• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KAUM MUDA DALAM MENCEGAH TINDAK PI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN KAUM MUDA DALAM MENCEGAH TINDAK PI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1. PENGANTAR

Korupsi merupakan perbuatan yang bertentangan dengan kaidah-kaidah umum yang berlaku di tengah masyarakat. Mochtar Lubis1 mengartikan korupsi di Indonesia pada saat ini, telah dianggap sebagai suatu kejahatan luar biasa. Berdasarkan realitas tersebut timbul public judgement 2 yang mengatakan bahwa korupsi sebetulnya adalah manifestasi dari budaya bangsa Indonesia sendiri. Sebetulnya telah begitu banyak usaha yang dilakukan untuk memberantas korupsi, tetapi hingga saat ini hasilnya masih jauh dari harapan masyarakat Indonesia.3

Kaum muda adalah aset bangsa yang berharga, karena kaum muda adalah penerus yang akan menggantikan para pemimpin saat ini. Kaum muda khususnya mahasiswa memiliki tanggung jawab besar dalam menentukan arah bangsa Indonesia di masa mendatang. Apakah maju atau mundur, gagal atau berhasil, sejahtera atau tidak sejahtera, semua bergantung pada kaum muda saat ini. Oleh sebab itu, kaum muda khususnya mahasiswa sudah seharusnya dididik, dibentuk, serta diarahkan untuk menjadi mahasiswa yang berdedikasi tinggi dalam menjunjung aturan serta tata tertib yang berlaku.4

Berkaitan dengan korupsi yang kini menjadi masalah terpopuler di Indonesia. Kaum muda khususnya mahasiswa secara langsung dituntut untuk menjadi agen pembaharuan. Kaum muda mesti memiliki kesadaran didalam diri untuk menolak segala bentuk kecurangan, termasuk tindak pidana korupsi. Realitas membuktikan bahwa koruptor yang ada saat ini adalah mahasiswa yang dulunya sangat getol menolak dan bahkan mencaci maki tindak pidana korupsi dan para koruptor.5 Hal ini 1 Mochtar Lubis lahir di Padang, Sumatera Barat, 7 Maret 1922 dan meninggal di Jakarta, 2

Juli 2004 pada usia 82 tahun. Beliau adalah seorang jurnalis dan pengarang ternama asal Indonesia. Sejak zaman pendudukan Jepang ia telah dalam lapangan penerangan. Ia turut mendirikan Kantor Berita ANTARA, kemudian mendirikan dan memimpin harian Indonesia Raya yang telah dilarang terbit. Ia mendirikan majalah sastra Horizon bersama-sama kawan-kawannya. Pada waktu pemerintahan rezim Soekarno, ia dijebloskan ke dalam penjara hampir sembilan tahun lamanya dan baru dibebaskan pada tahun 1966. Pemikirannya selama di penjara, ia tuangkan dalam buku Catatan Subversif (1980). Pernah menjadi Presiden Press Foundation of Asia, anggota Dewan Pimpinan International Association for Cultural Freedom (organisasi CIA), dan anggota World Futures Studies Federation.

2 Dalam Bahasa Indonesia public judgement berarti pendapat umum atau pendapat sebagian besar rakyat. Suatu ungkapan keyakinan yang menjadi pegangan bersama diantara para anggota sebuah kelompok atau publik, mengenai suatu masalah kontroversial yang menyangkut kepentingan umum. Dalam kaitannya dengan tindak pidana korupsi, pendapat sebagian besar masyarakat bahwa korupsi merupakan manifestasi dari budaya bangsa Indoneia sendiri.

3 Komisi Pemberantasan Korupsi, Buku Saku untuk Memahami Tindak Pidana Korupsi (Jakarta: KPK, 2006), hlm. 7

4 Ibid., hlm. 9

(2)

disebabkan oleh kehendak serta komitmen yang lemah untuk melawan korupsi dalam diri para koruptor. Oleh sebab itu, penting untuk membasmi bibit-bibit korupsi sejak dini sebelum menjadi suatu kebiassan yang berdampak masif bagi bangsa dan negara.

