• Tidak ada hasil yang ditemukan

tugas kuliah sistem standar pendidikan i

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "tugas kuliah sistem standar pendidikan i"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL WAWANCARA ANALISIS STANDAR PROSES SMA NEGERI 7 PONTIANAK

I. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa setiap satuan Pendidikan pada jenjang Pendidikan dasar dan menengah harus menyusun kurikulum dengan mengacu kepada Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pengelolaan, Standar Proses, dan Standar Penilaian, serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.

Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang ditetapkan berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 merupakan salah satu acuan utama bagi satuan Pendidikan dalam keseluruhan proses penyelenggaraan pembelajaran, mulai dari perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Pemberlakuan standar proses pada satuan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan mutu lulusan dalam mencapai standar kompetensi lulusan yang pada akhirnya mampu meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu, proses pembelajaran di setiap SMA harus menerapkan prinsip pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat masing-masing. Selain itu, proses pembelajaran harus dilaksanakan secara fleksibel dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang tersedia baik di dalam maupun di luar sekolah. Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa standar proses memiliki peran yang sangat penting dalam keseluruhan proses pencapaian standar nasional pendidikan lainnya.

(2)

pada berbagai ketentuan yang ditetapkan dalam standar proses. Sebagian besar guru belum memahami manfaat/kegunaan hasil analisis standar proses dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, mereka juga belum memahami tata cara pelaksanaan analisis standar proses.

Dengan begitu perlu diadakannya analisis standar proses untuk lebih mengetahui bagaimana pelaksanaan standar proses secara nyata oleh sekolah-sekolah.

II. Tujuan Wawancara

Tujuan wawancara untuk memperoleh data dan informasi tentang kondisi ideal (sesuai tuntutan standar proses atau merujuk profil SKM yang dikembangkan oleh Direktorat PSMA), kondisi riil (kekuatan dan kelemahan di setiap SMA), kesenjangan (tantangan nyata yang dihadapi sekolah), dan rencana tindak lanjut (upaya yang harus dilakukan oleh sekolah sesuai dengan skala prioritas) dalam rangka pencapaian standar proses, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian,dan pengawasan.

III. BENTUK WAWANCARA

Wawancara langsung dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu(prepare question interview)

IV. Metode Wawancara

1.Wawancara informasi

Wawancara informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan.

2.Triangulasi

(3)

VI. Dasar Teori

Proses pembelajaran diawali dengan perencanaan, dilanjutkan dengan pelaksanaan, diteruskan dengan penilaian. Bagian akhirnya adalah pengawasan. Hal itu ditegaskan oleh PP 19/2005, pasal 19, ayat (3), “Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien” .Perencanaan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan bersama dengan pendidik. Perencanaan itu berbentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pada pasal 20, PP 19/2005 ditegaskan, “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.

(4)

penyusunan kurikulum di tingkat satuan pendidikan adalah kepala satuan pendidikan. Recana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun oleh pendidik berdasarkan karakteristik peserta didik yang berada di kelasnya. Penyusunan RPP pada dasarnya dilakukan secara individu, meskipun tidak dilarang secara berkelompok. Jika RPP yang bermasalah berarti yang beratanggung jawab adalah pendidik. Jadi di dalam perencanaan proses pembelajaran sudah terlihat dikotomus (pemisah) tanggung jawab antara kepala satuan pendidikan dengan pendidik.

(5)

(1) ruang lingkup kerja kepengawasan

(2) program atau perencanaan pengawasan

(3) pelaksanaan, pelaporan, dan tindaklanjut kegiatan kepengawasan.

Dengan tiga sistematika berpikir itu, diharapkan bahan ini dapat dijadikan sebagai landasan berpikir untuk melaksanakan kegiatan kepengawasan pada satuan pendidikan baik oleh pengawas sekolah maupun oleh kepala satuan pendidikan.

2. Ruang Lingkup Kerja Kepengawasan

Ada lima lingkup kerja kepengawasan proses pembelajaran. Kelima lingkup itu adalah pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut. Hal itu tertuang di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41/2007 tentang Standar Proses seperti berikut ini:

Pemantauan

(1) Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.

(2) Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.

(3) Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan. Supervisi

(1) Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pem¬belajaran.

(2) Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi.

(6)

Evaluasi

(1) Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.

(2) Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:

a) membandingkan proses pembelajaran yang dilak¬sanakan guru dengan standar proses,

b) mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pem¬belajaran sesuai dengan kompetensi guru.

