• Tidak ada hasil yang ditemukan

95103404 Alternative Assessment id. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "95103404 Alternative Assessment id. docx"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ALTERNATIVE ASSESSMEN

Disusun Untuk Sebagaitugas Mata Kuliah Evaluasi dan Asesmen PTK

Dosen : Dr. Endang Mulyatiningsih

Oleh :

1. Sudarso 11702259028

2. Rustamaji 11702259034 3. I Gusti Made Adnyana 11702259040 4. Tri Sunarmi 11702259045

PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

Alternative Assessment

Dalam PP No.19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan dalam pasal 64 ayat 1 dinyatakan bahwa penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan. Pasal 19 ayat 3 dinyatakan bahwa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah penilaian menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai, dan teknik penilaian tersebut dapat berupa tes tertulis, observasi, praktek dan penugasan.

Pada hakikatnya, kegiatan penilaian yang dilakukan tidak semata-mata untuk menilai hasil belajar siswa saja, melainkan juga berbagai factor yang lain, antara lain kegiatan pengajaran yang dilakukan itu sendiri. Artinya, berdasarkan informasi yang diperoleh dapat pula dipergunakan sebagai umpan baik penilaian terhadap kegiatan yang dilakukan (Burhan Nurgiyantoro, 2001: 4)

Asesmen otentik juga merupakan sebutan yang digunakan untuk menggambarkan tugas-tugas yang riil yang dibutuhkan siswa-siswa untuk dilaksanakan dalam menghasilkan pengetahuan mereproduksi informasi. Sebagai contoh, dalam pembelajaran matematika seorang siswa belumlah dikatakan belajar secara bermakna bilamana dia belum mampu menggunakan rumus-rumus matematis yang dipelajarinya untuk menyelesaikan suatu masalah sehari-hari, seperti ketika kita berbelanja. Oleh karena itu, dalam pembelajaran sangat perlu dilakukan asesmen otentik untuk menjamin pembentukan kompetensi riil pada siswa.

(3)

pembelajaran (a part of, not apart from, instruction). Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems), bukan masalah dunia sekolah (school work-kind of problems). Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan criteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar. Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif, dan sensiri-motorik).

Berdasarkan uraian di atas kita sadari bahwa asesmen alternatif menuntut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga dapat mengambangkan instrument untuk mengukur kemampuan siswa dengan cara yang lebih baik. Menurut Hart (1994) kalau guru mengubah cara mangakses siswa, maka guru juga akan penting untuk peningkatan pendidikan, tetapi juga penting bagi siswa, guru, dan mengubah bagaimana dia mengajar dan bagaimana siswa belajar. Perubahan ini tidak hanya orang tua.

Bentuk Asesmen

Bentuk-bentuk asesmen alternatif menurut O’Malley and Pierce (1996):

1. Asesmen kinerja (Performance assessment)

2. Observasi dan pertanyaan (Observation and Question), Presentasi dan Diskusi (Presentation and Discussion).

3. Proyek/ Pameran (Project/ Exhibition)

4. Eksperimen/ demonstrasi (Experiment/ demonstration) 5. Bercerita (Story or text reteling)

6. Evaluasi diri oleh siswa (Self assessment) 7. Portofolio dan jurnal.

Langkah-langkah Umum Dalam Menerapkan Asesmen

(4)

diperhatikan untuk membuat penilaian kinerja yang baik antara lain:

1. Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir yang terbaik.

2. Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan siperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik.

3. Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua criteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.

4. Definisikan dengan jelas criteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau karakteristik produk yang dihasilkan.

5. Urutkan kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati.

I. Pengertian Penilaian/Assesment

(5)

Assesment dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya formal pengumpulan informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel penting pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh guru un-tuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa. Variabel-variabel penting yang dimaksud sekurang-kurangya meliputi pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap siswa dalam pembelajaran yang diperoleh guru dengan berbagai metode dan prosedur baik formal maupun informal, Penilaian/assesment jg dapat diartikan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai .

II. Tujuan dan Peran Asesment dalam Pembelajaran

1. Mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar,

2. Memonitor kemajuan siswa,

3. Menentukan jenjang kemampuan siswa, 4. Menentukan efektivitas pembelajaran,

5. Mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran,

6. Mengevaluasi kinerja guru kelas,

7. Mengklarifikasi tujuan pembelajaran yang dirancang guru

III. Prinsip-prinsip Penilaian/Assisment

1. Proses yang transparan 2. Memiliki validitas

3. Dapat dipercaya 4. Fleksibel

(6)

7. Sahih dan Handal

Sahih berarti soal atau tugas yang dikerjakan peserta diklat harus sesuai dengan kompetensi yang ingin dinilai.

