ABSTRACT
Responses of Radish (Raphanus sativusL.) cultivar Crimson Giant Against Zeolites and KNO3Fertilizer Applications
By
Mitra Jani Pramuda
Radish (Raphanus sativusL.) is a bulbous vegetable, has a rounded shape to
long, and is the main part that can be consumed. Radish has a variety of efficacy
and can be processed into variety of dishes. Zeolites can be used as soil
amendmend, as a growing medium of plants, and can be mixed with fertilizer
which aims to efficient of fertilizers. KNO3fertilizer has the benefit of that is, to
increase plant resistance to disease attack, can reduce the rot the tuber, free
chlorine (Cl) so as not to cause toxicity in the soil acidity.
This research aims to (1) know the difference of growth and yield of radish,
between a given zeolite, and without a given zeolite, (2) know KNO3fertilizer
dose which produces the best response of radish plant, (3) know the different
responses to granting of zeolite on radish plants to level doses of different KNO3
fertilizer. This research was conducted on farm in Perumnas Kemiling, Beringin
Raya Village, Kemiling District, Province of Lampung. This research was
conducted in July August 2010.
This research was arranged using (1) arranged in a factorial design of treatment
(2x5). The first factor was without giving zeolite (Z0) and giving zeolite (Z1).
0 g (K0), 20 g (K1), 40 g (K2), 60 g (K3), 80 g (K4), (2) the experimental design
applied to experimental plots in a completely randomized design (RKTS) with
three replications (3) each plot experiment samples were taken five plants. The
homogemety of variances was tested with Bartlett test, the aditivity of data were
tested with Tukey test. Data were analyzed using analysis of variance followed by
Orthogonal Polynomial test. All test conducted at significance level of 5% or 1%.
Result of this research indicated that (1) application of zeolite showed a better
response to the growth and yield of radish on variable of length bulb than without
use of zeolite, (2) application of KNO3showed a maximum production response
through the variable of length of radish tubers with maximum points at 44.87
g/m2dose of 4.91 cm and then decrease the level of growth and crop production
along with increasing dose of potassium (3) there was interaction between the
zeolite and KNO3on crop production variable of as plot at doses 20 g/m2in the
amount of 343.33 g (32.44%), diameter of the bulb at a dose of 60 g/m2KNO 3
ABSTRAK
Respons Tanaman Radish (Raphanus sativusL.) kultivar Crimson Giant terhadap Aplikasi Zeolit dan Pupuk KNO3
Oleh
Mitra Jani Pramuda
Radish (Raphanus sativusL) merupakan sayuran berumbi, berbentuk bulat hingga
panjang, dan merupakan bagian utama yang dapat dikonsumsi. Radish memiliki
berbagai macam khasiat dan dapat diolah menjadi berbagai hidangan. Zeolit dapat
digunakan sebagai bahan pembedah tanah (soil amendmend), sebagai media
tumbuh tanaman, serta dapat dicampurkan dengan pupuk yang bertujuan untuk
mengefisienkan pupuk. Pupuk KNO3memiliki kegunaan diantaranya, dapat
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit, dapat mengurangi
pembusukan umbi, bebas chlor (Cl) sehingga tidak menyebabkan keracunan
keasaman pada tanah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan pertumbuhan dan
produksi tanaman radish antara yang diberi zeolit dan tanpa diberi zeolit, (2)
mengetahui dosis pupuk KNO3yang menghasilkan respons tanaman radish yang
terbaik, (3) mengetahui respons yang berbeda dengan pemberian zeolit pada
tanaman radish terhadap taraf dosis pupuk KNO3yang berbeda. Penelitian ini
Mitra Jani Pramuda ii
Kecamatan Kemiling, Propinsi Lampung. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli
- Agustus 2010.
Penelitian ini menggunakan (1) rancangan perlakuan disusun secara faktorial
(2 x 5). Faktor pertama adalah tanpa pemberian zeolit (Z0) dan dengan zeolit (Z1).
Faktor kedua adalah pemberian pupuk kalicili yang terdiri dari 5 taraf, yaitu 0 g
(K0); 20 g (K1); 40 g (K2); 60 g (K3); dan 80 g (K4), (2) rancangan percobaan
diterapkan pada petak percobaan dalam Rancangan Kelompok Teracak Sempurna
(RKTS) dengan tiga ulangan, (3) setiap petak percobaan diambil lima sampel
tanaman. Keragaman diuji dengan uji Bartlett, sifat kemenambahan data diuji
dengan uji Tukey. Data diolah dengan analisis ragam, dilanjutkan dengan uji
Polinomial Orthogonal. Semua pengujian dilakukan pada taraf nyata 5% atau 1%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pemberian zeolit memberikan respons
yang lebih baik bagi pertumbuhan dan produksi tanaman radish terhadap peubah
panjang umbi dibandingkan tanpa menggunakan zeolit. (2) Pemberian KNO3
menghasilkan respons umbi maksimal pada peubah panjang umbi dengan titik
maksimum pada dosis 44,87 g/m2sebesar 4,91 cm. (3) Terdapat pengaruh
interaksi antara pemberian zeolit dan KNO3pada peubah produksi tanaman per
petak pada dosis 20 g/m2yaitu sebesar 343,33 g (32,44%), diameter umbi pada
dosis KNO360 gram/m2sebesar 0,55 cm (14,06 %), bobot basah brangkasan pada
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan:
1. Pemberian zeolit memberikan respons yang lebih baik bagi pertumbuhan dan
produksi tanaman radish terhadap peubah panjang umbi dibandingkan tanpa
menggunakan zeolit.
2. Pemberian KNO3menghasilkan respons umbi maksimal pada peubah panjang
umbi dengan titik maksimum pada dosis 44,87 g/m2sebesar 4,91 cm.
3. Terdapat pengaruh interaksi antara pemberian zeolit dan KNO3pada peubah
produksi tanaman per petak pada dosis 20 g/m2yaitu sebesar 343,33 g
(32,44%), diameter umbi pada dosis KNO360 gram/m2sebesar 0,55 cm
(14,06 %), bobot basah brangkasan pada dosis KNO360 gram/m2sebesar
13,91 gram (43,04 %).
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian penulis memberikan saran memakai zeolit dengan
menggunakan berbagai dosis sehingga diperoleh dosis zeolit terbaik agar
kombinasinya dengan dosis KNO3dapat menghasilkan pertumbuhan dan hasil
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sayuran merupakan salah satu tanaman yang mempunyai arti penting dalam
fungsinya sebagai zat pembangun tubuh. Kandungan zat gizi dan vitaminnya
sangat banyak dan baik untuk kesehatan manusia. Karena meningkatnya
kebutuhan gizi masyarakat, kebutuhan akan sayuran terus meningkat hingga saat
ini dan jenis sayurannya pun bervariasi.
Radish (Raphanus sativusL) merupakan sayuran berumbi, berasal dari Cina dan
Jepang. Daunnya agak berbulu dengan, ujung lembaran daun lebih besar daripada
pangkalnya. Umbi berbentuk bulat hingga panjang, dan merupakan bagian utama
yang dapat dimakan, namun daun dan bunganya dapat pula dikonsumsi
(Sutomo, 2009)
Selain kaya nutrsi, radish (Raphanus sativusL) juga bisa diolah menjadi beragam
hidangan. Di dalam seni kuliner, radish dikenal sebagai campuran bahan sup, soto
bandung, acar atau salad. Aromanya khas dengan rasa sedikit pedas membuat
sayuran ini banyak digemari.
Kandungan nutrisi radish sangat kaya, radish kaya akan mineral kalsium dan
fosfor, selain itu radish juga kaya serat dan zat fitonutrien yang baik untuk
2
0.1 g, karbohidrat 4.3 g, mineral 0.7 g, kalsium 0.7 g, fosfor 26 mg, zat besi 0.6 g,
retinol 3 mcg, thiamine 0.03 mg dan asam askorbat 32 mg (Sutomo, 2009)
Di Indonesia, radish belum banyak dibudidayakan oleh petani karena petani
belum mengenal tanaman ini, belum mengetahui teknik budidaya yang benar serta
manfaat dari tanaman ini. Padahal di negara lain, tanaman radish sudah banyak
yang memanfaatkannya baik itu sebagai makanan maupun digunakan sebagai
penghias makanan.
