Kebijakan Perpajakan
2
PERAN MIGAS DALAM APBN
600
% Contribution to Nat. Revenue Oil Price Oil Production
–
2
Landasan Hukum
UU Migas
Nomor 8 / 1971
UU Migas
Nomor 22 / 2001
Pasal 63 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan
Gas Bumi, menyatakan bahwa Kontrak Bagi Hasil (Production Sharing
Contracts) yang ditandatangani sebelum berlakunya Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2001 tersebut masih berlaku sampai dengan masa
kontraknya habis
–
Peraturan Terkait Importasi Barang Migas
2
UU MIGAS 22/2001
20/PMK.010/2005
Atas impor barang untuk keperluan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi yang diimpor oleh Kontraktor Bagi Hasil (production sharing contractor) Minyak dan Gas Bumi diberikan fasilitas pembebasan Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor tidak dipungut dengan ketentuan mengajukan RIB. Fasilitas ini diberikan sd berakhirnya kontrak kerja sama yg bersangkutan.
Badan Usaha yang melaksanakan Kegiatan Usaha Hulu dan Hilir wajib membayar pajak, bea masuk dan pungutan lain atas impor, cukai, pajak daerah dan retribusi daerah, serta kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Bea Masuk (177/PMK.011/2007)
Atas impor barang yang dipergunakan untuk kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi serta panas bumi diberikan pembebasan bea masuk kepada Direktur Jenderal bea & Cukai dilampiri dg RIB utk kebutuhan 12 bulan yang telah disetujui pleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi.
PPN Impor (27/PMK.011/2012)
Atas impor sebagian Barang Kena Pajak yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk, tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah termasuk barang yang dipergunakan untuk kegiatan usaha eksplorasi hulu minyak dan gas bumi serta panas bumi.
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pembebasan (SKB) dari pemotongan dan atau pemungutan Pajak Penghasilan oleh pihak lain kepada Direktur Jenderal Pajak karena mengalami kerugian fiskal akibat wajib pajak baru berdiri dan dalam tahap investasi / belum sampai pada tahap produksi komersial.
PPh 22 Impor (KEP - 192/PJ./2002
)
Sebelum UU MIGAS
Sesudah UU MIGAS
Dlm praktek, sering terjadi penolakan SKB
(ex : ExxonMobil) sehingga muncul peraturan baru nomor
154/PMK.03/2010 Ps.3 (1b) berbunyi “yang dikecualikan dari pemungutan PPh 22 adalah barang utk kegiatan industri hulu migas yg importasinya dilakukan oleh KKKS”.
Aturan terkait lainnya adalah :
1. Surat Edaran Dirjen Bea Cukai SE-32/BC/2010 2. Surat Edaran Dirjen Pajak SE-92/PJ/2010.
DIBEBASKAN
Masih berlaku sd sekarang.
Ref to. Article 1 ,2
Ref to. Article. 2,4
Ref to. Article 2,5 Ref to. Art.icle 31, 32
Ref to. Article. 2,3,4
Cost Recovery
dan Perlakuan PPh Migas (PP 79/2010)
Kontraktor dibebaskan dari pemungutan bea masuk dan pajak dalam rangka impor atas barang yang digunakan dalam operasi perminyakan pada kegiatan eksplorasi dan kegiatan eksploitasi
Ref to. Article. 25 (10,11)
–
PEMBEBASAN BEA MASUK DAN PAJAK DALAM RANGKA
IMPOR TIDAK DIPUNGUT ATAS IMPOR BARANG
2
Subyek Penerima Fasilitas Impor
Kontraktor yang menandatangani kontrak bagi hasil (production
sharing contracts)
sebelum
berlakunya Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2001 yang telah dialihkan kepada Badan Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS).
Kegiatan (Obyek) Fasilitas Impor
Atas Impor barang untuk keperluan kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi minyak dan gas bumi yang diimpor oleh Kontraktor
Bagi Hasil (production sharing contractor) Minyak dan Gas Bumi
diberikan
fasilitas pembebasan Bea
Masuk dan Pajak Dalam
–
Penurunan Tarif BM RIG
PMK
179/PMK.011/2007
2
PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG
UNTUK KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN
–
Subyek Penerima
Fasilitas BM Bebas
A. U
ntuk kegiatan hulu minyak dan gas bumi, kepada :
1) Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap yang mengikat
Kontrak Kerja Sama dengan Badan Pelaksana Kegiatan
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi; dan
2) PT Pertamina (Persero).
B. Untuk kegiatan usaha panas bumi, kepada :
2
Obyek Fasilitas BM Bebas
1. Atas impor barang yang nyata-nyata dipergunakan untuk
kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi serta panas bumi.
2. Dengan ketentuan impor sebagai berikut :
a. barang tersebut belum dapat diproduksi di dalam negeri;
b. barang tersebut sudah diproduksi di dalam negeri
namun belum memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan;
atau
c. barang tersebut sudah diproduksi di dalam negeri namun
jumlahnya belum mencukupi
–
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
2
Ditanggung Pemerintah
Telah dilaksanakan untuk 3 tahun anggaran
berdasarkan :
–
PMK 178/PMK.011/2007 untuk tahun anggaran
2008 sebesar Rp. 2 triliun
–
PMK 242/PMK.011/2008 untuk tahun anggaran
2009 sebesar Rp. 2,5 triliun
–
PMK 21/PMK.011/2010 untuk tahun anggaran
2010 sebesar Rp. 2,5 triliun
–
PMK 22/PMK.011/2011 untuk tahun anggaran
–
•
Untuk kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi :
–
kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh informasi
mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan
memperoleh perkiraan cadangan minyak dan gas bumi di
wilayah yang ditentukan.
•
Eksplorasi di bidang panas bumi
–
rangkaian kegiatan meliputi penyelidikan geologi,
geofisika, geokimia, pengeboran uji , dan pengeboran
sumur eksplorasi yang bertujuan memperoleh informasi
2
(1) Atas impor Barang Kena Pajak yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk
tetap dipungut Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah berdasarkan ketentuan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
(2) Menyimpang dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), atas
impor sebagian Barang Kena Pajak yang dibebaskan dari pungutan Bea
Masuk,
tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
.
(3) Barang Kena Pajak yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) adalah:
(m) barang yang dipergunakan untuk kegiatan usaha eksplorasi hulu minyak
dan gas bumi serta panas bumi.
–
PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PS. 22 SEHUBUNGAN
DENGAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG DAN
2
Pengecualian Pemungutan PPh 22
1.
Impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan tidak terutang Pajak Penghasilan
2.
Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau Pajak
Pertambahan Nilai
3.
Impor sementara, jika pada waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan
4.
untuk diekspor kembali;
5.
Impor kembali (re-impor), yang meliputi barang-barang yang telah diekspor
kemudian diimpor kembali dalam kualitas yang sama atau barang-barang yang
telah diekspor untuk keperluan perbaikan, pengerjaan dan pengujian, yang
telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh DJBC
6.
Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak
7.
Pembayaran untuk pembelian gabah dan/atau beras oleh Perusahaan Umum
Badan Urusan Logistik (BULOG)
8.
Emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan
9.
dari emas untuk tujuan ekspor;
–
Barang untuk kegiatan hulu Minyak dan Gas
Bumi yang importasinya dilakukan oleh
Kontraktor Kontrak Kerja Sama dibebaskan
dari pungutan Bea Masuk dan atau Pajak
2
(10) Kontraktor dibebaskan dari pemungutan bea masuk dan
pajak dalam rangka impor atas barang yang digunakan
dalam operasi perminyakan pada kegiatan eksplorasi dan
kegiatan eksploitasi.
(11) Ketentuan mengenai tata cara pembebasan bea masuk dan
pemungutan pajak dalam rangka impor sebagaimana
dimaksud pada ayat (10) diatur sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
–