• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adopsi Sistem ERP Pada Aplikasi Pengadaa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Adopsi Sistem ERP Pada Aplikasi Pengadaa"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Adopsi Sistem ERP Pada Aplikasi Pengadaan Aset Tetap Pada Sebuah Perusahaan

Media Cetak

Muhammad Faiq Nadhir*), Magdalena Karismariyanti**)

Komputerisasi Akuntansi, Telkom University

E-Mail: *faiqnadhir@students.telkomuniversity.ac.id, **magdalena@tass.telkomuniversity.ac.id2

Abstrak

Aplikasi Pengadaan Aset Tetap adalah aplikasi pengelolaan kegiatan pengadaan dari proses permintaan barang hingga barang tersebut diterima dengan mempertimbangkan

pencatatan akuntansi. Dari delapan (8) siklus pengadaan (procurement) di salah satu

sistem ERP, yaitu SAP, diadopsi enam (6) proses bisnisnya menjadi sebuah aplikasi. Pendekatan pengembangan perangkat lunak menggunakan Software Development Life Cycle dengan metode waterfall. Pemodelan aplikasi menggunakan Unified Modeling Language. Use Case dan Class Diagram digunakan pada tahap analisis. Perancangan basis data menggunakan Entity Relationship Diagram. Tahap implementasi kode program menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan Framework Codeigniter dan DBMS MySQL. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan hasil manual dengan hasil dari aplikasi dengan tujuan pembuatan sistem tersusun secara sistematis. Aplikasi ini telah diuji dengan menggunakan metode Black Box Testing. Hasil fungsionalitas aplikasi yang ditawarkan dapat berjalan baik

seperti mampu untuk mengelola kegiatan procurement seperti proses permintaan

barang, purchase order, goods receipt, invoice verification, payment processing dan

mampu melakukan proses monitoring dan persetujuan untuk kegiatan procurement

dan mampu menghasilkan laporan kepemilikan aset dan jurnal akuntansi yang

dihasilkan oleh kegiatan procurement.

Kata kunci: Siklus SAP, Pengadaan, Jurnal Umum, Codeigniter, Web, Sistem

Informasi Akuntansi

1.

PENDAHULUAN

Integrasi menjadi key success factor

untuk perusahaan dalam menghadapi

persaingan bisnis. Dukungan sistem

terintegrasi dengan berbagai proses yang generik diberikan oleh berbagi vendor sistem

Enterprise Resource Planning (ERP). ERP dapat mengintegrasikan proses internal [5] dalam skala perusahaan dengan cakupan luas [8].

Perusahaan ABC bergerak di bidang

media cetak sejak 2 Febuari 1973.

Perusahaan yang berlokasi di Kalimantan Barat ini merupakan salah satu media jaringan dari Jawa Pos Group. Untuk mendukung pekerjaan, masing-masing divisi dapat mengajukan kebutuhan barang maupun

peralatan kerja. Divisi Human Resource

Department (HRD) dan Umum sebagai salah satu divisi yang bertanggung jawab untuk melakukan proses tersebut. Kebutuhan di tiap divisi disampaikan melalui telepon, dicatat

secara manual oleh bagian tersebut, dan divisi yang mengajukan barang perlu melakukan konfirmasi pemenuhan barang

melalui telepon. Proses pengadaan

membutuhkan waktu satu minggu atau lebih, tergantung dari nilai nominal transaksi. Barang dengan nilai di bawah Rp 5.000.000,-

procurement diproses dalam satu minggu, sedangkan barang dengan nominal di atas Rp 5.000.000,- membutuhkan waktu lebih dari

satu minggu. Proses pengadaan

membutuhkan pendokumentasian yang baku atas bukti transkasi proses permintaan, pembeliaan dan penerimaan barang.

Komunikasi via telepon dengan

frekuensi tinggi dari divisi yang

membutuhkan barang dengan Divisi HRD dan Umum berdampak pada produktifitas kerja. Pendokumentasian dokumen dilakukan secara fisik atas hasil proses internal atau eksternal, sehingga proses pencarian data maupun status pengadaan dan tidak dapat

(2)

monitoring via telepon dan

pendokumentasian secara fisik tesebut

memang sudah lazim dalam perusahaan tersebut namun prosesnya kurang efektif.

