• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP-PRINSIP GATS (GENERAL AGREEMENT ON TRADE IN SERVICES) TERHADAP PERDAGANGAN JASA PENDIDIKAN TINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRINSIP-PRINSIP GATS (GENERAL AGREEMENT ON TRADE IN SERVICES) TERHADAP PERDAGANGAN JASA PENDIDIKAN TINGGI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP-PRINSIP GATS (GENERAL AGREEMENT ON

TRADE IN SERVICES) TERHADAP PERDAGANGAN JASA

PENDIDIKAN TINGGI

Oleh: Alberta Hartiana1

Abstract

Trade in higher education has become global trend and reform in systemof higher education all over the world. This research is aimed at finding out both modes of supply and principles of GATS regarding international trade in services. The main objective of the GATS is creating a credible trading system to services, ensuring fair and equitable treatment of all members, stimulating economic activity through guaranteed policy bindings, promoting trade and development through progressive liberalization. This study used normative research. The method used for collecting data was the statute approach. Primary legal sources derived from WTO Trade in Services Division regarding GATS obligations and the principles of the international trade in services. The result of this study, it was found that, there were four modes of supply trade in education under GATS (article 1:2) such as: cross-border supply; consumption abroad; commercial presenceanddelivery abroad; and the principles of GATSdivided into two categories;Firstly, unconditionally obligations, such as the Most-Favoured Nation(article II GATS) and Transparency (article III GATS)are applied directly and automatically to all WTO members regardless of whether specific commitment have been made or not;Secondly, conditionally obligations such as: National Treatment (article XVII) and Market Access (article XVI) are only applied in services sectors/sub-sectors listed in the specific national commitment have been made.

Keywords: trade in higher education, modes of supply, GATS’s principles Abstrak

Perdagangan jasa penddkan tngg telah menjad tren global dan mereformas sstem penddkan tngg d seluruh duna.Peneltan n bertujuan untuk mengetahu model-model pasokan dan prnsp-prnsp GATS mengena perdagangan nternasonal d bdang jasa.Tujuan utama dar GATS adalah mencptakan sstem perdagangan jasa yang terpercaya, memastkan perlakuan yang adl dan merata bag semua anggotanya, merangsang kegatan ekonom melalu jamnan kebjakan yang mengkat, mempromoskan perdagangan dan pembangunan melalu lberalsas progresf. Peneltan n menggunakan peneltan normatf.Metode yang dgunakan untuk mengumpulkan data adalah pendekatan undang-undang.Sumber hukum yang utama berasal dar WTO Perdagangan Jasa Dvs mengena kewajban-kewajban GATS dan prnsp-prnsp perdagangan nternasonal d bdang jasa.Hasl peneltan n, dtemukan

1 Mahasswa Magster (S2) Ilmu Hukum Unverstas Udayana, Denpasar-Bal, Alamat: Br. Saba Desa Saba Kec. Blahbatuh, Kab.Ganyar,emal:sendtoberta@gmal.com

(2)

bahwa, ada empat model perdagangan jasa penddkan d bawah GATS (pasal 1: 2) melalu empat model pasokan yatu: model 1) pasokan lntas batas; model 2) Konsums d luar neger; model 3) Kehadran komersaldan model 4) pengrman luar neger; dan prnsp-prnsp GATS dbag menjad dua kategor;Pertama, kewajban tanpa syarat, yatu Most favoured Naton Treatment (pasal II GATS) dan Transparans (pasal III GATS) yang dterapkan secara langsung dan otomats terhadap semua anggota WTO terlepas dar apakah para anggota WTO telah membuat komtmen khusus atau belum; Kedua kewajban dengan kondsonal sepert: Perlakuan Nasonal (pasal XVII) dan Akses Pasar (pasal XVI) hanya dterapkan terhadap daftar sektor-sektor jasa / sub-sektor yang tercantum dalam komtmen khusus nasonal yang telah dbuat.

