• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN TOOLS CUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENENTUAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN TOOLS CUT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN

TOOLS CUTTER

MENGGUNAKAN METODE

PROBABILISTIC INVENTORY

PADA DEPARTEMEN

MACHINING

(STUDI KASUS PT.DIRGANTARA INDONESIA)

Adhitiya Agastha, ST1. , Pratya Poeri Suryadhini, ST.,MT2. , Budi Santosa, ST3

Program Studi Teknik Industri Fakultas Rekayasa Industri Telkom University, Bandung adhitiya.agastha@gmail.com

PT Dirgantara Indonesia ( PT DI ) merupakan perusahaan industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya yang beroperasi di Indonesia. Salah satu departemen yang memiliki peranan cukup penting di dalam perusahaan adalah Machining Department. Di dalam Machining Department ini digunakan tiga macam pahat standar yang berfungsi sebagai alat pendukung proses produksi. Salah satu alat pendukung proses produksi tersebut adalah Cutting tools yang berupa peralatan pendukung proses produksi dalam bentuk pahat potong (cutter). Salah satu permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan adalah pengendalian persediaan tools cutter pada Machining Department. Sebagai salah satu komponen pendukung kegiatan produksi yang cukup penting, keberadaan tools cutter sangatlah dibutuhkan guna menjamin kelancaran proses produksi. Pada penelitian ini, digunakan perhitungan Hadley-Within pada Model Q dan Model P. Kondisi aktual sistem persediaan di PT DI menghasilkan total biaya persediaan sebesar Rp 210.167.921,- untuk Slot Drill Short dan Rp 15.903.906 untuk Center Drill. Sedangkan perhitungan Model Q sebesar Rp 108.920.056,- untuk Slot Drill Short dan Rp 8.205.669,- untuk Center Drill. Untuk ongkos total persediaan Model P Rp187.042.681,- untuk Slot Drill Short dan Rp15.509.412,- untuk Center Drill. Tahapan yang ketiga yaitu perhitungan Sensitivitas, bertujuan untuk mengetahui besarnya dampak yang ditimbulkan dari perubahan-perubahan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap total biaya persediaan. Variabel-variabel yang berpengaruh tersebut adalah demand tools cutter, ongkos pesan tools cutter, dan ongkos simpan tools cutter. analisis sensitivitas dilakukan untuk kenaikan dan penurunan 5-10%. Pemiihan kisaran 5-10% dipilih secara random dan merupakan rata-rata kenaikan dan penurunan pada data tahun 2012.

Kata Kunci : Model Q, Model P, Hadley-Within, Analisis sensitivitas, Persedia

1. Pendahuluan

PT Dirgantara Indonesia atau Indonesian Aerospace (Inc) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan pesawat dan helikopter. Perusahaan ini memproduksi beberapa jenis pesawat seperti NC-212, CN-235, NBO-105, NAS-332, NBELL-412 dan jenis pesawat terbaru yang akan diproduksi adalah pesawat CN-295. PT Dirgantara Indonesia juga melakukan kerjasama dengan perusahaan pesawat dari luar negeri yaitu, Airbus Military (antaranews, 2012). PT Dirgantara Indonesia memiliki departemen yang mengurus produksi tooling dan airframe componen yaitu Departemen Aerostructures. komponen yang diproduksi tidak hanya dikirim ke dalam negeri melainkan ke beberapa perusahaan pesawat di luar negeri seperti Boing, Airbus, Eurocopter dan Airbus Military.

Tools cutter merupakan item Consumable yakni item tools cutter yang sekali pakai, atau diperbaiki dan dilakukan pengasahan ketika mendekati atau mencapai batas waktu yang telah ditentukan. Objek pengamatan dalam penelitian ini adalah item tools cutter (consumable) untuk

Program Singgla Aisle. PT DI menggunakan metode minimum-maximum level (min-max) untuk item tools cutter pada program Singgle Aisle, ukuran lot sizing dihitung dengan metode ini. Pola pemakaian item belum dipertimbangkan dalam proses pengadaan item. Berdasarkan data historis yang didapat, tidak semua item tools cutter consumable memiliki pola pemakaian yang sama. Gambar 1.1 adalah grafik pola pemakaian item tools cutter (consumable).

