• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masih adanya pihak-pihak yang melakukan pelanggaran terhadap Tata Ruang yaitu dengan tidak mematuhi ketentuan-ketentuan membangun

Dalam dokumen DOKUMEN LAKIP DCK KABUPATEN BADUNG (Halaman 28-35)

AKUNTABILITAS KINERJA DAN KEUANGAN

1. Masih adanya pihak-pihak yang melakukan pelanggaran terhadap Tata Ruang yaitu dengan tidak mematuhi ketentuan-ketentuan membangun

Apabila dibandingkan perkembangan capaian kinerja setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai dengan 2013 terlihat peningkatan kepatuhan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 24 membangun yaitu dengan meningkatnya jumlah bangunan yang sesuai peruntukan RDTR.

Perkembangan persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR tiap tahun mengalami peningkatan sesuai dengan gambar 3.1 di bawah ini:

Gambar 3.1.

Grafik Prosentase Realisasi bangunan sesuai RDTR Tahun 2011 -2013

Realisasi akumulasi capaian sasaran yang telah ditetapkan sampai dengan tahun 2013 dan rencana sesuai dengan RPJMD dapat dilihat spt tabel di bawah ini :

No. Indikator Sasaran Satuan

Realisasi Akumulasi s/d. Tahun 2013 Rencana sesuai dengan RENSTRA Tahun 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) 1 2 3 4 5 6 1 Persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR % 23,89 (19.106,00 unit bgn) 28,20 (22.553,00 unit bgn 84,71

Berdasarkan tabel tersebut diatas, diketahui bahwa secara akumulasi pencapaian sasaran Terwujudnya Manajemen Penataan Ruang yang Efektif di

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 25 Kabupaten Badung sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan target Renstra tahun 2015 telah menunjukkan peningkatan, yaitu tahun kelima direncanakan persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR di Kabupaten Badung sebesar 28,20%.

Apabila dibandingkan dengan daerah lain dengan indikator yang hampir sama, yaitu Persentase kesesuaian pemanfaatan terhadap RTR kab/ kota dan RTRW Provinsi pada Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 dengan target 50,00% sedangkan realisasi mencapai 45,00% sehingga tingkat capaian 90,00%.

Secara komulatif Kabupaten Badung lebih tertib/ patuh dalam pelaksanaan Tata Ruang berdasarkan RDTR.

Pada tahun yang akan datang (Th 2014), karena tupoksi Dinas Cipta karya tidak lagi mengurus pelayanan perijinan, hal ini akan memberi dampak pada capaian sasaran Terwujudnya Manajemen Penataan Ruang Yang Efektif dengan indikator Persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR. Pengukuran kinerja untuk indikator ini akan mengalami perubahan cara ukur yaitu dari jumlah bangunan gedung ber-IMB dan ITR yang terbit per tahun berbanding dengan jumlah keseluruhan bangunan/gedung yang ada menjadi luas area terbangun sesuai dengan Tata Ruang berbanding dengan luasan area yang dapat dibangun berdasarkan Tata Ruang.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 26

Analisis Pencapaian Sasaran 2:

Terwujudnya Sarana Prasarana Publik sesuai kebutuhan

No. Indikator Sasaran Satuan

Capaian Kinerja Tahun 2011 Tahun 2012 Capaian Kinerja Tahun 2012 Tahun 2013 Capaia n Kinerja Tahun 2013 Target Realisasi Target Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Persentase sarana prasarana gedung pemerintah dan masyarakat umum yang representative % 100,12 54,00 54,95 101,75 65,00 68,13 104,82

Terhadap indikator Persentase pembangunan keciptakaryaan dirubah menjadi indikator

Persentase sarana prasarana Gedung Pemerintah dan Masyarakat Umum yang representative agar lebih menunjukkan pengukuran secara fisik terhadap gedung Pemerintah dan masyarakat umum di Kabupaten Badung yang kurang representative menjadi representative.

Pengukuran terhadap sarana prasarana gedung pemerintah dan masyarakat umum dilaksanakan terhadap gedung kantor, fasilitas umum, fasilitas pendidikan gedung baru berjumlah 91 unit. Kondisi gedung pemerintah kurang representatif yang dimaksud adalah kondisi gedung yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan layanan dan perkembangan tingkat kebutuhan saat ini dari tupoksi masing-masing instansi tersebut. Dengan kondisi tersebut di atas dipandang perlu untuk dilakukan peningkatan kualitas agar lebih memberikan

Sasaran Strategis 2

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 27 kenyamanan pelayanan sekaligus beautifikasi secara fisik dan dapat menampilkan

performance sarana prasarana gedung yang lebih representative.

Kondisi awal sarana prasarana gedung pemerintah dan masyarakat umum pada tahun 2010 sebesar 36,26% (33 unit bangunan representative) dari target akhir RPJMD Th 2015 sebesar 93,00% (86 unit bangunan) dengan kondisi bangunan representative.

Hasil evaluasi capaian sasaran terwujudnya sarana prasarana publik sesuai kebutuhan pada tahun 2013 dengan target 65,00% terealisasi 68,13% (62 unit bangunan telah representative) sehingga capaian kinerja sebesar 104,82%.

Faktor-faktor yang mendukung pencapaian sasaran:

1. Adanya komitmen pimpinan untuk meningkatkan kualitas sarana prasarana publik dan masyarakat umum menjadi lebih representatif. 2. Adanya komitmen antar personil yang terlibat untuk bersama-sama

mencapai target yang sudah ditetapkan

3. Adanya ketersediaan anggaran sehingga pembangunan dan peningkatan bangunan/ gedung pemerintah dan masyarakat dapat segera dilakukan

Faktor-faktor yang menghambat/ kendala pencapaian sasaran:

1. Belum maksimalnya kesadaran masyarakat jasa konstruksi untuk bekerja secara professional di bidangnya secara utuh (teknis dan administratif) 2. Adanya kendala dalam penyediaan lahan

3. Adanya kendala dalam penghapusan asset sehingga memperpanjang proses pelaksanaan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 28 Persentase Pencapaian sarana prasarana publik sesuai kebutuhan dari tahun 2011 sampai Tahun 2013 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 Target 45.00 54.00 65.00 Realisasi 45.05 54.95 68.13 Th 2011 Th 2012 Th 2013

Realisasi akumulasi capaian sasaran yang telah ditetapkan sampai dengan tahun 2013 dan rencana sesuai dengan RPJMD dapat dilihat seperti tabel di bawah ini:

No. Indikator Sasaran Satuan

Realisasi Akumulasi s/d. Tahun 2013 Rencana sesuai dengan Renstra Tahun 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) 1 2 3 4 5 6 1 Persentase sarana prasarana Gedung Pemerintah dan Masyarakat umum yang representative % 68,13 93,00 73,26

Berdasarkan tabel tersebut diatas, diketahui bahwa secara akumulasi pencapaian sasaran Terwujudnya sarana prasarana publik sesuai kebutuhan sampai dengan tahun 2013 sebesar 68,13% dibandingkan dengan target Renstra

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 29 tahun 2015 sebesar 93,00% telah menunjukkan peningkatan, yaitu tahun kelima persentase sarana prasarana gedung pemerintah dan masyarakat umum sangat optimis bisa mencapai target.

Apabila dibandingkan dengan daerah lain dengan indikator yang hampir sama yaitu Persentase keandalan bangunan gedung Negara sesuai dengan peraturan yang berlaku pada Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 dengan target 80,00% sedangkan realisasi mencapai 78,00% sehingga tingkat capaian 99,00%.

Secara komulatif, Kualitas sarana prasarana publik lebih banyak yang representative di Kabupaten Badung

Sedangkan untuk perbandingan indikator tingkat kabupaten/ kota di Bali dan secara nasional belum ditemukan indikator yang sama.

Tabel 3.3

Analisis Pencapaian Sasaran 3

Terwujudnya Prasarana Dasar Permukiman Yang berkondisi baik

No. Indikator Sasaran Satuan

Capaian Kinerja Tahun 2011 Tahun 2012 Capaian Kinerja Tahun 2012 Tahun 2013 Capaia n Kinerja Tahun 2013 Target Realisasi Target Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Persentase prasarana dasar permukiman dengan kondisi baik % 197,14 31,34 48,38 154,39 47,56 65,92 138,61

Terhadap sasaran mengenai Terwujudnya prasarana dasar pemukiman yang berkondisi baik yang awal mulanya didukung oleh indikator Persentase

Sasaran Strategis 3

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah | 30 pemukiman yang sudah memiliki air bersih, Peningkatan jalan Lingkungan, sanitasi (DSDP) mencakup: Persentase Jalan lingkungan yang ditata, Persentase tersedianya air bersih, dan Persentase sanitasi yang dibangun kemudian diadakan penyesuaian agar lebih terukur menjadi indikator baru yaitu Persentase prasarana dasar permukiman dengan kondisi baik.

Pengukuran terhadap persentase prasarana dasar permukiman dengan kondisi baik secara fisik dilaksanakan terhadap 3 aspek pengukuran yaitu Jalan Lingkungan dengan kondisi baik, penyediaan jaringan Air bersih dalam kondisi baik dan penyediaan sanitasi dengan kondisi baik.

Pencapaian indikator di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

Dalam dokumen DOKUMEN LAKIP DCK KABUPATEN BADUNG (Halaman 28-35)

Dokumen terkait