• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi Komposisi Makanan untuk Penderita Hipertensi Menggunakan Variable Neighborhood Search

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Optimasi Komposisi Makanan untuk Penderita Hipertensi Menggunakan Variable Neighborhood Search"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

754

Optimasi Komposisi Makanan untuk Penderita Hipertensi Menggunakan

Variable Neighborhood Search

Aprilia Nur Fauziyah1, Wayan Firdaus Mahmudy2

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1nfapril7@gmail.com, 2wayanfm@ub.ac.id

Abstrak

Hipertensi merupakan gejala utama penyebab penyakit lain muncul seperti penyakit tidak menular, kanker, diabetes. Salah satu upaya hidup sehat pada penderita hipertensi yaitu konsumsi makanan sehat yang memperhatikan kadar garam dalam makanan. Komposisi makanan dengan memperhatikan kadar garam dan sekaligus biaya pada makanan dapat dilakukan menggunakaan algoritme Variable Neighborhood Search (VNS). Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu 103 data makanan yang terdiri dari makanan pokok, sayur, sumber nabati, sumber hewani dan buah. VNS mempunyai 3 tahap setelah membangkitkan solusi awal yaitu shaking, local search dan move or not. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rata-rata fitness tertinggi sebesar yaitu 0.516848 dengan nilai Kmax = 13 dan rata-rata fitness terbesar yaitu 0.524301 dengan jumlah iterasi local search 2000. Jumlah Kmax dan iterasi

local search yang terlalu banyak tidak menjamin solusi dengan fitness yang besar diperoleh namun jumlah Kmax atau iterasi local search yang banyak dapat memberikan kesempatan pencarian yang lebih luas. Hasil dari penelitian berupa komposisi makanan dengan kandungan gizi yang mendekati kebutuhan penderita hipertensi dengan memperhatikan kadar garam natrium dan biaya minimal dalam waktu sehari.

Kata kunci: variable neighborhood search, optimasi, komposisi makanan, hipertensi Abstract

Hypertension is a major symptom that cause other diseases appear such as noncommunicable diseases, cancer, and diabetes. One of healthy life effort in the patients with hypertension is a healthy food that attentions level of salt in foods. The food composition with attentions level of salt and cost of the food can use Variable Neighborhood Search (VNS) algorithm. The data which are used for this study are 103 data food that consists of staple foods, vegetables, vegetable sources, animal sources and fruits. VNS have 3 stages after generate initial solution, there are shaking, local search and move or not. The results of Kmax and local search’s testing show that the average of highest fitness is 0.516848 with Kmax = 13 and the highest average fitness is 0.524301with 2000 iterations. Kmax and local search iterations that too much not guarantee a solution with great fitness is obtained but many Kmax numbers or local search iterations can give wider search opportunities. The result of this study contains composition of foods with nutrients which are close to the needs of hypertension patients with attentions the natrium and minimal cost within a day.

Keywords: variable neighborhood search, optimization, food composition, hypertension

1. PENDAHULUAN

Tekanan darah tinggi atau hipertensi disebabkan tingginya tekanan darah sistole atau diastole didalam tubuh seseorang yaitu tekanan darah sistole lebih dari sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastole lebih dari sama dengan 90 mmHg (WHO, 2013). Tekanan darah tinggi termasuk jenis penyakit silent killer yang

dapat menyebabkan kematian tanpa sering diketahui gejalanya, selain itu tekanan darah tinggi merupakan faktor metabolistik yang menyebabkan berbagai penyakit tidak menular muncul di Asia Tenggara seperti kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan, dan diabetes (WHO, 2011).

(2)

menular, sedangkan pada tahun 2007 penyebab utama kematian adalah penyakit tidak menular (PTM). Hipertensi termasuk jenis penyakit tidak menular. Indonesia mempunyai presentase penderita hipertensi tertinggi pada orang dewasa setelah Myanmar dalam lingkup Asia Tenggara (WHO, 2011). Daerah di Indonesia dengan penderita hipertensi terbanyak misalnya di kota Malang dengan jumlah 58.046 kasus (Dinas Kesehatan Kota Malang, 2014). Hal yang sama juga terjadi di kabupaten Klaten, hipertensi merupakan penyakit yang diderita terbanyak diantara penyakit tidak menular lainnya yaitu 42.375 jiwa untuk hipertensi essensial dan 17.204 jiwa untuk jenis hipertensi yang lain (Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, 2013).

