• Tidak ada hasil yang ditemukan

hakikat sifat dan FUNGSI BAHASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "hakikat sifat dan FUNGSI BAHASA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Sebenarnya ada banyak pendapat linguis tentang fungsi bahasa dalam tradisi linguistik. Karena banyak arti dalam bahasa itu sendiri pada penggunaannya dalam manusia sehari-hari. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep maupun perasaan.

Pada abad pertangahan (500-1500 M) studi bahasa kebanyakn dilakukan oleh para ahli logika ataupun ahli filsafat. Mereka menitik-beratkan penyelidikan bahasa-bahasa pada satuan-satuan kalimat yang dapat dianalisis sebagai alat untuk menyatakan preposisi benar atau salah.[ii]

Namun terdapat beberapa hal yang perlu dipertanyakan kembali tentang pendekatan tersebut, apakah bentuk ekspresi, kesenangan, pertanyaan juga merupakan dikotomi salah benar?

Dalam logika, kalimat yang memiliki nilai benar atau salah hanyalah kalimat deklaratif saja, atau menggunakan bahasa hanya untuk membuat pernyataan salah atau benar saja sesuai dengan pikiran kita. Dalam berintraksi dan berkomunikasi, pikiran hanyalah satu bagian dari sekian banyak informasi yang akan disampaikan.[iii]

Berbicara lebih lanjut tentang fungsi bahasa, H. A. K. Halliday dalam bukunya Exploration Of The Function Of Language menyebutkan terdapat tujuh fungsi bahasa sebagai berikut:[iv]

1. Bahasa memerankan fungsi instrumental, yang berarti bahwa bahasa itu merupakan penyebab terjadinya suatu peristiwa. Fungsi ini dapat terlihat jelas pada pemakaian bahasa ketika seseorang memerintah, baik secara langsung maupun tidak.

2. Bahasa memerankan fungsi untuk mengatur dan mengendalikan berbagai peristiwa. Fungsi ini disebut dengan the regulatory function yang merupakan fungsi untuk mengatur dan mengendalikan orang lain atau untuk menyetir orang lain. Bahasa hukum yang memuat pasal-pasal beserta kandungannya merupakan contoh fungsi bahasa yang berkaitan dengan the regulatory system.

3. Bahasa juga berfungsi untuk membuat pernyataan, menyampaikan fakta-fakta, pengetahuan, menjelaskan atau menggambarkan realitas yang sebenarnya. Tugas ini disebut the representational function.

4. Bahasa berfungsi sebagai the interactional function. Artinya, bahwa bahasa bermanfaat untuk melanggengkan komunikasi atau hubungan antar sesama. Agar komunikasi berjalan dengan lancar, maka diperlukan pengetahuan mengenai logat, bahasa, jargon, lelucon, cerita rakyat, adat istiadat dan lain-lain.

5. Bahasa melakukan fungsi the personal function. Artinya, bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan dirinya, mengungkapkan sesuatu tentang dirinya dan sekaligus tentang hal lain. Juga dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan emosinya dan reaksi-reaksi lainnya.

6. Bahasa merupakan alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Artinya bahwa bahasa memerankan fungsi the heuristic function. Fungsi ini sering terwujud dalam bentuk pertanyaan yang memang membutuhkan jawaban seperti: mengapa, bagaimana, dimana dan lain-lain.

7. Dan yang terakhir, bahasa berfungsi sebagai alat untuk berimajinasi yang juga disebut dengan the imaginative function. Artinya bahwa bahasa mampu menciptakan ide-ide yang non-faktawi seperti ketika mengisahkan cerita-cerita, karya sastra dan lain sebagainya.

Selain Halliday, terdapat pula linguis lain yang berpendapat tentang fungsi bahasa yaitu Jacobson (1960) yang merupakan pionir aliran linguistik praha. Menurutnya, terdapat enam fungsi bahasa yaitu: (1) fungsi eksresif atau emotif, (2) fungsi referensial, (3) fungsi estetik atau puistik, (4) fungsi fatik, (5) fungsi metalingual dan (6) fungsi direktif atau konatif. [v]

Kemudian searah dengan Jacobson, Karl Buhler menjelaskan pula beberapa fungsi bahasa menurut pendapatnya terbagi menjadi enam bagian sebagai berikut:[vi]

1. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berekspresi

(2)

Yang terpenting pada fungsi ini adalah ide dan gagasan dari pengarang atau penulis. Selain itu fungsi ekspresif bahasa dapat dilihat pada pernyataan otoritatif seperti pidato-pidato politik, dokumen-dokumen tokoh, karya ilmiah dan lain-lain.

2. Bahasa berfungsi untuk memberikan informasi

Fungsi ini disebut juga dengan the informative function yang sering kita temukan dalam buku-buku pelajaran, surat kabar, majalah dan lain sebaginya. Fungsi ini bercirikan bahasa yang bersifat non-regional, non-idiolek, formal, teknis dan netral.

3. Bahasa menjalankan fungsi vokatif

Fungsi ini disebut juga dengan fungsi konatif, fungsi instrumental, fungsi operatif dan fungsi paragmatik. Fungsi vokatif dapat terlihat pada pengumuman-pengumuman, petunjuk, publiksi, propaganda, tulisan-tulisan persuasif dan lain sebagainya.

Yang terbersit dalam fungsi vokatif adalah bahasa merupakan hubungan antara penulis dan pembacanya yang terwujud dalam hubungan gramatika yang telah ditentukan secara sosial ataupun personal. Adapun cirinya adalah bahasanya bersifat langsung dan dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca atau pendengarnya.

4. Bahasa menjalankan fungsi estetika

Fungsi ini berkaitan erat dengan rasa keindahan “sense of beauty” yang mungkin terpancar lewat untaian bunyi pada puisi, lagu dan sebagainya. Fungsi ini terwujud, selain dari yang disebutkan sebelumnya, juga melalui ritme, keselarasan, kontras kalimat, klausa dan kata atau diksi.

Dalam hal bunyi, misalnya aliterasi, anomatope, asonansi, rima, intonasi dan tekanan nada, berperan sekali dalam melahirkan fungsi estetik.

5. Bahasa memiliki fungsi fatik

Fungsi fatik lebih diarahkan untuk memelihara hubungan yang akrab dengan lawan bicara. Fungsi fatik biasanya hadir dalam frasa-frasa baku dalam bahasa lisan seperti: apa kabar, selamat pagi, selamat berjuang dan sebagainya. Adapun dalam bahasa tulis, sering kita temukan fungsi fatik dalam ungkapan seperti: sudah barang tentu, tidak diragukan lagi dan lain sebagainya.

6. Bahasa menjalankan fungsi metalingual

Fungsi ini lebih mengacu pada kemampuan bahasa dalam menjelaskan atau menamakan dan juga mengomentari sifat-sifatnya sendiri. Dengan kata lain bahwa bahasa bebicara tentang dirinya sendiri. Fungsi ini sering diwakili dengan istilah gramatika seperti: menangis itu verba, kapur itu nomina, bagus itu adjektiva dan lain-lain. Selain itu terdapat ungkapan-ungkapan seperti: dalam pengertian luas, terkadang hal itu dinamakan, sejujurnya, secara literal dan sebagainya.

FUNGSI BAHASA

A

. FUNGSI UMUM

Secara umum fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Yang mana sangat menyatu dengan kehidupan manusia. Setiap manusia menjadi anggota masyarakat. Aktifitasnya sebagai anggota masyarakat sangat tergantung pada penggunaan bahasa masyarakat setempat.

Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi, berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahasa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas, sirene, setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusi

(3)

Bahasa digunakan dalam mengungkapkan perasaan manusia. Misalnya, rasa sedih, gembira, marah, kesal, kecewa, puas. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan (ekspresi diri) tujuan manusia dalam mengungkapkan perasaannya bermacam-macam, antara lain agar terbebas dari semua tekanan emosi keadaan hatinya, suka dukanya diungkapkan dengan bahasa agar tekanan jiwanya dapat tersalur. Apabila tidak, tekanan perasaan akan membelenggu jiwa seseorang sehingga secara psikologis keseimbangan jiwanya akan terganggu. Untuk membantu manusia mengungkapkan emosinya. Sebagai contoh, ketika anda merasa sedih ditinggalkan seseorang, Anda bercerita kapada teman Anda betapa hancurnya perasaan Anda ditinggalkan begitu saja oleh orang yang Anda cintai. b. Fungsi konatif

Bahasa digunakan untuk memotivasi orang lain agar bersikap dan berbuat sesuatu. Usaha untuk mempengaruhi dan tindak tanduk orang lain merupakan kegiatan kontrol social. Bahasa berfungsi untuk mendukung kegiatan social agar berlangsung dengan lancar. Sebagai contoh, Seorang guru menasihati urid-muridnya agar selalu menjaga kebersihan kelas. Agar nasihatnya didengar, dipahami dan dituruti urid-muridnya dengan perbuatan rajin membersihkan kelas, tentu guru tersebut harus mengutarakan nasihatnya dengan bahasa yang baik, urutannya mudah diikuti, kalimatnya sederhana, mudah dipahami, dan disertai dengan alasan yang logis. Jadi, fungsi konatif bahasa dalam hal ini akan terwujud.

c. Fungsi referensial

Bahasa yang digunakan sekelompok manusia untuk membicarakan suatu permasalahan dengan topik tertentu. Dengan bahasa seseorang belajar mengenal segala sesuatu dalam lingkungannya, baik agama, moral, kebudayaan, adat istiadat, teknologi dan ilmu pengetahuan. Sebagai alat komunikasi, bahasa menjadi media antara manusia yang satu dengan yang lain karena bahasa dapat mengungkapkan maksud dan pikiran kita.

d. Fungsi puitik

Bahasa digunakan untuk menyampaikan suatu amanat atau pesan tertentu. Bahasa mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan kemauan dan tingkah laku seseorang. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan media untuk menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan dan kita ketahui kepada orang lain. Dengan bahasa pula kita dapat mempelajari, mewarisi yang pernah diperoleh orang-orang terdahulu.

e. Fungsi fatik

Bahasa digunakan manusia untuk saling menyapa sekedar untuk mengadakan kontak bahasa mempersatukan anggota-anggota masyarakat. Dengan bahasa manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman itu serta belajar berkenalan dengan orang lain. Bahasa sebagai alat komunikasi memudahkan seseorang untuk menjadi bagian dari masyarakat. Dengan demikian, seseorang akan merasa dirinya terikat dengan kelompok yang dimasukinya.

f. Fungsi metalingual

Bahasa digunakan untuk membicarakan masalah bahasa dengan bahasa tertentu.

Dari penjelasan tentang pengertian bahasa tersebut, secara umum bahasa memiliki fungsi personal dan sosial. Fungsi personal mengacu pada peranan bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan setiap diri manusia sebagai makhluk individu. Dengan bahasa, manusia menyatakan keinginan, citi-cita, kesetujuan dan ketidaksetujuan, serta rasa suka dan tidak suka. Adapun fungsi sosial mengacu pada peranan bahasa sebagai alat komunikasi dan berinteraksi antarindividu atau antarkelompok sosal. Dengan mengunakan bahasa mereka saling menyapa, saling mempengaruhi, saling bermusyawarah, dan bekerjasama. Halliday (1975), dalam Topkins dan Hoskisso, (1995) secara khusus mengidentifikasikan funsi-fungsi bahasa

sebagai berikut:

1. Fungsi personal, iaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan pendapat. Fikiran, sikap atau perasaan

(4)

2. Fungsi reglator, iaitu penggunaan bahasa untuk mempengaruhi sikap atau pikiran/pendapat orang lain, seperti

bujukan, rayuan, permohonan atau perintah.

3. Fungsi interaksional, yaitu pengunaan bahasa untuk menjalin kontak dan menjaga hubungan sosial, seperti

sapaan, basa-basi, simpati, atau penghiburan.

4. Fungsi informatif, yaitu pengunaan bahasa untuk menyampaikan infomasi, ilmu pengetahuan atau budaya.

5. Fungsi heuristik, yaitu pengunaan bahasa untuk belajar atau memperoleh informasi, seprti pertanyaan atau

permintaan penjelasan atas sesuatu hal.

6. Fungsi imajinatif, yaitu pengunaan bahasa untuk memenuhi dam menyalurkan rasa estetis (indah), seperti

nyanyianda karya sastra.

7. Fungsi instrumental, yaitu pengunaan bahasa untuk mengungkapkan keinginan atau kebutuhan

pemakaiannya, seperti saya ingin….

Dalam praktiknya, fungsi-fungsi tersebut jarang berdiri sendiri. Antara satu fungsi dengan fungsi yang lain saling terkait dan saling mendukung. Dengan demikian, suatu tindakan berbahasa, dapat mengandung lebih dari satu fungsi.

B. Fungsi Komunikatif Bahasa

Istilah fungsi bahasa dapat disinonimkan dengan istilah penggunaan bahasa. Jadi fungsi bahasa dapat diartikan “cara orang menggunakan bahasa, atau bahasa-bahasanya bila mereka berbahasa lebih dari satu”. Fungsi bahasa yang selama ini dikenal pada umumnya merupakan kerangka konsepsional di luar masalah kebahasaan yang dipakai sebagai dasar untuk menafsikan berbagai cara seseorang mengunakan bahasa.

Malinowski, 1923 (dalam Halliday, 1985) menginterpretasikan fungsi bahasa menjadi dua yaitu fungsi pragmatik dan fungsi magis. Fungsi bahsa secara pragmatis meliputi penggunaan bahasa secara aktif dan naratif., sedangkan fungsi bahasa secara magis seperti halnya penggunan bahasa dalam kegiatan yang berkaitan dengan upacaraadat atau upacara keagamaan dalam suatu kebudayaan. Dasar pengklasifikasian hasil interpretasi tersebut ternyata tidak terlepas dari latar belakang keilmuan Malinowski sebagai seorang antropologi. Fungsi aneka bahasa yang dimaksud Malinowski kurang mencerminkan kenyataan pemakaian bahasa dalam berkomunikasi, atau setidak-tidaknya klasifikasi sedemikian terlalu global.

Karl Buhler, 1934 (dalam halliday, 1985) mengklasifikasikan hasil interpretasi fungsi bahasa dari sudut individu menjadi tiga yaitu fungsi ekspresif, fungsi konotatif, dan fungsi representasional. Fungsi ekspresif dikaitkan dengan pembicara, fungsi konotatif dikaitkan dengan mitra bicara, dan fungsi representasional dikaitkan dengan kenyataan lain selain pembicara dan mitra bicara. Interpretasi Buhler ini masih belum memperhatikan konteks di luar partisipan yang terlibat dalam tindak komunikasi.

Roman Jakobson, 1960 (dalam Halliday, 1985) memperluas fungsi bahasa hasil klasifikasi Buhler. Di samping itu, fungsi ekspresif, fungsi konotatif, dan fungsi representasional, Jakobson menambah tiga fungsi lagi yaitu fungsi poetik yang dikaitkan dengan pesan, fungsi transaksional yang dikaitkan dengan sarana, dan fungsi metalinguistik yang dikaitkan dengan kode atau lambang-lambangnya. Klasifikasi fungsi komunikatif bahasa dari Jakobson ini jauh lebih rinci daripada klasifikasi Malinowski maupun Buhler.

James Britton (1970) seorang pendidik dari Inggris mengusulkan agar kerangka fungsi bahasa dari Karl Buhler diubah menjadi tiga yaitu fungsi transaksional, fungsi ekspresif, dan fungsi poetik. Klasifikasi ini didasarakan pada suatu gagasan bahwa perkembangan kemampuan menulis seorang anak pertama-tama berkaitan dengan fungsi ekspresif. Kemamapuan itu kemudian dikembangkan kearah kemampuan traksaksional yang menekan pentingnya interpersonal di satu sisi dan kemampuan poetik yang lebih banyak menekan peran penulis di sisi lain. Klasifikasi ini tidak mencerminkan pemakaian seluruh aspek kemampuan berbahasa, kerna hanya difokuskan kemampuan anak yang sedang belajar menulis.

Desmond Morris (1967) mengklasifikasikan fungsi bahasa menjadi empat yaitu information talking yang berkaitan dengan pertukaran informasi, mood talking yang sama fungsi dari buhler dan Britton, exploratory talking yang berkaitan dengan fungsi estetis (ujaran untuk kepentingan ujaran, dan grooming talking) yang berkaitan dengan sopan santun dalam peristiwa sosial. Pengklasifikasian ini sesungguhnya telah memperhatikan konteks dalam bentuk santin bahasa (grooming talking), sayangnya belum mencakup seluruh aspek tindak komunikasi.

(5)

1. Fungsi direktif yang berupa pemakaian bahasa dalan bentuk perintah halus (biasanya dalam bentuk Tanya

atau pertanyaan).

2. Fungsi komisif (commissives function) pemakaian bahasa sebagai janji atau penolakan untuk berbuat sesuatu

(misalnya, ”Mungkin saya dapat melakukan hal itu besok pagi!”. “Jangan khawatir, saya akan ada di sana!”). 3. Fungsi representatf yaitu pemakaian bahasa untuk menyatakan kebenaran (misalnya, ”Sebagian pendapat

Darwin itu benar”, “Ada hampir dua puluh penari dalam pertunjukkan itu” dll).

4. Fungsi deklaratif (istilah Austin:performatif) yaitu pemakaian bahasa yang di dalamnya pertanyaan baru

(misalnya, “Saya nyatakan anda sekarang sebagai suami istri”, “Kelas supaya dikosongkan!” dll).

5. Fungsi ekspresif yaitu pemakaian bahasa berupa ungkapan perasaan (rasa senang atau tidak senang, rasa

kecewa, atau puas) secara spontan.

Pengelompokan fungsi-fungsi bahasa tersebut di atas, seperti telah diuraikan sebelumnya, dilakukan berdasarkan konsep di luar kebahasaan. Sebagai akibatnya fungsi-fungsi tersebut kurang mencerminkan variasi fungsional organisasi system makna. Halliday (1985) menyatakan bahwa variasi fungsional bukan sebagai variasi dalam penggunaan bahasa, tetapi sebagai kasanah bahasa yang mendasar, sesuatu yang menjadi dasar bagi perkembangan sistem makna.

Meskipun demikian, Halliday (1973) juga mengklasifikasikan fungsi bahasa berdasarkan konsep diluar kebahasaan seperti pakar yang lain, menjadi tujuh macam yaitu:

1. Fungsi instrumental yaitu fungsi bahasa yang pergunakan untuk memanipulasi lingkungan sehingga

menyebabkan timbulnya suatu keadaan tertentu.

2. Fungsi regulatory yaitu penggunaan bahasa yang berfungsi untuk mengontrol suatu peristiwa, seperti

memberikan persetujuan, penolakan, dll.

3. Fungsi representasional yaitu penggunaan bahasa yang berfungsi untuk membuat pernyataan, menyajikan

fakta, dll.

4. Fungsi intraksional yaitu penggunaan bahasa yang berfungsi untuk menjaga hubungan agar komunikasi tetap

dapat berjalan lancar, memberikan lelucon, idiom-idiom khusu yang biasa dipakai oleh mitra bicara.

5. Fungsi heuristik yaitu fungsi bahasa yang dipergunakan untuk memperoleh pengetahuan agar dapat mengenal

lingkungan, seperti seorang anak kecil yang bertanya-tanya mengenai apa yang dia lihat.

6. fungsi personal yaitu fungsi bahasa yang berfungsi untuk menyatakan perasaan, emosi, kepribadian, dll.

7. Fungsi imajinatif yaitu penggunaan bahasa yang berfungsi untuk mencciptakan system atau ide yang bersifat

imajinatif.

Klasifkasi fungsi komunikati Halliday ini lebih rinci dan lebih lengkap daripada klasifikasi para pakar bahasa yang lain. Meskipun demikian, sesungguhnya akan lebih sempurna apabila pendapat Halliday dilengkapi dengan fungsi-fungsi yang lebih khusus yang disebut “sub fungsi” (Van Ek, 1976) atau “fungsi mikro” (Guy Cook, 1989).

Berbeda dengan pendapat sebelumnya, Finocchiaro (1977) juga mengklasifikasikan fungsi bahasa menjadi lima yaitu:

1. Fungsi personal yaitu penggunaan bahasa untuk menyatakan pikiran atau perasaan.

2. Fungsi interpersonal yaitu penggunaan bahasa untuk membina hubungan kerja atau hubungan sosial dengan

orang lain (mengungkapkan rasa simpati, mengungkapkan rasa senang atas keberhasilan orang lain, dll). 3. Fungsi direktif yaitu penggunaan bahasa untuk meminta, memberi saran, membujuk, menyakinka, dll.

4. Fungsi referensial penggunaan bahasa untuk mengungkapkan lingkungan yang ada disekitarnya. Fungsi

referensial ini sama dengan fungsi metalingistiknya Roman Jakobson.

