• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses dan Fungsi Bahasa (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proses dan Fungsi Bahasa (1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

A. Proses dan Fungsi Bahasa

Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.

Tarigan (1990:2-3) mengemukakan adanya delapan prinsip dasar hakikat bahasa, yaitu bahasa adalah suatu sistem, bahasa adalah vokal, bahasa tersusun daripada lambang-lambang arbitrari, setiap bahasa bersifat unik, (bahasa dibangun daripada kebiasaan-kebiasaan, bahasa ialah alat komunikasi, bahasa berhubungan erat dengan tempatnya berada, dan bahasa itu berubah-ubah. Berikut ini adalah pengertian dan definisi bahasa menurut para ahli:

Bill Adams : Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif

Bloch & Trager : Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok sosial bekerja sama.

Carrol : Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia

Ferdinand De Saussure : Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain

Mc. Carthy : Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir

Plato : Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut

Sudaryono : Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.

William A. Haviland : Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu

Wittgenstein : Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis

(2)

1. Sistem lambang yang bermakna dan dapat dipahami oleh masyarakat pemakainya. 2. Sistem lambang tersebut bersifat konvensional yang ditentukan oleh masyarakat pemakainya

berdasarkan kesepakatan

3. Lambang – lambang tersebut bersifat arbiter (Kesepakatan) digunaka secara berulang dan tetap

4. Sistem lambang tersebut bersifat terbatas, tetapi produktif 5. Sistem lambang bersifat unix, khas, dan tidak sama dengan bahasa lain 6. Sistem lambang dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat universal

Fungsi Bahasa

Sebenarnya ada banyak pendapat linguis tentang fungsi bahasa dalam tradisi linguistik. Karena banyak arti dalam bahasa itu sendiri pada penggunaannya dalam manusia sehari-hari. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep maupun perasaan.

Pada abad pertangahan (500-1500 M) studi bahasa kebanyakn dilakukan oleh para ahli logika ataupun ahli filsafat. Mereka menitik-beratkan penyelidikan bahasa-bahasa pada satuan-satuan kalimat yang dapat dianalisis sebagai alat untuk menyatakan preposisi benar atau salah.

Namun terdapat beberapa hal yang perlu dipertanyakan kembali tentang pendekatan tersebut, apakah bentuk ekspresi, kesenangan, pertanyaan juga merupakan dikotomi salah benar?

Dalam logika, kalimat yang memiliki nilai benar atau salah hanyalah kalimat deklaratif saja, atau menggunakan bahasa hanya untuk membuat pernyataan salah atau benar saja sesuai dengan pikiran kita. Dalam berintraksi dan berkomunikasi, pikiran hanyalah satu bagian dari sekian banyak informasi yang akan disampaikan.

Berbicara lebih lanjut tentang fungsi bahasa, H. A. K. Halliday dalam bukunyaExploration Of The Function Of Language menyebutkan terdapat tujuh fungsi bahasa sebagai berikut:

1. Bahasa memerankan fungsi instrumental, yang berarti bahwa bahasa itu merupakan penyebab terjadinya suatu peristiwa. Fungsi ini dapat terlihat jelas pada pemakaian bahasa ketika seseorang memerintah, baik secara langsung maupun tidak.

2. Bahasa memerankan fungsi untuk mengatur dan mengendalikan berbagai peristiwa. Fungsi ini disebut dengan the regulatory function yang merupakan fungsi untuk mengatur dan mengendalikan orang lain atau untuk menyetir orang lain. Bahasa hukum yang memuat pasal-pasal beserta kandungannya merupakan contoh fungsi bahasa yang berkaitan dengan the regulatory system.

3. Bahasa juga berfungsi untuk membuat pernyataan, menyampaikan fakta-fakta, pengetahuan, menjelaskan atau menggambarkan realitas yang sebenarnya. Tugas ini disebut the representational function.

(3)

5. Bahasa melakukan fungsi the personal function. Artinya, bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan dirinya, mengungkapkan sesuatu tentang dirinya dan sekaligus tentang hal lain. Juga dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan emosinya dan reaksi-reaksi lainnya.

6. Bahasa merupakan alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Artinya bahwa bahasa memerankan fungsi the heuristic function. Fungsi ini sering terwujud dalam bentuk pertanyaan yang memang membutuhkan jawaban seperti: mengapa, bagaimana, dimana dan lain-lain.

7. Dan yang terakhir, bahasa berfungsi sebagai alat untuk berimajinasi yang juga disebut dengan the imaginative function. Artinya bahwa bahasa mampu menciptakan ide-ide yang non-faktawi seperti ketika mengisahkan cerita-cerita, karya sastra dan lain sebagainya.

Selain Halliday, terdapat pula linguis lain yang berpendapat tentang fungsi bahasa yaitu Jacobson (1960) yang merupakan pionir aliran linguistik praha. Menurutnya, terdapat enam fungsi bahasa yaitu: (1) fungsi eksresif atau emotif, (2) fungsi referensial, (3) fungsi estetik atau puistik, (4) fungsi fatik, (5) fungsi metalingual dan (6) fungsi direktif atau konatif.

Kemudian searah dengan Jacobson, Karl Buhler menjelaskan pula beberapa fungsi bahasa menurut pendapatnya terbagi menjadi enam bagian sebagai berikut:

1. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berekspresi

Yaitu manusia dapat mengungkapkan dirinya lepas dari tujuannya. Fungsi ini dapat dilihat pada bahasa-bahasa yang dipakai pengarang dalam sastra, baik novel, cerpen, drama dan lain-lain. Yang terpenting pada fungsi ini adalah ide dan gagasan dari pengarang atau penulis. Selain itu fungsi ekspresif bahasa dapat dilihat pada pernyataan otoritatif seperti pidato-pidato politik, dokumen-dokumen tokoh, karya ilmiah dan lain-lain.

2. Bahasa berfungsi untuk memberikan informasi

Fungsi ini disebut juga dengan the informative function yang sering kita temukan dalam buku-buku pelajaran, surat kabar, majalah dan lain sebaginya. Fungsi ini bercirikan bahasa yang bersifat non-regional, non-idiolek, formal, teknis dan netral.

3. Bahasa menjalankan fungsi vokatif

Fungsi ini disebut juga dengan fungsi konatif, fungsi instrumental, fungsi operatif dan fungsi paragmatik. Fungsi vokatif dapat terlihat pada pengumuman-pengumuman, petunjuk, publiksi, propaganda, tulisan-tulisan persuasif dan lain sebagainya.

Yang terbersit dalam fungsi vokatif adalah bahasa merupakan hubungan antara penulis dan pembacanya yang terwujud dalam hubungan gramatika yang telah ditentukan secara sosial ataupun personal. Adapun cirinya adalah bahasanya bersifat langsung dan dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca atau pendengarnya.

(4)

Fungsi ini berkaitan erat dengan rasa keindahan “sense of beauty”yang mungkin terpancar lewat untaian bunyi pada puisi, lagu dan sebagainya. Fungsi ini terwujud, selain dari yang disebutkan sebelumnya, juga melalui ritme, keselarasan, kontras kalimat, klausa dan kata atau diksi.

Dalam hal bunyi, misalnya aliterasi, anomatope, asonansi, rima, intonasi dan tekanan nada, berperan sekali dalam melahirkan fungsi estetik.

5. Bahasa memiliki fungsi fatik

Fungsi fatik lebih diarahkan untuk memelihara hubungan yang akrab dengan lawan bicara. Fungsi fatik biasanya hadir dalam frasa-frasa baku dalam bahasa lisan seperti: apa kabar, selamat pagi, selamat berjuang dan sebagainya. Adapun dalam bahasa tulis, sering kita temukan fungsi fatik dalam ungkapan seperti: sudah barang tentu, tidak diragukan lagi dan lain sebagainya. 6. Bahasa menjalankan fungsi metalingual

Fungsi ini lebih mengacu pada kemampuan bahasa dalam menjelaskan atau menamakan dan juga mengomentari sifat-sifatnya sendiri. Dengan kata lain bahwa bahasa bebicara tentang dirinya sendiri. Fungsi ini sering diwakili dengan istilah gramatika seperti:menangis itu verba, kapur itu nomina, bagus itu adjektiva dan lain-lain. Selain itu terdapat ungkapan-ungkapan seperti: dalam pengertian luas, terkadang hal itu dinamakan, sejujurnya, secara literal dan sebagainya.

B. Sistem Dan Struktur Bahasa

Kata sistem sudah biasa digunakan dalam kehidupan seharihari dengan makna „cara atau‟ „aturan , seperti dalam kalimat “Kalau tahu sistemnnya, tentu mudah mengerjakannya”. Dalam‟ kaitan dengan keilmuan, sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sistem ini dibentuk oleh sejumlah unsur atau komponen yang satu dengan lainnya dan berhubungan secara fungsional. Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas tentang sistem, bahasa terdiri atas unsur-unsur yang tersusun secara teratur. Bahasa bukanlah sejumlah unsur yang terkumpul secara acak atau tak beraturan. Untuk mendapat pengertian yang lebih baik, kita ambil contoh yang konkret, yaitu sebuah sepeda. Sebuah sepeda dapat berfungsi kalau unsur atau komponennya (roda, rantai, kemudi, dan sebagainya) tersusun sesuai dengan pola atau tempatnya. Kalau komponennya tidak terletak pada tempat yang seharusnya, meskipun secara keseluran tampaknya utuh, maka sepeda itu tak dapat berfungsi karena susunannya tidak membentuk sebuah sistem.

