`
DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN BADUNG
TAHUN 2013
L
APORAN
A
KUNTABILITAS
K
INERJA
I
NSTANSI
P
EMERINTAH
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | i
KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung Tahun 2013 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan kepada Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung dalam Tahun Anggaran 2013.
Penyusunan LAKIP ini mengacu pada Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 dan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan ini memuat pencapaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung serta Rencana Strategis Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung Tahun 2010-2015. Dijelaskan pula upaya mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan program/kegiatan Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung pada tahun 2013, Tingkat pencapaian sasaran dan tujuan serta hasil yang diperoleh pada tahun 2013 yang berorientasi pada pencapaian visi dan misi. Keberhasilan pada tahun 2013 akan menjadi tolok ukur untuk peningkatan kinerja Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung di tahun 2014.
Mangupura, 21 Februari 2014 Kepala Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung
Ir. Ni Luh Putu Dessy Dharmayanty, MT Pembina Tk. I
LaporanAkuntabilitasKinerjaInstansiPemerintah | iv
alam rangka perwujudan penyelenggaraan pemerintahan yang
baik (good governance), Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung
menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Th2013 yang memuat rencana kerja, tingkat capaian, realisasi dari
indikator-indikator sasaran yang ditempuh melalui strategi, kebijakan dan program
pembangunan seperti yang telah dirumuskan dalam Rencana Strategis (Renstra).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Cipta Karya
Kabupaten Badung Tahun 2013 merupakan pertanggung jawaban tertulisatas
penyelenggaraan pemerintahan mengacu pada pedoman penyusunan penetapan
kinerja dan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yaitu Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun
2010). LAKIP ini tentunya masih jauh dari sempurna namun ini merupakan langkah
baik dalam memenuhi harapan Inpres no 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (AKIP) dan dalam rangka penerapan Undang-Undang No. 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara serta menindak lanjuti Peraturan Pemerintah
No. 8 Tahun 2006 tentang pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,
sebagai upaya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih (clean governance)
sebagaimana diharapkan oleh semua pihak.
Dari analisis terhadap 4 sasaran yang telah ditetapkan, terdapat 4 indikator
kinerja utama yang dipergunakan sebagai tolak ukur dengan rincian capaian sebagai
berikut:
Sasaran 1, nilai capaian kinerja 102,97% dengan interprestasi melampaui
target, sasaran 2, nilai capaian kinerja 104,82% dengan interprestasi melampaui
target, Sasaran 3, nilaicapaian 138,61% dengan interprestasi melampaui target dan
sasaran 4, nilai capaian kinerja 82,15% dengan interprestasi Tidak Mencapai Target.
Pada tahun 2013, terdapat 1 indikator urusan energy dan sumber daya mineral yang
tidak dapat memenuhi target yang ditetapkan yaitu hanya mencapai 35,32% dari
target 42,99%. Tidak tercapainya target disebabkan oleh Wilayah Usaha
D
LaporanAkuntabilitasKinerjaInstansiPemerintah | v
Pertambangan (WUP) di Kabupaten Badung yang belum ditetapkan dengan
Keputusan Menteri ESDM, sehingga ijin rekomendasi juga tidak dikeluarkan, serta
Surat Edaran Dirjen Mineral dan Batubara NO. 11 E/ 30/DJB/2012 tentang
pengawasan wilayah pertambangan dan akibat dari lahan tambang yang
dimohonkan untuk penambangan sudah habis ditambang sehingga ijin tidak
diperpanjang. Hal ini berdampak pada berkurangnya jumlah WP yang seharusnya
mendapat pembinaan.
Capaian Indikator Input atau Realisasi penggunaan dana Dinas Cipta Karya
Kabupaten Badung Tahun Anggaran 2013 secara keseluruhan mencapai Rp.
204.084.374.407,00 atau 86,60% dari total pagu sebesar Rp. 235.660.238.206,00.
Sedangkan penyerapan dana program strategis mencapai 189.822.979.336,00 dari
dana 218.887.361.87 atau sebesar 86,72 %.
Capaian Indikator Outcome dalam Tahun 2013 telah tercapai yaitu dapat
dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan.
Pada akhirnya, LAKIP Dinas Cipta Karya ini diharapkan dapat memberi
manfaat dan dapat menjadi vahan evaluasi akuntabilitas kinerja guna
menyempurnakan dokumen perencanaan, penyempurnaan pelaksanaan program
dan kegiatan yang akan datang serta penyempurnaan berbagai kebijakan yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 1
1.1. LATAR BELAKANG
alam rangka pembangunan good governance, kebijakan
umum pemerintah adalah ingin mendorong terwujudnya
kepemerintahan yang baik, terpercaya serta berorientasi
pada hasil (result oriented government). Sehubungan dengan itu diperlukan
pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas,
terukur dan legitimate, diintegrasikan ke dalam sistem penganggaran dan
pelaporan berbasis kinerja sehingga penyelenggaran pemerintahan dan
pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih
dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Sebagai perwujudan pertanggungjawaban keberhasilan/ kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan, maka disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) yang juga
merupakan instrument SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Satuan Kerja
Perangkat Daerah Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung adalah perwujudan
kewajiban instansi pemerintah Cipta Karya untuk mempertanggungjawabkan
hasil kinerja dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah
ditetapkan .
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud Penyusunan LAKIP Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung Tahun
2013 adalah sebagai penjabaran dari visi dan misi yang terwujud dalam tingkat
keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan
program dan kebijakan yang telah ditetapkan.
D
BAB I
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 2
Tujuan Penyusunan LAKIP Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung Tahun
2013 adalah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan
pelaksanaan misi Dinas Cipta Karya dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan.
1.3. GAMBARAN UMUM DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN BADUNG
Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Badung Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Badung dan melaksanakan empat urusan
bidang pemerintahan (3 urusan wajib dan 1 urusan pilihan) yaitu:
1. Urusan Pekerjaan Umum
2. Urusan Penataan Ruang
3. Urusan Perumahan
4. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
1.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi
a. Tugas Pokok
Pembangunan Keciptakaryaan merupakan bagian dari pembangunan
Pekerjaan Umum yang menyangkut pembangunan sarana dan prasarana
publik dan pelayanan masyarakat yang berkaitan dengan bidang
keciptakaryaan.
Tugas pokok Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung adalah membantu
Kepala Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang
keciptakaryaan, pertambangan dan energi yang menyangkut pembangunan
sarana dan prasarana publik dan pelayanan masyarakat sesuai kebutuhan dan
ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
Sarana dan prasarana dimaksud kalau dikelompokan ke beberapa bidang akan
terdapat beberapa bidang yang ditangani oleh Dinas Cipta Karya Kabupaten
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 3
1) Bidang Bangunan
2) Bidang Tata Ruang
3) Bidang Permukiman dan Penyehatan Lingkungan
4) Bidang Pertambangan dan Energi
Bidang-bidang tersebut dalam pelaksanaannya memerlukan
perencanaan yang matang, terpadu dan komprehensif sehingga pada akhirnya
terwujud prasarana dan sarana keciptakaryaan sebagai pendukung
terbangunnya suatu kawasan yang tertata, nyaman dan indah serta
berwawasan lingkungan.
b. Fungsi
Secara singkat, fungsi pokok dari Dinas Cipta Karya dapat diuraikan sebagai
berikut:
- Perumusan kebijakan teknis dalam penyelenggaran urusan
pemerintahan di bidang keciptakaryaan, pertambangan dan energi
- Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
keciptakaryaan, pertambangan dan energi
- Pembinaan dan pelaksanaan tugas dalam penyelenggaran urusan
pemerintahan di bidang keciptakaryaan, pertambangan dan energi
1.3.2 Struktur Organisasi
Struktur Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung menurut Peraturan
Daerah Kabupaten Badung Nomor : 7 Tahun 2008 seperti pada bagan
organisasi pada gambar 1, yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, yang
membawahi Sekretariat Dinas dan beberapa bidang sebagai berikut :
a. Bidang Bangunan
b. Bidang Tata Ruang
c. Bidang Pertambangan
d. Bidang Pendataan dan Pelaporan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 4
Sekretariat Dinas dipimpin oleh seorang Sekretaris dan masing-masing bidang
tersebut dikepalai oleh seorang Kepala Bidang. Masing-masing Kepala Bidang
membawahi beberapa Kepala Seksi sebagaimana tergambar dalam bagan
organisasi pada gambar 1.
