PENGGUNAAN PARTIKEL “NE” DAN “YO” DALAM
BAHASA JEPANG
NIHONGO DE “NE” TO “YO” NO JOSHI NO TSUKAI KATA
KERTAS KARYA Dikerjakan
O L E H
IQRAMI AZZAHRO NIM: 082203046
PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PENGGUNAAN PARTIKEL “NE” DAN “YO” DALAM BAHASA JEPANG
NIHONGO DE “NE” TO “YO” NO JOSHI NO TSUKAI KATA
KERTAS KARYA
Kertas Karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang.
PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PENGESAHAN
Diterima Oleh
Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Sastra Budaya
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,
Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang
studi Bahasa Jepang.
Pada :
Tanggal :
Hari :
Program Diploma Sastra Budaya
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Dr. Syahron Lubis, M.A.
Nip. 195110131976031001
Panitia Ujian:
No. Nama TandaTangan
1. Zulnaidi, S.S.,M.Hum ( )
2. Adriana Hasibuan, S.S.,M.Hum ( )
Disetujui oleh:
Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara Medan
Program studi D III Bahasa Jepang Ketua Program Studi
Zulnaidi, SS, M. Hum Nip. 196708072004011001
DAFTAR ISI
BAB II GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI 2.1. Pengertian Joshi ... 4
2.2. Jenis-Jenis Joshi ... 5
2.3. Jenis-Jenis Shuujoshi ... 7
BAB III PENGGUNAAN PARTIKEL NE DAN YO DALAM BAHASA JEPANG 3.1. Penggunaan partikel Ne ... 14
3.1.1. Menunjukkan Ketegasan Pikiran atau Pendapat pembicara ... 14
3.1.2. Menunjukkan Pertanyaan atau Keraguan ... 15
3.1.3. Menunjukkan Permintaan, Ajakan atau Perintah... 16
3.2. Penggunaan Partikel Yo ... 17
3.2.1. Menunjukkan Ketegasan, Pemberitahuan
atau peringatan Kepada Lawan Bicara ... 17
3.2.2. Menunjukkan Ungkapan ... 18
3.2.3. Menunjukkan Keputusan ... 18
3.2.4. Menunjukkan Penekanan Pada Hal-Hal
Yang Diucapkan ... 19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan ... 21
4.2. Saran ... 22
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini, yang
berjudul “ penggunaan partikel ne dan yo dalam bahasa jepang”. Meskipun
banyaknya kesulitan dalam penulisan kertas karya ini dan karena pengetahuan
penulis yang terbatas, tetapi berkat bimbingan, bantuan dan pengarahan dari
berbagai pihak,maka penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.
Dalam penulisan kertas karya ini, penulis banyak menerima bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr.Syahron Lubis,M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Zulnaidi,S.S.,M.Hum. selaku Ketua Jurusan Program Studi Bahasa
Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Adriana Hasibuan, S.S.,M.Hum. selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu demi selesainya kertas karya ini.
4. Bapak Zulnaidi, S.S.,M.Hum. selaku Dosen Pembaca yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan kepada penulis dalam
menyusun kertas karya ini.
5. Bapak Zulnaidi, S.S.,M.Hum.selaku Dosen Wali penulis serta seluruh staf
arahan, bimbingan, dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama duduk
di bangku perkuliahan.
6. Untuk Ayahanda, Ibunda, dan Abang serta Adikku tersayang yang telah
turut memberikan semangat kepada penulis.
7. Teman-temanku tersayang, Sayyidan Auzani, Enoen yang maniez, Icun,
Ria, Silvy, Yessy yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
kertas karya ini.
8. Dan teman-teman seperjuangan yang telah berbagi suka duka selama di
perkuliahan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua bantuan yang telah
diberikan kepada penulis. Penulis berharap semoga kertas karya ini dapat
menambah pengetahuan kita semua.
Medan, Juni 2011
IQRAMI AZZAHRO
NIM: 082203046
ABSTRAK
PENGGUNAAN PARTIKEL “NE” DAN “YO” DALAM BAHASA JEPANG
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan oleh
masyarakat untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan bahasa kita dapat
memahami apa yang ingin disampaikan kepada kita dan begitu juga sebaliknya.