Selama ini tahapan procurement belum

didukung dengan melibatkan teknologi secara maksimal sehingga sering timbul indikasi tidak transparan proses. Manager HRD dan Umum juga sulit untuk melakukan monitoring dan persetujuan atas pengadaan barang secara cepat dan tepat.

Dalam mencapai tujuan supaya proses pengadaan menjadi lebih efisien, lebih transparan dengan proses pengadaan terbuka, diperlukan sistem pengadaan terintegrasi. Adopsi sistem ERP dapat meminimalkan biaya operasional [5], namun dalam proses implementasinya dapat mengeluarkan biaya yang mahal dan beresiko [8]. Untuk menekan resiko, diperlukan pemahaman dan kejelasan proses dan aliran kerja dari berbagai divisi [4].

2.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan berdasarkan satu lokasi studi kasus perusahaan yang belum menggunakan teknologi informasi pada proses pengadaan barang. Obyek penelitian ini adlah perusahaan media cetak di Kalimantan Barat. Penelitian dilakukan dalam waktu ± enam bulan. Pendekatan pengembangan perangkat lunak Software

Development Life Cycle (SDLC)

menggunakan metode waterfall dengan

pemodelan object oriented. Unified Modeling

Language digunakanuntuk pemodelan object oriented . Tahapan Waterfall yang digunakan meliputi analisis kebutuhan: Use Case dan Class Diagram, desain sistem: Diagram Relasi Entitas, Pengembangan Sistem dan Pengujian.

2.1. Siklus Pengadaan Aset Dan Dampak

Pencatatan Akuntansi

Adopsi sistem ERP, perusahaan dapat memenuhi berbagai kegiatan dalam proses pengadaan yang berasal dari berbagai divisi di perusahaan dan dapat meminimalisasi proses yang tidak diperlukan [5]. Dampak

positif lainnya adalah meningkatnya

produktifitas perusahaan [4], meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan, dan menekan biaya [6].

Gambar 1. Siklus Pengadaan di SAP

A. Demand of Determination

Proses awal pengadaan, yaitu Demand

of Determination.Aktivitas menentukan

kebutuhan barang untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan [11]. Kebutuhan

berasal sistem otomatis dari proses

peramalan penjualan maupun kebutuhan operasional dimana aktivitas yang proses internal perusahaan [2].

B. SourceDetermination

Perusahaan mengirimkan permintaan

penawaran harga (Request For

Quotation/RFQ) [2] kepada rekanan pemasok maupun pemasok baru yang potensial [11].

C. Supplier Selection

Proses supplier selection memutuskan

pemasok yang memenuhi spesifikasi

kebutuhan pengadaan di perusahaan [11]. Simulasi dari RFQ dapat mempertimbangkan

faktor: kualitas barang, keberlanjutan

penyediaan barang, ketepatan waktu

pengiriman, layanan purna jual dan

kemudahan pembayaran [12]. Pemasok yang tidak dipilih, diinformasikan penolakan atas RFQ, dan yang diterima ditindahlanjuti

dengan Purchase Order [2].

D. Purchase Order Processing

Proses ini berbentuk pembuatan kontrak

pembelian (Purchase Order/PO) untuk

menyediakan barang/jasa pada waktu yang telah disepakati.

