• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE RELATIONS BETWEEN ATTITUDES, THE ROLE OF PEER AND THE YOUTH DATING BEHAVIOUR IN KARTASURA, SUKOHARJO DISTRICT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "THE RELATIONS BETWEEN ATTITUDES, THE ROLE OF PEER AND THE YOUTH DATING BEHAVIOUR IN KARTASURA, SUKOHARJO DISTRICT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT KHATULISTIWA

http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/JKMK?page=index

HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERAN TEMAN SEBAYA DENGAN

PERILAKU PACARAN REMAJA DI KECAMATAN KARTASURA

KABUPATEN SUKOHARJO

Anisa Catur Wijayanti

1

, Robi’I Pahlawan H.R

2

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Surakarta1,2

Jl. Jenderal Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Surakarta 57102 Email : anisa.wijayanti@ums.ac.id

Abstrak

Perilaku pacaran berisiko memiliki dampak yaitu kehamilan tidak diinginkan, penyakit menular seksual dan hukum sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara sikap dan peran teman sebaya dengan perilaku pacaran remaja di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan rancangancross sectional.Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja yang berusia 10-19 dan tinggal di Kecamatan Kartasura. Jumlah sampel yang diambil adalah 120 orang remaja. Teknik uji statistik menggunakan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap seksualitas (p value= 0,000 < 0,05) dan peran teman sebaya (p value= 0,000 < 0,05) dengan perilaku pacaran remaja di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

THE RELATIONS BETWEEN ATTITUDES, THE ROLE OF PEER AND

THE YOUTH DATING BEHAVIOUR IN KARTASURA, SUKOHARJO

DISTRICT

Abstract

Dating behavior is at risk of having the impact of unwanted pregnancy, sexually transmitted diseases and social law. The purpose of this study is to analyze the relationship between attitudes and roles of peers with youth dating behavior in Kartasura Sub-District, Sukoharjo District. This is an analytic research with cross sectional design. The population in this study were all 10-19 years old teenagers and living in Kartasura. The number of samples taken is 120 teenagers. Statistical test technique using Chi Square. The results showed that there was a relationship between sexuality attitude (p value = 0,000 < 0,05) and peer role (p value = 0,000 < 0,05) with youth dating behavior in Kartasura Sub-District, Sukoharjo District.

Alamat korespondensi: ISSN 2581-2858

Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta Email:anisa.wijayanti@ums.ac.id

Info Artikel

Sejarah Artikel:

Diterima 20 Juni 2017 Disetujui 02 Juli 2017 Dipublikasi 31 Agustus 2017

Keywords:

Sikap, Peran Teman Sebaya, Perilaku Pacaran

(2)

PENDAHULUAN

Remaja merupakan fase umur yang menentukan kualitas penduduk dimasa depan, oleh sebab itu penting untuk menjaga generasi muda baik dari jasmani, mental dan rohaninya. Penduduk usia remaja (10-24 tahun) harus diperhatikan secara lebih serius, sebab masa ini merupakan masa yang sangat rentan untuk terkena masalah kesehatan reproduksi baik itu seksual pranikah, NAPZA dan HIV/AIDS.1

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (2012) menunjukkan bahwa remaja mulai berpacaran pada usia 15-17 tahun. Sekitar 33% remaja wanita dan 34,5% remaja laki-laki usia 15-19 tahun berpacaran sebelum usia 15 tahun. Berdasarkan hasil SDKI tahun 2002 dan 2007, hubungan seksual pranikah paling banyak dilakukan pada usia 20-24 tahun yaitu 9,9% dan usia 15-19 tahun 2,7%.2 Perilaku pacaran sampai pada tahap berciuman berpotensi untuk melakukan hubungan seksual, terlebih lagi jika melakukan ciuman basah atau lebih dari itu, maka berpeluang melakukan hubungan seksual 26 kali lebih besar di bandingkan dengan yang tidak melakukannya.3 Semakin muda seseorang untuk mengenal pacaran maka akan berpotensi melakukan hubungan seksual lebih besar dan menyebabkan peningkatan penyakit infeksi menular seksual. Data menunjukkan jumlah kasus IMS dalam semua umur sudah mencapai 8.671 kasus dan kasus HIV meningkat dari 259 pada tahun 2008 menjadi 797 kasus pada tahun 2012.4 Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Sukoharjo tahun 2016, kasus HIV/AIDS pada kelompok usia 0-10 tahun sejumlah 3,077% dan usia 11-20 tahun 3,38% dengan 3 kecamatan yang memiliki angka IMS tertinggi yaitu Kecamatan Polokarto (38 orang), Grogol (39 orang), dan Kecamatan Kartasura (43 orang).5