SUB SUB
BAGIAN KEPEGAWAIAN BAGIAN KEUANGAN
BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG
PENDATAAN DAN TATA RUANG PERMUKIMAN & PENYEHATAN PERTAMBANGAN DAN
PELAPORAN LINGKUNGAN ENERGI
SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI
PENGUMPULAN DATA SURVEY DAN PEMETAAN PERMUKIMAN AIR BAWAH TANAH
DAN INFORMASI DAN PERMUKAAN
SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI
ANALISA DAN PENILAIAN TEKNIK TATA RUANG PENYEHATAN LINGKUNGAN BAHAN GALIAN
SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI
MONITORING, EVALUASI PERIJINAN TATA RUANG REKLAMASI DAN MIGAS, LISTRIK
DAN PELAPORAN KONSERVASI DAN ENERGI BARU
SEKSI
Struktur Organisasi SKPD Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung
1.4 Sumber Daya Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung
Sumber Daya SKPD Dinas Cipta Karya terdiri dari Sumber Daya
Manusia selaku aparatur dan Asset/Inventaris Kantor yang bergerak maupun
tidak bergerak.
1. Sumber Daya Manusia
SKPD Dinas Cipta Karya sesuai dengan struktur organisasinya
memiliki jumlah pegawai 133 orang terdiri dari: pejabat eselon II b (1
orang), eselon III a (1 orang), eselon III b (5 orang), eselon IV a (16 orang)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 5
Proporsi jumlah tenaga teknis dan non teknis (dari 133 jumlah pegawai,
terdiri dari 45 orang berpendidikan teknis (STM dan Sarjana teknik) dan
88 orang berpendidikan non teknis (SMA dan sarjana non teknik). Jumlah
yang belum seimbang mengakibatkan ketidakmampuan secara maksimal
dalam pelaksanaan kegiatan yang membutuhkan keahlian dan
kemampuan teknis di lapangan.
Gambar 1.2 Grafik Jumlah Pegawai Teknis dan Non Teknis
2. Inventaris Kantor
Selanjutnya menyangkut inventaris Kantor Dinas Cipta Karya
Kabupaten Badung sampai akhir tahun 2013 terdiri dari Inventaris kantor
yang berupa peralatan dan mesin berfungsi membantu pelaksanaan
program dan kegiatan yang dilaksanakan, terdiri dari: kendaraan
operasional dan peralatan kantor yang cukup memadai.
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN
Penyusunan LAKIP Dinas Cipta Karya disusun dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bagian ini menjelaskan latar belakang yang berisikan
gambaran umum, tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 6
BAB II : RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KINERJA
Pada bagian ini menjelaskan tentang Rencana Strategis, Tujuan
dan Sasaran strategis, Rencana kinerja dan Penetapan Kinerja
tahun 2013. Disajikan gambaran singkat tujuan utama yang ingin
diraih serta kaitannya dengan capaian visi dan misi.
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA DAN KEUANGAN
Pada bagian ini menjelaskan tentang Evaluasi Kinerja, Analisis
pencapaian Kinerja, dan Akuntabilitas Keuangan.
BAB IV : PENUTUP
Pada bagian ini dikemukakan tinjauan secara umum tentang
keberhasilan/ kegagalan, permasalahan dan kendala utama serta
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 7
2.1. RENCANA STRATEGIS
erdasarkan Undang – Undang nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategis disusun untuk
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan pembangunan
daerah. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah disebutkan bahwa Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra
SKPD) adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode lima tahunan dengan
memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada. Renstra SKPD Dinas Cipta
Karya merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat Visi,
Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi meliputi Kebijakan dan program yang realistis untuk
kurun waktu tahun 2010-2015.
2.1.1 Visi dan Misi SKPD Dinas Cipta Karya
Penetapan visi Dinas Cipta Karya adalah untuk menggambarkan kondisi
yang diharapkan dalam 5 tahun ke depan. Agar visi tersebut dapat diwujudkan
maka dirumuskan Misi yang akan dilaksanakan.
a. Visi Dinas Cipta Karya
Visi Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung dalam 5 tahun ke depan adalah :
B
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Terwujudnya Sarana Prasana Publik dan Masyarakat Kabupaten Badung di Bidang Keciptakaryaan yang Memadai serta Berfungsi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 8
b. Misi Dinas Cipta Karya
Dalam rangka untuk mewujudkan visi tersebut, Dinas Cipta Karya
menetapkan 5 ( lima) misi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pelayanan di bidang informasi Tata Ruang, perijinan
Bangun-bangunan, Perumahan dan Pertambangan dengan
pembangunan Sistem Informasi yang berbasis High Tech.
2. Revitalisasi dan meningkatkan kuantitas maupun kualitas pembangunan
infrastruktur di bidang keciptakaryaan sesuai kebutuhan dan tuntutan
masyarakat secara partisipatif.
3. Memfasilitasi dan memberikan bantuan teknis keciptakaryaan guna
menunjang pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan
infrastruktur keciptakaryaan.
4. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur baik
melalui Pendidikan dan Latihan, Kursus, Pendidikan Struktural maupun
Pendidikan Formal ke jenjang yang lebih tinggi.
5. Meningkatkan pembinaan Jasa Konstruksi dan Konsultansi guna
mewujudkan partnership yang transparan, sportif, berkualitas dan bebas
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam mewujudkan
infrastruktur keciptakaryaan yang berkualitas.
