BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, teknologi berbasis mobile device merupakan salah satu pilihan yang menarik karena penggunaanya yang relatif lebih praktis dan mudah dalam pengoperasiannya. Mobile device atau perangkat bergerak merupakan salah satu teknologi yang mengalami perkembangan terus – menerus dan seolah – olah tidak ada matinya. Dunia pendidikan saat ini juga bergantung pada dunia komputerisasi dimana bisa kita lihat bahwa peralatan yang canggih juga menunjang proses pembelajaran dan pengajaran yang lebih bermutu. Terkadang beberapa pelajaran yang sulit dapat dibuat menjadi lebih mudah. (Rico Hermanto dan Anton Taurus Onggo. 2010)
Ilmu tajwid sangat penting dalam sumber Al – Qu’ran, ilmu tajwid menuntun kaum muslimin untuk mengetahui tata cara melafalkan ayat – ayat Al – Qur’an dengan baik dan benar, serta agar maknanya tetap terjaga. Sehingga diharapkan dengan belajar ilmu tajwid, tidak sekedar tahu tentang kaidah tata cara membaca Al Qur’an, namun juga dapat memahami isi kandungan Al – Qur’an tersebut, sampai akhirnya dapat mengaplikasikan isi dari pada kandungan Al – Qur’an dalam kehidupan sehari – hari.
Oleh karenanya, TPQ Ihya’ul Furqon yang berada di Desa Kebojongan, merupakan pendidikan non formal dengan tujuan mencetak santri Tafaquh Fiddin, dengan melalui program pengajarannya yang menitik beratkan pada pelajaran ilmu tajwid dan makharijul huruf, meskipun pelajaran yang lainnya seperti Fiqih, Tauhid, Akhlaq, dan lainnya, tidak kalah pentingnya dalam TPQ Ihya’ul Furqon. Hal ini dapat penulis buktikan dengan di wajibkannya satriwan santriwati menghafalkan nadzhom – nadzhom ilmu tajwid seperti dalam kitab Tuhfatul Atfal, Hidayatul Mustafid.
1433 H, nilai semester awal untuk pelajaran tajwid belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk mata pelajaran tajwid yaitu dengan nilai 100. Melihat dari nilai yang diperoleh, masih banyak santri yang belum mencapai standar kelulusan dan belum memahami atau mengerti materi tajwid karena untuk materi ini yang akan di tekankan dalam membaca jilid dan Al – Qur’an dan
melihat para santri yang tidak bisa memahami ilmu tajwid dan bacaan Al Qur’an pada saat maju dengan ustadz nya dengan baik sesuai kaidah ilmu
tajwid. Data santri dari jilid 4 sampai dengan 6 dari 3 jilid masing masing
jumlahnya 85 santri seperti tabel di bawah ini.
Tabel 1.1 jumlah santri di TPQ Ihya’ul Furqon Jilid Jumlah Santri
4 30
5 25
6 30
Dari hasil penelitian di peroleh untuk siswa jilid 4 sampai 6 dengan jumlah santri 85, dari semua santri 100 % mempunyai hp, sedangkan 80 % santri memegang ponsel java buatan negara cina dan 20 % memegang ponsel belum adanya fasilitas java nya dan yang 10 % tidak mempunyai ponsel.
Berdasarkan survei terhadap data hasil belajar harian santri yang dilakukan di TPQ Ihya’ul Furqon terdapat 70% santri yang tidak memenuhi standar KKM dan harus melakukan remedial untuk mencapai standar KKM, 30% siswa yang memenuhi standar KKM. Berdasarkan data tersebut maka komunikasi yang berjalan dalam sistem belajar mengajar yang terjadi masih kurang efektif dan tidak terdapat proses timbal balik antara ustadz dan santrinya.
- hari, murah karena yang diperlukan untuk menjalankannya hanya sebuah handphone.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas yaitu:
1. Masih rendahnya pemahaman anak didik terhadap mata pelajaran ilmu tajwid dan penerapannya sehari hari dalam membaca jilid dan Al – Qur’an. 2. Pembuatan aplikasi pembelajaran ilmu tajwid berbasis mobile yang dapat digunakan anak didik TPQ yang dapat diimplementasikan ilmunya dalam kehidupan sehari – hari, baik bagi anak didik TPQ Ihya’ul Furqon maupun masyarakat pembelajar di luar sekolah.
C. BATASAN MASALAH Batasan masalahnya adalah:
1. Aplikasi ini dapat dimanfaatkan sebagai literatur atau alternatif dalam mempelajari ilmu tajwid.
2. Arti dari pengertian masing - masing ilmu tajwid.
3. Aplikasi berupa teks bahasa indonesia, tulisan arab dan suara.
D. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai, yaitu membangun sebuah Metode Pembelalajaran Ilmu Tajwid Jilid 4, 5, 6 di TPQ Ihya’ul Furqon desa kebojangan berbasis mobile.
2. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan, yaitu membantu pengguna dalam : a. Membantu siswa dalam kegiatan belajar mengajar Al - Qur’an,
sehingga menarik minat siswa terhadap ilmu tajwid.
didalam jilid atau Al – Qur’an dengan benar sesuai kaidah ilmu tajwid.