Dengan bahasa kita dapat menyampaikan maksud hati kita kepada orang lain yang
menjadi lawan bicara kita.
Salah satu bahasa yang menarik untuk dipelajari adalah bahasa Jepang.
Dalam kertas karya ini penulis akan mencoba untuk memaparkan tentang partikel
yang dipakai dalam bahasa Jepang. Untuk itu penulis memberi judul pada Kertas
karya ini “Penggunaan Partikel ne dan yo dalam Bahasa Jepang”.
Dalam bahasa Indonesia joshi disebut partikel. Salah satu pengertian joshi
dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.
Yang pertama jo dapat juga dibaca tasukeru yang artinya bantu, membantu atau
menolong. Sedangkan yang kedua shi memiliki makna sejenis dengan istilah
kotoba artinya kata, perkataan, atau bahasa. Dari kedua huruf kanji ini dapat
diterjemahkan kata bantu.
Bentuk klasifikasi joshi berdasarkan penggunaanya dalam kalimat, yaitu
kakujoshi, sestsuzokujoshi, fukujoshi dan shuujoshi.
Kakujoshi ialah Joshi biasa. Pada umumnya melekat pada kata benda
Joshi yang termasuk ke dalam kelompok ini misalnya: de, e, ga, kara, ni, no, o,
to, ya dan yori.
Setsuzokujoshi ialah Joshi menyambung kalimat yang biasanya melekat
pada dooshi, i-keyoshi, na-keyoshi, atau jodoshi. Joshi yang termasuk kedalam
kelompok ini misalnya: ba, ga, kara, karedomo, nagara, shi, tari, te, temo, to,
noni, dan node.
Fukujoshi ialah Joshi sebagai keterangan, dipakai setelah kata benda, kata
kerja, kata sifat-i, kata sifat-na, kata keterangan, bahkan ada juga yang dipakai
setelah partikel lainnya. Joshi yang termasuk kedalam kelompok ini misalnya:
bakari, dake, demo, hodo, ka, kiri, koso, karai(gurai), made, mo, nado, sae, shika,
wa, yara, dan zutsu.
Shuujoshi ialah partikel yang digunakan pada akhir kalimat atau akhir
bagian kalimat. Fungsinya untuk menyatakan perasaan si pembicara, seperti
heran, keragu-raguan, harapan, haru dan lainnya.
Yang termasuk kedalam jenis-jenis shuujoshi adalah :
Partikel ka, Partikel kashira, Partikel ke, Partikel na, Partikel ne, Partikel no,
Partikel sa, Partikel tomo, Partikel wa, Partikel yo, Partikel ze dan Partikel zo
Dalam kertas karya ini pokok pembahasan joshi ada dalam shuujoshi.
Terutama partikel ne dan yo. Partikel ne adalah partikel yang meminta persetujuan
dari lawan bicaranya atau untuk memperhalus kalimat. Partikel ne merupakan kata
Menunjukkan ketegasan pikiran atau pendapat si pembicara, menunjukkan
pertanyaan atau keraguan, menunjukkan permintaan, ajakan atau perintah,
menunjukkan perasaan kagum, pujian, kecewa, terkejut.
Partikel yo adalah partikel yang memberikan informasi baru kepada lawan
bicara atau bermaksud membanggakan diri. Partikel yo merupakan kata bantu
yang memiliki arti yaitu:
Menunjukkan ketegasan, pemberitahuan atau peringatan kepada lawan bicara,
menunjukkan ungkapan, menunjukkan keputusan, menunjukkan penekanan pada
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Alasan Pemilihan Judul
Bahasa merupakan salah asatu alat komunikasi yang digunakan oleh
masyarakat untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan bahasa kita dapat
memahami apa yang ingin disampaikan kepada kita dan begitu juga sebaliknya,
dengan bahasa kita dapat menyampaikan maksud hati kita kepada orang lain yang
menjadi lawan bicara kita.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa bahasa
merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari yang digunakan
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri dengan
individu lain. Selain itu bahasa juga merupakan alat komunikasi yang digunakan
untuk menyampaikan gagasan, opini, dan pikiran kepada orang lain dengan tujuan
agar orang tersebut dapat memahami maksud dan tujuan yang disampaikan
kepadanya. (Hasan Alwi, 2005:88).
Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang telah dipelajari di
sekolah-sekolah di luar negeri, salah satunya di Indonesia. Pendidikan bahasa
Jepang sebagai bahasa asing yang diajarkan di sekolah-sekolah maupun di
universitas di Indonesia bertujuan untuk memperlancar komunikasi dalam bahasa
pembelajar bahasa Jepang, mempelajari dan memahami bahasa Jepang bukanlah
hal yang mudah.
Karena banyaknya huruf-huruf dalam bahasa Jepang seperti huruf kanji, hiragana,
dan katakana serta pola kalimat bahasa Jepang yang berbeda dengan bahasa
Indonesia terutama dalam penggunaan-penggunaan partikel dalam kalimat
tersebut. Dalam pola kalimat bahasa Jepang banyak terdapat partikel yang
penggunaannya di akhir kalimat.
Partikel yang digunakan diakhir kalimat pada umumnya adalah partikel ka,
kashira, ke/kke, na/naa, no, tomo, yo, ze. Partikel-partikel tersebut dipakai dalam
bahasa percakapan nonformal yang digunakan oleh pria maupun wanita, ada
partikel yang hanya digunakan oleh pria saja yaitu partikel sa dan partikel zo, dan
ada juga partikel yang hanya digunakan oleh kaum wanita saja seperti partikel
kashira dan wa. Sedangkan partikel ze pada umumnya digunakan oleh pria dan
wanita yang berusia.
Dalam kertas karya ini penulis hanya membahas mengenai partikel ne dan
yo. Penggunaan kedua partikel ini hampir sama, yaitu untuk menyatakan
ketegasan pikiran atau pendapat sipembicara. Oleh karena itu kita harus
memahami partikel ne dan yo dengan benar dan jelas. Apabila kita tidak
memahami secara mendalam tentang penggunaan kedua partikel ini akan
menyebabkan kejanggalan dalam kalimat yang kita ucapkan. Meskipun tidak
berakibat fatal, tetapi bisa mengacaukan komunikasi atau membuat lawan bicara
Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk membahas kedua partikel ini
dan penulis berusaha menguraikan mengenai perbedaan yang terkandung dalam
kedua partikel ini sebagai judul kertas karya ini.
1.2. Tujuan Penulisan
Ada pun tujuan penulis kertas karya ini, adalah :
1. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai partikel ne dan yo.
2. Untuk memahami perbedaan penggunaan “ne dan yo” yang
berfungsi sebagai partikel.
1.3. Pembatasan Masalah
Seperti yang dikemukakan di awal, bahwa ada banyak shuujoshi seperti:
ka, kashira, kke, na, dan lain-lain. Karena keterbatasan kemampuan penulis maka
penulis membatasi permasalahan penggunaan shuujoshi ini hanya pada partikel ne
dan yo berikut dengan contoh-contoh kalimatnya dalam kertas karya ini.
1.4. Metode Penulisan
Dalam penulisan kertas karya ini, penulis menggunakan metode penelitian
kepustakaan (library research) yaitu dengan menggumpulkan data atua informasi
dengan membaca buku-buku sebagai referensi yang ada hubungannya dengan
pokok permasalahan yang dibahas. Selanjutnya data dianalisa dan dirangkum,
BAB II
GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI
2.1. Pengertian Joshi
Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat
dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji. Yang
pertama jo dapat juga dibaca tasukeru yang artinya bantu, membantu atau
menolong. Sedangkan yang kedua shi memiliki makna sejenis dengan istilah
kotoba artinya kata, perkataan, atau bahasa. Dari kedua huruf kanji ini dapat
diterjemahkan kata bantu.
Joshi adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo (kata tambahan).
Fuzokugo adalah kelompok kelas kata yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa
bantuan kata lain untuk membentuk kalimat, dipakai setelah suatu kata yang
menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta untuk
menambah arti kata tersebut agar menjadi lebih jelas lagi. Kelas kata Joshi tidak
mengalami perubahan bentuknya ( Hirai, 1982:161). Joshi sama dengan jodooshi
kedua-duanya termasuk fuzokugo, namun kelas kata jodooshi dapat mengalami
perubahan sedangkan joshi tidak dapat mengalami perubahan.
