BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Sejarah tanaman vanili
Vanili bukan tanaman asli Indonesia melainkan berasal dari Mexico. Mula pertama tanaman ini dikenal oleh orang-orang Aztek pada masa sebelum benua Amerika diketemukan, yakni sebagai tanaman yang dari buahnya dapat dibuat semacam wangi-wangian untuk pengharum coklat.
Bunga vanili bagian-bagiannya tersusun demikian rupa sehingga hanya dinegeri aslinya (Mexico) saja dapat terjadi penyerbukan secara alami, yakni dengan pertolongan serangga sebangsa lebah Melipono. Namun buah-buah yang terjadi sebagai hasil penyerbukan secara alami itupun hanya sedikit, yaitu 1 %.
Karena tidak dapat berbuah secara alami, Vanili tidak dapat pula berkembang biak ketika pada tahun 1510 tanaman tersebut diperkenalkan di Eropa. Cara pembiakan vegetatif dengan mempergunakan stek-stek batang/cabang seperti yang kemudian lazim dilakukan dalam memperkembangkan biakkan vanili, belum dikenal pada saat itu. Usaha mendatangkan lebah melipono pun tidak membawa hasil, karena serangga tersebut ternyata tidak dapat hidup disana.
Pada tahun 1836 CHARLES MORREN berhasil membuahkan vanili dengan cara penyerbukan buatan ( hand polination ). Penemuan baru ini kemudian diperbaiki oleh NEUMAN dalam tahun 1838, dan yang sampai sekarang diikuti adalah hasil penyempurnaan yang dilakukan oleh EDMUND ALESIUS dalam tahun 1841.
Vanili didatangkan di Indonesia pertama kali dalam tahun 1819 dan baru ditanam secara besar-besaran kira-kira pada tahun 1850, yaitu setelah diketahui cara-cara penyerbukan buatan.
Setelah penyerbukan dapat dengan mudah dikerjakan oleh manusia dan perkembang biakan dapat dilakukan secara vegetatif, maka selanjutnya tanaman vanili berkembang dengan cepat di daerah-daerah tropis. Lebih-lebih setelah diketahui bahwa tanaman tersebut mendatangkan keuntungan bagi para penggemarnya. Karena besarnya permintaan akan vanili di pasaran dunia, areal pertanamannya kian diperluas dan dilipatgandakan.
Vanili (Vanilla planifolia) adalah tanaman penghasil bubuk vanili yang biasa dijadikan pengharum makanan. Nilai tambah terbesar dalam agroindustri vanili adalah pengolahan dan pengeringan sampai menjadi buah vanili kering. Sebab peningkatan harganya bisa mencapai enam setengah kali lipat dari harga vanili segar. Dengan asumsi harga vanili segar (kadar air 80%) per kg. Rp 200.000,- dan harga vanili kering (kadar air 35%) Rp 3.000.000,- maka tiap kg. vanili segar akan menjadi sekitar 4,3 ons vanili kering. Biaya pemeraman dan pemrosesan vanili segar sampai menjadi vanili kering tiap kilogramnya pasti hanya sebatas puluhan ribu rupiah. Hingga nilai tambah yang akan diperoleh para petani dari agroindustri pengeringan vanili, akan sangat tinggi.
Dalam kehidupan sehari-hari, aroma vanilin digunakan untuk pewangi makanan dan minuman, farmasi, kosmetika dan parfum. Industri makanan dan minuman, umumnya menggunakan ekstrak vanilin. Industri farmasi menggunakannya dalam bentuk tincture sementara untuk parfum berupa tincture dan absolute. Sebenarnya teknologi modern sudah berhasil membuat vanilin sintetis dari bahan baku eugenol (minyak daun cengkih), dengan cara mengubah jumlah dan bentuk rantai karbonnya. Namun konsumen dan kalangan industri tetap lebih menyukai aroma vanilin asli dari polong buah vanili. Itulah sebabnya apabila pasokan kurang, maka harga buah vanili kering akan melambung sampai mencapai jutaan rupiah per kg. Dalam industri pangan vanili digunakan sebagai flavoring agent pada produk makanan dan minuman seperti pada es krim, minuman ringan, coklat, permen, puding, kue, dan minuman keras. Sedangkan dalam industri non pangan vanili banyak digunakan sebagai bahan untuk penambah wewangian (fragrance). Selain itu, vanili juga dapat dimanfaatkan sebagai zat antimikroba untuk mencegah jamur dan kapang pada puree buah, serta zat antioksidan pada makanan yang banyak mengandung komponen tak jenuh. Kombinasi vanillin dengan 500 ppm asam askorbat pada pH 3 mampu mencegah pertumbuhan mikroba alami dan kontaminan pure strawberry yang disimpan selama 60 hari pada suhu ruang. (Cerutti et al., 1997). Dengan begitu luasnya kegunaan vanili dan peningkatan ekspor vanili Indonesia, komoditi ini sebenarnya mempunyai prospek pengembangan yang sangat cerah.
1.3 Arti Ekonomi.
Puerto Rico.Vanili Indonesia ( baca : Jawa ) mempunyai kadar “ vaniline “ yang tertinggi di bandingkan dengan vanili dari negara-negara lain .
Dalam tahun 1950 jumlah seluruh produksi didunia mencapai 3 juta pound Dengan Amerika Serikat sebagai konsumen terbesar yang mempergunakan vanili itu sebagai bumbu “ ice cream “.
Vanili kebanyakan dipergunakan sebagai bahan rempah-rempah dalam rumah tanggah, dalam pembuatan makanan ( kue, coklat dll. ) dan wangi-wangian diantaranya untuk pengharum tembakau di pabrik-pabrik rokok. Vanili dipergunakan juga di pabrik-pabrik roti pada masa perang dunia pertama, akan tetapi kemudian di hentikan, karena harganya terlalu mahal. Sebagai penggantinya dipergunakan “ vanilin “, yaitu vanili sintesis yang dibuat dari minyak cengkeh ( “ Eugenol “ ). Juga dalam industri wangi-wangian vanili buatan itu kemudian lebih banyak diperoleh daripada vanili asli. Walaupun demikian, vanili asli tidak menjadi terdesak karenanya. Di Indonesia tanaman vanili umumnya dianggap sebagai tanaman non tradisional. Akhir-akhir ini pesat sekali diperkembangkan terutama di Jawa Tengah dan jawa Timur. Perkebunan besar seperti kopi, coklat dan teh mempergunakan vanili sebagai tanaman dalam penetrapan program diversifikasi ( penambah-ragaman ). Dalam masa Pelita I penanaman vanili telah pula dikembangkan ke daerah Aceh, Sumatera Selatan, Lampung dan Bali.
Daftar 1. : Kadar vaniline vanili Indonesia dibandingkan negara-negara lain.
Negara Asal Kadar Vaniline
1. Pihak petani langsung menjual produk ke tengkulak/pedagang perantara, atau agen eksportir. Dalam hal ini, petani memiliki posisi tawar yang lemah, harga lebih banyak dipengaruhi oleh pembeli.
2. Pihak pembeli yang mencari petani. Pada situasi ini, petani dapat memperoleh harga yang relatif lebih baik. Hal ini seringkali terjadi jika komoditi ini sedang mempunyai harga yang tinggi, terbukti dengan adanya pemesanan dengan uang muka terlebih dahulu oleh pembeli kepada petani sementara vanili belum dipanen.
Posisi Indonesia sebagai eksportir vanili dunia terus turun. Pada tahun 2008, Indonesia masih menjadi produsen vanili dunia nomor dua setelah Madagaskar. Pada tahun 2009, posisi Indonesia sudah terdepak dari lima besar produsen dunia. Indonesia sebenarnya sangat berpotensi menjadi produsen vanili dunia kelas atas. Tata niaga vanili juga perlu diiringi pola kemitraan untuk menjaga kualitas. Beberapa tahun lalu, vanili Indonesia yang bermutu rendah ditolak negara-negara maju. Untuk jalur pemasaran luar negeri ada beberapa pihak yang mungkin terlibat, yaitu agen eksportir, prosesor, tengkulak, dan pedagang. Pemasaran tersebut juga dapat menjadi lebih pendek. Petani menjual vanili kepada pedagang pengumpul atau pedagang besar dan kedua jenis pedagang tersebut langsung menjualnya pada eksportir.
Daerah-daerah penghasil vanili antara lain :
1. Ambarawa : Jawa Tengah
2. Temanggung : Jawa Tengah
3. Wonosobo : Jawa Tengah
Selain itu, banyak juga terdapat di daerah Jawa Timur, Lampung, NTB, DI Yogyakarta,dan Sulawesi Selatan.
BAB II.
BOTANI DAN SYARAT-SYARAT TUMBUH
1. Bentuk umum.
akar, daun, batang vanili (sumber : www.plantvillage.com) a. Akar.
Akar tanaman vanili melekat kuat pada setiap benda yang ditemuinya atau bergantungan di udara dan dapat mencapai beberapa meter panjangnya. Apabila mencapai tanah, akar-akar tersebut dapat berfungsi sebagai pembantu dalam penyerapan zat makanan. Perakaran di dalam tanah pendek-pendek, tebal 33 mm dan mempunyai bulu-bulu akar yang bercabang-cabang pendek pula.
b. Batang.