Kata kunc: perdagangan jasa pendidikan tinggi, model pasokan, prinsip

GATS

I. PENDAHULUAN

Negara-negara ndustr yang tergabung dalam organsas multlateral

The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD)2

yang juga merupakan anggota WTO (World Trade Organization), sepakat untuk mencantumkan sektor penddkan menjad salah satu sektor jasa dalam perdagangan nternasonal d bawah kerangka GATS (General on Trade in Services), pada Uruguay Round I januar 1995. GATS adalah

organsas nternasonal, yang mengatur tentang kerangka hukum dan prnsp-prnsp terhadap sstemperdagangan nternasonal d bdang jasa secara multlateral.3Tujuan utama GATS

adalah mencptakan sstem aturan perdagangan nternasonal kredbel dan terpercaya; kepastan atas perlakuan yang adl dan merata bag 2 OECD/CERI, 2002, Current Commitments

under the GATS in Educational Services,

Washngton, DC, U.S.A., hlm. 7

3 WTO, 2013, The General Agreement on Trade

in Services an Introduction, Trade n Servces

Dvson, hlm.1

semua negara anggota; merangsang kegatan ekonom melalu jamnan kebjakanyang mengkat serta mempromoskan perdagangan dan pembangunan melalu lberalsas progresf.4

Pada prnspnya perdagangan nternasonal d bdang jasa penddkan tngg sama dengan sstem perdagangan pada sektor jasa-jasa yang lan d bawah GATS. Para phak yang terdapat dalam perdagangan jasa penddkan tngg terdr dar: negara pengekspor (those who provide higher

education to foreign nationals) dan

negara pengmpor (those who consume higher education provided by a foreign supplier).5

4 Jandhyala B.G. Tlak, 2011, Trade in Higher

Education: The Role of The Agreement on Trade in Services (GATS), UNESCO: Internatonal

Insttute for Educatonal Plannng, Pars, hlm. 32

5 Sajtha Bashr, 2007, Trend in International

Trade in Higher Education: Implications and Options for Developing Countries, Copyrght

© The World Bank, Washngton, D.C. – U.S.A. hlm. 6-7

(3)

Negara-negara anggota WTO

melalu document MTN.GNS/

W/120 6 telah menetapkan sstem

klasfkas 12 sektor jasa yang terdr dar: 1) Busness servces; (ncludng professonal servces and computer servces); 2) Communication services; 3) Construction and related engineering services; 4) Distribution services; 5) Jasa Educational services;

6) Jasa Lngkungan (Environmental services); 7) Financial services; including insurance and banking); 8) Health-related and social services;

9) Jasa Tourism and travel-related

services; 10) Recreational, cultural and sporting services; 11) Transport services; 12 Other(services not included elsewhere).

D dalam penulsan n, topk yang dangkat adalah mengena model-model (modes of supply) perdagangan jasa penddkan tngg menurut GATS serta prnsp-prnsp yang dterapkan d dalam perdagangan jasa penddkan tngg.

Dar latar belakang masalah

tersebut d atas, maka dalam tulsan n penuls mengemukakan dua rumusan masalah yakn:

1. Bagamana model-model

(modes of supply) perdagangan jasa penddkan tngg menurut GATS?

2. Bagamana prnsp-prnsp GATS terhadap perdagangan jasa penddkan tngg?

6 Ibid, hlm. 4

Orisinalitas Penelitian

Peneltan n belum pernah dlakukan oleh penelt lannya, akan tetap secara gars besar terdapat beberapa peneltan yang mempunya korelas dengan peneltan aktual, yatu:

1. Peneltan dalam jurnal yang dtuls oleh Anggat P. Smamora, Bsmarnasuton, Suhad, MahmulSregar, dar USU Law Journal, Vol.II-No.1 (Februar, 2014) 67-89 yang berjudul “Liberalisasi Pendidikan Dalam

Kerangka GATS: Kajian Hukum Terhadap Pendirian Perguruan Tinggi Asing Di Indonesia”.

Peneltan jurnal n mengurakan tentang dampak WTO/GATS yang telah mendstors sfat penddkan sebaga layanan publk d Indonesa dengan mengemukakan

pertanyaan-pertanyaan mengena

permasalahan tentang dampak GATS terhadap pengaturan penddkan tngg d Indonesa dan pengaturan pendran nsttus penddkan tngg asng d dalam regulas nasonal.Persamaan dengan peneltan aktual adalah sama-sama mengkaj tentang perdagangan jasa penddkan tngg.Perbedaannya adalah penelt mengkaj dan menganalss tentang model-model pasokan (modes of

supply) terkat perdagangan d

(4)

yang dtentukan oleh GATS dan penerapan prnsp-prnsp GATS terhadap perdagangan jasa penddkan tngg.