Karena joshi termasuk fuzokugo, maka kelas kata ini tidak dapat berdiri
sendiri sebagai satu kata, satu bensetsu, ataupun satu kalimat. Joshi akan
menunjukkan maknanya apabila sudah dipakai setelah kelas kata lain yang dapat
Kelas kata yang dapat disisipi joshi antara lain meishi, dooshi, i-keyooshi.
Na-keyooshi. Joshi dan sebagainya.
2.2 Jenis-Jenis Joshi
Didalam bahasa Jepang ada begitu banyak partikel. Untuk memudahkan
mempelajari dan mengenalinya maka ada pengklasifikasikan. Bentuk klasifikasi
joshi berdasarkan penggunaanya dalam kalimat, yaitu kakujoshi, sestsuzokujoshi,
fukujoshi dan shuujoshi.
a. Kakujoshi
Kakujoshi ialah Joshi biasa, yang pada umumnya melekat pada kata benda
untuk menunjukkan hubungan antara kata benda tersebut dengan kata lainnya.
Joshi yang termasuk ke dalam kelompok ini misalnya: de, e, ga, kara, ni, no, o,
to, ya dan yori.
Contoh :
1. これは私のかばんです。
Kore wa watashi no kaban desu.
( ini adalah tas saya )
b. Setsuzokujoshi
Setsuzokujoshi ialah Joshi menyambung kalimat yang biasanya melekat
Contoh :
1. 明日試験があるの、一所懸命勉強します。
Ashita shiken ga aru node, isshoken benkyoushimasu.
( karena besok ada ujian, belajar sungguh-sungguh )
c. Fukujoshi
Fukujoshi ialah Joshi sebagai keterangan, dipakai setelah kata benda, kata
kerja, kata sifat-i, kata sifat-na, kata keterangan, bahkan ada juga yang dipakai
setelah partikel lainnya. Joshi yang termasuk kedalam kelompok ini misalnya:
bakari, dake, demo, hodo, ka, kiri, koso, karai(gurai), made, mo, nado, sae, shika,
wa, yara, dan zutsu.
Contoh :
1. この大学に外国人は五人だけいます。
Kono daigaku ni gaikokujin wa gonin dake imasu.
( dikampus ini orang asing hanya ada 5 orang )
d. Shuujoshi
Shuujoshi ialah partikel yang digunakan pada akhir kalimat atau akhir
bagian kalimat. Fungsinya untuk menyatakan perasaan si pembicara, seperti
heran, keragu-raguan, harapan, haru dan lainnya. Joshi yang termasuk ke dalam
kelompok ini misalnya : ka, kashira, ne, na, no, sa, tomo, wa, yo, ze dan zo.
Contoh :
Mainichi supotsu wa karada ni iidesuyo.
( olah raga setiap hari bagus untuk tubuh ya)
2.3 Jenis-Jenis Shuujoshi
a. Partikel Ka
Partikel ka menyatakan ketidakmengertian atau rasa heran pada diri
pembicara, dipakai untuk menunjukkan adanya kejadian yang membuat
pembicara terkejut, dan dapat juga ditambah partikel na sehingga menjadi kana.
Contoh :
1. 一緒にきませんか。
Issho ni ikimasen ka
( apakah kamu mau pergi bersama-sama)
b. Partikel Kashira
Partikel kashira dipakai pada ragam bahasa lisan untuk menyatakan
kalimat tanya dan dipakai dalam ragam bahasa wanita, namun kadang-kadang
dipakai juga oleh pria. Partikel kashira memiliki fungsi yang hampir sama dengan
partikel ka.
Contoh :
1. 少しお金を貸していただけないかしら。
Sukoshi okane o kashite itadakenai kashira.
c. Partikel Ke/Kke
Partikel ke (sering ditulis kke) dipakai dalam ragam bahasa lisan setelah
ungkapan-ungkapan bentuk lampau untuk menegaskan keragu-raguan
sipembicara atau untuk menanyakan hal-hal yang sudah terlupakan oleh
sipembicara.
