di PB

4. Pengaruh Atmosfer

Sinar yang melalui atmosfer sebagian akan diadsorbsi oleh gas-gas,

debu dan uap air, dipantulkan kembali, dipancarkan dan sisanya diteruskan

ke PB (Herlina, 2015).

3.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Alat Pengukur Unsur Radiasi Matahari

Berikut adalah tabel kelebihan dan kekurangan alat-alat pengukur

(13)

Nama Alat Ukur Kelebihan Kekurangan

Solarimeter Type

Compbell-Stokes

a. Dapat menyesuaikan letak

kedudukan matahari pada saat

alat dipasang dengan

menggunakan kertas pias yang

bentuknya berbeda-beda.

penyinaran matahari pada hari

selanjutnya. Jadi dinilai kurang

praktis.

c. Alat ini harus diletakkan di tempat

terbuka dan tempat yang banyak

mengenai cahaya matahari.

Solarimeter Type Jordan a. Langsung dapat diketahui

besarannya.

kepekaan baku terhadap sinar

ditentukan oleh ketelitian penyiapan

kertas pias.

b. Pengamatan atau pencatatan data

tidak boleh ditunda

c. Penyimpanan alat ini harus rapat.

d. Kurang praktis.

Aktinograf a. Pencatat data otomatis

tercatat pada kertas grafik.

b. Kedap terhadap radiasi

gelombang panjang dan hanya

mengukur radiasi gelombang

Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk

mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya

pengukur dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit

(F). Suhu udara tertinggi simuka bumi adalah didaerah tropis (sekitar

ekoator) dan makin ke kutub semakin dingin. Di lain pihak, pada waktu

kita mendaki gunung, suhu udara terasa terasa dingin jika ketinggian

(14)

bertambah 100 meter maka suhu akan berkurang (turun) rata-rata 0,6 ˚C. Penurunan suhu semacam ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, lapse rate adalah 1 ˚C (Lakitan, 1997)

3.3.2 Macam-Macam Alat Pengukur Suhu Dan Beserta Cara Kerjanya

Alat pengukur suhu udara ada 4 macam antara lain :  Termometer bola kering

 Termometer bola basah  Termometer maksimum  Termometer minimum

Alat pengukur suhu udara dipengaruhi langsung oleh matahari

Oleh Karena itu alat-alat tersebut harus ditempatakan pada tempat tertentu

yaitu pada sangkar meteorology.

a. Termometer bola kering

Alat ini berfungsi untuk mengukur kelembaban udara. Pada

prinsipnya alat ini hampir sama dengan thermometer bola basah yang

membedakan hanya pada cara kerjanya. Alat ini bekerja melalui proses

pemuatan. Jika suhu naik, air raksa dalam pipa kapiler akan memuai dan

bergerak naik.

Cara Kerja :

Tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu

udara sebenarnya.

b. Termometer bola basah

Alat ini berfungsi untuk mengukur suhu udara. Pada saaat

pengukuran alat ini dipasang berdampingan dengan bola kering pada

tiang statis.

Termometer ini terdiri dari tabung gelas yang didalamnya

terdapat pipa kapiler. Pada ujung yang lain dihubungkan dengan air yang

ada pada bak (dihubungkan dengan kain muslin dan baik air

(15)

Cara kerja :

Termometer bola basah dalam proses kerjanya dihuibungkan

dengan udara luar melalui kain muslin yang dihubungkan dengan air.

Pada dasarnya alat ini bekerja melalui proses penguapan. Pada saaat

suhu nai,k maKa air yang ada pada kain mudslin akan menguap sehingga

air raksa dalam pipa kapiler bergeak turuin dan mennyusut

c. Termometer maksimum

Thermometer ini berfungsi untuk mengetahui suhu maksimum

dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam jangka waktu satu hari.

Tetapi di atas reservoid terdapat suatu bagian yang sempit karena adanya

stip kaca. Jika suhu naik air raksa dalam reservoir a kan memmuai dan

dipaksa melalui bagian sempit ke dalam pipa kapiler. Jika suhunya

turun, air raksa dalam pipa kapiler tidak kembali dalam reseervoir

karena tertahan bagian yang sempit.

Cara Kerja :

Suhu max dan min dibaca pada ujung bawah indeks, setelah itu Indeks

bagian kanan menunjukkan suhu max, indeks bagian

kirimenunjukkan suhu min.

d. Termometer minimum

Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu terendah dalam

waktu tertentu yaitu dalam waktu satu hari. Di dalam pipa kapiler

terdapat stip kaca karena reaksi alkohol tidak seberapa cepat. Maka

reservoir termometer ini dapat dibuat dalam bentuk tapak kuda.

Cara Kerja :

Jika terdapat penurunan suhu udara maka alcohol dalam reservoir

akan menyumbat sehingga alcohol dalam pipa kapiler akan mengisi

ruang hampa yang terjadi dalam reservoir, sehingga indeks yang ada

dldam pipa kapile ikut menggesser sesuia dengan penurunan suhu udara

saaat itu

Bila suhu udara naik, maka alcohol akan memuai mengisi atau

(16)

naik. Namun indeks akan teap pada tempatnya. Bila suhu udara turun

lagi dan lebih rendah dari semula maka alcohol dalam pipa kapiler akan

turun dan lebih rendah dari yang semula.sehingga alcohol daam pipa

kapiler akan turun dan tingginya sesuai dengan angka yang

ditunjukkkan dalam suatu indeks. Jika s uhu udara turun lagi sampai di

bawah angka penurunan yang kedua, ini merupakan suhu udara yang

terendah yang tercapai dalam periode tersebut. Dan bila periode harian,

maka waktu pengamatan hanya dilakukan satu kali yaitu pada waktu

siang hari sebagai waktu pengamatan kedua dari pengamatan cuaca yang

pada umumnya dilakukan pada setiap stasiun. Sedangkan pengamatan

pada periode/hari berikutnya, maka permukaan alkohol pada pipa kapiler

harus dikembalikan dengan cara indeks dimiringkan kea rah suhu yang

tinggi.

Temperatur yang terendah dan tecapai pada suatu saat

ditunjukkan oleh suatu stip kaca yang terdapat dalam bejana kapiler.

apabila temperatur itu turun maka stip kaca dibawa oleh kekuatan

alcohol, akan tetap pada tempatnya jika temperature naik. Jadi ujung stip

menunjukkan temperature yang terendah (Lakitan, 2002).

