1
Pengaruh Densitas Arus Listrik
Terhadap Kinerja Sistem Elektrolisis Air Suhu Tinggi
Menggunakan
Molten Salt Nuclear Reactor
(MSR)
Andang Widi Harto1), Arnoldus Lambertus Dipu2), Alexander Agung3) 1)
Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
andangftn@yahoo.com
2)
Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia 3)
Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
a_agung@gmail.com
Abstrak. Pada penelitian ini dirancang sebuah sistem kopel antara Molten Salt Reactor (MSR) dengan sebuah instalasi produksi hidrogen suhu tinggi dengan laju produksi hidrogen sebesar 5 kg/s. Penggunaan energi listrik dan energi panas untuk mendukung terjadinya proses elektrolisis sepenuhnya disuplai dari MSR. Pada penelitian ini ingin diketahui pengaruh variasi densitas arus listrik yang disuplai ke dalam sel-sel electrolyzer terhadap kinerja electrolyzer dalam memproduksi hidrogen setiap satuan waktu. Variasi densitas arus listrik dengan rentang 7000 A/m2 – 9000 A/m2 dilakukan pada tekanan operasional 10 atm dan fraksi massa hidrogen 0,3. ari penelitian ini dapat diketahui bahwa kenaikan densitas arus listrik mereduksi penggunaan panjang sel electrolyzer namun menurunkan efisiensi total sistem. Efisiensi total tertinggi yang mampu dicapai oleh sistem kopel antara MSR dengan instalasi produksi hidrogen adalah 74,68117 % pada suplai densitas arus listrik sebesar 7000 A/m2.
Kata kunci : MSR, electrolyzer, elektrolisis air, densitas arus listrik, efisiensi
Abstract. At this research, have done successful a schema of coupled system between Molten Salt Reactor and the electrolysis plant for hydrogen production at the rate of 5 kg/s. Electrical and heat energy for electrolysis process are supplied by MSR. At this research would be known the effect of variation of current density which enter the cells of electrolyzer to performance of electrolyzer in producing hydrogen each hour. Variation of current density conducted at 7000 A/m2 – 9000 A/m2 with operational pressure 10 atm and hydrogen mass fraction is 0.3. From this research can be conclude that increasing current density will reduce the use of length of electrolyzer cell but the other hand will decrease the total efficiency. The highest total efficiency can be reached by the coupled system is 74.68117 % occur when current density which enter electrolyzer is 7000 A/m2.
Keywords : MSR, electrolyzer, water electrolysis, current density, efficiency
1. Pendahuluan
Hidrogen menjadi perhatian serius para pengembang energi terbarukan di negara-negara maju selain karena lebih bersih dan ramah lingkungan karena pada penggunaanya hanya akan menghasilkan sisa berupa uap air serta memiliki kandungan energi per satuan massa sangat besar dibandingkan dengan bahan bakar lainnya (Kato, 2004).
Gambar 1. Molten Salt Reactor (Forsberg et al., 2004)
3
2. Produksi hidrogen dengan elektrolisa air
Elektrolisis air suhu tinggi adalah proses pemecahan molekul air menjadi molekul hidrogen dan oksigen dengan memanfaatkan energi listrik dan energi termal. Umpan masuk electrolyzer berupa (H2+H2O) dalam fase uap. Energi listrik dan energi
termal digunakan untuk memecahkan ikatan molekul H2O menjadi molekul H2 danO
2-. Selanjutnya ion-ion O2- selanjutnya bermigrasi melewati membran elektrolit untuk mencapai sisi anoda sesuai prinsip fisika electron-hole. Setelah mencapai sisi anoda, ion-ion O2- akan melepaskan elektron dan membentuk molekul oksigen.
Reaksi pemecahan molekul air menjadi hidrogen dan oksigen mengikuti persamaan reaksi sebagai berikut.
Katoda : H2O(g) + 2e
Kebutuhan energi untuk reaksi elektrolisis dirumuskan dengan persamaan berikut.
S fungsi suhu. Pada suhu semakin tinggi ΔG (yang disuplai dengan energi listrik) semakin berkurang sedangkan TΔS (yang disuplai dengan energi termal) semakin bertambah. Sementara itu peningkatan densitas arus akan meningkatkan rugi-rugi tahanan listrik yang berubah menjadi energi kalor. Peningkatan densitas arus akan mengubah perimbangan energi masukan berupa energi kalor dan energi listrik.