2.1.2 Tujuan dan Sasaran
A. Tujuan
Tujuan ditetapkan sebagai sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahunan. Tujuan dari Dinas
Cipta Karya Kabupaten Badung adalah:
Terwujudnya sarana dan prasarana ”Keciptakaryaan” yang berkualitas,
representatif sesuai dengan pola dan fungsi pemanfaatan ruang yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 9
B. Sasaran
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata, dapat terukur
dalam kurun waktu tertentu/ tahunan, lebih pendek dari tujuan, dapat
dicapai secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Sasaran memberi fokus pada penyusunan kegiatan. Untuk itu
dalam sasaran perlu dirancang indikator sasaran yaitu ukuran tingkat
keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan dalam kurun waktu
tertentu disertai target masing-masing. Sasaran yang ditetapkan untuk
mencapai visi dan misi Dinas Cipta Karya Tahun 2011 – 2015 sebanyak 6
sasaran strategis, yaitu:
1. Terwujudnya Manajemen Penataan Ruang yang efektif
2. Terwujudnya sarana prasarana publik sesuai kebutuhan
3. Terwujudnya Prasarana dasar permukiman yang berkondisi baik
4. Terwujudnya perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
5. Terwujudnya Usaha Migas dan Ketenagalistrikan yang memiliki ijin
6. Terwujudnya Reklamasi dan Konservasi Lahan Pasca Tambang
Setelah melalui konsultansi dengan Tim Lakip Kabupaten dan dari
Kementerian PAN dan RB, untuk sasaran yang ke 4, 5 dan 6 karena mempunyai
alat ukur yang sama yaitu usaha pertambangan yang memiliki ijin sehingga
dijadikan 1 sasaran strategis yang sudah mencakup program dan kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan tupoksi Bidang Pertambangan. Dengan adanya review,
maka sasaran strategis Dinas Cipta Karya berubah dari 6 sasaran menjadi 4
sasaran. Diuraikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1
Review Sasaran Strategis Dinas Cipta Karya
SASARAN AWAL SASARAN REVIEW
1. Terwujudnya Manajemen
Penataan Ruang Yang Efektif
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 10
SASARAN AWAL SASARAN REVIEW
2. Terwujudnya sarana Prasarana
publik sesuai kebutuhan
2.Terwujudnya sarana prasarana publik
sesuai kebutuhan
3. Terwujudnya prasarana dasar
permukiman yang berkondisi baik
3.Terwujudnya Prasarana dasar
permukiman yang berkondisi baik
4. Terwujudnya perlindungan
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
4.Terwujudnya pengendalian
pengusahaan SDA di bidang ESDM
5. Terwujudnya Usaha Migas dan
Ketenagalistrikan yang memiliki ijin
6. Terwujudnya Reklamasi dan
Konservasi Lahan Pasca Tambang
2.1.3 Strategi dan Arah Kebijakan
A. Strategi dan Kebijakan
Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
maka upaya pencapaiannya dijabarkan secara lebih sistematis melalui
perumusan strategi, arah kebijakan dan program kegiatan.
1. Strategi dan kebijakan pencapaian Misi 1:
a. Peningkatan pengendalian pemanfaatan ruang dalam penerbitan perijinan Bangunan
b. Peningkatan pengawasan pelaksanaan perijinan membangun
c. Peningkatan pengendalian lingkungan hidup dalam pemanfaatan energi sumber daya mineral
2. Strategi dan kebijakan pencapaian Misi 2:
a. Meningkatkan kualitas dan performance bangunan gedung pemerintah dan publik agar lebih representatif
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 11 3. Strategi dan kebijakan pencapaian Misi 3:
a. Meningkatkan kemampuan teknis dan legilasi SDM dalam bidang teknis keciptakaryaan tentang pelaksanaan pembangunan gedung sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
4. Strategi dan kebijakan pencapaian Misi 4:
a. Mengikuti diklat dan pelatihan teknis yang diselenggarakan oleh instansi-instansi vertikal terkait dalam bidang keciptakaryaan dan pertambangan.
5. Strategi dan kebijakan pencapaian Misi 5:
a. Meningkatkan pembinaan jasa konstruksi dan konsultansi dengan mengadakan loka karya dalam bidang konstruksi dan konsultansi
B. Program Kegiatan
Program dari masing-masing urusan yang melaksanakan strategi dan
kebijakan guna mencapai sasaran dan tujuan, dilaksanakan oleh Dinas
Cipta Karya pada Tahun Anggaran 2013 adalah:
a. Urusan Pekerjaan Umum
- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
- Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur
- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan keuangan
- Program Penyusunan Dokumen Perencanaan SKPD (Renja, RKA)
- Program Penyehatan Lingkungan
- Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal
b. Urusan Penataan Ruang
- Program Pemanfaatan Ruang
- Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
c. Urusan Perumahan
- Program Lingkungan Sehat Perumahan
- Program Operasional dan Pemeliharaan Lingkungan dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 12
d. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
- Program Pembinaan dan Pengawasan bidang pertambangan
- Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat Yang
Berpotensi Merusak Lingkungan
- Program Pembinaan dan Pengembangan bidang
ketenagalistrikan
2.2. RENCANA KINERJA DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN BADUNG
Perencanaan kinerja merupakan proses penjabaran lebih lanjut dari sasaran
dan program yang telah ditetapkan dalam Renstra.
Setelah melalui beberapa konsultasi dengan Tim Lakip Kabupaten Badung
dan dari Kementerian PAN-RB demi penyempurnaan AKIP Dinas Cipta Karya
Kabupaten Badung maka dilakukan perubahan/ review terhadap sasaran dan
Indikator Kinerja Utama (IKU) dan berdampak pada perubahan penetapan target
yang akan dicapai. Perubahan yang dilakukan adalah upaya untuk meningkatkan
akuntabilitas dengan memperhatikan capaian kinerja sehingga dapat terukur
dengan jelas. Adapun Review terhadap Indikator Kinerja Utama adalah:
Tabel 2.2
Review Indikator Kinerja Utama
INDIKATOR AWAL INDIKATOR REVIEW
Persentase bangunan yang sesuai peruntukan Tata Ruang dengan ITR, IMB dan pengendalian bangunan
Persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR
Persentase Pembangunan Keciptakaryaan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 13
INDIKATOR AWAL INDIKATOR REVIEW
Persentase Permukiman yang sudah memiliki air bersih, peningkatan jalan lingkungan, sanitasi (DSDP)
Persentase Jalan Lingkungan yang
ditata
Persentase Penyediaan Air Bersih
Persentase sanitasi yang dibangun
Persentase prasarana dasar permukiman dengan kondisi baik
Persentase perusahaan pertambangan yang memiliki ijin
Persentase kepatuhan pengusaha ESDM terhadap ketentuan penyelenggaraan usaha
Persentase Pengusaha/ Perusahaan SPBU, Agen LPG dan Genzet yang memiliki ijin
Persentase Pelaksanaan Kegiatan ABT dan Pertambangan yang tidak berpotensi merusak lingkungan
Tabel 2.3
Review Sasaran, Indikator Kinerja Utama dan Alasan Perubahan
PENJELASAN TERHADAP PERUBAHAN / REVIEW SASARAN DAN INDIKATOR
Berdasarkan konsultansi dengan Tim Lakip Kabupaten Badung dan dari Kementerian PAN-RB bahwa indikator harus menunjukkan kinerja (outcomes) sehingga indiKator lama yang merupakan hasil dari kerja/ kegiatan di review menjadi hasil yang menunjukkan kinerja Dinas Cipta Karya
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 14
Awal Review
Sasaran Indikator Sasaran Indikator
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 15
Tabel 2.4
Tujuan, Sasaran, Indikator dan Target Kinerja Dinas Cipta Karya Th 2011-2015
Tujuan Sasaran Indikator Target Kinerja Sasaran Pada Tahun (%) Tata Ruang dengan ITR, IMB dan Pengendalian Bangunan
Persentase sanitasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 16
BARU (SETELAH REVIEW)
Tujuan Sasaran Indikator Target Kinerja Sasaran Pada Tahun (%)
Rencana Kinerja Tahunan Dinas Cipta Karya Tahun 2013
NO SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET
2013
1 Terwujudnya Manajemen
Penataan Ruang yang
efektif
Persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR
23,20 %
2 Terwujudnya sarana
prasarana publik sesuai kebutuhan
Persentase Sarana Prasarana Gedung Pemerintah dan Masyarakat umum yang representatif
65,00%
3 Terwujudnya Prasarana
dasar permukiman yang berkondisi baik
Persentase Prasarana dasar permukiman
dengan kondisi baik 47,56 %
4 Terwujudnya pengendalian pengusahaan SDA di bidang ESDM
Persentase kepatuhan pengusaha ESDM terhadap ketentuan penyelenggaraan usaha
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 17
2.2. PENETAPAN KINERJA DINAS CIPTA KARYA TAHUN 2013
Penetapan Kinerja merupakan amanat Inpres Nomor 5 Tahun 2004 dan
Surat Edaran Menteri Negara PAN Nomor : SE/31/M.PAN/12/2004 tentang
Penetapan Kinerja. Penetapan Kinerja sendiri pada dasarnya adalah dokumen
pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan
bawahan untuk mewujudkan target kinerja yang jelas dan terukur dalam
rentang waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumberdaya yang
dikelolanya.
Tujuan khusus Penetapan Kinerja adalah untuk meningkatkan
akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen antara
Kepala SKPD dengan Bupati, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolok ukur kinerja
sebagai dasar evaluasi kinerja dan sebagai dasar pemberian reward atau
penghargaan dan sanksi.
Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung telah menetapkan Penetapan
Kinerja tahun 2013 mengikuti tahapan pada system AKIP dan tahapan
pengalokasian dana. Penetapan Kinerja Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung
menyajikan informasi yang meliputi:
a. Program Utama
b. Sasaran Strategis
c. Indikator Kinerja
d. Target Kinerja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 18
Tabel 2.6
Penetapan Kinerja Dinas Cipta Karya Tahun 2013
Sasaran Indikator Target (%)
Program Kegiatan Anggaran (Rp)
Terwujudnya
23,20 Pengendalian Pemanfaatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 19
Program
Pembinaan dan pengembangan ketenagalistrikan
Monitoring
usaha
ketenagalistrikan
JUMLAH
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 19
kuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban
untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang
dilaksanakan. Dan dalam dunia birokrasi, akuntabilitas instansi pemerintah
merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi instansi yang
bersangkutan.
Sesuai amanat Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan dan
Pemberantasan Korupsi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Pemerintahan
yang lebih menjamin adanya keseimbangan dan wujud nyata akuntabilitas
kepada masyarakat, selain itu juga menunjukkan upaya pertanggungjawaban
sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan kinerja Instansi Pemerintah.
Dengan demikian sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah perlu
dilaksanakan sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan Organisasi dalam
pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi tersebut. Dimana hasil yang
dicapai tersebut akan menjadi media evaluasi yang efektif bagi upaya dan sarana
perbaikan kinerja Instansi Pemerintah.
Untuk mempermudah interpretasi atas pencapaian sasaran dan
program/kegiatan serta indikator diberlakukan nilai disertai makna dari nilai
tersebut yaitu :
A
BAB III
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 20
No. keterangan Interpretasi
1.
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk
memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai
atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan, berdasarkan 4 sasaran dan 4
indikator kinerja.
3.1. EVALUASI KINERJA
Secara umum Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung telah dapat
melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Badung Tahun 2010 – 2015. Empat sasaran
dan Empat indikator kinerja, sebagaimana telah ditetapkan dalam Indikator
Kinerja Utama (IKU) Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung.
Pencapaian sasaran-sasaran strategis Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Pengukuran Kinerja Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung Tahun 2013
No Sasaran Indikator Target
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 21
No Sasaran Indikator Target
(%)
3.2. ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA
Analisis atas pencapaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan
selama tahun 2013, sesuai dengan Dokumen Penetapan Kinerja Dinas Cipta Karya
Kabupaten Badung dan Indikator Kinerja Utama (IKU) secara rinci dapat dilihat
sebagai berikut:
Analisis Pencapaian Sasaran 1
Terwujudnya Manajemen Penataan Ruang yang Efektif
No. Indikator Sasaran Satuan
Capaian Kinerja
Tahun 2011
Tahun 2012 Capaian Kinerja Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 22
Terhadap sasaran Terwujudnya
Manajemen Penataan Ruang yang
Efektif dilakukan perubahan
(review) terhadap Indikator Kinerja
Utama (IKU) yaitu Persentase
Bangunan yang sesuai peruntukan
Tata Ruang dengan ITR, IMB dan
Pengendalian Bangunan menjadi Persentase kepatuhan membangun
berdasarkan dengan RDTR. Perubahan tersebut terjadi karena hasil konsultansi
dengan Tim Lakip Kabupaten Badung dan dengan Kementerian PAN-RB agar
indikator tidak menunjukkan hasil kerja/ kegiatan tapi menunjukkan pengukuran
terhadap kinerja/ outcomes yaitu mengukur kepatuhan masyarakat membangun
sesuai Tata Ruang dan IMB.
Persentase kepatuhan membangun diukur berdasarkan Jumlah ITR dan
IMB yang diterbitkan sampai dengan triwulan 1 (April 2013) berbanding dengan
jumlah keseluruhan bangunan di Kabupaten Badung dimana kepemilikian ITR dan
IMB adalah salah satu komponen yang dapat mengukur tingkat kepatuhan
membangun sesuai dengan RDTR dan yang merupakan tupoksi dari Dinas Cipta
Karya.
Di Kabupaten Badung, pengukuran penentuan kepatuhan membangun
sesuai RDTR dilaksanakan juga oleh SKPD lain seperti: Bappeda, Badan
Lingkungan Hidup, Disparda dan BPPT (Badan Pelayanan Perijinan Terpadu).
Kondisi awal persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan
RDTR yaitu pada tahun 2010 adalah sebesar 14,54% dengan jumlah bangunan
11.631,00 unit dari 79.972,00 unit bangunan/ Rumah yang ada. Target akhir
RPJMD pada tahun 2015 untuk indikator ini dapat dijelaskan bahwa pada akhir
tahun 2015 diharapkan kepatuhan membangun berdasarkan RDTR di Kabupaten
Badung adalah sebesar 28.20% (22.552,00 unit bangunan) dari jumlah bangunan/
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 23
Realisasi peningkatan yang kecil, tidak mengalami peningkatan yang signifikan
atau terlihat konstan karena realisasi hanya sampai Triwulan I dengan adanya
pembentukan lembaga baru yaitu BPPT (Badan Pelayanan Perizinan Terpadu)
Kabupaten Badung sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 4
Tahun 2013 tentang Pembentukan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Badung pada tanggal 21 Maret 2013 dan berlaku mulai tanggal 1 Mei
2013 sehingga semua pelayanan permohonan perizinan di Kabupaten Badung
tidak lagi dilaksanakan oleh SKPD teknis terkait tetapi sudah sudah dilimpahkan
penuh ke Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Badung .
Terhadap indikator Persentase kepatuhan membangun berdasarkan
dengan RDTR Tahun 2013 dapat disampaikan bahwa dari target yang ditetapkan
sebesar 23,20 % atau sejumlah 18.553,00 unit bangunan telah terealisasi
sebesar 23,89% atau sejumlah 19.106,00 unit bangunan sehingga capaian kinerja
telah mencapai 102,98%, dan dapat dikatakan telah melebihi target yang
ditetapkan.
Faktor-faktor yang mendukung pencapaian sasaran:
1. Peningkatan pembinaan terhadap kesadaran membangun sesuai Tata Ruang
dan IMB yang dilaksanakan oleh bidang Bangunan melalui seksi Pengawasan
sesuai tupoksi yaitu memberikan surat teguran/ peringatan dengan langsung
melibatkan perangkat dari tingkat desa/ kelurahan sampai tingkat
kecamatan. Dengan adanya keterlibatan perangkat desa, diharapkan
informasi mengenai ketidaksesuaian membangun sesuai Tata Ruang dapat
segera disampaikan untuk ditindaklanjuti.