Gambar I.3 Grafik Perbandingan Total Persediaan dan Pemakaian Tools Cutter

Berdasarkan Gambar 1.3 tampak

perbandingan dari total persediaan dan pemakaian

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

Persediaan Cutter Slot Drill Short

Pemakaian Cutter Slot Drill Short

Persediaan Cutter Center Drill

(2)

2 tools cutter per semester awal tahun 2012. Perbedaan perbandingan yang cukup tinggi antara persediaan di gudang dan pemakaian tools cutter mengakibatkan terjadinya overstock. Dengan melihat karakteristik persediaan perusahaan yang ada, penulis mengusulkan untuk menggunakan model inventori probabilistik Model Q dan Model P untuk diterapkan pada perusahaan. Model tersebut nantinya akan dibandingkan satu sama lain untuk dilihat model manakah yang paling sesuai untuk diterapkan. Penggunaan metode Probabilistic inventory Model Q dan Model P dikarenakan kebutuhan perusahaan terhadap tools cutter bersifat probabilistik, sehingga perusahaan tidak mengetahui secara pasti kebutuhan terhadap tools cutter di masa yang akan datang.

2. Landasan Teori 2.1 Persediaan

Persediaan (inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya perusahaan atau organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan (Yamit, 2005 hal 3). Persediaan juga dapat digambarkan sebagai segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan untuk mengantisipasi terhadap kebutuhan permintaan (Handoko, 1999 hal 333).

2.2 Pengendalian Persediaan Probabilistik

Dalam model persediaan probabilistik rata-rata kebutuhan atau permintaan tidak pasti dan berfluktuasi tetapi memiliki pola tertentu yang dapat dicirikan dengan pola distribusinya. Nilai sentral dan nilai sebarannya. Dalam pengendalian persediaan probabilistik penentuan kebijakan pesediaan relatif lebih sulit, informasinya yang diketahui hanyalah pola permntaan yang dimaksud dalam bentuk parameter harga rata-rata, standar deviasi dan bentuk distribusi permintaan. Model persediaan probabilistik dapat dipandang sebagai model persediaan deterministik statis dengan menambah cadangan pengaman.

2.3 Model Q

Karakteristik Model Q ditandai dengan dua hal mendasar yaitu ukuran lot pemesanan yang konstan dan pemesanan dilakukan bila barang telah mencapai reorder point (Bahagia, 2006). Permintaan probabilistik yang tidak tetap atau berubah-ubah sedangkan ukuran lot pemesanan selalu tetap maka iterval waktu antara saat

pemesanan berubah-ubah didalam Model Q, kekurangan persediaan mungkin terjadi selama waktu ancang (lead time). Oleh karena itu cadangan pengaman (safety stock) digunakan untuk meredam fluktuasi kebutuhan selama waktu ancang-ancang tersebut.

2.4 Model P

Karakteristik Model P ditandai dengan dua hal pokok, yaitu pemesanan dilakukan menurut selang interval tetap (T) dari ukuran lot pemesanan bervariasi tergantung inventori maksimum dan inventori pada saat pemesanan dilakukan.

3. Model Konseptual

Model konseptual akan memperlihatkan mengenai pola pikir dalam memandang permasalahan yang ada pada penelitian ini.

Data Lead Time

Data Biaya Pemesanan Tools

Cutter

Data Persediaan Tools Cutter

Total Inventory Cost Aktual Model Optimasi

Pengendalian Persediaan

Usulan

Optimum Order

Quantity Reorder Point

Total Inventory Cost Usulan

Efisiensi Total Inventory Cost Data Pemakaian

Tools Cutter

Data Biaya Penyimpanan

Tools Cutter

Gambar 1 Model Konseptual

Langkah awal penelitian adalah menghitung total inventory cost aktual dimana total inventory cost ini akan dijadikan sebagai pembanding dengan total inventory cost usulan dari hasil penelitian ini.

