• Tidak ada hasil yang ditemukan

158 PERILAKU TRANSGENDER (WARIA) DALAM UPAYA PENCEGAHAN HIVAIDS DI PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN TAHUN 2016 Mestika Rija Helti1 , Asfriyati2 , Abdul Jalil AA2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "158 PERILAKU TRANSGENDER (WARIA) DALAM UPAYA PENCEGAHAN HIVAIDS DI PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN TAHUN 2016 Mestika Rija Helti1 , Asfriyati2 , Abdul Jalil AA2"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

158

PERILAKU TRANSGENDER (WARIA) DALAM UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS DI PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN TAHUN 2016

Mestika Rija Helti 1, Asfriyati 2, Abdul Jalil AA 2 1Alumni Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat USU-Medan

2Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat USU-Medan

ABSTRACT

The sexual life of homosexuals has a high impact on the infection of HIV/AIDS because of the habit of changing partners. There are 421 new cases of HIV/AIDS in Medan. The data of IMS/VCT Clinic of Teladan Puskesmas finds one person dies because of HIV/AIDS. This finding will become a serious problem if there are no measures taken.

The objective of the research was to find out the behavior transgender in an attempt to prevent from HIV/AIDS at Teladan Puskesmas, Medan, in 2016. The research used a qualitative method, using homosexuals in Medan as informants. The data were gathered by conducting in-depth interviews with homosexuals with the criteria which had been determined by choosing the respondents, using purposive sampling technique.

The result of the research showed that although the respondents had understood the symptom, infection, prevention, the knowledge of condom, the attitude toward the prevention from HIV/AIDS,. In preventing from HIV/AIDS in which the number of different sexual intercourses in three month, the respondents should use condoms, do sport, take antibiotic, take traditional medicines, examine their health in CVT Clinic, and get condoms from LSM GSM.

It is recommended that the homosexuals make the habit of clean and health life behavior, avoid free sex, use condoms in sexual intercourse, either with their customers or with their permanent mates. Health care providers should prevent from HIV/AIDS through approaching program and assisting should go on in order to decrease new cases of HIV/AIDS and the risk for death as low as possible.

Keywords: HIV/AIDS, Transgender, Prevention

PENDAHULUAN

HIV/AIDS (Human

Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan masalah kesehatan di dunia sejak tahun 1981, penyakit ini berkembang secara pandemik. Obat dan vaksin untuk mengatasi masalah tersebut belum ditemukan, yang dapat mengakibatkan kerugian tidak hanya dibidang kesehatan tetapi juga di bidang sosial, ekonom, politik, budaya dan demografi (Depkes RI,2010). HIV adalah epidemic yang sudah berkembang menjadi krisis global. Penyakit ini juga memiliki “window

periode” dan fase asimptomik (tanpa gejala) yang relatif panjang dalam perjalanan penyakitnya hal tersebut diatas menyebabkan pola perkembangannya seperti fenomena gunung es (iceberg phenomena) (Depkes, RI, 2010).

Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es, yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil dari pada jumlah sebenarnya. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia yang sebenarnya belum diketahui secara pasti. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 kasus baru HIV

JURNAL STIKNA

(2)

positif terdapat 29.037 kasus meningkat pada tahun 2014 yaitu 32.711 kasus. Sementara kasus AIDS pada tahun 2013 yaitu 10.163 kasus dan pada tahun 2014 yaitu 5.494 kasus.

Fenomena LGBT Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) selalu menjadi persoalan isu kemarjinalan dibicarakan sampai saat ini mereka masih dianggap menyimpang dan tidak mengikuti norma-norma lurus, kebijakan yang terkait dengan hak-hak LGBT cukup bervariasi, dengan adanya sejumlah komisi nasional yang mengakui dan memberikan dukungan bagi kelompok LGBT, serta mengungkapkan dukungan resmi bagi kelompok LGBT karena wabah HIV (USAID, 2012).

Keberadaan kaum transgender seperti waria di Indonesia masih di lihat sebelah mata. Tidak sedikit dari kita menganggap jijik dan sinis. Padahal transgender ini amat rentan mengalami diskriminasi dan tindak kekerasan. Mereka kerap menjadi korban kekerasan dan pembunuhan, baik dari perorangan, aparat hukum, atau kelompok anti waria atas dasar kebencian dan prasangka buruk.