Faktor-faktor yang menghambat/ kendala pencapaian sasaran:
1. Masih adanya pihak-pihak yang melakukan pelanggaran terhadap Tata Ruang
yaitu dengan tidak mematuhi ketentuan-ketentuan membangun.
Apabila dibandingkan perkembangan capaian kinerja setiap tahunnya
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 24
membangun yaitu dengan meningkatnya jumlah bangunan yang sesuai
peruntukan RDTR.
Perkembangan persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan
RDTR tiap tahun mengalami peningkatan sesuai dengan gambar 3.1 di bawah ini:
Gambar 3.1.
Grafik Prosentase Realisasi bangunan sesuai RDTR Tahun 2011 -2013
Realisasi akumulasi capaian sasaran yang telah ditetapkan sampai
dengan tahun 2013 dan rencana sesuai dengan RPJMD dapat dilihat spt tabel di
bawah ini :
No. Indikator Sasaran Satuan
Realisasi Akumulasi s/d. Tahun
2013
Rencana sesuai dengan RENSTRA Tahun 2015
Persentase Capaian
Kinerja (%)
1 2 3 4 5 6
1 Persentase kepatuhan membangun
berdasarkan dengan RDTR
% 23,89 (19.106,00
unit bgn)
28,20 (22.553,00
unit bgn
84,71
Berdasarkan tabel tersebut diatas, diketahui bahwa secara akumulasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 25
Kabupaten Badung sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan target
Renstra tahun 2015 telah menunjukkan peningkatan, yaitu tahun kelima
direncanakan persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR di
Kabupaten Badung sebesar 28,20%.
Apabila dibandingkan dengan daerah lain dengan indikator yang hampir
sama, yaitu Persentase kesesuaian pemanfaatan terhadap RTR kab/ kota dan
RTRW Provinsi pada Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya
Mineral Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 dengan target
50,00% sedangkan realisasi mencapai 45,00% sehingga tingkat capaian 90,00%.
Secara komulatif Kabupaten Badung lebih tertib/ patuh dalam
pelaksanaan Tata Ruang berdasarkan RDTR.
Pada tahun yang akan datang (Th 2014), karena tupoksi Dinas Cipta karya
tidak lagi mengurus pelayanan perijinan, hal ini akan memberi dampak pada
capaian sasaran Terwujudnya Manajemen Penataan Ruang Yang Efektif dengan
indikator Persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR.
Pengukuran kinerja untuk indikator ini akan mengalami perubahan cara ukur
yaitu dari jumlah bangunan gedung ber-IMB dan ITR yang terbit per tahun
berbanding dengan jumlah keseluruhan bangunan/gedung yang ada menjadi luas
area terbangun sesuai dengan Tata Ruang berbanding dengan luasan area yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 26
Analisis Pencapaian Sasaran 2:
Terwujudnya Sarana Prasarana Publik sesuai kebutuhan
No. Indikator Sasaran Satuan
Capaian Kinerja
Tahun 2011
Tahun 2012 Capaian Kinerja Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Terhadap indikator Persentase
pembangunan keciptakaryaan
dirubah menjadi indikator
Persentase sarana prasarana
Gedung Pemerintah dan
Masyarakat Umum yang
representative agar lebih
menunjukkan pengukuran secara fisik terhadap gedung Pemerintah dan
masyarakat umum di Kabupaten Badung yang kurang representative menjadi
representative.
Pengukuran terhadap sarana prasarana gedung pemerintah dan
masyarakat umum dilaksanakan terhadap gedung kantor, fasilitas umum,
fasilitas pendidikan gedung baru berjumlah 91 unit. Kondisi gedung pemerintah
kurang representatif yang dimaksud adalah kondisi gedung yang sudah tidak
sesuai dengan perkembangan layanan dan perkembangan tingkat kebutuhan saat
ini dari tupoksi masing-masing instansi tersebut. Dengan kondisi tersebut di atas
dipandang perlu untuk dilakukan peningkatan kualitas agar lebih memberikan
Sasaran Strategis 2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 27
kenyamanan pelayanan sekaligus beautifikasi secara fisik dan dapat menampilkan
performance sarana prasarana gedung yang lebih representative.
Kondisi awal sarana prasarana gedung pemerintah dan masyarakat umum
pada tahun 2010 sebesar 36,26% (33 unit bangunan representative) dari target
akhir RPJMD Th 2015 sebesar 93,00% (86 unit bangunan) dengan kondisi
bangunan representative.
Hasil evaluasi capaian sasaran terwujudnya sarana prasarana publik sesuai
kebutuhan pada tahun 2013 dengan target 65,00% terealisasi 68,13% (62 unit
bangunan telah representative) sehingga capaian kinerja sebesar 104,82%.
Faktor-faktor yang mendukung pencapaian sasaran:
1. Adanya komitmen pimpinan untuk meningkatkan kualitas sarana
prasarana publik dan masyarakat umum menjadi lebih representatif.
2. Adanya komitmen antar personil yang terlibat untuk bersama-sama
mencapai target yang sudah ditetapkan
3. Adanya ketersediaan anggaran sehingga pembangunan dan peningkatan
bangunan/ gedung pemerintah dan masyarakat dapat segera dilakukan
Faktor-faktor yang menghambat/ kendala pencapaian sasaran:
1. Belum maksimalnya kesadaran masyarakat jasa konstruksi untuk bekerja
secara professional di bidangnya secara utuh (teknis dan administratif)
2. Adanya kendala dalam penyediaan lahan
3. Adanya kendala dalam penghapusan asset sehingga memperpanjang
proses pelaksanaan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 28
Persentase Pencapaian sarana prasarana publik sesuai kebutuhan dari tahun 2011 sampai Tahun 2013
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00
Target 45.00 54.00 65.00
Realisasi 45.05 54.95 68.13
Th 2011 Th 2012 Th 2013
Realisasi akumulasi capaian sasaran yang telah ditetapkan sampai dengan
tahun 2013 dan rencana sesuai dengan RPJMD dapat dilihat seperti tabel di
bawah ini:
No. Indikator Sasaran Satuan
Realisasi Akumulasi s/d.
Tahun 2013
Rencana sesuai dengan Renstra Tahun 2015
Persentase Capaian
Kinerja (%)
1 2 3 4 5 6
1
Persentase sarana prasarana Gedung Pemerintah dan Masyarakat umum yang representative
% 68,13 93,00 73,26
Berdasarkan tabel tersebut diatas, diketahui bahwa secara akumulasi
pencapaian sasaran Terwujudnya sarana prasarana publik sesuai kebutuhan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 29
tahun 2015 sebesar 93,00% telah menunjukkan peningkatan, yaitu tahun kelima
persentase sarana prasarana gedung pemerintah dan masyarakat umum sangat
optimis bisa mencapai target.
Apabila dibandingkan dengan daerah lain dengan indikator yang hampir
sama yaitu Persentase keandalan bangunan gedung Negara sesuai dengan
peraturan yang berlaku pada Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi
Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013
dengan target 80,00% sedangkan realisasi mencapai 78,00% sehingga tingkat
capaian 99,00%.
Secara komulatif, Kualitas sarana prasarana publik lebih banyak yang
representative di Kabupaten Badung
Sedangkan untuk perbandingan indikator tingkat kabupaten/ kota di Bali dan
secara nasional belum ditemukan indikator yang sama.