Dengan demikian jelaslah bahwa kaum muda dapat mencegh bahkan membasmi tindak pidana korupsi yang menjadi masalah terpopuler bangsa Indonesia saat ini. Kaum muda khususnya mahasiswa dapat memengaruhi sesamanya (kaum muda) dan masyarakat pada umumnya untuk tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam melakukan tindak pidana korpsi, meskipun dalam skala yang sangat sederhana. Mahasiswa dapat mencegah tindak pidana korupsi di dalam dan di luar kampus.6 Melalui berbagai kegiatan di dalam dan di luar kampus mahasiswa mampu mengkampanyekan dampak masif dari tindak pidana korupsi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Melalui demonstrasi, seminar, serta berbagai tindakan anti korupsi lainnya, secara tidak langsung mahasiswa telah memberikan pendidikan anti korupsi kepada masyarakat umum. Jika mahasiswa sudah mampu memengaruhi opini masyarakat umum akan dampak masif yang diakibatkan oleh tindak pidana korupsi, maka bukan tidak mungkin tindak pidana korupsi perlahan akan mengalami penyusutan dan bahkan kepunahan.

Selanjutnya, bagaimanakah bentuk partisipasi aktif mahasiswa dalam mencegah tindak pidana korupsi di Indonesia? Melalui tulisan ini, penulis membahas dan menguraikan lebih jauh akan peran krusial kaum muda khususnya mahasiswa dalam mencegah tindak pidana korupsi yang kini telah menjadi masalah urgen di Indonesia.

2. DEFINISI KORUPSI

Korupsi merupakan masalah yang senantiasa dijumpai dimana-mana. Sejarah membuktikan bahwa hampir setiap negara dihadapkan pada masalah korupsi. Bukanlah suatu hal yang berlebihan jika pengertian korupsi selalu berkembang dan

(3)

berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Cara untuk menanggulangi korupsi pun selalu berkembang.

Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu, yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.7 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) korupsi berarti perbuatan buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya.8

Dalam arti yang luas, korupsi adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi atau kelompok. Semua bentuk pemerintah dan pemerintahan rentan terhadap korupsi dalam praktiknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang sudah terorganisir dan luas menybabkan kerugian negara. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi9,yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, di mana pemimpin pura-pura bertindak jujur demi melancarkan aksinya.

Korupsi menurut Jhon A. Gardiner dan David J. Olson sebagaimana yang dikutip oleh Prodjohamidjojo10, mengandung pengertian kecurangan, penyelewengan, atau penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan diri, pemalsuan, serta tingkah laku yang menguntungkan kepentingan diri sendiri dengan cara yang dapat merugikan orang lain.11

Menurut UU Nomor 31 tahun 1999, paasal 2, korupsi diartikan sebagai tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau

7 http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=2393, diakses pada 12 Oktober 2014 8 Ibid.

9 Kleptokrasi berasal dari bahasa Yunani: klepto dan kratein yang berarti "diperintah oleh para maling" adalah istilah yang mengacu kepada sebuah bentuk administrasi publik yang menggunakan uang yang berasal dari publik untuk memperkaya diri sendiri yang umum disebut sebagai penguasa dan antek-anteknya.

10 Martiman Prodjohamidjojo dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 13 April 1929. Setelah lulus Sarjana Hukum pada Universitas Gajah mada pada tahun1956, beliau bekerja menjadi Hakim pada Pengadilan Negeri di Madiun dan merangkap sebagai Ketua Pengadilan Negeri di Magetan. Menyelesaikan program Pasca Sarjana pada Universitas Nasional. Menulis banyak buku berkaitan dengan Hukum dan Tindak Pidana Korupsi. Buku-buku yang telah diterbitkan antar lain, Pemberantasan Korupsi, Suatu Komentar (1982, Mandar Maju), Komentar Atas KUHAP (1982, Mandar Maju), Penerapan Pembuktian Terbalik Dalam Delik Korupsi (UU No. 31 tahun 1999, Mandar Maju), serta menerjemahkan banyak karya tentang Korupsi dari perspektif Hukum.

