PENERAPAN PENJATUHAN PIDANA DIBAWAH BATAS
MINIMUM BERDASARKAN PASAL 81 AYAT (2)
UNDANG-UNDANG NOMOR 35
TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN
ANAK ( Studi Kasus Putusan Perkara
Nomor : 154/Pid.Sus/2015/PN.WNG )
vii
ABSTRAK
Indah Claudia Anastasya, 201410115101, Penerapan Penjatuhan Pidana Dibawah Batas Minimum Berdasarkan Pasal 81 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak ( Studi Kasus Putusan Perkara Nomor : 154/Pid.Sus/2015/PN.WNG ), 2018.
Kata Kunci : Penjatuhan Pidana Minimal, Anak , Pencabulan dan Perlindungan Anak
Dalam penelitian ini, diketahui pada praktiknya hakim masih seringkali menjatuhkan putusan dibawah batas minimal kepada pelaku tindak pidana pencabulan terhadap anak, contohnya dapat ditemukan dalam perkara Putusan Pengadilan Negri Wonogiri pada putusan Nomor: 154/Pid.Sus/2015/PN.WNG, Terdakwa dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja menyuruh anak melakukan persetubuhan dengannya dan dijatuhi pidana penjara selama 3 tahun 6 bulan dan denda Rp. 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah), dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 1 (satu) bulan terhadap terdakwa bernama Iksan Bima Prakosa bin Aris Sutikno berumur 19 tahun/01 November 1995, Sedangkan korban bernama Forda Ellen Imsharika Binti Kontak lahir di Wonogiri tanggal 6 Juni tahun 2003, dan masih duduk di kelas VII(Kelas I) SMP Muhammadiyah 8 Wonogiri.
Dalam Penelitian ini, Penulis menggunakan penelitian yuridis-normatif. Metode penelitian yuridis normatif merupakan suatu penelitian kepustakaan terhadap data sekunder, dimana bahan-bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer, sekunder, tersier.
Kesimpulan penelitian ini adalah penyebeb majelis hakim dalam memutus perkara putusan Nomor : 154/Pid.Sus/2015/PN.WNG yang di dalam putusannya menjatuhkan terdakwa pidana dibawah batas minimum. Namun hakim punya pertimbangan lain dalam perkara ini salah satu diantaranya adalah pelaku dan korban masih labil dan bertindak hanya berdasarkan hawa nafsu semata serta pelaku dan korban berpikiran jika hubungan badan layaknya suami istri dilakukan dengan dasar suka sama suka bukanlah suatu perbuatan yang salah. Hakim dalam hal ini mempunyai pendapat sendiri dan bisa saja menjatuhkan pidana dibawah minimal karena Dalam Rakernas Mahkamah Agung RI dengan jajaran Pengadilan Tingkat Banding dari 4 (empat) Peradilan seluruh Indonesia menghasilakan keputusan yakni menyebutkan Hakim dapat menjatuhkan putusan di bawah pidana minimal khusus dengan syarat asalkan didukung oleh bukti dan pertimbangan hukum yang sistematis, jelas dan logis serta penerapannya hanya bersifat kasuistis dan tidak berlaku umum.
Pembimbing :
Rahmat Saputra SH.,MH
Zulkifli Ismail SH., MH
viii
ABSTRACT
Indah Claudia Anastasya, 201410115101, Implementation of Criminal Penalty Below Minimum Limit Under Article 81 Paragraph (2) of Law Number 35 Year 2014 on Child Protection ( Case Study Decision Number : 154/Pid.Sus/2015/PN.WNG ), 2018.
Keywords: Minimum Criminal Penalty, Child, Obscenity and Child Protection In this research, it is known that in practice the judge still often impose the decision below the minimum limit to the perpetrators of criminal acts of child abuse, for example can be found in the case of Wonogiri District Court Decision on the decision Number 154 / Pid.Sus / 2015 / PN.WNG, The defendant was found guilty of a crime by deliberately ordering a child to have sex with him and be sentenced to 3 years and 6 months imprisonment and a fine of Rp. 60,000,000.00 (sixty million rupiahs), provided that if the fine is not paid then it is replaced with imprisonment for 1 (one) month against the defendant named Iksan Bima Prakosa bin Aris Sutikno aged 19 years / 01 November 1995, while the victim named Forda Ellen Imsharika Binti Contact was born in Wonogiri on 6 June 2003, and still sits in class VII (Class I) SMP Muhammadiyah 8 Wonogiri.