(3) Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Pelaporan dan Tindak Lanjut

Kepala satuan pendidikan, pengawas sekolah, dan pemangku pendidikan memiliki peta yang jelas tentang kompetensi pendidik di sekolah itu. Pelaporan hasil pengawasan merupakan bagian yang amat penting dari kegiatan pengawasan. Terlaksana tidaknya pengawasan satuan pendidikan teraktulisasi dalam laporan. Kegiatan kepengawasan dilaksanakan tetapi tidak ada laporan, dari kaca administrasi sama dengan tidak ada kegiatan. Selain itu, laporan adalah bentuk pertanggungjawaban pengelola pendidikan tehadap pemangku kepentingan. Hal yang tidak dapat diabaikan adalah, menyusun dan menyampaikan laporan adalah kewajiban bagi setiap orang yang diberi kepercayaan untuk melakukan kegiatan. Oleh karena itu, pelaporan adalah bagian yang amat penting dari kegiatan kepengawasan. Substansi laporan kepengawasan adalah hasil pemantauan, hasil supervisi, dan hasil evaluasi.

Seperi dijelaskan sebelumnya, antara pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran memiliki hubungan hierarkis, hubungan atas bawah. Selain itu, di dalamnya ada data atau informasi yang bermakna. Hal yang dilaporkan adalah data atau informasi yang telah diberi makna oleh pengawas atau kepala satuan pendidikan. Data dan informasi itu diharapkan dapat dijadikan landasan untuk mengambil keputuan bagi pengampu pendidikan atau yang berkepentingan dengan pendidikan. Tentu saja, laporan ditata dalam bentuk sistematika yang sesuai dengan kaidah-kaidah laporan formal.

(7)
(8)

VIII. PEDOMAN WAWANCARA

I. Identitas Informan

Nama :Tahjudin S.Pd

Jenis Kelamin :Laki-laki

Pendidikan :Sarjana Pendidikan Matematika

Umur :34 tahun

Jabatan :Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Pontianak.

IX. SETTING

A.Wawancara dilakukan pada :

A. Hari :Jum’at ,21 Oktober 2011 B. Waktu :08.00-10.00 WIB

C. Tempat:kantor guru,SMA Negeri 7 Pontianak

B.IDENTITAS PEWAWANCARA

Nama :Fitri Apriani Pratiwi

Jenis Kelamin :Perempuan

(9)

X. HASIL WAWANCARA

Standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 Pasal 1ayat 1.

Berikut ini merupakan hasil wawancara analisis pengaplikasian standar proses di SMA Negeri 7 Pontianak:

A.Perencanaan Proses Pembelajaran

Perencanaan proses pembelajaran di SMA Negeri 7 meliputi silabus dan rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK),kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.Keseluruhan dari komponen ini telah lengkap terdapat pada rpp maupun silabus.

Guru-guru menyusun RPP untuk setiap KD yang terdiri atas sejumlah indikator pencapaian yang dalam implementasinya dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Namun dalam penyusunan silabus masih banyak guru yang memulai pembuatan silabus dengan proses adopsi dan adaptasi silabus yang sudah ada.Dampak dari mengadopsi silabus yang sudah ada sangatlah tidak baik karena justru menghambat kreatifitas guru dan proses pembelajaran.Sebuah kontekstual yang hanya baik secara teoritis tapi pada saat proses pengaplikasiannya pasti tidak bisa mencapai target maksimal sesuai tujuan pembelajaran karena silabusnya hanya sekedar menjiplak,otomatis sang guru tidak menguasai secara keseluruhan dan mendalam.Selain itu apabila silabus maupun Rpp tidak dibuat oleh guru yang bersangkutan maka tidak akan bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik,serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi akan sulit untuk dicapai.

(10)

B. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Pelaksanaan Proses Pembelajaran meliputi persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Untuk persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran di SMA Negeri 7 adalah kurang memenuhi syarat karena jumlah peserta didik perombongan belajar adalah 32-35 peserta didik.seharusnya tidak lebih dari 32 peserta didik ,solusinya perlu diadakan penyesuaiaan secara bertahap untuk mengurangi penerimaan peserta didik

Mengenai beban kerja,guru tlah melakukannya mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran,menilai hasil pembelajaran,membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan, sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dalam 1(satu) minggu.Dan kegiatan pokok dengan baik dan sesuai dengan waktu kerja yang diwajibkan.