Contoh :
1. あなたの家はどこだったっけ。
Anata no ie wa doko data kke.
( sekarang dimana rumahmu)
d. Partikel Na/Naa
Partikel na (atau partikel naa) dipakai pada ragam bahasa lisan dalam
percakapan antara teman dekat dalam suasana akrab atau dipergunakan terhadap
orang yang lebih muda umurnya atau lebih rendah kedudukannya daripada si
pembicara. Pemakaian partikel na/naa terhadap orang yang lebih tua umurnya
atau lebih tinggi kedudukannya daripada si pembicara akan terasa kurang hormat.
Contoh :
1. このカメラの使い方を教えてくださいな。
Kono kamera no tsukaikata o oshiete kudasai na.
e. Partikel Ne
Partikel ne dapat dipakai pada akhir kalimat atau bagian kalimat untuk
menyatakan ketegasan pikiran atau pendapat pembicara. Partikel ne dipakai pada
kalimat seperti ini sebagai cara untuk menarik perhatian lawan bicara sehubungan
dengan ungkapan yang di ucapkan. Fungsi partikel ne seperti ini dimiliki juga
oleh partikel na dan sa. Partikel ne/nee dapat dipakai untuk menyatakan keadaan
perasaan, rasa senang, rasa terkejut, dan sebagainya. Dalam bahasa ragam wanita,
partikel ne/nee ini kadang-kadang dipakai setelah partikel wa sehingga menjadi
wane atau wane. Pemakaian partikel ne/nee selain dapat menyatakan keadaan
perasaan pembicara, dapat berfungsi juga sebagai cara untuk meminta persetujuan
atau ketegasan dari lawan bicara sehubungan dengan hal-hal yang telah
diucapkan.
Contoh :
1. おじとおばは明日遊びに来るそうですね。
Oji to oba wa ashita ni kuru sou desune
( katanya besok paman dan bibi akan dating maen bukan!)
f. Partikel No
Selain sebagai kakujoshi, partikel no dipakai juga sebagai shuujoshi.
Partikel no yang termasuk shuujoshi dipakai pada akhir kalimat dan apabila
ditambah partikel yo sehingga menjadi noyo dan juga dipakai untuk menyatakan
Contoh :
1. もう疲れたの。
Mou tsukareta no.
( apa kamu sudah capek?)
g. Partikel Sa
Partikel sa dapat dipakai setelah bagian-bagian kalimat itu sebagai cara
untuk menarik perhatian lawan bicara. Fungsi partikel sa juga dimiliki partikel ne
dan na. partikel sa dapat dipakai dalam kalimat tanya dan dapat dipakai pada
akhir kalimat untuk menyatakan ketegasan atau keputusan si pembicara. Pada
umumnya partikel sa ini banyak digunakan oleh kaum pria.
Contoh :
1. そんなことあたりまえさ。
Sonna koto atarimaesa.
(hal seperti itu sudah seharusnya)
h. Partikel Tomo
Partikel tomo tidak muncul pada program pengajaran bahasa Jepang
tingkat dasar. Partikel ini dipakai pada akhir kalimat setelah verba bentuk kamus,
adjektiva-I bentuk kamus, adjektiva-na bentuk kamus (ditambah da), atau verba
kepastian, keyakinan, atau ketegasan sehubungan dengan ungkapan pada bagian
Partikel wa dapat dipakai pada akhir kalimat ragam lisan. Partikel wa
dipakai dalam ragam bahasa wanita untuk melemah-lembutkan bahasa yang
diucapkan. Hal ini sebagai cara untuk menunjukkan feminitasi,
kelemah-lembutan, atau keramah-tamahan pembicara. Partikel wa dapat juga dipakai
menyatakan perasaan pembicara seperti rasa haru, rasa terkejut, rasa kagum,
pikiran atau pendapat, kemauan atau keinginan pembicara. Partikel wa dapat
ditambah partikel ne sehingga menjadi wane yang berfungsi untuk meminta
persetujuan atau ketegasan dari lawan bicara tentang hal-hal yang diucapkan.