(5)

Pola-pola sistem dapat kita pelajari. Karena itu kita akan tahu kalau sudah kita pelajari, apakah suatu kalimat adalah bahasa Indonesia yang benar atau tidak. Kita juga bisa mengenali suatu kalimat bahasa Indonesia yang benar atau tidak meskipun ada unsur yang ditaanggalkan. Misalnya: Ibu a mem... b seekor ... c d Pada konstruksi (3) diatas unsur „b dan „d‟ ‟ dihilangkan sebagian namun, sebagai penutur bahasa Indonesia kita dapat memahami dari polanya, bahwa konstruksi (3) itu adalah sebuah kalimat bahasa Indonesia yang baik. Kita juga dapat meramalkan bagian „b yang dihilangkan, pasti sebuah kata yang dimulai dengan‟ konsosnan /b/, mungkin beli, bakar, atau bunuh. Bagian „d yang dihilangkan juga dapat‟ diramalkan berupa nama binatang, mungkin ikan, kucing, atau tikus.

Sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus bersifat sistematis dan sistemis. Dengan sistematis, artinya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola; tidak tersusun secara acak, secara sembarangan. Sedangkan sistemis, artinya, bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri juga dari sub-subsistem; atau sistem dibawahnya. Disini dapat disebutkan, antara lain, subsistem fonologi, subsistem morfologi subsistem sintaksis, dan subsistem semantik. Subsistem bahasa, terutama subsistem fonologi, subsistem morfologi, dan subsistem sintaksis tersususn secara hierarkis (mempunyai susunan atau struktur). Ketiga subsistem itu (fonologi, morfologi, dan sintaksis) terkait dengan subsistem semantik sedangkan subsistem leksikon yang juga diliputi subsistem semantik berada diluar ketiga subsistem struktural itu.

Jenjang subsistem ini dalam linguistik dikenal dengan nama tataran linguistik atau tataran bahasa. Tataran fonem masuk dalam bidang kajian fonologi; tataran morfem dan kata masuk dalam bidang kajian morfologi; tataran frase, klausa, kalimat, dan wacana masuk dalam bidang kajian sintaksis. Tetapi perlu dicatat, bahwa kata selain dikaji dalam morfologi juga dikaji dalam sintaksis. Dalam morfologi, kata menjadi satuan terbesar, sedangkan dalam sintaksis kata menjadi satuan terkecil. Dalam kajian morfologi kata itu dikaji secara struktur dan proses pembentukannya, sedangkan dalam sintaksis dikaji sebagai unsur pembentukan satuan sintaksis yang lebih besar.

Perlu dicatat pula, kajian linguistik itu sendiri dibagi dalam beberapa tataran, yaitu tataran fonologi, tataran morfologi, tataran sintaksis, tataran semantik, dan tataran leksikon. Tataran morfoloi sering digabung dengan tataran sintaksis menjadi, yang disebut, tataran gramatikal atau tata bahasa. Secara hierarki, tataran bahasa itu dapat dibagankan menjadi seperti berikut: Wacana Kalimat Klausa Sintaksis Frase Gramatikal Kata Morfem Morfologi Fonem Fon Fonologi

(6)

satunya adalah bahasa sebagai sebuah sistem. Kata sistem sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan makna „cara atau „aturan , dalam kaitan dengan keilmuan,‟ ‟ sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas tentang sistem, bahasa terdiri dari unsur-unsur atau komponenkomponen yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu yang berulang, dan memebentuk suatu kesatuan, sehingga kalau salah satu unsur saja tidak muncul, keseluruhan unsur itu dapat diramalkan (diduga) kehadirannya. Sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus bersifat sistematis dan sistemis. Dengan sistematis, artinya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola; tidak tersusun secara acak, secara sembarangan. Sedangkan sistemis, artinya, bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri juga dari sub-subsistem; atau sistem dibawahnya. Disini dapat disebutkan, antara lain, subsistem fonologi, subsistem morfologi subsistem sintaksis, dan subsistem semantik. Jenjang subsistem ini dalam linguistik dikenal dengan nama tataran linguistik atau tataran bahasa.

Referensi

Dokumen terkait

(2016) meninjau aspek ephemeral dari platform Snapchat, dan menimbulkan efek dalam hal komunikasi yang menjadi lebih mundane atau sehari-hari, hanya mementingkan

Genangi preparat dengan ZN ±  ± C selama 2 C selama 2 menit, bakteri yang tahan asam tidak akan menit, bakteri yang tahan asam tidak akan mengikat warna ZN. mengikat warna ZN ±  ±

Pada survei ini, informasi yang diperlukan adalah ada tidaknya faktor hazard, alat kerja apa yang digunakan,, alat pelindung diri yang digunakan,

Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa adanya penambahan natrium alginat memberikan hasil kadar asam glutamat dalam bumbu penyedap rasa Spirulina granul yang lebih

Orang tua sering kali menghadapi tantrum dengan strategi yang salah diantaranya yaitu dengan menyerah kepada tantrum anak karena orang tua merasa malu ketika

bentuk dokumen elektronik, bila salah satu pihak melanggar kesepakatan tersebut atau wanprestasi dari salah satu pihak, maka pihak yang dirugikan dapat mengugat ke

Manifestasi panasbumi yang muncul berupa fumarol, mata air panas, dan batuan ubahan di daerah Candradimuka (lereng selatan Gunung Lawu) dengan temperatur antara 93 – 94 o C,

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kadar besi (fe) berdasarkan variasi dosis M-Bio pada leachate di tempat pembuangan akhir Ciangir