3.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Suhu

Temperatur udara adalah tingkat atau derajat panas dari kegiatan

molekul dalam atmosfer yang dinyatakan dengan skala Celcius,

Fahrenheit, atau skala Reamur. Perlu diketahui bahwa suhu udara antara

daerah satu dengan daerah lain sangat berbeda. Hal ini sangat dipengaruhi

oleh hal-hal tersebut (Kamala sari, 2007).

a. Sudut Datangnya Sinar Matahari

Sudut datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari,

sedangkan sudut terbesar pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00

siang. Sudut datangnya sinar matahari yaitu sudut yang dibentuk oleh

sinar matahari dan suatu bidang di permukaan bumi. Semakin besar sudut

datangnya sinar matahari, maka semakin tegak datangnya sinar sehingga

(17)

datangnya sinar matahari, berarti semakin miring datangnya sinar dan

suhu yang diterima bumi semakin rendah.

b. Tinggi Rendahnya Tempat

Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di

tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin

rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan semakin tinggi.

Perbedaan temperatur udara yang disebabkan adanya perbedaan tinggi

rendah suatu daerah disebut amplitudo. Perbedaan temperatur tinggi

rendahnya suatu daerah dinamakan derajat geotermis. Suhu udara

rata-rata tahunan pada setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai

dengan tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut.

c. Angin dan Arus Laut

Angin dan arus laut mempunyai pengaruh terhadap temperatur

udara. Misalnya, angin dan arus dari daerah yang dingin, akan

menyebabkan daerah yang dilalui angin tersebut juga akan menjadi

dingin.

d. Lamanya Penyinaran

Lamanya penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari

letak garis lintangnya. Semakin rendah letak garis lintangnya maka

semakin lama daerah tersebut mendapatkan sinar matahari dan suhu

udaranya semakin tinggi. Sebaliknya, semakin tinggi letak garis lintang

maka intensitas penyinaran matahari semakin kecil sehingga suhu

udaranya semakin rendah. Indonesia yang terletak di daerah lintang

rendah (6 °LU – 11 °LS) mendapatkan penyinaran matahari relatif lebih lama sehingga suhu rata-rata hariannya cukup tinggi.

e. Awan

Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi.

Jika suatu daerah terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima

bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan sinar matahari tertutup oleh awan

dan kemampuan awan menyerap panas matahari. Permukaan daratan

lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas, sedangkan

(18)

melepaskan panas. Apabila udara pada siang hari diselimuti oleh awan,

maka temperatur udara pada malam hari akan semakin dingin.

3.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Alat Pengukur suhu

a) Kelebihan Termometer Maximum

Kelebihan termometer maksimum yaitu jika suhu panas maka

air raksa bergerak keatas tetapi jika suhu turun, permukaan air raksa

tetap pada kedudukan seperti pada waktu suhu panas, hal ini

disebabkan adanya konstruksi yang menutup air raksa ke tandon

(reservoir) kembali ke term, ommeter harus dikitas-kitaskan dengan

kuat.

 Kelemahannya harus diletakan pada posisi hampir mendatar agar mudah terjadi pemuaian.

b) Termometer minimum

yaitu agar gaya grafitasi tidak ada maka termometer minimum

diletakkan mendatar.

 Kelemahannya bekerja hanya gaya permukaannya saja. (Kurniawana, 2002)

3.4 Kelembapan

3.4.1 Definisi Kelembapan

Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi

ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik

atau kelembapan relatif (Tjasyono, 1992)

3.4.2 Macam-Macam Alat Pengukur Kelembapan Dan Beserta Cara Kerjanya

1. Psikometer Assman

Satuan alat ini yaitu oC dengan ketelitian 0.2oC. Prinsip

kerjanya berdasarkan hukum termodinamika. Cara pemasangannya yaitu

jinjing (portable). Untuk pengamatannya kain kassa pada TBB dibasahi.

Kemudian pegas kipas diputar sehingga kipas akan mengalirkan udara

dengan kecepatan 5 m/s di bagian reservoirnya. Pengamatan dilakukan

(19)

2. Higrograph

Higrograf ini terdiri dari silinder choronometer, batang penulis

(pena), sumbu pengatur, seutas rambut dan kotak pelindung.

Cara Kerja :

Naik turunnya pena dan gerak mendatarnya, ditentukan oleh silinder

dan oleh serat rambut. Apabila udara ini lembab, maka rambut memanjang

diteruskan oleh sumbu pengatur kebatang pena, kemudian pena bergerak

naik (persentase lengas naik). Sebaliknya, jika udara mengering, rambut

mengerut, lalu pena turun (persentase lengas turun), (Kurniawan, 2002)

3.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelembaban

a. Sinar matahari

Sumber panas utama untuk bumi dan atmosfer adalah matahari, dalam

bentuk gelombang elektromagnetik. Energi radiasi dari matahari yang

sampai kepermukaan bumi disebut insolation (incoming solar radiation).

Insolation terdiri atas sinar-sinar dengan panjang gelombang lebih pendek

dalam spektrum matahari dan paling efektif memanasi bumi. Jika sinar dari

spektrum matahari mencapai bumi sebagian diserap dan dirubah dari

gelombang panjang yang dikenal sebagai panas.

b. Kabut

Kabut dapat terjadi diwaktu malam yang cerah, ketika udara yang

dingin yang mengalir melalui permukaan air yang masih panas hal seperti

itu yang terjadi didaerah kutub yang disebut asap laut dan juga terdapat

diatas selokan-selokan pada pagi hari. Kabut dapat terjadi pada cuaca tanpa

angin sebagai akibat dari temperatur yang turun terus. Kabut terdiri dari

tetes-tetes air yang sangat kecil yang melayang-layang di udara dan

mengakibatkan berkurangnya penglihatan mendatar pada pada permukaan

bumi hingga kurang dari 1 km. Tetes-tetes kecil ini dapat dilihat dengan

mata biasa, jika berada pada suatu tempat yang cukup penerangan. Mereka

bergerak mengikuti gerakan udara yang ada. Udara dalam keadaan kabut

akan terasa lembab, sejuk dan basah dengan kelembaban udara disekitar

(20)

c. Hujan

Hujan adalah jatuhan titik air yang mencapai tanah. Hujan yang

tidak dapat mencapai tanah disebut verga. Hujan yang mencapai tanah dapat

diukur dengan jalan mengukur tinggi air dengan cara-cara tertentu. Hasil

pengukuran ini kemudian disebut curah hujan dengan tanpa mengingat

macam atau bentuk hujan pada saat mencapai tanah. Intensitas hujan

ditentukan dari tingkat berakumulasinya curah hujan diatas suatu

permukaan yang datar, jika air hujan tersebut tidak mengalir. Fluktuasi

kandungan uap air di udara lebih besar pada lapisan udara dekat permukaan

dan semakin kecil dengan bertambahnya ketinggian. Hal ini terjadi karena

uap air bersumber dari permukaan dan proses kondensasi berlangsung juga

pada permukaan. Pada siang hari kelembaban lebih tinggi pada udara dekat

permukaan disebabkan penambahan uap air hasil evepotranspirasi dari

permukaan.