Partikel wa pun dapat ditambah partikel yo sehingga menjadi wayo yang berfungsi
untuk menyatakan ketegasan atau penekanan atau penekanan pada pendapat,
pikiran, atau hal-hal yang diucapkan.
Contoh :
1. そのサングラスは私のですわ。
j. Partikel Yo
Partikel yo dapat dipakai untuk menyatakan ketegasan, pemberitahuan,
atau peringatan kepada lawan bicara dan dapat dipakai setelah
ungkapan-ungkapan yang berbentuk ajakan, larangan, atau perintah. Didalam ragam bahasa
wanita dipakai setelah partikel no sehingga menjadi noyo, yang menyatakan
penekanan pada pendapat, pikiran atau hal-hal yang diucapkan.
Contoh :
1. 明日キットくるよ。
Ashita kitto kuru yo.
(besok saya pasti datang)
k. Partikel Ze
Partikel ze sama dengan partikel zo yang dipakai pada akhir kalimat dalam
ragam bahasa pria. Pemakaian partikel ze (dan zo) dapat menunjukkan
maskulinitas para pemakaiannya. Partikel ze tidak dipakai pada waktu berbicara
dengan atasan (orang yang lebih tua umurnya atau atau lebih tinggi kedudukannya
daripada pembicara). Pemakaian partikel ze diantara teman sebaya atau teman
dekat dapat menunjukkan keakraban diantara para penuturnya.
Contoh :
1. さあ、今から出かけるぜ。
Saa , ima kara dekakeru ze.
l. Partikel Zo
Partikel zo sama dengan partikel ze dipakai pada bagian akhir kalimat dalam
ragam bahasa pria. Partikel zo tidak diucapkan kepada orang yang lebih tua
umurnya atau yang lebih tinggi kedudukannya dari pada pembicara. Pemakaian
partikel zo diantara teman sebaya atau teman dekat dapat menunjukkan keakraban
diantara para penuturnya.
Contoh :
1. 先に行くぞ。
Saki ni iku zo.
BAB III
PENGGUNAAN PARTIKEL NE DAN YO
DALAM BAHASA JEPANG
3.1. Penggunaan Partikel Ne
Partikel ne adalah partikel yang meminta persetujuan dari lawan bicaranya
atau untuk memperhalus kalimat.
3.1.1 Menunjukkan Ketegasan Pikiran atau Pendapat Pembicara Contoh:
a. 私は北海道のほうが寒いと思うんですけどね
Watashi wa Hokkaido no ho ga samui to omou-n desu kedone.
(saya berfikir bahwa Hokkaido lebih dingin)
b. 母はね、きのうスーパーへ行ってね、果物をたくさん買いま
した。
Haha wa ne, kinou supa e itte ne, kudamono o takusan kaimashita.
( ibuku ya, kemarin pergi kepasar swalayan dan membeli banyak
buah-buahan)
Partikel ne pada contoh (a) menyatakan pendapat si pembicara
Partikel ne pada contoh (b) menunjukkan bahwa sipembicara berusaha
menarik perhatian lawan bicara sehubungan dengan ungkapan yang
diucapkan.
3.1.2 Menunjukkan Pertanyaan atau Keraguan Contoh:
a. あなたは日本の留学生ですね。
Anata wa nihon no ryougakusei desu ne.
(anda mahasiswa (asing) dari jepang ya?)
b. そうですかね?
Sou desu ka ne
(begitu/ benar bukan?)
Partikel ne pada contoh (a) dan (b) menunjukkan keraguan akan sesuatu
hal terhadap lawan bicara dan berharap mendapat kejelasan dengan
bertanya langsung kepada lawan bicara.
3.1.3 Menunjukkan Permintaan, Ajakan atau Perintah Contoh:
a. 明日も一緒に学校へ行こうね。
b. 頑張ってね。
Ganbatte ne
(Semangat!)
Partikel ne pada contoh (a) menyatakan ajakan kepada lawan bicara untuk
melakukan suatu kegiatan.
Partikel ne pada contoh (b) memiliki makna penekanan pada lawan bicara
agar melakukan sesuai apa yang diperintahkan oleh si pembicara.