Tabel 3.3
Analisis Pencapaian Sasaran 3
Terwujudnya Prasarana Dasar Permukiman Yang berkondisi baik
No. Indikator Sasaran Satuan
Capaian Kinerja
Tahun 2011
Tahun 2012 Capaian Kinerja Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Terhadap sasaran mengenai Terwujudnya prasarana dasar pemukiman
yang berkondisi baik yang awal mulanya didukung oleh indikator Persentase
Sasaran Strategis 3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 30
pemukiman yang sudah memiliki air bersih, Peningkatan jalan Lingkungan,
sanitasi (DSDP) mencakup: Persentase Jalan lingkungan yang ditata, Persentase
tersedianya air bersih, dan Persentase sanitasi yang dibangun kemudian diadakan
penyesuaian agar lebih terukur menjadi indikator baru yaitu Persentase
prasarana dasar permukiman dengan kondisi baik.
Pengukuran terhadap persentase prasarana dasar permukiman dengan
kondisi baik secara fisik dilaksanakan terhadap 3 aspek pengukuran yaitu Jalan
Lingkungan dengan kondisi baik, penyediaan jaringan Air bersih dalam kondisi
baik dan penyediaan sanitasi dengan kondisi baik.
Pencapaian indikator di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Jalan Lingkungan dengan kondisi baik
Jalan Lingkungan yang dimaksud
adalah jalan-jalan di wilayah
permukiman penduduk di luar jalan
Kabupaten yang merupakan usulan
prioritas dari masyarakat dan telah
melalui kajian teknis dan mekanisme
penganggaran sesuai prioritas
pembangunan daerah dan tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran.
Ruas-ruas jalan sebagian besar dengan lapis perkerasan dan pemasangan
paving dengan lebar jalan bervariasi antara 2,00 – 3,00 M.
Kondisi awal jalan lingkungan di Kabupaten Badung dengan kondisi baik pada
tahun 2010 sepanjang 924.663,25 M’ sedangkan target jalan lingkungan yang
akan ditangani sampai akhir RPJMD 2015 yaitu 1.248.743,35 M’.
Perkembangan pelaksanaan jalan lingkungan untuk mencapai pemerataan
dan peningkatan penanganan jalan lingkungan yang sudah ditargetkan sesuai
dengan RPJMD dilaksanakan berdasarkan pola desa/ kelurahan, sehingga
secara berkesinambungan setiap tahun semua desa/ kelurahan mendapat
perbaikan/ peningkatan jalan lingkungan sesuai dengan target yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 31
penanganan infrastruktur wilayah jalan lingkungan pada tahun 2013
mendapatkan anggaran yang melebihi target yang ditetapkan.
2. Penyediaan Air Bersih dengan kondisi baik
Pengukuran dilaksanakan atas
pemasangan jaringan air bersih di
Kabupaten Badung. Kondisi awal Panjang
Jaringan yang terpasang pada tahun 2010
adalah 4000,20 M. Target akhir RPJMD
pada tahun 2015 adalah panjang jaringan
air bersih terpasang 52.000,00 M.
Pada tahun 2013, target pemasangan pipa
jaringan air bersih adalah 47,00% (24.440,00 M) dan terealisasi sebesar
58,49% (30.414,20 M) sehingga capaian kinerja sudah mencapai 124,44%.
Tupoksi Dinas Cipta Karya adalah membangun jaringan air bersih untuk
penyediaan jaringan air bersih yang selanjutnya diteruskan untuk layanan
masyarakat dan dilaksanakan instansi lain (PDAM, kelompok masyarakat)
sehingga pengukuran kinerja Dinas Cipta Karya dalam penyediaan Air Bersih
dalam kondisi baik adalah berdasarkan panjang jaringan yang mampu
dipasang berbanding kondisi yang diharapkan dalam 5 (lima ) tahun sesuai
RPJMD.
3. Penyediaan Sanitasi dengan kondisi baik
Pengukuran sanitasi secara
umum dilaksanakan oleh
beberapa SKPD (Dinas
Kesehatan, Dinas Sosial,
KBKS, BPMD, dan Dinas Cipta
Karya. Berdasarkan tupoksi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 32
menyediakan sistem penanganan limbah secara komunal yang merupakan
lanjutan dari program terintegrasi bersama-sama pemerintah atasan melalui
sharing pendanaan dan sharing pelaksanaan, yang pada periode RPJMD
2010-2015 dipusatkan di kecamatan Kuta dan Legian dengan target pemasangan
3600 Sambungan Rumah Jaringan Air Limbah.
Target pemasangan pada tahun 2013 adalah 400 SR (53,33%) dari target
keseluruhan yang akan dipasang. Realisasi adalah 312 SR (49,42%). Tidak
tercapainya target karena terjadinya perubahan kondisi lapangan terhadap
calon pelanggan (perubahan kepemilikan, perubahan fungsi bangunan,
perubahan komitmen pemilik bangunan).
Target persentase prasarana dasar permukiman dengan kondisi baik
pada Tahun 2013 adalah 47,56%; realisasi jalan lingkungan dengan kondisi
baik sebesar 89,84% , penyediaan jaringan air bersih sebesar 58,49% dan
penyediaan sanitasi sebesar 49,42%, sehingga rata-rata kondisi sarana
prasarana permukiman dengan kondisi baik sebesar 65,92%. Dengan
demikian persentase capaian kinerjanya mencapai 138,61%.
Faktor-faktor yang mendukung pencapaian sasaran:
1. Adanya komitmen untuk percepatan penuntasan infrastruktur layanan air
bersih untuk semua wilayah di Kabupaten Badung. Untuk Tahun 2013
dirancang peningkatan penanganan sumber-sumber air di wilayah pedesaan
dengan memanfaatkan metode sederhana sehingga diharapkan keterlibatan
masyarakat ikut serta dalam pengelolaannya dengan harapan kemandirian
dalam pemenuhan kebutuhan air bersih pedesaan secepatnya dapat tercapai
2. Adanya komitmen pemerataan dan peningkatan penyediaan infrastruktur
lingkungan permukiman di wilayah Kabupaten Badung dan dukungan
ketersediaan lahan oleh warga masyarakat.
3. Pelaksanaan pemasangan pipa dan reservoir pada penyediaan air bersih
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 33
4. Adanya komitmen bersama dengan Pemerintah Pusat dan Provinsi untuk
meningkatkan pelayanan penanganan limbah secara terintegrasi dan
terkendali
Faktor-faktor yang menghambat/ kendala pencapaian sasaran:
1. Kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan dan pendayagunaan prasarana
permukiman belum optimal
2. Pertumbuhan Jalan Lingkungan sejalan dengan pertumbuhan rumah
penduduk di areal baru sehingga setiap tahun ada penmabahan ruas baru.
Ini berakibat sulitnya membuat target penuntasan penanganan secara
keseluruhan (100%)
3. Pemasangan Sistem limbah komunal (DSDP) mengalami banyak perubahan
akibat kondisi masyarakat yang berubah pada saat pelaksanaan
Gambar 3.3
Persentase Pencapaian penyediaan sarana dasar permukiman dengan kondisi baik dari tahun 2011 sampai Tahun 2013
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00
Target 15.07 31.34 47.56 Realisasi 29.70 48.38 65.92 Th 2011 Th 2012 Th 2013
Realisasi akumulasi capaian sasaran yang telah ditetapkan sampai
dengan tahun 2013 dan rencana sesuai dengan RPJMD dapat dilihat spt
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 34
No. Indikator Sasaran Satuan
Realisasi
Apabila dibandingkan dengan daerah lain dengan indikator yang hampir
sama yaitu pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman
Tahun 2013 dengan target 37,00% sedangkan realisasi mencapai 41,41% sehingga
tingkat capaian 120,00%.