Radish bermanfaat untuk mengatasi insomnia atau gangguan sulit tidur. Sayuran
ini juga rendah kalori, sangat baik bagi yang sedang menjalani diet obesitas.
Radish kaya akan serat, pektin dan asam folat yang dapat mencegah risiko kanker,
stroke dan mengendalikan hipertensi. Manfaat lain dari serat radish adalah
mengatasi ganguan pencernaan seperti sembelit (Sutomo, 2009)
Pupuk anorganik merupakan pupuk yang sering digunakan dalam dunia pertanian,
akan tetapi mudah hilang dari tanah. Kehilangan pupuk tersebut karena tercuci
oleh air, denitrifikasi, volatilisasi. Telah banyak usaha yang dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah dengan penggunaan zeolit
(BPPT, 2007)
Menurut Davis (1991) yang dikutip Permatasari (2007), zeolit mempunyai
sifat-sifat kimia dan struktur yang menarik diantaranya sifat-sifat penyerap (adsorpsi),
penukar kation dan sebagai katalis aktif. Zeolit terbentuk sebagai suatu hasil
pelapukan batu-batu gunung berapi yang mengalami zeolitisasi, karena adanya air
hujan yang masuk ke dalam lava selama bertahun-tahun, lalu terjadilah perubahan
3
Hendritomo (1992) yang dikutip Permatasari (2007) menerangkan bahwa zeolit
juga berperan dalam meningkatkan aerasi tanah dan air. Selain itu, zeolit
berpotensi besar dalam memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, seperti
meningkatkan daya pegang air dan KTK, mengikat ion ion toksik seperti
Aluminium, Ferrum, dan Mangan. Keunggulan sifat yang dimiliki zeolit ini dapat
dikombinasikan dengan sifat pembedah tanah yang lain sehingga pada saat tanah
membutuhkan unsur hara yang diperlukan, zeolit akan melepas unsur hara yang
diserapnya.
Pada umumnya tanah tidak mampu menyediakan unsur hara dalam jumlah yang
cukup untuk pertumbuhan normal suatu tanaman atau memacu pertumbuhan
tanaman agar memberikan hasil maksimal, sehingga perlu diberi tambahan hara.
Pemupukan memegang peranan penting dalam menyediakan dan mengganti unsur
hara yang habis terpakai oleh tanaman selama proses pertumbuhan dan
perkembangan (Setyamidjaja, 1986).
Menurut Lingga (1993), pemupukan adalah pemberian zat yang terdiri dari satu
unsur atau lebih yang digunakan untuk mengganti unsur hara yang habis terserap
oleh tanaman dari dalam tanah. Bila kita melihat proses serta mekanisme
pembentukan umbi, ada dua unsur penting yang harus kita perhatikan yaitu unsur
Nitrogen dan Kalium. Nitrogen merupakan unsur esensial yang sangat dibutuhkan
tanaman terutama untuk perkembangan daun, meningkatkan warna hijau daun
serta pembentukan cabang. Sedangkan Kalium atau Potassium berfungsi dalam
pembentukan gula dan pati sintesis protein, katalis bagi reaksi enzimatis, penetral
4
kedua unsur tersebut secara tepat sangat membantu proses pembentukan umbi
radish.
Kebutuhan Nitrogen untuk tanaman radish adalah 40 60 kg/ha, kebutuhan
Fosfor tanaman radish 50 80 kg/ha sedangkan kebutuhan Kalium untuk
tanaman radish berkisar 90 kg/ha (Daniello, 2003)
Potasium Nitrat adalah salah satu jenis pupuk majemuk yang penggunaannya
dalam bidang pertanian lebih dikenal dengan nama Kalium Nitrat dan biasanya
disingkat dengan rumus KNO3. Pupuk KNO3ini biasanya diformulasikan dalam
dua bentuk, yaitu prill dan kristal. Dibandingkan pupuk kalium buatan lainnya,
penggunaan pupuk kalium yang terikat dengan unsur N bentuk nitrat (KNO3)
memberikan hasil yang lebih baik bagi tanaman. Hal ini disebabkan oleh nitrat
yang terkandung dalam KNO3lebih mudah untuk diserap dan digunakan dalam
tanaman (Wahyu dan Prajnata, 2000)
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah aplikasi zeolit berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman radish.