E. METODE PENGEMBANGAN SISTEM
Metode pengembangan system Waterfall pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce tahun 1970. Model Waterfall merupakan model klasik yang sederhana dengan aliran sistem yang linier. Output dari setiap tahap merupakan input bagi tahap berikutnya. Model ini telah diperoleh dari proses rekayasa lainnya dan menawarkan cara pembuatan rekayasa perangkat lunak secara lebih nyata. Model ini melibatkan tim SQA (Software Quantity Assurance) dengan 5 tahapan, dimana setiap tahapan selalu dilakukan verifikasi atau testing.
Metode pengembangan system yang digunakan dalam media pembelajaran ilmu tajwid berbasis mobile adalah Metode waterfall. Secara garis besar metode waterfall mempunyai langkah-langkah sebagai berikut : Analisa, Design, Code dan Testing, Penerapan dan Pemeliharaan.
Inti dari metode waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear. Jadi jika langkah satu belum dikerjakan maka tidak akan bisa melakukan pengerjaan langkah 2, 3 dan seterusnya. Secara otomatis tahapan ke-3 akan bisa dilakukan jika tahap ke-1 dan ke-2 sudah dilakukan.
Tahap-tahap yang akan dijadikan sebagai sample adalah jilid 4, 5, 6 TPQ Ihya’ul Furqon. Tahap pengembangan sistem dengan metode waterfall adalah sebagai berikut:
1. Tahap Analisis Kebutuhan Sistem
Pada Tahap ini perancang aplikasi mencari data yang berguna dalam perancangan sistem, diantaranya:
a. Data Primer
1) Metode Wawancara
Setelah melakukan pengumpulan data melalui wawancara secara langsung terhadap jilid 4, 5, 6 TPQ Ihya’ul Furqon, diperoleh data yang nantinya digunakan untuk pembuatan materi yang dibutuhkan dan model interface dari sistem.
2) Observasi
Mencari dan mengumpulkan data yang berkaitan dengan kemampuan, data pengguna ponsel dan keunggulan teknologi J2ME untuk dijadikan sebagai media panduan pembuatan media pembelajaran berbasis mobile.
b. Data Sekunder
Mempelajari literatur buku, artikel, dan situs yang berhubungan dengan Java 2 Micro Edition, dan materi pembuatan media pembelajan. Kemudian diperoleh kebutuhan fungsionalitas dan kebutuhan non - fungsionalitas untuk selanjutnya diterapkan ke dalam bentuk use case dan mengidentifikasi objek dan jilid. 2. Tahap Perancangan Sistem (Desain)
Desain merupakan proses aplikasi berbagai teknik dan prinsip bagi tujuan pendefinisian suatu perangkat, suatu proses atau sistem dalam detail yang memadai untuk memungkinkan realisasi fisiknya, Kegiatan perancangan atau desain sistem ini yaitu :
a. Desain Sistem
1) Diagram use case
Pada diagram use case actor digambarkan oleh santri TPQ atau pengguna, dan use case itu sendiri fungsionalitas dari aplikasi mobile yaitu aplikasi sistem ilmu tajwid, materi, dan contoh - contoh.
2) Diagram activity
Pada diagram activity menunjukan beberapa gambaran tentang aktivitas dari aplikasi mobile sistem ilmu tajwid dimana terdiri dari adanya state dan transition
3) Diagram skuensial
Pada diagram sekuensial merupakan diagram interaksi yang disusun berdasarkan urutan waktu, seperti dalam use case ada actor santri atau pengguna, dan aliran jalanya aplikasi mobile.
4) Diagram kelas
Pada diagram kelas menampilkan jilid-jilid dari aplikasi mobile, dan jilid disini ada kelas jilid atau pengguna merupakan kelas eksternal, dan kemudian kelas-kelas dari aplikasi mobile disertai dengan penggambaran relationship dan multiplisitas-nya.
b. Design Interface (antar muka)
Desain interface menggambarkan bagaimana perangkat lunak atau aplikasi berkomunikasi dalam dirinya sendiri, dengan sistem yang berinteroperasi dengannya dan dengan manusia yang menggunakan. Untuk memberikan gambaran secara umum terhadap user, pada tahap ini penulis membuat rancangan antar muka (interface) program dalam bentuk Lembar Kerja Tampilan (LKT).
3. Tahap Implementasi Sistem
buat, kemudian meletakkan sistem untuk dioperasikan. Tahapan tersebut diantaranya :
a. Tahap Coding (Pengkodean)
Penyusunan program dilakukan dengan menggunakan bahasa yang sesuai. Pada tahap ini penulis menggunakan bahasa pemrograman J2ME dan menggunakan editor notepad ++ dengan simulator sun wireless toolkit.
b. Tahap Testing (Pengujian)
Testing adalah sebuah proses terhadap program atau aplikasi untuk menemukan kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi software yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pengguna/ user. Pada tahap ini penulis menggunakan pengujian white-box dan black-box serta UAT (User Accepting Test).
c. Tahap Compilling