8. Adil

Penilaian harus adil untuk semua peserta diklat. Artinya penilaian tidak menguntungkan atau merugikan salah satu atau sekelompok peserta diklat yang dinilai.

9. Terbuka 10. Menyeluruh. 11. Terpadu

(7)

IV. Macam-macam Assesment

Assesment/Penilaian Alternatif

Penilaian alternatif adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.

Ada beberapa sub unit yang dibahas dalam materi alternatif assessment yaitu hakikat alternatif assessment dan strategi alternatif assessment.

1. Hakikat Alternatif Assessment

Dalam mengumpulkan informasi ini guru biasanya menggunakan paper and pencil test atau tes standar atau penilaian konvensional/tradisional.dalam melakukan penilaian guru memerlukan instrument selain paper and pencil test, nah berarti kita butuh instrument yang lain atau alternative. Alternative assessment bukan menghilangkan penilain paper and pencil test, tetapi bentuk assessment yang lain dan dapat mengukur kemampuan siswa yang tidak dapat dijangkau dengan penilaian konvensional.

2. Strategi Alternatif Assessment

(8)

(Discusions), Projek ((Project), investigasi/penyelidikan (Investigation), Portofolio (Portofolio), Jurnal (Journal), Wawancara (Interview), Konferensi, Evaluasi diri oleh siswa (Self Eevaluation), tes buatan siswa.

Ada pun yang dimaksud dengan asesmen alternatif (alternative assessment) adalah segala jenis bentuk asesmen diluar asesmen konvensional (selected respon test dan paper-pencil test) yang lebih autentik dan signifikan mengungkap secara langsung proses dan hasil belajar siswa. Dalam beberapa literatur, asesmen alternatif ini kadang-kadang disebut juga asesmen autentik (authentic assessment), as-esmen portofolio (portfolio assessment) atau asesmen kinerja (performsnce as-sessment).

Performance Assessment sebagai Asesment Alternatif

Penggunaan jenis asesmen yang tepat akan sangat menentukan ke-berhasilan dalam mengakses informasi yang berkenaan dengan proses pem-belajaran. Pemilihan metode asesmen harus didasarkan pada target infor-masi yang ingin dicapai. Informasi yang dimaksud adalah hasil belajar yang dicapai siswa. Ada lima kategori target hasil belajar yang layak dijadikan dasar dalam menentukan jenis asesmen yang akan digunakan oleh pengajar. Kelima hasil belajar tersebut adalah:

1. Knowledge Outcomes, merupakan penguasaan siswa terhadap substansi pengetahuan suatu mata pelajaran .

2. Reasoning Outcomes, yang menunjukkan kemampuan siswa dalam meng-gunakan pengetahuannya dalam melakukan nalar (reason) dan meme-cahkan suatu masalah.

(9)

4. Product Outcomes, kemampuan untuk membuat suatu produk tertentu yang didasarkan pada penguasaan pengetahuan .

5. Affective Outcomes, pencapaian sikap tertentu sebagai akibat mempelajari dan mengaplikasikan pengetahuan.

Untuk lima kategori hasil belajar di atas ada empat jenis metode asesmen dasar. Keempat metode tersebut adalah:

1. Selected Response Assessment, termasuk ke dalamnya pilihan ganda (multi-ple-choice items), benar-salah (true-false items), menjodohkan atau menco-cokkan (matching exercises), dan isian singkat (short answer fill-in items) .

2. Essay Assessment, dalam asesmen ini siswa diberikan beberapa persoalan kompleks yang menuntut jawaban tertulis berupa paparan dari solusi terhadap persoalan tersebut.

3. Performance Assessment, merupakan pengukuran langsung terhadap pres-tasi yang ditunjukkan siswa dalam proses pembelajaran. Asesmen ini terutama didasarkan pada kegiatan observasi dan evaluasi terhadap proses dimana suatu keterampilan, sikap, dan produk ditunjukkan oleh siswa.

4. Personal Communication Assessment, termasuk ke dalamnya adalah per-tanyaan-pertanyaan yang diajukan guru selama pembelajaran, wawan-cara, perbincangan, percakapan, dan diskusi yang menuntut munculnya keterampilan siswa dalam mengemukakan jawaban/gagasan.

Penilaian Alternatif dalam Penilaian Berbasis Kelas

(10)

perubahan dan perkembangan diri siswa dalam proses pembelajaran seharusnya juga mencakup : kecakapan dan pengetahuan awal (prior knowledge), aktivitas dan kecakapan yang tampak pada siswa selama proses pembelajaran berlangsung di kelas, dan aktivitas pengetahuan / kecakapan siswa yang dilaksanakan dan diperoleh di luar kelas atau di lingkungan hidup sehari-hari.