In this study, the author uses juridical-normative research. The normative juridical research method is a literature or research on secondary data, where the legal materials used are primary, secondary, tertiary legal materials
The conclusion of this research is the dissemination of the panel of judges in deciding the case of Decision Number: 154 / Pid.Sus / 2015 / PN.WNG which in its decision to drop the defendant below the minimum. But judges have other considerations in this case one of them is the perpetrator and the victim is still unstable and act only on the lust alone and the perpetrators and victims think if the relationship like husband and wife done with the same likes is not a wrong act. The judge in this case has his own opinion and may have imposed a criminal under the minimum because in the National Supreme Court ruling with the Court of Appeals Level of 4 (four) Judicature throughout Indonesia resulted in a decision that says Judge can pass the verdict under a minimum of special criminal on condition provided that supported by systematic, clear and logical evidence and judgment and its application is casuistic and not generally applicable.
Adviser Rahmat Saputra SH.,MH
Zulkifli Ismail SH.,MH
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI………iii
LEMBAR PENGESAHAN………..iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ………...……v
LEMBAR PERNYATAAN………..……vi
1.2. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah………...….4
1.2.1 Identifikasi Masalah………...…….5
1.2.2. Rumusan Masalah……...………....……5
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian………..……..6
1.3.1 Tujuan Penelitian……….6
1.3.2. Manfaat Penelitian……….….6
1.4. Kerangka Teoritis, Kerangka Konseptual, dan Kerangka Pemikiran………...………...6
xii
2.1. Tinjauan umum tentang Hukum pidana………..…………...……17
2.1.1. Pengertian Hukum Pidana………..….17
2.1.2. Tujuan Hukum Pidana……….19
2.1.3. Macam-Macam Tindak Pidana dalam Hukum Pidana Positif di Indonesia………...……..20
2.2. Tinjauan umum tentang Perlindungan Anak…………..…..……..21
2.2.1. Pengertian Anak………...………21
2.2.2. Hak-Hak Anak………...…23
2.2.3. Bentuk-Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Anak sebagai Korban Tindak Pidana Kesusilaan ( Pencabulan )……….……29
2.3. Tinjauan tentang Pemidanaan……….36
2.3.1. Pengertian Pemidanaan………..…..36
2.3.2. Pengertian Penjatuhan Pidana Dibawah Minimum……...37
2.3.2.1. Teori Keadilan………...….41
2.3.2.2. Teori Sistem Hukum………..………48
2.3.2.3. Teori Penegakan Hukum………...…...…….50
xiii
2.4. Tinjauan tentang Putusan Pengadilan……….52
2.4.1. Pertimbangan Hakim tentang Berat Ringannya Pidana……...55
2.4.2. Macam-Macam Putusan Hakim………...……56
BAB III HASIL PENELITIAN………...………..60
3.1. Kasus Posisi………...60
3.1.1. Identitas Terdakwa……….…..60
3.1.2. Kronologis Kejadian………..……..60
3.2. Pertimbangan Hakim………..71
3.3. Hasil Putusan………..81
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA HASIL PENELITIAN………….82
4.1. Penerapan Penjatuhan Pidana Dibawah Batas Minimum Berdasarkan Pasal 81 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak ( Studi Kasus Putusan Perkara Nomor : 154/Pid.Sus/2015/PN.WNG )……….……...……….….82
4.1.1. Latar Belakang Pemikiran Dianutnya Pidana Penjara Minimum Khusus………..……...…..82
4.1.2. Hukum yang khusus mengenyampingkan hukum yang umum ( lex specialis derogate legi generalis )………..….89
4.1.3. Penerapan Penjatuhan Pidana Dibawah Batas Minimum dalam perkara Nomor : 154/Pid.Sus/2015/PN.WNG…...90
4.2 Dasar Pertimbangan Hakim terhadap putusan Penerapan Penjatuhan Pidana Dibawah Batas Minimum Berdasarkan Pasal 81 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak( Studi Kasus Putusan Perkara Nomor : 154/Pid.Sus/2015/Pn.Wng)………....99
xiv
BAB V PENUTUP……….108
5.1. Kesimpulan………..108
5.2. Saran………...109
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xv
MOTTO
“ SELALU
ADA HARAPAN BAGI MEREKA YANG
SERING BERDOA, SELALU ADA JALAN BAGI MEREKA
YANG BERUSAHA”
“ JANGAN PERNAH MENYERAH JANGAN BERPUTUS
ASA MUJIZAT TUHAN ADA BAGI YANG SETIA DAN
PERCAYA “
“ DO YOUR BEST AND GOD TAKE THE REST “
-PENULIS-
xvi
DAFTAR SINGKATAN
Lambang / Singkatan Arti Dan Keterangan
KUHP Kitab Undang Undang Hukum Pidana
KUHAP Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana
UU Undang - Undang
PN Pengadilan Negeri
UUD 45 Undang – Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945