• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYAKIT SISTEM KARDIOVASCULAR Apa yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENYAKIT SISTEM KARDIOVASCULAR Apa yang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENYAKIT SISTEM KARDIOVASCULAR

Apa yang disebut Penyakit ?

 Gangguan Pada Bagian Tubuh  Gangguan Kesehatan

 Disease ( Inggris )

 Morbus ( Latin )

Kardiovascular ?

Mengenai Jantung dan Pembuluh-Pembuluh Darah

Penyakit Jantung :

1. Penyakit Jantung Rematik 2. Gagal Jantung

3. Kelainan Jantung Bawaan 4. Kelainan Katup Jantung 5. Kardiomiopati

6. Pembedahan Jantung

ANATOMIFISIOLOGI JANTUNG

 Jantung merupakan suatu organ yg terdiri dari otot yang dipengaruhi oleh

sistem syaraf otonom

 Lapisan jantung terdiri :

- Endokardium ( Sebelah dlm, tdd jaringan endotel, selaputlendir) - Miokardium ( otot jantung )

- Perikardium ( Sebelah luar, merupakan Selaput pembungkus )

 Dalam kerjanya jantung mempunyai 3 periode :

- Periode Diastole ( Dilatasi ) - Periode Sistole ( Kontriksi ) - Periode istirahat

( antara Kontriksi dan Dilatasi, berhenti kira-kira 1/10 detik )

Periode Sistole ( Kontriksi ) keadaan menguncup

- Jantung bagian ventrikel menguncup - Katup Bikus & Trikuspidalis tertutup

- Valvula semilunaris aorta dan Valvula semilunaris arteri pulmonalis terbuka

(2)

Mengalir ke Arteri Pulmonalis masuk ke paru kiri & kanan Darah dari Ventrikel sinistra →

Mengalir ke aorta→kemudian ke seluruh tubuh

Periode Diastole ( Dilatasi ) keadaan mengembang

- Katup Bikus & Trikuspidalis terbuka

- Darah dari Atrium sinistra→ masuk Ventrikel sinistra - Darah dari Atrium dekstra→ masuk Ventrikel dekstra

Periode Istirahat

-Waktu antara periode Kontriksi dan dilatasi, jantung berhenti kira-kira 1/10 detik

-Istirahat→ kontriksi 70 -80 kali permenit, memindahkan darah ke Aorta 60 -70 cc

-Bekerja→ kontriksi lebih cepat

 Selama kehamilan keperluan janin yg sedang bertumbuh akan oksigen

dan zat-zat makanan akan bertambah, yang harus dipenuhi melalui darah ibu

 Darah yang beredar akan bertambah sehingga jantung bekerja lebih

berat

 Perubahan-perubahan dalam sistem kardiovascular biasanya masih

dalam batas fisiologis

 Perubahan-perubahan itu terutama disebabkan oleh :

1. Hipervolemia dalam kehamilan ( kehamilan 10 mg dan mencapai puncaknya antara minggu 32 - 36 )

2. Uterus yang membesar akan menekan Vena Cava Inferior sehingga mempengaruhi Venous return ke jantung, dan penekanan Aorta desendens yang mengakibatkan tahanan ferifer.

Penyakit Jantung Rematik

I. Pengertian

 Demam Rematik : Penyakit sistemik akut atau kronik dapat sembuh

sendiri oleh sebab yg belum jelas, yg dapat menimbulkan cacat pada katup jantung secara lambat.

 Penyakit Jantung Rematik : penyakit yg ditandai dgn kerusakan pada

katup jantung akibat serangan karditis rematik akut yang berkali-kali

 Demam Rematik & Penyakit Jantung Rematik Penyebab utama cacat

(3)

II. Etiologi

 Kuman Streptococus B hemolytycus

 Biasanya setelah 1-4 minggu setelah serangan Tonsilitis,Nasofaringitis,

Otitis media

 Kebanyakan timbul pada usis 5-15 thn,

III. Gejala

 Umumnya demam atau artritis setelah 2-3 minggu terinfeksi

Streptococus B hemolytycus

Demam

- Tidak khas, bisa berkali -kali dgn tanda-tanda umum :Malaise, Astenia, Penurunan berat badan

- Biasanya Terjadi pada saat permulaan Poliartritis.Tipe demam remittent, umumnya jarang melampaui 39C. jika tidak diobati kembali normal dlm 2-3 minggu.