Tidak banyak bercabang, cenderung untuk terus merambat tegak lurus keatas sepanjang penunjangnya. Beruas-ruas panjang ± 15 cm. Besar batang kira-kira sama dengan jari tangan orang dewasa, hijau mengandung banyak air dan membentuk tunas-tunas akar.
c. Daun.
Tunggal, pipih, memanjang runcing pada ujungnya, letaknya berselang-seling pada batang,hijau terang, panjang 10 – 22,5 cm. Tulang-tulangnya sejajar,tetapi tidak jelas pada waktu masih mudah, baru nampak teraang jika daun sudah tua dan mengering.
bunga vanili ( sumber : benihagro.blogspot.com)
Tersusun dalam suatu karangan atau rangkaian berbentuk tandan. Terdiri dari bunga-bunga sempurnah, yaitu mempunyai alat kelamin jantan ( “ androecium “ ) dan alat kelamin betina ( “ gynaecium “ ). Masalah pembungaan merupakan masalah yang terpenting pada budidaya tanaman vanili, karena itu akan diuraikan tersendiri.
e. Buah.
buah vanili (om-tani.blogspot.com )
2. Sistimatika dan jenis yang diusahakan di Indonesia
Vanili termasuk jenis vanilla dari famili Orchidaceae ( rumpun anggrek ). Jenis-jenisnya cukup banyak, tetapi yang umumnya diusahakan di Indonesia dan teampat-tempat lain di dunia adalah vanilla planifolia ANDREWS yang di negara kita terkenal sebagai “ vanili Jawa “ karena banyak diusahakan di pulau Jawa.Tanaman vanili (Vanilla planifolia) mempunyai sistem klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Superdivisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta
Rangkain bunganya terdiri dari 15 – 20 bunga, keluar dari ketiak daun pada bagian pucuk batang. Bunga sedikit berbau, tidak bertangkai, warnanya kuning kehijau-hijauan dan pucat, panjangnya 5 – 8 cm. Bunga terbuka hanya selama sehari, terdiri dari 6 helaidaun bunga, 3 helai dibagian luar ( “....pal “ ), berukuran sedikit lebih besar daripada 3 helai yang terletak dibagian dalam atau petalnya.
Buahnya berlingir, panjang 12 – 25 cm, diameter 12 – 14 mm berwarna hijau dan menjadi kekuning-kuningan pada waktu masak, kemudian coklat tua serta pecah dengan menyebarkan bau harum khas vanili. Biji-bijinya berwarna hitam kecoklat-coklatan, sebesar kira-kira 0,2 mm.
Daun dan batang v. Planifolia mengandung lendir yang berisi kristal calcium oksalat yang dapat menyebabkan rasa sakit dan gatal pada kulit. V. planifolia merupakan tanaman asli di Mexico, Guatemala, Honduras, Nicaragua, Costa Rica, El Savador, Panama, India Barat, Colombia, Venezuela, Suriname, Guyane, Peru dan Solivia.
a. V. pompona SCHIEDE
b. V. tahitensis J.T.KOORE
c. V. garneri ROLFE
d. V. appendicul ta ROLF
e. V. oderata FRESL
f. V. guinensis SFLITBERGER
g. V. grandiflora L.D.L. h. V. palmarum L.D.L. i. V. aphylla BI. j. V. sativa L.D.L.
V. pompona ( “ vanili pompona “ ) dan v. tahitensis ( “ vanili tahiti “ ) juga diusahakan di negara-negara lain, tetapi tidak sebanyak v. planifolia.
BAB III.
SYARAT-SYARAT TUMBUH
3.1 Tanah
Tanah yang cocok untuk tanaman vanili adalah tanah yang kaya akan humus, subur, berstruktur remah dan gembur dengan daya pengikat air cukup serta drainasenya baik. Hal ini sesuai dengan sistim perakaran vanili yang dangkal sekali.
Tanah liat yang mengandung kapur dan tanah aluvial dengan pH nya antara 5,5 – 7.5 merupakan tempat yang sangat cocok / baik untuk pertanaman vanili. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa tanaman vanili tidak tahan pada tanah yang air tanahnya dangkal ( kurang dari 5 meter ). Kemiringan tanah sbaiknyan 3 – 7 %.
Tanaman vanili dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 400 – 800 meter di atas permukaan laut dengan temperatur rata-rata 22 – 25° C dengan kelembaban ( RH ) 70 – 80 %. Curah hujan sebaiknya 1500 – 2000 mm / tahun yang terbagi dalam 9 bulan bulan basah dan 3 – 4 bulan kering. Curah hujan selama 8 – 9 bulan tiap tahun hendaknya cukup tinggi, dan pada saat buahnya akan masak di kehendaki keadaan yang cukup kering, agar masaknya buah-buah itu dapat berlangsung dengan baik dan kwalitas buahnya menjadi baik pula. Hujan yang banyak terus menerus dan kelembaban udara yang cukup tinggi menyebabkan buah vanili kurang wanginya (aromanya).