Sedangkan untuk perbandingan indikator tingkat kabupaten/ kota di Bali dan
secara nasional belum ditemukan indikator yang sama.
Secara komulatif capaian Kabupaten Badung tercapai lebih baik karena faktor
demografi wilayah.
Tabel 3.4
Analisis Pencapaian Sasaran 4:
Terwujudnya Pengendalian Pengusahaan SDA di bidang ESDM
No. Indikator Sasaran Sat uan
Capaian Kinerja Tahun
2011
Tahun 2012 Capaian Kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013 Capaian Kinerja
Tahun 2013 Target Realisasi Target Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 35
Pada sasaran dan indikator No
4, 5 dan 6 yaitu Terwujudnya
Perlindungan terhadap
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dengan indikator
Persentase kepatuhan
pengusaha akan keselamatan
kerja penambangan,
Terwujudnya Usaha Migas dan Ketenagalistrikan yang memiliki ijin dengan
indikator Persentase kepatuhan pengusaha migas terhadap kualitas dan
kuantitas BBM dan Terwujudnya Reklamasi dan Konservasi Lahan Pasca
Tambang dengan Persentase Pemanfaatan Air Tanah yang tidak merusak
lingkungan dilakukan review karena pada sasaran indikator No 4 dan 5
mempunyai alat ukur yang sama yaitu usaha bidang pertambangan yang
memiliki ijin sedangkan untuk sasaran dan indicator no 5, tidak didukung oleh
program dan kegiatan reklamasi dan konservasi lahan pasca tambang
sehingga dilakukan perubahan sasaran menjadi Terwujudnya Pengendalian
Pengusahaan SDA di bidang ESDM dengan Indikator Persentase kepatuhan
pengusaha ESDM terhadap ketentuan penyelenggaran usaha.
Dengan adanya perubahan sasaran dan indikator tersebut di atas
maka Persentase kepatuhan pengusaha ESDM terhadap ketentuan
penyelenggaran usaha kinerja dapat lebih terukur yaitu pengusaha Sumber
Daya Alam (SDA) yang bergerak dibidang Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) yang telah memiliki ijin dibina dan dipantau kegiatannya agar tidak
terjadi penyimpangan dan tidak merusak lingkungan. Pengusaha ESDM yang
ada di wilayah Kabupaten Badung terdiri dari:
Usaha Jasa Minyak dan Gas Bumi (Migas)
Sampai pada Tahun 2013 terdiri dari 498 unit usaha meliputi Stasiun Pengisian
Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) 36 pengusaha, PSPDN (Premium Solar Package
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 36
Pangkalan LPG Bersubsidi 3 Kg
sebanyak 3 pengusaha, dan
sisanya Pengecer LPG 450 usaha.
Pembinaan dan pemantauan
dilakukan terhadap peredaran LPG
dan migas kepada masyarakat
apakah sudah sesuai dengan
ketentuan Pertamina.
Usaha Penambangan Mineral bukan logam dan batuan
Sampai pada Tahun 2013 terdiri
dari 25 pengusaha, dengan
rincian 4 buah usaha Batu Kapur
( IUP 2 buah, Rekomendasi
penataan lahan 2 buah), 6 buah
usaha tanah Urug (6
Rekomendasi penataan Lahan)
sedangkan sisanya (batu padas,
tanah liat, tanah urug & sirtu) dilakukan oleh masyarakat petani sebagai usaha
sampingan berjumlah 15 buah
Pembinaan dan pengendalian usaha dilakukan dengan pengarahan tata laksana
penambangan yang baik dan benar sehingga pekerja yang melaksanakan
memenuhi kriteria keselamatan dan kegiataannya tidak merusak lingkungan.
Target pembinaan adalah 105 unit usaha, tetapi karena masa berlaku ijin
penambangan dari 78 unit usaha telah berakhir sehingga sisa yang dibina adalah
25 unit usaha. Hal ini dampak dari lahan tambang yang dimohonkan untuk
penambangan sudah habis ditambang sehingga ijin tidak diperpanjang. Adanya
Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) di Kabupaten Badung yang belum
ditetapkan dengan Keputusan Menteri ESDM, sehingga ijin rekomendasi juga
tidak dikeluarkan, serta Surat Edaran Dirjen Mineral dan Batu bara NO. 11 E/
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 37
Usaha Pemanfaatan Air Tanah
Sampai pada April Tahun
2013, tupoksi bidang
Pertambangan Dinas
Cipta Karya adalah
menerbitkan ijin
pemanfaatan Air Bawah
Tanah dan Air
Permukaan. Pada akhir
Tahun 2012, ijin
perusahaan yang memanfaatkan Air Bawah tanah dan permukaan sudah
berjumlah 517 ijin.
Karena terbentukanya Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kabupaten
Badung per April 2013, maka penerbitan ijin pemanfaatan Air Bawah Tanah dan
Air Permukaan tidak lagi dilaksanakan di bidang Pertambangan. Kegiatan yang
dilakukan selanjutnya hanya pada pembinaan dan pengawasan.
Dengan adanya ijin pengeboran dan pemanfaatan air tanah dapat dipastikan
kegiatan yang dilakukan tidak merusak lingkungan karena titik sumur dibangun
sesuai dengan ketentuan teknis dan pemantauan kualitas air dilakukan secara
berkala dan wajib dilaporkan setiap 6 bulan sekali.
Sebagai bentuk pengawasan, setiap pemegang izin harus memasang water meter
yang telah memiliki surat peneraan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Bali.
Usaha Ketenagalistrikan untuk kepentingan sendiri
Jumlah usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan sendiri Tahun
2013 menjadi 186 buah dengan jumlah mesin genset (cative power)
sebanyak 286 buah.
Pembinaan dan pemantauan dilakukan terhadap unit usaha mesin genzet
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 38
Dari 4 jenis usaha ESDM yang ada, tupoksi dari bidang Pertambangan
Dinas Cipta Karya adalah melakukan pembinaan dan pengendalian kepada
pengusaha agar patuh pada ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Faktor-faktor yang mendukung pencapaian sasaran:
1. Pembinaan dan pemantauan terhadap Wajib Pajak (WP) merupakan kegiatan
utama di bidang pertambangan setelah tidak menerbitkan ijin lagi. Hal ini
berdampak terhadap intensifnya pembinaan dengan langsung mendatangi
WP di lapangan.
Faktor-faktor yang menghambat/ kendala pencapaian sasaran:
1. Kurangnya pemahaman Wajib Pajak (WP) terhadap kewajiban-kewajiban
yang harus dipenuhi sesuai ketentuan-ketentuan yang ada seperti
pembangunan sumur resapan dan pemasangan water meter pada unit
usaha pemanfaatan air tanah
Gambar 3.4
Persentase Pencapaian Persentase kepatuhan pengusahan ESDM terhadap ketentuan penyelenggaraan usaha dari tahun 2011 sampai Tahun 2013
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00
Target 18.52 38.63 42.99
Realisasi 24.08 60.84 35.32
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 39
Realisasi akumulasi capaian sasaran yang telah ditetapkan sampai
dengan tahun 2013 dan rencana sesuai dengan RPJMD dapat dilihat spt tabel
di bawah ini :
No. Indikator Sasaran Satuan
Realisasi
Apabila dibandingkan dengan daerah lain dengan indikator yang hampir
sama yaitu pada Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya
Mineral Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 dengan target
9,00% sedangkan realisasi mencapai 8,00% sehingga tingkat capaian 98,00%.
