• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH PPN MASUKAN DAN PPN KELUARAN TERHADAP HARGA POKOK PENJUALAN BARANG DAGANGAN PADA PT. TIRAN INDONESIA DEVISI UNILEVER MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH PPN MASUKAN DAN PPN KELUARAN TERHADAP HARGA POKOK PENJUALAN BARANG DAGANGAN PADA PT. TIRAN INDONESIA DEVISI UNILEVER MAKASSAR"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

DAGANGAN PADA PT. TIRAN INDONESIA DEVISI UNILEVER MAKASSAR

HAPSANI FAHRUNG 10573 02812 11

`

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2015

(2)

TERHADAP HARGA POKOK PENJUALAN BARANG DAGANGAN PADA PT. TIRAN INDONESIA DEVISI

UNILEVER MAKASSAR

HAPSANI FAHRUNG 105730281211

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2015

(3)

ii

Indonesia Devisi Unilever Makassar N a m a : Hapsani Fahrung

N I M : 105730281211

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Telah diperiksa dan diujikan oleh tim penguji pada hari Rabu tanggal 11november 2015

Disetujui Oleh :

Pembimbing I

H. Andi Arman, SE.,M.Si, Ak.CA

Pembimbing II

Amran SE, M.AK,AK,CA

Diketahui :

Dekan Fakultas Ekonomi

Dr. H.Mahmud Nuhung,M.A NBM : 497 794,-

Ketua Jurusan Akuntansi

Ismail Badollahi,SE.,Msi.Ak,CA NBM: 1073428

(4)

iii

berdasarkan Surat Keputusan Rektor Unismuh Makassar, Nomor 074 tahun 1436 H/2015 M. Skripsi ini telah dipertahankan di depan tim penguji pada hari kamis tanggal 11 november 2015 yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

PANITIA UJIAN :

Pengawas umum : Dr. H. Irwan Akib, M.Pd (...) (Rektor Unismuh Makassar)

Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, M. A (...) (Dekan fakultas Ekonomi dan Bisnis)

Sekretaris : H. Sultan Sarda, SE., MM (...) (Wakil Dekan fakultas Ekonomi dan Bisnis)

Tim Penguji :

1. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM (……….)

2. Muchriana MuchramSE.,M.Si.Ak,CA (...)

3. H. Andi Arman, SE.,M.Si, Ak. CA (...)

4. Samsul Rizal, SE., MM (...)

(5)

iv

Nama : Hapsani Fahrung

Nim : 10573 02812 11

Tempat/Tanggal Lahir : Moncobalang 12 Juni 1992 Jenis Kelamin : Perempuan

Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar Skripsi yang berjudul : Pengaruh PPN Masukan dan PPN Keluaran Terhadap Harga Pokok Penjualan Barang Dagangan Pada PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar

Dengan Pembimbing masing-masing:

1. H. Andi Arman, SE.,M.Si, Ak.CA 2. Amran SE, M.AK,AK,CA

Benar adalah hasil karya sendiri,bebas dari unsur ciplakan/plagiat.Pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan apabila dikemudian hari ditemukan ketidakbenaran, maka saya bersedia dituntut didalam/luar pengadilan dan menanggung segala resiko yang diakibatkannya.

Demikian surat pernyataan ini dibuat sebagai tanggung jawab formal untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yang membuat pernyatan

Hapsani Fahrung Nim : 10573 02812 11

(6)

v

Terhadap Harga Pokok Penjualan Barang Dagangan pada PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar ”.Skripsi.Akuntansi.Fakultas Ekonomi.

Universitas Muhammadiyah Makassar, dibimbing oleh H. Andi Arman, dan Bapak Amran.

Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui bagaimana pengaruh PPN Masukan dan Keluaran terhadap harga pokok penjualan Barang Dagangan pada PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar dan Untuk mengetahui apakah PPN Masukan dan PPN Keluaran terhadap Harga Pokok Penjualan Barang Dagangan Pada PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar sudah dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku

Jenis penelitian yang di gunakan yaitu Dengan menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Dan jenis data yang digunakan yaitu data sekunder dan data primer.

Metode analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode Analisis Regresi Linear Berganda dimana peneliti mengungkapkan, menjelaskanan, memberikan gambaran permasalahan mengenai Pengaruh PPN Masukan dan PPN Keluaran terhadap Harga Pokok Penjualan Barang Dagangan.

Dan hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yaitu menunjukkan Pengaruh PPN Masukan dan PPN Keluaran terhadap Harga Pokok Barang Dagangan pada PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Toddopuli Makassar.

Kata Kunci :Pajak Pertambahan Nilai (PPN), PPN Masukan, PPN Keluaran, Harga Pokok Penjualan .

(7)

vi

Keberhasilan adalah sebuah pross.

Niatmu adalah awal keberhasilan.

Peluh keringatmu adalah penyedapnya.

Tetesan air matamu adalah pewarnanya.

Doamu dan doa orang-orang disekitarmu adalah bara api yang mematangkannya.

Kegagalan di setiap langkahmu adalah pengawetnya.

Maka dari itu bersabarlah, karena allah selalu menyertai orang-orang yang penuh kesabaran dalam proses menuju keberhasilan.

Sesungguhnya kesabaran akan membuatmu mengerti bagaimana cara

mensyukuri arti sebuah keberhasilan.

(8)

vii

Segala puji-pujian terlantun ke hadirat Allah swt dan rasul-Nya, demikian kata untuk mewakili atas segala karunia dan nikmatnya, Jiwa ini takkan berhenti bertahmid atas anugrahnya. Dan Skripsi ini adalah setitik sederetan berkah-mu.

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt yang senantiasa memberi berbagai karunia dan nikmat yang tiada tara kepada seluruh makhluk-Nya terutama manusia. Demikian pula salam dan salawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw yang merupakan panutan kita semua sampai akhir zaman, dengan keyakinan itu sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Pengaruh PPN Masukan dan Keluaran Terhadap Harga Pokok Penjualan Barang Dagangan pada PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar, dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Banyak pengalaman berharga yang dapat menjadi pelajaran bagi penulis dalam mengerjakan Skripsi ini, baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang. Tidak sedikit pula hambatan dan kesulitan yang didapatkan, namun berkat ketabahan, kesabaran, keikhlasan, kerjakeras, dan kemauan yang disertai doa dan bantuan dari berbagai pihak, Alhamdulillah Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

(9)

viii bantuan baik moral maupun material.

Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Irwan Akib,M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar beserta jajarannya.

2. Bapak Dr.H.Mahmud Nuhung,M.A selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ketua Jurusan AKUNTANSI Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Ismail Badollahi,SE,M.Si,AK

4. Bapak H. Andi Arman, SE.,M.Si, Ak.CA Pembimbing I yang dengan sabar senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dan nasehat kepada penulis selama dalam penyusunan Skripsi.

5. Bapak Amran SE,M.AK,AK,CA, Pembimbing II yang dengan sabar senantiasa memberikan bimbingan, arahan dan nasehat kepada penulis selama dalam penyusunan Skripsi.

6. Bapak H. Andi Arman, SE.,M.Si, Ak.CA Selaku Penasehat Akademik yang dengan sabar memberikan arahan serta nasehat kepada penulis selama menempuh proses pendidikan Di Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Seluruh Staf Fakultas Ekonomi, dan Jurusan AKUNTANSI khususnya.

(10)

ix

9. Kepada Saudaraku Ahmad Tahri dan sepupuku Yulianti beserta orang-orang terdekatku Wahyudin SE dan kawan-kawan yang telah memberikan Doa, dorongan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

10. Dan kepada sahabat-sahabatku Ana,Ani,Tuti,Serli, dan teman-teman AK 10 2011 yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu dimana senantiasa memberikan dorongan, dukungan, motivasi, bantuan dan kebersamaannya dalam berjuang mendapatkan gelar Sarjana.