E. Order Monitoring

Order Monitoring dimulai pada saat PO

dibuat. Proses ini digunakan untuk

menelusuri kegiatan dan tanggal dari rantai

proses procurement. Ketidaktepatan antara

kesepakatan PO dengan proses yang terjadi

dapat segera ditindaklanjuti dengan

perubahan tanggal, pembatalan pesanan, melakukan PO ulang, maupuan meminta

(3)

F. Goods Receipt

Beberapa dokumen yang diterima harus

diperiksa seperti surat jalan, salinan resi

pengiriman barang (Bills of Lading),

Inspection Sheet atau Checklist dan salinan

Purchase Order. Secara proses akuntansi

pada saat proses Goodss Receipt diakui

sebagai penerimaan aset dari proses

Purchase Order. [12]

G. Invoice Verification

Verifikasi faktur dilakukan oleh bagian

pembelian dan bagian gudang. Pada

umumnya proses Invoice Verification terjadi

bersamaan dengan proses Goods Receipt,

dimana faktur dapat merepresentasikan

pemenuhan kewajiban poemasok atas

Purchase Order. Secara Proses akuntansi ketika penerimaan faktur diakui juga

timbulnya Accounts Payable sejumlah

dengan nominal yang tertera pada faktur. [3]

H. Payment Processing

Hasil dari pencatatan ini akan

diserahkan ke bagian keuangan untuk kemudian dilakukan pembayaran dengan

sebelumnya membandingkan dengan

menggunakan metode 2 way matching

membandingkan Invoice dengan laporan

penerimaan barang yang berasal dari bagian

pembelian dan gudang. Proses pembayaran

Purchase Order tergolong kepada

pembayaran utang kepada pemasok. [12]

Hasil dari pencatatan akuntansi dari

proses Goods receipt, Invoice Verification,

dan Payment Processing dapat dilihat pada tabel I.

(4)

3.

PEMBAHASAN

3.1. Analisis Kebutuhan: Use Case dan

Class Diagram

Diagram UML pada tahap analisis ini:

Use Case Diagram (Gambar 2) dan Class Diagram (Gambar 4) [9]. Use Case Diagram yang dibuat untuk aplikasi ini dideskripsikan

sebuah interaksi antara satu atau lebih actor.

Gambar 4 adalah Class Diagram yang

dapat mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat diantara mereka.

3.2. Desain Sistem: Diagram Relasi Entitas

Entity Relationship Diagram yang digunakan dalam perancangan basis data [10].

ERD tersebut diimplementasikan

menggunakan MySQL dan menghasilkan 14 tabel yang berasal dari entitas maupun

kardinalitas relasi many-to-many. Diagram

Relasi dari MySQL dapat dilihat pada gambar 3.

3.3. Pengembangan Sistem dan Pengujian

Aplikasi berbasi web dikembangkan

dengan Codeigniter Version 2 dan

terintergrasi dengan DBMS MySQL.

Codeigniter memiliki konsep pola

pemograman Model View Controller (MVC),

[7]. Berikut ini adalah halaman dashboard

Staff HRD dan Umum yang mengelola proses pengadaan yang dapat mengakses

menu request, purchaseorder, goodsreceipt,

invoiceverification danpaymentprocessing.

Gambar 5 Halaman Dashboard Aplikasi

Halaman antar muka dashboard aplikasi

yang telah dibangun dapat dilihat pada gambar 5. Menu utama pada halaman ini

mengimplementasi hasil analisis

fungsionalitas pada pembahasan analisis kebutuhan.

(5)

Pengujian dibuktikan dengan membandingkan proses manual dengan proses yang ada pada aplikasi. Pengujian aplikasi hanya ditampilkan untuk poin 3, 5 dan 6.

1. Pengujian Proses Manual Untuk Request

Pada tanggal 4 Mei 2015 Faiq

melakukan Request untuk Drawmer DS-201

sebanyak 2 unit untuk kebutuhan siaran

langsung dan Muhammad melakukan

Request Cabling set sebanyak 6 Unit untuk

kegiatan marketing.

Tabel 2 Pengujian Proses Manual Untuk Request

ID Request Tgl Request Pengguna Nama Barang Jumlah

R-01 04/05/2015 Faiq Drawmer DS-201 2

R-02 04/05/2015 Nadhir Cabling set 6

2. Pengujian Proses Manual Untuk

Purchase Order

Pada Tanggal 5 Mei 2015 Request untuk

Faiq dan Muhammad di proses Purchase

Order kepeda pihak pemasok yakni Toko Elektronik.