BAB IV. TEKNIK BUDIDAYA
4.1 Penanaman pohon pelindung.
Sebelum menanam tanaman vanili terlebih dahulu di sediakan pohon penaung / pelindung dan pohon panjatan. Untuk pohon penaung yang juga dapat digunakan sekaligus sebagai pohon panjatan sebaiknya dipakai pohon-pohon yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. tidak terlalu rimbun.
2. Sebangsa leguminosa yang sekaligus dapat memperbaiki keadaan dan kesuburan tanah. 3. Mempunyai perakaran yang dalam sehingga tidak akan mengganggu perakaran tanaman
vanili.
Pohon pelindung ini sebaiknya sudah di tanam satu tahun sebelum penanaman vanili, dengan maksud agar sudah mempunyai daun yang cukup aman vanili mulai di tanam.
Pohon pelindung di tanam dengan jarak 1,5 x1,5 meter.
4.2 Persiapan Tanah.
1. Pembuatan Jalur
Untuk areal penanaman vanili tanah terlebih dahulu di bagi dalam jalur-jalur selebar 80 cm dan jarak antar jalur 1,50 m. Kemudian pada jalur-jalur tersebut di gali lubang-lubang tanaman dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm.
2. Pembuatan lubang tanam
Galian tanah bagian atas dan galian bawah di taruh terpisah di kanan kiri lubang tersebut. Jarak antar lubang 1,50 x 1,50 m. Lubang tersebut di biarkan terbuka selama 3 – 4 minggu guna mengangin-anginkan dan setelah itu di tutup kembali. Tiap tanaman pelindung, diberikan pupuk kandang atau kompos sebanyak 10 – 20 kg per tanaman pelindung.
4.3 Pembibitan
pembibitan (sumber :vanili _ Buahku.com)
Vanili dapat di perbanyak dengan biji atau stek sulur. Untuk lebih cepatnya maka di tanam dengan stek. Pemilihan bahan bibit untuk dijadikan bibit harus mempunyai sifat-sifat antara lain :
Batangnya sehat.
Umur sudah tua,sekitar 10 – 15 tahun
Keadaannya subur, kuat serta mempunyai ujung tunas dengan pertumbuhan cepat.
Tanaman ini di pelihara dengan baik dan di jaga agar jangan sampai menghasilkan buah. Dengan jalan memangkas supaya tetap mengeluarkan sulur-sulur dahan yang baru yang akan di pakai stek bibit. Stek yang baik adalah yang mempunyai buku-buku ( ruas ) yang agak rapat letaknya satu sama lain.
Sulur-sulur yang masih muda dan pertumbuhannya subur dan kuat dengan tunas ujung yang panjang stek untuk bahan tanaman adalah 50 – 75 cm dan mempunyai mata / buku dan mempunyai umur kurang dari 1 tahun, stek itulah yang nantinya jadi bahan / bibit yang di pakai untuk pembibitan.
Stek dapat langsung di tanam segera sesudah di peroleh, atau dapat juga di semaikan lebih dahulu sebelum di tanam di tempat penanaman yang tetap. Dalam hal ini, di buat bedengan yang berisi campuran pasir sungai dan tanah atau kompos yang sudah matang dalam perbandingan 1 : 1 setebal 40 – 50 cm. Sebagai alas di pergunakan lapisan kerikil atau batu merah setebal ± 15 cm. Stek di tanam hingga 2 – 3 ruasnya terbenam dalam campuran pasir dan kompos / tanah ( medium ) sedalam ± 10 cm, serta dengan jarak antara barisan 25 cm. Dalam keadaan normal, stek akan tumbuh setelah 3 – 4 minggu di semai / di perakarkan. Pemindahan ke kebun dapat dilakukan sesudah bibit berumur 1 – 2 bulan.
4.4 Penanaman
Stek vanili mempunyai 5 buku, daun pada 3 buku bagian pangkal stek tersebut dibuang, karena bagian ini akan dibenamkan kedalam tanah. Setelah pohon lantoro / dadap di tanam dilakukan pembersihan rumput disekitar pohon dan menggemburkan tanahnya dengan mencangkul, lalu menanam stek vanili. Tanamlah vanili pada awal musim hujan.
Sebelum melakukan penanaman stek, terlebih dahulu stek bibit di celupkan dalam larutan obat dan untuk menghindari pembusukan pangkal bibit ( bekas potongan ) maka celupkan ke dalam larutan kapur yang cepat kering dan keras.