Proses ini berlangsung karena permukaan tanah menyerap radiasi

matahari selama siang hari tersebut. Sebaliknya pada malam hari

kelembaban lebih rendah pada udara dekat permukaan. Pada malam hari

akan berlangsung proses kondensasi atau pengembunan yang memanfaatkan

uap air yang berasal dari udara. Oleh sebab itu, Kandungan uap air di udara

dekat permukaan tersebut akan berkurang. Kelembaban udara pada

ketinggian lebih dari 2 meter dari permukaan tidak menunjukan perbedaan

yang nyata antara malam dan siang hari. Pada lapisan udara yang lebih

tinggi tersebut, pengaruh angin menjadi lebih besar. Udara lembab dan

udara kering dapat tercampur lebih cepat. (Lakitan, 2002). Tinggi rendahnya

kelembaban udara dapat menentukan besar kecilnya kandungan bahan

pencemar baik di ruang tertutup maupun ruangterbuka akibat adanya pelarut

bahan pencemar yang menyebabkan terjadinya pencemaran.

3.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Alat Pengukur Kelembapan 1. Psicrometer Assman

a) Kelebihan

alat ini yaitu bisa dipasang di dalam sangkar atau digantung pada

(21)

b) Kekurangannya

yaitu kemampuan kecepatan angin terbatas sekitar 5m/detik.

2. Higrograph

a) Kelebihannya

Kelebihan alat ini yaitu dapat mengukur kelembaban relatif secara langsung

dan terdapat tabel untuk mengubah pembacaan temperatur ke data

kelembaban udara.

b) Kekurangannya

hubungan kelembaban dan pemasangan tidak linear, tidak terlalu teliti

(sekitar 5%), meskipun rambut kuda mempunyai sifat higroskopis yang baik

(Kurniawan, 2002).

3.5 Evaporasi

3.5.1 Definisi Evaporasi

Evaporasi secara umum dapat didefinisikan dalam sua kondisi,

yaitu : (1) evaporasi yang berarti proses penguapan yang terjadi secara

alami, dan (2) evaporasi yang dimaknai dengan proses penguapan yang

timbul akibat diberikan uap panas 9steam) dalam suatu peralatan.

Evaporasi dapt diartikan sebagai proses penguapan dari liquid (cairan)

dengan penambahan panas (Trewartha, 1980).

3.5.2 Macam-Macam Alat Pengukur Evaporasi Dan Beserta Cara Kerjanya

Alat – alat untuk mengukur evaporasi ada 3 macam yaitu : Open pan evaporimeter, Lysimeter, pichemeter.

a. Open Pan evaporimeter

Bagian-bagian alat :

1. Panci untuk menampung air yang berdiameter 120 cm dan tinggi 30

cm

2. Hook geuge (batang berskala) untuk mengetahui ketinggian air dalam

panic

3. stiff well (bejana) untuk menempakkan hook geuge sehingga mudah

(22)

4. kayu penopang untuk penyangga panic sehingga tidak bersentuhan

dengan tanah karena tanah menngandung panas yang akan

menambah penguapan

5. temometer aur untuk mengukur suhu air permukaan.

cara kerja :

Panci penguapan diisi air setinggi 20 cm sehingga di atas

rongga 5 cm pengukuran dilaksanakan pada permukaan air dalam

keadaan tenang di dalam tabung peredam riak. Untuk mengukur dan

membaca skalanya, maka tabung pengaman didekaatkan ke panci dengan

maksud agar permukaan air tetap tenang dan tidak terlalu bergelombang.

Sesudah itu sekrup patrol diputar sambil melihat ujung panci dari

hungging di dalam tabung pengaman. Skrup pengontrol yaitu berada di

atas penyangga hugging berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan

skala. Jika sikrup itu diputar kembali ke kanan maka tiang skala

turun angka yang dibaca adalah angka yang terdapat tegak lurus

demngan sekrup pengontrol. Adapun skala yang terrtera pada skala adalah

angka (1) sampai (100).

b. Piche meter Bagian-bagian alat :

a. Tabung kaca tempat air yang berskala dalam satuan mm.

b. Kawat penjepit tempat meletakkan kertas berpori.

c. Penggantung

d. Satuan Alat : ml

e. Satuan Pengukuran : mm

f. Ketelitian Alat : 0,1 ml

Prinsip kerja : Selisih tinggi permukaan air.

Cara kerja :

Air yang terdapat dalam pinche evaporimeter akan menguap (yang

terdapat pada tabuing yang berisi air). Kertas saring dan air dihubungkan

dengan pipa kapiler yang menjaga supaya kertas saring selalu kering dan

(23)

pengukur dapat diketahui banyaknya air yang hilang karena penguapan

setiap saat.

c. Lysimeter

Alat ini berguna untuk mengukur penguapan air didalam tanah yang

mana ditanah tempat pengujian tersebut terdapat beberapa jenis tanah

dengan keadaan permukaan yang berbeda. Seperti permukaan satu dengan

yang lain, ada yang terdapat tanah kosong (bare Land), tanah yang

ditanami rumput, tanah yang ditanami pepohonan kecil, dan bisa juga

tanah berpasir.

Cara kerja :

Cara kerja alat ini adalah, tiap pagi, kira-kira pukul 07.00 atau 08.00

waktu setempat. Atau berpedoman sebelum matahari terlalu tinggi juga

bisa, tuang air pada masing-masing tanah pengujian sebanyak 8 liter air.