Sakit Persendian

 Nyeri persendian dengan tanda-tanda Artritis.

 Artritis : radang persendian dgn tanda-tanda panas, merah, bengkak

atau nyeri tekan, & keterbatasan gerak sendi.

 Artritis dapat mengenai beberapa persendian secara bergantian

selama beberapa hari dalam seminggu. dikenal sebagai artritis meloncat (migratory ).

 Artritis sering dimulai dari kaki dan menjalar ke lengan.

 Sering terkena lutut (75 % ), pergelangan kaki ( 50 % ) siku,

pergelangan tangan, pinggul, persendian kaki kecil ( 12-15 % ).

 Tanpa pengobatan poloartritis menghilang dlm 3 minggu tanpa

meninggalkan bekas.

Pankarditis

- Berupa Endokarditis, Miokarditis, Perikarditis. - Karditis terjadi pada 50 % demam rematik pertama. - Adanya karditis dpt diduga dgn adanya bising jantung

IV. Diagnosa dini

 Perubahan kehamilan yg menyulitkan diagnosis adalah : nyeri sendi

pada wanita hamil mungkin oleh karena sikap tubuh yang memikul beban yang besar

 Adanya aktifitas demam rematik dapat diduga bila terdapat :

(4)

3. bising jantung yg berubah-ubah sifatnya

V. Dignosis Banding

Kedaan yg menyerupai demam rematik pd otot persendian 1. Nyeri pada ekstremitas

2. Artritis Reumatoid

VI. Penatalaksanaan

- InjeksiBenzatin Penisilin 600.000 – 1,2 juta unit

- OralBenzatin Penisilin 2 x 500.000 unit untuk 10 hari

VII. Prognosa : Buruk

Gagal Jantung

I. Pengertian

Suatu keadaan Patofisiologi adanya kelainan fungsi jantung berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisma jaringan

II. Patofisiologi

Patofisiologi gagal jantung lebih dapat dimengerti dgn dua komponen penting yang berperan yaitu :

1. Abnormalitas miokard primer yang menimbulkan disfungsi daya pompa jantung

2. Gagal jantung kongesti akibat disfungsi jantung yang primer, sebagai respon dari bermacam-macam beban kerja yang berlebihan.( overload ) Apabila Overload disebabkan hipertensi atau tekanan diastolik yg tinggi akan terjadi hipertrofi sel-sel otot jantung

III. Jenis Gagal Jantung

Sangat beragam dan bergantung banyak faktor antara lain:

Etiologi kelainan jantung, umur pasien, berat atau ringannya, terjadi mendadak atau perlahan dan menahun serta faktor lain yg mempercepat gagal jantung

Gagal Jantung Kiri

- Adanya kongesti pulmonal pada infark ventrikel kiri - hipertensi dan kelainan pada katup aorta dan mitral

Gejala :

 dyspneu ( sesak nafas )  fatiq

 ortopnea ( kesulitan bernafas kecuali pada sikap tegak )  dispneu nokturnal paroksimal

(5)

 pembesaran jantung

 irama derap pada bunyi jantung  pernafasan Cheyne stokes  takikardi

 ronki

Gagal Jantung Kanan

- apabila berlangsung lama, akan berakumulasi secara sistemik : dikaki, ascites, hepatomegali, efusi fleura, dll

Gejala :

 fatiq  edema

 anoreksia dan kembung  ascites

 hepatomegali  edema pitting

 irama derap pada bunyi jantung  bising jantung

 tanda-tanda penyakit paru kronik

IV. Gejala klinis

 Semua gejala dan tanda-tanda gagal jantung adalah akibat akibat

mekanisme :

 Curah jantung yg rendah

 Mekanisme kompensasi yg terjadi dengan segala prosesnya

seperti sesak nafas waktu bekerja dan takikardi, edema dan hepatomegali

 Dalam perjalanan penyakit gagal jantung perlu diperhatikan adanya :

- Infeksi paru

- Demam atau sepsis

- Anemia ( akut dan menahun )

- Beban cairan yang berlebihan ( pemakaian infus ) - Tdk teratur minum obat seperti diuretik dan digitalis - Emboli paru

- Melakukan pekerjaan berat dan mendadak - Stres emosional

- Hipertensi tak terkontrol

V. Penatalaksanaan

 Sebelum pertengahan 1980 :

(6)

- Digitalis, untuk merangsang kerja otot jantung - Diuretik, mengendalikan cairan intravaskular

(bersifat semu krn tdk mengubah perjalanan penyakit)

 Pemakaian Vasodilator ACE inhibitor

Menghambat perubahan Angiotensin I menjadi Angiotensin II yg menyebabkan vasokontrisi arterial ginjal, yang menyebabkan resistensi perifer.

 Tujuan penatalaksanaan

* Mengurangi beban kerja :

- Istirahat : jasmani & emosional - Kurangi obesitas

- Vasodilator

* Memperbaiki daya pompa jantung - Digitalis

- obat inotropik lain

* Pengendalian retensi garam dan cairan - diet rendah garam

- diuretik

KELAINAN KATUP JANTUNG

1. Penyakit Katup Mitral / Bikuspid

2. Kelainan Katup Aorta

3. Kelainan Katup Pulmonal

4. Penyakit Katup Trikuspid

PENYAKIT KATUP MITRAL / BIKUSPID

STENOSIS MITRAL ADALAH :

Blok aliran darah pada katup Mitral, akibat adanya perubahan struktur mitral leaflets, yang menyebabkan tidak membukanya katup mitral secara sempurna saat diastolik

Etiologi :

(7)

Patofisiologis

 Normal luas permukaan katup mitral : 4 – 6 cm ²

 Bila luas permukaan sekitar 2 m

²

mulai timbul perubahan

Hemodinamik, dimana darah dari atrium kiri dapat masuk ke ventrikel kiri hanya dengan tekanan yang lebih besar ( Pressure Gradient )

 Luas < 1 cm

²

keadaan stenosis mitral berat, diperlukan Pressure

Gradient 20 mmHg agar curah jantung dapat dipertahankan.

 Tekanan di atrium ↑ → tekanan vena Pulmonalis ↑ → Udema Paru

 Bila tekanan vena pulmonalis melebihi plasma oncotic presure →

transudasi cairan ke alveoli dan jaringan Interstitiel

 Karena peninggian tekanan ini , makin lama terjadi perubahan lapisan

intima dan media arteriol → peninggian tahanan paru → beban pernafasan me ↑ sehingga pernafasan semakin berat

Gejala klinis

 Keluhan yang paling menonjol adalah sesak nafas ( Dispnue )  Nyeri dada

 Stres atau aktifitas tiba-tiba dapat menimbulkan kongesti paru,

walaupun stenosis mitral masih ringan.

 Kehamilan pada trimester III memperberat keluhan sesak nafas

Therafi

 Antibiotik untuk reaktivasi Penyakit jantung koroner  Tidak bekerja berat

 Anemia dan infeksi segera diatasi pada pasien stenosis mitral  Diuretik oral

 Digitalis jika ada tanda tanda gagal jantung

INSUFISIENSI MITRAL

Keadaan dimana terdapat refluks darah dari ventrikel kiri ke dalam atrium kiri saat sistolik. Ini terjadi akibat katup mitral tidak menutup sempurna

KELAINAN KATUP AORTA

STENOSIS AORTA

Patofisiologi

Stenosis terjadi secara bertahap dalam waktu yang lama, didahului terjadinya hipertrofi ventrikel kiri

(8)

Jika gradient katup aorta ( perbedaan tekanan sistolik ventrikel kiri dengan sistolik aorta ) sebesar 50 mmHg dan diameter katup aorta 25 % dari diameter katup normal (0,4 cm²) merupakan stenosis yang kritis → kekakuan otot ventrikel saat diastolik → tek. Atrium kiri me ↑ → tek.arteri pulmonal me ↑ → tekanan ventrikel kanan dan atrium kanan me ↑ ( kongesti )

Oksigenasi miokard jadi tidak adekuat hipertrofi otot.

Gejala klinis

Perjalanan penyakit yang lambat dan bertahap menyebabkan pasien stenosis aorta mengeluh sesak nafas dan sakit dada setelah menderita bertahun tahun, saat fungsi jantung sudah menurun dan obstruksi aorta sangat berat.

Penatalaksanaan :

Pembedahan

KELAINAN KATUP PULMONAL

Etiologi

Stenosis pulmonal dapat disebabkan oleh kelainan congenital maupun setelah lahir [didapat]. Kelainan yang didapat di antranya di sebabkan oleh jantung rematik, tuberculosis.