Lubang tanaman di buat pada jarak 30 cm dari pangkal pohon pelindung. Ukuran lubang tanaman adalah 30 cm x 30 cm 30 cm atau 50 x 50 x 50 cm.
Setelah itu stek yang berada di bagian atas sebaiknya di ikatkan kepada pohon rambatan dengan tali dari kelopak batang pisang atau tali rafia. Sewaktu mengikat hendaknya jangan di ikat secara ketat, karena dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Dalam mengikat perhatikan akar lekat jangan sampai terbalik, akar lekat harus menempel pada pohon pelindung untuk memanjat / menunjang pertumbuhan tanaman selanjutnya.
Setelah bibit di tanam, lubang tanam di tutup dan di tekan sedikit dengan cangkul / gatul, jangan ditekan dengan baik dengan kaki atau tangan, karena dapat merusak bibit. Kemudian hal yang perlu diperhatikan hendaknya barisan tanaman di buat dengan cara membujur dengan arah utara-selatan.Gunanya agar masing-masing tanaman dalam barisan bisa mendapatkan sinar matahari dengan baik. Juga perlu di perhatikan didalam penanaman vanili ini yaitu tanah di sekitar tanaman harus selalu basah yaitu dengan jalan di siram.Cara yang umum dilakukan untuk menjaga kelembaban tanah ini yaiu di lakukan dengan cara menutup tanah di bawah tanaman tewrsebut dengan jerami atau sabut kelapa.
4.5 Pemeliharaan
1. Menyiang / menyiram.
penyiraman ( sumber : 100budidayatanaman.blogspot.com) Untuk memelihara pertumbuhan tanaman vanili maupun pohon pelindung maka rumput yang ada sekitar tanaman harus selalu di bersihkan yaitu dengan melakukan penyiangan sebulan sekali.
Tanaman vanili tidak tahan terhadap kekeringan, sehingga di perlukan penyiraman untuk menghindari kekeringan. Sebaiknya buatkan parit-parit kecil untuk pengaliran air di sekitar tanaman vanili. Penyiraman / pengaliran air akan mempergiat perkembangan bunga / buah, sehingga mutu buah akan lebih baik.
Pemupukan dilakukan 2 kali setahun, pada awal dan pada akhir musim penghujan, terutama pada saat periode istirahat ( setelah panen ). Setiap tahunnya vanili memerlukan masa istirahat 6 minggu, sebelum memulai lagi pertumbuhannya di dalam musim penghujan, sehingga pada saat itu merupakan periode yang baik untuk melakukan pemupukan, baik dengan pupuk kandang maupun buatan.
Pupuk kandang di berikan satu kali dalam satu tahun dengan dosis 10 – 20 kg/pohon. Sedang untuk pupuk buatan, setiap hektarnya tanaman vanili memerlukan jenis dan jumlah pupuk sebagai berikut:
4 kg N ( -+ 8 kg Urea ) , 2 kg P2O5 ( -+ 4 kg TSP), 8 kg K2O dan 4 kg Cl ( -+ 14 kg KCL) 5 kg CaO ( -+ 10 kg CaCO3) 2,5 kg Mg ( -+ 10 kg MgSO4.H2O ), pemupukan buatan terutama setelah panen.
3. Pemangkasan
a. Pemangkasan pohon pelindung.
Pemangkasan pohon pelindung bertujuan untuk :
o Mengatur cahaya matahari ( tingkat penyinaran ) yang cukup untuk kebutuhan tanaman.
o Memudahkan peredaran udara dan pemeliharaan tanaman.
o Mengurangi kelembaban udara selama musim hujan.
o Mempertahankan tingkat keteduhan tertentu selama musim kering.
Pemangkasan ada 2 cara yaitu pemangkasan bentuk dan pemangkasan pengaturan. a) Pemangkasan bentuk :
Dilakukan setinggi 2 meter di atas permukaan tanah, sehingga terjadi percabangan yang melebar setinggi 2 meter untuk melengkungkan batang vanili
b) Pemangkasan pengaturan:
Dilakukan 20 cm di atas lengkungan batang vanili dan lakukan pemangkasan setengah dari jalur pohon pelindung dengan sistim selang satu baris. Pemangkasan pengaturan ini di lakukan setiap awal musim penghujan dan pada musim penghujan berikutnya giliran pada separuh yang belum di pangkas. Di lakukan juga pemotongan ranting cabang di akhir musim penghujan apabila pertumbuhannya terlalu lebat.
(sumber : detiktani.com)
Ada 3 macam pemangkasan tanaman vanili yaitu pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi dan pemangkasan pemeliharaan.