Setelah itu tunggu sampai 24 jam. Ambil air melalui kran yang berada

dibagian bawah, dan kemudian dilakukan pengukuran, berapa liter jumlah

air yang meluap (sisa air) (Kurniawan, 2002)

3.5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi evaporasi

1. Radiasi Matahari

Pada setiap perubahan bentuk zat; dari es menjadi air

(pencairan), dari zat cair menjadi gas (penguapan) dan dari es lengsung

menjadi uap air (penyubliman) diperlukan panas laten (laten heat). Panas

laten untuk penguapan berasal dari radiasi matahari dan tanah. Radiasi

matahari merupakan sumber utama panas dan mempengaruhi jumlah

evaporasi di atas permukaan bumi, yang tergantung letak pada garis

lintang dan musim. Radiasi matahari di suatu lokasi bervariasi sepanjang

tahun, yang tergantung pada letak lokasi (garis lintang) dan deklinasi

matahari. Pada bulan Desember kedudukan matahari berada paling jauh di

selatan, sementara pada bulan Juni kedudukan matahari berada palng jauh

di utara. daerah yang berada di belahan bumi selatan menerima radiasi

maksimum matahari pada bulan Desember, sementara radiasi terkecil pada

bulan Juni, begitu pula sebaliknya. Radiasi matahari yang sampai ke

(24)

awan dinyatakan dalam persentase dari lama penyinaran matahari nyata

terhadap lama penyinaran matahari yang mungkin terjadi.

2. Temperatur

Temperatur udara pada permukaan evaporasi sangat berpengaruh

terhadap evaporasi. Semakin tinggi temperatur semakin besar kemampuan

udara untuk menyerap uap air. Selain itu semakin tinggi temperatur, energi

kinetik molekul air meningkat sehingga molekul air semakin banyak yang

berpindah ke lapis udara di atasnya dalam bentuk uap air. Oleh karena itu

di daerah beriklim tropis jumlah evaorasi lebih tinggi, di banding dengan

daerah di kutub (daerah beriklim dingin). Untuk variasi harian dan bulanan

temperatur udara di Indonesia relatif kecil.

3. Kelembaban Udara

Pada saat terjadi penguapan, tekanan udara pada lapisan udara

tepat di atas permukaan air lebih rendah di banding tekanan pada

permukaan air. Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan terjadinya

penguapan. Pada waktu penguapan terjadi, uap air bergabung dengan

udara di atas permukaan air, sehingga udara mengandung uap air.

Udara lembab merupakan campuran dari udara kering dan uap

air. Apabila jumlah uap air yang masuk ke udara semakin banyak, tekanan

uapnya juga semakin tinggi. Akibatnya perbedaan tekanan uap semakin

kecil, yang menyebabkan berkurangnya laju penguapan. Apabila udara di

atas permukaan air sudah jenuh uap air tekanan udara telah mencapai

tekanan uap jenuh, di mana pada saat itu penguapan terhenti. Kelembaban

udara dinyatakan dengan kelembaban relatif.

Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan

perairan laut cukup luas, mempunyai kelembaban udara tinggi.

Kelembaban udara tergantung pada musim, di mana nilainya tinggi pada

musim penghujan dan berkurang pada musim kemarau. Di daerah pesisir

kelembaban udara akan lebih tinggi daripada di daerah pedalaman.

4. Kecepatan Angin

Penguapan yang terjadi menyebabkan udara di atas permukaan

(25)

terhadap uap air dan proses evaporasi terhenti. Agar proses penguapan

dapat berjalan terus lapisan udara yang telah jenuh tersebut harus diganti

dengan udara kering. Penggantian tersebut dapat terjadi apabila ada angin.

Oleh karena itu kecepatan angin merupakan faktor penting dalam

evaporasi. Di daerah terbuka dan banyak angin, penguapan akan lebih

besar daripada di daerah yang terlindung dan udara diam.

Untuk di negara Indonesia, kecepatan angin relatif rendah. Pada

musim penghujan angin dominan berasal dari barat laut yang membawa

banyak uap air, sementara pada musim kemarau angin berasal dari

tenggara yang kering ( Triadmojo, 2010)

3.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Alat Pengukur Evaporasi 1. Piche Evaporimeter :

a) Kelebihan

 Memiliki konstruksi yang sederhana karena mudah pengamatan dan penggunaanya yang praktis.

 Dapat diketahui besarnya penguapan dari penyusutan air dalam tabung pada waktu pengamatan berikutnya.

 Ukuran alat kecil sehingga mudah dipasang atau ditempatkan di lapang

Harganya relative murah.

b) Kekurangan

 Ukuran sensor yang terlalu kecil menyebabkan representative untuk mewakili permukaan alamiah.

 Permukaan sensor mudah tertutup oleh debu atau ditumbuhi lumut atau jamur, hilangnya sejumlah air yang diuapkan tidak

lagi dapat menggambarkan tinggi air dalam reservoir.

 Tidak ada keseragaman bahan sensor, warna, dan ukuran, menyebabkan kesulitan penggunaan data/hasil atmosfer dari

berbagai tipe. Mudah rusak

(26)

2. Panci Evaporasi : a) Kelebihan

 Alat ini mempunyai ketelitian 0,02 mm lebih teliti dibandingkan evaporimeter piche.

Dapat mengukur evaporasi setiap hari. Evaporasi dapat diukur walau terjadi hujan.

b) Kekurangan:

 Apabila terjadi hujan lebat minimal 54 ml, air akan tumpah air dari bak sehingga besarnya penguapan yang terjadi tidak

dapat diukur dan pengukuran volume air dengan cara

menambahkan atau mengurangi. Hal ini dirasa kurang

praktis. Selain itu, harus diamati secara rutin.

 Sering terjadi gangguan oleh debu, burung (binatang), dan lumut, serta percikan air hujan sehingga nilai kebenaran dan

ketelitiannya masih kurang (Danda, 2015)

3.6 Curah Hujan

3.6.1 Definisi Curah Hujan

Curah hujan adalah jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah

selama waktu tertentu. Untuk mengetahui besarnya curah hujan digunakan

alat yang disebut penakar hujan (P. Switzerb, 2006).

Curah hujan merupakan unsur iklim yang sangat penting dalam

siklus hidrologi. Studi iklim yang membahas mengenai curah hujan pada

suatu area hingga saat ini masih terbatas pada area yang kecil. Hal ini

diakibatkan oleh jumlah data stasiun penakar hujan yang terbatas (Aldrian,

2003)

3.6.2 Macam-Macam Alat Pengukur Curah Hujan Dan Beserta Cara Kerjanya

Alat pengukur curah hujan ada dua macam yaitu alat pengukur

curah hujan tipe Hellman dan alat pengukur curah hujan Ombrometer.

a) Alat Pengukur Hujan Type Hellman.