2. Berapakah dosis pupuk KNO3yang menghasilkan respons tanaman radish
yang terbaik.
3. Apakah terdapat respons yang berbeda dengan pemberian zeolit pada
tanaman radish terhadap taraf dosis pupuk KNO3yang berbeda
5
Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian dirumuskan
sebagai berikut:
1. Mengetahui perbedaan pertumbuhan dan produksi tanaman radish, antara
yang diberi zeolit dan tanpa diberi zeolit.
2. Mengetahui dosis pupuk KNO3 yang menghasilkan respons tanaman
radish yang terbaik.
3. Mengetahui respons yang berbeda dengan pemberian zeolit pada tanaman
radish terhadap taraf dosis pupuk KNO3yang berbeda.
1. 3 Landasan Teori
Radish (Raphanus sativusL.) adalah jenis tanaman sayuran umbi dari suku
kubis-kubisan, berasal dari dataran Asia dan Eropa, yang dapat ditanam sepanjang
tahun. Menurut umur panennya lobak digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu
genjah (25 hari 40 hari); tengahan (40 hari 60 hari); dalam (60 hari 80 hari).
Tanaman radish lebih menyukai tumbuh di daerah dataran tinggi yang mempunyai
ketinggian di atas 700 meter dpl, paling cocok untuk pertumbuhannya adalah pada
ketinggian antara 1.000 meter 1.500 meter di atas permukaan laut yang suhu
udaranya sejuk antara 15,600C 21,100C dan RH 70% 90% serta cukup
mendapat sinar matahari (SNI, 2004)
Salah satu persoalan yang sering dihadapi petani antara lain borosnya penggunaan
pupuk. Borosnya penggunaan pupuk anorganik ini karena sekitar 70-80% pupuk
anorganik yang ditebar petani hilang terbawa air. Hanya sekitar 20-30 % pupuk
6
yang sering digunakan dalam dunia pertanian, akan tetapi mudah hilang dari
tanah. Kehilangan pupuk tersebut karena tercuci oleh air, denitrifikasi, volatilisasi.
Telah banyak usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, salah
satunya adalah dengan penggunaan zeolit. Zeolit memiliki fungsi sebagai pengikat
pupuk, sehingga pupuk tidak mudah larut dalam air, bahkan pelepasan unsur
nutrien bisa dikendalikan sesuai dengan umur tanaman
(BBPT, 2007)
Mineral zeolit merupakan mineral yang istimewa karena struktur kristalnya sangat
unik sehingga mempunyai sifat sebagai penyerap, pemisah dan katalisator, karena
keistimewaan ini maka mineral ini dapat digunakan dalam berbagai bidang
kegiatan yang luas seperti pertanian, peternakan dan industri (Estiyati, 2005)
Dalam bidang pertanian salah satu sifat zeolit yang dipakai antara lain sebagai
penetral keasaman tanah, meningkatkan aerasi tanah, sumber mineral pendukung
pada pupuk dan tanah, serta sebagai pengontrol yang efektif dalam pembebasan
ion amonium, nitrogen, dan kalium pupuk (Putra, 2007)
Menurut Suwardi (2006), zeolit di bidang pertanian dapat digunakan sebagai
bahan pembedah tanah (soil amendmend), sebagai media tumbuh tanaman, serta
dapat dicampukan dengan pupuk yang bertujuan untuk mengefisienkan pupuk.