Format penilaian alternatif berupa “portfolio, presentasi oral dan debat, laporan tertulis dan interview” dan penjelasannya sebagai berikut. “Portfolio” adalah format penilaian belajar berupa catatan atau bukti mengenai ketrampilan, pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki atau diperoleh siswa dalam proses belajar. Portfolio dapat berisi : hasil tes, laporan praktikum, laporan tugas diluar kelas, hasil pekerjaan dari tugas-tugas di kelas dan di rumah, catatan hasil kegiatan mandiri yang terkait dengan bahan pelajaran di sekolah. Portofolio sangat berguna bagi guru karena tidak semua assessment dapat dilakukan dan hasilnya tidak dapat diadministrasikan secara langsung oleh guru. Portfolio dapat dibuat oleh guru untuk setiap individu atau kelompok siswa. Disamping itu guru juga dapat meminta kepada siswa untuk membuat portfolio untuk kegiatan dan hasil kegiatan yang dilakukan sendiri baik kegiatan yang ada di dalam kelas maupun kegiatan yang ada di luar kelas. Hal ini dimaksudkan dengan portofolio guru dapat meniali kegiatan, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman siswa baik yang teramati sendiri maupun tidak, baik terhadap kegiatan di dalam kelas maupun di luar kelas, karena portofolio berguna untuk memonitor dan menilai ketrampilan, pengalaman, dan pengetahuan siswa pada unit-unit pembelajaran satu konsep, setengah semester, satu semester atau satu tahun.

(11)

ketrampilan atau kecakapan siswa dalam mengkomunikasikan pengetahuan dan pengalaman belajarnya secara lisan. Dalam mengkomunikasikan secara lisan sebaiknya dilakukan seseorang siswa atau sekelompok siswa kepada teman sekelas. Agar terjadi interaksi antar siswa, presentasi oral perlu disertai dengan debat atau tanya jawab antara penyaji dengan siswa lain. Dalam presentasi oral dan debat guru dapat menilai ketrampilan berbicara, penguasaan konsep atas materi yang disajikan, ketrampilan logika dan ketrampilan menjawab pertanyaan, ketrampilan menerima pendapat orang lain.

Selain format portofolio dan format presentasi oral, format berikutnya adalah “laporan tertulis” yaitu laporan yang dibuat oleh siswa secara tertulis mengenai ketrampilan, pengelaman dan pengetahuan setelah menyelesaikan tugas tertentu. Penilaian terhadap laporan tertulis dapat meliputi kebenaran penguasaan konsep, kebenaran / ketepatan prosedur pelaksanaan tugas, kebenaran prosedur penulisan laporan, kebenaran penulisan data dan analisis data serta kebenaran penarikan kesimpulan, sedangkan format yang terakhir adalah “interview” yaitu penilaian terhadap ketrampilan, pengalaman dan pengetahuan siswa melalui wawancara. Kegiatan wawancara dapat dilakukan oleh guru, juga dapat dilakukan. Penilaian autentik memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari selama proses belajar-mengajar.

(12)

kesempatan luas untuk berkembang serta memotivasi siswa. Penilaian ini tidak perlu mendapatkan penilaian angka, melainkan melihat pada proses siswa sebagai pembejalaran aktif. Sebagai contoh, siswa diminta untuk melakukan survei mengenai jenis-jenis pekerjaan di lingkungan rumahnya.

Tugas kelompok, dalam pembelajaran kontekstual berbentuk pengerjaan projek. Kegiatan ini merupakan cara untuk mencapai tujuan akademik sambil mengakomodasi perbedaan gaya belajar, minat, serta bakat dari masing-masing siswa. Is dari projek akademik terkait dengan konteks kehidupan nyata, oleh karena itu tugas ini dapat meningkatkan partisipasi siswa. Sebagai contoh, siswa diminta membentuk kelompok projek untuk menyelidiki penyebab pencemaran sungai di lingkungan siswa. Demonstrasi, siswa diminta menampilkan hasil penugasan kepada orang lain mengenai kompetensi yang telah mereka kuasai. Para penonton dapat memberikan evaluasi pertunjukkan siswa. Sebagai contoh, siswa diminta membentuk kelompok untuk membuat naskah drama dan mementaskannya dalam pertunjukan drama.

Teknik Asesmen- Penilaian Portofolio

Pengertian

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan didasarkan p ada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.

(13)

perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat,

komposisi, musik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain:

1. Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri.

Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri.