Akhir kata, penulis memohon maaf apabila dalam Penulisan Skripsi ini masih terdapat kesalahan, karena manusia tak luput dari kesalahan Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Olehnya itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan penulisan Skripsi ini. Semoga Penulisan Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis sendiri. Amin.

Makassar, September 2015

Penulis

(11)

x

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

1. Tujuan Penelitian ... 3

2. Manfaat Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Pajak ... 5

B. Pajak Masukan dan Keluaran ... 5

C. Pengkreditan Pajak Masukan dan Keluaran ... 11

D. Tarif dan Penghitungan PPN ... 18

E. Mekanisme Pengenaan PPN ... 19

F. Penyerahan Kepada Pemungutan PPN ... 21

G. Harga Pokok Penjualan (HPP) ... 21

H. Manfaat Harga Pokok Penjualan ... 22

I. Rumus Menghitung Harga Pokok Penjualan Bersih ... 22

(12)

xi

M. Kerangka Fikir ... 28

N. Hipotesis ... 28

III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

B. Metode Pengumpulan Data ... 29

C. Jenis dan Sumber Data ... 30

D. Metode Analisis ... 31

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever ... 32

B. Visi dan Misi ... 34

C. Struktur Organisasi ... 36

D. Uraian Tugas ... 37

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Mekanisme Tata Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai. ... 42

B. PPN Masukan dan PPN Keluaran pada PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar ... 45

C. Perhitungan HPP dan PPN ... 53

D. Pengaruh PPN Masukan dan PPN Keluaran Terhadap HPP Pada Metode Analisis Regresi Linear Berganda ... 58

E. Uji Autokorelasi ... 63

(13)

xii

I. Uji T Hitung ... 66 VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 68 B. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(14)

xiii Tabel Halaman

1. Tabel 1.1 PPN Keluaran 2011 ... 46

2. Tabel 1.2 PPN Keluaran 2012 ... 47

3. Tabel 1.3 PPN Keluaran 2013 ... 48

4. Tabel 1.4 PPN Masukan 2011 ... 50

5. Tabel 1.5 PPN Masukan 2012 ... 51

6. Tabel 1.6 PPN Masukan 2013 ... 52

7. Tabel HPP pada Perhitungan Pembelian ... 56

8. Tabel HPP pada Perhitungan Penjualan ... 57

(15)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan suatu negara dapat dilihat dari kemajuan pembangunannya, Namun dalam era globalisasi sekarang ini pemerintah mendapat tantangan yang sangat kompleks, disatu sisi pemerintah wajib mensejahterakan rakyat secara merata namun disisi lain sumber dana untuk pembangunan itu sendiri juga diperoleh dari rakyat. Sumber dana pembangunan kesejahteraan rakyat bersumber dari pajak. Salah satu diantaranya adalah Pajak Pertambahan Nilai masukan dan Pajak Pertambahan Nilai keluaran.

Pajak Pertambahan Nilai masukan adalah pajak yang dibebankan kepada pengusaha kena pajak atas perolehan barang atau jasa kena pajak, sedangkan Pajak Pertambahan Nilai keluaran adalah pajak terutang yang wajib dipungut kena pajak dari barang atau jasa dijualnya, dengan demikian berarti masyarakat yang mengkonsumsi barang dan jasa kena pajak juga harus menanggung beban pajak. Pajak Pertambahan Nilai dapat dipungut beberapa kali pada berbagai mata rantai jalur barang dan jasa perusahaan. Kendatipun beberapa kali pengenaannya hanya terdapat pertambahan nilai yang timbul setiap penyerahan.

Barang dan jasa pada jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan atau memperdagangkan barang atau pelayanan jasa kepada konsumen. Dengan berdasarkan pada nilai tambah yang dilakukan oleh para penguasaha, maka besarnya penerimaan Pajak Pertambahan Nilai akan mengikuti perkembangan perekonomian. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

1

(16)

dilaksanakan berdasarkan Sistem Faktur, sehingga atas penyerahan barang dan atau penyerahan jasa wajib dibuat Faktur Pajak sebagai bukti transaksi penyerahan barang dan atau penyerahan jasa yang terutang pajak. Pengusaha Kena Pajak (PKP) hanya diharuskan membayar kepada Negara sebesar selisih antara PPN yang dipungut dari Pembeli BKP dan atau Penerima JKP (Pajak Keluaran) dengan PPN yang dibayar kepada Penjual BKP dan/pemberi JKP (Pajak Masukan). Seorang Pengusaha Kena Pajak (PKP) akan dipungut PPN dari barang atau jasa yang dibeli dan diperoleh untuk keperluan usahanya, pajak yang telah bayar pada saat pembelian atau perolehan barang atau jasa tersebut merupakan Pajak Masukan. Seorang PKP wajib menghitung jumlah pajak yang terutang dan melaporkan KPP.

Dalam mengitung jumlah pajak yang terutang PKP harus mengitung selisih antara Pajak Keluaran dan Pajak Masukan, apabila pajak keluaran lebih besar dari pada pajak masukan maka selisih merupakan jumlah pajak yang di setor dan dilaporkan KPP. dan apabila pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran maka selisih merupakan hak PKP untuk meminta kembali dikompensasikan dengan jumlah pajak yang terutang dalam masa pajak berikutnya.

Pajak Pertambahan Nilai, mempunyai ketentuan tersendiri, berbeda dengan jenis pajak yang lainnya, yang disahkan 10% dari harga jual untuk Barang Kena Pajak (BKP) biasa, dan 75% untuk yang Barang Kena Pajak (BKP) tergolong mewah dikenai pajak serendah-rendahnya 10% dan yang paling tinggi 75%. Dalam pengkreditan pajak masukan sama dengan upaya untuk memperoleh

(17)

kembali PPN yang telah dibayar, apabila pajak masukan itu telah dikreditkan berarti PPN yang telah dibayar atas perolehan BKP bisa dikreditkan.

Berdasarkan pada argumen tersebut diatas, maka dalam pembahasan Skripsi Penelitian ini penulis mengambil judul Pengaruh PPN Masukan dan Keluaran Terhadap Harga Pokok Penjualan Barang Dagangan PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat dikemukakan pokok masalah dalam penulisan ini, yaitu:

a. Bagaimana Pengaruh PPN Masukan dan Keluaran Terhadapharga pokok penjualan Barang Dagangan pada PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar

b. Apakah PPN Masukan dan Keluaran Terhadap harga pokok penjualan Barang Dagangan pada PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar sudah dilaksanankan atau diterapkan sesuai dengan peraturan perpajakan.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh PPN Masukan dan Keluaran terhadap harga pokok penjualan Barang Dagangan pada PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar

(18)

b. Untuk mengetahui apakah PPN Masukan dan PPN Keluaran terhadap harga pokok penjualan Barang Dagangan Pada PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar sudah dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian Skripsi ini adalah:

1. Diharapkan dari hasil penulisan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis untuk memperluas wawasan mengenai pentingnya Penerapan PPN Masukan dan Keluaran untuk mencapai suatu tujuan perusahaan.

2. Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi penelitian yang relevan dengan objek yang dikaji untuk pengembangan lebih lanjut.

3. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Universitas Muhammadiyah Makassar

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pajak

Pengertian pajak dapat diterangkan melalui beberapa definisi :

Definisi pajak yang terkenal dalam dunia akademik dikemukakan oleh Prof.Rochmat Soemitro dalam buku Mardiasmo (2009:1) yaitu : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbale balik yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani dalam buku Surkadji (2005:9), pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib pajak membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan baik tidak mendapatkan prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

B. Pajak Masukan dan Pajak Keluaran 1. Pajak Masukan

Pengertian Pajak Masukan menurut Gustian Djuanda (2006;93) dalam bukunya yang bejudul Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai adalah sebagai berikut Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan atau pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean dan atau

5

(20)

pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dan atau impor Barang Kena Pajak.”Untuk perolehan BKP oleh pembeli (PKP) dari penjual atau PKP maka transaksi tersebut dibuat Faktur Pajak Standar, Cara menghitung pajak masukan yaitu : besar Pajak Masukan adalah 10% x harga beli atau perolehan.

Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak dan/atau pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dan/atau impor Barang Kena Pajak.

Tata cara umum Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pengusaha kena pajak mengurangkan atau mengkreditkan pajak masukan dalam suatu masa dengan pajak keluaran dalam masa pajak yang sama. Apabila dalam masa pajak tersebut lebih besar pajak keluaran, kelebihan pajak keluaran harus disetorkan ke kas negara. Sebaliknya, apabila dalam masa pajak tersebut pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran, kelebihan pajak masukan dapat dikompensasikan ke masa pajak berikutnya atau dimintakan restitusi.

Dalam tata cara umum tersebut, jumlah yang harus dibayarkan oleh pengusaha kena pajak berubah-ubah sesuai dengan pajak masukan yang dibayarkan dan pajak keluaran yang dipungut dalam suatu masa pajak.

Contoh : Pada tanggal 01 September 2014, PT. SANI melakukan pembelian kepada PT. WAHYU sebesar Rp. 1.200.000 secara tunai. Hal ini sesuai dengan nomor faktur JV0922-08. Maka jurnalnya sebagai berikut :

(21)

Persediaan Rp. 1.200.000 PPN Masukan Rp. 120.000

Kas Rp. 1.320.000

Keseluruhan PPN Masukan yang dibayar perusahaan selama Masa Pajak bulan September dapat dilihat dalam lampiran formulir 1107 B SPM PPN. Selama Masa Pajak tersebut, Faktur Pajak yang dicatat dan dilaporkan sebanyak 9 buah.

Pajak Masukan adalah PPN yang dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak. Selanjutnya, akan diuraikan Pajak Masukan yang telah dibayar oleh Perusahaan yang timbul karena adanya pembelian BKP, Pembelian tersebut yaitu barang dagang. Pada setiap perolehan BKP yang berupa pembelian barang dagang, Perusahaan menerima Faktur Pajak Standar dari PKP penjual yang dapat digunakam sebagai sarana untuk mengkreditkan Pajak Masukan yang akan dibayar pada akhir masa pajak.

PPN atas perolehan BKP adalah berdasar Faktur Pajak dari PKP penjual.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka Pajak Masukan atas pembelian barang dagang ini dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada masa pajak yang sama dengan dilakukannya pembelian.

Untuk pembelian barang modal, pada saat barang-barang modal tersebut dibeli, dicatat sesuai dengan harga perolehannya yang mencakup harga beli, biaya kirim, serta biaya lain-lain bila ada. Di dalam harga perolehan, barang modal tersebut tidak termasuk PPN karena pembelian barang modal tersebut merupakan Pajak Masukan yang akan dikreditkan pada masa pajak yang sama dengan saat diperolehnya.

(22)

2. Pajak Keluaran

Pengertian Pajak Keluaran menurut Gustian Djuanda(2006;92)dalam buku karangannya yang berjudul Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, menyatakan:”Pajak Keluaran adalah PPN terutang yang wajib dipungut oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP atau penyerahan JKP, atau ekspor Barang Kena Pajak.”Berikut ini adalah contoh Pengusaha kena pajak yang melakukan dua macam penyerahan :

a. Penyerahan BKP yang terutang pajak sebesar Rp. 35.000.000,00, maka pajak keluaran :10 % x Rp. 35.000.000,00 = Rp. 3.500.000,00

b. Penyerahan tidak terutang pajak sebesar Rp. 15.000.000,00 Pajak keluaran sama dengan nihil (tidak ada pengenaan pajak).

Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak. Pajak Keluaran dan Dasar Pengenaan Pajak (Pasal 4 PMK-79/PMK.03/2010) Pajak keluaran dihitung dengan cara mengalikan tarif 10% (sepuluh persen) dengan Dasar Pengenaan Pajak. Sedang dasar pengenaan pajak adalah sebesar peredaran usaha.

Pajak keluaran dan pajak masukan adalah dua istilah yang dikenal dalam tata cara perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Pajak keluaran adalah pajak

(23)

yang dikenakan ketika Pengusaha Kena Pajak melakukan penjualan terhadap barang kena pajak atau jasa kena pajak.

Pajak Pertambahan Nilai terutang merupakan selisih dari Pajak Keluaran dengan Pajak Masukan, dimana Pajak Keluaran lebih besar dari Pajak Masukan.

Kekurangan bayar tersebut yang harus dilunasi PKP sesuai jangka waktu pembayaran dan pelaporannya. Jika pajak masukan lebih besar daripada pajak keluaran maka pembayaran PPN lebih bayar, sehingga PKP dapat memilih restitusi atau kompensasi atas kelebihan pembayaran pajak tersebut. Dan jika selisih antara Pajak Keluaran sama dengan Pajak Masukan, maka muncul nihil atau tidak adanya pembayaran Pajak Pertambahan Nilai.

PPN keluaran merupakan PPN atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak. Penyerahan BKP dan atau JKP ini salah satunya adalah kegiatan penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Penjualan dilakukan hanya lingkup dalam negeri saja, baik secara tunai maupun kredit, dengan uang muka ataupun tanpa uang muka. Setiap penjualan didasarkan pada adanya pesanan dari calon pembeli yang dituangkan dalam oerder pembelian (purchase order). Pesanan ini juga dapat diikat dengan surat perjanjian atau kontrak. Dalam melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP), Perusahaan menerbitkan Faktur Pajak Standar sebagai bukti pemungutan pajak yang dibuat dan disertakan pada saat pengiriman BKP dan atau JKP tersebut ke pelanggan.

(24)

Contoh:

PT.ABC melakukan penjualan komputer dengan perincian sebagai berikut:

Harga Jual Komputer 10.000.000 PPN 1.000.000 +

Harga Jual Komputer dan PPN 11.000.000

Maka PPN sebesar 1.000.000 merupakan Pajak Keluaran bagi PT.ABC.

Pencatatan atas penerimaan hasil penjualan tunai dilakukan dengan mendebit perkiraan kas dan mengkredit perkiraan penjualan dan Pajak Keluaran-nya.

Contoh : Pada Tanggal 29 April 2008 PT. SANI melakukan penjualan tunai kepada WAHYU Tbk sesuai dengan no. faktur 695/KLM/INV/IV/08, maka jurnalnya sebagai berikut:

Kas Rp. 144.769.625

Penjualan Rp. 131.608.750 PPN Keluaran Rp. 13.160.875

Atas penjualan secara tunai tersebut, PT. SANI membuat Faktur Pajak Standar pada saat pengiriman dan diterimanya pembayaran yaitu saat melakukan penjualan tunai. Pencatatan atas pembelian tunai dilakukan dengan mendebit persediaan dan PPN Masukan serta mengkredit perkiraan kas.

(25)

C. Pengkreditan Pajak Masukan

Pengkreditan Pajak Masukan adalah sebagai berikut :

a. Pajak Masukan dalam satu masa pajak dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran di tempat PKP yang dikukuhkan untuk masa pajak sama.

b. Pajak Masukan dapat dikreditkan adalah pajak masukan yang dibayar untuk perolehan BKP dan atau JKP yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha yang melakukan penyerahan kena pajak.

