• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Saku Pemantauan Akseptor Pasca Pelayanan Kontrasepsi Bagi PKBPLKB dan IMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Buku Saku Pemantauan Akseptor Pasca Pelayanan Kontrasepsi Bagi PKBPLKB dan IMP"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Buku Saku

Pemantauan Akseptor

Pasca Pelayanan Kontrasepsi

Bagi PKB/PLKB dan IMP

Direktorat Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah

Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

2 Anak Cukup

(2)

Buku Saku

Pemantauan Akseptor

Pasca Pelayanan Kontrasepsi Bagi PKB/PLKB dan IMP

(Lay out Cover : gambar alkon)

Badan Kependudukan dan keluarga Berencana Nasional

Jakarta

(3)

Kata Pengantar

Petugas lapangan KB sebagai lini lapangan terdepan dalam sistem pelayanan KB memiliki peran yang sangat penting dalam memantau pasca pelayanan kontrasepsi bagi peserta KB Aktif. Selain itu mereka berperan dalam memberikan informasi tentang metode kontrasepsi yang rasional, efisien, efektif (REE) serta sesuai dengan pemenuhan hak-hak reproduksinya. Dalam kegiatan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi, pengetahuan dan kepatuhan akseptortentang kontrasepsi dapat diketahui sehingga kemungkinan-kemungkinan terjadinya gejala efek samping, komplikasi dan kegagalan yang diakibatkan penggunaan kontrasepsi, atau angka putus pakai (drop out) dapat ditekan. Oleh karena itu petugas lini lapangan harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang berbagai metode kontrasepsi, sebagai bekal dalam memberikan informasi melalui kegiatan pemantauan peserta KB aktif pasca pelayanan kontrasepsi.

Buku saku ini merupakan pegangan praktis bagi PKB/PLKB dalam memantau pasca pelayanan kontrasepsi yang dapat dilakukan bersama-sama dengan Institusi Masyarakat Pedesaan/Perkotaan (PPKBD/Sub PPKBD).

Kepada semua pihak yang telah membantu sehingga selesainya buku saku ini, kami ucapkan terima kasih.

Direktur Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah,

(4)

Sambutan

Kegiatan Pemantauan Pasca Pelayanan Kontrasepsi merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kelangsungan ber-KB pada peserta KB Aktif (PA). Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya kegiatan Survailan Pasca Pelayanan (SPP) melalui pemantauan dan pengamatan secara berkala terhadap timbulnya efek samping, komplikasi dan kegagalan penggunaan alat dan obat kontrasepsi serta penanganannya.

Sebagai salah satu upaya dalam peningkatan mutu pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi melalui kegiatan ini, sangatlah dibutuhkan bagi petugas lapangan KB yaitu ketrampilan dalam memberikan konseling serta pengetahuan yang luas dalam membina peserta KB Aktif.

Buku ini merupakan pegangan bagi PKB/PLKB dan IMP dalam melakukan kegiatan Survailan Pasca Pelayanan melalui pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi, yang mencakup kegiatan monitoring efek samping, komplikasi dan kegagalan kontrasepsi. Selain itu buku saku tersebut merupakan salah satu penjabaran dari buku Pedoman Pelaksanaan Pembinaan Peserta KB Aktif.

Buku saku ini dilengkapi dengan beberapa lampiran tentang bagaimana cara melakukan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi. Dengan harapan buku tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh petugas lapangan, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam salah satu upaya kegiatan Survailan Pasca Pelayanan di wilayah kerjanya masing-masing.

Deputi Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi

(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... I Sambutan ... II

Daftar Isi ... III

I. Latar Belakang ... 1

II. Tujuan ... 2

Tujuan Umum ... 2

Tujuan Khusus ... 2

III. Ruang Lingkup ... 2

IV. Pokok – Pokok Kegiatan ... 2

A. Persiapan ... ... 2

B. Pelaksanaan ... 3

C. Pemantauan dan Evaluasi ... 5

V. Indikator Keberhasilan ... 5

VI. Cara Melakukan Pemantauan Pasca Pelayanan Kontrasepsi ... 5

LAMPIRAN : ... 7

- CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN DENGAN AKSEPTOR KB PIL ... 7

- CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN DENGAN AKSEPTOR KB KONDOM ... 13

- CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK ... 16

- CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN DENGAN AKSEPTOR KB IUD ... 19

(6)

- CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN DENGAN

AKSEPTOR KB MEDIS OPERASI WANITA (MOW) / TUBEKTOMI ... 25 - CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN

DENGAN AKSEPTOR KB MEDIS OPERASI PRIA (MOP) / VASEKTOMI ... 27

(7)

I. Latar Belakang

Hasil sensus Penduduk tahun 2010 memperlihatkan jumlah penduduk Indonesia sekitar 237,6 juta jiwa melebihi 3,4 juta dari proyeksi sebelumnya yaitu sebesar 234,2 juta jiwa dan ditambah dengan peningkatan angka laju pertumbuhan penduduk (LPP) periode tahun 2000 2010 sebesar 1,49% yang lebih tinggi dari periode tahun 1990 -2000 yaitu 1,45%. Hal ini mengisyaratkan bahwa masih besarnya permasalahan Kependudukan dan KB dimasa yang akan datang.