Karena reaktor nuklir pada dasarnya menghasilkan energi langsung berupa energi kalor dan harus menggunakan mesin kalor untuk mengkonversi energi kalor menjadi energi listrik, maka semakin besar fraksi energi kalor yang disuplai ke sistem elektroliser akan mengurangi kebutuhan untuk mengkonversi energi. Hal ini berarti peningkatan fraksi suplai energi kalor akan meningkatkan efisiensi
Penelitian dilakukan secara numerik dengan menyelesaian persamaan neraca massa keseluruhan, neraca energi pada elektroliser, alat penukar kalor, pompa-pompa. Berdasarkan hal ini, dapat dihitung kebutuhan energi persatuan massa yang diperlukan untuk produksi hidrogen.
Efisiensi pada sistem produksi hidrogen dirumuskan sebagai berikut.
⎟
3. Hasil Dan Pembahasan
Pada penelitian ini, kondisi operasi dirancang sedemikian rupa agar electrolyzer
mampu memproduksi hidrogen dengan laju produksi 5 kg/s. Kondisi operasi dan geometri electrolyzer agar mampu memproduksi hidrogen 5 kg/s diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel V.1. Kondisi Operasidan Geometri Electrolyzer
Item Nilai
Tekanan operasi (Pa) 1013250
Suhu fluida (H2+H2O) masuk electrolyzer (°C) 900
Laju massa fluida (H2+H2O) masuk electrolyzer (kg/s) 90,5419
Fraksi massa hidrogen masuk electrolyzer 0,3
Fraksi massa hidrogen keluar electrolyzer 0,6259
Densitas arus listrik rerata tiap sel (A/m2) 7000-9000
Jumlah sel 50000
Luas permukaan aliran fluida O2 (m 2
) 7,8540x10-5
Luas permukaan aliran fluida (H2+H2O) (m 2
) 1,6761x10-4
a. Pengaruh densitas arus terhadap ukuran geometri elektroliser
Gambar 3. menunjukkan hubungan antara densitas arus terhadap panjang sel elektroliser. Terlihat bahwa kenaikan densitas arus listrik berbanding terbalik dengan perubahan geometri panjang sel electrolyzer. Hal ini berarti semakin tinggi densitas arus yang diberikan, ukuran geometri elektroliser menjadi semakin kecil.
b. Pengaruh Densitas Arus Listrik terhadap Daya Ideal Reaksi Elektrolisis
Grafik pada Gambar 4. menunjukan pengaruh densitas arus listrik terhadap daya ideal reaksi elektrolisis. Daya listrik ideal adalah daya listrik minimum yang harus disuplai ke dalam sel-sel electrolyzer agar proses elektrolisis dapat berlangsung dengan asumsi tidak terjadi rugi-rugi irreversible. Daya termal ideal adalah daya termal yang berasal dari daya termal heat exchanger dan daya termal akibat rugi-rugi irreversible. Dari Gambar 4. dapat dilihat bahwa kebutuhan daya ideal untuk reaksi elektrolisis terus meningkat dengan semakin meningkatnya densitas arus listrik.
y = 4E-08x2 - 0.0011x + 14.004
6800 7300 7800 8300 8800 9300
Densitas Arus Listrik (A/m2)
Pa
Gambar 3. Pengaruh Densitas Arus Listrik terhadap Panjang Sel Electrolyzer untuk Diameter
Sel Electrolyzer Sebesar 7,9528 m
33
6800 7300 7800 8300 8800 9300
Densitas Arus Listrik (A/m2)
Da
Daya Termal Ideal Daya Listrik Ideal
Reg. Daya Termal Ideal Reg. Daya Listrik Ideal
Gambar 4. Pengaruh Densitas Arus Listrik terhadap Daya Ideal Reaksi Elektrolisis pada
5
c. Pangaruh Densitas Arus Listrik terhadap Tegangan Irreversible
Tegangan irreversible adalah tegangan yang dibutuhkan untuk mengatasi rugi-rugi yang berupa rugi-rugi-rugi-rugi ohmic akibat adanya hambatan listrik pada katoda, anoda, elektrolit serta interkoneksi, rugi-rugi akibat adanya gradien konsentrasi pada permukaan elektroda dan rugi-rugi akibat aktivitas molekular pada permukaan anoda. Gambar 5 dan Gambar 6 menunjukkan pengaruh peningkatan densitas arus listrik terhadap kenaikan tegangan irreversible.