Menurut Sutejo (1999), tanaman akan tumbuh dengan baik pada tanah yang subur
dan banyak mengandung humus. Tanah yang subur adalah tanah yang memiliki
ketersediaan hara yang cukup bagi tanaman. Tingkat kesuburan tanah akan
menurun disebabkan hilangnya hara. Untuk menjaga ketersediaan hara dalam
7
Potasium nitrat adalah salah satu jenis pupuk majemuk yang memiliki unsur hara
secara tepat. Pupuk ini biasanya diformulasikan dalam dua bentuk yaitu prill dan
kristal. Potasium nitrat penggunaannya dalam pertanian lebih dikenal sebagai
kalium nitrat atau biasa disingkat dengan rumus KNO3. Salah satu dari berbagai
macam pupuk KNO3 yang beredar di pasar adalah pupuk Chili Ultra K
(Wahyu dan Prajnata, 2000)
Untuk bisa tumbuh berkembang dan berproduksi maksimal, setiap tanaman sangat
membutuhkan ketersediaan unsur hara yang mencukupi, tidak terkecuali tanaman
radish. Unsur hara yang dibutuhkan pada umumnya terdiri dari 9 unsur hara
makro dan 10 unsur hara mikro. Unsur-unsur itulah yang mutlak harus tersedia
disamping faktor-faktor lingkungan lain yang mendukung. Hal ini dapat terpenuhi
oleh pupuk KNO3Chili Ultra K karena selain mengandung hara makro (N = 13%,
K2O =45%) juga mengandung unsur hara mikro seperti Na = 0,60 %, Mg =0,05%.
Dengan demikian, pupuk Chili Ultra K cukup lengkap unsur haranya baik yang
berupa hara makro maupun hara mikro (Wahyu dan Prajnata, 2000)
Bila dibandingkan dengan pupuk tunggal seperti halnya Urea (CO(NH2)2maupun
KCl, kedua pupuk ini hanya mensuplai unsur hara makro N atau K dan Cl dalam
jumlah banyak. Bila pemberiannya terlalu banyak maka akan menyebabkan
keasaman tanah (turunnya pH) yang dapat berpengaruh pada penyerapan
unsur-unsur hara lain. Selain itu juga dapat menyebabkan toksisitas pada tanaman.
Dari kenyataan tersebut dapat terlihat jelas bahwa penggunaan pupuk tunggal
8
hara mikro yang memadai. Meskipun unsur hara mikro tersebut dibutuhkan dalam
persentase yang sedikit, tetapi harus tetap tersedia (Wahyu dan Prajnata, 2000)
Menurut Tjionger (2002), sesuai dengan kandungan yang dimilikinya, maka
pupuk KNO3memiliki manfaat/kegunaan diantaranya :
1. mudah diserap oleh tanaman sehingga pertumbuhan tanaman lebih cepat
dan seragam
2. dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit,
panen menjadi serentak, dapat mengurangi pembusukan umbi,
3. bebas chlor (Cl) sehingga tidak menyebabkan keracunan keasaman pada
tanah,
4. dapat merangsang pembentukan bunga dan kualitas buah serta sel tanaman
menjadi lebih rapat sehingga buah menjadi lebih berisi.
KNO3mampu memperbanyak dan memperbesar umbi, hal ini erat kaitannya
dengan kandungan unsur hara makro yaitu N dan K.
Pembentukan umbi radish ini berasal dari pembesaran akar. Pembentukan akar
yang membesar ini terbentuk dari mekanisme kerja unsur N. Dimana unsur N
yang terkandung dalam KNO3menyebabkan proses kimia yang menghasilkan
asam nukleat. Asam nukleat inilah yang berperan dalam inti sel pada proses
pembelahan sel sehingga dapat terbentuk umbi radish dengan baik.
Sedangkan kandungan Kalium menyebabkan begitu banyaknya ion K+yang
mengikat air dalam tubuh tanaman akan mempercepat proses fotosintesis,
sehingga prosesnya menjadi lebih optimal. Implikasinya dengan proses
9
dari kelayuan. Hasil fotosintesis ini juga yang merangsang pembentukan umbi
menjadi lebih besar (Tjionger, 2002)
Penelitian pemupukan pada sayuran umumnya lebih tertuju pada penetapan
kebutuhan hara selama musim tanam atau total kebutuhan pupuk untuk setiap
tanaman. Walaupun bervariasi, takaran pemupukan sayuran berumur > 2 bulan
berkisar antara 100-200 kg N, 50-180 kg P2O5, dan 50-150 kg K2O/ha. Untuk
budidaya sayuran dataran tinggi, seperti kubis ( sayuran yang membentuk crop )
kentang ( sayuran yang membentuk umbi ), tomat, paprika, cabai, takaran pupuk
N berkisar antara 100-200 kg/ha, P2O590-180 kg/ha, dan K2O 60-150 kg/ha
(Suwandi 2009)
1.4 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teori berikut ini disusun kerangka pemikiran untuk memberi
penjelasan teoritis terhadap perumusan masalah. Tanaman radish memiliki
berbagai macam khasiat dan kegunaan bila dikonsumsi. Akan tetapi, budidaya
tanaman radish di Indonesia masih sedikit petani yang membudidayakannya.