5. fungsi imajinatif yaitu penggunaan bahasa untuk menyusun irama, sajak, cerita-cerita fisik baik secara lisan,

maupun tertulis.

Pengklasifikasian Finocchiaro ini nampaknya diperoleh berdasarkan data bahasa yang terbatas sehingga kategori kategorinya tidak serinci Jakobson ataupun Halliday. Penilaian semacam ini dapat muncul karena hasil klasifikasi ini jauh setelah Jakobson dan halliday. Dengan demikian fikira-fikiran tersebut sudah dapat dipakai sebagai acuan sebelum meneliti.

(6)

1. Fungsi emotif misalnaya ungkapan “Edan!”, “Aduh!”, dll.

2. Fungsi direktif misalnya “Tolang saya!”, ‘Tembak dia!”.

3. Fungsi phatik yaitu penggunaan bahasa untuk memulai pembicaraan, misalnya “Dapat mendengarkan saya!”.

4. Fungsi referensial penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi.

5. Fungsi metalinguistik yaitu penggunaan bahasa untuk memfokuskan diri pada kode itu sendiri.

6. Fungsi poetic yaitu penggunaan bahasa dengan memilih bentuk yang mengandung esensi pesan. Sebagai

contoh iklan salah satu perusahaan susu menunjukkan betapa kuatnya pemanfaatan potensi fungsi poetic suatu bahasa: Adi: “A’… Adi juga mau sekolah sih, ma?”

Mama: “Iya, nanti kalau sudah besar!” Menurut karl bhuler

1.

Fungsi representatif

adalah korelasi antara lambing bahasa dan hal yang diwakilinya

(menggambarkan sesuatu).

2.

Fungsi ekspresif

merupakan korelasi antara lambang bahasa dengan penutur, bahasa digunakan

untuk mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan penutur.

3.

Fungsi apelatif

adalah korelasi antara lambing bahasa dengan pendengar

(petutur)

yang bertujuan

agar petutur melakukan sesuatu.

FUNGSI BAHASA

fungsi bahasa secara umum adalah sebagai berikut : 1. coordinator kegiatan-kegiatan masyarakat

2. penetapan pemikiran dan pengungkapan 3. penyampaian pikiran dan perasaan

4. penyenangan jiwa

5. pengurangan kegoncangan jiwa menurut halliday fungsi bahasa yaitu

1. fungsi instrumental : penggunaan bahasa untuk mencapai suatu hal yang bersifat materi seperti makan, minum dan sebagainya

2. fungsi regulatoris : penggunaan bahasa untuk memerintah dan perbaikan tingkah laku 3. fungsi interaksional : untuk saling mencurahkan perasan pemikiran antara seseorang dan orang lain

4. fungsi personal : untuk mencurahkan perasaan dan pikiran

5. fungsi heuristic : untuk mengungkap tabir fenomena dan keinginan untuk mempelajarinya

6. fungsi imajinatif : bahasa untuk mengungkapkan imajinasi dan gambaran-gambaran tentang discovery seseorang dan tidak sesuai dengan realita (dunia nyata)

7. fungsi representasional : penggunaan bahasa untuk menggambarkan pemikiran dan wawasan serta menyampaikannya pada orang lain

menurut desmond morris mengemukakan 4 fungsi bahasa yaitu 1. information talking, pertukaran keterangn dan informasi 2. mood talking, mengemukakan pikiran dan perasaan

3. exploratory talking, sebagai ujaran untuk kepentingan ujaran

Referensi

Dokumen terkait

Dengan bahasa kita dapat menyampaikan maksud hati kita kepada orang lain yang.. menjadi lawan

Bahasa daerah sebagai salah satu kekayaan bangsa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi bagi masyarakat pendukungnya. Selain sebagai alat komunikasi intraetnik,

Bahasa juga digunakan untuk memberi nama atau istilah terhadap sesuatu, pemberian nama atau istilah ini tidak didasari oleh hubungan sebab akibat. Artinya

Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam

Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah.. Menulis merupakan salah satu

Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Tuangkanlah

Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini merupakan fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan

SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Ada beberapa faktor yang memungkinkan bahasa Melayu diterima sebagai bahasa Indonesia • Berdasarkan psikologis, pemakai bahasa daerah lainnya di