Guru juga telah menggunakan buku yang sesuai dengan KTSP,selain itu guru juga menggunakan buku panduan guru,buku pengayaan,buku refrensi dan sumber buku lainnya.Beberapa contoh buku yang digunakan untuk mengajar oleh salah seorang guru kimia antara lain:Kimia dan Kecakapan hidup untuk SMA penerbit ganeca,Kimia untuk kelas XI penerbit Erlangga,Kimia Untuk SMA kelas XI penerbit Aneka ilmu,Cerdas Belajar Kimia penerbit Grafindo dan masih banyak buku referensi yang digunakan.Keseluruhan buku kimia tersebut memiliki standar KTSP sesuai dengan ketetapan Menteri Pendidikan.Guru juga memberikan kebebasan pada peserta didikanya untuk memilih salah satu buku yang akan digunakannya sesuai dengan kemampuan pemahaman dia dan kenyamanan dia dalam memahami isi buku tersebut.

Para peserta didik juga diperbolehkan memiliki buku lain yang berbeda dengan gurunya asalkan berkaitan dengan mata pelajaran yang berseangkutan.Ini semua demi memperkaya ilmu para peserta didik dan agar mereka terbiasa mencari informasi dengan berbagai sumber dan akses yang bisa digunakan.

(11)

Solusinya dalam kegiatan pembelajaran guru wajib membawa RPP sebagai kontrol dalam pelaksanaan pembelajaran agar waktu pelaksaan pembelajaran selalu tepat pada waktunya dan target pencapaian kompetensi dapat diraih.Akan tetapi guru telah berusaha meselaraskan eksplorasi,elaborasi dan konfirmasi dalam kegiatan inti pembelajaran sehingga kegiatan inti menjadi lebih baik.

Mengenai pengelolaan kelas juga telah dilakukan dengan baik oleh guru.Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik dan mata pelajaran.Hal ini bertujuan agar para siswa dapat saling sharing kemampuan bidang studi masing-masing saat proses pembelajaran berlangsung sehingga terjalin kerjasama yang baik antara teman sebangku yang memiliki kemampuan berbeda di mata pelajaran berbeda untuk saling berbagi.Ini akan mempercepat pemahaman siswa untuk mempelajari pelajaran yang dianggap sulit namun dapat dipecahkan bersama teman sebangkunya.Selain itu guru mempunyai tujuan yakni agar peserta didik lebih membaur dan lebih bersolidaritas antar teman.Namun pergantian tempat duduk tidak akan dipaksakan oleh guru apabila murid merasa tidak nyaman dengan teman sebangkunya maka dia juga punya hak untuk duduk ditempat yang dianggapnya lebih tepat namun dengan alasan yang logis dan tidak mengurangi suasana kondusif kelas.

Kenyamanan proses pembelajaran dikelas juga didukung oleh guru yang dapat menciptakan suasana yang kreaktif,menarik dan tetap kondusif sehingga tidak membosankan untuk para peserta didik selama pelajaran berlangsung tepat sesuai waktu yang dijadwalkan.

C Penilaian Hasil Pembelajaran

Penilaian Hasil pembelajaran adalah Kegiatan sistematik sebagai tolak ukur untuk menentukan angka pada obyek. berhubungan dengan kuantitatif dan kualitatif. Dar hasil wawancara dan pengamatan berikut ini merupakan prosedur penilaian hasil pembelajaran yang digurnakan para guru SMA Negeri 7 Pontianak.

(12)

yang berbeda. Asumsi tersebut mengindikasikan perlunya program perbaikan atau remedial.

Agar sistem penilaian memenuhi prinsip kesahihan dan keandalan, maka hendaknya memperhatikan :

1. Menyeluruh 2. Berkelanjutan

3. Berorientasi pada indicator ketercapaian 4. Sesuai dengan pengalaman belajar Aspek yang diujikan :

1. Proses belajar, yaitu seluruh pengalaman belajar siswa

2. Hasil belajar, ketercapaian setiap kompetensi dasar, baik kognitif, afektif maupun psikomotor.

2. Sistem penilaian berdasarkan 3 aspek 2.I Kognitif

Kognitif yang meliputi sbb:

- Pengetahuan (recalling), kemampuan mengingat (misalnya: nama ibu koota, rumus)

- Pemahaman (Comprehension), kemampuan memahami (misalnya: menyimpulkan suatu paragraf)

- Aplikasi (application), kemampuan penerapan (misalnya : menggunakan suatu informasi / pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah).