Alat ini bekerja secara otomatis, tingginya 150 cm dari permukaan

(27)

hari tau 24 jam dalam satuan (mm) pengamatan yang dilakukan dimulai

pada jam 07.00 pagi

Cara Kerja Alat :

Pada saat terjadi hujan, air huajan ayang jatuh akan masuak

kedalam mulut corong kermudian diteruskan dalam saluran pelampung.

Bila huajan berlanhsung terus, maka pelampung akan terangkat adan pena

pencatat akan terangkat pula dan akan membentuk grafik pada kertas pias,

bila pena pencatat telah menunjukakan angka 10 maka penah tersebut akan

kembali ke angka nol begitu seterusnya sampai hujan berhenti adan

apabiala air dalam pelampung telah penuh maka pada kertas pias akan

terdapat dua garis yaitu:

 Garis vertical yang menunjukkan besar kecilnya curan hujan.

 Garis horizontal yang menunjukkan jam (waktu) sealama turunnya hujan.

Jumlah curah hujan dalam sehari berdasarkan grafik yang ditunjukkan

pada kertas pias dapat dihitung dengan rumus :

(d x 10) + Y mm

dimana :

d = Berapa kali tecapai curah hujan dalam 10 mm

Y = nilai skala terakhir yang ditunjukkan pada grafik

Pada setiap penggunaan pias baru , pena harus dikembalikan pada

angka nol. Jika curah hujan setempat rendah dan penah tidak mencapai

angka nol , maka kita dapat menambahkan air dengan bantuan gelas ukur

dengan ketentuan bahwa air yang ditambahkan harus ducatat jumlahnya.

Misalnya : Keduduakan terakhir dari pena pencatat menunjukkan

7mm maka untuk mengembalikan ke skala nol harus ditambah air dalam

tabung sebanyak 3 mm. Setelah skala nol pias Hellman kembali pada

selinder jam tersebut. Setelah kertas pias terpasang maka selinder jam

dikembaliakan pada tempat semuala setelah kunci pemuta pernya diputar,

(28)

b) Alat Penakar Hujan Tipe Ombrometer

Alat ini bekerja secara manual, alat ini terbuat dari aluminium yang

bentuknya menyerupai sebuah tabunh yang berbentuk corong, alat ini

diacat putih atau cat perak untuk menghindarkan pengaruh radiasi sinar

matahari yang menyebabkan penguapan. Pada mulut corong dibuat

menyempit untuk menghindarkan terjadinya penguapan. Alat ini

mempunyai tinggi 120 cm dari permukaaan tanah yang diletakkan pada

tempat terbuaka. Alat ini berfungsi untuk mengukur jumlah curah huajan

yang jatuh pada permukaan tanah selama 1 hari (24) jam, curah hujan ini

dicatat dan diamati pada jam 07.00 pagi.

Cara kerja:

Air hujan yang jauh kepermukaan bumi akan masuk melalui mulut

corong dan diteruskan kedalam bak penampung yang dialirkanmelalui pipa

sempit yang ada diujung corong penakar, air dalam tabung tersebut ditakar

dengan cara air yang berada dalam reservoir dikeluarkan melalui kran dan

diamasukkan dalam gelas ukur.Penunjukan intensitas air dalam gelas ukur

menunjukkan jumlah curah hujan dalam 1 hari (24 ajam)  Bila tidak ada hujan,maka data ditulis (-)

 Bila hujan lebih kecil dibulatkan ke nol (0)  Bila hujan lebih besar dari nol ditulis (1)

(Arkin dan Meisner, 1987).

3.6.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi curah hujan

Menurut Sandy (1996) banyak sedikitnya curah hujan yang jatuh

di suatu daerah di Indonesia sangat bergantung pada hal-hal di bawah ini:

a. Letak daerah konvergensi antar tropik (DKAT)

DKAT merupakan suatu zona yang memiliki suhu yang paling

tinggi yang terjadi akibat pemanasan. Suhu yang tinggi akan

menyebabkan tekanan udara menjadi rendah pada zona tersebut. Untuk

keseimbangan, udara dari daerah yang bertekanan tinggi akan bergerak ke

daerah yang bertekanan rendah dan pada saat yang bersamaan akan terjadi

(29)

udara tersebut dan akan menyebabkan terjadinya pembentukan awan dan

hujan. DKAT memiliki peranan yang sangat penting dalam keseimbangan

energi atmosfer dan meningkatkan keadaan berawan. Perubahan panas,

kelembaban, dan radiasi antara atmosfer dan permukaan berbeda antara

DKAT dengan DKAT pada garis balik utara (tropic of cancer) dan selatan

(tropic of capricorn). Oleh karena itu, posisi dan pergerakan DKAT

memainkan peranan penting dalam menentukan karakteristik interaksi

atmosfer-laut dan atmosfer-darat (Waliser, 2002). DKAT menyebabkan

terjadinya pembentukan awan konvektif, selain itu, di wilayah tropis

sebagian besar curah hujan yang terjadi merupakan hasil dari pembentukan

awan konvektif.

b. Bentuk medan

Medan berbukit atau bergunung akan memaksa udara atau angin

untuk bisa melintasi pungung pegunungan. Hal ini menyebabkan suhu

udara juga akan menjadi turun, sehingga uap air yang dibawanya akan

turun menjadi hujan.

c. Arah angin sejajar dengan arah garis pantai

Suhu udara tidak berubah jika angin sejajar dengan garis pantai,

akibatnya hujan pun tidak jatuh.

d. Jarak perjalanan angin di atas medan datar

Angin yang membawa hujan adalah angin yang berhembus dari

atas perairan ke arah daratan. Jika medan datar yang dilalui angin itu lebar,

serta sifat permukaannya tidak berubah, mungkin hujan turun pada bagian

medan dekat pantai dan selanjutnya tidak ada lagi hujan.

3.6.4 Kelebihan dan Kekurangan Alat Pengukur Curah Hujan

Pengukuran dengan alat penakar curah hujan yang terdapat di lapangan

(Ebert, 2003) :

1. Type Hellman :

a) Kelebihan :

b) Kekurangan :

1. Type hell man ini sewaktu-waktu dapat mengalami gangguan

(30)

3. memerukan perawatan yang cukup intensif

2. Type Ombrometer :

a) Kelebihan :

1. Mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan tipe

perekam data(otomatis).

