• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah kimling tentang SAMPAH A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah kimling tentang SAMPAH A"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sampah adalah barang buangan. Sampah merupakan materi sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses yang merupakan konsep buatan manusia. Seiring dengan semakin tingginya populasi manusia, maka produksi sampah juga akan semakin tinggi. Sampah sebagai materi sisa jelas sudah tidak dibutuhkan lagi dan tidak memiliki nilai ekonomi, sedangkan kesadaran masyarakat sendiri untuk membuang sampah pada tempatnya juga masih rendah. Masalah lainnya dari sampah adalah penanganan sampah. (www.sukadi.net/2011/11/sampah-dan-permasalahan-kita-semua.html).

(2)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:

1) apa sajakah dampak yang ditimbulkan dari masalah sampah? 2) Bagaimanakah cara mengelola sampah yang baik dan benar?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini secara umum adalah untuk mengetahui apa sajakah dampak yang ditimbulkan oleh penumpukan sampah dan cara-cara mengelola serta mengolah sampah.

1.4. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1) Bagi masyarakat; memberikan informasi dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya untuk tidak membuang sampah pada sembarang tempat serta menjaga lingkungan bebas sampah dan menjadikan lingkungan asri, sehat, dan nyaman.

(3)

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Sampah

Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan tempat perdagangan dikenal dengan limbah municipal yang tidak berbahaya (non hazardous). Sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan yang biologis. Sampah dapat dibagi atas beberapa berdasarkan sumber, sifat/komposisinya, dan bentuknya (http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah).

Gambar 2.1 Sampah (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah).

2.2. Berdasarkan sumbernya, sampah dibedakan atas empat, yaitu:

1) sampah alam, yaitu sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.

(4)

bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

3) Sampah konsumsi, yaitu sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

4) Limbah radioaktif, merupakan Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).

Berdasarkan komposisi dan sifatnya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.

(5)

kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton. Di negara-negara berkembang komposisi sampah terbanyak adalah sampah organik, sebesar 60 – 70%, dan sampah anorganik sebesar ± 30%.

Sementara itu, berdasarkan bentuknya, sampah dibedakan atas dua, yaitu:

1) Sampah padat, yaitu segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain.

2) Sampah cair (limbah), yaitu Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Sampah cair dibagi atas dua, yaitu:

- Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.

- Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

2.2. Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Sampah

Sampah merupakan hasil sampingan dari kegiatan manusia sehari-hari. Jumlah sampah yang semakin besar memerlukan pengelolaan yang harus dilakukan secara bertanggung jawab. Selama tahapan penanganan sampah banyak kegiatan dan fasilitas yang bila tidak dilakukan/disediakan dengan benar akan menimbulkan dampak yang berpotensi mengganggu lingkungan (http://unlastnoel.wordpress.com/ 2009/09/12/dampak-lingkungan-yang-ditimbulkan-akibat-masalah-sampah/).

Berikut ini merupakan dampak yang ditimbulkan akibat masalah sampah, antara lain:

2.2.1. Perkembangan faktor penyakit

(6)

juga merupakan tempat berkembangnya faktor tersebut karena alasan yang sama. Sudah tentu ini akan menurunkan kualitas kesehatan lingkungan sekitarnya. Faktor penyakit terutama lalat sangat potensial berkembangbiak di lokasi TPA. Hal ini terutama disebabkan oleh frekuensi penutupan sampah yang tidak dilakukan sesuai ketentuan sehingga siklus hidup lalat dari telur menjadi larva telah berlangsung sebelum penutupan dilaksanakan. Gangguan akibat lalat umumnya dapat ditemui sampai radius 1-2 km dari lokasi TPA (http://unlastnoel.wordpress.com/2009/09/12/ dampak-lingkungan-yang-ditimbulk-anakibat-masalah-sampah/).

2.2.2. Pencemaran Udara

Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan sumber bau tidak sedap yang memberikan efek buruk bagi daerah sensitif sekitarnya seperti permukiman, perbelanjaan, rekreasi, dan lain-lain. Pembakaran sampah seringkali terjadi pada sumber dan lokasi pengumpulan terutama bila terjadi penundaan proses pengangkutan sehingga menyebabkan kapasitas tempat terlampaui. Asap yang timbul sangat potensial menimbulkan gangguan bagi lingkungan sekitarnya. Sarana pengangkutan yang tidak tertutup dengan baik juga sangat berpotensi menimbulkan masalah bau di sepanjang jalur yang dilalui.

(7)

metan yang cukup besar dalam tumpukan sampah menyebabkan api sulit dipadamkan sehingga asap yang dihasilkan akan sangat mengganggu daerah sekitarnya (http://unlastnoel.wordpress.com/2009/09/12/dampak-lingkungan-yang-ditimbulkan-akibat-masalah-sampah/).

2.2.3. Pencemaran Air

Prasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial menghasilkan lumpur terutama pada saat turun hujan. Aliran lumpur ke saluran atau tanah sekitarnya akan menyebabkan terjadinya pencemaran. Instalasi pengolahan berskala besar menampung sampah dalam jumlah yang cukup besar pula sehingga potensi lumpur yang dihasilkan di instalasi juga cukup potensial untuk menimbulkan pencemaran air dan tanah di sekitarnya. Lumpur yang timbul di TPA sangat mungkin mencemari lingkungan sekitarnya baik berupa rembesan dari dasar TPA yang mencemari air tanah di bawahnya. Pada lahan yang terletak di kemiringan, kecepatan aliran air tanah akan cukup tinggi sehingga dimungkinkan terjadi cemaran terhadap sumur penduduk yang trerletak pada elevasi yang lebih rendah. Pencemaran air juga dapat terjadi akibat efluen pengolahan yang belum memenuhi syarat untuk dibuang ke badan air penerima. Karakteristik pencemar lumpur yang sangat besar akan sangat mempengaruhi kondisi badan air penerima terutama air permukaan yang dengan mudah mengalami kekurangan oksigen terlarut sehingga mematikan biota yang ada (www.simpuldemokrasi.com/.../1451-sampah-dan-persoalannya.html).

2.2.4. Pencemaran Tanah

(8)

2.2.5. Gangguan Estetika

Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan pandangan yang sangat buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat terjadi baik di lingkungan permukiman atau juga lahan pembuangan sampah lainnya. Proses pembongkaran dan pemuatan sampah di sekitar lokasi pengumpulan sangat mungkin menimbulkan tumpahan sampah yang bila tidak segera diatasi akan menyebabkan gangguan lingkungan. Demikian pula dengan ceceran sampah dari kendaraan pengangkut sering terjadi bila kendaraan tidak dilengkapi dengan penutup yang memadai. Di TPA ceceran sampah terutama berasal dari kegiatan pembongkaran yang tertiup angin atau ceceran dari kendaraan pengangkut.

Pembongkaran sampah di dalam area pengolahan maupun ceceran sampah dari truk pengangkut akan mengurangi estetika lingkungan sekitarnya. Sarana pengumpulan dan pengangkutan yang tidak terawat dengan baik merupakan sumber pandangan yang tidak baik bagi daerah yang dilalui. Lokasi TPA umumnya didominasi oleh ceceran sampah baik akibat pengangkutan yang kurang baik, aktivitas pemulung maupun tiupan angin pada lokasi yang sedang dioperasikan. (mbojo.wordpress.com/2007/08/10/sampah-dan-permasalahannya/)

2.2.6. Kemacetan Lalu lintas

(9)

2.2.7. Gangguan Kebisingan

Kebisingan akibat lalu lintas kendaraan berat / truck timbul dari mesin-mesin, bunyi rem, gerakan bongkar muat hidrolik, dan lain-lain yang dapat mengganggu daerah-daerah sensitif di sekitarnya. Di instalasi pengolahan kebisingan timbul akibat lalu lintas kendaraan truk sampah disamping akibat bunyi mesin pengolahan (tertutama bila digunakan mesin pencacah sampah atau shredder). Kebisingan di sekitar lokasi TPA timbul akibat lalu lintas kendaraan pengangkut sampah menuju dan meninggalkan TPA; disamping operasi alat berat yang ada.

2.2.8. Dampak Sosial

Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya pembangunan tempat pembuangan sampah di dekat permukimannya. Karenanya tidak jarang menimbulkan sikap menentang dari masyarakat dan munculnya keresahan. Sikap menentang ini secara rasional akan terus meningkat seiring dengan peningkatan pendidikan dan taraf hidup mereka, sehingga sangat penting untuk mempertimbangkan dampak ini dan mengambil langkah-langkah aktif untuk menghindarinya (http://www.jala-sampah.or.id/index.htm).

2.3. Pengelolaan Sampah

(10)

Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum, antara lain:

1) Hirarki Sampah, hirarki limbah merujuk kepada "3M" mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hirarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan limbah hirarki adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah.

2) Perpanjangan tanggungjawab penghasil sampah / Extended Producer Responsibility (EPR). (EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh siklus hidup ke dalam pasar harga produk-produk. Tanggung jawab produser diperpanjang dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang manufaktur, impor dan / atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka setelah kehidupan serta selama manufaktur.

3) prinsip pengotor membayar. Prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan.

Ada beberapa metode yang digunakan dalam pengelolaan sampah, antara lain sebagai berikut:

2.3.1 Metode Pembuangan (Penimbunan Darat)

(11)

akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik (hasanbasri.wetpaint.com/page/Solusi+Penyelesaian+Sampah).

2.3.2. Metode Daur Ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang, antara lain:

1) Pengolahan kembali secara fisik

Metode ini paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum, kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.

2) Pengolahan Biologis

(12)

dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik. Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.

3) Pemulihan Energi

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain.

2.3.4. Produksi Bersih dan Prinsip 4R

Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis. Prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian misalnya dengan menerapkan Prinsip 4R yaitu:

1) Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

2) Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.

3) Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.

(13)

tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dnegan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini

tidka bisa didegradasi secara alami

(14)

BAB III KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Annas,N. 2011. Sampah dan Permasalahannya.

(http://nas-annas.blogspot.com/2011/01/sampah-permasalahannya.html). Diakses tanggal 12 November 2011.

Anonimous. 2011. Pengelolaan Sampah.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah). Diakses tanggal 12 November 2011.

Anonimous. 2011. Sampah. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah). Diakses tanggal 12 November 2011.

Assyakur,R.A. 2007. Sampah dan Permasalahannya.

(http://mbojo.wordpress.com/2007/08/10/sampah-dan-permasalahannya/). Diakses tanggal 12 November 2011.

Hasanbasri. 2011. Solusi Penyelesaian Sampah.

(http://hasanbasri.wetpaint.com/page/Solusi+Penyelesaian+Sampah). Diakses tanggal 12 November 2011.

Jala. 2011. Sampah. (http://www.jala-sampah.or.id/index.htm). Diakses tanggal 12 November 2011.

Sukadi.2011. Sampah dan Permasalahan Kita Semua.

(www.sukadi.net/2011/11/sampah-dan-permasalahan-kita-semua.html). Diakses tanggal 12 November 2011.

Unlastnoel. 2009. Dampak Lingkungan Yang Timbul Akibat Masalah Sampah. (http://unlastnoel.wordpress.com/2009/09/12/dampak-lingkungan-yang-ditimbulkan-akibat-masalah-sampah/). Diakses tanggal 12 November 2011.

Walhi. 2011. Kampaye Cemar sampah.

(16)

Gambar

Gambar 2.1 Sampah (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah).

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu tujuan penelitian ini akan mengkaji secara keseluruhan terhadap fenomena yang sebelumnya belum diteliti dengan menggabungkan antara orientasi

Dosen Asing Pendidikan yang selanjutnya disingkat DAPd adalah yang terlibat dalam kegiatan pendidikan baik di kelas, laboratorium, studio, dan di tempat

Orang Lampung Saibatin pada dasarnya dapat diketahui dengan kesempatan untuk menduduki atau meningkatkan kedudukan dalam adat diperoleh dari keturunan, dan hanya

koordinasi motorik halus Anak belum mampu Mengkombinasikan warna krayon dalam melukis alat- alat kebersihan sehingga masih membutuhkan arahan guru. 2 Fajar

Berdasarkan penelitian in vitro efek inhibisi alfa glukosidase daun Benalu Kersen yang telah dilakukan sebelumnya, penulis melakukan uji efek penurunan kadar

Sejalan dengan hal tersebut, dalam rangka mewujudkan organisasi yang proporsional, efektif dan efisien serta diharapkan dapat menjalankan tugas dan fungsi sesuai

Kegiatan : Perencanaan Penambahan Gedung Kantor Samsat Kota Kendari Prov.. Uraian Pekerjaan

Upin dan Ipin adalah dua orang saudara kembar asal melayu yang tinggal bersama kakak dan opah mereka dalam sebuah rumah di Kampung Durian Runtuh.. Mereka