(3)

consumable berdasarkan hasil klasifikasinya. Selanjutnya akan dilakukan perbandingan terhadap hasil perhitungan lot sizing antara metode aktual dengan metode yang diusulkan. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah menentukan metode pengendalian persediaan yang sesuai untuk masing-masing kelas item cutter selain itu juga untuk melakukan analisis metode pengendalian persediaan berdasarkan hasil klasifikasi item cutter.

4. Metode Penelitian

4.1 Hadley-Within Model P

Dalam menentukan nilai lot pemesana Q0 *

dan titik pemesanan kembali r* dapat dicari dengan cara iteratif diantaranya dengan metode Hadley-Within dimana nilai lot pemesanan Q0

*

dan titik pemesanan kembali r* diperoleh dengan cara sabagai berikut:

1. Hitung nilai T0 sebagai berikut :

T0 = √

c. Ekspektasi ongkos total per tahun - Ongkos Pembelian

- Ongkos kekurangan inventori

Ok =

x N

- Ongkos total inventori OT = Ob+Op + Os + Ok

4. Ulangi mulai langkah 2 dengan mengubah T0

= T0 + T0

- Jika hasil (OT)0 baru lebih besar dari (OT)0

awal, iterasi penambahan T0 dihentikan.

Kemudian dicoba dengan iterasi pengurangn

(T0 = T0 - T0) sampai ditemukan nilai T* =

T0 yang memberikan nilai ongkos total

(OT)0* minimal.

- Jika hasil (OT)0 baru lebih kecil dari (OT)0

awal, iterasi penambahan (T0 = T0 + T0)

dilanjutkan dan baru berhenti apabila (OT)0

baru lebih besar dari (OT)0 yang dihitung

sebelumnya. Harga T0 yang memberikan

ongkos total terkecil (OT*) merupakan

selang waktu optimal (T*).

4.2 Hadley-Within Model Q

Dalam menentukan nilai ukuran lot pemesanan Q0

*

dan titik pemesanan kembali r* dapat dicari dengan cara iteratif diantaranya dengan metode Hadley-Within dimana nilai lot pemesanan Q0

*

dan titik pemesanan kembali r* diperoleh dengan cara sebagai berikut:

1. Hitung nilai q01 *

awal sama dengan nilai q0w *

2. Berdasarkan nilai q01 *

yang diperoleh, hitung nilai α dengan menggunakan persamaan berikut :

α =

nilai zαdicari melalui Tabel Normal A

r1*= DjkLjk + zαSjk√

3.

Berdasarkan nilai r

1*

yang diperoleh,

(4)

dimana:

∫ ( ) ( ) [

Dapat dicari dari Tabel B N = [ α α α

4. Hitung kembali besarnya nilai α =

dan nilai r2 *

dengan menggunakan

r2*= DjkLjk + zαSjk√

5. Bandingkan nilai r1* dan r2*. Jika nilai r2*

relatif sama dengan r1*, maka iterasi selesai

dengan r1*= r2*dan q01* = q02*. Jika tidak

maka kembali ke langkah 3 dengan

menggantikan nilai r1* = r2*dan q01* = q02*.

a. Nilai Safety Stock

SS = Zα √ jk

b. Tingkat Pelayanan □ = 1

x 100%

c. Ekspektasi ongkos total per tahun - Ongkos pembelian

Ob = Dp

- Ongkos pemesanan

Op =

- Ongkos simpan

Os = hjk( q0 + r – DjkLjk)

- Ongkos kekurangan inventori

Ok =

x N

- Ongkos total inventori OT = Ob+Op + Os + Ok

5. Hasil dan Rekomendasi

Total biaya persediaan dengan menggunakan metode probabilistik Model Q mempunyai hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan total

biaya persediaan menggunakan metode

probabilistik Model P dan total biaya persediaan pada kondisi awal sehingga dapat disimpulan bahwa, jika PT DI menggunakan metode probabilistik Model Q maka perusahaan akan melakukan penghematan sebesar Rp 34.238.436, atau 24% untuk jenis tools cutter slot drill short.