(4)

orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.12

3. FAKTOR PENYEBAB KORUPSI DI INDONESIA

Menurut Yamama, seperti yang dikutip oleh Sudarto13, penyebab utama sehingga seorang melakukan tindak pidana korupsi adalah pengendalian diri yang lemah. Apalagi prilaku konsumtif dan materialistik yang begitu tinggi, hal inilah yang mengakibatkan berbagai macam cara ditempuh untuk memenuhi keinginan tersebut.14

Secara umum De Asis, seperti yang dikutip oleh Tim Penyusun KPK, menegaskan bahwa korupsi dapat terjadi karena faktor politik, hukum, ekonomi, dan organisasi15.

3.1. Faktor Polotik

Realitas membuktikan bahwa politik merupakan salah satu penyebab utama terjadinya korupi. Politik saat ini diidentikan dengan korupsi. Hal ini terlihat jelas ketika terjadi instabilitas politik, kepentingan politis para penguasa pada saat meraih dam mempertahankan kekuasaan16. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa korupsi merupakan hasil dari adanya monopoli (kekuasaan) ditambah lagi dengan kewenangan yang begitu besar tanpa suatu keterbukaan serta pertanggung jawaban yang jelas.

3.2. Faktor Hukum

Dalam konteks Indonesia banyak produk hukum menjadi ajang perebutan legitimasi bagi berbagai kepentingan kekuasaan politik, untuk tujuan memertahankan dan mengakomodasi kekuasaan.17 Lemahnya sistem peraturan perundang-undangan secara tidak langsung memberikan peluang untuk melakukan tindak pidana korupsi. Rumusan perundang-undangan yang tidak jelas dan tidak tegas dapat mengakibatkan terjadinya berbagai penafsiran. Disamping itu, praktik penegak hukum juga masih belum maksimal, masih ada oknum-oknum yang ‘kebal’ terhadap hukum.

3.3. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi-lah yang selalu menjadi alasan pertama dan utama jika seorang melakukan tindak pidana korupsi. Hal ini dapat dijelaskan dari pendapatan atau gaji yang tidak memenuhi kebutuhan. Tuntutan hidup yang tidak murah

12Ibid., hlm. 8

13 Achmad Sudarto dilahirkan di Sidoarjo pada tahun 1947. Menyelesaikan pendidikan Sarjana dan Pasca Sarjana pada Universitas Brawijaya, Malang. Seorang wartawan dan aktifis yang berjuang menentang segala bentuk tindak pidana korupsi. Beliau kini menjabat sebagai ketua aktifis LBH cabang Jawa Timur.

14Sudarto, op. cit., hlm. 147

15 Komisi Pemberantasan Korupsi, op. cit., hlm. 49 16 Ibid

(5)

menyebabkan korupsi menjadi salah satu pilihan. Namun realitas menunjukan bahwa korupsi bukan lagi dilakukan oleh orang miskin atau orang yang berpenghasilan rendah melainkan dilakukan oleh orang kaya dan berpendidikan tinggi.

3.4. Faktor Organisasi

Organisasi dalam konteks tindak pidana korupsi adalah organisasi dalam artian yang luas, termasuk sistem pengorganisasian lingkungan masyarakat.18 organisasi dimana korupsi terjadi biasanya memberi andil besar dalam perkembangan korupsi di tanah air. Organisasi tersebut telah membuka peluang atau kesempatan terjadinya tindak pidana korupsi. Korupsi dalam suatu organisasi cendrung bersifat sistemik dan struktural.19 Bibit korupsi berkembang saat seorang berada di dalam organisasi yang cenderung koruptif.

4. DAMPAK MASIF TINDAK PIDANA KORUPSI

Berbagai dampak masif korupsi telah merongrong berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Tindak Korupsi sangat merugikan negara karena melumpuhkan sendi-sendi pemerintahan, ekonomi, sosial budaya serta ahlak bangsa. Korupsi telah menimbulkan efek domino20 yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara. Berikut beberapa dampak masif korupsi menurut mochtar Lubis21

4.1 Dampak Sosial

Korupsi, tidak diragukan dapat ‘menyuburkan’ berbagai jenis kejahatan dalam masyarakat. Menurut M. Lubis, melalui praktik korupsi, sindikat kejahatan atau penjahat perseorangan dapat leluasa melanggar hukum, menyusupi berbagai oraganisasi negara dan mencapai kehormatan.22 Semakin tinggi tingkat korupsi, semakin besar pula kejahatan yang timbul yang terjadi di dalam masyarakat. Ada keterkaitan yang erat antara jumlah korupsi dan jumlah kejahatan yang terjadi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mengurangi korupsi dapat juga (secara tidak langsung) mengurangi kejahatan lain dalam masyarakat.

18 Sudarto., loc. cit.

19 M. Prodjohamidjojo, op. cit., hlm. 16

20 Berdasar arti sebenarnya, kartu domino dapat dimainkan dengan cara didirikan sedemikian rupa berbaris satu sama lain sehingga tercipta suatu bentuk/gambar. bila salah satu kartu domino jatuh (dijatuhkan) maka kartu-kartu lainnya akan ikut berjatuhan sampai kartu domino terakhir. Dalam kaitanyya dengan tindak pidana korupsi, kesalahan satu pihak akan menyebabkan efek domino. jika terjadi kesalahan satu pihak (orang, kelompok, organisasi atau negara), semuanya (lainnya) ikut menanggung kesalahan tersebut.

21 M. Lubis, Manusia Indonesia. Sebuah pertanggungjawaban (Yogyakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), hlm. 27

(6)

4.2 Dampak terhadap Demokrasi merupakan kelompok yang rentan terhadap korupsi.24 Korupsi melemahkan birokrasi sebagai tulang punggung negara. Sudah menjadi rahasia umum bahwa birokrasi di tanah air seolah-olah menjunjung tinggi stereotip “jika bisa dibuat sulit, mengapa harus dipermudah”. Singkatnya, korupsi menumbuhkan ketidakefisienan yang menyeluruh di dalam birokrasi.25

4.3 Dampak terhadap Fungsi Pemerintahan

Korupsi, tidak diragukan lagi sudah pasti menciptakan dampak negatif terhadap kinerja suatu sistem politik atau pemerintahan. Pemerintahan sudah pasti akan tiadak berfungsi secara maksimal. Dengan demikian, suatu pemerintahan yang dilanda masalah korupsi akan mengabaikan pemerintahan yang baik dan layak bagi warganya. Koruptor sering mengabaikan kewajibannya oleh karena perhatiannya tergerus untuk kegiatan korupsi semata-mata. Hal ini dapat mencapai titik yang membuat orang tersebut kehilangan sensitifitasnya dan akhirnya menimbulkan bencana bagi rakyat banyak.26

4.4 Dampak terhadap Akhlak dan Moral

Korupsi yang merajalela di lingkungan pemerintah akan menurunkan kredibilitas pemerintah yang berkuasa. Kasus korupsi di lingkungan pemerintah akan meruntuhkan kepercayaan masyarakat terhadap berbagai tindakan pemerintah. Jika suatu pemerintah tidak lagi mampu memberi pelayanan terbaik bagi warganya, maka rasa hormat rakyat dengan sendirinya akan luntur. Jika pemerintahan justru ‘memakmurkan’ praktik korupsi, maka lenyap pula unsur hormat dan kepercayaan masyarakat kepada pemerintahan. Masyarakat akan bersikap apatis terhadap pemerintah.