- Analisis (Analysis), kemampuan menganalisa suatu informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil (misalnya : menganalisis bentuk, jenis atau arti suatu puisi).

- Sintesis (syntesis). Kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan (misalnya : memformulasikan hasil penelitian di

laboratorium)

(13)

2.2 Afektif

Afektif yang meliputi sbb:

- Menerima (receiving) termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, respon, control dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

- Menanggapi (responding): reaksi yang diberiokan: ketepatan aksi, perasaan, kepuasan dll.

- Menilai (evaluating):kesadaran menerima norma, system nilai dll.

- Mengorganisasi (organization): pengembangan norma dan nilai organisasi system nilai

- Membentuk watak (characterization): system nilai yang terbentuk mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku

2.3 Psikomotor

Psikomotor merupakan tindakan seseorang yang dilandasi penjiwaan atas dasar teori yang dipahami dalam suatu mata pelajaran.

Ranah psikomotor : - Meniru (perception)

- Menyususn (Manipulating)

- Melakukan dengan prosedur (precision)

- Melakukan dengan baik dan tepat (articulation) - Melakukan tindakan secara alami (naturalization)

3.PENILAIAN BERBASIS KELAS

Penilaian kelas adalah pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan keputusan (nilai) hasil belajar siswa berdasarkan tahapan belajarnya. Berorientasi pada kompetensi, mengacu pada patokan, ketuntasan belajar, dilakukan dengan berbagai cara. Dilakukanmelalui kumpulan kerja siswa (portopolio), hasil karya (products), penugasan (projects), Unjuk kerja (performances) dan tes tulis (paper & pen).

Tujuan Penilaian Kelas :

(14)

3. finding-out(menemukan kelemahan & keslahan dalam pembelajaran) 4. summing-up (menyimpulkan pencapaian kompetensi peserta didik) Manfaat : informasi, umpan balik, memantau kemajuan, umpan balik bagi guru, informasi kepada orang tua dan komite sekolah.

- Fungsi Penilaian Kelas :

1. Alat menetapkan siswa dalam penguasaan kompetensi 2. Sebagai bimbingan

2. Melalui unjuk kerja (performance) 3. Melalui penugasan (project) 4. Melalui hasil kerja (Product) 5. Melalui tes tertulis (paper & pen)

4. SISTEM PENILAIAN

4. 1 Sistem penilaian berkelanjutan

Tindak lanjut hasil pengujian :

a. remedial, bagi siswa yang belum mencapai batas ketuntasan minimal. b. Pengayaan, siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal, penguatan dengan memberi tugas membaca, tutor sebaya, diskusi, mengerjakan soal namun tidak mempengaruhi nilai hanya diungkapkan dalam keterangan profil hasil belajar.

c. Percepatan, yakni bagi siswa yang telah mencapai ketuntasan maksimum

4. 2 Sistem pengujian akhir

Batas lulus biasanya 75% mengasai materi ujian.

5. JENIS TAGIHAN DAN BENTUK INSTRUMEN

Jenis Tagihan : 1. Kuis

(15)

3. ulangan harian 4. tuigas individu 5. tugas kelompok 6. ulangan semester 7. ulangan harian

Bentuk instrument : lisan, kuis, jawaban singkat atau lisan singkat, pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, uraian obyektif, uraian non obyektif (uraian bebas), performans dan portofolio.

Teknik yang digunakan : tes dan non tes

Tes : lisan, tertulis, perbuatan.

Non tes :

- Pengamatan(motivasi, minat, strategi belajar, kesulitan yang dihadapi, serta kegiatan dalam praktek lapangan)

- dokumentasi (melihat karya siswa baik individu maupun kelompok)

- dan portofolio (kumpulan hasil karya, tugas, pekerjaan siswa yang disusun berdasarkan urutan kategori kegiatan.

Prosedur-prosedur penilaian diatas sudah dilakukan dengan baik.Namun terdapat kekurangan yaitu hasil penilaian pembelajaran tidak ditindaklanjuti dengan analisis yang dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam program perbaikan proses pembelajaran bagi guru.Solusinya adalah Kepala Sekolah melakukan pemeriksaan dan pemantauan perkembangan hasil belajar peserta didik dari guru sebagai info/data keberhasilan pembelajaran agar guru lebih terpacu untuk melakukan analisis terhadap hasil pembelajaran sebagai tolak ukur perbaikan dalam proses pembelajaran.

4.Pengawasan Proses Pembelajaran

Berikut ini merupakan prosedur pengawasan proses pembelajaran di SMA Negeri 7 berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan data yang diperoleh:

(16)

pendidikan, penilaian administrasi dan akademik, dan pelaporan pelaksanaan program pengawasan.

Pengawas satuan pendidikan berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang pengawasan akademik dan manajerial pada sejumlah satuan pendidikan yang ditetapkan yang pada kakekatnya adalah memberi bantuan profesional kesejawatan yang dilaksanakan melalui dialog kajian masalah pendidikan dan atau pengembangan serta implementasinya dalam upaya meningkatkan kemampuan profesional dan komitmen guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya di sekolah guna mempertinggi prestasi belajar peserta didik dan kinerja sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, relevansi, efisiensi, dan akuntabilitas pendidikan

Pengawasan meliputi 4 tahap yakni:

a. Pemantauan, dilakukan:

a. pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil pembelajaran. b. dengan cara diskusi kelompok, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara ,dan dokumentasi.

c. oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah.

b. Supervisi, dilakukan:

a. pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil pembelajaran. b. dengan cara pemberian contoh/simulasi, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. c. oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah.

c. Evaluasi, dilakukan:

1) untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil belajar.

2) dengan cara membandingkan proses pembelajaran dengan standar proses, mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru.

3) memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Bagian V Pengawasan proses Pembelajaran

(17)

A. Tugas pokok pengawas sekolah mencakup enam dimensi utama, yakni mensupervisi (supervising), memberi nasehat (advising), memantau (monitoring),

membuat laporan (reporting), mengkoordinir (coordinating), dan memimpin

(performing leadership). Keenam hal tersebut secara rinci disajikan dalam tabel berikut.

Tabel Dimensi Tugas dan Sasaran Pengawasan

Dimensi Tugas Pengawas

3. Tim kerja sekolah dan staf,

4. Komite sekolah, dan

5. Orang tua siswa

Memantau 1. Penjaminan/standar mutu pendidikan,

2. Proses dan hasil belajar peserta didik,

3. Pelaksanaan ujian,

(18)

2. Kegiatan antarsekolah

3. Kegiatan pre/inservice training bagi guru dan Kepala Sekolah, dan pihak lain.

4. Pelaksanaan kegiatan inovasi sekolah

Memimpin 1. Pengembangan kualitas SDM di sekolah binaan

2. Pengembangan sekolah

3. Partisipasi dalam kegiatan manajerial Dinas Pendidikan,

4. Berpartisipasi dalam perencanaan pendidikan di Kabupaten/Kota,

5. Berpartisipasi dalam seleksi calon kepala sekolah/ madrasah,

6. Berpartisipasi dalam merekrut personil proyek atau program-program khusus pengembangan mutu sekolah, semester (c) rencana kepengawasan akademik (RKA) dan (d) rencana kepengawasan manajerial (RKM). Program pengawasan tahunan disusun dengan cakupan kegiatan pengawasan pada semua sekolah di tingkat kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun. Program pengawasan tahunan disusun dengan melibatkan sejumlah pengawas dalam satu Kabupaten/Kota untuk setiap jenjang pendidikan. Program pengawasan semester merupakan penjabaran program pengawasan tahunan pada masing-masing sekolah binaan selama satu semester yang disusun oleh masing-masing pengawas. Program pengawasan semester disusun oleh setiap pengawas sesuai kondisi obyektif sekolah binaanya masing-masing.

(19)

kegiatannya dengan menyusun program kerja pengawasan yang jelas, terarah, dan berkesinambungan dengan kegiatan pengawasan yang telah dilakukan pada periode sebelumnya. Dalam konteks manajemen, program kerja pengawasan sekolah mengandung makna sebagai aplikasi fungsi perencanaan dalam bidang pengawasan sekolah.

Secara umum, program pengawasan sekolah sekurang-kurangnya memuat komponen pokok sebagai berikut:

1. Aspek/masalah, berupa identifikasi hasil pengawasan sebelumnya sebagai prioritas dalam rencana pengawasan (pembinaan, pemantauan, penilaian)

2. Tujuan pengawasan yang hendak dicapai.

3. Indikator keberhasilan, berupa target yang ingin dicapai

4. Strategi/metode kerja/teknik supervisi, seperti monitoring dan evaluasi, refleksi dan

Focused Group Discussion, metode delphi, workshop, kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antar kelas, supervisi kelompok, dll)

5. Skenario kegiatan, berupa langkah atau tahapan supervisi yang sistematis dan logis yang disesuaikan dengan jadwal dan waktu.

6. Sumber daya yang diperlukan, dapat berupa bahan, fasilitas, manusia.

7. Penilaian dan instrumen, jenis dan bentuk disesuaikan dengan aspek/masalah yang akan diselesaikan.

8. Rencana tindak lanjut, dapat berupa pemantapan, perbaikan berkelan-jutan disesuaikan dengan metode pengawasan.

C Isi Pokok dan Alur Penyusunan Program

Isi pokok kegiatan yang akan dituangkan dalam program kerja pengawasan tahunan ada empat macam, yaitu:

1. Identifikasi hasil pengawasan pada tahun sebelumnya dan kebijaksanaan di bidang pendidikan

(20)

3. Perumusan rancangan program pengawasan tahunan

4. Pemantapan dan penyempurnaan rancangan program pengawasan tahunan.

Keempat hal tersebut secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut.

Penyusunan program pengawasan agar lebih terfokus dapat dituangkan dalam bentuk matriks, sebelum diuraikan secara naratif. Salah satu model format adalah sebagaimana contoh berikut ini.

(21)

D. PELAPORAN

Setelah di SMA Negeri7 melakukan pemantauan,supervisi dan evaluasi pembelajaran yang memiliki data yang saling berhubungan.Maka data yang telah diberi tanda oleh kepala satuan pendidikan akan dilaporkan. Data dan informasi itu disajikan dalam bentuk yang sistematik dan formall dan diharapkan dapat dijadikan landasan untuk mengambil keputuan bagi pengampu pendidikan atau yang berkepentingan dengan pendidikan.

E. TINDAK LANJUT

Bagian akhir akhir dari kegiatan kepengawasan adalah tindak lanjut. Tindak lanjut yang dilakukan meliputi tiga hal yakni:

(22)

(b)Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada pendidik yang belum memenuhi standar.

(c) pendidik diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.

Pada hakikatnya, tindak lanjut adalah kesinambungan dari kegiatan evaluasi.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa SMA Negeri 7 Pontianak telah mencapai kondisi cukup baik karena sudah mengacu sesuai tuntutan standar proses atau merujuk profil SKM yang dikembangkan oleh Direktorat PSMA,dalam rangka pencapaian standar proses, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian,dan pengawasan.Walaupun masih ada beberapa kekurangan antara lain:

1.Dalam pembuatan silabus masih banyak guru yang memulai dengan proses adopsi dan adaptasi silabus yang sudah ada.

2.Dalam pelaksanaan proses pembelajaran,ditinjau dari jumlah peserta didik rombongan yang tidak sesuai dengan ketetapan.

3.Antara kegiatan pendahuluan,inti dan penutup belum sesuai dengan pemetaan waktu yang disusun dalam Rpp.

(23)

Saran

Gambar

Tabel Dimensi Tugas dan Sasaran Pengawasan

Referensi

Dokumen terkait

tingkat keyakinan 95%, dengan kata lain tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel kemandirian terhadap tingkat materialitas atau seorang auditor yang

Penelitian ini hanya meneliti variabel ukran perusahaan, solvabilitas, profitabilitas, opini audit, reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP), kompleksitas operaasi

LKS boleh melakukan konversi dengan membuat akad (membuat akad baru) bagi nasabah yang tidak bisa menyelesaikan/ melunasi pembiayaan murabahahnya sesuai jumlah dan

Although the intent of this book isn’t to provide exhaustive JavaScript language coverage that you could read about in JavaScript: The Defini- tive Guide , you may find it

kemudian ilmuwan menanyakan apakah memungkinkan untuk meningkatkan kualitas DNA, apa bila bisa maka cara membuat DNA tersebut akan seperti apa.. Disebut juga dengan

(1) Kemandirian belajar adalah usaha individu mengandalkan kemampuan atau kekuatan dalam diri untuk menyelesaikan proses belajar dengan baik yang bercirikan memiliki

peroksida terhadap perubahan warna dan kekuatan parfum sabun mandi padat. Soft silk 150 g dan sabun cuci padat Saba

Berbagai Kegiatan Yang Dilakukan Oleh MUIPB Yang Berhubungan Dengan Misi Keempat Organisasi .... Keterkaitan Misi Dengan Kegiatan MUIPB