1. Kegiatan Usaha Dalam Pajak Masukan dan Keluaran

Pengertian kegiatan usaha tertentu Untuk dapat menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan pajak masukan bagi pengusaha kena pajak, pertama- tama harus memenuhi syarat utama yaitu pengusaha kena pajak tersebut mempunyai peredaran usaha dalam 1 (satu) tahun buku tidak melebihi Rp1.800.000.000,00 (satu miliar delapan ratus juta rupiah) sesuai Pasal 2 PMK- 74/PMK.03/2010.

Peraturan ini berlaku untuk semua jenis usaha. Kecuali untuk usaha dengan jenis kegiatan tertentu diatur berbeda sehingga tidak terdapat batasan peredaran usaha dalam 1 (satu) tahun buku tidak melebihi Rp1.800.000.000,00 (satu miliar delapan ratus juta rupiah) artinya apabila peredaran usaha dalam satu tahun buku kurang atau melebihi Rp1.800.000.000 (satu milyar delapan ratus juta rupiah) maka tidak ada perbedaan perlakuan tetap memakai pedoman penghitungan pengkreditan pajak masukan. Pengertian kegiatan usaha tertentu menurut Pasal 1 butir 4 PMK-79/PMK.03/2010 adalah sebagai berikut:

(26)

a. Penyerahan kendaraan bermotor bekas secara eceran; atau penyerahan emas perhiasan secara eceran.

b. Bagi pengusaha Kena Pajak yang melakukan Kegiatan Usaha Tertentudalam menghitung besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, wajib menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan. Besarnya pajak masukan yang dapat dikreditkan Besarnya pajak masukan yang dapat dikreditkan untuk usaha pada umumnya (Pasal 7 PMK-74/ PMK.03/2010) adalah sebagai berikut: 1.

60% (enam puluh persen) dari Pajak Keluaran untuk penyerahan Jasa Kena Pajak; 2.70% (tujuh puluh persen) dari Pajak Keluaran untuk penyerahan Barang Kena Pajak.

Namun untuk usaha dengan kegiatan tertentu besarnya pajak masukan yang dapat dikreditkan mempunyai perlakuan berbeda yaitu (Pasal 3 PMK- 79/PMK.03/2010): 1. Bagi PKP yang melakukan penyerahan kendaraan bermotor bekas secara eceran sebesar 90% (sembilan puluh persen) dari Pajak Keluaran; 2.

Bagi PKP yang melakukan penyerahan emas perhiasan secara eceran sebesar 80%

(delapan puluh persen) dari Pajak Keluaran.

2. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Menurut Mardiasmo (2008:270), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah Pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari barang atau jas dalam peredarannya dari produsen ke konsumen.

Menurut B.Ilyas dan Suhartono (2007:115), Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan terhadap nilai tambah suatu barang atau jasa dari

(27)

kegiatan ekonomi di suatu Negara, yang didalam Undang-undang disebut daerah pabean. Mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ada pada pihak pedagang atau produsen sehingga muncul istilah Pengusaha Kena Pajak yang disingkat PKP. Dalam perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang harus disetor oleh Pengusaha kena Pajak (PKP), dikenal istilah pajak keluaran dan pajak masukan. Pajak keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dipungut ketika Pengusaha Kena Pajak (PKP) menjual produknya, sedangkan pajak masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dibayar ketika Pengusaha Kena Pajak (PKP) membeli, memperoleh, atau membuat produknya. Indonesia menganut sistem tarif tunggal untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN), yaitu sebesar 10% (sepuluh persen).

3. Kelemahan dan Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai

a. Kelemahan PPN (1951) Undang-undang yang lama antara lain:

1. Adanya Pajak Berganda

2. Bermacam-macam tarif (ada 9 macam tarif) sehingga menimbulkan kesulitan pelaksanaannya.

3. Tidak mendorong ekspor

4. Belum dapat mengatasi penyelundupan.

b. Kelebihan PPN 1984 (Undang-undang yang baru) antara lain:

1. Menghitung pajak berganda

2. Tarif tunggal, sehingga memudahkan pelaksanaan.

3. Dapat menghindarkan penyelundupan (lebih mudah pengawasan).

4. Netral dalam persaingan dalam negeri.

(28)

5. Netral dalam perdagangan internasional.

6. Netral dalam pola konsumsi 4. Objek Pajak Pertambahan Nilai

Yang menjadi objek PPN adalah:

1. Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha.

2. Impor barang kena pajak

3. Penyetoran jasa kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha.

4. Pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.

5. Pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.

6. Ekspor barang kena pajak/jasa kena pajak oleh pengusaha kena pajak.

7. Kegiatan membangun sendriri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain.

8. Penyerahan aktiva oleh pengusaha kena pajak yang menurut tujuan semula aktiva tersebut tidak untuk diperjualbelikan, sepanjang PPN yang dibayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan.

(29)

5. Barang Kena Pajak (BKP)

Barang kena pajak adalah barang yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang PPN 1984 dan perubahannya Barang Kena Pajak (BKP) ada dua jenis yakni BKP berwujud dan BKP tidak berwujud. BKP berwujud dibedakan menjadi 2 yaitu BKP berwujud yang bergerak dan BKP berwujud tidak bergerak.

Beberapa syarat atau keadaan yang harus dipenuhi agar suatu penyerahan barang dapatdikenai PPN.

1. Yang diserahkan adalah barang kena pajak 2. Penyerahan dilakukan didalam daerah pabean 3. Yang Melakukan adalah pengusaha kena pajak 6. Jasa Kena Pajak (JKP)

Jasa kena pajak atau dalam buku ini akan lebih sering digunakan dalam bentuk singkatan JKP agar llebih diingat, adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan huku yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang PPN.

Barang Kena Pajak (BKP)

Tidak berwujud seperti paten, hak cipta dan

waralaba Berwujud (bergerak atau

tidak) seperti mobil, baju, dan tanah

(30)

Jasa kena pajak yang dimaksud antara lain: jasa di bidang kesehatan medis, jasa di bidang pelayanan sosial, jasa di bidang perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha dengan hak opsi, jasa di bidang keagamaan, jasa di bidang pendidikan, jasa di bidang keseniaan dan hiburan, jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan, jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air, jasa di bidang tenaga kerja, jasa di bidang perhotelan, jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan,jasa penyediaan tempat parkir, jasa telepon umum, dan jasa boga atau katering.

7. Pengusaha Kena Pajak (PKP)

a. Pengusaha adalah orang pribadi atau badan yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean.

b. Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak dan atau penyerahan jasa kena pajak yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang PPN 1984, tidak termasuk pengusaha kecilyang batasannya ditetapkan dengan keputusan mentri keuangan, kecuali pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

8. Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP)

Penyerahan barang yang termasuk dalam pengertian penyerahan BKP adalah:

(31)

a. Penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian.

b. Pengalihan BKP oleh karena suatu perjanjian sewa beli dan perjanjian leasing.

c. Penyerahan BKP kepada padagang perantara atau melalui juru lelang

d. Pemakaian sendiri dan atau pemberian Cuma-Cuma atas BKP e. Persediaan BKP dan aktiva yang menurut tujuan semula tidak

untuk diperjual belikan, yang masih tersisa pada pembubaran perusahaan, sepanjang PPN atas perolehan aktiva tersebut menurut ketentuan dapat dikreditkan.