2. Peneltan dalam jurnal yang dtuls oleh Phlp G. Altbach and Jane Knght dar Journal of Studes n Internatonal Educaton 2007 11:290 DOI: 10 .1177/1028315307303542, yang berjudul “The International of

Higher Education: Motivations and Realities”. Jurnal n

membahas tentang perbedaan globalsas dan nternasonalsas, d mana globalsas ddefnskan dalam konteks tren ekonom dan akadems yang merupakan bagan dar realtas abad ke-21.Sedangkan nternasonalsas melput kebjakan dan praktk yang dlakukan oleh sstem akademk dan lembaga-lembaga swasta untuk mengatas lngkungan akademk global. D urakan juga bahwa motvas nternasonalsas adalah bertujuan untuk mendapatkan keuntungan komersal, transfer lmu pengetahuan dan penguasaan

bahasa, menngkatkan

kurkulum dengan konten nternasonal. Selanjutnya, nsatf khusus terhadap kampus cabang, pengaturan kerja sama lntas batas, program untuk sswa nternasonal, mendrkan program bahasa nggrs pada sekolah menengah

dan sederajat merupakan bagan dar nternasonalsas. Hal n sebaga upaya untuk memantau nsatf nternasonal dan jamnan kualtas sebaga bagan ntegral dar penddkan tngg nternasonal.Persamaan dengan peneltan aktual adalah sama-sama mengkaj tentang perdagangan jasa penddkan tngg.Perbedaannya adalah penelt mengkaj dan menganalss tentang model-model pasokan (modes of

supply) terkat perdagangan d

dalam jasa penddkan tngg yang dtentukan oleh GATS dan penerapan prnsp-prnsp GATS terhadap perdagangan jasa penddkan tngg.

Peneltan tentang Prnsp-Prnsp GATS (General Agreement

on Trade in Services) Terhadap

Perdagangan Jasa Penddkan Tngg mempunya Tujuan Umum dan Tujuan Khusus.

1. Tujuan Umum: Untuk

mengetahu model-model (mode

of supply) perdagangan jasa

penddkan tngg menurut GATS.

2. Tujuan Khusus: Tujuan khusus dar Peneltan n berkatan dengan ‘Science as a product’ yatu mendeskrpskan dan menganalsa secara mendalam tentang ketentuan-prnsp-prnsp GATS sehubungan dengan perdagangan jasa penddkan tngg.

(5)

II. METODE PENELITIAN 2.1 Jenis Penelitian

Jens Peneltan yang dgunakan dalam penulsan n adalah jens Peneltan hukum normatf, karena menelt asas-asas serta kadah hukum.Asas-asas serta kadah hukum ketentuan-ketentuan WTO yang mengatur tentang perdagangan nternasonal multlateral, yang menaung perjanjan GATS berkatan dengan perdagangan jasa penddkan tngg.

2.2 Sifat Penelitian

Peneltan mengena

perdagangan jasa penddkan tngg yang dberlakukan oleh WTO melalu ketentuan-ketentuan d bawah GATS adalah bersfat deskrptf kualtatf yatu menggambarkan model-model (mode of supply)dalam perdagangan jasa penddkan tngg berdasarkan GATS, kemudan dkatkan dengan pengaturan prnsp-prnsp GATS yang dterapkan dalam perdagangan jasa penddkan tngg.