Berdasarkan faktor resiko, Infeksi HIV dominan terjadi pada heteroseksual sebanyak 8.922 kasus, diikuti kelompok-kelompok lain-lain sebanyak 4.793 kasus, pengguna napza suntik (penasun) sebanyak 1.348 kasus, dan kelompok lelaki yang berhubungan sek dengan lelaki (LSL) sebanyak 2.518 kasus. Sedangkan berdasarkan kelompok resiko, Kasus AIDS paling banyak terjadi pada kelompok heteroseksual (61,5%) diikuti pengguna narkoba jenis (IDU) sebesar 15,2%, dan homosksual 2,4% . Faktor resiko tak diketahui sebanyak (17,1%) (Kemenkes RI, 2014).

Dalam perilaku dalam melakukan hubungan seksual, hampir 90% waria pertama kali berhubungan seksual dengan laki-laki sebagian besar mengaku memiliki pasangan tetap, yaitu seorang laki-laki hal ini sesuai teori yang menyatakan bahwa kelompok waria secara psikologisnya menyerupai wanita dimana dia akan memiliki ketertarikan seksual kepada laki-laki (Koeswinarno, 2004).

Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Utara (2013) terdapat penambahan kasus baru HIV sebanyak 727 kasus dan AIDS sebanyak 4.628 kasus. Beberapa kabupaten/Kota yang memiliki jumlah kasus HIV/AIDS tinggi adalah kabupaten/kota dengan layanan VCT dan Infeksi menular seksual (IMS). Penderita baru HIV/AIDS, 3 tertinggi tahun 2013 secara berturut – turut adalah kota Medan yaitu 421 kasus atau sekitar 37.39%, Kabupaten Deli Serdang sebanyak 189 kasus (16.96%) dan kota Pematang Siantar sebanyak 100 kasus (8.97%) dari total keseluruhan penderita baru.

Upaya pengendalian HIV/AIDS dilakukan secara terintegrasi dengan melibatkan lintas program dijajaran kesehatan, lintas sector dan pihak terkait lainnya termasuk organisasi sosial masyarakat (LSM),dengan harapan pelaksanaan program pengendalian HIV/AIDS akan mampu berjalan efektif dalam upaya membatasi laju penyebaran Infeksi HIV/AIDS (Kemenkes, 2011).

Kota Medan terus berupaya meningkatkan langkah dalam pencegahan penularan HIV/AIDS. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan sudah menambah jumlah klinik Voluntary Counseling Test(VCT) hingga 50%, satu diantaranya VCT di Puskesmas Teladan, Pusesmas Teladan sudah memiliki klinik VCT sejak Tahun 2012 lalu. Klinik VCT sebelumnya hanya melakukan tes darah tetapi saat ini sudah sampai pada tahap pengobatan. Selain itu rata-rata kunjungan pasien ke VCT per hari 10 orang lebih. dan ada 65 orang yang meminum ARV (antiretro Viral/obat HIV/AIDS), terdiagnosa HIV merupakan faktor risiko heteroseksual sebanyak 4,55% , LSL (lelaki suka lelaki) sebanyak 28,6 %, WPS (wanita pekerja seksual) sebanyak 1,3% dan biseksual yang berusia produktif sebanyak 7,8%. Puskesmas Teladan juga memberikan layanan kegiatan promosi dan pendistribusian penggunaan kondom secara konsisten, layanan konseling dan tes HIV secara rutin pada kelompok beresiko termasuk kepada transgender dan mitra intimnya.

(3)

dengan menggunakan kondom. Akan tetapi berdasarkan hasil Surveilans Terpadu Biologis Perilaku (2007) pada kelompok berisiko terutama waria diketahui bahwa penggunaan kondom pada waria masih rendah, tidak mencapai 50%. Hal ini disebabkan karena posisi tawar waria yang rendah terhadap pelanggan, faktor ekonomi dan kepuasan seks (Depkes RI, 2007).