Tingkat Pertumbuhan penduduk Indonesia telah mengalami penurunan dalam tiga dasawarsa terakhir antara tahun 1980 dan 1990, rata-rata pertumbuhan penduduk setiap tahun adalah 1,98 %. Antara tahun 1990 dan 2000 turun menjadi 1,44 %, namun sesuai hasil SDKI tahun 2012 pertumbuhan penduduk meningkat menjadi 1,49 %.

Sesuai dengan hasil Survei Demografi Indonesia pada tahun 2012 didapati bahwa tingkat Fertilitas di Indonesia (TFR) masih 2,6, angka tersebut tidak berubah sejak SDKI 2002-2003. Jumlah wanita usia 14-49 tahun yang mengetahui tentang kontrasepsi modern sebanyak 98 persen, namun hanya 62 persen menggunakan kontrasepsi dan 58 diantaranya kontrasepsi cara modern. Sekitar 27 persen peserta KB menghentikan penggunaan suatu metode kontrasepsi dalam waktu 12 bulan setelah penggunaannya, yang kebanyakan dari mereka adalah pengguna kontrasepsi jangka pendek, dan 13 persen beralih ke metode kontrasepsi yang lain.

(8)

merupakan salah satu bagian kegiatan Pembinaan Peserta KB Aktif, sesuai dengan Peraturan Kepala yang telah ditetapkan pada Nomor 246/PER/E1/2011 tentang Pembinaan Peserta Keluarga Berencana Aktif.

II. Tujuan

Tujuan Umum

Meningkatkan kesertaan dan kelangsungan penggunaan kontrasepsi pada peserta KB.

Tujuan khusus

1. Meningkatkan pengetahuan PKB/PLKB dan IMP tentang pelayanan kontrasepsi 2. Meningkatkan pengetahuan peserta KB dalam mengenali risiko efek samping,

komplikasi dan kemungkinan kegagalan penggunaan kontrasepsi

3. Meningkatkan kepatuhan peserta KB dalam penggunaan kontrasepsi secara benar untuk mencegah risiko terjadinya efek samping, komplikasi dan kemungkinan kegagalan penggunaan kontrasepsi

4. Meningkatkan kemampuan peserta KB dalam memahami dan menyikapi kemudian mengambil keputusan apabila terjadi efek samping, komplikasi dan kemungkinan kegagalan penggunaan kontrasepsi

III. Ruang Lingkup

Melakukan pemantauan, mengumpulkan data secara aktif dan melaksanakan kegiatan KIE dan Konseling KB oleh PKB/PLKB bersama dengan Institusi Masyarakat Pedesaan/Perkotaan.

IV. Pokok-Pokok Kegiatan A. Persiapan

Diperlukan persiapan yang berjenjang dimulai dari tingkat pusat hingga tingkat desa:

(9)

pasca pelayanan kontrasepsi di lapangan. Koordinasi ditingkat provinsi dilakukan antara Bidang KB dan Bidang ADPIN.

3. Pengelola KB di tingkat Kabupaten dan Kota melakukan pertemuan pelatihan/orientasi bagi PKB/PLKB dan IMP tentang cara melakukan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi di lapangan. Koordinasi antara Bidang KB dan Lini Lapangan.

4. PKB/PLKB dan IMP melakukan pertemuan/rapat koordinasi di tingkat Kecamatan dan desa/kelurahan dengan memanfaatkan forum-forum pertemuan yang ada, antara lain: rapat koordinasi tingkat kecamatan, rapat koordinasi tingkat desa/kelurahan, pertemuan/sarasehan PPKBD/Sub-PPKBD, dll.

5. PKB/PLKB dan IMP yang melakukan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi terlebih dahulu dilatih tentang KIP/Konseling alat kontrasepsi dan/atau Pelatihan ABPK bagi PKB/PLKB yang dilakukan oleh tenaga yang kompeten.

B. Pelaksanaan

Pelaksanaan Pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi dilakukan oleh PKB/PLKB bersama dengan IMP, dengan memanfaatkan kesempatan kegiatan rutin seperti pada saat Posyandu, Poktan Tribina, UPPKS ataupun jika memungkinkan dengan kunjungan rumah akseptorpeserta KB Aktif.

1. Waktu Pelaksanaan

Pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi dapat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan rutin petugas pada waktu melaksanakan pembinaan terhadap akseptorKB, atau kunjungan khusus petugas lapangan terhadap akseptor KB yang teridentifikasi sebagai akseptoryang mengalami efek samping ataupun komplikasi dan kegagalan.

2. Bentuk kegiatan

Kegiatan Pemantauan Pasca Pelayanan kontrasepsi terbagi menjadi : a. Wawancara

(10)

jawaban yang benar, petugas berkewajiban memberikan pengetahuan kepada klien.

b. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya efek samping, komplikasi dan kegagalan pada penggunaan semua jenis kontrasepsi. Untuk pengamatan kepatuhan aksepto peserta KB, dapat dilakukan pengamatan melalui :

• MOW dan MOP dilihat dari kartu akseptor KB (K/I/KB) ataupun K/IV/KB yang ada di provider.

• IUD dan Implan dilihat dari kartu akseptor KB (K/I/KB) ataupun K/IV/KB yang ada di provider

• Suntik dapat dilihat dari kartu akseptor (K/I/KB) dengan waktu kunjungan ulang suntik

• Pil dilakukan pengecekan tentang jumlah pil yang diminum dengan memeriksa secara fisik keadaan obat dalam cyclenya

• Kondom, dilakukan pengecekan keadaan fisik kondom sebelum digunakan.

c. Konseling

Konseling dianggap perlu dalam memberikan informasi untuk meningkatkan kepatuhan terhadap penggunaan alat dan obat kontrasepsi, bagaimana mengenali timbulnya efek samping, komplikasi dan kegagalan penggunaan kontrasepsi serta cara penanggulangannya.