23 Dalam Bahasa Indonesia berarti Birokrasi politik. Pengertian Birokrasi Jika dilihat dari segi bahasa, birokrasi terdiri dari dua kata yaitu “biro” yang artinya “meja” dan “krasi” yang artinya “kekuasaan”. Birokrasi memiliki dua elemen utama yang dapat membentuk pengertian, yaitu peraturan atau norma formal dan hirarki. Jadi, dapat dikatakan pengertian birokrasi adalah kekuasaan yang bersifat formal yang didasarkan pada peraturan atau undang-undang dan prinsip-prinsip ideal bekerjanya suatu organisasi. Dalam hubungannya dengan politik birokrasi akan mempermudah sistem pelayanan umum terhadap masyarakat.

24 Ridwan. Al Makasary, Dampak Masif Korupsi terhadap Eksistensi Negara-Bangsa (jakarta: Pustaka pelajar, 2009), hlm. 56

25 M. Lubis., loc. cit.

(7)

4 MENELISIK PERAN KRUSIAL MAHASISWA DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA

4.1Mahasiswa : Agen Perubahan

Kaum muda khususnya mahasiswa adalah aset yang paling menentukan kondisi bangsa dan negara di masa depan. Belajar dari pristiwa masa lalu, sejarah telah menunjukan bahwa perjalanan bangsa ini tidak lepas dari peran aktif kaum muda yang membawa semangat perubahan. Tokoh-tokoh sumpah pemuda pada tahun 1928 telah memberikan semangat nasionalisme yang begitu tinggi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Pristiwa sumpah pemuda telah memberikan inspirasi tanpa batas terhadap gerakan perjuangan menuju suatu perubahan.27

Kaum muda sebagai generasi penerus yang akan menggantikan para pemimpin saat ini memiliki tanggung jawab yang tidak ringan. Apakah bangsa Indonesia maju atau mundur, gagal atau berhasil, sejahtera atau tidak sejahtera, semuanya bergantung pada kaum muda saat ini. Oleh sebab itu kaum muda khususnya mahasiswa harus dididik, dibentuk, serta diarahkan untuk menjadi mahasiswa yang berdedikasi tinggi dalam menjunjung aturan serta tata tertib yang berlaku di negeri ini.

Berkaitan dengan masalah korupsi yang kini menjadi masalah terpopuler di Indonesia. Kaum muda khususnya mahasiswa secara tidak langsung dituntut untuk menjadi pembaharu. Kaum muda pada masa reformasi telah menujukan spirit perubahannya, lalu bagaimana dengan kaum muda saat ini? Realitas menunjukan bahwa korupsi saat ini merupakan skandal bangsa Indonesia yang terus bertumbuh dan berkembang.28 Oleh sebab itu kaum muda diharapkan memiliki kesadaran di dalam diri untuk tidak melakukan tindak pidana korupsi. Kaum muda khususnya mahasiswa mesti memiliki komitmen yang kuat dalam mencegah terjadinya tindak pidana korupsi.

Saeful Deni29 menekankan suatu fakta yang membuktikan bahwa koruptor saat ini adalah mahasiswa yang dahulunya begitu getol menolak dan bahkan mencaci

27 A. Rizani, op. cit., hlm. 22 28 M, Lubis, op. cit., hlm. 45

(8)

maki tindakan koruptif dan para koruptor.30 Hal ini dikarenakan kehendak serta komitmen yang lemah dalam diri para koruptor untuk membedakan keinginan dari kebutuhan. Oleh karena itu penting untuk membasmi bibit korupsi sebelum menjadi suatu kebiasaan.

4.2 Pencegahan Korupsi : Tanggung Jawab Mahasiswa

Sebagai generasi penerus kaum muda khususnya mahasiswa ditantang untuk membalikan stigma masyarakat yang mengidentikan pemerintah atau politik dengan tindak pidana korupsi. Masyarakat sudah terlanjur “kenyang” akan pelbagai kasus korupsi yang menyeret wakil-wakil mereka, yang mereka harapkan dapat membela dan memperjuangkan aspirasi mereka. Hal merupakan misi sekaligus tantangan bagi mahasiswa pada saat ini. Paling tidak, mahasiswa dapat meminimalisisasi kasus korupsi yang terjadi.

