• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. BARISAN dan DERET - BARISAN DAN DERET.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1. BARISAN dan DERET - BARISAN DAN DERET.pdf"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1. BARISAN dan DERET

Barisan

Kekonvergenan Barisan

Deret

Kekonvergenan Deret

oleh Marwan Macam-macam Deret

1.1. Barisan

Definisi 1

Barisan (sequence) yang dimaksud adalah barisan bilangan Real, yaitu

suatu daftar terurut bilangan-bilangan real :

a1, a2, a3, ..., an, an+1, ....

disimbolkan

{ }

an ∞n=1 atau {an}.

Suatu barisan dapat dipandang sebagai suatu fungsi bernilai real

dengan domain bilangan Asli N={1,2,3,...} dengan konstruksi sebagai berikut:

f : N → R

n •→ f(n)=an

Contoh

1. {n+2} : 3,4,5,6, ... 1

2. {1/n} : 1, ½, 1/3, ¼, ...

3. { (-1)n ⋅3} : -3,3,-3,3,-3, ...

4. { ??} : 2, 3, 5, 7, 11, 13, ... Barisan bilangan prima.

5.

(

) (

)

   

 

   

+ n n

n 1 5 1 5

5 2

1

: 1,1,2,3,5,8,13,.... Barisan ini disebut

barisan bilangan Fibonaci

6. {(1+1/n)n}: 2 , 2,25 , 2,37 , ...

Dari contoh di atas terlihat bahwa tidak semua barisan dapat ditentukan

(2)

1.2. Kekonvergenan Barisan

Definisi 2

Barisan {an} dikatakan konvergen ke suatu bilangan real L, ditulis

{an} → L, jika lim an L

n→∞ = yaitu :

(∀ε>0)(∃n0∈N), ∀n>n0⇒an-L<ε

Barisan yang tidak konvergen disebut barisan divergen.

Contoh

1. {1/n} : 1,½,1/3,¼, .... → 0 (konvergen), sebab 2

0 n 1 lim n→∞ =

2. {n+2} : 3,4,5,6,... divergen, dalam ini lim(n+2)= ∞

n .

3. {(-1)n ⋅3} : -3,3,-3,3,-3,.... divergen, dalam hal ini

ada tidak )

3 ((-1) lim n

n→∞ ⋅ = .

4.

   

 

+ −

− +

19 n 4 n 3

1 n 10 n 2

2 2

→ 2/3, sebab

19 n 4 n 3

1 n 10 n 2

lim 2

2

n − +

− +

→ =2/3

5.

    

  

   

 + n

n 1

1 → e, sebab e

n 1 1 lim

n

n  =

    + ∞

→ ≈ 2,71828

Teorema 1 (Teorema Limit Barisan)

Diketahui liman L

n→∞ = dan limn→∞bn =M, maka

a. limkan kL, k suatukonstanta n→∞ =

b. lim

(

an bn

)

L M

n→∞ ± = ±

c. lim

(

an bn

)

LM n→∞ ⋅ =

d. lim

(

an/bn

)

L/M
(3)

Contoh

Diperhatikan {1/n} → 0 dan {(1+1/n)n} → e, maka berdasarkan

teorema no.2 di atas, barisan : 3

{ (1+1/n)n + 1/n} → e+0=e.

Definisi 3

a. Barisan {an} dikatakan naik monoton jika

a1a2a3…anan+1...

b. Barisan {an} dikatakan turun monoton jika a1a2a3…anan+1....

Contoh

1. {n+2} : 3,4,5,6,... barisan naik monoton 4

2.

    

  

   

 + n

n 1

1 barisan naik monoton

3. {1/n} : 1,½,1/3,¼, .... barisan turun monoton

Definisi 4

Barisan {an} dikatakan terbatas jika terdapat bilangan real M>0

sedemikian hingga anM, untuk setiap n=1,2,3,....

Contoh

1. {1/n} barisan terbatas, sebab 1/n≤2 5

2.

    

  

   

 + n

n 1

1 barisan terbatas, sebab 3

n 1 1

n ≤       +

Teorema 2

Setiap barisan naik (atau turun) monoton dan terbatas akan konvergen.

Contoh

Barisan 6

   

 

+1 n

n

(4)

- Naik monoton, yaitu :

untuk n=1,2,3,... berlaku n an 1 2

n 1 n 1 n

n

a = +

+ + < +

= . Hal ini dapat

dibuktikan sebagai berikut:

0 ) 1 n )( 2 n (

1 1

n n 2 n

1 n 2

n 1 n 1 n

n

> + +

= + − + + ⇔ + + <

+ .

- Terbatas, yaitu :

untuk n=1,2,3,... berlaku 1 1 n

n <

+

1.3. Deret

Definisi 5

Jumlahan suku-suku barisan : a1+a2+a3+…+an+…=

=1 n

n a

disebut deret (series). Untuk sederhananya disimbolkan ∑an

Definisi 6

Diketahui deret ∑an . Barisan {Sn} dengan

S1=a1

S2=a1+a2

S3=a1+a2+a3

Sn=a1+a2+a3+…+an

disebut Barisan Jumlah Parsial n Suku Pertama (first nth partial sum)

deret ∑an .

Contoh

1. , maka

7:

(5)

1.4. Kekonvergenan Deret

Definisi 7

Deret ∑an dikatakan konvergen ke bilangan real L, jika barisan

{Sn} → L , yaitu limSn L

n→∞ = . Deret yang tidak konvergen disebut

deret divergen.

Contoh

1. Periksa kekonvergenan deret 8

(

)

nn1+1

Penyelesaian:

Karena

(

)

1 n 1 n 1 1 n n 1 an + − = +

= , maka

1 n n 1 n 1 n 1 4 1 3 1 3 1 2 1 2 1 1 Sn + =       + − + +       − +       − +       − =  1 1 n n lim S lim n n

n→∞ = →∞ + = , berarti deret tersebut konvergen ke 1.

2. Buktikan deret geometri

n 2

1

konvergen.

Penyelesaian

Ambil

= = = = = n 1 k k n 1 k k n n n 2 1 a S dan 2 1 a

(

)

(

)

( )

        − − = − − + + + + =       + + + + = + + + + = = − − =

2 1 n 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 n 2 n 3 2 n 1 k k n 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 S 1 n 2   

( )

1 1 1 2 1 lim S lim 2 1 n 2 1 n n

n =

       − − = ∞ → ∞ → .

Jadi deret geometri

n 2

1

(6)

Catatan: Secara umum dapat dibuktikan bahwa deret geometri

n-1

ar dengan |r|<1 akan konvergen ke r 1

a

− . Ingat dalam hal ini

(

)

r -1

a r

-1

r -1 a lim S

lim

n

n n

n→∞ = →∞ = .

3. Buktikan deret ∑(-1)n+1 divergen

Penyelesaian:

∑(-1)n+1=1-1+1-1+1-1+...

diperoleh {Sn} : 1,0,1,0,1,.... suatu barisan divergen, sebab

( )

1 tdk ada lim

a

lim n 1

n n

n = − =

+ ∞

→ ∞

→ . Jadi deret ∑(-1)n+1 divergen.

Teorema 3

Jika liman 0

n→∞ ≠ , maka deret ∑an divergen.

Contoh

10nn+15 9

divergen, sebab 110 0

15 n 10

n lim

n→∞ + = ≠

Teorema 3 di atas juga ekuivalen dengan pernyataan :

“Jika ∑an konvergen, maka liman 0 n→∞ = ”

Pernyataan terakhir tersebut mudah dibuktikan dengan mengambil

an=Sn-Sn-1 . Mengingat ∑an konvergen, maka dapat dimisalkan lim Sn L n→∞ = .

Akibatnya, lima lim(Sn Sn 1) L L 0 n

n

n→∞ = − − = − = .

1.5. Macam-macam Deret

Ada beberapa deret penting yang akan ditinjau : Deret Suku-suku

(7)

1.5.1. Deret Suku-Suku Positif

Definisi 8

Deret ∑an dengan an>0 untuk n=1,2,3,... disebut Deret Suku-suku

Positif.

Karena an>0, maka Sn<Sn+1. Dengan demikian suatu deret suku-suku

positif akan menghasilkan barisan {Sn} naik monoton.

Telah dikembangkan beberapa cara untuk mengetahui apakah suatu

deret suku-suku positif konvergen atau divergen. Beberapa cara dimaksud,

disusun sebagai teorema-teorema tes kekonver-genan.

Teorema 4 (Teorema Tes Integral)

Diketahui deret ∑an. Jika dapat didefinisikan fungsi f pada interval

[1,∞) sedemikian hingga f(n)=an maka deret ∑an dan integral tak sejati

( )

1∞ f x dx bersama-sama konvergen atau bersama-sama divergen.

Contoh

Tinjau deret 10

p

n 1

dengan p bilangan real positif, (disebut deret

harmonik order p). Jika didefinisikan fungsi f(x)=1/xp , x[1,) maka

jelas f(n)=an. Selanjutnya,

Untuk 0<p<1 :

( )

(

)

=∞

− =

− = =

− ∞ →

= − ∞ → ∞

→ ∞

1 M lim p 1

1

x lim p 1

1 dx x

1 lim dx x

1

p 1 M

M 1 x p 1 M M

1 p M

1 p

(8)

Untuk p=1 :

(

)

=

(

)

=∞ =

=

∞ → ∞

= ∞

→ ∞

dx lim lnx lim lnM

x 1 dx

x 1

M 1 x M

1 1 p

Karena integral divergen, maka deret juga divergen.

Untuk p>1 :

1 p

1 x

1 lim p 1

1 dx x

1 lim dx x

1 M

1 x 1 p M M

1 p M

1 p  = −

    −

= =

= − ∞ → ∞

→ ∞

Karena integral konvergen, maka deret juga konvergen.

Teorema 5 (Teorema Tes Banding)

Diketahui deret ∑an dan deret ∑bn dengan an≤bn untuk setiap n=1,2,3,....

(a). Jika deret ∑bn konvergen, maka deret ∑an juga konvergen.

(b). Jika deret ∑an divergen, maka deret ∑bn juga divergen.

Contoh

Akan diperiksa kekonvergenan deret 11

(n+1)(nn -1)

.

Diambil n 2 2 bn

n 1 n

n 1 -n

n 1)

-1)(n (n

n

a = > = =

+ =

Diperoleh

>

=

+

= n

n b

n 1 1)

-1)(n (n

n

a .

Karena deret

=

n 1

bn divergen, maka menurut Tes Banding dapat

disimpulkan deret

+ =

1) -1)(n (n

n

an juga divergen.

Teorema 6 (Teorema Tes Kuosien)

Diketahui deret ∑an dan deret ∑bn dengan lim

(

an bn

)

L

n→∞ = .

(a). Jika L≠0 dan L<∞, maka deret ∑an dan deret ∑bn bersama-sama

(9)

(b). Jika L=0 dan deret ∑bn konvergen, maka deret ∑an juga

konvergen.

(c). Jika L=∞ dan deret ∑bn divergen, maka deret ∑an juga divergen.

Contoh

Gunakan Teorema Tes Kuosien untuk menyelidiki apakah deret 12

++

n n

n n 3

4 2

konvergen atau divergen.

Penyelesaian:

Ambil 4 n 2

2

n

n 1 b dan n n

n n 3

a =

+ +

= , diperoleh

3 n n

n n 3 lim b

a lim

4 3 4

n n n

n + =

+ =

∞ → ∞

→ .

Telah diketahui bahwa deret

n =

2 n

1

b konvergen. Berdasarkan

teorema tes kuosien, disimpulkan deret

+ + =

n n

n n 3 a

4 2

n juga

konvergen.

Teorema 7 (Teorema Tes Ratio)

Diketahui deret ∑an dan lim

(

an 1 an

)

r n→∞ + = . (a). Jika r<1, maka deret ∑an konvergen.

(b). Jika r>1, maka deret ∑an divergen.

(c). Jika r=1, tidak dapat diambil kesimpulan.

Contoh

Akan diperiksa kekonvergenan deret 13

2n!n-1

.

Diambil an=

n! 2n-1

, diperoleh an+1=

1)! (n

2n

(10)

0 1 n

2 lim 2

! n )! 1 n (

2 lim a

a lim r

n 1 n n

n n

1 n

n = + =

 

 

⋅ + =

      =

∞ → −

∞ → +

→ .

Karena r=0<1, maka berdasarkan Tes Ratio dapat disimpulkan deret

2n!n-1

konvergen.

1.5.2. Deret Berganti (Alternating Series)

Deret ∑an disebut deret berganti jika anan+1<0, ∀n. Deret berganti biasa

ditulis ∑(-1)n+1pn=p1-p2+p3-.... Dalam hal ini berarti pn>0.

Teorema 8

Diketahui deret berganti ∑(-1)n+1pn. Jika

(a). pn+1<pn dan

(b). limpn 0 n→∞ =

maka deret berganti tersebut konvergen.

1.5.3. Deret Mutlak

Deret ∑|an| disebut deret mutlak dari deret ∑an. Dengan demikian,

deret mutlak merupakan suatu deret suku-suku positif.

Ditinjau deret mutlak ∑|an| dan deret ∑an. Karena an≤|an|, maka

berdasarkan Teorema Tes Banding, dapat dinyatakan bahwa jika deret

mutlak ∑|an| konvergen, maka deret ∑an juga konvergen.

Contoh

Deret 14

( )

− 2+

1 n

n 1

adalah deret konvergen, sebab deret mutlaknya, yaitu

( )

− =

+

2 2

1 n

n 1 n

1

(11)

1.5.4. Deret Pangkat (Power Series)

Deret ∑cn(x-x0)n, dengan x peubah real dan x0 suatu konstan disebut

deret pangkat.

Kekonvergenan deret pangkat

Dimisalkan lim cn 1 cn ρ

n→∞ + = ada. Selanjutnya dari deret pangkat

∑cn(x-x0)n diketahui suku ke-n, an=cn(x-x0)n dan suku ke-n+1 adalah

an+1=cn+1(x-x0)n+1. Selanjutnya ditinjau,

0 n

0 n

1 n 0 1

n n n 1 n

n a a lim c (x x ) c (x x ) ρ x x

lim = + − + − = −

∞ → +

∞ →

∗ Untuk 0<ρ<∞, berdasarkan teorema tes ratio, dapat disimpulkan

Deret ∑cn(x-x0)n konvergen bila

ρ|x-x0|<1 ⇔ |x-x0|<1/ρ ⇔ |x-x0|< n n 1

n a a

lim +

→ :=r

dan divergen bila |x-x0|>r. r disebut jari-jari kekonvergenan.

Pada titik-titik x=x0−r dan x=x0+r kekonvergenan deret perlu diteliti

lagi.

∗ Untuk ρ=0, maka deret konvergen ∀x∈R

∗ Untuk ρ=∞, maka deret divergen ∀x≠x0.

Contoh

Akan ditinjau kekonvergenan deret 15

( ) ( )

n n

n

2 x 4 n

1

⋅ −

Diperhatikan

( ) (

( )

)

4 1 4

n 1

4 1 n 1 lim c

c lim

ρ n n

1 n 1

n

n n 1 n

n − ⋅ =

+ −

=

= + +

∞ → +

→ , sehingga

disimpulkan deret konvergen bila

|x-2|<4 ⇔ -4+2<x<4+2 ⇔ -2<x<6

(jari-jari kekonvergenan r=1/ρ=4).

(12)

( ) (

)

( ) (

)

− − = ⋅ − = − ⋅ − n 1 2 2 4 n 1 2 x 4 n 1 n n n n n n

yaitu deret deret

harmonik order 1, jadi ia divergen.

Pada titik x=6, deret menjadi

( ) ( )

( ) ( )

( )

− = − ⋅ − = − ⋅ − n 1 2 6 4 n 1 2 x 4 n

1 n n

n n n

n n

, suatu deret

konvergen (berdasarkan teorema pada deret berganti).

Simpulan :

Deret

( ) ( )

n n n 2 x 4 n 1 ⋅ −

konvergen pada interval -2<x≤6.

Salah satu bentuk khusus deret pangkat adalah deret Taylor :

Deret Taylor

Tinjau fungsi f(x). Jika ( )

( )

( )

n n n dx x f d x

f = ada untuk n=0,1,2,3,.... maka

deret pangkat ( )

( )( ) ( ) ( )( ) ( )( )

.... a x ! 2 a f a x a f a f a x ! n a f 2 0 n n n + − ′′ + − ′ + = −

∞ =

disebut deret taylor fungsi f di x=a. Dalam hal ini

( )

∞ ( )

( )(

)

= − = 0 n n n a x ! n a f x f

Deret Taylor fungsi f di x=0 lebih dikenal sebagai Deret Maclaurin,

yaitu :

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

x .... ! 3 0 f x ! 2 0 f x 0 f 0 f x ! n 0 f x f 3 2 0 n n n + ′′ ′ + ′′ + ′ + = =

∞ = Contoh

Berikut adalah Deret Maclaurin beberapa fungsi 16

(13)

dan f(0)= f(n)(0)=e0=1, sehingga diperoleh deret maclaurin .... ! 3 x ! 2 x x 1 e 3 2

x = + + + +

konvergen pada x∈ (-∞,∞)

2. Dengan cara serupa contoh (1) diperoleh juga

.... ! 9 x ! 7 x ! 5 x ! 3 x x x sin 9 7 5 3 + − + −

= konvergen pada x∈(-∞,∞)

.... ! 8 x ! 6 x ! 4 x ! 2 x 1 x cos 8 6 4 2 + − + −

= konvergen pada x∈(-∞,∞)

.... 4 x 3 x 2 x x ) x 1 ln( 4 3 2 + − + − =

+ konvergen pada x∈(-1,1]

.... x x x 1 x 1

1 = + + 2 + 3 +

− konvergen pada x∈(-1,1)

Soal-Soal Latihan

1. Periksalah apakah deret berikut konvergen atau divergen

a.

=1 +

n 10n 17 n

b.

=1 n n!

1

c.

= + +

+

1

n (n 1) n 3 2 n

d.

∞ =1 n n 2 n

e.

∞ =1 n n 2 e n

2. Diketahui deret

∞ = ∞ = + + + + = 1 n 1 n n n 3 2 1 1 a

 dan Sn=a1+a2+…+an.

a. Hitung S3+S4

b. Periksa kekonvergenan deret di atas.

3. Ulangi soal no.2 untuk deret

(14)

4. Diketahui deret

= ∞

= + −

=

1 n 1

n n

1 1 n

1 a

a. Hitunglah n

n a

lim

→ =...

b. Apakah deret

=1 n

n

a tersebut konvergen? Jelaskan !

5. Deret MacLaurin suatu fungsi didefiniskan sebagai berikut :

( )

( )

= =

0 n

n ) n (

x ! n

0 f x

f

Carilah deret MacLaurin fungsi f(x)=Cos(x)

6. Buktikan deret geometri

= −

1 n

1 n

ar dengan a konstan dan |r|<1

merupakan deret konvergen.

7. Tentukan interval kekonvergenan deret-deret berikut:

a.

=1

n n

n

2 nx

b.

=1 n

n

n x

c.

=1 n

n nx

8. Periksalah apakah barisan berikut konvergen atau divergen

a.

   

 

+1 n 2

n

b.

    

  

+ +

+

3 n 1) (n

2 n

9. Tentukan rumus an lalu hitunglah n

n a

lim

→ untuk masing-masing

(15)

a. 2 , 7 , 12 , 17 , 22 , 27 , ...

b. , ...

25 21 , 16 15 , 9 11 , 4 7 , 1 3

c. 5 , 10 , 5 , 10 , 5 , ...

10. Bila an dimaksudkan sebagai suku ke-n dari suatu barisan, maka

hitunglah

a. a99=...? untuk barisan : 1 , 3 , 6 , 10 , 15 , ...

b. lim an ...?

n→∞ = untuk barisan : 14 , ...

10 , 11

8 , 8 6 , 5 4 , 2 2

c. lim an ...?

n→∞ = untuk barisan:

Referensi

Dokumen terkait

Sindrom Wiskott Aldrich merupakan kelainan genetik yang diturunkan secara x-linked recessive dengan gambaran klinis berupa eksim, trombo- sitopenia dengan bentuk trombosit yang

Diskon sejumlah group yang datang, misalnya kalo gua dateng ber 10 maka diskonnya 10 persen dan seterusnya, cuma yah harus dibatasi maksimal berapa orang hehe, nanti 1 sekolah

Berbeda dengan steganografi yang tujuannya adalah menyembunyikan data ke dalam sebuah media yang lain, sehingga data tersebut tidak terlihat.. Pada aplikasi steganografi

This study is to evaluate the web accessibility on ministry and state supreme agency websites in Indonesia based on conformance level of WCAG 2.0 by

After the activity of teaching English to young learners ran for several times, he recognize there was minor problem since the song were originally from the Indonesian

Sehubungan dengan Hasil Evaluasi Kualifikasi yang telah dilakukan Pokja X ULP Kabupaten Maluku Tengah, pada tanggal 05 September 2016 atas Paket Pekerjaan Belanja Barang

Pembuktian Kualifikasi dapat diwakilkan dengan membawa surat kuasa dari direktur utama / pimpinan perusahaan / kepala cabang dan kartu pengenal. Seseorang dilarang mewakili lebih

Duta Tunggal Jaya yang disampaikan kepada panitia, panitia tidak menemukan sebuah surat atau keterangan atau apapun bentuknya yang menyatakan perusahaan dalam keadaan baik dan