Pendidikan Karakter Untuk Remaja
Aktif Dalam Berorganisasi Di Sekolah Dan Di Luar Sekolah Yang Memberi Manfaat
Pendidikan adalah Proses untuk mengubah jati diri seorang peserta didik untuk lebih maju. Pendidikan moral (moral education) lebih menjelaskan kepada aspek – aspek yang berkaitan dengan etika, dan cara penyampaiannya yaitu dalam bentuk konsep dan teori, tetapi dalam praktiknya peserta didik tidak menjalankan sesuai dengan teori, karena kebiasaan perilaku buruk yang sering di lakukan. Pendidikan akhlak yaitu lebih menekankan pada sikap batiniah agar memiliki sikap untuk selalu melakukan kebaikan. Nilai benar dan nilai salah nya seseorang di ukur dari keagamaannya. Seperti dalam islam, kaum muslim wajib menaati aturan pada kitab sucinya yaitu AL- QUR’AN, dan jika kaum muslim sudah tidak mentaati lagi pada Al qur’an, maka dapat di katakana bahwa orang itu tidak bermoral.
Dalam penerapanya, pendidikan akhlak masih sama halnya dengan pendidikan moral. Walaupun beberapa lembaga pendidikan sudah menyatakan berbais moral dan juga akhlak, tetapi masih berbanding lurus dengan naiknya angka kriminalitas dan dekadensi moral di kalangan anak sekolah. Sedangkan pendidikan karakter merupakan upaya pembimbingan perilaku siswa agar mengetahui , mencintai, dan melakukan kebaikan. Tepatnya pada tujuan tujuan etika dengan proses pendalaman dan proses kebiasaaan yang sesuai dengan nilai nilai positif yg ada.
Nilai Nilai yang bisa di pilih untuk bisa di kembangkan dalam penerapan pendidikan karakter di sekolah yaitu dengan cara berorganisasi, karena didalam organisasi peserta didik mampu merencanakan, menyusun, dan melaksanakan sesuatu pekerjaan dengan cara runtut, teratur, dan juga menjaga agar segala sesuatu yang di kerjakan bisa tersimpan dengan rapi sebelum di pergunakan. Dalam berorganisasi juga bisa melatih mental dan juga keberanian dalam mengemukakan pendapatnya tentu sangat bermanfaat bagi individu yg sedang berkembang. Organisasi di sekolah biasa di sebut dengan dengan Ekstra Kurikuler.
pengetahuan di luar mata pelajaran di sekolah yang di ajarkan oleh guru ketika di kelas. Ekstra Kurikuler di sekolah bukan hanya untuk mengembangkan bakat dan kreatifitas peserta didik tetapi juga untuk membantu pembentukan karakter peserta didik, karena pada Ekstra kurikuler peserta didik bisa menambah wawasannya dan tentu akan membantunya agar berfikiran luas.
Banyak sekali kegiatan Ekstra Kurikuler yang bisa di ikuti oleh peserta didik. Ada 3 contoh Ekstra Kurikuler disini, antara lain :
Yang Pertama, OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) adalah kegitan di sekolah yang biasanya diikuti oleh peserta didik yang memang sudah mepunyai pemikiran yang luas atau malah peserta didik yang sudah mempunyai prestasi di sekolah sehingga kakak kelas dan juga guru menyarankan dan memilihnya untuk mengikuti kegiatan OSIS. Dan anggota OSIS pun terbatas, karena hanya ada beberapa Bidang atau Departemen saja. Masing masing bidang hanya ada 3 sampai 4 anggota peserta didik. Dan apabila peserta didik ingin mengikuti kegiatan ini juga harus melalui pemilihan atau seleksi terlebih dahulu.
Yang Kedua, kegiatan KESENIAN DAN OLAHRAGA adalah kegiatan di sekolah yang peminatnya peserta didik yang gemar olahraga dan juga peserta didik yang kebanyakan bisa memainkan alat music dan juga bernyanyi, melukis, menari, dll. Lalu bagaimana dengan anak didik yang identik pendiam dan tidak mempunyai bakat seperti itu? Tentu mereka akan merasa enggan untuk mengikuti kegiatan itu.