Tabel 3. Pengujian Proses Manual untuk Purchase Order

ID Purchase Order: 20150505001 Nama Supplier: Toko Elektronik Tgl Purchase Order: 05/05/2015

Nama Barang Jumlah

Drawmer DS-201 2

Purchase Order 20150505001 dan menerima 3 Unit Cabling set di tanggal 11 Mei 2015.

Tabel 4. Pengujian Proses Manual untuk Goods Receipt

Tabel 5. Jurnal Atas Transaksi Goods Receipt

Tanggal Keterangan Reff Debit Kredit

11/05/2015 Goodss Receipt 102 40.000.000 -

GR/IR 400 - 40.000.000

11/05/2015 Goodss Receipt 102 1.500.000 -

GR/IR 400 - 1.500.000

4. Pengujian Proses Manual Untuk Invoice

Verification

Pada Tanggal 11 Mei 2015 Menerima

Invoice untuk Purchase Order dari ID

20150608001 sebesar 43.000.000 dari

pemasok.

Tabel 6. Pengujian Proses Manual untuk Invoice Verification

IN-01 11/05/2015 20150608001 43.000.000

Tabel 7.Jurnal Atas Transaksi Invoice Verification

Tanggal Keterangan Reff Debit Kredit

11/05/2015 GR/IR 400 43.000.000 -

Accounts

Payable 200 - 43.000.000

5. Pengujian Proses Manual Untuk

Pembayaran

Pada tanggal 15 Mei 2015 dilakukan

pembayaran untuk Invoice atas ID Invoice

IN-01 dengan Total 43.000.000

Tabel 8. Pengujian Proses Manual untuk Pembayaran

PY-01 15/05/2015 IN-01 43.000.000

Tabel 9. Jurnal Atas Transaksi Pembayaran

Tanggal Keterangan Reff Debit Kredit

15/05/2015 Accounts

Payable 400 43.000.000 -

Cash 200 - 43.000.000

Pengujian manual Tabel IX menghasilkan jurnal seperti gambar 6.

Gambar 6 Pengujian Jurnal atas Transaksi Pembayaran

Pengujian fungsionalitas Payemnt

Processing pada aplikasi berhasil

mengeluarkan keluaran yang sama antara manual dan aplikasi, serta menampilkan

Jurnal Payemnt Processing.

6. Pengujian Proses Manual Untuk Order

History

Berikut adalah History atas Request yang

telah di Request oleh pemohon terdapat pada

Gambar 7.

(6)

Pengujian fungsionalitas Order History

pada aplikasi berhasil mengeluarkan keluaran sesuai kebutuhan.

7. Pengujian Black Box Testing

Fungsionalitas pada aplikasi ini diujikan

dengan menggunakan metode Black Box

Testing untuk semua form yang memiliki

proses input data, antara lain : request,

purchase order, goods receipt, invoice verification dan payment processing. Berikut

adalah salah satu Black Box Testing untuk

fungsionalitas Purchase Order.

Tabel 10. Black Box Testing Fungsionalitas Purchase Order

Nama

Kosong Muncul kesalahan

Tampil pesan kesalahan

Berhasil

Terisi Berhasil

disimpan Tersimpan Berhasil

Nama Barang

Kosong Muncul kesalahan

Tampil pesan kesalahan

Berhasil

Terisi disimpan Berhasil Tersimpan Berhasil

Jumlah Barang/ Total Barang

Kosong Muncul kesalahan

Tampil pesan kesalahan

Berhasil

Terisi Berhasil

disimpan Tersimpan Berhasil

Huruf Muncul

Angka disimpan Berhasil Tersimpan Berhasil

Simbol Muncul kesalahan

Tampil pesan kesalahan

Berhasil

Pengujian fungsionalitas Purchase

Order dilakukan secara black box testing

pada aplikasi bahwa pengujian berhasil 100%.

4.

KESIMPULAN

Aplikasi ini mampu untuk mengelola

kegiatan pengadaan barang dengan

mengadopsi siklus pada ERP sistem, yaitu

pengelolaan Request Pengadaan, Purchase

Order, Kelola Order Monitoring, Goods Receipt, Invoice Verification, dan

Pembayaran. Pencatatan akuntansi dilakukan

secara simultan dan dapat dilihat dalam Jurnal Umum. Proses pengadaan dapat dimonitor oleh pemohon dan penanggung jawab proses. Proses pengadaan yang terintegrasi multi-divisi dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan.

5. REFERENSI

[1] SAP, SCM500 Processes in Procurement.

Germany: SAP AG, 2006.

[2] SAP, SAP01-SAP Fundamental:Participant

Handbook.: SAP AG, 2006.

[3] PK Agrawal, SAP MM Invoice Verification :

Technical Reference And Learning Guide. Dehli: PHI Learning Pvt. Ltd., 2015.

[4] Anoud I. Bani-Hani, Chris Hinde, and Thomas W. Jackson, "Economic Benefits of an ERP System to a Low Tech SME," in

International Conference on Knowledge Management and Information Sharing, 2012, pp. 285-289.

[5] Jeongwook Khang and Yungmok Yu, "A Case Study on the Procurement Process Development in The Public Enterprise

Through ERP Adoption," in International

Public Procurement Conference, vol. 4th, Seoul, 2010, pp. 6-2.

[6] C. McCue and A. V. Roman, "E-Procurement: Myth Or Reality?," in Journal of Public Procurement, 2012, pp. 212-238.

[7] Adi Nugroho, Perancangan dan

Implementasi Sistem Basis Data.

Yogyakarta: CV Andi Offset, 2011.

[8] Pak-Lok Poon and Yuen Tak Yu,

"Procurement of Enterprise Resource

Planning Systems: Experiences with Some

Hong Kong Companies," in Proceedings of

the 28th International Conference on Software Engineering, Shanghai, 2006, pp. 561-568.

[9] Gary Shelly and Harry J. Rosenblatt,

Systems Analysis and Design, 9th ed.: Cangage Learning, 2012.

[10] Irna Yuniar and Magdalena Karismariyanti,

Perancangan Basis Data. Bandung:

Depublish, 2013.

[11] Irna Yuniar and Rini Handayani, "E-Procurement Application Design for Micro and Small Enterprise in Indonesia," in The International Conference on Engineering and Applied Science, 2014.

[12] Ehap Sabri, Arun Gupta, and Michael

Beitler, Purchase Order Management Best

Gambar

Gambar 1. Siklus Pengadaan di SAP
Gambar 3 Diagram Relasi Antar Tabel
Gambar 4 Class Diagram
Tabel 10. Black Box Testing

Referensi

Dokumen terkait

Seiring dengan perkembangan zaman tatanan kehidupan masyarakat Gampong Baro memiliki solidaritas yang tinggi antarmasyarakat, dimana kegiatan-kegiatan sosial

Tugril Beik bin Mikail bin Saljuk (w. Selama satu abad kaum Saljuk ini berusaha menyatukan benua Asia sebagai kawasan mayoritas Muslim, dari batas ujung timur Afghanistan

Kristal yang berukuran besar dan keterdapa- tan mineral yang jarang ditemui pada batuan lain menjadikan pegmatit sebagai “rumah” dari batu mulia ( gemstone ).. Beberapa

Objek merupakan konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif, umumnya memiliki ciri (i) berwujud frasa

Secara konsep ada beberapa hal yang harus dijawab terlebih dahulu sebelum melakukan menu enginering yakni: (i) Berapakah harga yang paling menguntungkan bagi sebuah menu; (ii)

Citra penginderaan jauh bersifat permanen sehingga mudah digunakan untuk kajian / penelitian; Citra penginderaan jauh dapat memberikan gambaran 3 dimensional apabila

Discretionary accruals adalah komponen akrual yang berada dalam kebijakan manajemen, artinya manajer memberikan intervensinya dalam proses pelaporan keuangan,

Berdasarkan hasil pengujian Atterberg terlihat bahwa akibat adanya penambahan kadar arang tempurung pada tanah, maka terjadi pengurangan pada batas cair (LL) dan