Adanya perbedaan target karena disesuaikan dengan sasaran yang ingin
dicapai yaitu pada Dinas PUP-ESDM Yogyakarta lebih ditekankan pada
pengelolaan usaha pertambangan untuk meningkatkan nilai tambah
sedangkan pada Dinas Cipta Karya Badung lebih ditekankaan pada
pengelolaan usaha pertambangan agar sesuai dengan prosedur dan
persyaratan keselamatan kerja penambangan dengan memperhatikan aspek
lingkungan.
3.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Realisasi anggaran dan kinerja SKPD Dinas Cipta Karya Tahun 2013 adalah
sebagai berikut:
1. Pada Tahun 2013 (induk) adalah sebesar Rp. 295.796.968.586,00 dengan
rincian:
a. Belanja langsung Rp. 281.907.318.013,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 40
Anggaran Belanja Langsung yang merupakan pendanaan untuk membiayai
Program-program sasaran strategis terdiri dari:
Belanja Pegawai Rp. 744.907.100,00
Belanja barang/ jasa Rp. 11.838.776.086,00
Belanja Modal Rp. 269.323.634.827,00
Pada Tahun 2013 (Perubahan) menjadi sebesar Rp. 235.660.238.206,00
dengan rincian:
Belanja Pegawai Rp. 792.989.100,00
Belanja barang/ jasa Rp. 13.295.555.140,00
Belanja Modal Rp. 208.074.748.747,00
2. Realisasi anggaran per 31 Desember 2013 adalah sebesar
Rp.204.263.671.158,20 dengan rincian:
Belanja Pegawai Rp. 673.746.100,00 (84,96%)
Belanja barang/ jasa Rp. 11.853.069.151,20 (89,15%)
Belanja Modal Rp. 180.123.907.144,00 (86,57%)
Realisasi Anggaran Belanja Tahun 2013 Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung
No Uraian Anggaran Realisasi %
Pencapaian kinerja sasaran, program dan kegiatan tersebut diatas,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 41
Tahun 2013 (termasuk Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung) sebesar
Rp.235.660.238.206,00 dan Realisasi pengeluaran sebesar Rp.
204.084.374.407,00 mencapai 86,60 %.
Penyerapan anggaran yang tidak mencapai 100%, sehingga ada sisa
anggaran sebesar Rp. 31.575.863.798,00 yaitu mencapai 13.40% (untuk
seluruh belanja Dinas Cipta Karya) dan sisa sebesar 28.130.117.276,00 pada
belanja modal yaitu mencapai 13,52% untuk belanja progam prioritas dan
pengadaannya dilaksanakan melalui mekanisme Tender.
Sedangkan untuk mendukung tercapainya sasaran strategis didukung dengan
anggaran sesuai dengan Penetapan Kinerja :
Untuk mencapai sasaran strategis I ; didukung anggaran dari Program
Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang sebesar Rp. 954.431.475,00
Untuk mencapai sasaran strategis II ; didukung anggaran dari program
Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur dan Program Pemanfaatan Ruang
sebesar Rp. 72.925.152.568,00
Untuk mencapai sasaran strategis III ; didukung anggaran dari Program
Lingkungan Sehat Perumahan, Program Penyehatan Lingkungan sebesar
Rp.144.740.947.703,00
Untuk mencapai sasaran strategis IV ; didukung anggaran dari Program
Pembinaan dan Pengawasan bidang Pertambangan, Program Pengawasan
dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang berpotensi merusak lingkungan, Program
pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan sebesar
Rp.266.830.141,00
Tabel di bawah ini menunjukkan realisasi penyerapan dana program –
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 42
N O
SASARAN PAGU ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
PENYE RAPAN
DANA
I Terwujudnya
Manajemen Penataan Ruang Yang Efektif
954.431.475,00 696.167.697,00 72,94%
II Terwujudnya Sarana Prasarana Publik sesuai kebutuhan
72.925.152.568,00 67.198.777.979,00 92,15%
III Terwujudnya Prasarana dasar permukiman yang berkondisi baik
144.740.947.703,00 121.682.476.669,00 84.07%
IV Terwujudnya Pengendalian Pengusahaan SDA di bidang ESDM
266.830.141,00 245.556.991,00 92,03%
TOTAL DANA 218.887.361.887,00 189.822.979.336,00 86,72%
Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran strategis sebesar
Rp.218.887.361.887,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 43
1. Simpulan
a. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Cipta
Karya Kabupaten Badung menyajikan hasil dari berbagai capaian
sasaran strategis yang tercermin dari capaian indikator kinerja utama
(IKU) maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.
b. Hasil pengukuran indikator kinerja terhadap 4 sasaran strategis
dengan 4 indikator menunjukkan sebagai berikut :
Sasaran 1 Terwujudnya Manajemen Penataan Ruang Yang Efektif,
Capaian kinerja pada tahun 2013 sebesar 102,97% dengan
interprestasi Melampaui Target
Sasaran 2 Terwujudnya Sarana Prasarana Publik sesuai Kebutuhan,
terdiri dari satu indikator sasaran.
Capaian kinerja pada tahun 2013 sebesar 104,82% dengan
interprestasi Melampaui Target
Sasaran 3 Terwujudnya Prasarana dasar Permukiman yang
berkondisi baik terdiri dari satu indikator .
Capaian kinerja pada tahun 2013 sebesar 138,61% dengan
interprestasi Melampaui Target
Sasaran 4 Terwujudnya Pengendalian pengusahaan SDA di bidang
ESDM terdiri dari satu indikator .
Capaian kinerja pada tahun 2013 sebesar 85,34% dengan
interprestasi Tidak Mencapai Target
BAB IV
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 44 Dari keempat sasaran dan indikator yang dilaksanakan oleh Dinas
Cipta Karya, capaian kinerja rata-rata pada tahun 2013 mencapai
107,13 dengan interpretasi Melampaui Target
c. Alokasi anggaran untuk pelaksanaan program/kegiatan Dinas Cipta
Karya Kabupaten Badung yang bersumber dari APBD sebesar
Rp.235.660.238.206,00 dengan Realisasi anggaran tahun 2013 sebesar
Rp.204.084.374.407,00.
Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran strategis sebesar
Rp.218.887.361.887,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 189.882.979.336,00 dengan prosentase penyerapan sebesar 86,72%. Penyerapan anggaran tidak mencapai 100%, sehingga ada sisa
anggaran sebesar Rp. 31.575.863.798,00 yaitu mencapai 13.40%
(untuk seluruh belanja Dinas Cipta Karya) sebagai bentuk efisiensi
anggaran karena adanya mekanisme Tender pada program-program
prioritas .
2. Saran
a. Adanya kinerja yang tidak selalu mengalami peningkatan, karena itu
perlu dilakukan kajian regulasi tentang kegiatan pengkaplingan dan
kegiatan penambangan.
b. Peran serta semua pihak dalam bentuk informasi yang cepat dalam
rangka turut serta mendukung kegiatan pengawasan pembangunan
agar sesuai dengan RDTR.
c. Perlu adanya peningkatan program dan kegiatan untuk tuntasnya
”Prasarana Dasar Permukiman” dengan kondisi baik.
d. Untuk dapat berinovasi dibutuhkan peningkatan wawasan atas
kemajuan teknologi dan metode pelaksanaan yang mengarah kepada
Clean Construction kepada semua jajaran dengan cara meningkatkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 45 Akhirnya dengan disusun LAKIP Dinas Cipta Karya ini, diharapkan dapat
menjadi media evaluasi intern untuk melakukan perbaikan pada tahun
mendatang.
Mangupura, 21 Februari 2014
Kepala Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung
Ir. Ni Luh Putu Dessy Dharmayanty, MT
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah |