PENGARUH ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
Ashar Made
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muslim Indonesia Asharmade07@gmail.com
Abstrak
Dalam praktiknya, pendidikan selalu menjadi hal utama dan pertama dengan pendidikan semua akan menjadi lebih cerah dan dapat hidup akan lebih terarah. Pendidikan harus mempunyai aspek atau penunjang dalam praktiknya agar sistem yang dibangun dan dijalani dapat berjalan mulus dan efektif, salah satunya yaitu peran atau pengaruh orang tua. Karena sebagian besar waktu dihabiskan seorang siswa bersama dengan orang tua di lingkungan keluarga menjadi peran utama yang bisa berpengaruh besar juga dalam keberhasilan pendidikan anak. Keluarga merupakan institusi sosial yang bersifat universal dan multi fungsional, fungsi pengawasan, sosial, keagamaan, pendidikan, pelindungan dan reaksi dilakukan oleh keluarga terhadap para anggotanya. Akibat proses industrialisasai, urbanisasi dan sekularisasi, maka keluarga dalam masyarakat modern kehilangan sebagian fungsi-fungsi tersebut di atas.
Kata Kunci : Orang tua, pendidikan anak
PENDAHULUAN
Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan, karena pendidikan dalam alam
demokrasi bersifat individual yang sekaligus juga bersifat sosial. Bersifat individual karena
pendidikan itu memperhatikan aspek-aspek pribadi yang unik dengan segala
kemungkinannya, dan bersifat sosial karena pendidikan mengaitkan pribadi dengan
lingkungan masyarakat.
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari
generasi ke generasi di mana pun di dunia ini. Upaya memanusiakan manusia melalui
pendidikan, itu diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup setiap masyarakat.
Landasan dan tujuan pendidikan itu sendiri sifatnya filosofis normatif. Bersifat filosofis
karena untuk mendapatkan landasan yang kukuh diperlukan adanya kajian yang bersifat
mendasar, sistematis, dan universal tentang ciri hakiki manusia (Mansyur, 2018).
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat terbentuk berdasarkan sukarela
dan cinta yang asasi antara dua subyek manusia (suami-istri). Berdasarkan asas cinta kasih
yang asasi ini lahirlah anak sebagai generasi penerus. Keluarga dengan cinta kasih dan
pengabdian yang luhur membina kehidupan kepribadian sang anak. Oleh Ki Hajar
Sebagai lembaga terkecil dalam masyarkat, keluarga memegang peranan yang
sangat luas dalam membina kehidupan dan kepribadian sosial anak. Sesungguhnya dapat
dikatakan bahwa keluarga adalah tahap pertama lembaga-lembaga penting sosial dan
dalam tingkat yang sangat tinggi; ia berkaitan erat dengan peradaban, transformasi
warisan, dan pertumbuhan serta perkembangan umat manusia. Secara keseluruhan, semua
tradisi, keyakinan sopan santun, sifat-sifat individu dan sosial, ditransfer lewat keluarga
kepada generasi-generasi berikutnya.
Selain itu, keluarga merupakan tempat pendidikan pertama yang bersifat alamiah,
karena dalam lingkungan keluarga seorang anak mulai mendapatkan pendidikan untuk
yang pertama kalinya. Dalam keluargalah anak dipersiapkan mengalami
tingkatan-tingkatan perkembangannya untuk memasuki dunia lainnya seperti dunia orang dewasa,
bahasa, adat istiadat dan kebudayaan. Di samping keluarga.
PEMBAHASAN Fungsi Keluarga
Suatu keluarga merupakan institusi sosial yang bersifat universal dan multi
fungsional, fungsi pengawasan, sosial, keagamaan, pendidikan, pelindungan dan reaksi
dilakukan oleh keluarga terhadap para anggotanya. Akibat proses industrialisasai,
urbanisasi dan sekularisasi maka keluarga dalam masyarakat modern kehilangan sebagian
fungsi-fungsi tersebut diatas.
Keluarga sebagai lembaga, yaitu unit terkecil dalam masyarakat yang terbentuk
atas dasar suka rela dan rasa cinta yang asasi antara dua subyek manusia (suami dan istri).
Berdasarkan asas cinta dan kasih sayang inilah maka lembaga pendidikan yang disebut
dengan keluarga ini terbentuk. Oleh Ki Hajar Dewantara dikatakan supaya orang tua
(sebagai pendidik ) mengabdi kepada anaknya.
Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang fungsi yang terpenting terhadap
anaknya, sejak anaknya dilahirkan, obulah yang selalu disampingnya, ibulah yang
memberi makan dan minum, memelihara dan selalu bercampur gaul dengan anak-anak.
Itulah sebabnya banyak anak yang lebih mencitai ibunya daripada bapaknya.
Pendidikan seorang ibu terhadap anak merupakannya merupakan pendidikan dasar yang
tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu, seorang ibu hendaklah seorang yang
pendidikan anak-anaknya, antara lain: (1) sumber dan pemberi rasa kasih sayang, (2)
pengasuh dan pemelihara, (3) tempat mencurahkan isi hati, (4) pengatur kehidupan dalam
rumah tangga, (5) pembimbing hubungan pribadi, dan (6) pendidik dalam segi emosional.
Di samping seorang ibu, ayah pun memegang fungsi yang penting pula. Anak
memandang ayahnya sebagai orang tertinggi gensinya atuau prestisenya. Kegitan ayah
terhadap peerjaannya sehari-hari sungguh besar pengaruhnya kepada anak-anaknya,
apalagi bagi anak yang sudah remaja atau dewasa. Ditinjau dari fungsi dan tugasnya
sebagai ayah dapat dikemukakan bahwa ayah dalam pendidikan anak-anaknya yang lebih
dominan, antara lain: (1) sumber kekuasaan didalam keluarga, (2) penghubung intern
keluarga dengan masyarakat atau dunia luar, (3) pemberi perasaan aman dalam keluarga,
(4) pelindung terhadap ancaman dari luar, (5) hakim atau yang mengadili jika terjadi
perselisihan, dan (6) pendidik dalam segi rasional.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi keluarga adalah memelihara,
merawat melindungi anak-anak dalam proses sosialisasinya agar mereka mamppu
mengendalikan diri dan berjiwa sosial. Hubungan antara anggota keluarga dijiwai suasana
afeksi, atau kasihsayang dan rasa tanggung jawab.
Pentingnya Keluarga dalam Pendidikan Anak
Di atas telah disebutkan bahwa fungsi dan tugas keluarga dalam mendidik
anak-anaknya sudah sangat berat dan harus dibantu oleh sekolah, tetapi kita harus ingat bahwa
tidak semua anak sedari kecil sudah menjadi tanggungan sekolah, janganlah kita salah
tafsir bahwa anak-anak yang sudah diserahkan kepada sekolah sepenuhnya menjadi
tanggungjawab sekolah, karena kewajiban sekolah hanya membantu keluraga dalam
mendidik anak-anaknya.
Dalam mendidik, sekolah hanyalah melanjutkan pendidikan yang telah dilakukan
orangtua dirumah, berhasil atau tidaknya pendidiakan di sekolah tergantung pada pengaruh
pendidikan di rumah. Karwena pendidikan keluarga adalah fundamen atas dasar dari
pendidikan anak. Selanjutnya, hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga
menentukan kelanjutan pendidikan baik di sekolah maupun masyarakat.
Demikianlah betapa pentingnya pendidikan dalam keluarga bagi perkembangan
anak menjadi manusia yang berpribadi dan berguna bagi masyarakat. Pentingnya
1. Comenius (1592-1670), seorang ahli didaktik yang terbesar, dalam didaktika
magna, mengemukakan betapa pentingnya pendidikan keluarga bagi anak-anak
yang sedang berkembang. Dalam uraian tentang tingkatan-tingkatan sekolah
yang dilalui oleh anak sampai mencapai tingkat kedewasaannya. Dalam
bukunya ia menegaskan bahwa tingkat permulaan bagi pendidikan anak-anak
dilakukan didalam keluarga yang disebut Scola Materna (Sekolah Ibu).
2. J.J Rouseau (1772-1778) salah seorang pelopor ilmu jiwa anak mengutarakan
pula betapa pentingnya pendidikan keluarga. Ia mengajukan agar pendidikan
anak-anak disesuaikan dengan tiap-tiap masa perkembangannya.
Peranan Keluarga sebagai Pendidik Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan
nak-anakyangbelum menikah yang sering disebut dengan keluarga batih. Disamping
keluarga batih juga terdapat unit-unit pergaulan hidup lainnya misalnya keluarga luas
(extented family), komunitas (community) dan lain sebagainya.
Di dalam kehidupan masyarakat di manapun juga, keluarga merupakan unit yang
mempunyai peranan yang sangat besar, itu disebabkan karena keluarga (yakni keluarga
batih), mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kehidupan mermasyarakat. Sebagai
unit terkecil dalam masyarakat, keluarga mempunyai peranan-peranan tertentu, antara lain:
(1) keluarga berperan sebagai pelindung bagi pribadi-pribadi yang menjadi anggota,
dimana ketentraman dan ketertiban diperoleh dalam wadah tersebut; (2) keluarga
merupakan unit sosial ekonomis yang secara materil memenuhi kebutuhan-kebutuhan
anggotanya; (3) keluarga menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan hidup,
dan (4) keluarga merupakan wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasi awal,
yakni suatu proses dimana manusia mempelajari dan mematuhi kaidah-kaidah dan
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Gambaran situasi kehidupan keluarga pada umumnya mencakup berbagai macam
aspek, yang menjadi hal-hal pokok dalam kehidupan keluarga adalah pola hubungan dalam
keluarga, dan faktor-faktor eksternal (faktor-faktor yang berasal dari lingkungan keluarga).
Pola hubungan keluarga terdiri dari hubungan afeksional (emosional) dan hubungan antara
subjek keluarga /anggota keluarga. Hubungan afeksional meliputi akses afeksi, afeksi yang
afeksi, ketidakacuhan. Hubungan antara subyek keluarga/anggota keluarga terdiri dari
reseepsi/menekan, anarkhis, kebingungan dan mencari keserasian.
Pola-pola keluarga terdiri dari besar keecilnya keluarga, organisasi keluarga, aktifitas
keluarga nilai-nilai keluarga. Dan yang terakhir adalah faktor-faktor eksternal yang berasal
dari luar lingkungan keluarga. Faktor-faktor ini dipengaruhi oleh kedudukan sosial,
ekonomi, tetangga, kesehatan mental, sosial dan fisik. Hal-hal pokok yang menjadi bagian
dari kehidupan keluarga yang disebutkan diatas akan menghasilkan pola pendidikan
keluarga tertentu. Situasi-siatusi tersebut untuk dipisahkan satu sama lain, sehingga sulit
untuk menentukan mana yang lebih dominan.
Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan kepribadian
anak yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya
perkembangan kepribadian anak yang berlangsung secara berkenjutan, ikatan emosional
orangtua dan anak yang begitu kuat, dan interaksi orangtua dan anak yang berlangsung
secara tepat.
Kerjasama Orang Tua dan Guru dalam Mendidik Anak
Di rumah orang tua merupakan pendidik pertama dan utama sementara di sekolah
guru merupakan pendidik utama. Secara naluriah, orangtua menjadi pendidik bagi
anak-anaknya dan peletak dasar-dasar bagi perkembangan selanjutnya, sedangkan guru menjadi
pendidik di sekolah karena penugasan secara formal. Namun demikian baik orangtua
maupun guru berada dalam suatu bidang singgung yaitu pendidik anak. Salah satu masalah
pendidikan yang sering timbul adalah masalah kegiatan belajar anak baik di sekolah
maupun di rumah. Disinilah sangat diperlukan kerjasama dan adanya keterkaitan antara
orang tua dan guru. Oleh karena itu sudahlah pasti orang tua adalah Guru di rumah dan
Guru adalah orang tua sekolah.
Orang tua dan guru berada pada tempat yang sama antara pendidikan di sekolah
dan pendidikan di rumah, keduanya memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama yaitu
mendidik anak. Perbedaannya terletak pada sifat dan fungsinya. Orang tua berperan
sebagai pendidik merupakan konsekwensunya, logis dari statusnya sebagai orang tua yang
diwujudkan melalui pernikahan, secara naluriah orang tua akan dan harus mendidik
anaknya. Guru menjadi pendidik timbul sebagai konsekwensinya formal dan profesional.
Dalam proses pendidikan anak di sekolah, seorang guru menurut Mansyur (2016)
juga dituntut untuk menerapkan kegiatan pembelajaran yang inovatif agar tercipta atmosfer
kelas yang tidak terpasung pada suasana yang kaku dan monoton. Anak didik harus lebih
banyak diajak berdiskusi, berinteraksi, dan berdialog, sehingga mereka mampu
mengonstruksi konsep dan kaidah-kaidah keilmuannya sendiri, bukan dengan cara
dicekoki atau diceramahi. Lebih lanjut Mansyur (2018) menjelaskan bahwa pembelajaran
yang inovatif dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dirancang oleh guru, yang
sifatnya baru, tidak seperti yang biasanya dilakukan, dan bertujuan untuk
memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan sendiri dalam rangka proses
perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan
yang dimiliki siswa.
Sebagai kerjasama yang baik antara orang tua dan guru adalah orang tua
memahami aspek apa saja yang diperlukan untuk mendukung pendidikan di sekolah, dan
guru memperhatikan aspek perilku anak di rumah. Untuk mewujudkan hal-hal tersebut,
maka komunikasi antara orang tua dan guru perlu diwujudkan dengan sebaik-baiknya.
Adapun beberapa cara yang dapat ditempuh antara lain: (1) kunjungan orang tua ke
sekolah, (2) kunjungan guru ke rumah, (3) rapat orang tua, dan (4) catatan kepribadian
anak.
Tanggung Jawab Orang Tua dalam Pendidikan
Ditinjau dari segi hukum perkawinan, bahwa anak yang dilahirkan dalam keluarga
adalah milik kedua orang tua, karena pergaulan rumah tangga yang mereka bina dan
tegakkan. Secara hukum telah disyahkan melalui ijab qobul yang disaksikan oleh majelis
perkawinan yang sengaja dilakukan, maka anak mereka adalah tanggung jawab mereka.
Sebenarnya hakikat perkawinan itu dilihat dari segi kependidikan adalah suami
memikul rasa tanggung jawab bersama, sebelum keduanya melakukan pernikahan.
Tanggung jawab atas anak berada pada kedua orang tua, yang mana dalam hukum Islam
telah disebutka bahwa tanggung jawab orang tua adalah semenjak anak masih didalam
kandungan sampai mengawinkannya. Bila sudah dikawinkan maka otomatis secara hukum
ia sudah dewasa dan semua tanggung jawab berpindah kepundaknya.
Bila kita telaah secara mendalam memang logis jika tanggung jawab pendidikan
orang tua, maka tanggung jawab pendidikan dapat dilimpahkan kepada orang lain atau
lembaga pendidikan yang telah diberikan kewenagan untuk mendidik yaitu sekolah.
Tanggung jawab yang perlu dibina dan sadari oleh orang tua terhadap anak antara lain:
1. Memelihara dan membesarkannya, melindungi dan menjamin kesehatannya baik
secara jasmani dan rohani.
2. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna
bagi kehidupannya setelah dewasa maupun mandiri dan membenatu orang lain,
dan membahagiakan dunia akhirat sebagai tujuan akhir hidup muslim.
KESIMPULAN
Keluarga atau rumah tangga atau orang tua sebagai wujud kehidupan sosial yang
asasi sebagai unit kehidupan bersama manusia yang terkecil, keluarga adalah lembaga
kehidupan yang asasi dan alamiah, yang pasti secara ilmiah oleh kehidupan manusia.
Mengingat betapa pentingnya peranan keluarga dalam pendidikan anak, maka diharapkan
setiap orang tua (sebagai pendidik) untuk mendidik anak-anaknya karena motivasi
keluarga ini semata-mata demi cinta kasih yang kodrati. Didalam suasana cinta kasih inilah
proses pendidikan berlangsung seumur anak itu dalam tanggung jawab keluarga.
Peranan keluarga dalam pendidikan yang berhubungan dengan anak didalamnya
terdapat pula beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan diantaranya: sifat
menggantungkan diri, kedudukan anak didalam keluarga dan kesulitan-kesulitan
pendidikan, karena keluarga adalah lembaga yang tertua yang bersifat informal, yang
pertama dan utama dialami oleh anak dan lembaga pendidikan yang bersifat kodrati.
DAFTAR PUSTAKA
Ahyadi, A. “Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila.” Bandung: Sinar Baru, (1991).
Basri, Hasan. “Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologis dan Agama.” Yogyakarta: Pustaka Pelajar, (1995).
BP4 Pusat. “Perkawinan dan Keluarga (Majalah Bulanan).” No. 411 Tahun (2006).
Dhohiri, Taufiq Rahman. “Sosiologi.” Jakarta: Yudistira, (2002).
Kartono, Kartini. “Psikologi Anak (Psikolog Perkembangan).” Bandung: Bandar Maju. (1990).
Mansyur, Umar. "Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Proses." Retorika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya 9.2 (2016).
Mansyur, Umar. “Pembelajaran Inovatif Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar.” INA-Rxiv,
https://osf.io/preprints/inarxiv/fyr8g/, (2018).
Mansyur, Umar. “Sistem Pendidikan Nasional: Mencerdaskan Atau Menindas?”
INARxiv, https://osf.io/preprints/inarxiv/kfvb5/, (2018).