- Pemangkasan bentuk
bertujuan untuk membentuk kerangka tanaman yang kuat dan seimbang. Caranya potonglah 15 cm dari ujung tanaman vanili yang di lengkungkan dan sisahkan tiga cabang yang baik untuk dipelihara.
- Pemangkasan produksi
bertujuan untuk mendorong keluarnya bunga dan menyempurnakan pertumbuhan buah. Potonglah 10 – 15 cm ujung tanaman menjelang musim berbunga dan lakukan juga pemotongan pucuk setelah berbunga untuk menyempurnakan pembuahan.
4. Perambatan tanaman vanili.
Dengan adanya pohon pelindung tanaman vanili akan merambat / memanjat padanya. Dalam perambatannya di kenal 2 cara yaitu :
a. Pelengkungan bolak balik.
Setelah mencapai 2 m, tanaman vanili memanjang pada pohon pelindung, lengkungan tanaman vanili kebawah, tapi setelah ujung tanaman mencapai 50 cm di atas permukaan tanah, lengkungan kembali ke atas. Demikian seterusnya sampai terbentuk semacam lingkaran tanaman vanili.
b. Pelengkungan sistim rumbai
5. Penanaman tanaman leguminosa.
Tanamlah tanaman leguminosa ( misalnya orok-orok ) pada parit diantara barisan. Tanaman ini berfungsi untuk meningkatkan kesuburan tanah, mencegah tanaman mati ( pada tanah-tanah miring ), untuk mempertahankan kelengkungan, jika dipotong dapat di manfaatkan sebagai penutup tanah.
4.6 Hama dan Penyakit 1. Hama.
Hama yang sering menyerang pada tanaman vanili adalah bekicot yang merusak daun, buah dan batang vanili. Pemberantasan daripada hama ini di lakukan dengan cara mengumpulkan bekicot yang ada di pertanaman kemudian di hancurkan dalam lubang galian.
2. Penyakit.
Penyakit yang sering menyerang tanaman vanili sebagai berikut : a. Noda-noda coklat pada batang ( Nectria Vanillae Zim ).
Penyakit ini sering menyerang pada batang / sulur dahan vanili, dan kadang-kadang menyerang daun. Tanda-tanda serangan pada batang-batang yang sudah dewasa terdapat noda-noda berwarna coklat pucat dan kemudian berwarna hitam yang melingkar pada batang. Batang yang terserang ini kemudian mengkerut dan akhirnya mati.
Jika batang yang terserang ini di belah pada bagian dalamnya kelihatan berwarna coklat. Salah satu cara pemberantasan penyakit ini adalah memotong batang-batang yang sakit kemudian di bakar.
b. Penyakit noda-noda hitam.
Penyakit ini menyerang pada bagian atas dan bawa dari daun. Tanda-tanda serangan terdapatnya noda-noda yang bundar dan hitam sebesar 5 – 15 mm, yang di tumbuhi benang-benang cendawan, yang menyebabkan matinya daun tersebut.
Cara pemberantasannya adalah memotong daun-daun yang terserang kemudian di bakar. Pencegahannya dapat mempergunakan fungisida seperti Benlate, Dithane M-45 atau Antracol dengan dosis 1 – 2 sendok teh dalam 10 liter air.
c. Penyakit noda-noda coklat pada buah.
Penyakit ini menyerang buah mudah yang hampir dewasa, gejala serangan terdapatnya noda-noda coklat tuah pada buah, yang mengakibatkan rendah. pemberantasan penyakit ini dapat menggunakan fungisida seperti Benlate, Dithane M-45 atau Antracol dengan dosis 1 – 2 sendok teh dalam 10 liter air.
Penyakit ini menyerang daun, batang dan buah. Tanda-tanda serangan terdapatnya noda-noda yang semula licin dengan pembatasan yang jelas yang berwarna coklat muda kekuning-kuningan.
Pemberantasannya dapat di lakukan dengan jalan memotong dan membakar bagian-bagian yang terserang. Disamping itu pohon pelindung di kurangi supaya lebih banyak mendapat sinar.
e. Calospora Vanillae Wassec.
Penyakit ini menyerang daun, batang dan buah. Tanda-tanda serangan terdapatnya noda-noda yang semula licin dengan pembatasan yang jelas yang berwarna coklat muda kekuning-kuningan.
Pemberantasannya dapat di lakukan dengan jalan memotong dan membakar bagian-bagian yang terserang. Disamping itu pohon pelindung di kurangi supaya lebih banyak mendapat sinar.
f. Penyakit Busuk Buah (Phytoptora).