Sedangkan untuk jenis center drill

perusahaanakan menghemat sebesar Rp

6.060.650, atau 42% dri kondisi aktual. Hal ini dikarenakan.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode probabilistik Model Q, PT

DI harus melakukan pemesanan untuk jenis slot drill short sebesar 614 item untuk setiap kali pemesanan dan melakukan pemesanan kembali pada saat persediaan di gudang sebanyak 390. Sedangkan untuk jenis center drill harus melakukan pemesanan sebesar 850 item dan melakukan pemesanan kembali pada saat persediaan digudang seanyak 162 tools cutter.

Berdasarkan perhitungan Model Q untuk jenis slot drill short PT DI harus memiliki safety stock sebanyak 247 item, sedangkan untuk center drill sebanyak 70 item. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Model P, PT DI harus memiliki safety stock untuk slot drill short sebanyak 464 dan untuk center drill sebanyak 195.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan meggunakan metode probabilistik Model P untuk jenis slot drill short waktu yang optimum untuk melakukan pemesanan selama 0,054 tahun atau 20 hari dengan inventori maksimum sebesar 789, sedangkan untuk jenis center drill selama 0,179 tahun atau 65 hari dengan inventori maksimum sebesar 682.

Analisis sensitivitas dilakukan untuk menngetahui berapa besar dampak yang ditimbulkan dari perubahan-perubahan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap total biaya persediaan, reorder point, reorder quantity dan safety stock. Variabel-variabel yang digunakan adalah demand, ongkos pesan, dan ongkos simpan tools cutter. Pemilihan variabel-variabel tersebut karena variabel tersebut yag paling mugkin terjadi perubahan dalam perhitungan total biaya persediaan. Pada variabel-variabel tersebut analisis sensitivitas dilakukan untuk kenaikan dan penurunan 5-10% dipilih secara random dan merupakan rata-rata kenaikan dan penurunan pada data tahun 2012.

6. Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan, sistem

persediaan Model Q memberikan total biaya persediaan minimum. Jumlah lot pemesanan tools cutter dalam setiap kali pemesanan untuk jenis slot drill short sebesar 612 item, sedangkan untuk center drill sebesar 850 item tools cutter.

(5)

Sedangan pada Model Q reorder point untuk jenis slot drill short pada saat persediaan digudang mencapai 390 dan untuk center drill pada saat mencapai 162 item.

Safety stock untuk meredam fluktuasi berdasarkan perhitungan Model Q untuk jenis slot dril short sebesar 247 dan untuk center drill sebesar 70 item. Jumlah safety stock berdasarkan perhitungan Model P untuk jenis slot drill short sebesar 464 dan untuk center drill sebesar 195.

Tabel VI.1 Perbandingan total biaya persediaan

Jenis Tools Cutter

Metode Total Biaya

Persediaan

Persentase Penghematan

Slot Drill Short

Model Q Rp 108.920.056 24%

Model P Rp 187.042.681 (+) 31%

Kondisi

Aktual Rp 143.158.492

Center Drill

Model Q Rp 8.205.669 42%

Model P Rp 15.509.412 (+) 9%

Kondisi

Aktual Rp 14.266.318

Berdasarkan tabel VI.1 dapat dilihat bahwa perhitungan dengan menggunakan Model Q untuk jenis slot drill short menghasilkan total biaya persediaan 24% lebih kecil dibandingkan kondisi aktual, sedangkan dengan Model P menghasilkan biaya persediaan 31% lebih besar dibandingkan dengan kondisi aktual. Perhitungan Model Q untuk jenis center drill menghasilkan total biaya persediaan 42% lebih kecil dibandingkan kondisi aktual, sedangkan dengan Model P menghasilkan biaya persediaan 9% lebih besar dibandingkan kondisi aktual.

Daftar Pustaka

1. Assauri, Sofjan. 1998. Manajemen Produksi dan

Operasi. Jakarta: akultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

2. Bahagia, S.N. (2006). Sistem Inventori. Bandung :

Penerbit ITB

3. Djunaedi, Muchamad., Nadiroh, Siti., Marzuki, Ika

Octaviani., (2005). Pengaruh Perencanaan

Pembelian Bahan Baku dengan Model EOQ untuk

Multi Item dengan All Unit Discount. Jurnal Ilmiah

Teknik Industri, Vol. 4, No. 2, Desember 2005, hal.

86 – 94.

4. Elsayed, Elsayed A., Boucher, Thomas O. Analysis

and Control Of ProductionSystem. 2nd edition.

University of Michigan. Prentice-Hall.

5. Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Cetakan

Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.

6. Handoko, Hani T., (1999). Dasar Dasar

Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta,

BPFE.

7. Hatani, La., (2008). Manajemen Operasional.

Kendari. Universitas Haluleo.

8. Ishak, Aulia. (2010). Manajemen Operasi.

Yogyakarta. Graha Ilmu.

9. Muhammad Fariid Nugraha. 2012. Perencanaan

Persediaan Karung Urea Subsidi Dengan

Menggunakan Metode Probabilistik Model Q dan

Model P Pada Pupuk Kujang Cikampek. Tugas

Akhir, Program Sarjana Fakultas Teknik Industri

Institut Teknologi Telkom, Bandung.

10. Rangkuti, F., (2002). Manajemen Persediaan:

Aplikasi Dibidang Bisnis. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

11. Ristono, Agus. 2009. Manajemen Persediaan.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

12. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung:

Tarsito.

13. Tersine, R,J. (1992). Principles Of Inventory And

Materials Management. 3rd edition. New York :

Elsevier Sciense Publising Co., Inc.

14. Walpole, R.E, et.al. (2002). Probability And

Statistic for Engineer & Scientist. 7th edition. New

Jersey. Prentice-Hall.

15. Wilda Kurniyah R. 2009. Analisis Pemilihan

Metode Pengendalian Persediaan Material

Consumable Pesawat B737 Berdasarkan

Klasifikasi Material (Studi Kasus di PT. GMF

AERO ASIA). Tugas Akhir, Program Sarjana

Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi

Bandung, Bandung..

16. Yamit, Z. 2005. Manajemen Persediaan. Edisi

Gambar

Gambar 1.1 adalah grafik pola pemakaian tools cutter (consumable).
Tabel VI.1 Perbandingan total biaya persediaan

Referensi

Dokumen terkait

Judul penelitian ini adalah Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Petani Bawang Merah yang menggunakan Pestisida dengan Kejadian Keracunan pada Petani di Kecamatan

Sebagai instrumen, portofolio difokuskan pada dokumen tentang kerja siswa yang produktif, yaitu “bukti” tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa, bukan apa yang tidak

Sawit merupakan tanaman perkebunan yang menjanjikan bersal dari Afrika, namun hidup subur di daerah indonesia, perbanyakan tanaman ini dilakukan untuk melihat pengaruh

Pada  hari  Jumat  tanggal  tiga  belas  bulan  Agustus  tahun  dua  ribu  sepuluh,  Panitia  Pengadaan  Barang  Satker  Pusat  Komunikasi  Publik  Setjen  Kemkes 

Kriteria ini digunakan untuk membuktikan bahwa data seputar Motivasi Menjalani Ajaran Tarekat Syadziliyah pada Remaja di Pondok Pesulukan Tarekat Agung (PETA)

Penelitian yang sejenis juga dilakukan oleh Dewi (2007) yang berjudul “Penilaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Value For Money untuk Penerimaan Pajak dan Retribusi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) serta nilai komposisi campuran limbah beton optimum, untuk mengetahui kinerja campuran aspal

Jumlah rupiah setoran STS/bukti penerimaan sesuai dengan yang terdapat dalam bukti STS/penerimaan.. BUKU KAS PEMBANTU PERINCIAN OBYEK PENERIMAAN DESA ………