Hanya di daerah tertentu saja yang petaninya membudidayakan tanaman radish.
Melihat potensi yang ada, permintaan radish cukup meningkat namun tidak
diiringi dengan budidaya maka diperlukan budidaya tanaman radish yang mampu
meningkatkan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman radish yang baik.
Pemakaian zeolit untuk budidaya tanaman radish memiliki berbagai manfaat.
Zeolit merupakan mineral yang berasal dari tufa abu vulkanis. Pertama kali
ditemukan oleh mineralogist Swedia, Axel Frederick Crontstedt. Nama zeolit
10
satu karakternya melepas air yang dikandungnya waktu dipanaskan sehingga
nampak seperti batu yang mendidih. Dengan pemanasan sampai 5000C maka
zeolit akan mengalami aktifasi, berupa kemampuan mengikat kation menjadi lebih
tinggi. Kemampuan mengikat kation inilah yang akan banyak dipakai dalam
berbagai industri dan pertanian.
Zeolit sebagai pembenah tanah adalah mineral dari senyawa aluminosilikat
terhidrasi dengan struktur berongga dan mengandung kation-kation alkali yang
dapat dipertukarkan. Zeolit sebagai pembenah yang diberikan ke dalam tanah
dengan jumlah relatif banyak dapat memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah sehingga produksi pertanian dapat ditingkatkan.
Sifat khas dari zeolit sebagai mineral yang berstruktur tiga demensi, bermuatan
negatif, dan memiliki pori-poriyang terisi ion-ion K, Na, Ca, Mg dan molekul
H2O, sehingga memungkinkanterjadinya pertukaran ion dan pelepasan air secara
bolak-balik. Zeolit mempunyai kerangka terbuka dengan jaringan pori-pori yang
mempunyai permukaan bermuatan negatif dapat mencegah pencucian unsur hara
NH4+(Urea) dan kation K+(KCl) keluar dari daerah perakaran, sehingga pupuk
Urea dan KCl yang diberikan lebih efisien.
Unsur K alami yang tersedia dalam tanah sangat minim, yaitu sekitar 1-2%. Untuk
mengatasi kurangnya ketersediaan unsur K dalam tanah dapat dilakukan dengan
cara pemberian pupuk anorganik. Pupuk KNO3merupakan salah satu jenis pupuk
anorganik yang mengandung unsur kalium.
Dibandingkan pupuk anorganik yang mengandung unsur kalium lainnya,
11
terkandung dalam KNO3dalam bentuk potasium nitrat, sehingga tidak mudah
terikat oleh partikel tanah dan tidak mudah menyebabkan kebakaran pada daun
meskipun menggunakan dosis pemakaian yang tinggi. Selain itu KNO3bersifat
mudah diserap oleh tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman lebih cepat dan
seragam.
Kalium mempunyai fungsi penting dalam proses fisiologis tanaman, berperan
dalam absorbsi hara, pengaturan pernapasan, transpirasi dan translokasi
karbohidrat. Ion K+berperan sebagai aktivator enzim dan merupakan senyawa
yang mempengaruhi sintesis protein. Protein sebagai katalisator dan pengaturan
pertumbuhan vegetatif antara lain untuk meningkatkan pertumbuhan batang, daun,
dan mendorong meristem ujung akar.
1.5 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, dapat disusun hipotesis
sebagai berikut:
1. Respons tanaman radish yang diberi zeolit akan lebih baik daripada tanpa
diberi zeolit.
2. Pemberian pupuk KNO3pada taraf dosis tertentu akan menghasilkan
respons tanaman radish yang maksimum.
3. Terdapat respons yang berbeda dengan pemberian zeolit pada tanaman