-0.000015
6800 7300 7800 8300 8800 9300
Densitas Arus Listrik (A/m2)
T
Tegangan Aktivasi Katoda Tegangan Aktivasi Anoda
Tegangan Molekular Katoda Reg. Tegangan Aktivasi Katoda
Reg. Tegangan Aktivasi Anoda Reg. Tegangan Molekular Katoda
Gambar 5. Pengaruh densitas Arus Listrik terhadap Tegangan Irreversible
6800 7300 7800 8300 8800 9300
Densitas Arus Listrik (A/m2)
Te
Gambar 6. Pengaruh Densitas Arus Listrik terhadap Tegangan Ohmic
d. Pengaruh Densitas Arus Listrik terhadap Suplai Daya Termal
Gambar 7. menunjukkan kebutuhan daya termal sebagai fungsi densitas arus. Dapat dilihat bahwa dengan semakin meningkatnya nilai densitas arus listrik maka pemanfaatan daya termal semakin menurun. Hal ini karena pada densitas arus listrik tinggi rugi-rugi irreversible semakin meningkat. Rugi-rugi tersebut, selanjutnya digunakan sebagai tambahan daya termal pada proses elektrolisis.
0.65
Rentang Densitas Arus Listrik (A/m2)
K
Gambar 7. Densitas Arus Listrik vs Kebutuhan Daya Termal
e. Pengaruh Densitas Arus Listrik terhadap Efisiensi Produksi Hidrogen
72.80
6800 7300 7800 8300 8800 9300
Densitas Arus Listrik (A/m2)
Efi
Efisiensi Total Efisiensi Transfer Energi
Efisiensi Instalasi Produksi Hidrogen Reg. Efisiensi Total
Reg. Efisiensi Transfer Energi Reg. Efisiensi Instalasi Produksi Hidrogen
Gambar 8. Pengaruh Densitas Arus Listrik terhadap Efisiensi Produksi Hidrogen
y = -1E-08x2 - 0.0002x + 77.007
6800 7300 7800 8300 8800 9300
Densitas Arus Listrik (A/m2)
Efi
Gambar 9. Efisiensi Total vs Densitas Arus Listrik
Efisiensi total yakni efisiensi antara instalasi produksi hidrogen dengan reaktor nuklir (sistem kopel) menunjukan tendensi yang sama dengan efisiensi pada transfer energi yakni menunjukkan grafik penurunan seiring dengan semakin meningkatnya suplai densitas arus listrik (Gambar 9.).
4. Kesimpulan
Telah berhasil dirancang sebuah sistem kopel antara Molten Salt Reactor
dengan sebuah instalasi produksi hidrogen suhu tinggi. Laju produksi hidrogen yang dihasilkan pada sistem kopel tersebut adalah 5 kg/s. Ada beberapa kesimpulan penting yang dapat ditarik dari penelitian ini yaitu peningkatan densitas arus listrik akan :
a. menurunkan efisiensi total sistem produksi hidrogen dengan MSR. b. menurunkan kapasitas penggunaan daya termal dari heat exchanger. c. menyebabkan kenaikan daya termal yang berasal dari rugi-rugi irreversible.
5. Ucapan terima kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada yang telah berperan dalam membantu penulisan ini.
6. Daftar Pustaka
Forsberg, C. W., Peterson, P. F., Zao, H., 2004, An Advanced Molten Salt Reactor Using High-Temperature Reactor Technology, Pennsylvania.
Jensen, S. H., and Mogensen, M., 2004, Perspectives of High Temperature Electrolysis Using SOEC, Materials Research Department, Risø National Laboratory, DK-4000 Roskilde, Denmark.
Kato, Y., 2004, Hydrogen Career System for Fuel Cell Vehicles, Research Laboratory for Nuclear Reactors, Tokyo Institute of Technology, Japan.
Py, J.P., and Capitaine, A., hydrogen production by high temperature electrolysis of water vapour and nuclear reactors, Available from www.cder.dz/A2H2/WHEC2006/S05.pdf, Accessed February 22, 2008.