3. Sumber Data

Bersumber dari data laporan (dallap) cakupan pelayanan kontrasepsi berdasarkan dari laporan klinik pemerintah dan swasta, dokter serta bidan praktek mandiri.

4. Sumber Pembiayaan

(11)

C. Pemantauan dan Evaluasi

1. Kegiatan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi merupakan kegiatan rutin untuk mengetahui perkembangan kasus efek samping, komplikasi dan kegagalan pemakaian kontrasepsi melalui laporan bulanan klinik F/II/KB

2. Kegiatan pemantauan dilakukan secara terus menerus terhadap akseptoryang diintervensi dengan kegiatan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi

3. Kegiatan evaluasi pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi dilakukan untuk membandingkan jumlah kasus komplikasi dan kegagalan terhadap jumlah

population at risk (jumlah klien) pada wilayah binaan petugas yang bersangkutan.

V. Indikator Keberhasilan

1. Menurunnya jumlah kasus komplikasi kontrasepsi 2. Menurunnya jumlah kasus kegagalan kontrasepsi 3. Meningkatnya jumlah peserta KB Aktif (PA) 4. Menurunnya jumlah kasusdrop out(DO) 5. Meningkatkan jumlah peserta MKJP

VI. Cara melakukan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi

Pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi dapat dilakukan oleh PKB/PLKB dan kader IMP dengan mengetahui antara lain :

1. Tingkat pengetahuan klien, beberapa hal yang dapat diukur antara lain : a. Jenis kontrasepsi yang digunakan

b. Cara kerja atau cara penggunaan kontrasepsi

c. Kelebihan dan kekurangan dari penggunaan kontrasepsi

2. Tingkat kepatuhan klien

Kepatuhan akseptor dalam penggunaan kontrasepsi termasuk kepatuhannya dalam melakukan kunjungan ulang ke tempat pelayanan, sehingga dalam wawancara petugas lapangan harus dibarengi dengan pemberian pengetahuan penggunaan kontrasepsi dan melakukan kunjungan ulang. Untuk mengukur kepatuhan tersebut, petugas lapangan dapat melakukan dengan cara :

a. bertanya kepada klien.

b. melihat kartu peserta KB (K/I/KB) yang dimiliki klien

(12)

3. Kejadian Efek Samping, Komplikasi dan Kegagalan

Pemantauan efek samping, komplikasi dan kegagalan kontrasepsi merupakan salah satu cara untuk mengetahui kejadian dalam penggunaan kontrasepsi yang dialami oleh akseptor KB. Dalam pemantauan ini selain untuk mengetahui jenis kejadiannya, juga sebagai upaya untuk memberikan pengetahuan tentang efek samping, komplikasi dan kegagalan kontrasepsi kepada akseptor KB, yang dikunjungi oleh petugas lapangan melalui pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi.

Sebagaimana pada umumnya, penggunaan alat/obat kontrasepsi dapat menimbulkan risiko terjadinya masalah efek samping dan komplikasi. Efek samping adalah perubahan fisik atau psikis yang timbul akibat dari pengunaan metode kontrasepsi tetapi tidak berakibat serius terhadap kesehatan, sedangkan

komplikasiadalah kondisi yang timbul dari penggunaan suatu metode kontrasepsi yang berakibat buruk bagi kesehatan klien.

Melalui jawaban akseptor yang pernah maupun belum pernah mengalami efek samping, komplikasi maupun kegagalan akibat kontrasepsi, petugas lapangan harus menanyakan :

a. Pernah atau tidak mendapat penjelasan tentang kemungkinan akan terjadinya efek samping, komplikasi dan kegagalan kontrasepsi

b. Mengetahui atau tidak cara mengatasi keluhan efek samping, komplikasi dan kegagalan akibat kontrasepsi

4. Pengamatan fisik kontrasepsi pil dan kondom

(13)

LAMPIRAN 1 :

CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN AKSEPTOR KB PIL

1. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor, pertanyaan yang diajukan antara lain : a. Apa yang diketahui akseptor tentang Pil KB?

1) Jumlah

2) Macam dan jenis Pil KB

3) Merupakan kontrasepsi hormonal b. Cara penggunaan Pil KB ?

1) Cara mulai minum pil, pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid (sangat dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid), sehingga dapat dipastikan akseptor tidak dalam keadaan hamil

2) Pil diminum setiap hari pada saat yang sama

3) Pada paket 28 tablet pil, dianjurkan mulai minum pil placebo sesuai dengan hari yang ada pada paket

c. Keuntungan dan kekurangan dari penggunaan Pil KB ? 1) Keuntungan :

• Metode kontrasepsi yang efektif, bila digunakan secara teratur

• Tidak diperlukan pemeriksaan dalam

• Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri

• Mudah digunakan 2) Kekurangan :

• Harus diminum setiap hari dan waktu yang sama

• Jika lupa minum akan terjadi resiko kegagalan

• Ada kemungkinan terjadinya perdarahan bercak

• Tidak mencegah IMS dan HIV

• Untuk pil kombinasi tidak dianjurkan bagi ibu menyusui karena mengganggu produksi ASI

(14)

2. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor

Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat pengetahuan akseptor dalam menggunakan kontrasepsi Pil, apabila:

a.

b.

Contoh :

: Lupa minum Pil selama 1 hari

Lupa minum 1 atau 2 pil (hari 1-21 hari)

• Segera minum pil setelah ingat

• Minum 2 pil pada hari yang sama

• Tidak memerlukan perlindungan kontrasepsi lainnya

Lupa minum lebih dari 2 Pil (hari 1-21)

Minum 2 pil setiap hari, sampai jadwal yang ditetapkan, dan disarankan :

• Memerlukan kontrasepsi perlindungan kondom atau

• Tidak melakukan hubungan suami-istri sampai paket pil telah habis

Bila tidak haid, segera ke klinik untuk tes kehamilan

1

2

(15)

Pada 1 : minum 2 pil pertama Pada 2 : minum 2 pil kedua Pada 3 : minum 2 pil ketiga

Hari selanjutnya kembali minum pil secara reguler

3. Mengetahui kejadian efek samping

Untuk mengetahui kejadian pada akseptor selama menggunakan kontrasepsi, petugas lapangan dapat menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau efek samping. Bagi akseptor yang pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat ditanyakan bagaimana cara mengatasi keluhan tersebut. Jika jawaban akseptor relatif benar, antara lain minta pertolongan kepada petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan, maka akseptor dianggap mempunyai kemampuan mengatasi keluhan efek samping tersebut.

4. Mengamati fisik kontrasepsi Pil

Untuk melakukan pengamatan fisik kontrasepsi, minta bantuan akseptor untuk menunjukan Pil KB yang sedang digunakan. Periksa dengan cermat, sesuai kondisi sebenarnya. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat keadaan fisik pil KB, mengenai sifat zat secara umum yang meliputi : wujud/rupa (bentuk), warna, rasa dan bau. Keadaan fisik merupakan petunjuk awal tentang mutu pil, misalnya apabila ada perubahan warna atau bentuk dan sebagian hilang, maka harus diganti dengan pil baru atau menggunakan kontrasepsi pelindung (kondom) dan pantang berkala. Jika berdasarkan pengamatan ditemukan Pil KB dalam kondisi yang tidak baik, maka akseptorharus diberikan pil yang baru, jika keadaan sebaliknya maka pil dapat diteruskan.

Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping, komplikasi Pil KB kombinasi dan penanganannya

Masalah efek samping : Cara Penanggulangannya

Mual dan muntah Jelaskan kepada akseptor bahwa gejala ini bersifat sementara dan individual

(16)

Jika dalam 3 bulan berturut rasa mual belum hilang, segera sarankan untuk konsultasi dengan bidan/dokter

Pusing/sakit kepala Disarankan untuk meminum obat penghilang rasa sakit kepala, namun jika sakit kepala dirasakan menetap segera anjurkan untuk konsultasikan dengan bidan/dokter

Rasa sakit/tegang dan payudara dirasakan tegang

Jelaskan bahwa gejala bersifat sementara, jika ada rasa sakit bisa disarankan meminum obat penghilang rasa sakit

Disarankan agar akseptor memakai pakaian dalam (BH) yang longgar/yang sesuai dengan ukuran

Bila sakit menetap disarankan untuk berobat ke dokter/bidan

Nafsu makan bertambah Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara

(17)

kecuali pil yang hanya mengandung progesteron (exluton). Segera anjurkan untuk ganti metode kontrasepsi yang cocok untuk ibu menyusui.

Tekanan darah tinggi Jelaskan bahwa gejala ini bersifat individual dan sementara. Disarankan agar mengurangi konsumsi garam

jika dalam 3 bulan berturut-turut tekanan darahnya > 140/100 mmHg, segera sarankan untuk ganti metode kontrasepsi dan sarankan untuk mengunjungi bidan/dokter

Perubahan berat badan Jelaskan bahwa gejala ini bersifat individual

Sarankan untuk melakukan aktifitas fisik (olah raga) rutin setiap hari

Sarankan agar mengatur menu makanan

Jika berat badan berubah secara drastis, segera sarankan untuk mengunjungi dokter/bidan

(18)

Disarankan agar mengurangi makanan berlemak (seperti minyak, kacang)

Kloasma (hiperpigmentasi pada wajah)

Jelaskan bahwa gejala ini bersifat individual

Sarankan untuk menghindari matahari, bilang bercak hitam diwajah tidak

menghilang/bertambah banyak segera kunjungi bidan/dokter

varises Jelaskan bahwa gejala tersebut sangat individual

Bila gejala menetap atau semakin bertambah, sarankan untuk menemui bidan/dokter

Keputihan Jelaskan bahwa gejala tersebut sangat bersifat individual

Sarankan untuk menjaga kebersihan daerah kemaluan

Gangguan haid Jelaskan bahwa gejala ini bersifat individual

(19)

LAMPIRAN 2 :

CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN DENGAN AKSEPTOR KB KONDOM

1. Mengetahui tingkat pengetahuan klien, pertanyaan yang diajukan antara lain : a. Apa yang diketahui tentang kondom?

• Terbuat dari karet (latex)

• Macam-macam kondom

b. Bagaimana cara menggunakan kondom?

Akseptor diharapkan dapat menerangkan cara penggunaan kondom dan fungsinya

c. Keuntungan dan kekurangan penggunaan kondom? 1) Keuntungan:

• Tidak memerlukan pemeriksaan medis

• Murah dan mudah didapat

• Mencegah ejakulasi dini

• Mencegah penularan IMS

• Dapat digunakan bersamaan dengan kontrasepsi lainnya 2) Kekurangan :

• Memerlukan persediaan setiap kali berhubungan seksual

• Dapat menimbulkan iritasi/alergi

2. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor

Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat pengetahuan akseptor dalam menggunakan kondom. Jika akseptor relatif menggunakan kondom mengikuti petunjuk dapat diberikan pujian, namun jika tidak/belum mengikuti petunjuk, maka berikan penjelasan sebagai berikut:

a. Ingatkan akseptor bahwa kondom hanya digunakan sekali pakai b. Selalu menyiapkan persediaan kondom

c. Kondom dapat digunakan pada saat keadaan istri dalam masa subur

d. Kondom jangan disimpan di tempat yang panas karena dapat merusak pelumas dan mudah bocor

(20)

3. Mengetahui kejadian efek samping

Untuk mengetahui kejadian pada akseptor selama menggunakan kontrasepsi, petugas lapangan dapat menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau efek samping. Bagi akseptor yang pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat ditanyakan bagaimana cara mengatasi keluhan tersebut. Jika jawaban akseptor relatif benar, antara lain minta pertolongan kepada petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan, maka akseptor dianggap mempunyai kemampuan mengatasi keluhan efek samping tersebut.

4. Mengamati fisik kontrasepsi kondom

Untuk melakukan pengamatan fisik kondom, minta bantuan akseptor untuk menunjukkan kondom yang akan digunakan dan periksa dengan cermat kondisi kondom tersebut.

Pemeriksaan fisik kondom ditujukan untuk melihat apakah kondom yang akan digunakan akseptor masih mengandung minyak pelumas atau tidak, apakah bocor atau tidak dan apakah sudah kadaluarsa atau belum. Jika pada pemeriksaan tersebut ternyata kondom masih mengandung minyak pelumas, tidak bocor dan belum kadaluarsa, maka akseptor dapat meneruskan penggunaan kondom persediaannya, namun jika sebaliknya berikan kondom baru.

Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping, komplikasi kondom dan penanganannya

Masalah: Cara penanggulangannya

a. Kondom rusak atau dicurigai bocor

Ganti segera dengan kondom baru jika dicurigai adanya rusak atau kebocoran.

b. Mengurangi kenikmatan hubungan seksual

(21)

Efek samping : Cara penanggulangannya

a.

(22)

LAMPIRAN 3 :

CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK

1. Mengetahui tingkat pengetahuan klien, pertanyaan yang diajukan antara lain : a. Apa yang diketahui tentang suntik KB ?

• Kontrasepsi hormal

• Macam-macam suntik KB

b. Kapan akseptor mendapatkan suntikan ulangan?

Akseptor diharapkan dapat menjelaskan kapan mendapatkan suntikan ulangan dan dapat menunjukkan kartu kunjungan ulangan

c. Keuntungan dan kekurangan menggunakan suntikan KB ? 1) Keuntungan:

• Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

• Tidak berpengaruh pada hubungan suami dan istri

• Tidak perlu menyimpan obat suntik

• Tidak mempengaruhi produksi ASI, kecuali suntikan 1 bulan

• Reaksi suntikan sangat cepat 2) Kekurangan :

• Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan

• Harus kembali kontrol ke tempat pelayanan untuk mendapatkan suntikan ulangan

• Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya

• Tidak mencegah IMS dan HIV

2. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor

Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat pengetahuan akseptordalam menggunakan suntikan. Pada intinya tingkat kepatuhan akseptordapat dinilai disaat akseptordapat mengikuti petunjuk petugas dokter/bidan, namun jika akseptortidak/belum dapat mengikuti petunjuk maka berikan :

(23)

3. Mengetahui kejadian efek samping

Untuk mengetahui kejadian pada akseptorselama menggunakan kontrasepsi, petugas lapangan dapat menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau efek samping. Bagi akseptoryang pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat ditanyakan bagaimana cara mengatasi keluhan tersebut. Jika jawaban akseptorrelatif benar, antara lain minta pertolongan kepada petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan, maka akseptordianggap mempunyai kemampuan mengatasi keluhan efek samping tersebut.

Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping, komplikasi Suntik dan penanganannya

Efek Samping : Cara Penanggulangannya :

Amenorhoe (tidak datang haid) Tentukan akseptor hamil/tidak

Bila tidak hamil, berikan konseling

Bila hamil, Disarankan kontrol ke Rumah Sakit/Klinik

Pertambahan berat badan Mengatur pola makan untuk menurunkan berat badan, namun jika berat badan cenderung semakin menaik, dianjurkan untuk menggunakan yang non hormonal

Sakit kepala disertai gangguan penglihatan

Jika sakit kepala ringan, dapat mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri

(24)

disarankan untuk ke dokter/bidan

Nyeri perut sebelah bawah/nyeri pinggul (dengan tanda hamil)

Disarankan kontrol ke Rumah Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut

Tekanan darah tinggi Disarankan kontrol ke Rumah Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut

Komplikasi : Cara penanggulangannya :

Perdarahan banyak dan tidak ada penyebab lain selain kontrasepsi

Disarankan kontrol ke Rumah Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut

Infeksi bekas suntikan ditandai dengan tanda radang

(25)

LAMPIRAN 4 :

CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN AKSEPTOR KB IUD

1. Mengetahui tingkat pengetahuan klien, pertanyaan yang diajukan antara lain : a. Apa yang diketahui tentang IUD ?

• Kontrasepsi non hormonal

• Dipasang di dalam rahim

• Macam-macam IUD

• Dapat dipasang sewaktu-waktu dan atau pasca persalinan dan pasca keguguran (apabila tidak terjadi infeksi)

b. Kapan akseptor harus kontrol dan melepas/mengganti IUD yang digunakannya?

• Kontrol ke tempat pelayanan setelah pemasangan 4-6 minggu

• Kontrol setelah 1 tahun setelah pemasangan

• Melepas IUD setelah 8 tahun pemakaian c. Keuntungan dan kekurangan menggunakan IUD ?

1) Keuntungan:

• Efektif dalam jangka panjang

• Murah dan efisien

• Cocok untuk ibu menyusui

• Kesuburan segera kembali setelah IUD dilepas

• Dapat sekaligus dilakukan Pap Smear

• Tidak ada risiko faktor lupa seperti pada pemakaian Pil, Suntik dan Kondom

2) Keterbatasan :

• Pemasangan dan pelepasan harus melalui pemeriksaan dalam

• Akseptor tidak dapat mencabut sendiri

• Tidak dapat mencegah IMS dan HIV

• Gangguan siklus haid

• Rasa sakit pada beberapa bulan pertama (bersifat individualis)

2. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor

(26)

akseptortidak/belum dapat mengikuti petunjuk maka berikan penjelasan sebagai berikut :

a. Kontrol pertama ke tempat pelayanan sesudah haid pertama setelah pemasangan dan setelah 7 atau 40 hari pada pemasangan pasca persalinan

b. Kontrol selanjutnya minimal 1 tahun sekali atau bila ada keluhan-keluhan tentang kemungkinan adanya infeksi panggul atau perdarahan

c. Memberikan penjelasan cara memeriksakan IUD, dengan cara usahakan agar jari tangan ibu dapat menjamah benang yang terpasang pada liang senggama, bila benang teraba artinya IUD masih tetap terpasang, jika tidak teraba agar dikonsultasikan ke dokter/bidan.

3. Mengetahui kejadian efek samping

Untuk mengetahui kejadian pada akseptor selama menggunakan kontrasepsi, petugas lapangan dapat menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau efek samping. Bagi akseptor yang pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat ditanyakan bagaimana cara mengatasi keluhan atau efek samping tersebut.

Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping, komplikasi IUD dan penanganannya

Efek samping : Cara Penanggulangannya :

Gangguan haid : perdarahan bercak hingga haid yang berlebihan pada 3 bulan pertama penggunaan IUD

Kalau permasalahan ringan, dianjurkan agar dilakukan konseling, dan apabila perdarahan banyak, dianjurkan agar dirujuk ke tempat pelayanan

Perasaan kurang enak, demam dan menggigil

Disarankan kontrol ke Rumah Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut

Keluar Cairan vagina/keputihan yang banyak

(27)

Komplikasi : Cara penanggulangannya :

Nyeri perut bagian bawah atau keputihan yang berbau

Disarankan kontrol ke Rumah Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut

Masalah : Cara penanggulangannya :

Benang IUD hilang (pindah tempat atau lepas)

(28)

LAMPIRAN 5 :

CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN AKSEPTOR IMPLAN

1. Mengetahui tingkat pengetahuan klien, pertanyaan yang diajukan antara lain : a. Apa yang diketahui tentang implan ?

• Kontrasepsi hormonal

• Macam-macam implan

b. Kapan akseptor harus kontrol dan mencabut/mengganti implan yang digunakan ?

• Kontrol setelah 1 minggu pemasangan

• Kontrol setiap 1 tahun sekali atau bila ada keluhan

• Melepas implan setelah 3 tahun pemasangan c. Keuntungan dan kekurangan menggunakan implan?

Keuntungan:

• Efektif dalam jangka panjang

• Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

• Tidak berpengaruh pada hubungan suami dan istri

• Pengembalian tingkat kesuburan relatif cepat setelah pencabutan Keterbatasan :

• Kemungkinan mengalami perubahan siklus haid

• Dapat mempengaruhi penurunan maupun kenaikan berat badan

• Perlu pembedahan kecil pada waktu pemasangan dan pencabutan

• Tidak mencegah penularan IMS dan HIV

2. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor

Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat pengetahuan akseptor dalam menggunakan implan. Pada intinya tingkat kepatuhan akseptor dapat dinilai disaat akseptor dapat mengikuti petunjuk petugas dokter/bidan, namun jika akseptor tidak/belum dapat mengikuti petunjuk maka berikan :

a. Kontrol pertama ke tempat pelayanan setelah 1 minggu pemasangan implan b. Kontrol ke tempat pelayanan bila ada keluhan atau bila akan dilakukan

pencabutan/pemasangan kembali

(29)

PKB/PLKB dan IMP dapat mengecek kebenarannya dengan melihat kartu peserta KB (K/I/KB) yang dimiliki akseptor, dengan demikian petugas lapangan akan mengetahui secara pasti tentang kepatuhan akseptor yang bersangkutan.

3. Mengetahui kejadian efek samping

Untuk mengetahui kejadian pada akseptorselama menggunakan kontrasepsi, petugas lapangan dapat menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau efek samping. Bagi akseptoryang pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat ditanyakan bagaimana cara mengatasi keluhan tersebut. Jika jawaban akseptorrelatif benar, antara lain minta pertolongan kepada petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan, maka akseptordianggap mempunyai kemampuan mengatasi keluhan efek samping tersebut.

Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping, komplikasi Implan dan penanganannya

Efek samping : Cara Penanggulangannya :

Amenorhoe (tidak Haid) Biasa terjadi pada pemakaian implan, jika tidak haid selama 6 minggu, segera rujuk ke dokter/bidan untuk menyingkirkan tanda-tanda kehamilan

Perdarahan lama dan banyak Disarankan kontrol ke Rumah Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut

Nyeri perut bagian bawah/nyeri panggul (dengan atau tanpa gejala hamil)

Disarankan kontrol ke Rumah Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut

Nyeri payudara Disarankan kontrol ke Rumah Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut

(30)

Perdarahan bercak Jelaskan ke akseptor bahwa perdarahan bercak kerap terjadi diawal penggunaan implan dan bersifat individual serta tidak berbahaya. Jika perdarahan menetap segera rujuk ke dokter/bidan

Nyeri kepala terutama bila disertai pandangan kabur

Bila sakit kepala dirasakan berat, berulang dan disertai tekanan darah meningkat, disarankan untuk ke dokter/bidan

Mual/pusing/gelisah Jelaskan ke klien, bahwa hal ini bersifat individual. Jika mual/pusing/gelisah menetap atau bertambah berat sarankan ke dokter/bidan

Berat badan bertambah atau berkurang

Jelaskan ke akseptor bahwa perubahan badan sekitar 1-2 kg adalah normal. Apabila jika akseptor tidak dapat menerima perubahan berat badannya, sarankan untuk ganti metode lain.

Komplikasi : Cara penanggulangannya :

Terjadi infeksi/tanda-tanda peradangan di tempat pemasangan implan.

Disarankan kontrol ke Rumah Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut

Masalah : Cara penanggulangannya :

Implan tidak teraba di lengan

(31)

LAMPIRAN 6 :

CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN AKSEPTOR KB MEDIS OPERASI WANITA (MOW)/TUBEKTOMI

1. Mengetahui tingkat pengetahuan klien, pertanyaan yang diajukan antara lain : a. Apa yang diketahui tentang MOW ?

• Kontrasepsi Jangka panjang

• Dilakukan oleh tenaga ahli di Rumah Sakit b. Kapan akseptor harus kontrol ?

• 1-2 minggu setelah tindakan

• Disaat ada keluhan

c. Keuntungan dan keterbatasan menggunakan MOW ? Keuntungan:

• Dapat digunakan jangka panjang

• Dapat dilakukan segera setelah melahirkan atau kapanpun juga

• Tidak berpengaruh pada hubungan suami dan istri

• Haid tetap terjadi tiap bulannya

• Tidak mempengaruhi penurunan maupun kenaikan berat badan Keterbatasan :

• Dapat terjadi rasa nyeri beberapa hari setelah tindakan (individualis)

• Tidak mencegah penularan IMS dan HIV

• Hanya dapat dilakukan di Rumah Sakit

2. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor

Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat pengetahuan akseptor dalam kontrol ulang setelah tindakan MOW. Pada intinya tingkat kepatuhan akseptor dapat dinilai disaat akseptor dapat mengikuti petunjuk petugas medis, namun jika akseptor tidak/belum dapat mengikuti petunjuk maka disarankan:

a. Kontrol pertama ke tempat pelayanan setelah 1-2 minggu pasca tindakan MOW b. Datang ke tempat pelayanan apabila ada keluhan

3. Mengetahui kejadian efek samping

(32)

antara lain minta pertolongan kepada petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan, maka akseptor dianggap mempunyai kemampuan mengatasi keluhan efek samping tersebut.

Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping, komplikasi tubektomi dan penanganannya

Efek samping : Cara Penanggulangannya :

sampai dengan 24 jam pasca tindakan

Peradarahan sedikit dari luka operasi yang membasahi plester (penutup luka)

Menjaga luka bekas operasi harus tetap kering. Jika perdarahan tidak bertambah banyak, biarkan, biasanya akan mengering sendirinya, namun jika perdarahan menetap dan bertambah banyak segera bawa akseptor ke Rumah Sakit untuk mendapatkan tindakan

Gatal dikulit, disertai bentol-bentol karena alergi

Segera hentikan sementara pemakaian obat minum maupun oles, dan kunjungi klinik/dokter/bidan sambil membawa serta obat yang dikonsumsi

komplikasi : Cara penanggulangannya :

setelah lebih dari 24 jam pasca tindakan

Panas tinggi, rasa sangat nyeri di daerah luka dan bernanah

Disarankan kontrol ke Rumah Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut

(33)

LAMPIRAN 7 :

CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN AKSEPTOR KB MEDIS OPERASI PRIA (MOP)/VASEKTOMI

1. Mengetahui tingkat pengetahuan klien, pertanyaan yang diajukan antara lain : a. Apa yang diketahui tentang MOP ?

• Kontrasepsi jangka panjang

• Dilakukan oleh tenaga terlatih

Bukan dikebiri

b. Kapan akseptor harus kontrol ?