Mulai dari sekarang kaum muda khususnya mahasiswa disarankan untuk menyadari eksistensinya tersebut. Melalui kesadaran tersebut, mahasiswa dapat mengetahui dampak masif dan destruktif dari tindak pidana korupsi. Kesadaran ini merupakan fondasi esensial dalam membentengi diri mahasiswa dari berbagai tindakan yang indisipliner khususnya tindak pidana korupsi. 31

Apabila ditelisik lebih jauh akan peran dan fungsi mahasiswa, maka akan didapati bahwa mahasiswa memiliki dwifungsi. Disatu sisi mahasiswa merupkan peserta didik yang diproyeksikan untuk menjadi birokrat, teknokrat, pengusaha, dan berbagai profesi lainnya.32 Dalam konteks ini mahasiswa dituntut untuk memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, sebab kecerdasan intelektual saja tidak dapat mencegah seorang untuk menjadi serakah, egois, dan bertindak indisipliner. Berbekalkan kecerdasan tersebut, maka mahasiswa dapat menjadi agen pembaharu yang dapat diandalkan.

Mahasiswa dapat melakukan perbaikan terhadap kondisi saat ini (sarat akan korupsi) menjadi lebih baik. Disisi lain, mahasiswa juga berperan dalam memengaruhi kebijakan pemerintah. Usaha yang dilakukan mahasiswa adalah dengan menyebarkan informasi atas kebijakan pemerinah dengan membangun opini publik, diskusi terbuka bersama pihak-pihak yang terkait. Selain itu mahasiswa juga dapat menyampaikan tuntutan atau keberatan atas kebijakan pemerintah lewat demonstrasi dan pengerahan masa dalam jumlah besar.

30 Saeful Deni, Korupsi Birokrasi (Yogyakarta: Nauvan Pustaka, 2010), hlm. 70 31 Ibid., hlm. 73

(9)

Agenda wajib yang mesti selalu dilakukan adalah dengan memberikan kesadaran penuh kepada mahasiswa sejak dini akan bahaya laten dari korupsi. Bukan hanya sekedar pemahaman dan demonstrasi yang hampa pemaknaan, dibutuhkan suatu gerakan yang didasari oleh semangat anti-korupsi yang tertanam sebagai suatu budaya yang utuh.33 Kesadaran utuh yang menjadi fondasi esensi dalam diri mahasiswa yang kelak memegang tampuk kepemimpinan bangsa merupakan suatu bentuk penyelamatan krusial menuju negara yang bersih dari segala macam bentuk korupsi.

Mahasiswa memiliki peranan penting dalam mencegah tindak pidana korupsi baik bagi sesama mahasiswa pada khussnya dan bagi masyarakat luas pada umumnya. Mahasiswa memiliki peran di dalam dan di luar kampus. Abdul Wahab membagi peran mahasiswa menjadi dua yakni di dalam dan di luar kampus dalam mencegah tindak pidana korupsi.34

4.2.1 Peran Mahasiswa di Lingkungan kampus

Mahasiswa akan melakukan peranannya dengan optimal dalam memberantas korupsi jika lingkungan tempat mereka mengenyam pendidikan bersih dari praktik korupsi meskipun dalam skala yang sangat sederhana. Dengan kata lain mahasiswa harus mendemonstrasikan kepada publik bahwa diri dan kampusnya bersih dari tindak pidana korupsi. Salah satu contoh konkret yang sering terjadi adalah pada saat penerimaan awal mahasiswa baru. Bukanlah suatu hal yang baru jika terjadi praktik indisipliner, seperti nepotisme dan bahkan korupsi.35 Berkaitan dengan masalah ini mahasiswa memiliki fungsi untuk mengkritisi kebijakan serta ketimpangan tersebut.

Disamping itu mahasiswa mesti melakukan kontrol. jika terjadi pelanggaran maka mahasiswa dapat melaporkan pelanggaran tersebut kepada pihak yang terkait. Selain itu mahasiswa juga dapat memengaruhi rekan-rekannya ataupun calon mahasiswa baru untuk menghindari praktik-praktik yang tidak sehat dalam proses penerimaan mahasiswa baru.

Pada proses perkulihan, mahasiswa perlu memberi penekanan dalam berkompetisi untuk memperoleh nilai yang baik, tanpa melalui cara-cara yang curang. Upaya preventif yang dapat dlakukan adalah dengan membentengi diri dari kebiasaan malas belajar dan menunda-nunda pekerjaan. Jika dalam diri mahasiswa sendiri sudah

33 M. Prodjohamidjojo, op. cit., hlm. 26 34 A. Rizani, op. cit., hlm. 102

(10)

membasmi praktik korupsi meskipun dalam skala yang sangat sederhana, maka bukan tidak mungkin akan lahir generasi yang bebas dari korupsi.

Upaya edukatif dalam mencegah tindak pidana korupsi dapat dilakukan melalui kegiatan seminar, diskusi, atau bahkan bisa dibentuk salah satu kelompok minat bakat yang bergerak di bidang anti korupsi. Selain itu mahasiswa juga dapat menyalurkan aspirasi anti korupsi melalui perlombaan-perlombaan yang bersifat ilmiah, misalnya lomba menulis karya ilmiah tentang korupsi, menulis opini, ataupun melalui bahasa seni baik lukisan, teater, drama, puisi, lagu-lagu dan masih banyak kegiatan edukatif kreatif yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mencegah tindak pidana korupsi.

4.2.2 Peran Mahasiswa di Luar Kampus

Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat. Peran mahasiswa dalam masyarakat secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yakni peran kontrol sosial dan peran sebagai agen pembaharu yang diharapkan mampu melakukan suatu gebrakan baru terhadap sistem yang ada saat ini.36

Mahasiswa dapat melakukan peran preventif terhadap korupsi dengan mengkritisi berbagai peraturan serta kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat banyak. Kontrol terhadap pemerintah tersebut perlu dilakukan karena ada banyak peraturan serta kebijakan pemerintah yang hanya berpihak pada golongan atau kelompok tertentu. Kontrol tersebut dapat berupa demonstrasi yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat ataupun berdialog dengan pemerintah.

Mahasiswa juga dapat melakukan peran edukatif dengan memberikan bimbingan serta penyuluha kepada masyarakat pada saat melakukan kuliah kerja nyata (KKN). Mahasiswa juga dapat mendorong masyarakat untuk berani melaporkan adanya dugaan korupsi kepada pihak yang berwenang. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam mencegah tindak pidana korupsi maka mahasiswa telah membuktikan eksistensinya sebagai agen pembaharu dalam mencegah serta memberantas tindak pidana korupsi di Indonesia.

5 PENUTUP

(11)

dan memandulkan hukum di Indonesia. Pesta demokrasi kerap diidentikan dengan pesta uang. Hukum mudah sekali dibeli karena para penegak hukum mudah “masuk angin”.37

Korupsi di Indonesia kini berkembang secara sistemik. Bagi banyak orang korupsi bukan lagi merupakan suatu pelanggaran hukum, melainkan sudah menjadi suatu kebiasaan. Dalam seluruh penelitian perbandingan korupsi antar negara, Indonesia selalu menempati posisi paling rendah. Keadaan ini bisa menyebabkan pemberantasan korupsi di Indonesia semakin ditingkatkan oleh pihak yang berwenang. Perkembangan korupsi di Indonesia juga mendorong pemberantasan korupsi di Indonesia. Namun hingga kini pemberantasan korupsi di Indonesia belum menunjukkan titik terang melihat peringkat Indonesia dalam perbandingan korupsi antar negara yang tetap rendah. Hal ini juga ditunjukkan dari banyaknya kasus-kasus korupsi di Indonesia. Sebenarnya pihak yang berwenang, seperti KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) telah berusaha melakukan kerja maksimal. Tetapi antara kerja yang harus digarap jauh lebih banyak dibandingkan dengan tenaga dan waktu yang dimiliki KPK. Perlu disadari bahwa tugas untuk mencegah dan memberantas korupsi bukan hanya tugas KPK atau Polisi saja. Setiap warga Negara punya tanggung jawab yang sama dalam mencegah dan memberantas korupsi di Indonesia.

Sejarah demokrasi di Indonesia selalu menyertakan mahasiswa sebagai penggerak, pelopor, dan bahkan sebagai pengambil keputusan. Mahasiswa selalu menghasilkan pemikiran yang kritis,demokratis, dan konstruktif. Realitas menunjukan bahwa suara-suara mahasiswa selalu merepresentasikan dan mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat. Kekuatan yang dimiliki mahasiswa adalah semangat dalam menyuarakan dan memperjuangkan kebenaran dalam menentang segala bentuk ketidakadilan yang terjadi. Mahasiswa memiliki peran penting dalam upaya mencegah tindak pidana korupsi di Indonesia.

(12)

DAFTAR KEPUSTAKAAN Buku-buku

Deni, Saeful. Korupsi Birokrasi. Yogyakarta: Nauvan Pustaka, 2010.

Dori Wuwur, Hendrikus. Metodologi. Seni Menulis Karya Ilmiah. Maumere: Penerbit Ledalero, 2013.

Harman, Beni K. Panggilan Nurani. Jakarta: Biografi Sukses Indonesia, 2013.

Komisi Pemberantasan Korupsi, Buku Saku untuk Memahami Tindak Pidana Korupsi . Jakarta: KPK. 2006.

Lubis, Mochtar. Bunga Rampai Korupsi. Jakarta: LP3ES, 1985.

_____________. Manusia Indonesia: (sebuah pertanggungjawaban). Yogyakarta: Yayasan Obor Indonesia , 2001.

Prodjohamidjojo, Martiman. Penerapan Pembuktian Terbalik Dalam Delik Korupsi (UU No. 31 tahun 1999). Jakarta : Mandar maju, 2001.

Rizani, Ahmad. Peran Serta Pemuda Sebagai Agen Pemberantas Korupsi. Jakarta: Mandar Maju, 2003.

Al Makassary, Ridwan. Dampak Masif Korupsi terhadap Eksistensi Negara-Bangsa.

(13)

Sudarto. Tindak Pidana Korupsi di Indonesia dalam Hukum dan Hukum Pidana. Bandung: Alumm, 2005.

Tim Penyusun Balai Pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990.

Internet

http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=2393, diakses pada 12 Oktober 2014

MENELISIK PERAN KRUSIAL MAHASISWA

DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA

KORUPSI DI INDONESIA

(14)

OLEH

KLAUDENTHIUS FEBRYANO OBAR JAMAN

14.75.5513

SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATOLIK LEDALERO

Referensi

Dokumen terkait

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Res2Dinv dengan hasil berupa gambar tampang lintang resistivitas model bawah permukaan 2D yang digunakan untuk

Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diimplikasikan bahwa ”Media Pembelajaran Benda Konkret” dapat digunakan untuk

Dari keseluruhan aspek penilaian tersebut diibaratkan bahwa semua pegawai memiliki tingkat kemampuan dan latar belakang yang sesuai dengan tuntutan kerja

Variabel yang paling berpengaruh antara Pendapatan Bagi Hasil, Pendapatan Margin Mura>bah}ah dan Dana Simpanan Wadi>‘ah terhadap Bonus Wadi>‘ah pada Laporan

bahwa, ada empat model perdagangan jasa penddkan d bawah GATS (pasal 1: 2) melalu empat model pasokan yatu: model 1) pasokan lntas batas; model 2) Konsums d luar neger;

Syukur alhamdulillah penulis hanturkan kehadirat Allah SWT yang telat melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun

menunjukkan bahwa pengaruh pupuk daun Bayfolan (B) dan pupuk SP-36 (S) tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman umur 2 dan 4 minggu setelah tanam, jumlah daun umur 2