Kelainan sejak lahir diantaranya :

tak terbentuk katup pulmonal, kelainan ini bisa merupakan kelainan tersendiri akan tetapi lebih sering disertai dengan defek septum ventrikel dan sumbatan jalan keluar ventrikel kanan. Di sini regurgitasi pulmonal dapat pula terjadi.

1. Atresia pulmonal dengan septum ventrikel yang intact. Di sini katup pulmonal tidak sempurna dan hanya berupa jaringan fibrosa, ruang ventrikel kanan biasanya kecil sedangkan dindingnya hipertrofi.

2. Stenosis pulmonal dengan septum vertikel yang intact. Kelainan ini lebih sering terjadi dibandingkan dengan 2 kelainan di atas. Pada bentuk yang ringan merupakan fusi sebagian,dua atau tiga daun katup. 3. Defek septum vertikel dengan obstruksi jalan keluar ventrikel kanan.

Defek septum ventrikel dapat mengalami komplikasi obstruksi jalan keluar ventrikel di atrium kanan baik tingkat subvalvular ataupun valvular.

(9)

biasanya di sebabkan oleh sempitnya infundibulum di sertai dengan hipertropi otot .

5. Transposisi arteri besar yang sempurna. Di sini aorta berpangkal pada ventrikel kanan sedangkan arteria pulmonalis berpangkal pada Ventrikel kiri.

Regurgitas pulmonal merupakan kelainan yang jarang terdapat. Kelainan ini bisa di sebabkan kelainan kongenital daun katup, endokarditis infeksiosa, operasi koreksi stenosis pulmonal, hipertensi pulmonal berat akibat stenosis mitral maupun sebab yang lain seperti penyakit yang lain seperti seperti penyakit paru kronik dan emboli paru.

Patogenesis dan patopisiologi

Stenosis pulmonal dengan septum ventrikel intact bisa di sebabkan oleh stenosis valvular infundibular atau keduanya.obstruksi infunsdibular atau jalan keluar ventrikel kanan disebabkan oleh jaringan fibrosa yang seakan mengikat atau oleh hipertrofi otot.secara normal, area lubang katup pulmonal pada saat lahir sebesar 0,5 cm dan akan ikut membesar dengan pertumbuhan badan.

Gangguan hemodinamik biasanya baru terjadi kalau obstruksi katup pulmonal sudah mencapai 60% atau lebih.stenosis pulmonal ringan yang di sertai aliran darah yang tinggi dapat mengakibatkan tekanan yang nyata., sebaliknya pada stenosis yang berat dengan aliran darah yang rendah akibat gagal jantung perbedaan tekanan yang di hasilkan dapat rendah.

Regurgitas pulmonal sering sekali terjadi akibat disfungsi valvular yang sekunder pada pasien dengan hipertensi pulmonal kronik akibat stenosis mitral reumatik {dengan bising graham steel }, penyakit jantung pulmonal dan sebab lain hipertensi pulmonal. Regurgitasi pulmonal fungsional ini di pikirkan terjadi akibat dilatasi cincin katup pulmonal.

Regurgitasi pulmonal akibat kelainan congenital {primer} biasanya tanpa di sertai hipertensi pulmonal menimbulkan bising diastolik dengan nada rendah dan sipatnya crescendo-decrescendo. Sebaliknya pada pasien regurgitasi pulmonal sekunder {dengan hipertensi pulmonal } sipat bising diastolic yang terjadi mempunyai nada tinggi, meniup dan decrescendo. Pada pasien yang muda, isolated pulmonary regurgitation ini biasanya masih dapat ditoleransi dengan baik tanpa hipertensi pulmonal.

Manifestasi klinis

(10)

dengan stenosis pulmonal congenital yang nyata, isi semenit pada saat istirahat tetap normal akan tetapi kenaikan isi semenit pada saat olahraga mengalami gangguan, sedangkan pada anak-anak toleransi terhadap olah raga cukup baik.

Pasien dengan stenosis pulmonal ringan sampai sedang biasanya tidak mempunyai keluhan, pasien di temukan karena ada bising sistolik pada saat pemeriksaan fisis biasa. Bahkan pasien dengan stenosis pulmonal beratpun kadang tanpa keluhan biasanya berupa dyspnoe d’effort , rasa lelah yang berlebihan. Kedua keluhan ini sehubungan dengan kenaikan isi semenit yang tidak adekuat pada saat olah raga.

Gagal jantung kanan bisa terjadi pada stenosis yang berat. Sinkope bisa terjadi akan tetapi kematian mendadak {seperti pada stenosis aorta }, tidak terjadi. Nyeri dada menyerupai angina pectoris dapat terjadi pada stenosis pulmonal yang berat.

Regurgitas pulmonal biasanya dapat ditoleransi pasien dan jarang terlihat dengan gagal jantung kanan atas dasar regurgitasi pulmonal saja. Keluhan lelah dan tanda gagal jantung kanan ringan kadang terdapat pada pasien. Ini. Bising diastolic yang meniup atau kasar terdengar pada pasien ini. Bisising diastolic yang meniup atau kasar terdengar di sternum bagian kiri atas. Bising pada regurgitasi pulmonal ini terdengar lebih keras dengan inspirasi. Dan kalau bising ini terjadi akibat hipertensi pulmonal, disebut bising Graham Stell. Bising ini terdengar dengan nada tinggi mirip dengan bising regurgitasi aorta, sedangkan bising regurgitasi pulmonal oraganik terdengar dengan nada rendah dan kasar. Bising diastolic ini disertai dengan bising sistolik. Denyutan ventrikel kanan terasa terasa sepanjang dada sebelah kiri. Ada bunyi sistolik click dengan suara dua yang pecah secara fisiologis.

Pemeriksaan Penunjang. o Elektrokardiogram o Pemeriksaan radiologis o Pemeriksaan fungsi paru o Pemeriksaan ekokardiografi o Pemeriksaan radioisotope

o Pemeriksaan kateterisasi dan angiografi

Diagnosis

(11)

terdengar bising sistolok ejeksi sepanjang sternum bagian kiri dan sering disertai dengan ejection click atau paten foramen ovale. Pada regurgitasi pulmonal, dengan angiografi bisa terlihat adanya aliran kembali kontras ke ventrikel kanan pada fase diastolik.

Komplikasi

Pada stenosis pulmonal yang berat bisa terjadi gagal jantung kanan. Demikian pula infartmiokard kanan dapat terjadi pada stenosis pulmonal berat dengan pembesaran ventrikel kanan. Walaupun jarang, andokarditis dapat terjadi sebagi komplikasi stenosis pulmonal. Sedangkan komplikasi regurgitasi pulmonal selain gagal jantung, bisa juga mengakibatkan terjadinya endokarditis walaupun jarang.

Pengobatan

Stenosis pulmonal yang ringan sampai sedang dapat dikelola tanpa tindakan operasi. Pada pasien yang membutuhkan tindakan dental ataupun operasi dianjurkan pemberian antibiotic profilaksis.

Pengelola regurgitasi pulmonal berat biasanya terbatas pada pemberian profilaksis antibiotic pada tindakan dental atau operasi. Gagal jantung sangat jarang terjadi pada regurgitasi pulmonal sehingga tidak banyak pengalaman tindakan pengobatan ataupun operasi pada kasus tersebut.

Kardiomiopati

Kardiomiopati Kongestif / Dilatasi

Kardiomiopati kongestif adalah suatu penyakit miokard yang primer atau idiopatik yang di tandai dengan di latasi ruangan – ruangan jantung dan gagal jantung kongestif. Fungsi pompa sistolik berkurang secara progresif serta volume akhir diastolik dan sistolik meningkat. Tebal dinding ventrikel dapat bertambah, berkurang atau normal. Tekanan pengisian ventrikel kiri biasanya meningkat akibat fungsi pompa ventrikel kiri yang mengurang.

Etiologi

Etiologi kardiomiopati kongestif tidak di ketahui pasti, tetapi kemungkinan ada hubungannya dengan beberapa hal seperti pemakaian alkohol berlebihan, grapiditas dan puerperium, hipertensi sistemik, infeksi virus, kelainan autoimun, dan pengaruh bahan kimiawi dan fisik.

Akhir-akhir ini sering dilaporkan adanya autoantibodi, antimyocardial antibodies. Yang banyak dalam darah pasien kardiomiopati kongestif yang berikatan dengan saluran kalsium yang pada akhirnya menyebabkan kegagalan fungsi jantung.