9. Dasar Pengenaan Pajak

Dasar pengenaan pajak adalah jumlah harga jual, penggantian, nilai impor, atau nilai lain yang ditetapkan dngan keputusan mentri keuangan yang dipakai sebagai dasar untung menghitung pajak yang terutang.

a. Harga jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan BKP, tidak termasuk pajak pertambahan nilai yang dipungut menurut Undang- undang ini (UU PPN 1984) dan potongan harga yang dicantumkan dalam faktur pajak.

b. Penggantian adalah nilai berupa uang , termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa kena pajak karena penyerahan BKP, tidak termasuk pajak yang dipungut menurut undang-

(32)

undang PPN 1984 dan potongan harga yang dicantumkan dalam faktur pajak.

c. Nilai impor adalah adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya yang dikenakan pajak berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pabean untuk impor BKP, tidak termasuk pajak pertambahan nilai yang dipungut menurut Undang-undang PPN 1984.

d. Nilai ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir.

D. Tarif dan Penghitungan PPN 1. Tarif PPN

PPN adalah salah satu jenis pajak yang menggunakan tarif proporsional, yaitu nilai pesentase tertentu dikenakan terhadap semua jenis penyerahan yang terutang pajak tanpa memperhatikan nilai transaksi, artinya berapapun jumlah dari penyerahan BKP dan atau JKP tetap dihitung dengan persentase yang sama.

Gambar Tarif Pajak Pertambahan Nilai Tarif PPN

Secara umum 10%

Dengan peraturan pemerintah tarif dapat diubah serendah-

rendahnya 5% setinggi- tingginya 15

Khusus ekspor BKP 0%

(33)

Perlu ditegaskan bahwa pengenaan tarif 0% atas ekspor (BKP , BKP tidak berwujud , dan JKP) bukan berarti pembebasan dari pengenaan PPN , sehingga Pajak masukan yang telah dibayar dari barang yang di ekspor tetap dapat di kreditkan.

2. Cara Menghitung PPN

PPN= Dasar Pengenaan Pajak x Tarif Pajak

Contoh: Pengusaha kena Pajak “A’’ Menjual tunai BKP kepada Pengusaha Kena Pajak “B’’ dengan harga jual Rp 25.000.000,00 PPN yang terutang. 10% x Rp 25.000.000,00 = Rp 2.500.000,00PPN Sebesar Rp 2.500.000,00 tersebut merupakan Pajak Keluaran, yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak “A’’. Sedangkan bagi Pengusaha Kena Pajak “B’’

PPN Tersebut merupakan Pajak Masukan.

E. Mekanisme Pengenaan PPN

Undang-undangpajak pertambahan nilai 1984 menganut metode kredit pajak serta metode faktur pajak. Dalam metode ini pajak pertambahan nilai (PPN) dikenakan atas penyerahan barang kena pajak (BKP) atau jasa kena pajak (JKP) oleh pengusaha kena pajak (PKP). PPN dipungut secara bertingkat pada setiap jalur produksi dan distribusi. Unsur pengenaan pajak berganda atau pengenaan pajak atas pajak dapat dihindari diterapkannya mekanisme pengkreditan pajak masukan (metode kredit pajak), Untuk melakukan pengkreditan pajak masukan , sarana yang digunakan adalah faktur pajak (metode faktur pajak). Mekanisme pengenaan PPN dapat digambarkan sebagai berikut:

(34)

1. Pada saat membeli/memperoleh BKP/JKP, akan dipungut PPN oleh PKP penjual. Bagi pembeli, PPN yang dipungut oleh PKP penjual tersebut merupakan pembayaran pajak dimuka dan disebut dengan PPN Masukan. Pembeli berhak menerima bukti pemungutan berupa faktur pajak.

2. Pada saat menjual/menyerahkan BKP/JKP kepada pihak lain, wajib memungut PPN. Bagi penjual PPN tersebut merupakan PPN Keluaran.

Sebagai bukti telah memungut PPN, PKP penjual wajib membuat faktur pajak.

3. Apabila dalam suatu masa pajak (jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim) jumlah ppn keluaran lebih besar daripada jumlah ppn masukan, selisihnya harus disetorkan ke kas negara.

4. Apabila dalam suatu masa pajak Jumlah ppn keluaran lebih kecil daripada jumlah ppn masukan,selisihnya dapat direstitusi (diminta kembali) atau dikompensasikan ke masa pajak berikutnya.

5. Pelaporan penghitungan PPN dilakukan setiap masa pajak dengan menggunakan surat pemberitahuan masa pajak pertambahan nilai (SPT Masa PPN).

(35)

F. Penyerahan Kepada Pemungut PPN

Pengertian penyerahan pemungutan PPN menurut Undang-undang PPN 1984 adalah bendaharawan pemerintah, badan, atau instansi pemerintah yang ditunjuk oleh mentri keuangan untuk memungut, menyetor dan melaporkan pajak yang terutang oleh pengusaha kena pajak atas penyerahan BKP atau JKP kepada bendaharawan pemerintah, badan, atau instansi pemerintah tersebut. Menurut ketentuan yang berlaku saat ini, yang ditetapkan sebagai pemungut PPN adalah:

1. Bendaharawan pemerintah yaitu bendaharawan atau pejabat yang melakukan pembayaran yang dananya berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara aatau anggaran pendapatan dan belanja daerah, yang terdiri dari bendaharawan pemerintah pusat dan daerah baik propinsi, kabupaten, atau kota.

2. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

G. Pengertian Harga Pokok Penjualan

Harga pokok menurut mursyidi (2008 :14) adalah biaya yang telah terjadi yang belum dibebankan/dikurangkan dari penghasilan. Harga pokok ini membentuk harta (assets). Penentuan harga pokok biaya langsung terhadap produk yang dihasilkan dari suatu proses,artinya penentuan biaya yang melekat pada produk pelayanan.

Harga pokok penjualan menurut Lie Dharma Putra, definisi Harga Pokok Penjualan adalah segala cost yang timbul dalam rangka membuat suatu produk menjadi siap untuk dijual. Atau dengan kalimat lain, Harga Pokok penjualan

(36)

adalah cost yang terlibat dalam proses pembuatan barang atau yang bisa dihubungkan langsungdengan proses yang membawa barang dagangan siap untuk dijual.Harga Pokok Penjualan adalah adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual.

H. Manfaat Harga Pokok Penjualan

1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.

2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian.

I. Rumus Menghitung Harga Penjualan Bersih

Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatanPerusahaan. Unsur-unsur dalam penjualan bersih terdiri dari:

1. Penjualan kotor 2. Retur penjualan 3. Potongan penjualan 4. Penjual bersih

Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut:

Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan – potongan penjualan.

(37)

J. Rumus Menghitung Pembelian Bersih

Pembelian bersih adalah sebagai salah satu unsur dalam menghitung harga pokok penjualan.

Unsur-unsur untuk menghitung pembelian bersih terdiri dari:

1. pembelian kotor

2. biaya angkut pembelian

3. retur pembelian dan pengurangan harga 4. retur pembelian

5. potongan pembelian

Untuk menghitung pembelian bersih dapat dirumuskan sebagai berikut:

Pembelian bersih = pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.

K.. Rumus Menghitung Harga Pokok Penjualan

Untuk menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan terlebih dahulu unsur-unsur yang berhubungan dengan harga pokok penjualan.

Unsur-unsur itu antara lain:

1. persediaan awal barang dagangan 2. pembelian

3. biaya angkut pembelian

4. retur pembelian dan pengurangan harga 5. potongan pembelian

(38)

Rumus harga pokok penjualan:

1. HPP = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih – persediaan akhir

2. HPP = Barang yang tersedia untuk dijual – persediaan akhir

L. Struktur Harga Pokok Penjualan

Dari definisi Harga Pokok Penjualan diatas, bisa kita dapatkan struktur dasar dalam harga pokok penjaualan umumnya terdiri dari tiga elemen besar:

1. Persediaan (Inventory)

Dalam perusahaan dagan, element persediaan (inventory) hanya terdiri atas PersedianBarang Jadi saja, dikenal dengan istilah Inventori.Sedangkan pada perusahaan manufakture, elemen persediaan meliputi:

a. Raw Materials (Persedian Bahan Baku)

b. Work In Process atau WIP(Persidiaan Barang Dalam Proses) c. Inventory (Persediaan Barang Jadi)

Maka beberapa unsur dibawah ini perlu diketahui lebih dulu:Elemen Persediaan yang dimaksud adalah besarnya Persediaan Terjual.