Yang Ketiga, PRAMUKA adalah kegiatan di sekolah yang banyak peminatnya. Karena, Pramuka tidak membatasi anggotanya. Pramuka juga bukan kegiatan yang anggotanya peserta didik yang sudah mempunyai bakat. Jadi, semua peserta didik bisa masuk di Pramuka. Bahkan ketika masih di sekolah dasar / SD, peserta didik sudah bisa mengikuti kegiatan Pramuka yaitu dengan tingkat SIAGA. Ketika di bangku SMP, peserta didik bisa mengembangkan pengetahuan dan pengalaman di bidang Kepramukaan dengan tingkat PENGGALANG. Biasanya ketika SMP kelas 1 di beberapa sekolah, peserta didik masih di wajibkan untuk mengikuti kegiatan Pramuka. Dan ketika di bangku SMA / SMK peserta didik tentu bisa mengikuti kegiatan Pramuka untuk melanjutkan tingkatannya, yaitu tingkat PENEGAK.
Pramuka, karena anggota Pramuka di tuntut untuk Disiplin, Konsisten, Menghargai waktu, Tegas, Pandai mengambil keutusan, dll. Pramuka itu untuk melatih ketangkasan, belajar memecahkan masalah dengan bermusyawarah, krja sama yang baik antar individu, dan kegiatan posotif yang dilakukakan seperti Bakti Sosial dan peduli terhadap sesama. Pramuka tentu memberikan pendidikan yang berkarakter, karena dalam Pramuka anggotanya wajib mengamalkan Tri Satya dan juga 10 Dasa Dharma, yaitu:
Tri Satya
Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh sungguh:
1. Menjalankan kewajiban ku terhadap Tuhan dan Negara Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
2. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat 3. Menepati Dasa Dharma
Dasa Dharma
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta Alam dan Kasih Sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, Terampil dan gembira 7. Hemat, Cermat dan bersahaja 8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggung jawab dan dapat di percaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Sudah sangat jelas, bahwa Pokok dari semua pendidikan karakter itu tertera pada Tri Satya dan Dasa Dharma.
Pendidikan berkarakter yang ada di organisasi di sebut juga dengan Pendidikan Berkarakter Berbasis Komunitas. Dalam mendidik, Komunitas sekolah tidak mungkin berjuang sendirian untuk memberikan pendidikan karakter pada peserta didik, melainkan membutuhkan komunitas lain dan masyarakat lain agar peserta didik bisa berkarakter yang baik. Masyarakat di luar lembaga pendidikan seperti keluarga, masyarakat umum bertanggung jawab mengintegritaskan pembentukan karakter dalam konteks kehidupan. Seperti ketika mereka yang bersalah tidak pernah mendapatkan sanksi yang setimpal itu berarti mendidik suatu individu untuk tidak menhargai makna tatanan social dan kesepakatan bersama.
Dalam organisasi, setiap individu ingin pendapatnya selalu di hargai oleh orang lain, maka hal pertama yang harus di lakukan adalah menghargai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, memperlakukan orang lain seperti keinginan dirinya untuk di hargai, beradab dan juga sopan, tidak melecehkan dan juga menghina orang lain, tidak menilai orang lain sebelum mengenalnya dengan baik.
Bukan hanya itu, nilai nilai lain yang harus di miliki oleh jiwa organisasi agar bisa menjadi berkarakter yaitu:
Jujur : perilaku yang di dasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat di percaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Melalui kejujuran juga membangun kehidupan yang lebih baik dengan menyampaikan / mengatakan secara benar informasi yang di dapat sesuai fakta yang ada. Toleransi : sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, suku, pendapat, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
Disiplin : tindakan yang menunjukan perilaku taat dan patuh pada semua ketentuan dan peraturan yang ada.
Mandiri : sikap dan perilaku tidak tergantung pada orang lain dalam mengerjakan tugasnya.
Tanggung jawab : sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebaik mungkin, sesuai dengan apa yang harus dirinya lakukan sesuai dengan tugasnya.
ESENSI “Pendidikan Karakter dalam metode aktif, inovatif & kreatif” (RETNO LISTYARTI) pengantar oleh : Prof. Dr. Winarno Surakhmad. Erlangga.
“Pendidikan Karakter” (Prof. Dr. Muchlas Samani & Drs. Hariyanto M.S) hal. 127 tabel nilai-nilai.
“Pendidikan Karakter” oleh Doni Koesoema A. alumnus Baston college lyneh School of Education, Baston, US.
file:///D:/PPD/Contoh%20Pendidikan%20Karakter%20Dikembangkan %20-%20Kompas.com.htm
file:///D:/PPD/Contoh%20Pendidikan%20Karakter %20Dikembangkan.htm
file:///D:/PPD/PENDIDIKAN%20KARAKTER%20%20%20Pengertian %20Pendidikan%20Karakter.htm