2.3 Sumber Bahan Hukum

Sumber bahan hukum yang dpergunakan dalam Peneltan n melput bahan hukum prmer berupa konvens GATS yang mengatur tentang model-model (mode of supply) dan prnsp-prnsp GATS terhadap perdagangan jasa penddkan tngg. Sumber bahan hukum sekunder berupa bahan hukum yang dapat memberkan penjelasan mengena bahan hukum prmer sepert hasl-hasl Peneltan,

hasl karya lmah d bdang hukum, lteratur hukum dan sebaganya.Bahan hukum terser berupa kamus dan buku pegangan (hand out).7

2.4 Teknik Pengumpulan Bahan

Metode pengumpulan bahan hukumnya dperoleh melalu metode pengumpulan bahan dengan cara mengumpulkan peraturan perundang-undangan, konvens-konvens nternasonal, lteratur-lteratur, jurnal hukum8 dan lan sebaganya

yang terkat dengan permasalahan model-model dan prnsp-prnsp GATS, kemudan dlanjutkan dengan penyortran bahan-bahan tersebut terkat dengan permasalahan.

2.5 Teknik Pengolahan dan Analisa Bahan Hukum

Teknk pengolahan bahan hukum dalam Peneltan n dengan mengolah bahan hukum secara kualtatf artnya bahan-bahan hukum yang relevan dolah dengan melhat kualtas kegunaan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perdagangan Jasa Pendidikan

Tinggi Dalam Kerangka GATS

Berdasarkan article 1:2 GATS bahwa perdagangan d bdang penddkan dperbolehkan d bawah 7 SoerjonoSoekanto, 2006, Pengantar Penelitian

Hukum, UI Press, Jakarta, hlm. 52

8 Johny Ibrahm, 2005, Teori dan Metodologi

Penelitian Hukum Normatif, Bayu Meda,

(6)

empat model (four modes of supply) yatu:9

Model 1‘Cross-Border Supply’, adalah pasokan jasa penddkan dar wlayah satu negara anggota ke dalam wlayah negara anggota lannya. D dalam model n, tdak ada perpndahan (mobltas) fsk antara penjual maupun konsumen. Hanya mobltas ‘jasa’ msalnya, jarak atau program penddkan vrtual melalu surat, telepon, atau televs, atau program berbass web penddkan dan pelathan (e-learning) sepert yang banyak dtawarkan oleh unverstas AS terhadap negara-negara berkembang (developing countries). Hal n mengacu pada penjualan program penddkan / pelathan dan cakupannya secara luas, melalu nternet dan meda elektronk sepert CD-ROM dan DVD. Jad Model 1, hanya mobltas program (program mobility).

Model 2: ‘Consumption abroad’ adalah penyedaan jasa penddkan d wlayah satu negara anggota untuk konsumen dar negara anggota lannya. D dalam model n, penjual tetap berada d negaranya dan konsumen yang melakukan perjalanan/pndah ke negara lan, untuk mengkonsums jasa yang dberkan.Dalam penddkan; model n mengacu pada mobltas sswa (student mobility) d mana orang perg ke luar neger untuk belajar d unverstas tradsonal sebaga sswa reguler.Model n adalah bentuk nternasonalsas palng umum dalam kategor tradsonal dan modern. 9 Jandhyala B.G. Tlak, op.cit, hlm. 33-35

Model 3: ‘Commercial presence’, adalah pasokan jasa dengan pemasok jasa suatu negara anggota melalu kehadran komersal d wlayah negara anggota lan, yatu, pembentukan sebuah lembaga penddkan, cabang, dan anak perusahaan luar neger. Pembukaan wara laba luar neger, usaha patungan, dan ‘Twinning’ bak secara nternasonal maupun secara regonal.Pengaturan antara lembaga penddkan dar berbaga negara masuk kategor n.Wara laba bsa seluruhnya atau parsal (ada pembatasan).Ketka kampus telah dtetapkan, basanya lembaga asng menetapkan anak perusahaan bak sendr atau bersama-sama dengan penyeda lokal, tetap dalam kedua jens n, jasa dsampakan seluruhnya oleh unverstas asng. Dalam kasus wara laba (franchise), penyeda penddkan asng mendesan program dan penyampaannya dlakukan oleh mtra d negara lan. Pada dasarnya, d dalam model n tdak ada mobltas konsumen, namun ada mobltas lembaga dan nvestas asng langsung (foreign direct investment). Pengaturan ‘Twinning’ dan usaha patungan yang dbentuk berdasarkan model n memungknkan sswa mengkut program sebagan d negara mereka sendr dan sebagan d negara asng.Kemudan, gelar n dberkan oleh lembaga asng atau bersama-sama dengan dua lembaga (dual degree).