(12)

Gejala klinis yang menonjol adalah gagal jantung kongestif, terutama yang kiri, lelah lemaas dan dapat di sertai tanda-tanda emboli sistemik atau paru.

Pemeriksaan Fisis

Pada pemeriksaan fisis adalah antaa lain dapat di temukan jantung membesar sekali, terdengar bunyi jantung ke-3 ke-4, tekanan darah dapat normal atau rendah, pulsus aaaaltermans, kulit dingin akibat vasokontriksi perifer, desakan vena sentralis yang tinggi. Kadang-kadang ditemukan insufisiensi mitral dan trikuspid. Pada gagal jantung yang lanjut terdapat adema kaki, asites, hepatomegali.

Pemeriksaan penunjang

Radiologi

ElektrokardiograpiEkokardiograpi

Pemeriksaan radionuklear

Diagnosis banding

Diagnosis banding yang perlu diperhatikan , ialah kardiomipati iskemik. Untuk kelainan ini pada angiografi koroner , serta ditemukan adanya kelainan segmental miokard ventrikel kiri.Biopsi jaringan miokard untuk pemeriksaan histologis pada waktu sadapan jantung dapat dilakukan.

Pengobatan

Tak ada pengobatan spesifik.Biasanya dilakukan pengobatan umum untuk dekompensasi jantung.Obat vasodilator dapat diberikan bila ditemukan tanda-tanda gagal jantung yang reprakter.Pengobatan lain adalah pengobatan simtomatik , seperti pengunaan antiagulansia , antiartimia.

Akhir-akhir ini dilaporkan bahwa hormon tiroid , L-Tiroksin , tenyata bermanfaat untuk memperbaiki fungsi pompa jantung waktu istirahat dan selama kegiatan fisis kardiomiopati dilatasi.Hormon tiroid diantaranya merangsang pembentukan protein miokard sehingga terjadi hipertropi dan peningkatan kontraksi miokard , disamping mengurangi tekanan vaskular perifer sistemik. Akhirnya mungkin perlu dilakukan transplantasi jantung.

Prognosis

Prognosis penyakit ini jelek.Survival rate umumnya 5-6 tahun.

Kamus Kedokteran

(13)

 Plasma darah : bagian cair darah yang tidak mengandung sel-sel darah  Sel-sel darah :

Eritrosit ( Sel darah merah ) Leukosit ( Sel darah putih )

Leukosit terdiri atas :Granulosit ( neutrofil, eosinofil, basofil) Limfosit,

Monosit

 Curah jantung : Cardiac output , Volume darah yang dipompa keluar

oleh jantung per satuan waktu

 Hemodinamik :

pengetahuan bagaimana sifat-sifat fisik darah dan peredarannya melalui pembuluh-pembuluh mempengaruhi aliran dan tekanan.

 Penyakit Sistemik / Systemic Disease : Penyakit yang menyerang

sistem- sistem dalam tubuh

 Etiologi : Penyebab penyakit

 Malaise : Perasaan tidak enak badan yang tidak jelas

 Astenia : Lemah tidak bertenaga

 Demam Remitten t : demam yang turun naik  Karditis : Radang jantung

 anoreksia : tidak nafsu makan

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini akan menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Semarang dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model Aptitude Treatment

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa variabel pemberian kompensasidan disiplin kerja secara bersama-sama mempengaruhi kinerja

a) Keputusan Menkeu Nomor 632/KMK.04/1994 Tanggal 29 Desember 1994; PPh yang terutang atas BUT berupa cabang perusahaan pelayaran dan penerbangan internasional sebesar

Japfa Comfeed Indonesia sebagai perusahaan multinasional yang memproduksi berbagai jenis produk olahan makanan maupun pakan ternak yang di butuhkan konsumen perlu

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Perbandingan Kadar Karbon Monoksida (CO)

Data diambil dari daftar pasien lumbal stenosis yang belum menjalani operasi di poliklinik tulang belakang RSO Prof.Dr. R Soeharso.Data dasar pasien diambil dari

bahwa dalam rangka menindaklanjuti pasal 8 ayat (1) Peraturan Presiden nomor : 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan pelaksanaan anggaran

Pengujian puntir menggunakan alat uji puntir (dalam percobaan, mesin uji yang digunakan adalah Tarno Grocki) yang dihubungkan ke komputer. Mesin uji ini terdiri