2. Satuan alat sama dengan satuan pengukuran sehingga

memudahkan pengukuran.

3. Pengukuran : jika gelas penakar pecah dan diganti dengan mengukur

volume airyang terpampang dengan jelas ukuran biasa sebab penampang

curah hujan 100cm² sehingga setiap volume 1000 berarti sama dengan 1

mm muka air.

b) Kekurangan :

1. Alat ini harus dipasang dengan ketinggian 120 m sehingga dibutuhkan

alatkhusus untuk menjangkau ketinggian tersebut.

2. Alat ini tidak bisa mengukur intensitas curah hujan.

3. Alat ini kurang praktis dan efisien dalam waktu dan tenaga kerja sebab

setiaphari harus ada yang membuka kran tersebut agar hari berikutnya

dapat diukur curah hujannya lagi dan tiap hari juga pengamat harus rutin

mengukur curahhujan tersebut.

3.7 Angin

3.7.1 Definisi Angin

Angin merupakan udara yang bergerak akibat adanya perbedaan

tekanan udara maupun pergerakan bumi mengitari porosnya.Angin banyak

dimanfaatkan oleh manusia untuk kesejahteraan hidupnya seperti untuk

menarik perahu, sumber tenaga listrik, menyejukkan udara, pengering

rambut, dan lain sebagainya.Semakin tinggi kita berada maka semakin

kencang pula angin yang menerpa kita. Malam hari, angin tidak sekencang

di siang hari. Angin di daerah wilayah khatulistiwa atau garis ekuator

seperti indonesia anginnya lebih kencang daripada di daerah kutub (Godam,

(31)

3.7.2 Macam-Macam Alat Pengukur Angin dan Beserta Cara Kerjanya

Alat pengukur angin ialah :

a) Cup counter Anemometer

alat ini berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan angin

rata-rata.

Cup anemometer ada 3 jenis yaitu:

 Cup conter yang tingginya 0,5 meter  Cup counter yang tingginya 2 meter  Cup counter yang tingginya 6 meter

Cara Kerja :

Mangkok akan berputar karena tertiup angin dan akan berputar maka

angka yang terdapat pada counter akan bertambah bilangannya dari counter

tersebut akan diketahui arah dan kecepatan angin rata-rata. Dalam satuan

km/ jam.

b) Biram Anemometer

Cara Kerja :

Cara kerja alat ini adalah benda mencari angin (posisi terkunci)

memutar kunci yang akan menyebabkan kipas bergerak/jam. Kunci dibuka

maka jarum akan bergerak tentukan interfal waktu (Tjasyono, 2003).

3.7.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Angin

Faktor-faktor yang mempengaruhi angin adalah sebagai berikut :

1) Keadaan topografi

2) Daratan atau lautan

3) Adanya pepohonan

Ketiga hal di atas sangat berpengaruh terhadap kerja laju angin.

Keadaan topografi sangat berpengaruh, karena jika angin menerpa pada

topografi berupa gunung ia akan cenderung naik, berbeda jika ia menerpa

pada topografi berupa dataran, ia akan cenderung lurus-lurus saja.

Kedua, saat angin bergerak di atas daratan dan lautan juga sangat

berbeda. Walau bagaimanapun angin yang bergerak di daratan akan

(32)

berhembus di atas lautan maka ia akan ikut mempengaruhi bentuk muka air

laut, bahkan pergerakan arus di atas laut. Sehingga ia lebih bebas bergerak

di atas lautan daripada di daratan.

Ketiga, adanya pepohonan sangat berpengaruh jika pohon tersebut

cukup tinggi dan menggangu laju angin ( Tjasyono, 2003).

3.7.4 Kelebihan dan Kekurangan Alat Pengukur Angin a) Cup Anemometer

Kelebihan :

a. Tercatat

b. Sensitif

c. Hasil yang diperoleh akurat

Kekurangan:

a. Butuh kemampuan instalasi

b. Rentan terhadap kesalahan teknis alat (baterai, tinta, kertas grafik)

c. Sulit di bawa – bawa

b) Biram Anemometer

 kelebihannya yaitu bersifat portable dan ringan. Serta mudah dalam pengamatan.

 kekurangannya, hanya untuk mengukur kecepatan angin periode pendek dan kurang efisien karena penempatanya harus tepat

(Kurniawan, 2002).

3.8.Awan

3.8.1.Definisi Awan

Awan merupakan massa dari butir kecil air yang larut di lapisan

atmosfer bagian bawah. Awan dapat menunjukkan kondisi cuaca (Lakitan,

2002).

3.8.2. Klasifikasi Awan Berdasarkan Morfologinya

Klasifikasi awan berdasarkan morfologi (bentuknya), awan memiliki

banyak bentuk. Berikut di antaranya :

 Awan sirus (cirrus), merupakan awan yang berwarna putih, tipis, dan di siang hari terlihat mengkilat karena banyak mengandung

(33)

Awan stratus, terlihat berlapis-lapis seperti kabut tipis dan bergelombang.

Awan Stratus

 Awan kumulus, terlihat seperti bunga kol dan jika dilihat dari pesawat tampak menjulang ke atas.

(34)

 Awan nimbus, terlihat berwarna gelap, basah, dan sering menimbulkan hujan.

 Awan cumulonimbus, merupakan perpaduan awan kumulus dan awan nimbus, dengan ciri-ciri gabungan keduanya. Sering

menimbulkan hujan lebat hingga mengganggu penerbangan.

Awan Cumulonimbus (Konig, 2006)

3.8.3. Klasifikasi Awan Berdasarkan Ketinggiannya 1. Awan tinggi

Di wilayah tropis awan ini memiliki ketinggian 6 hingga 18 km

dari permukaan laut sedangkan di kutub memiliki ketinggian 3 hingga 8 km.

Awan tinggi adalah Cirrus (Ci), Cirrostratus (Cs) dan Cirrocumulus (Cc).

Awan ini tidak berpotensi dalam menghasilkan hujan. Dilihat dari

ketinggiannya awan ini memiliki suhu yang sangat dingin dan kering serta

mengandung banyak kristal es dan sedikit air. Awan ini memiliki bentuk

yang halus, serat lembut dan tipis. Warna awan ini jika dideteksi dengan

menggunakan inframerah adalah putih keabua-abuan

2. Awan menengah

Di wilayah tropis awan menengah memiliki ketinggian 2 hingga

8 km, sedangkan di kutub memiliki ketinggian 2 hingga 4 km. Contoh dari

awan ini adalah Altostratus (As) dan Altocumulus (Ac). Awan ini

berpotensi hujan ringan. Awan ini mengandung tetesan air dan kristal es

serta memiliki suhu yang cukup dingin. Jika dideteksi dengan menggunakan

(35)

3. Awan rendah

Di wilayah tropis dan kutub awan ini memiliki ketinggian kurang

dari 2 km dari permukaan laut. Awan ini selalu mengandung tetesan hujan,

namun pada cuaca yang dingin kadang-kadang mengandung kristal es.

Dilihat dari ketinggiannya, awan ini memiliki suhu yang lebih hangat dari

pada awan menengah dan awan tinggi. Suhu hangat yang dihasilkan hingga

100 C. Contoh dari awan ini adalah Nimbostratus (Ns), Stratocumulus (Sc)

dan Stratus (st). Jika dideteksi dengan inframerah maka citra yang akan

dihasilkan berwarna abu-abu.

4. Awan dengan perkembangannya yang vertikal

a. Cumulus (Cu)

Ketinggian dasar awan ini adalah 1 km, dan tidak berpotensi hujan.

Namun jika cumulus terus berkembang dan menjadi lebih besar, hujan yang

dihasilkan akan banyak. Jika dideteksi dengan inframerah maka citra yang

dihasilkan memiliki warna yang bervariasi, gelap keabua-abuan hingga

berwarna putih, tergantung pada perkembangan awan.

b. Cumulonimbus (Cb)

Awan ini disebut juga sebagai awan yang menghasilkan hujan angin

ribut yang disertai petir dan guruh. Awan ini memiliki ketinggian dari 600

meter hingga 12000 meter. Bagian bawah awan ini mengandung tetes air,

bagian tengahnya mengandung tetes air dan kristal es, dan bagian

puncaknya mengandung kristal es. Jika dideteksi dengan inframerah, maka

akan menghasilkan warna putih.

Suhu puncak awan tinggi dan awan cumulonimbus hampir sama

dinginnya karena kedua awan mengandung kristal es. Namun karena awan

tinggi memiliki bentuk yang halus dan tipis yang mengakibatkan awan ini

juga menerima pancaran radiasi dari permukaan bumi maka warna yang

dihasilkan putih keabu-abuan. Sedangkan cumulonimbus merupakan awan

yang sangat tebal sehingga radiasi yang dipancarkan hanya dari awan itu

(36)

3.9 Alat-Alat Lain yang Dipasang di Stasiun BMKG (disertai fungsinya dan hasil dokumentasi)

1. Nama alat : Sangkar metereologi

Fungsi : Sebagai tempat alat

untuk objek pengamatan

kelembaban.

2. Nama alat : a. Termometer

maksimum dan

minimum.

b. Termometer bola

basah dan kering.

Fungsi : a. Digunakan untuk

mengukur suhu paling

kecil dan rendah

(maksimum dan

minimum).

b. Digunakan untuk

mengukur suhu

aktual (bola kering)

dan digunakan untuk

mengukur suhu

saturasi atau titik

(37)

3. Nama alat : termohigrograf

Fungsi : Digunakan untuk

mengukur suhu

kelembaban secara

otomatis pada kertas

pias.

4. Nama alat : Pan Evaporimeter

Fungsi : Digunakan untuk

mengukur penguapan air

(evaporasi).

5. Nama alat : Termometer Air Six

Bellani

Fungsi : Digunakan untuk

mengukur suhu dalam

air di Pan Evaporimeter.

6. Nama alat : Hook Gauge

Fungsi : Digunakan untuk menjaga

kestabilan air dalam

pan evaporimeter.

7. Nama alat : Cup Counter

Anemometer

Fungsi : Digunakan untuk

mengukur kecepatan

angin rata-rata harian

(38)

8. Nama alat : Campbell Stokes

Fungsi : Digunakan untuk

mengukur lamanya

penyinaran yang

ditandai dengan

terakarnya kertas

pias.

9. Nama alat : Ombrometer

Observarium

Fungsi : Digunakan untuk

mengukur curah

hujan.

10. Nama alat : Penakar Hujan tipe

Hellman

Fungsi : Digunakan untuk

mengukur curah

hujan.

11. Nama alat : Anemometer

Fungsi : Digunakan untuk

mengamati kecepatan

(39)

12. Nama alat : Seismograf

Fungsi : Sebagi alat pencatat

gempa bumi secara otomatis dalam

satuan skala richter

13.

Nama alat : JISNET

Fungsi : alat sebagi komunikasi

sesama BMKG

seluruh indonesai

(nasional)

14. Nama alat : JIS VIEW

Fungsi : alat untuk melihat tinggi

rendahnya gempa

pada suatu daerah

15. Nama alat : Laptop

Fungsi : alat untuk menjelaskan

(40)

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Klimatologi merupakan ilmu yang mempelajari iklim pada kurun waktu

tertentu kurang lebih 10-30 tahun, klimatologi sangat membantu dalam pertanian

karena dengan klimatologi petani akan bisa mengetahui iklim dan juga bisa

mengetahui cuaca bagian dari iklim, sehingga mampu menentukan budidaya

tanaman apa yang cocok dengan kondisi cuaca saat ini.

Praktikum klimatologi pada tanggal 02 Desember 2015, di stasiun BMKG

(Badan Meteorologi, Klimatolog dan, Geofisika) di kabupaten Nganjuk desa

Sawaan. Dengan adanya praktikum ini, praktikan mampu mengetahui alat-alat

yang dipasang di stasiun BMKG Nganjuk-sawahan, dan dengan praktikum

klimatologi ini kami mampu mengetahui cara kerja, fungsi, kelebihan dan

kekurangan dari alat-alat BMKG tersebut yakni yang terdiri dari : Sangkar

meteorologi, termometer maximum, termometer minimu, termometer bola basah,

termometer bola kering, anemometer, penangkar hujan type oombro meter dan

penangkar hujan type hell-man, dan juga Cup counter, anemometer,

termohigograf, pan evaporimeter, hook gauge lysimeter, campbell stokes,

seismograf dan juga jis net.

4.2 Saran

Apabila Filedtrip Mohon untuik mencari tempat Fieldtrip BMKG yang

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Aldrian, E. 2003. Dissertation: Simulation of Indonesian Rainfall With a

Hierarchy of Climate Models. Jerman:Max-Planck-Institut für

Meteorologie

Arkin, P., A. dan Meisner, B., N. 1987. Relationship between Large-Scale

Convective Rainfall and Cold Cloud over the Western Hemisphere during

1982-84. Monthly Weather Review Vol 115 January 1987.

Bambang Triatmodjo. 2010. Hidrologi Terapan. Yogyakarta : Beta Offset

Doorenbas j. and Pruitt W.o 1976. Guideliness for predicting crop water

requirements. Rome : FAO Irriagtion and Drainage.

Ebert, B. 2003. Rainfall estimation From Satellite Data. Presented at Satellite

Applications Workshop.

Fontain, A. 2002. Meteorology. http://www.kompas.com. (Diakses tanggal 17

Desember 2015)

Giancoli, Dauglas C. 2001. Fisika Dasar. Jakarta : Erlangga.

Godam. 2008. Klimatologi. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Handoko. 1994. Klimatologi Dasar. Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya.

Kamala sari lubis.2007.Aplikasi Suhu dan Aliran Panas Tanah. Medan : USU.

König, M. 2006. From Image to Products. Paper presented at Virtual Lecture

High Profile Training Event (HPTE) Meteorology Satellite untuk Regional

V (Asia-Pasifik).

Kurniawan, 2002. Alat-alat Pengukur Cua ca. Bandung : Intstitut Teknologi

Bandung.

Lakitan, Benyamin . 1997. Klimatologi Dasar. Radja Grafindo Persada. Jakarta.

Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-dasa r Klimatologi. Jakarta : Raja Grafindo

Persada.

Ninuk, Herlina 2015. Materi Kuliah Klimatologi. Universitas Brawijaya : Fakultas

Pertanian.

Pengertian Radisai Matahari, 2013. http://id.wikipedia.org. (Diakses tanggal

15/12/2015, 14:49 WIB)

(42)

Prawirowardoyo, Susilo 1996. Meteorologi. Bandung : Intstitut Teknologi

Bandung.

Rafael Chandelfila, S. Govinatan. 1982.Cuaca (Penganta r Meteorologi dan

klimatologi) Jakarta : Balai Pustaka.

Sandy I, M. 1996. Geografi Regional Republik Indonesia. Jakarta: Jurusan

Geografi- FMIPA UI

Saw, B.L, 2005. Thesis : Infrared And Passive micowave satelitte rainfall

estimate over Tropics. Columbia : Fakulty of the graduate school

University of Missouri.

Sejarah BMKG 2014. http://www.bmkg.go.id (Diakses tanggal 15/12/2015,

20:20 WIB)

Tim Dosen, 2013. Modul Praktikum Klimatologi. Universitas Brawijaya :

Fakultas Pertanian.

Tjasyono, Bayong 2004. Klimatologi. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Tjasyono, Bayong, 1992. Klimatologi Terapan. Bandung : Pionir Jaya.

Tjasyono, Bayong. 2003. Meteorologi. Bandung : Penerbit ITB.

Trewartha, G. T, dan Horn, L. H. 1980. Pengantar Iklim (5th ed) (Andani, S.,

Penerjemah). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tugas BMKG 2014. http://www.bmkg.go.id (Diakses tanggal 15/12/2015, 20:20

WIB)

Waliser, D., E. 2002. Tropical Meteorology/Intertropical Convergence Zone.

State University of New York, USA: Elsevier Science Ltd.

Wariono, Dkk. 1987. Pengantar Meteorologi dan Klimatolgi .Surabaya : Bina

ilmu

Wilson, E.M., 1993. Hidrologi Teknik. Bandung : Penerbit ITB Bandung.

Z. Zhanga and P. Switzerb, 2006. “Stochastic Space-Time Regional Rainfall Modeling Adapted to Historical Rain Gauge Data”. Scotland : Water

(43)

LAMPIRAN

Gambar 1. Proses Penjelasan sangkar cuaca

Gambar 2. Proses penjelasan cara membaca thermometer

Gambar 3. Thermometer dan Thermohygrograph di sangkar cuaca

Gambar 4. Thermohygrograph dan tinta

Gambar 5. Kertas pias pada thermohygrograph

Gambar 6. Pan Evaporasi

Gambar 7. Kalibrasi Thermometer Apung dengan magnet

(44)

Gambar 9.Cup Counter Anemometer Gambar 10. Anemometer

Gambar 11. Campbell Stock Gambar 12. Alat penakar hujan Ombrometer

Gambar 13. Alat Penakar hujan Hellman

(45)

Gambar 15. Seismograph Gambar 16. JISNET untuk komunikasi sesama BMKG

Gambar 17. JISVIEW Gambar 18. Laptop untuk menjelaskan awan

Gambar

Gambar 5.  Kertas pias pada
Gambar 11. Campbell Stock
Gambar 15. Seismograph

Referensi

Dokumen terkait

oven melalui valve udara panas dan dingin yang diatur otomatis berdasarkan data sensor suhu dalam ruang

kisaran suhu hingga mencapai 5 0 C dengan begitu, suhu udara ruangan akan menjadi rendah (dingin) ketika melewati evaporator.. Motor Blower dan Motor Pengatur Aliran

sangat kuat dan signifikan dengan derajat kepercayaan 95% berada di Jalan Slamet Riyadi pada malam hari, yang artinya semakin tinggi suhu udara dan semakin

Hasil penelitian adalah sebuah sistem yang berfungsi sebagai pemantau parameter cuaca seperti kecepatan angin, intensitas cahaya matahari, temperatur , kelembaban udara dan

Dari data yang telah diambil dengan termometer kecenderungan suhu yang diukur diatas nilai NAB yaitu diatas 26 derajat celcius jika temperatur udara terlalu

Data yang dapat diukur oleh alat adalah data tingkat polusi udara, suhu udara, kelembaban udara dan intensitas cahaya.. Tahap pengukuran lapangan dilakukan di area sekitar

Data yang dapat diukur oleh alat adalah data tingkat polusi udara, suhu udara, kelembaban udara dan intensitas cahaya.. Tahap pengukuran lapangan dilakukan di area sekitar

Pada variasi suhu dengan beban pengeringan yang sama terlihat bahwa semakin tinggi suhu udara pengering masuk, maka suhu udara pengering keluar akan naik mendekati