1) Persediaan Awal

Persediaan Awal merupakan nilai jumlah persediaan yang telah dimiliki sebelum proses pada periode berjalan dimulai. Artinya,

(39)

persediaan telah ada dahulu sebelum operasi pada periode sekarag dimulai.

2) Pembelian (dalam usaha dagang)

Perlu diingat, bahwa yang diakui adalah merupakan pengeluaran atau 'cost yang terjadi', sehingga jumlah pembelian yang diakui sebesar cost yang muncul saja, ini diwujudkan dalam bentuk Pengeluaran Kas ataupun pengakuan Utang Dagang. jadi besarnya nilai pembelian yang diakui sebesar nilai net purchase atau nilai bersihnya saja. Hal seperti ini perlu dipertegas karena dalam prakteknya sangat sering perusahaan sebagai pembeli, entah itu pembelian untuk barang jadi (dalam perusahaan dagang) ataupun dalam pembelian raw material (bahan baku) dalam perusahaan manufakture mendapatkan diskon (potongan harga), atau bisa terjadi juga return barang (pengembalian) kepada penjual. untuk mendapatkan nilai bersihnya (net purchase) maka diperlukanstrukture menjadi,:

a) Gross Purchases (atau biasanya tertulis Purchase saja) b) Discount (potongan harga)

c) Return (pengembalian barang) d) Net Purchase (pembelian bersih)

e) Harga Pokok Produksii (dalam perusahaan manufacture)

(40)

3) Persediaan Akhir.

Persediaan akhir merupakan besarnya nilai persediaan yang dibukukan sebagai 'persediaan' pada akhir periode.

4) Persediaan yang digunakan atau disebut juga barang tersedia untuk Dijual.

2. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour Cost)

Tenaga Kerja Langsung merupakan upah yang diberikan atau dibayarkan kepada karyawan/tenaga kerja yang terlibat secara langsung dalam aktivitas pengolahan barang dagang.Disebut Biaya Tenaga Kerja Langsung apabila besar kecilnya upah yang dibayar tergantung pada jumlah unit produk yang dihasilkan.

Biaya yang dikelompokkan kedalam direct labor cost merupakan tenaga kerja yang bayarannya berdasarkan pada: Upah Satuan atau Upah Harian per jam. Dalam direct labor yang dibayar dengan upah satuan bisa kita lihat dengan jelas sekali kalau tenaga kerja model ini bisa dibebankan secara langsung pada produk yang dihasilkan.

Apabila upah yang dibayar berdasar pada jumlah jam kerja,maka umumnya perusahaan sudah menentukan satuan jumlah yang harus diproduksi untuk rentang waktu tertentu baik itu perjam atau perhari. Sehingga di akhir perhitungan bisa diketahui berapa besar biaya tenaga kerja langsung yang dibebankan untuk satu unit produk dan total biaya tenaga kerja langsung untuk akumulasi produk yang diproduksi/dihasilkan.

(41)

Dalam perusahaan dagang yang kecil, biaya tenaga kerja langsung cenderung sulit agar dapat dialokasikan dengan semestinya, sehingga biaya tenaga kerja langsung hanya dapat ditemukan pada perusahaan manufaktur atau perusahaan tambang.

3. Overhead Cost

Biaya Overhead adalah biaya yang muncul selain dari elemen elemen yang telah disebut diatas, biasanya diistilahkan dengan indirect cost. Jenisnya sangat bervariasi tergantung dari skala usaha, jenis usaha serta jenis sumber daya yang digunakan oleh perusahaan.yang paling sering ditemui dalam usaha manufaktureataupun usaha dagang ialah:

a. Biaya Sewa/rental cost

b. Depresiasi Mesin dan Peralatan.

c. Penyusutan Gedung Pabrik.

d. Biaya Listrik dan Air pabrik atau Factory’s Utilities e. Biayta Pemeliharaan Pabrik dan mesin (Maintenance) f. Biaya Pengemasan (Packaging)

g. Gudang

h. Sampel produksi (Preproduction sampling) i. Biaya/Ongkos kirim

j. Kontainer (Continer)

(42)

M. Kerangka Fikir

Dalam penelitian ini difokuskan pada penerapan PPN Masukan dan Keluaran terhadap harga pokok penjualan pada PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar yang merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan oleh perusahaan untuk membangun perusahaan menjadi lebih baik, dengan mentaati Undang-undang perpajakan yang berlaku.

Adapun alur Kerangka Pikir penelitian ini, digambarkan seperti berikut ini :

Bagan Kerangka Fikir

N. Hipotesis

Adapun yang menjadi hipotesis atau jawaban sementara dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis: PPN Masukan dan Keluaran berpengaruh terhadap Harga Pokok Barang Dagangan pada PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar

PPN Masukan (X1)

PPN Keluaran (X2)

Harga Pokok Penjualan (Y)

PT. Tiran Indonesia Devisi UnileverMakassar

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dan informasi empiris untuk memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu memperoleh jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dalam laporan penelitian ini maka penulis memilih objek penelitian (tempat pengambilan data) yaitu di Wilayah Makasar Pada PT.

Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar, Dengan waktu penelitian diperkirakan selama kurang lebih 2 bulan.

B. Metode Pengumpulan Data 1. Penelitian kepustakaan

Pengumpulan data dengan cara mengkaji dan menelaah beberapa bahan bacaan yang relevan dengan masalah pokok yang akan dibahas dalam penelitian ini, Pengumpulan data ini dengan jalan memilih berbagai literatul dan buku-buku yang dapat digunakan sebagai landasan teoritis termasuk referensi mata kuliah untuk mendukung penulis ini.

2. Penelitian lapangan, yaitu penelitian yang diadakan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian untuk mendapatkan data yang sesuai pembahasan, adapun cara yang dilakukan yaitu:

29

(44)

a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung pada lokasi obyek penelitian.

b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan yang disajikan responden yang dapat memberikan keterangan sehubungan dengan masalah yang akan dibahas.

C. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah :

1. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh berdasarkan angka – angka.

2. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh berbentuk informasi baik lisan maupun tulisan.

Adapun sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam penulisan ini, serta hasil observasi langsung dari pihak yang bersangkutan.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber – sumber tertulis yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penulisan ini, juga bahan – bahan yang diperoleh melalui perkuliahan dan buku-buku.

(45)

D. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode Analisis Regresi Linear Berganda,Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Pada penulisan skripsi ini peneliti mengungkapkan, menjelaskan, memberikan gambaran permasalahan mengenai Pengaruh PPN Masukan dan PPN Keluaran atas Harga Pokok Penjualan Barang Dagangan. Adapun Rumus Analisis Regresi Linear Berganda adalah sebagai berikut.

Y = a + b1X1+ b2X2+ e

Y’ : Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) X1 dan X2 : Variabel independen

a : Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn = 0)

b : Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan) e : kesalahan residual (error turn)

Keterangan:

Y : Harga pokok Penjualan

X1 dan X2 : PPN Masukan dan PPN Keluaran a : Konstanta

b1 : koefisien regresi dari X1 b2 : koefisien regresi dari X2 e : kesalahan residual (error turn)

(46)

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar

Sejak didirikan pada 5 Desember 1933PT.Tiran Indonesia DevisiUnilever telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia.Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencakup brand-brand ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, dan lain-lain.

Selama ini, tujuan perusahaan kami tetap sama, dimana kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari, membuat pelanggan merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan melalui brand dan jasa yang memberikan manfaat untuk mereka maupun orang lain, menginspirasi masyarakat untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang bila digabungkan akan membuat perubahan besar bagi dunia, dan senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami untuk tumbuh sekaligus mengurangi dampak lingkungan.Saham perseroan pertamakali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 11 Januari 1982.

Pada akhir tahun 2011, saham perseroan menempati peringkat keenam kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. Bagi Unilever, sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh perseroan. Kami memberikan prioritas pada mereka dalam pengembangan profesionalisme, keseimbangan kehidupan, dan

32

(47)

33

kemampuan mereka untuk berkontribusi pada perusahaan. Terdapat lebih dari 6000 karyawan tersebar di seluruh nutrisi.

Perseroan mengelola dan mengembangkan bisnis perseroan secara bertanggung jawab dan berkesinambungan. Nilai-nilai dan standar yang Perseroan terapkan terangkum dalam Prinsip Bisnis Kami. Perseroan juga membagi standar dan nilai-nilai tersebut dengan mitra usaha termasuk para pemasok dan distributor kami. Perseroan memiliki enam pabrik di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, dan dua pabrik di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, dengan kantor pusat di Jakarta, Membuka cabang Unilever di daerah Kawasan Industri Makassar, PT Tiran Sulawesi, PT Tiran Mineral, PT Tiran Makassar, PT Amrul Nadin, PT Andi Nurhadi Nusantara, CV Empor Tiran, CV Provita Lestasi, dan CV Empos, dan di daerah Manggala Toddopuli Makassar yang berkantor pusat di PT. Tiran Group, Jl. Andi Pangeran Pettarani Makassar. PT. Tiran Makassar sebagai tempat penelitian saya, yang bergerak di bidang Distributor berdiri pada tgl 10 oktober 2010, yang beralamat di Jl.Toddopuli Raya Manggala.

PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar memiliki keunggulan kompetitif yang unik, seperti profesionalisme, sistem target kunjungan yang memadai, pengiriman barang dengan tepat waktu, sistem distribusi yang baik dan sistem informasi melalui teknologi komputerisasi yang handal dan akurat. Produk- produk Perseroan berjumlah sekitar 43 brand utama dan 1,000 SKU, dipasarkan melalui jaringan yang melibatkan sekitar 500 distributor independen yang menjangkau ratusan ribu toko yang tersebar di seluruh Indoneisa. Produk-produk

(48)

tersebut didistribusikan melalui pusat distribusi milik sendiri, gudang tambahan, depot dan fasilitas distribusi lainnya.

B. VISI dan MISI PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar 1. Visi

Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.Produk Unilever telah menyentuh sekitar 2 milyar orang setiap hari, baik itu melalui perasaan yang luar biasa karena mereka memiliki rambut yang kemilau dan senyum yang menawan, membuat rumah mereka segar dan bersih, atau dengan menikmati secangkir kopi, makanan yang lezat atau snack yang sehat. Visi PT. Tiran Devisi Unilever Makassar Yaitu:

1. Kami bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik setiap hari.

2. Kami membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih

menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan bagi orang lain.

3. Kami menjadi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal kecil setiap

hari yang dapat membuat perbedaan besar bagi dunia.

4. Kami akan mengembangkan cara baru dalam melakukan bisnis dengan tujuan

membesarkan perusahaan kami dua kali lipat sambil mengurangi dampak lingkungan.

(49)

Kami selalu percaya akan kekuatan brand kami dalam meningkatkan kualitas kehidupan orang-orang dan dalam melakukan hal yang benar. Semakin bertumbuhnya bisnis kami, meningkat pula tanggung jawab kami. Kami mengenali tantangan global seperti perubahan iklim yang menjadi kepedulian kita bersama. Mempertimbangkan dampak yang lebih luas dari tindakan kami selalu menyatu dalam nilai-nilai kami dan merupakan bagian fundamental mengenai siapa diri kami.

2. Misi

Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa. Pernyataan misi merupakan sebuah kompas yang membantu untuk menemukan arah dan menunjukkan jalan yang tepat dalam rimba bisnis saat ini. Tujuan dari pernyataan misi adalah mengkomunikasikan kepada stakeholder, di dalam maupun luar organisasi, tentang alasan pendirian perusahaan dan ke arah mana perusahaan kan menuju.

Oleh karena itu, rangkaian kalimat dalam misi sebaiknya dinyatakan dalam satu bahasa dan komitmen yang dapat dimengerti dan dirasakan relevansinya oleh semua semua pihak yang terkait. Misi pada PT. Tiran Unilever Makassar adalah sebagai berikut:

1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan

dan aspirasi konsumen

2. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan,konsumen dan komunitas.

3. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambahdari segala proses.

(50)

4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orangdengan kinerja yang tinggi.

5. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham

C. Struktur Organisasi PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar Organisasi merupakan sekumpulan orang atau para pemilik modal untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama.Jadi organisasi merupakan satuan lembaga yang turut menentukan keberhasilan suatu perusahaan, dimana hal ini dapat tercapai bila perusahaan dapat menciptakan kordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada. Struktur Organisasi pada PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassaradalah struktur organisasi yang berbentuk garis (LINI).

Dimana pimpinan perusahaan dalam menjalankan tugasnya dan mengelolah perusahaan dibantu oleh staf masing-masing karyawan. Struktur organisasi PT.

Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar dilihat pada skema sebagai berikut:

SANDI SUT

DD SWANDI HELPER

DIMAS CORP. RAPONGGALA

DD SAHLAN HELPER

A. SUKARDI CORP. MINASA UPA A. WAHYUNINGSIH KEUANGAN BOBY TEDDY

OPERATOR SCYLLA IRVAN ASRI

SALES DISTRIK NAMA ADMINISTRASI SOPIR HELPER

WINARTO WICAKSONO AASM PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk

PT. TIRAN MAKASSAR - UNIT UNILEVER MANGGALA STRUKTUR ORGANISASI

KEPALA GUDANG A. ZAINAL ABIDIN

STEVAN RONALDO NANLOHY

DR. IR. H. AMRAN SULAIMAN, MP.

DIREKTUR UTAMA

SUPERVISOR

STEVAN RONALDO NANLOHY MANAJER OPERASIONAL

ARIF BUDHIONO DEPUTY OPERASIONAL

GUDANG KOORD. ADMIN

M. JAINAL

MOBIL MATHIAS CORP. HARTACO SRI WAHYUNI

(51)

D. Uraian Tugas

Berikut akan dikemukakan uraian tugas masing-masing bagian dalam perusahaan PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar dapat dilihat uraian tugas di bawah ini :

1. Direktur Utama

Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Utama antara lain sebagai berikut : a. Memimpin Perusahaan dengan baik, kerja keras dan Tanggung Jawab b. Menyusun dan merencanakan penjualan Maupun pembelian

c. Menginteraksikan pencapaian target penjualan dan pembelian secara efektif dan efisiens.

d. Menjaga hubungan baik dan Klien

e. Menganalisa, mengevaluasi dan merekomendasikan sistem prosedur pengerjaan penjualan maupun pemmbelian barang

f. Mengawasi dan memonitori keberhasilan dan keselamatan kerja karyawannya.

g. Membuat program/advertensicaravan yang efektif dan efisiens serta mendukung peningkatan penjualan barang dagangan perusahaan

2. Memastikan tercapainya target penjualan dengan sistem strategi penjualan yang efektif dan efisiens serta meningkatkan hubungan baik dengan costumer.

3. Deputy Operasional Tugas dan Tanggungjawab

(52)

a. Mengelola dan memantau pelaksanaan operasi cabang yang meliputi penjualan unit, administrasi, dan keuangan, serta mengelola pelanggan.

b. Mencapai target yang telah ditetapkan.

c. Melakukan pengembangan relasi bisnis yang sudah ada, dan mengembangkan bisnis baru.

4. Manajer Operasional Tugas Pokok Antara lain :

a. Bertanggung jawab penuh terhadap tugas dan kewajiban devisi

b. Mengkordinasikan, mengawasi, memimpin, dan bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan bagian-bagian di bawah lingkungan.

c. Memenej atau memonitori dan mengawasi kinerja karyawan.

5. Tugas supervisor dapat dibagi menjadi beberapa tugas penting dan pokok, setidaknya ada 5 tugas pokok dari seorang supervisor yang paling utama.

a. Menyampaikan kebijakan yang disampaikan oleh jabatan di atasnya kepada seluruh bawahan dan groupnya

b. Mengatur kelompok kerja pada grup yang dipegangnya c. Memberikan tugas pada subordinatenya

d. Melaksanakan tugas, proyek, dan pekerjaan secara langsung e. Memberikan training pada subordinate

f. Memimpin dan memotivasi subordinate atau bawahannya g. Menegakkan aturan yang telah di tentukan oleh perusahaan h. Mendisiplinkan bawahan/subordinate

i. Memecahkan masalah sehari hari yang rutin

(53)

j. Membuat rencana jangka pendek untuk tugas yang telah ditetapkan oleh atasannya.

k. Mengontrol dan mengevaluasi kinerja bawahan

l. Memberikan info pada manajemen mengenai kondisi bawahan, atau menjadi perantara antara pekerja dengan manajemen.

6. Adapun secara detil terkait tugas, wewenang dan tanggung jawab Koordinator Administrasi dan Keuangan itu adalah sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan pekerjaan staf administrasi dan keuangan

b. Memeriksa setiap transaksi setora kas masuk dan transaksi kas keluar c. Bertanggung jawab atas administrasi dan saldo transaksi bank

d. Memeriksa kebenaran transaksi dan saldo kartu rekening kredit, tabungan, deposito berjangka, register deposito berjangka.

e. Memeriksa kebenaran laporan kredit dan tabungan harian dan bulanan f. Menyimpan Agunan Kredit di dalam brankas yang telah disediakan.

g. Menyimpan Fisik Uang Kas di dalam brankas uang yang telah disediakan h. Memeriksa kas opname harian

i. Memeriksa data nasabah dan pengkinian identitas

j. Membuat berita acara pemusnahan bilyet deposito rusak, data tutup rekening tabungan atas persetujuan Direksi

k. Bertanggung jawab terhadap transaksi kas droping dan kas kecil l. Menyusun laporan cash flow harian.

(54)

7. Kepala Gudang memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Membuat suratjalan/surat lainnya yang diperlukan untuk proses pengeluaran barang atau transformator dari pabrik.

b. Melakukan kontrol atas bahan/komponen yang dipakai bagian produksi.

c. Memberikan informasi mengenai persediaan bahan baku/material yang dibutuhkan.

d. Penyimpanan semua transformator yang siap dikirim beserta memelihara dokumen-dokumen yang berkaitan.

e. Melakukan kontrol atas jadwal pengeluaran transformator.

f. Mengeluarkan tanda penerimaan bahan beserta statusnya berdasarkan pemeriksaan bagian pengujian.

g. Menentukan tempat penyimpanan setiap bahan baku atau transformator yang diproduksi.

8. Tugas-tugas dari seorang sales secara umum

a. Melaksanakan kegiatan penjualan melalui telepon terhadap target konsumen (perusahaan-perusahaan perdagangan dan industri, kantor- kantor pemerintah, asosiasi perkumpulan keagamaan, olahraga, sosial, konsulat) secara sistematik, serta melengkapi laporan kegiatan untuk setiap hubungan yang dilakukan.

b. Memelihara semua hasil analisis penjualan yang telah dibuat.

c. Atas persetujuan pimpinan, dalam melaksanakan kerjasama dengan perwakilan perusahaan lain dalam memperoleh peluang usaha, melakukan penjualan bersama, mendiskusikan strategi dan sebagainya.

(55)

d. Melakukan tindak lanjut pelayanan, untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

e. Melakukan tindak lanjut setiap kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh peluang usaha pada saat mendatang.

f. Menghubungi humas setiap saat dan memberikan bantuan apabila diperlukan, misalnya dalam memberikan hadiah-hadiah promosi kepada para pelanggan.

g. Melaksanankan kegiatan pemasaran lainnya sesuai dengan tugas yang diberikan oleh manajer penjualan.

9. Tugas dan tanggung jawab Supir

a. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepala bagian.

b. Bertanggung jawab kepada Ketua Bagian Umum dan Personalia.

10. Tugas dan Tanggung Jawab Helper

a. Membantu stock keeper dan kepala gudang dalam memasarkan produk yang ditawarkan

b. Membantu secara langsung dalam pengiriman barang ke relasi

c. Menerima barang yang diserahkan oleh bagian stock keeper untuk di pasarkan

d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kerja kepada kepala gudang, melaporkan barang tersebut setelah dikirim.

(56)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Evaluasi Mekanisme Tata Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen. Dalam bahasa Inggris, PPN disebut Value Added Tax (VAT) atau Goods and Services Tax (GST). PPN termasuk jenis pajak tidak langsung, maksudnya pajak tersebut disetor oleh pihak lain (pedagang) yang bukan penanggung pajak atau dengan kata lain, penanggung pajak (konsumen akhir) tidak menyetorkan langsung pajak yang ia tanggung.

Menurut Undang-Undang No.42 Tahun 2009 dimana Pengusaha yang melakukan Penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, huruf c dan huruf f wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dan wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Sebagaimana yang dimaksudkan dalam Pasal 4 huruf a, huruf c dan huruf f Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha, Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha, dan ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak. Berdasarkan hal diatas PT. Tiran Indonesia Devisi Unilever Makassar sebagai Pengusaha Kena Pajak yang bergerak di bidang Distributor wajib memungut, menyetor dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai.

42

Referensi

Dokumen terkait

Invensi ini berhubungan dengan suatu alat ukur frekuensi getaran menggunakan sistem optik yang terintegrasi dalam kantilever terbebani, sehingga apabila alat diletakkan pada objek

Dapat diinterpretasikan bah- wa, kinerja-kinerja yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pengguna merupakan hal yang menjadi ekspektasi tinggi tingkat kualitas

sekolah dasar di Singapura melalui kontak pribadi para peneliti yang kemudian diisi secara anonim. Sebanyak 85 kuesioner dikembalikan dengan data yang dapat

Bentuk terapi ARV/HAART (Highly Active Antiretroviral Therapy) dalam upaya pencegahan penularan infeksi HIV dari ibu ke bayi adalah penggunaan obat antiretroviral jangka

Bahwa karena gugatan Para Penggugat adalah perkara yang timbul dari perjanjian, maka yang sah sebagai pihak Penggugat atau Tergugat terbatas pada diri pihak yang

Salah satu faktor yang sangat menunjang keberhasilan peternakan kuda adalah pakan. Pakan akan menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan kuda. Pakan pokok kuda

Hasil penentuan pengaruh massa adsorben terhadap adsorpsi ion Fe 2+ dikembangkan dari metode yang dilakukan oleh Dede (2010), dilakukan pada konsentrasi adsorbat

Mikroorganisme yang tumbuh melekat pada media akan mendegradasi polutan organik seperti zat organik, fosfat dan polutan organik lainya dengan kondisi cukup oksigen terlarut