2. Saling percaya antara guru dan peserta didik Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik.

3. Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan

4. Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru

(14)

5. Kepuasan

Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.

6. Kesesuaian

Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.

7. Penilaian proses dan hasil

Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik.

8. Penilaian dan pembelajaran

(15)

Teknik Penilaian Portofolio

Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Dengan melihat portofolio peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya.

2. Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio. 3. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya peserta didik dalam

satu map atau folder di rumah masing atau loker masing-masing di sekolah.

4. Berilah tanggal pembuatan setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.

5. Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik.

6. Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya.

7. Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu.

8. Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.

(16)

untuk guru dan peserta didik. Portofolio berfungsi untuk mengetahui perkembangan pengetahuan peserta didik dan kemampuan dalam mata pelajaran kimia serta pertumbuhan kemampuan peserta didik. Portofolio dapat memberikan bahan tindak lanjut dari suatu pekerjaaan yang telah dilakukan peserta didik sehingga guru dan peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuannya.

Portofolio dapat berfungsi sebagai alat untuk melihat perkembangan tanggung jawab peserta didik dalam belajar, perluasan dimensi belajar, pembaharuan kembali proses belajar mengajar dan pengembangan pandangan peserta didik dalam belajar. Portofolio dapat digunakan sebagai alat pengajaran juga sebagai alat penilaian. Asesmen portofolio mengharuskan peserta didik untuk mengkoleksi dan menunjukan hasil kerja mereka. Dalam hal ini asesmen portofolio dapat dianggap sebagai salah satu alat untuk menilai secara otentik. Dalam penilaian portofolio peserta didik memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk menilai diri sendiri dari waktu ke waktu.

(17)

pelajaran kimia. Selain itu, tujuan penilaian dengan menggunakan portofolio adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat.

Portofolio dalam penilaian dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu:

1. Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung.

2. Memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik.

3. Meningkatkan proses efektivitas pengajaran

4. Bertukar informasi dengan orang tua/ wali peserta didik dan guru lain.

5. Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri secara positif pada setiap peserta didik.

6. Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri.

Adapun tujuan asesmen portofolio menurut Gronlund dalam Nahadi dan Cartono adalah sebagai berikut:

1. Kemajuan siswa dapat terlihat jelas.

2. Penekanan pada hasil belajar terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar.

3. Membandingkan pekerjaan sekarang dengan pekerjaan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar daripada membandingkan dengan milik orang lain.

4. Keterampilan assesmen sendiri mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik.

(18)

6. Menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi dirinya, orang tua, atau lainnya.

Portofolio sangat bermanfaat baik bagi guru maupun siswa dalam melakukan penilaian proses. Portofolio dapat berisikan laporan kegiatan praktikum yang diikuti siswa, tugas-tugas proyek, tugas-tugas individu atau kelompok dan lain-lain. Fungsi assesmen portofolio menurut Berenson dan Carter antara lain sebagai berikut:

1. Mendokumentasikan kemajuan siswa dalam kurun waktu tertentu.

2. Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki.

3. Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar.

4. Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.

Sedangkan menurut Erman (2003) manfaat portofolio akan memupuk kebiasaan siswa dalam bertindak cermat melalui pengumpulan bukti hasil kerja dan karangannya serta akan tergugah kesadarannya bagaimana seharusnya belajar yang benar sesuai dengan konsep belajar secara simultan akan terakomodasi. Fungsi portofolio menurut mata pelajaran tertentu serta pertumbuhan peserta didik. Asesmen portofolio dapat digunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya:

1. Mendokumentasikan kemajuan siswa dalam kurun waktu tertentu.

2. Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki.

3. Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar.

(19)

Dari kedua jenis asesmen portofolio tersebut dalam pelaksanaannya asesmen portofolio terbagi kedal;am beberapa bentuk instrumen eavaluasi atau tes. Adapun bentuk-bentuk asesmen portofolio diantaranya sebagai berikut:

1. Cacatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran. Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan dan lembar rekaman kejadiannya.

2. Ceklist atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan perkembangan yang hendak dicapai siswa.

3. Skala penilaian yang mencatat isyarat tujuan kemajuan perkembangan siswa.

4. Respon-respon siswa terhadap pertanyaan

5. Tes skrinning yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya: tes hasil belajar, PR, LKS, dan laporan kegiatan lapangan.

Fungsi penilaian fortopolio adalah sebagai alat untuk mengetahui kemajuan kompetensi yang telah dicapai peserta didik dan mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, memberikan umpan balik untuk kepentingan perbaikan dan penyempurnaan KBM

Penilaian portofolio dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya seperti yang dikemukakan oleh Berenson dan Certer (1995:184) berikut ini.

1. Mendomentasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu.

(20)

3. Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar.

4. Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.

Sedangkan menurut Gronlund (1998 : 158), portofolio memiliki beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut.

1. Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas.

2. Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar.

3. Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar dari pada membandingkan dengan milik orang lain.

4. Keterampilan asesmen sendiri dikembangkan mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik

5. Memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu (misalnya siswa menulis sesuai dengan tingkat level mereka tetapi sama-sama menuju tujuan umum).

6. Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi siswa itu sendiri, orang tua, dan lainnya.

Penggunaan portofolio untuk penilaian juga bermanfaat, karena hal-hal berikut:

1. Portofolio menyajikan atau memberikan: “bukti” yang lebih jelas atau lebih lengkap tentang kinerja siswa daripada hasil tes di kelas.

2. Portofolio dapat merupakan catatan penilaian yang sesuai dengan program pembelajaran yang baik.

(21)

4. Portofolio memberikan gambaran tentang kemampuan siswa.

5. Penggunaan portofolio penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan keunggulan dirinya, bukan kekurangan atau kesalahannya dalam mengerjakan soal atau tugas.

6. Penggunaan portofolio penilaian mencerminkan pengakuan atau bervariasinya gaya belajar siswa.

7. Portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam penilaian hasil belajar.

8. Portofolio membantu guru dalam menilai kemajuan siswa. 9. Portofolio membantu guru dalam mengambil keputusan

tentang pembelajaran atau perbaikan pembelajaran.

10. Portofolio merupakan bahan yang relatif lengkap untuk berdiskusi dengan orang tua siswa, tentang perkembangan siswa yang bersangkutan.

11. Portofolio membantu pihak luar untuk menilai program pembelajaran yang bersangkutan

(22)

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan

Program Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan

Kompetensi Keahlian : Motor Otomotif

Nama : ………..

Nomor Absen : ……….

Tune-Up Motor Bensin

No Aspek Penilaian B YaC K Tidak

I Persiapan Kerja

 Pemilihan alat

 Pemilihan bahan

II Proses dan Hasil Kerja (Sistimatika & Cara Kerja)

 Menyetel ketegangan tali kipas

 Menyetel celah katup

 Menentukan katup isap dan katup buang

 Menentukan katup-katup yang bisa disetel

 Hasil penyetelan celah katup 8 katup disetel benar

 7 katup disetel benar

 4 – 6 katup disetel benar

 2 – 3 katup disetel benar

 0 – 1 katup disetel benar

 Memeriksa kabel tegangan tinggi

 5 kabel diukur dengan benar

 4 kabel diukur dengan benar

 2 – 3 kabel diukur dengan benar

 0 – 1 kabel diukur dengan benar

 Menyetel celah busi dengan benar (sesuai buku manual)

 Menyetel sudut dwell

 Memberi vet pada tumit ebonit

 Menyetel saat pengapian (8o sebelum TMA)

 Menyetel campuran idle

 Menyetel putaran idle (750  50 rpm)  Memeriksa advance centrifugal

(23)

III Sikap Kerja

 Kerapian (pakaian, sepatu, rambut)

 Penempatan alat

 Prosedur penggunaan alat

IV Waktu Penyelesaian

 Pekerjaan tune up selesai dikerjakan dan motor hidup

 Pekerjaan tune up selesai dikerjakan dan motor belum hidup

 Pekerjaan tune up tidak selesai dikerjakan dan motor tidak hidup

………., …….. ……… 2012

(24)

No Std.

Mata Pelajaran/SK : Teknik Gambar Bangunan

Alokasi Waktu : 1 Semester

Tahun :

2011/2012

(25)
(26)

Referensi

Dokumen terkait

Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dam keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap

proses belajar yang meliputi aktivitas siswa dan hasil belajar yang meliputi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam penerapan kurikulum 2013. Pelaksanaan

Penilaian autentik yang dimaksud penulis adalah penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap kompetensi peserta didik secara menyeluruh (pengetahuan, sikap dan

Hubungan antara keterampilan mengidentifikasi gagasan utama paragraf dan pengetahuan struktur kalimat dengan hasil belajar membaca pemahaman : survey pada mahasiswa program

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang- kurangnya meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan

Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a) pengenalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (disciplinary content)

Standar Kompetensi Lulusan SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN UMUM KETERAMPILAN KHUSUS Ditetapkan dalam SN DIKTI Ditetapkan oleh asosiasi/ forum program studi Ditetapkan dalam SN

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah menerima pengalaman belajar, meliputi keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan