BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi
2.1.1 Pengertian Investasi
Secara umum investasi diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam
perseorangan, suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.
Contoh investasi: pembelian aset seperti saham, pembelian barang modal untuk
produksi dalam suatu usaha, maupun berupa property seperti rumah atau tanah.
Menurut sadono sakirno (1997) Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran
atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli
barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambahkemampuan
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.
2.1.2 Jenis-jenis investasi
Menurut cara pembagiannya, investasi dibagi menjadi delapan jenis yang
terkelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu (Rosyidi:1995):
1. Autonomous investment dan induced investment.
Atonomous investment (investasi otonom) adalah investasi yang besar
kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan, tetapi dapat berubah oleh karena adanya
perubahan-perubahan faktor-faktor diluar pendapatan. misalnya tingkat teknologi,
kebijaksanaan pemerintah dan sebagainya. sedangkan induced investment (investasi
terimbas) sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan.
Public investment adalah investasi atau penanaman modal yang dilakukan
oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. sedangkan private
investment adalah investasi yang dilaksanakan oleh swasta. di dalam private
investment keuntungan merupakan prioritas sementara public investment lebih
diarahkan kepada melayani dan menciptakan kesejahteraan bagi rakyat banyak.
3. Domestic investment dan foreign investment.
Domestic investment adalah penanaman modal di dalam negeri sedangkan
foreign investment adalah penanaman modal asing.
4. Gross investment dan net investment.
Gross investment (investasi bruto) adalah total seluruh investasi yang
diadakan atau yang dilaksanakan pada suatu waktu. sedangkan net investment
(investasi netto) adalah selisih antara investasi bruto dengan penyusutan. contoh:
investasi bruto tahun ini adalah Rp. 25 juta sedangkan penyusutan yang terjadi
selama tahun lalu adalah sebesar Rp. 10 juta itu berarti investasi netto tahun ini
adalah sebesar Rp. 15 tahun.
2.2 Bank
2.2.1Pengertian Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
(Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun
Menurut G.M Verryn Stuart yang ditulis Dendiwijaya Bank adalah suatu
badan yang bertujuan untuk memaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat
pembayarannya sendiri atau dengan ang yang diperoleh dari orang lain, maupun
dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral.
Bank adalah Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta
memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, 2000:11).
2.2.2 Jenis-Jenis Bank
Dewasa ini jenis bank dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain :
a) Bank berdasarkan Fungsinya
Mengikuti Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998, maka bank dari segi
fungsinya dibedakan menjadi :
1. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b) Bank berdasarkan Kepemilikannya
1. Bank milik pemerintah adalah dimana akte pendirian maupun modalnya
dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh
pemerintah.
2. Bank milik swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki swasta serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta
begitu pula pembagian keuntungan diambil oleh swasta.
3. Bank milik asing adalah merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri
baik milik swasta maupun pemerintah asing atau negara.
4. Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki
oleh pihak asing dan pihak swasta nasional, dimana kepemilikan sahamnya
secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia.
c) Bank berdasarkan segi Status
Bank dilihat dari segi status bank dibedakan menjadi :
1. Bank Devisa merupakan bank yang dapat melakukan transaksi keluar negeri
atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.
Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia
setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
2. Bank Non Devisa merupakan bank yang belum mempunyai ijin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat
melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa
dalam melakukan transaksi masih dalm batas-batas negara.
Jenis bank berdasarkan caranya menentukan harga, baik harga jual maupun beli
terdapat dalam dua kelompok, yaitu :
1. Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional, yaitu bank yang dalam
aktivitasnya, baik penghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran
dananya , memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau
sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode
tertentu. Periode tertentu ini biasanya ditetapkan pertahun.
2. Bank Syariah, yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpun dana
maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan
imbalan atau dasar prinsip syariah yaitu jaul beli dan bagi hasil.
2.1.3 Fungsi dan Peranan Bank 2.1.3.1 Fungsi Bank
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat
luas dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit untuk
berbagai tujuan. Fungsi bank dalam perekonomian suatu negara diklasifikasikan
sebagai berikut (Lubis, 2010:10) :
1. Fungsi Bank sebagai Agent of Trust
Maksudnya adalah bahwa bank sebagai financial intermediary menjalankan
fungsinya atas dasar kepercayaan yang diterima oleh bank dari masyarakat.
Kepercayaan masyarakat yang diberikan berupa amanat agar bank mengelola dan
sebagai agent of trust ini tentu tidak terlepas dari prinsip saling mengntungkan
bagi kedua belah pihak.
2. Fungsi Bank sebagai Agent of Development
Guna mewujudkan pembangunan dan kesejahteraan dalam perekonomian, bank
dianggap sebagai lembaga yang cukup berperan signifikan. Hal ini dikarenakan
aktivitas bank sebagai financial intermediary dapat mempertemukan sektor riil
dan sektor moneter untuk berinteraksi. Sebagian besar peredaran uang dalam
perekonomian terjadi melalui institusi perbankan sehingga interaksi sektor riil
dan sektor moneter diharapkan berjalan dengan baik demi mendukung proses
pembangunan.
3. Fungsi Bank sebagai agent of service
Bank diketahui juga sebagai lembaga yang bergerak dibidang jasa yang lebih
beragam, dengan kata lain aktivitas perbankan tidak hanya terbatas dalam hal
menghimpun dana dan menyalurkan dana ditengah masyarakat. Beragamnya
jenis jasa yang ditawarkan oleh bank menjadikan institusi perbankan juga
dianggap sebagai agent of service.
2.2.3 Peranan Bank
Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peranan yang sangat
penting dalam sistem keuangan yaitu:
a. Pengalihan asset (Asset Transmutation)
Bank mendirikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka
pengalih aset yang likuid dari unit surplus (lenders) kepada unit defisit
(borrowers).
b. Transaksi (Transaction)
Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk
melakukan transaksi barang dan jasa. Transaksi barang dan jasa tidak pernah
terlepas dari transaksi keuangan, produk-produk yang dikeluarkan oleh bank
merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
c. Likuiditas (Liquidity)
Lembaga keuangan bank memberikan fasilitas pengelolaan likuiditas kepada
pihak yang mengalami surplus likuiditas. Disisi lain bank juga akan dapat
memberikan fasilitas tambahan likuiditas kepada pihak-pihak yang mengalami
kekurangan likuiditas.
d. Efisiensi (Efficiency)
Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal
tanpa mengubah produknya. Bank dapat menurunkan biaya transaksi dengan
jangkauan pelayanan. Peranan bank untuk memperlancar dan mempertemukan
pihak-pihak yang saling membutuhkan.
2.3 Kredit
2.3.1 Pengertian Kredit
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Menurut Jhonson yang ditulis Julius Latumerissa, kredit adalah kemampan
untuk memperoleh barang-barang atau jasa-jasa dengan memberikan janji akan
membayar dengan uang (atau barang) seketika diminta pembayarannya atau pada
suatu hari tertentu di kemudian hari.
Dalam bahasa latin kredit berasal dari kata “credere” yang artinya percaya. Itu
artinya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang
diberikan akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian.
2.3.2 Unsur-unsur kredit
Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah
sebagai berikut.
1. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang
diberikan akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang.
2. Kesepakatan, dimana kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian
dimana masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya
masing-masing.
3. Jangka waktu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang
telah disepakati.
4. Risiko, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan satuu
5. Balas jasa, merupakan suatu kentungan atas pemberian kredit atau jasa tersebut
yang dikenal dengan nama bunga.
2.3.3 Jenis-Jenis Kredit
Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk
masyarakat terdiri dari, sebagai berikut (Kasmir 2008:103).
a) Dilihat Dari Segi Kegunaan
1. Kredit Investasi
Merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan
perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan
rehabilitasi.
2. Kredit Modal Kerja
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi
dalam operasionalnya.
b) Dilihat Dari Segi Tujuan Kredit
1. Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha/produksi/ investasi. Kredit
ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.
2. Kredit Konsumtif
Kredit yang digunakan untuk konsumsi pribadi. Dalam kredit ini tidak ada
pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan karena memang untuk
Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk
membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang
dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil kredit ini sering
diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli
barang dalam jumlah besar.
c) Dilihat Dari Segi Jangka Waktu
1. Kredit Jangka Pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun dan
biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
2. Kredit Jangka Menengah
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu berkisar antara 1 tahun
sampai dengan 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan
investasi.
3. Kredit Jangka Panjang
Merupakan kredit yang pengembaliannya paling panjang, jangka waktu
pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini digunakan
untuk investasi jangka panjang seperti : perkebunan karet, kelapa sawit,
manufaktur atau kredit konsumtif seperti kredit perumahan.
d) Dilihat Dari Segi Sektor Usaha
Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau sektor
pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka jangka pendek atau
jangka panjang.
2. Kredit Peternakan
Merupakan kredit yang diberikan untuk sektor peternakan, baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
3. Kredit Industri
Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana, baik industri
kecil, industri menengah, dan industri besar.
4. Kredit Pertambangan
Merupakan kredit yang diberikan untuk usaha tambang, jenis tambang yang
dibiayai biasanya dalam jangka panjang seperti tambang emas, minyak, dan
timah.
5. Kredit Pendidikan
Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana
pendidikan atau dapat pula kredit untuk para mahasiswa.
6. Kredit Profesi
Merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional seperti
dosen, dokter atau pengacara.
7. Kredit Perumahan
2.4 Suku Bunga
2.4.1 Pengertian Suku Bunga
Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang
berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual
produknya. Bunga bagi bank juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar
kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh
nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).
2.4.2. Jenis Bunga
Ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabah dalam kegiatan perbankan
konvensional, yaitu:
1. Bunga Simpanan
Merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah pemilik
simpanan. Bunga ini diberikan sebagai rangsangan ata balas jasa, kepada nasabah
yang menyimpan uangnya di bank.
2. Bunga Pinjaman
Merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminjam (debitur) atau harga
jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank.
2.4.3 Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit
Jenis-jenis pembebanan suku bunga kredit dan rumus perhitungan
1. Suku Bunga Effektif
Pengertian effektif/anuitas ini adalah bahwa bunga pinjaman selalu dihitung dari
bulan adalah berbeda (semakin kecil) karena seiring dengan cicilan yang
dilakukan sisa pokok pinjaman akan berkurang.
Rumus perhitungan :
𝐁𝐮𝐧𝐠𝐚𝐀𝐧𝐠𝐬𝐮𝐫𝐚𝐧= 𝐒𝐢𝐬𝐚𝐏𝐨𝐤𝐨𝐤𝐱𝐁𝐮𝐧𝐠𝐚𝐱𝟏
𝟏𝟐
Keterangan :
Bunga Angsuran : bunga bulan yang bersangkutan. Sisa pokok : sisa pokok pinjaman.
Bunga : suku bunga pinjaman efektif per tahun 2. Suku Bunga Flat
Pengertian flat adalah bahwa bunga pinjaman selalu dihitung dari pokokawal
pinjaman. Dengan demikian jumlah bunga yang dibayar setiap bulan adalah
sama.
Rumus perhitungan :
𝐀𝐧𝐠𝐬𝐮𝐫𝐚𝐧 = 𝐏𝐨𝐤𝐨𝐤+ (𝐏𝐨𝐤𝐨𝐤 𝐱𝐁𝐮𝐧𝐠𝐚𝐱𝐓𝐚𝐡𝐮𝐧)
𝐁𝐮𝐥𝐚𝐧
Keterangan :
Angsuran : jumlah angsuran per bulan Pokok : pokok awal pinjaman
Bunga : suku bunga pinjaman flat per tahun Tahun : jangka waktu pinjaman dalam tahun Bulan : jangka waktu pinjaman dalam bulan
3. Floating rate
Jenis ini membebankan bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar uang
sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar uang
2.4.4 Teori Klasik Tingkat Bunga
Tabungan, menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. makin tinggi
tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat akan mendorong untuk
mengorbankan pengeluaran konsumsi guna menambah tabungan.
investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. makin tinggi tingkat bunga, keinginan
untuk melakukan investasi juga makin kecil. seseorang akan menambah pengeluaran
investasi apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat
bunga yang harus dibayar untuk dana investasi tersebut.
Gambar 2.1 Tingkat bunga menurut klasik
Keseimbangan tingkat bunga ada di titik I0, dimana jumlah tabungan sama dengan
investasi. Apabila tingkat bunga berada di titik i1, maka jumlah tabungan melebihi
keinginan penguasaha untuk berinvestasi. Para penabung akan meminjamkan
dananya sehingga akan menekan tingkat bunga turun kembali ke titik i0. Sebaliknya, Tabungan
Investasi o i2
S2 Tingkat Bunga
i1
i0
Rupiah yang diinvestasikan & ditabung S1
S0
Investasi i
apabila tingkat bunga berada di titik i2, maka para pengusaha akan berusaha untuk
memperoleh dana yang jumlahnya relatif kecil sehingga persaingan ini akan
mendorong tingkat bunga naik ke posisi i0.
2.5 Dana Pihak Ketiga (DPK) 2.5.1 Pengertian Dana Pihak Ketiga
Dana pihak ketiga (simpanan) yang dijelaskan dalam UU Perbankan RI No.
10 tahun 1998 tentang perbankan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat
kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito,
sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2.5.2. Sumber-sumber Dana Pihak Ketiga Sumber dana pihak ketiga tersebut berupa:
1. Giro ( Demand Deposit )
Giro adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran
lainnya atau dengan pemindahbukuan.
2. Deposito
Secara garis besar deposito dapat dibagi kedalam tiga jenis, yaitu (Julius,
2011:247)
a) deposito berjangka (time deposit)
Adalah simpanan pihak ketiga di bank yang penarikannya hanya dapat
dilakukan setelah jangka wakt tertentu menurut perjanjian antara pihak
diterbitkan atas nama deposan tertentu sehingga tidak dapat dipindah
tangankan ata diperjual belikan.
b) deposito harian (deposit on call)
Adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang memiliki jangka waktu 1
sampai 30 hari yang pencairannya dapat dilakukan setiap hari dengan
pemberitahuan sebelumnya kepada pihak bank akan maksud tersebut.
c) sertifikat deposito (certificate deposit)
Adalah suatu bentuk simpanan berjangka yang diterbitkan oleh bank yang
dapat diperjualbelikan ata dipindah tangankan kpada pihak ketiga.
3. Tabungan ( Saving Deposit )
Tabungan adalah simpanan dari masyarakat atau pihak ke 3 kepada bank yang
penarikannya dapat di lakukan sewaktu-waktu.
2.6 Non Performing Loan (NPL)
Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang dipergunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam mengukur resiko kegagalan pengembalian
kredit oleh debitur. Kredit bermasalah atau problem loan dapat diartikan sebagai
pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan
atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur.
Jika tingkat rasio NPL tinggi maka pihak bank akan berhati-hati dalam
menyalurkan kredit ke masyarakat.. Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL
Tabel 2.1
Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL
Rasio Predikat
NPL ≤ 5% Sehat
NPL > 5% Tidak Sehat Sumber : Bank Indonesia
Berdasarkan tabel di atas, Bank Indonesia menetapkan nilai NPL maksimum
adalah sebesar 5%, apabila bank melebihi batas yang diberikan maka bank tersebut
dikatakan tidak sehat. Meningkatnya NPL akan menggurangi jumlah modal bank,
Karena pendapatan yang diterima bank akan digunakan untuk menutupi NPL
tersebut. Selain itu, meningkatnya NPL akan mempengaruhi bank dalam
menyalurkan kredit kepada masyarakat pada periode selanjutnya.
Banyak faktor yang seringkali memicu munculnya masalah ini diantaranya
adalah dampak krisis multidimensional yang hingga saat ini membuat banyak dari
para debitur bank tidak mampu menyelesaikan masalah kredit mereka yang macet.
Faktor lain yang juga seringkali memicu masalah ini adalah tidak adanya itikad baik
dari para debitur untuk segera menyelesaikan masalah ini. Akibatnya tidak jarang
bank atau lembaga keuangan akan menerima dampaknya dari kondisi ini. Tingginya
suku bunga memang seringkali menjadi beban berat bagi para debitor untuk
menyelesaikan kewajiban mereka pada bank, Sehingga mereka tidak mampu
menyelesaikan kredit sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.
Untuk menjaga bank tetap dalam kondisi yang aman, maka sistem manajemen
manajemen yang baik dalam berbagai kegiatan operasional bank terutama untuk
hal-hal yang terkait dengan kredit ini, akan membantu menjaga kestabilan kondisi dalam
bank.
2.7 Inflasi
2.7.1 Pengertian Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus
menerus. dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata
uang secara terus menerus.
Menurut Boediono definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan dari
harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu
atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas
kepada sebagian besar dari harga barang-barang lain.
2.7.2 Jenis-jenis Inflasi
Berdasarkan asal dari inflasi dibagi menjadi:
1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)
Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena defisit anggaran
belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, panenan gagal dan
sebagainya.
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)
Inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga diluar negeri atau di
negeri ini dapat mudah terjadi pada negara-negara yang perekonomiannya
terbuka.
2.7.3 Dampak Inflasi
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu
negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat
spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit
neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan
masyarakat.
1. Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan.
Ini dikarenakan pada saat inflasi maka harga barang-barang akan cenderung
naik sedangkan pendapatan tidak mengalami kenaikan.
2. Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata
uang semakin menurun. apabila masyarakat cenderung tidak menabung maka
dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Ini dikarenakan dunia usaha
membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
3. Bagi produsen, inflasi dapat menyebabkan terhentinya kegiatan produksi
barang. Ini terjadi dikarenakan biaya produksi yang meningkat dikarenakan
inflasi sehingga biaya produksi lebih besar dibandingkan dengan
pendapatannya.
Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang kredit
perbankan berikut dengan kesimpulan dari masing-masing penelitian.
Peneliti Judul Variabel Hasil
Ratih Pranita Bunga, GDP, Inflasi, Penawaran Kredit Investasi, ROA, LDR, DPK
Penawaran kredit investasi dipengaruhi secara positif oleh suku bunga kredit, ROA, dan LDR. Sedangkan permintaan kredit investasi dipengaruhi secara negatif oleh suku bunga kredit dan inflasi, dan juga dipengaruhi secara positif oleh GDP dan kredit investasi periode sebelumnya. Investasi, Suku Bunga, GDP, Inflasi, Kurs, Penawaran Kredit Investasi, DPK, CAR, LDR, NPL
Penawaran kredit investasi dipengaruhi secara positif oleh suku bunga kredit, DPK dan LDR. Dan juga dipengaruhi secara negatif oleh CAR dan NPL. Sedangkan permintaan kredit investasi dipengaruhi secara negatif oleh suku bunga kredit dan inflasi, dan juga dipengaruhi secara positif oleh GDP dan Nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Martin (2012) Analisis Estimasi Investasi, DPK, Suku Bunga, Pendapatan Per Kapita, Penawaran Kredit Investasi, DPK, PDRB, NPL
2.9 Kerangka Konseptual.
Gambar 2.3
Kerangka Konseptual Permintaan dan Penawaran Kredit Investasi
Melalui gambar 2.3 ini dapat dilihat bahwa penawaran kredit investasi dipengaruhi
oleh Bunga kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Loan (NPL)
Sedangkan permintaan kredit investasi dipengaruhi oleh variabel Suku Bunga kredit
dan Inflasi.
2.10 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penulis membuat hipotesis
sebagai berikut:
1. Bunga Kredit Perbankan dan Inflasi berpengaruh negatif terhadap Permintaan
Kredit Investasi.
Kredit Investasi
Inflasi Penawaran Kredit
Investasi
Bunga Kredit
NPL DPK
2. NPL berpengaruh negatif terhadap Penawaran Kredit Investasi, Bunga Kredit