• 1-2 minggu setelah tindakan

• saat ada keluhan

c. Keuntungan dan keterbatasan menggunakan MOP ? Keuntungan:

• Dapat digunakan jangka panjang

• Tidak berpengaruh pada hubungan suami dan istri

• Tidak menggangu libido, ereksi dan ejakulasi Keterbatasan :

• Dapat terjadi rasa nyeri beberapa hari setelah tindakan (individualis)

• Baru mencapai hasil optimal setelah 3 bulan (20 kali ejakulasi), sehingga pasangan harus menggunakan metode kontrasepsi lain bila akan berhubungan suami istri (kondom)

• Tidak mencegah penularan IMS dan HIV

• Perlu dilakukan analisa sperma untuk memastikan keefektifannya 2. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor

Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat pengetahuan akseptor dalam kontrol ulang setelah tindakan MOP. Pada intinya tingkat kepatuhan akseptor dapat dinilai disaat akseptor dapat mengikuti petunjuk petugas dokter, namun jika akseptor tidak/belum dapat mengikuti petunjuk disarankan :

a. Kontrol pertama ke tempat pelayanan setelah 1-2 minggu pasca tindakan MOP

b. Datang ke tempat pelayanan apabila ada keluhan

3. Mengetahui kejadian efek samping

(34)

Bagi akseptor yang pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat ditanyakan bagaimana cara mengatasi keluhan tersebut. Jika jawaban akseptor relatif benar, antara lain minta pertolongan kepada petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan, maka akseptor dianggap mempunyai kemampuan mengatasi keluhan efek samping tersebut.

Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping, komplikasi vasektomi dan penanganannya

Efek Samping : Cara Penanggulangannya :

< 24 jam pasca tindakan

Perdarahan sedikit dari operasi yang membasahi plester penutup luka

Jika perdarahan tidak bertambah banyak, biarkan saja, biasanya akan mengering sendiri.

Jika perdarahan makin banyak, segera dibawa ke klinik/dokter/bidan

Perdarahan banyak hingga membasahi dan menetes keluar plester penutup luka, terasa nyeri didaerah luka, disertai mual, pusing dan kesadaran terganggu

Jika waktu memungkinkan, segera bawa akseptorke klinik tempat dilakukan tindakan dibungkus dengan kain bersih dan selanjutnya di bawa segera ke klinik.

(35)

klinik/dokter/bidan sambil membawa serta obat yang dikonsumsi

 24

jam pasca tindakan

Panas tinggi, rasa sangat nyeri di daerah luka dan bernanah

Segera bawa akseptor ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan selanjutnya.

Memar di daerah skrotum Segera bawa akseptor ke fasilitas kesehatan

Pegal dan nyeri dikantong skrotum (zakar), jika dipegang ada benjolan seperti biji kacang

Disarankan kontrol ke Rumah Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut

Komplikasi : Cara Penanggulangannya :

Terjadi bengkak pada skrotum karena infeksi

Disarankan agar menjaga kebersihan skrotum, dan segera sarankan akseptoruntuk ke klinik/dokter/bidan untuk mendapatkan penanganan selanjutnya

Masalah : Cara Penanggulangannya :

Masalah penurunan libido (gairah seksual)

(36)

Penutup

Melakukan kegiatan pembinaan kesertaan KB pada peserta KB Aktif (PA) melalui pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi yang dilakukan oleh petugas ke akseptor harus dilakukan dengan dasar hubungan yang baik, agar dapat tercipta komunikasi yang efektif dua arah, tanpa batasan sama sekali. Dengan proses komunikasi tersebut, melalui kesempatan yang diberikan kepada akseptor, diharapkan informasi ataupun permasalahan yang ditemui akseptor dapat tersampaikan secara bebas dan terbuka. Sehingga diharapkan akseptor dapat bertambah pengetahuan, kepatuhan dan mengetahui risiko-risiko efek samping ataupun komplikasi yang mungkin terjadi serta penanggulangannya.

(37)

Tim Penyusun :

1. Drs. Budi Priatna, MM (BINLAP)

2. Komari, SH, MA (BINLAP)

3. Dra. Hitima Wardhani, MPH (DITLAPTIK)

4. Lalu Rustam, SH, M.Si (DITJALPEM)

5. dr. Ali Sujoko (DITJALPEM)

6. Annas, S.Sos (BINLAP)

7. Dra. Nurhayati (BINLAP)

8. Drs. Sentot (BPMP-KB DKI Jakarta)

9. Dr. Nia Riviani, MAPS (DITJALPEM)

10.Dr. Wiwit Ayu Wulandari (DITJALPEM)

11.Dr. Fajar Firdawati (DITJALPEM)

12.PLKB Jakarta Timur dan Jakarta Barat

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 akseptor suntik yang mengalami efek samping perdarahan tidak teratur sebanyak 11 responden (39,3%). dan yang tidak mengalami

HUBUNGAN PENGGUNAAN DAN LAMA PENGGUNAAN JENIS KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA

Selain kenaikan berat badan, efek samping yang lain yang penting akibat penggunaan kontrasepsi suntik adalah kenaikan tekanan darah, tekanan darah dapat naik akibat

Berdasarkan tabel 2 distribusi frekuensi kejadian efek samping kontrasepsi suntik DMPA berupa kenaikan berat badan bahwa dari 51 (100%) responden yang mengalami efek

Sehingga disimpulkan dalam penelitian ini, dengan hasil yang menunjukkan bahwa persentase responden yang tidak memiliki riwayat efek samping kontrasepsi lebih besar

9 Apakah anda pernah membeli rokok setelah melihat media iklan rokok dengan uang saku.. 10 Apakah anda melihat efek samping

EFEK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PIL DAN SUNTIK 3 BULAN TERHADAP STATUS GIZI DAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS KEDUNGMUNDU SEMARANG Christita Oktaviary*, Wagiyo** *