3.1.4 Menunjukkan Keadaan Perasaan Pembaca Contoh:
a. この携帯電話機はとても高いですね。
Kono ketai denwa wa totemo takai desune
(Telepon genggam ini mahal ya!)
b. まあ、きれいだね。
Maa, kirei da wane
( Wah! Cantik ya)
Partikel ne pada contoh (a) menyatakan rasa kecewa atas sesuatu hal
karena tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Partikel ne pada contoh (b) kata sifat + partikel wa + ne yang menyatakan
3.2 Penggunaan Partikel Yo
Partikel yo adalah partikel yang memberikan informasi baru kepada lawan
bicara atau bermaksud membanggakan diri.
3.2.1 Menunjukkan Ketegasan, Pemberitahuan atau Peringatan kepada Lawan Bicara
Contoh:
a. もお朝ですよ。
Moo asa desuyo
( sudah pagi )
b. 大丈夫ですよ。
Daijoubu desuyo
( tidak apa-apa )
Partikel ne pada contoh (a) menunjukkan makna peringatan kepada lawan
bicara sehubungan dengan kalimat tersebut.
Partikel ne pada contoh (b) menunjukkan makna pemberitahuan kepada
lawan bicara.
3.2.2 Menunjukkan Ungkapan Contoh:
a. そうしてはいけないよ。
b. お茶でもを飲みましょうよ。
Ocha demo nomimashouyo
( mari kita minum teh )
Partikel ne pada contoh (a) menunjukkan makna larangan akan sesuatu
kepada lawan bicara. Partikel ne pada contoh (b) menunjukkan makna
ajakan kepada lawan bicara.
3.2.3 Menunjukkan Keputusan Contoh:
a. 彼はとても親切なのよ。
Kare wa totemo shinsetsuna noyo
( dia sangat ramah )
b. いいえ、違うのよ。
Iie, chigau noyo
( tidak , beda )
Partikel ne pada contoh (a) dan (b) menunjukkan keputusan atau ketegasan
akan sesuatu hal.
3.2.4 Menunjukkan Penekanan Pada Hal-hal yang diucapkan Contoh :
a. 教室にだれもいないよ。
( dikelas tidak ada sapa-sapa )
b. 明日きっと来るよ。
Ashita kitto kuru yo
( besok saya pasti datang )
Partikel ne pada contoh (a) dan (b) menunjukkan penekanan dan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Setelah pemaparan yang panjang lebar mengenai partikel ne dan yo dalam
kalimat bahasa jepang, maka dapat diambil kesimpulan :
1. Partikel ne dan yo merupakan kata bantu digunakan pada bagian akhir kalimat.
2. Partikel ne merupakan kata bantu yang memiliki:
a. Menunjukkan ketegasan pikiran atau pendapat sipembicara.
b. Menunjukkan pertanyaan atau keraguan.
c. Menunjukkan permintaan, ajakan atau perintah.
d. Menunjukkan perasaan kagum, pujian, kecewa, terkejut.
3. Partikel yo merupakan kata bantu yang memilikin yaitu:
a. Menunjukkan ketegasan, pemberitahuan atau peringatan kepada lawan
bicara.
b. Menunjukkan ungkapan.
c. Menunjukkan keputusan.
3.2. Saran
1. Karena penggunaan partikel ne dan yo hampir sama maka kita harus
berhati-hati dan kita harus dapat memahami terlebih dahulu cara penggunaannya
dalam kalimat bahasa Jepang.
2. Penulis mengharapkan para pembaca atau pemakaian bahasa Jepang agar
dapat lebih memahami penggunaan partikel ne dan yo dengan baik dan benar
sehingga dapat berkomunikasi dengan menggunakan kalimat bahasa Jepang
DAFTAR PUSTAKA
Chino , Naoko. 2002. Partikel Penting Bahasa Jepang . Edisi Keempat.
Jakarta. Kesaint Blanc.
Sudjianto . 2000. Gramatikal Bahasa Jepang Modern-Sery B. Edisi
Pertama. Jakarta Kesaint Blanc.
Chandra, T. 2009. Nihongo no Joshi Partikel Bahasa Jepang. Edisi Kedua.
Jakarta. Evergreen Japanese Course.
Taniguchi, Goro.1982. Kamus Standar Bahasa Indonesia-Jepang. Jakarta :