Penyakit ini menyerang buah vanili yang masih muda. Tanda-tanda serangan, jika serangan pada pangkal buah akan gugur dan bila menyerang pada bagian tengah buah akibat serangan ini buah akan berwarna hitam, kering kemudian mati. Pemberantasannya dapat di lakukan dengan mempergunakan fungisida seperti Banlate, Dithane M-45 dan Antracol dengan dosis 1 - 2 sendok teh untuk 10 liter air.
g. Penyakit Busuk Akar ( Fusarium sp )
(penyemprotan , sumber : Asiavanili_blogspot.com)
4.7 Mengawinkan vanili
Tanaman vanili mulai berbunga pada umur 18 – 24 bulan, biasanya pada bulan-bulan agustus sampai bulan oktober. Vanili tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri, karena kepala putik tertutup oleh Labellum yang terbentuk dari daun bunganyang ke enam. Penyerbukan vanili tidak dapat pula oleh angin atau serangga, sehingga harus dilakukan oleh manusia.
Cara mengawinkan :
- Siapkan lidi atau bambu sepanjang 10 cm.
- Pegang bunga dengan tangan kiri, hingga bagian belakang tangkai putik dan benang sari bersandar pada jari telunjuk.
- Tangan kanan dengan bantuan lidi / bambu mengangkat rostellum yang menghalangi putik dan kepala sari, lalu kepala sari di lekukkan menuju kearah kepala putik, di tekan sedikit sehingga ke duanya bertemu atau sampai terjadi penyerbukan.
4.8 Panen dan Pasca panen
Sejak pembuahan hingga siap petik tanaman vanili memerlukan waktu 9 bulan. Buah vanili yang sudah tua warnya mulai hijau kekuningan dengan panjang 15 – 25 cm. Di Jawa Tengah pemetikan / panen buah vanili di lakukan pada awal bulan mei sampai juli.
Pemetikan pada umur 240 hari (8 bulan) akan menghasilkan panili kering dengan kadar vanillin yang tinggi, kadar abu terendah, rendemen tertinggi dan kadar air yang aman
Musim panen antara bulan Mei sampai Juli, sekitar 2 - 3 bulan
Cara panen yang terbaik adalah memetik satu-persatu buah masak tanpa mengganggu buah lain dalam satu tandan yang masih mentah untuk menjaga mutu panili.
Buah dikumpulkan dalam keranjang bambu dan dijaga agar buah tidak terluka atau cacat dan sortir berdasar ukuran, bentuk, tingkat kemasakan dan buah yang cacat >20 cm
Lakukan pelayuan untuk menghentikan proses respirasi yang terjadi dalam buah, mematikan sel-sel buah panili tanpa mengurangi aktifitas dan kadar enzim dalam buah. Proses pelayuan dengan menggunakan alat perebus yang diisi air ¾ bagian dengan suhu antara 65-950 C
Lakukan pemeraman dalam kotak khusus yang lengkap dengan tutup dan karung goni sebagai alasnya, utuk pembentukan aroma selama + 48 jam
Lakukan pengeringan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari, dioven dan
diangin-anginkan untuk mengurangi kadar air hingga 25-30 %
Tempatkan buah panili kering dalam kotak yang dalamnya telah dilapisi kertas koran/karung plastik tipis dan simpan pada suhu kamar, siap dikirim dan dijual.
BAB V. ANALISIS
Biaya Usahatani Tanaman Panili
Tabel 5.1 Koefisien teknis usahatani panili
No. Parameter Keterangan
1. Luas lahan 0,5 hektar
2. Jarak tanam 2 x 2 meter
I Jumlah bibit panili 1.250
4. Persentase bibit, hidup 90%
5. Cadangan bibit panili 20% (250 pohon)
6. Jenis pohon pelindung/ tajar Gamal
7. Jumlah pohon pelindung/ tajar 1.250 setek
8. Persentase setek gamal hidup 90%
9. Cadangan pelindung/ tajar 20% (250 setek)
10. Penanaman bibit panili Satu tahun setelah penanaman pohon
pelindung/ tajar
11. Umur tanaman panili mulai
produksi optimal 4 — 5 tahun
Berdasarkan asumsi dan komponen biaya di atas, maka dapat diuraikan proyeksi biaya dan pendapatan usahatani panili. Karena panili yang ada di Desa Bela- punranga belum berbuah maka asumsi produksi yang dijadikan acuan adalah produksi dari desa terdekat yang telah berhasil dalam budidaya panili.
Proyeksi biaya dan pendapatan usahatani panili seperti pada Tabel 5.2.
No. Faktor produksi Harga
Berdasarkan uraian proyeksi biaya dan pendapatan usahatani panili tersebut, dapat dibuat rekapitulasi biaya dan perkiraan pendapatan usahatani panili sampai tahun ke enam seperti pada Tabel 5.3
Tabel 5.3 Perkiraan Produksi, Pendapatan, Biaya dan Keuntungan Usahatani Panili
5-2
Pendapatan rata-rata per tahun adalah = Rp 99.362.500
6 tahun
= Rp 16.560.416,67
Berdasarkan data pada Tabel 4 dapat dibuat analisis kelayakan usaha panili untuk luasan 0,5 hektar selama 6 tahun pengelolaan. Analisis kelayakan usaha ini meliputi Return Cost Ratio, Benefit Cost Ratio, dan Break Even Point.
Return Cost Ratio (R/C)
Return Cost Ratio adalah perbandingan antara penerimaan dari penjualan panili dengan biaya yang dikeluarkan selama pengelolaan kebun panili. Usaha disebut menguntungkan apabila nilai R/C lebih besar dari 1. Semakin besar nilai R/C semakin besar pula tingkat keuntungan yang diperoleh.
Tahun Ke- Biaya Produksi Harga/ kg Pendapatan Keuntungan(Rp) (kg) (Rp) (Rp) (Rp)
1. Sewa tanah 0,5 ha 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.00 2. Peralatan:
10 parang 15.000 150.000 0 0 0 0
10 cangkul 20.000 200.000 0 0 0 0
1 sprayer 300.000 300.000 0 0 0 0
10 gunting pangkas 25.000 250.000 0 0 0 0 10 sepatu kebun 35.000 350.000 0 0 0 0 3. Pembuatan pondok jaga 1 buah 500.000 500.000 0 0 0 0
Pemeliharaan pondok (10%) 50.000 0 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 4. Pembuatan pagar 1.000.000 1.000.000 0 0 0 0
Pemeliharaan pagar (10%) 100.000 0 100.000 100.000 100.000 100.000 100.00 5. Bibit panili dan sulaman (1.500 pohon) 3.000/ 0 4.500.000 0 0 0
Stump gamal dan sulaman (1,500 pohon
6. setek) 200/ 300.000 0 0 0 0
Pemupukan: Setek 7. NPK (25 g/pohon x 1.500 pohon =
37,5 kg) 2.500/ kg 93.750 93.750 93.750 93.750 93.750 93.750 Bokasi ( 1 kg/pohon x 1.500 pohon =
1.500 kg 1.000/ kg 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.00 Obat-obatan:
8. Antracol 2 kg 45.000/kg 90.000 90.000 90.000 90.000 90.000 90.000
B. Tenaga Kerja
1. Pengolahan Tanah (10 org 20.000/ 2.000.000 0 0 0 0 X 10 hari) HOK
Ongkos angkut bibit panili (2 org x 1
2. hari) 20.000/ 0 40.000 0 0 0
Ongkos angkut stump gamal (2 org x HOK
3. 1 hari) 20.000/ 20.000 0 0 0 0
6. (10 org x 3 hari) 20.000/ 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.00 Pemangkasan HOK
7. (10 org x 2 hari) 20.000/ 0 0 400.000 400.000 400.000 400.00
Pemupukan HOK
8. (10 org x 2 hari) 20.000/ 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.00 Penyerbukan HOK
9. (10 org x 5 hari) 20.000/ 0 0 0 1.000.000 1.000.000 1.000.00
Pemanenan HOK
10. (10 org x 5 hari) 20.000/ 0 0 0 1.000.000 1.000.000 1.000.00
Keamanan HOK
11. (1 org x 30 hari) 20.000/ 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.00 HOK
R/C = Total penerimaan penjualan
Total biaya
R/C = 140.625.000
41.262.500
= 3,41
Dengan nilai R/C sebesar 3,41 berarti setiap penambahan biaya Rp 1,00 akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 3,41 apabila penambahan Rp 1.000 akan diperoleh penerimaan Rp 3.410
Benefit Cost Ratio (B/C)
Benefit Cost Ratio adalah perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan selama pengelolaan kebun panili. Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai B/C > 1.
B/C = Tngkat keumtungan
Total biaya
B/C = 99.362500
41.262.500
= 2,41
Break Even Point (BEP)
937,5 kg.
BEP Produksi = Total penjualan
Harga penjualan
BEP Produksi = 41.262.500
150.000 = 275
BEP HARGA = Total biaya
Total Produksi
BEP HARGA = 41.262.500
937,5
= 44,013
Dari perhitungan tersebut, diketahui bahwa BEP untuk produksi adalah 275 kg dan BEP harga sebesar Rp 44.013 per kg. Jika harga dan produksi lebih tinggi dari angka tersebut, petani atau pengusaha akan memperoleh keuntungan, dengan asumsi seluruh produk terjual.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian, 2002 Kebijakan Nasional Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta.
Jeffry, Mamengko. 2012 . budidaya-vanili . jeffrymamengko.blogspot.com . diakses pada 30 Juni 2015