Menurut Green dan Kreuter, perilaku seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu predisposisi (pengetahuan, sikap, jenis kelamin dan usia), faktor penguat (teman sebaya dan peran teman sebaya), dan faktor pemungkin (sarana prasarana, keterjangkauan fasilitas dan media massa).6 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA X Semarang, menunjukkan ada

hubungan antara sikap dengan perilaku seksual remaja (p=0,007).11 Berbeda dengaan hasil penelitian pada SMK X di Medan yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan sikap dengan perilaku seksual remaja (pvalue = 0,103).8

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di POLTEKES Majapahit, ada hubungan antara teman seba ya dengan perilaku pacaran dengan nilai p value = 0,005.9 Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan pada remaja di SMPN 6 Palopo Sulawesi Tengah, dimana tidak terdapat hubungan antara teman sebaya dengan perilaku seksual remaja dengan nilai pvalue= 0,243.10

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik dengan rancanganCross Sectional. Penelitian ini dilakukan pada remaja yang berusia 10-19 yang tinggal di Kecamatan Kartasura, pernah berpacaran, dan dapat membaca dan menulis. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan angket dengan pedoman kuesioner. Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dari kuesioner untuk mendapatkan karakteristik responden (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan usia pertamakali pacaran), sikap, peran teman sebaya serta perilaku pacaran dari responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2017-Juni 2017. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 120 orang dengan menggunakan teknikquota sampling.Analisis data

bivariatedengan menggunakanchi squaredengan CI 95%.

HASIL

(3)

sedikit ada pada responden yang berada pada tingkat SD dan kuliah sejumlah 3 orang.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Kecamatan Kartasura

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Usia

12 3 2,5

13 17 14,2

14 27 22,5

15 22 18,3

16 17 14,2

17 16 13,3

18 12 10

19 6 5

Jenis Kelamin

Laki-laki 78 65

Perempuan 42 35

Tingkat Pendidikan

SD 3 2,5

SMP 63 52,5

SMA 51 42,5

Kuliah 3 2,5

Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan Tabel 2 diketahui hampir seluruhnya keluarga mendukung remaja berpacaran (82,7%), sedangkan sebagian kecilnya keluarga tidak mendukung remaja untuk berpacaran (17,3%). Remaja paling banyak mulai berpacaran pada usia 13 tahun (30%), usia paling muda dari remaja mulai berpacaran yaitu usia 7 tahun sejumlah 1 orang (0,8%). Responden yang memiliki sikap seksualitas positif sejumlah 81 orang (67,5%) sedangkan yang memiliki sikap seksualitas negatif sebanyak 39 orang (32,5%). Responden yang memiliki teman sebaya yang kurang baik sejumlah 72 orang (60%), sedangkan yang memiliki teman sebaya yang baik sejumlah 48 orang (40%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga, Usia Pertama Pacaran, Sikap Seksualitas, dan Peran Teman Sebaya

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Dukungan Keluarga

Mendukung 62 17,3

Tidak Mendukung

13 82,7

Hasil dari Tabel 3 menunjukkan bahwa responden dengan sikap positif cenderung tidak melakukan perilaku pacaran yang negatif, dimana dalam penelitian ini sejumlah 14 orang (17,3%) memiliki perilaku positif. Responden dengan sikap negatif cenderung akan melakukan perilaku pacaran yang negatif pula, responden yang memiliki sikap negatif sejumlah 19 orang (48,7%). Hasil uji statistik menunjukkan nilai p value = 0,000 <α0,05, artinya ada hubungan antara sikap

dengan perilaku pacaran remaja di kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo dengan nilai

contingency coefficientsebesar 0,333 yang artinya memiliki keeratan yang rendah (0,20–0,399).

Usia Pertama Pacaran

7 1 0,8

9 2 1,7

10 1 0,8

11 8 6,7

12 22 18,3

13 36 30

14 19 15,8

15 18 15

16 5 4,2

17 5 4,2

18 3 2,5

Sikap Seksualitas

Positif 81 67,5

Negatif 39 32,5

Peran Teman Sebaya

Kurang Baik 72 60

Baik 48 40

(4)

Tabel 3. Hubungan Antara Sikap dengan Perilaku Pacaran Remaja di Kecamatan Lartasura Kabupaten Sukoharjo

Variabel

Perilaku Pacaran Jumlah p value

Berisiko

Responden yang memiliki teman sebaya

yang kurang baik hasil uji statistik

Chi square

didapatkan bahwa ada hubungan antara

pengetahuan responden cenderung melakukan perilaku pacaran berisiko yaitu sejumlah 72 orang (60%). Sedangkan yang memiliki teman sebaya yang baik cenderung tidak melakukan perilaku pacaran yang berisiko sejumlah 48 orang (40%). Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p

value = 0,000 < 0,05 yang artinya ada hubungan antara peran teman sebaya dengan perilaku pacaran.

PEMBAHASAN

1. Hubungan Antara Sikap dengan Perilaku Pacaran Remaja di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo

Hasil dari uji statistik menunjukkan remaja yang bersikap positif sejumlah 67 orang (82,7%) dan yang memiliki sikap negatif dan berisiko sejumlah 20 orang (51,3%). Nilai p

value = 0,000, artinya ada hubungan antara sikap seksualitas dengan perilaku pacaran remaja dengan keeratan hubungan 0,303, yang artinya memiliki keeratan hubungan yang lemah.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian di SMK X Semarang, dimana didapatkan nilai pvalue= 0,007 < 0,05, artinya ada hubungan antara sikap dengan perilaku pacaran remaja. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa remaja lebih banyak yang memiliki sikap negatif sejumlah 126 responden (52,5%), dan remaja yang memiliki sikap

positif sejumlah 114 responden (47,5%).11 Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan di SLTA di Kota Semarang dengan nilai p value 0,006. Siswa yang memiliki sikap negatif dan cenderung melakukan perilaku pacaran berisiko yaitu sebanyak 50 orang (58,8%).12Penelitian inipun sejalan dengan teori dari Newcomb dalam Notoatmodjo bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. Sikap masih merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap memiliki komponen kepercayaan, ide, konsep, kehidupan emosional dan kecenderungan untuk bertindak. Hal ini berarti seseorang yang memiliki sikap negatif cenderung akan melakukan perilaku pacaran yang berisiko.13 Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan dimana didapatkan nilai p value 0,399 > α 0,05 (tidak ada

hubungan).14

(5)

2. Hubungan Antara Peran Teman Sebaya dengan Perilaku Pacaran Remaja di

Kecamatan Kartasura Kabupaten

Sukoharjo

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa remaja yang memiliki teman sebaya yang kurang baik berperilaku pacaran berisiko sejumlah 9 orang (12,5%). Sedangkan remaja yang memiliki teman sebaya baik namun berisiko sejumlah 25 orang (52,1%). Hasil analisis dengan chi square didapatkan nilai p

value= 0,000 yang artinya ada hubungan antara peran teman sebaya dengan perilaku pacaran remaja. Nilaicontingency coefficien0,395 yang artinya memiliki keeratan hubungan sedang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di SMAN 2 Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta dimana ada hubungan antara peran teman sebaya dengan perilaku pacaran remaja dengan nilai t hitung 2,539.16 Menurut Santrock, remaja muda menghabiskan waktu 2 kali lebih banyak dengan teman sebaya daripada waktu dengan orang tuanya. Teman sebaya pula merupakan sumber status, persahabatan dan rasa saling memiliki yang penting dalam situasi sekolah. Remaja disekolah ataupun kampus biasaya menghabiskan waktu bersama-sama paling sedikit selama enam jam setiap harinya.17 Bouchey dan Furman mengatakan bahwa hubungan dengan sebaya berdampak pada kualitas hubungan romantis. Kualitas hubungan romantis yang dimaksud adalah kualitas perilaku pacaran remaja. Sebaliknya, remaja awal berpikir terutama bagimana hubungan romantis atau pacaran berdampak pada status mereka dikelompok sebaya.18

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan di SMPN 6 Palopo Sulawesi Tengah, didapatkan nilai p value = 0,243 >α0,05 yang artinya tidak ada hubungan

antara peran teman sebaya degan perilaku pacaran remaja.19 Dalam hubungan persahabatan, remaja memilih teman yang memiliki kualitas psikologi yang sama dengannya. Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti atau yang diimitasinya itu menampilkan sikap dan perilaku yang secara

moral atau agama dapat dipertanggungjawabkan, seperti kelompok remaja yang taat beribadah, memiliki budi pekerti luhur, rajin belajar dan aktif dalam kegiatan sosial, maka kemungkinan besar remaja akan menampilkan pribadinya yang baik. Sebaliknya, apabila kelompoknya itu menampilkan sikap dan perilaku melecehkan nilai-nilai moral, maka sangat dimungkinkan remaja akan melakukan perilaku seperti kelompok tersebut.20 Artinya, perilaku dan sikap remaja dipengaruhi oleh teman sebaya, akan tetapi perilaku tersebut tergantung dari kelompok teman sebaya tempat remaja berkumpul. Semakin baik tempatnya bersosialisasi bersama teman sebaya maka akan baik pula pribadinya dan begitu sebaliknya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Sikap seksualitas positif dari remaja sejumlah 81 orang (67,5%), dan remaja yang memiliki sikap seksual negatif yaitu 39 orang (32,5%). Sedangkan peran teman sebaya yang kurang baik sejumlah 72 orang (60%), dan teman sebaya yang bersikap baik 48 orang (40%).

Ada hubungan antara sikap seksualitas dengan perilaku pacaran remaja dengan nilai p value = 0,000 < α 0,05. Diketahui bahwa keeratan

hubungan antara sikap dengan perilaku pacaran yaitu 0,333 yang artinya keeratan hubungannya rendah. Diketahui pula bahwa sikap seksualitas negatif berisiko 5,038 kali lebih besar untuk melakukan perilaku pacaran berisiko (95% CI: 2,149–11,810). Ada hubungan peran teman sebaya

dengan perilaku pacaran berisiko dengan nilai p value = 0,000 < α 0,05. Diketahui bahwa remaja

yang memiliki teman sebaya yang kurang baik memiliki 0,131 kali lebih berisiko untuk melakukan perilaku pacaran berisiko dari pada remaja yang memiliki teman sebaya yang berperilaku baik (95% CI: 0,053-0,323).

DAFTAR PUSTAKA

(6)

no.6/Pusdu-BKKBN/Desember 2011: 1-4). Jakarta: BKKBN.

2. Badan Pusat Statistik, BKKBN, KEMENKES dan Measure DHS ICF International. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012, Kesehatan Reproduksi Remaja.Jakarta: Badan Pusat Statistik, BKKBN, KEMENKES dan Measure DHS ICF International.

3. BKKBN. 2014.Seks Pranikah Remaja Meningkat.

(online)

http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID =1543di akses pada 12 Oktober 2016 pukul 19.30 WITA.

4. Dinkes Jawa Tengah. 2016. Laporan Bulanan Distribusi Kasus AIDS Menurut Usia. Semarang: Dinkes Jateng.

5. Dinkes Sukoharjo 2016. Laporan Bulanan Perkembangan Kasus HIV-AIDS Kab Sukoharjo tahun 2012 September 2016. Sukoharjo: Dinkes Sukoharjo.

6. Green L.W dan Kreuter M.W. 2000. Health Promotion Planning An educational and Environmental Approach. Mountain View: Maylield Publishing Company.

7. Maulida, H. 2016.Hubungan Sikap dengan Perilaku Pacaran pada Remaja di SMK “X” Kabupaten Semarang. [Skripsi]. Semarang: Program DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Ngudi Waluyo.

8. Pranoto, J. 2009.Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja terhadap Tindakan Hubungan Seksual Pranikah di SMK Negeri “X” Medan Tahun 2009. [Skripsi]. Medan, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatra Utara Medan.

9. Pranata, J. 2014.Hubungan Teman Sebaya dengan Perilaku Berpacaran Mahasiswa Semester II D3 Keperawatan di Politektnik Kesehatan Majapahit.

[KTI]. Program D3 Keperawatan, Poltekes Majapahit.

10. Susanti. 2012. Hubungan Jenis Kelamin, Keterpaparan Media dan Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku Seksual Remaja di SMPN 6 Palolo Sulawesi Tengah Tahun 2012. [Skripsi]. Jakarta:

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

11. Maulida, H. 2016.Hubungan Sikap dengan Perilaku Pacaran pada Remaja di SMK “X” Kabupaten Semarang. [Skripsi]. Semarang: Program DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Ngudi Waluyo.

12. Prayoga, G. 2015. Hubungan antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dan Sikap Seksualitas dengan Perilaku Pacaran pada Pelajar SLTA di Kota Semarang.[Skripsi]. Surakarta: FIK UMS. 13. Notoatmodjo, S, 2005. Promosi Kesehatan Teori

dan Aplikasi.Jakarta: PT Rineka Cipta.

14. Mulyati. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Gaya Pacaran pada Siswa SMU X dan MAN Y Kabupaten Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012. [Skripsi]. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. 15. Geldart D. 2011. Koseling Remaja Pendekatan

Proaktif untuk Anak Muda. Edisi Ketiga.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

16. Ardiyanti Yovita C. 2015. Pengaruh Interaksi Teman Sebaya dan Kematangan Emosi Terhadap Perilaku Berpacaran pada Siswa Kelas XI di SMAN 2 Wonosari Gunung Kidul. [Skripsi]. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

17. Nathania dan Godwin. 2012. Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya Terhadap Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Nasiolan pada Siswa Kelas XII SMA X di Jakarta Barat.[Skripsi].Jakarta: Fakultas Psikologi. Universitas Bina Nusantara.

18. Papalia, D E. Feldman R D. 2014. Menyelami Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika.

19. Susanti. 2012. Hubungan Jenis Kelamin, Keterpaparan Media dan Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku Seksual Remaja di SMPN 6 Palolo Sulawesi Tengah Tahun 2012. [Skripsi]. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Gambar

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga, UsiaPertama Pacaran, Sikap Seksualitas, dan Peran TemanSebaya
Tabel 3. Hubungan Antara Sikap dengan PerilakuPacaran Remaja di Kecamatan Lartasura KabupatenSukoharjo

Referensi

Dokumen terkait

Penulis juga ingin mengungkap lebih jauh tentang bagaimana proses pelaksanaan pemenuhan hak pekerja dalam mendapatkan DIKLAT, sampai kepada masalah- masalah apa saja yang

Sejalan dengan hal tersebut, uji-t menunjukkan hasil uji beda sebesar 14,20 lebih besar dari ttabel 2,092, sehingga dapat disimpulkan penerapan media video berpengaruh

6 JULKISEN JA YKSITYISEN SEKTORIN YHTEISTYÖSUHTEET EMPIIRISEN AINEISTON MUKAAN 6.1 Yhteistyösuhteet yksityisten palveluntuottajien näkökulmasta Huolimatta siitä, että

Meskipun memiliki perbedaan, kelima penelitian yang relevan yang telah dipaparkan diatas menjadi bahan pertimbangan yang bermanfaat bagi penulisan penelitian

berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan. penukaran dengan diameter terdekat dengan

Resolusi Tinggi pada monitor juga menentukan detil visual, semakin tinggi resolusi semakin hadirkan pengalaman gaming dengan tampilan gambar yang menyerupai real world.. Full HD

Tempat/Tanggal Lahir : Makassar, 21 Desember 1968 Alamat Tempat Tinggal : Kota Kembang Depok Raya sektor. Anggrek -3 Blok F1/14, Depok, Jabar Jenis Kelamin

Menyatakan bahwa Karya Seni Tugas Akhir saya tidak terdapat bagian yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi mana pun dan juga