Dikota Medan, waria berkumpul dalam suatu organisasi kelompok dukungan sebaya salah satunya Gerakan Sehat Masyarakat (GSM) yang diketuai oleh dr.Yeni adapun anggota GSM adalah sebanyak 37 orang. Berdasarkan penjajakan dilapangan sebagian besar waria sudah memiliki pengetahuan baik tentang pencegahan penyakit HIV. Hal ini memungkinkan untuk tertular HIV/AIDS sangat besar. Berdasarkan data dari klinik IMS/VCT Puskesmas Teladan bahwa ditemukan 1 orang waria meninggal dunia dengan AIDS pada Tahun 2015.

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Perilaku Transgender (waria) dalam upaya pencegahan HIV/AIDS di Puskesmas Teladan Kota Medan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan paradigm interpretative. Penelitian dilakukan di Puskesmas Teladan Kota Medan.

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober 2016 sampai Juni 2016. Informan utama dalam penelitian ini mereka adalah Transgender (waria). Sumber data transgender(waria), LSM, Puskesmas, KPA (Komisi Penanggulangan AIDS).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perilaku Seksual yang Beresiko pada Waria

Terjadinya waria disebabkan oleh faktor biologis, psikologis dan sosiologis. Waria memiliki konsep diri yang rendah karena mengalami kebingungan dalam menentukan identitas seksualnya, menyebabkan waria tidak bisa diterima

dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Akibatnya tekanan sosial dalam bentuk stigma dan diskriminasi kerap menimpa waria.

Aktifitas Seksual

Perilaku seksual yang dilakukan waria dalam penelitian ini adalah oral seks, onani, hingga anal seks. Kegiatan seksual mereka biasa dimulai dari onani yaitu waria rnerangsang alat kelamin kliennya dengan menggunakan tangan setelah itu baru dilakukan oral seks. Setelah oral seks maka dilakukan teknik anal seks yaitu memasukkan alat kelamin klien ke anus waria, teknik ini merupakan teknik yang paling digemari klien sebagai cara pemuasan nafsu seks.

Kegiatan seksual yang dilakukan para informan tidak jauh berbeda antara yang satu dengan yang lain saya memulai percakapan dengan beberapa waria : Wawancara dengan ST;

Jujur kak kalau aku sering melakukan seks jenis oral pasangan ku, pasanganku melakukan anal dengan ku lupa sich berapa kali yang penting dalam 1 minggu adalah kami begituan,begitu sich yang sering aku lakukan, apalagi kalau cowok yang aku suka aku akan service habis-habisan itu cowok sampai dia,..hahahah baru-baru ini aku kenalan dengan cowok brondong (aliasABGumur18Tahun)ganteng

orangnya,iih…gemes aku lihat dia,..malah sama anak itu sering aku kasih duit sama dia, asalkan dia mau eike meong (oral) kak,..wkwkwkwk” “kalau aku kak sering mengoral sama di anal, kalau aku di oral ya gak la kak,..sama aja la aku kayak cowok,

Wawancara dengan MN

(4)

pelanggan kerumah marni tapi itu biasanya pelanggan yang sudah sering pake marni, kalau dirumah bayarannya 150.000 s/d 200.000 kak, marni lebih senang kalau ada pelanggan yang mau kerumah kita gak capek cuma layani satu orang, tapi kalau pelanggan gak kenal atau baru-baru ya di sini kak (samping Trankindo)(Marni) ". "Gak semua mau kak pakai kondom, ya pintar-pintar kitalah kak, kadang kalau kliennya gak mau, ya udah gpp kak, asalkan cocok harga. Pertama ya marni tawar-tawarin dulu kak, mau gak mereka bayar sesuai yang kita tawarkan, nah setelah itu marni bawa ke belakang, pertama kita gosok-gosok kak, terus dikocok , baru dihisap-hisap barang yang dia punya . Setelah tegang barang mereka baru kita pakaikan kondom, lo gak mau ya udah gpp. Baru setelah itu marni nungging , barangnya masuk ke pantat Gitulah kak, enak juga kalau kliennya ganteng" “kadang kadang marni sering kibulin pelanggan pada waktu oral, barangnya sudah tegang marni masukkan kondom melalui mulut marni sambil menjilati alat kelaminnya, mana terasa kalau sudah terasa kondom kan licin dia kira juga air ludah, tempatnya gelap, kalau main belakang pelanggan gak mau pake marni kibulin juga , bokong marni ini besar jadi sering marni jepit kuat-kuat serasa pelanggan masuk ke belakang padahal Cuma cela-cela aja, jadi harus pinter-pinter kak kecuali pelanggan mau bayar mahal baru marni gak pakai kondom.” Pertama eike cium kak, tangan ku meremes barangnyanya baru ku isap uda tegang, dia pun uda menggeleper wkwkwkwk, baru dimasukkannya ke pantatku, pas lagi tinggi mana ingat jorok kak,hihihi kita cuci sebelum berhubungan.”.

Pencegahan HIV

HIV adalah virus yang menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk system kekebalan tubuh. Manusia terkena virus HIV, tidak langsung menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang

cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk berubah menjadi AIDS yang mematikan

Waria berada diantara populasi terinveksi HIV terbesar. Hasil survei keseliatan juga membuktikan bahwa telah banyak data yang menyatakan waria telah banyak yang mengidap HIV positif. Hal ini merupakan resiko yang terjadi pada waria yang pekerjaannya sebagai pekerja seksual yang merupakan bentuk dari diskriminasi pekerjan sosial yang dihadapi oleh waria sehingga menyebabkan waria memilili menjadi pekerjaan seks.

Pencegahan yang dilakukan waria masih beragam seperti olah raga dengan teratur dapat meningkatkan kekebalan tubuh hal ini menurut waria dapat menjadi salah satu cara pencegahan untuk terhindarnya dari HIV. Hal ini diungkapkan oleh Anggra “ aku suka berolah raga kak, biar badanku tetap fit imun tubuhku kuat jadi gak gampang terserang penyakit HIV (Anggra)”

Menurut dr.Suharto yang dikutip dalam seminar dengan topic Olah raga untuk orang dengan HIV/AIDS(ODHA), orang yang hidup dengan virus HIV, cepat atau lambat akan mengalami penurunan ketahanan tubuh, upaya yang bisa dilakukan dengan meningkatkan daya tahan tubuh melalui berbagai cara yang berkaitan dengan gaya hidup sehat. Seperti latihan fisik yang baik dan benar akan meningkatkan imun seseorang, olah raga yang bisa dilakukan tidak boleh melebihi batas kemampuannya.

(5)

siang 1 kali , malam 1 kali tapi kalu aku gak tidur dirumah sering aku double kan bawang putihnya kadang ku blender ku kasih madu dikit.air sirsak juga kan anti oksidan rutin juga aku minumnya, mamak ku malah ikut-ikutan minum daun sirsak kan anti kolesterol juga.

Sirsak memiliki nama latin Annona muricata L dan berasal dari keluarga Annonaceae.Tanaman sirsak berasal dari Karibia, Amerika tengah dan Amerika Selatan.. Kandungan senyawa buah sirsak yang sangat bermanfaat bagi kesehatan , Daun sirak mengandung acetogenis, gigantetronin, annocatalin, annohexocin, annomuricin, annocatacin, gentisic acid, anonol, annonacin, caclourine, muricapentocin, dan linolic acid. Yang berfungsi menjaga kesehatan melalui system kekebalan tubuh atau sistem imun manusia.(Beck, 2014)

Berbagai jenis barang pribadi seperti sikat gigi, alat cukur dan handuk, dapat menular melalui benda-benda pribadi tersebut, penyakit HIV bisa menular dengan berbagai alat cukur, cukuran biasanya pasti akan meyebabkan luka, walaupun sedikit ada darah tersisa, HIV dan hepatitis bisa menular melalui darah yang tinggal di alat pisau cukur tersebut, jika terjadi luka dan iritasi menyebabkan kulit terbuka sehingga memudahkan masuknya virus melalui perlukaan.

Hal lain yang dilakukan dalam pencegahan HIV adalah perawatan rutin yang dilakukan waria. Waria sudah memahami bahwa pemeriksaan rutin dapat mencegah terjadinya HIV seperti yang di ungkapkan DL : “ Kalau aku malah sering memeriksan diri semakin kita tahu cepat semaki besar harapan hidup kita, seperti aku sangat beresiko untuk tertular dengan aktifitas sex ku yang sering dengan berganti-ganti pasangan”, “Aku memeriksakan diri 3 bulan sekali , takut juga apalagi aku punya teman yang terjangkit HIV, makanya aku takut kalau kupikir dia bukan waria PSK tapi dia suka gonta ganti pacar, memang sich dulunya dia perna pacaran sama cowok dengan perilakunya pakai narkoba, dia tahu tapi karna cinta ya gitu tetap aja pacaran dia sama cowok itu, aku memang gak suka

sama cowok yang make narkoba takut aku,”.

Pada infeksi atau masuknya HIV kedalam tubuh manusia dikenal adanya periode jendela (window period). Yaitu masa dimana orang tersebut telah terinfeksi HIV, tetapi bila dilakukan pemeriksaan darahnya maka belum menunjukkan hasil apa-apa (masih negatif) yang berarti zat anti bodi terhadap HIV belum terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium. Sehingga walaupun dalam masa periode jendela, orang tersebut sudah menjadi sumber penularan. Ia dapat menularkan virusnya kepada orang lain pada setiap kesempatan yang memungkinkan terjadinya penularan.

Pemeriksaan yang dilakukan waria pada Puskesmas Teladan didapatkan secara cuma-cuma, sehingga meningkatkan perilaku waria untuk melakukan pemeriksan rutin.

Pengetahuan tentang HIV/AIDS Waria sudah mengetahui pengertian, gejala, penularan, pencegahan, cara berhubungan seks yang aman dari penularan HIV/AIDS serta pengetahuan waria tentang kondom didapatkan waria melalui kegiatan penyuluhan dan pemberian informasi dari kelompok dampingan atau berbagai seminar yang mereka ikuti. Waria pada penelitian ini sudah memiliki komunitas sendiri yang bernama GSM.

Sikap waria tetap bergaul apabila ada teman waria ang menderita HIV/AIDS tetapi tetap harus berhati-hati seperti yang di ungkapkan MN : “HIV itu tidak menular jika kita jumpa atau berjabat tangan dengan penderita yang terkena HIV, jadi menurut ku tidak perlu menjauhi tapi kita tetap waspada saja“

(6)

Walaupun pengetahuan mereka baik dan sikap mereka yang mendukung pencegahan HIV belum tentu mempengaruhi mereka untuk menggunakan kondom saat berhubungan seksual. Sebagian besar waria yang berhubungan seksual dengan pacarnya tidak menggunakan kondom. Mereka merasa aman dan percaya kepada pacarnya tidak akan tertular HIV. Hasil penelitian juga didapatkan bahwa tidak ada waria yang diteliti yang mengalami HIV/AIDS, hasil ini didapatkan melalui laporan hasil test di klinik VCT Puskesmas Teladan.

KESIMPULAN Aktifitas Seksual

Perilaku seksual yang dilakukan waria dalam penelitian ini adalah oral seks, onani, hingga anal seks. Kegiatan seksual mereka biasa dimulai dari onani yaitu waria rnerangsang alat kelamin kliennya dengan menggunakan tangan setelah itu baru dilakukan oral seks, dimana waria menghisap air mani dengan mulut hingga tuntas setelah terjadi ejakulasi baru penis dilepaskan.

Dibandingkan aktifitas seksual lainnya, aktifitas seksual yang melibatkan penetrasi ke anus mempunyai risiko tertinggi dalam risiko penularan penyakit menular seksual, seperti HIV, herpes kelamin, kutil kelamin, klamidia, hepatitis B, gonore, dan sifilis. Orang yang melakukan seks melalui anal 30 kali lebih berisiko terkena HIV dibanding yang melakukan penetrasi melalui vagina. Paparan human papillomavirus (HPV) dapat memicu pertumbuhan kutil pada dubur hingga kanker anus.

Tidak seperti vagina yang terlindungi pelumas, penetrasi pada anus dapat merusak jaringan di dalamnya. Menggunakan pelumas tidak akan mencegah risiko kerusakan jaringan anus. Kondisi ini juga membuat bakteri dan virus dapat masuk dengan mudah ke pembuluh darah sehingga mempercepat penyebaran infeksi menular seksual, termasuk HIV.

Pasangan Seksual

Dari hasil wawancara dengan responden kebanyakan dari pelanggan atau

pasangan seksual waria lelaki remaja seperti kita ketahui remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan, karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri dan juga sering menimbulkan masalah.

Perilaku Pencegahan

Pengetahuan yang dimiliki oleh waria mengenai pencegahan HIV sudah cukup baik dan sudah memiliki sikap yang baik. Pengetahuan mengenai HIV mereka peroleh melalui sosialisasi, informasi dari kelompok dampingan dari LSM yang bekerjasama dengan pihak puskesmas melalui komunitas GSM. Sosialisasi yang mereka peroleh antara lain Info layanan kesehatan IMS dan HIV/AIDS, penggunaan kondom, tidak menggunakan narkoba, , dan melaksanakan pemeriksaan IMS dan Test HIV secara teratur. Pengetahuan dan sikap yang baik mereka tercermin dengan tindakan yaitu melakukan pemeriksaan IMS dan HIV secara teratur ke puskesmas. Mengkonsumsi bawang putih salah satu diantara waria menganggap bisa meningkatkan daya tahan tubuh.

SARAN

1. Diharapkan para waria agar membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat serta menghindari free sex , konsistensi pemakaian kondom bagi waria dan pasangan seksual dan tetap rutin memeriksakan diri .

2. Diharapkan kepada Pemerintah (Puskesmas ) dan Non Pemerintah (Lembaga Independent (KPA), LSM (GSM) agar pencegahan HIV melalui program penjangkauan, pendampingan terus berjalan dengan baik sehingga membantu pemerintah dalam upaya menurunkan kasus baru HIV serendah mungkin, menurunkan tingkat diskriminasi dan angka kematian AIDS.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI,2010. Pedoman pelayanan Konseling dan Testing HIV/AIDS

secara sukarela(Voluntary Counselling

(7)

USAID, Laporan Nasional Indonesia Hidup Sebagai LGBT di Asiaimnr

Kemenkes,2010 Pedoman Nasional

Pelaksanaan Intervensi Perubahan Perilaku untuk Mencegah IMS dan HIV.

Koeswinarno, 1996. Waria dan Penyakit

Menular Seksual. Jogyakarta:

Universitas Gajah Mada

Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2014.

Pedoman Penulisan Proposal

penelitian dan Tesis,

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Regresi Linear Berganda Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Jumlah Tanggungan, dan Masa Keanggotaan terhadap Dinamika Organisasi Koperasi Kredit Bermodal Besar.. Model Summary

Dari beberapa pendapat, dapat diketahui motivasi berprestasi merupakan suatu upaya positif seseorang guna mencapai suatu keberhasilan dalam bentuk prestasi dalam belajar, berkarir

Dalam menentukan pasangan calon mana yang akan dipilih menjadi Presiden 2019 pada pemilihan umum nantinya diperlukan beberapa kriteria yang digunakan untuk mendapatkan

Investasi dalam bidang teknologi informasi menjadi salah satu aspek penting dalam strategi organisasi saat ini.Organisasi harus mampu mengambil keputusan investasi

Laporan keuangan yang baik akan memudahkan bagian Akuntansi untuk membuat laporan menyeluruh dan untuk mengetahui kondisi terakhir dari usaha yang sedang dilakukan dan

Dari faktor orang tua yang menyebabkan perilaku remaja merokok, berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa penyebab remaja merokok yang tertinggi pertama adalah

Penambahan glutation di dalam pengencer mampu menghasilkan semen beku dengan kualitas baik karena glutation berfungsi sebagai senyawa antioksidan yang mencegah terjadinya reaksi

Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri ini, Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.36/MEN/2007 tentang Kurikulum Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Edisi