Model 4: ‘Presence of natural

persons’ adalah perpndahan penyeda

(7)

sementara, dalam kapastas ndvdu atau sebaga bagan dar suatu nsttus yang menyedakan jasa untuk d luar neger sepert profesonal software (perangkat lunak), nsnyur, dokter, lmuwan, penasehat, perencana, dan model, dan sebaganya, termasuk tenaga kerja terampl maupun tdak terampl. Terkat dengan penddkan, hal n dkategorkan sepert guru dan admnstrator penddkan yang perg ke suatu negara untuk bekerja sebaga tenaga penddk, maupun sebaga tenaga admnstras.Dengan kata lan, model n dapat dsebut sebaga mobltas orang (tenaga kerja), tetap berbeda dengan Model 2, karena tdak ada mobltas sswa.

3.2 Prinsip-Prinsip GATS Terhadap Perdagangan Jasa Pendidikan Tinggi

Berkut n prnsp-prnsp pentng d dalam GATS terkat dengan perdagangan jasa yatu:10

A. Prnsp ‘most favoured

nation’ (MFN) dan ‘Transparency’.

yang merupakan kewajban umum (unconditional obligations). Prnsp ‘Most favoured Nation’daplkaskan secara langsung dan otomats bag seluruh negara anggota WTO dan sektor-sektor jasa11 sesua dengan

yang datur dalam article II:1 GATS bahwa,’With respect to any measure

covered by this Agreement, each Member shall accord immediately and unconditionally to service dan

10 Ibid, hlm. 37-38 11 OECD, op.cit, h. 5

service suppliers of any other Member treatment no less favourable than that it accords to like services and service supplier of any other country.’Prnsp

‘Transparency’ datur dalam article III GATS yang memastkan bahwa semua negara-negara anggota WTO mempublkaskan semua kebjakan-kebjakan/peraturan perundang-undangan yang ada hubungannya/ relevans dengan perdagangan jasa, termasuk tentang ‘limitation’ dan ‘restriction.’Terkat dengan perdagangan d dalam sektor penddkan bahwa semua negara-negara anggota harus mendapat perlakuan yang sama. Msalnya, apabla suatu perguruan asng dar negara anggota WTO mendrkan kampus d suatu negara anggota, maka hal n berlaku juga bag negara-negara anggota yang lan. Berdasarkan prnsp‘Most favoured nation; berart

tdak boleh ada perlakuan dskrmnas antar negara-negara anggota;

B. Prnsp ‘National Treatment’

(article XVII GATS) dan ‘Market

Access’article XVI GATS) yang

merupakan kewajban dengan persyaratan (conditional obligations), hanya daplkaskan terhadap daftar komtmen d dalam jadwal nasonal12.

Terkat dengan perdagangan jasa penddkan tngg artnya memberkan perlakuan yang sama kepada lembaga penddkan nasonal dan lembaga penddkan asng yang ddrkan d suatu negara anggota, dalam hal subsd 12 Ibid

(8)

dan konds lan. Berdasarkan prnsp ‘national treatment’ artnya tdak boleh ada perlakuan dskrmnas terhadap lembaga penddkan asng maupun lembaga penddkan domestk.

Selanjutnya prnsp ‘market access’ datur dalam article XVI

GATS, merupakan kewajban dengan persyaratan (conditional obligations) d mana mensyaratkan negara untuk melaksanakan lberalsas progresf dengan menghapus hambatan-hambatan bag unverstas asng dalam mengakses pasar sektor jasa penddkan d negara-negara anggota WTO. Berdasarkan prnsp ‘market access’ maka tdak dperbolehkan

menghambat masuknya perguruan tngg asng ke dalam pasar domestk maupun melarang mahasswa untuk mengakses penddkan d dalam negara-negara anggota WTO.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan uraan pembahasan d atas, maka dapat dsmpulkan sebaga berkut:

1. Penddkan Tngg merupakan sub-sektor jasa penddkan yang datur dalam perdagangan nternasonal d bdang jasa d bawah kerangka GATS (General Agreement on Trade in Services)melalu empat

model pasokan (four modes

of supply) sesua dengan

pasal 1:2 GATS yatu: model 1)

cross-border supply; model

2) consumption abroad; model

3) commercial presence dan; model 4) presence of natural

persons.

2. Prnsp-prnsp GATS dbag menjad dua kategor;Pertama, kategor kewajban t a n p a syarat, yatu: Most-Favoured

Nation(pasal II GATS) dan Transparency (pasal III GATS)

berlaku secara langsung dan otomats kepada semua anggota WTO dan sektor jasa terlepas dar apakah anggota WTO membuat jadwal komtmen atau tdak; Kedua, kewajban dengan persyaratan sepert: Perlakuan Nasonal (pasal XVII) dan Akses Pasar (pasal XVI); hanya daplkaskan terhadap d a f t a r sektor-sektor jasa yang tercantum dalam jadwal khusus komtmen nasonal.

DAFTAR PUSTAKA Buku

Jandhyala B.G. Tlak, 2011, Trade

in Higher Education: The Role of The Agreement onTrade in Services (GATS), UNESCO:

Internatonal Insttute for EducatonalPlannng, Pars Johny Ibrahm, 2005, Teor dan

Metodolog Peneltan Hukum Normatf, Bayu Meda, Malang

OECD/CERI, 2002, Current

Commitments under the GATS in Educational ServicesWashngton, DC, U.S.A.

(9)

Sajtha Bashr, 2007, Trend in

International Trade in Higher Education: Implications and Options for Developing Countries, Copyrght © The

World Bank, Washngton, D.C. - U.S.A.

SoerjonoSoekanto, 2006, Pengantar Peneltan Hukum, UI Press, Jakarta

WTO, Trade n Servces Dvson, 2013, The General Agreement

on Trade in Services an Introduction

Peraturan-Peraturan Internasional

Agreement Establshng the World Trade Organzaton (WTO) GATS (The General Agreement on

Trade in Services)

WTO (World Trade Organzaton).

Jurnal

Anggat P. Smamora, BsmarNasuton, Suhad, MahmulSregar, dar USU Law Journal, Vol.II-No.1 (Februar, 2014) 67-89 yang berjudul “Liberalisasi

Pendidikan Dalam Kerangka GATS: Kajian Hukum Terhadap Pendirian Perguruan Tinggi Asing Di Indonesia.” Avalable

at: http://download.portalgaruda. org/artcle.php?artcle=147248 &val=4099&ttle=LIBERALIS ASI%20PENDIDIKAN%20DA LAM%20KERANGKA%20GA TS%20:%20KAJIAN%20HUK UM%20TERHADAP%20PEN DIRIAN%20PERGURUAN%2 0TINGGI%20ASING%20DI% 20INDONESIA.

Phlp G. Altbach and Jane Knght dar Journal of Studes n Internatonal Educaton 2007 11:290 DOI: 10 .1177/1028315307303542, yang berjudul “The International of

Higher Education: Motivations and Realities”. Avalable at

http://journals.sagepub.com/do/ pdf/10.1177/102815307303542.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Prevalensi masalah mental emosional pada remaja di kota semarang dengan menggunakan kuesioner kekuatan dan kesulitan (SDQ).. Guidelines For Adolescent Preventive Service

Proses pemotongan paving rata-rata membutuhkan waktu ± 90 detik untuk 1 paving dengan menggunakan alat gerinda potong.. Kekurangan dari gerinda potong adalah

Komputasional Tidak mampu menyatakan apa yang diketahui dalam soal dengan bahasa sendiri atau mengubahnya dalam kalimat matematika. _

PPATK turut berkontribusi dalam penyusunan peraturan perundang-undangan yang terkait langsung dengan pelaksanaan tugas PPATK antara lain Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013

Namun secara partial perubahan total arus kas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham dan variabel bebas laba mempunyai pengaruh yang signifikan

 Tetapi yang jelasnya, Undang-undang Laut Melaka telah memberi panduan yang jelas kepada setiap anak kapal dan peranan mereka di atas sesebuah kapal, perahu, jong

 Dua teknik teknik optimisasi optimisasi yang yang telah telah di di bahas bahas di di atas atas adalah adalah menggunakan asumsi tidak ada kendala. Padahal,