Penelitian tentang prevalensi hipertensi telah banyak dilakukan di Indonesia yang menunjukkan hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang diperlukan penanganan secara optimal agar mengurangi mortalitas dan morbiditas (Mustamin, 2010), selain itu penanganan yang segera dilakukan bertujuan untuk menghindari penyakit menjadi lebih parah (Rahman, 2016). Konsumsi terlalu banyak garam, alkohol, obesitas, kurangnya olahraga yang kemudian berakumulasi dengan faktor usia merupakan pemicu meningkatnya tekanan darah (WHO, 2009), oleh karena itu penanganan pada penderita hipertensi salah satunya dapat dilakukan dengan konsumsi makanan sehat yang rendah garam dan lebih banyak aktifitas fisik (American Heart Association, 2014). Selain itu, menurut ahli gizi, penyebab tingginya kasus hipertensi di Indonesia salah satunya adalah kurangnya pengetahuan penderita tentang pemenuhan gizi dari komposisi makanan yang dikonsumsi pada setiap harinya.

Penyusunan komposisi makanan untuk penderita hipertensi dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan menggunakan software. Penyusunan makanan dengan cara manual lebih sulit dilakukan karena jumlah kalori dalam komposisi makanan harus disesuaikan dengan kebutuhan penderita, sedangkan penyusunan makanan dengan software dapat dilakukan lebih mudah yaitu dengan menggunakan optimasi dapat dilakukan pencarian komposisi makanan yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan asupan gizi penderita hipertensi.

Penelitian sebelumnya tentang optimasi komposisi makanan untuk penderita hipertensi pernah dilakukan oleh Iwuji, et al (2016) dengan menerapkan metode linear programming. Pada

penelitian tersebut, batasan (constraint) diberlakukan pada setiap nutrisi yang harus dikontrol dimana setiap batasan mempunyai model matematika masing-masing. Penggunaan linear programming menyebabkan terdapat banyak pembatas (constraint) dan model matematika sehingga menyebabkan perhitungan yang tidak praktis dan panjang (Taha, 1993 dalam Mahmudy, 2006). Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan penggunaan metode metaheuristik.

Penggunaan metode metaheuristik pada optimasi komposisi makanan telah dilakukan sebelumnya dengan menerapkan algoritma genetika. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Pratiwi, et al (2014) tentang optimasi biaya pemenuhan kebutuhan gizi. Hasil penelitian ini diperoleh parameter optimal yaitu banyak generasi sebesar 500 generasi, dan banyak populasi yaitu 40 populasi, nilai probabilitas crossover dan probabilitas mutasi yaitu 0,4 dan 0,6. Penggunaaan algoritma genetika juga dilakukan pada optimasi komposisi makanan untuk penderita diabetes melitus oleh Rianawati & Mahmudy (2015). Pada penelitian ini menerapkan single-point crossover, reciprocal exchange mutation dan elitism selection. Hasil penelitian ini menjelaskan ukuran populasi yang optimal sebesar 160 individu, ukuran generasi yang optimal yaitu 100 generasi dan kombinasi cr dan mr sebesar 0.4 dan 0.6. Sari, et al (2014) juga menerapkan metode algoritma genetika untuk optimasi asupan gizi pada ibu hamil. Pada penelitian ini menggunakan single point crossover, reciprocal exchange mutation, dan

elitism selection. Hasil dari pengujian didapatkan bahwa ukuran populasi dengan nilai

fitness tertinggi yaitu 150, jumlah generasi 1500, nilai probabilitas crossover 0,4 dan probabilitas mutasi 0,6. Penggunaan algoritma genetika pada beberapa penelitian optimasi komposisi makanan sudah banyak diterapkan dan memberikan hasil yang optimal. Namun disisi lain pada algoritma genetika terdapat banyak parameter yang digunakan sehingga diperlukan waktu yang lebih lama dalam menentukan nilai parameter yang optimal, seperti ukuran populasi, jumlah generasi dan kombinasi cr dan mr.

(3)

Pada VNS terdapat beberapa fase yaitu fase

Shaking, teknik local search dan fase peningkatan (Move or Not). VNS berhasil menyelesaikan permasalahan pada beberapa penelitian seperti permasalahan penjadwalan (Expósito-Izquierdo, et al., 2011), (Aziz, et al., 2012), optimasi peningkatan struktur beton (Torres-Machi, et al., 2013), dan permasalahan pada Flexible Manufacturing System (FMS) (Mahmudy, 2015).

Berdasarkan pentingnya optimasi komposisi makanan untuk penderita hipertensi dan algoritme VNS yang sederhana serta dapat menyelesaikan beberapa permasalahan, maka pada penelitian ini penulis mangajukan optimasi komposisi makanan untuk penderita hipertensi menggunakan Variable Neighborhood Search.

2. NUTRISI UNTUK PENDERITA

HIPERTENSI

Penyusunan komposisi makanan pada penderita hipertensi diharapkan dapat menurunkan tekanan darah. Rata-rata penurunan konsumsi natrium sebanyak ± 1,8 gram/hari dapat menyebabkan tekanan darah sistole menurun sebesar 4 mmHg dan diastole 2 mmHg. Pada penderita hipertensi konsumsi garam dapur harus kurang dari 1⁄4 - 1⁄2 sendok teh/hari. Anjuran diet rendah garam I (200-400 mg Natrium) untuk hipertensi berat dan tidak menambahkan garam didalam masakan. Diet rendah garam II (600-800 mg Natrium) untuk hipertensi yang tidak terlalu berat. Sedangkan untuk hipertensi berat berlaku diet garam III (1000-1200 mg Natrium) (Wahyuningsih, 2013). Berdasarkan JNC VII tekanan darah dapat diklasifikasikan dalam 4 kategori seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Klasifikasi Prehipertensi 120-139 atau 80-89

Hipertensi

stage 1 140-159 atau 90-99 Hipertensi

stage 2 ≥ 160 atau ≥ 100

Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut: a. Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT)

dan berat badan ideal (BBI).

b. Menghitung Basal Metabolic Rate (BMR)

Untuk menghitung BMR dapat dilakukan dengan persamaan 1 jika penderita hipertensi laki-laki atau persamaan 2 untuk penderita hipertensi perempuan.

c. Menghitung Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi dihitung menggunakan persamaan 3. Didalam kebutuhan total energi dipengaruhi oleh BMR, faktor aktivitas seseorang dan faktor stress. Penentuan faktor aktivitas ditunjukkan oleh Tabel 2 dan faktor stress ditunjukan oleh Tabel 3.

Kebutuhan total energi = BMR× Faktor Aktivitas×Faktor Stress (3)

Tabel 2. Faktor Aktivitas

Aktivitas Laki-laki Perempuan

Sangat ringan 1,30 1,30

Ringan 1,65 1,55

Sedang 1,76 1,70

Berat 2,10 2,00

Sumber: Almatsier (2006)

Tabel 3. Faktor Angka Stress

Jenis Stress Faktor

Stress

Tidak ada strees, pasien dalam

kondisi baik 1,3

Stress ringan 1,4

Stress sedang 1,5 Stress berat 1,6 Stress sangat berat 1,7

Luka bakar parah 2,1

Sumber: Almatsier (2006)

d. Kebutuhan penderita hipertensi

(4)

Kebutuhan karbohidrat = 65% ×

kebutuhan total energi (4) Kebutuhan protein = 15% ×

kebutuhan total energi (5) Kebutuhan lemak= 20% ×

kebutuhan total energi (6)

3. VARIABLE NEIGHBORHOOD

SEARCH

Metaheuristik yang sederhana dan efektif dapat diperoleh melalui pemrosesan perubahan sistematis dalam local search. Pada tahun 1997, Hansen dan Mladenovic mengusulkan Variable Neighborhood Search (VNS) sebagai algoritme yang berbasis metaheuristik. VNS mengeksplor tetangga dari solusi incumbent mutakhir. Sebagian besar solusi yang sudah pada nilai optimal akan disimpan dan digunakan untuk mendapatkan solusi tetangga yang menjanjikan (Mladenovic & Hansen, 1997). Langkah-langkah VNS diawali dengan inisialisasi solusi kemudian shaking, local search dan move or not

(Hansen & Mladenovic, 2001). VNS mengiterasi teknik local search dimana pada setiap iterasi

local search mengeksplor ruang pencarian dari

starting point baru yang ditentukan dengan struktur tetangga. Struktur tetangga ini berfungsi untuk menghasilkan kandidat solusi dengan merubah inisial solusi atau solusi mutakhir (Mahmudy, 2015). Solusi yang telah mengalami perubahan akan digunakan sebagai kandidat solusi hanya jika telah terjadi peningkatan solusi yang lebih baik (Papalitsas, et al., 2015). Langkah-langkah yang digunakan pada VNS sebagian besar menggunakan iterasi sampai mendapatkan kondisi berhenti yang memuaskan. Nilai Kmax yang besar akan memberikan solusi yang lebih baik meskipun, membutuhkan waktu komputasi yang tinggi (Mahmudy, 2015).

4. METODE PENELITIAN

a. Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data sekunder, antara lain:

1. Data makanan dengan kandungan zat gizinya yang diperoleh dari software Nutri Survey 2007.

2. Data penderita hipertensi dengan usia lebih dari 18 tahun.

b. Siklus Penyelesaian Masalah

Langkah-langkah yang digunakan pada penyelesaian permasalahan komposisi makanan

menggunakan VNS ditunjukkan oleh diagram alir Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Alir Sistem

Langkah pertama yang harus dilakukan pada penyelesaian permaslahan komposisi makanan yaitu menghitung kebutuhan gizi penderita hipertensi, selanjutnya proses pencarian solusi komposisi makanan diselesaikan menggunakan metode VNS. Komposisi makanan berupa bahan makanan direpresentasikan dengan bilangan integer yang akan dikodekan sesuai indeks bahan makananan yang terdapat di data bahan makanan. Representasi komposisi makanan ditunjukkan oleh Tabel 4.

Tabel 4. Representasi Solusi

Keterangan: PK = Makanan pokok S = Sayur

N = Sumber nabati H = Sumber hewani B = Buah

Langkah-langkah algoritma VNS digambarkan pada diagram alir Gambar 2.

Jenis menu

Makan pagi

Makan siang

Makan malam

PK 3 1 2

S 1 3 10

N 2 12 11

H 16 6 3

B 16 18 26

Selesai Mulai

Input data penderita hipertensi, nilai Kmax dan

iterasi local search

Hitung kebutuhan energi dan zat gizi

Variable Neighborhood

Search

Output kebutuhan energi zat gizi dan optimasi hasil

(5)

Gambar 2. Flowchart VNS

Berdasarkan diagram alir pada Gambar 2, langakah-langkah algoritma VNS pada penyelesaian skripsi ini, yaitu:

1. Set k = 1.

2. Membangkitkan solusi awal (x) secara acak.

3. Mengulangi langkah-langkah berikut sampai k = Kmax:

a. Tahap shaking

Solusi pada tahap shaking (x’)

diperoleh dengan menukar (exchange) solusi x sebanyak jumlah tetangga secara random.

Tabel 5. Solusi Sebelum Dilakukan Shaking

Jenis menu

Makan Pagi

Makan siang

Makan malam

PK 3 13 22

S 1 3 10

N 2 12 11

H 16 6 3

B 16 18 20

Tabel 6. Solusi Setelah Dilakukan Shaking

Diagram alir pertukaran pada tahap

shaking ditunjukkan oleh Gambar 3. Jenis menu Makan

Pagi

Makan siang

Makan malam

PK 3 20 13

S 1 3 10

N 2 12 11

H 16 6 3

B 16 18 22

Mulai

Tentukan nilai Kmax

x = x’’ k = 1

x = x k = k+1

k = Kmax

Selesai Ya

Tidak

Bangkitkan solusi awal secara acak (x)

Ya x’’ > x

Tidak Shaking (x’)

Local search (x’’)

Mulai

Nilai tentangga k Solusi awal

pilih gen [i] pointer[i] I=0, I < jumlah

tetangga k

tidak ya

gen=genAll[k] pointer=pointer[k]

solusitemp[gen[pointer[index]]]=solusi[gen[pointer[index]]]

solusi[gen[pointer[0]]] = solusi[gen[pointer[k - 1]]] index=0;index< jumlah

tetangga k-1

solusi[gen[pointer[0]]] = solusi[gen[pointer[k - 1]]]

ind = 1, ind < jumlah tetangga

x = 0, x < jumlah tetangga -1

solusi[gen[pointer[ind]]] = solusitemp[pointer[gen[x]]]

tidak

ya solusi[gen[point

(6)

Gambar 3. Flowchart Shaking

b. Tahap local search

Tahap ini menggunakan solusi dari tahap

shaking (x’) sebagai solusi awal. Perubahan

nilai x berada pada rentang sekitar nilai x awal dengan nilai peubah 1. Pada tahap

local search dilakukan perbandingan

fitness solusi pada iterasi sebelumnya dengan fitness dari solusi mutakhir pada setiap iterasi untuk dicari solusi yang lebih baik. Diagram alir tahap local search

ditunjukkan oleh Gambar 4.

Contoh mekanisme tahap local search

ditunjukkan oleh Tabel 7 dan Tabel 8.

Tabel 7. Solusi Sebelum Dilakukan Local Search

Jenis menu

Makan Pagi

Makan siang

Makan malam

PK 3 20 13

S 1 3 10

N 2 12 11

H 16 6 3

B 16 18 22

Tabel 8. Solusi Setelah Dilakukan Local Search

Jenis menu

Makan Pagi

Makan siang

Makan malam

PK 3 20 13

S 1 3 10

N 2 12 11

H 16 6 3

B 16 18 21

Gambar 4. Flowchart Local search

c. Tahap Move or Not.

Mekanisme pada tahap ini yaitu membandingkan fitness antara solusi awal dengan hasil solusi local search (x’’). Jika fitness solusi awal lebih baik maka solusi awal digunakan sebagai solusi selanjutnya dan merubah nilai k = 1, sebaliknya jika solusi dari local search lebih baik daripada solusi awal maka solusi local search yang akan digunakan sebagai solusi selanjutnya dan merubah nilai k menjadi k = k+1. Diagaram alir tahap Move or Not

ditunjukkan oleh Gambar 5

Mulai

Nilai iterasi local search, Solusi awal (solusi Shaking)

i=1 sampai jumlah iterasi local

search

tidak

Pilih gen x [i]

Solusi local search

Selesai Ubah gen x [i]

x’= x+1 atau x’ =x-1

Ganti solusi awal = solusi dari local search Fitness solusi awal

> fitness solusi hasil perubahan local search

Solusi awal = solusi awal ya

tidak solusiShaking[gen[pointer[i]]] =

solusi[gen[pointer[i]]]

solusiShaking

Selesai

Mulai

Fitness solusi awal, Fitness solusi local search, k=1

Ganti solusi awal = solusi hasil local search

k = 1

ya

tidak

Ganti solusi awal = solusi

awal k = k+1 Fitness solusi

awal [k]> fitness solusi hasil local

(7)

Gambar 5. Flowchart Move or Not

Pada skripsi ini dilakukan optimasi kebutuhan zat gizi dengan memperhatikan kebutuhan jumlah zat gizi dan natrium serta biaya minimal. Kualitas suatu solusi dapat dilihat dari nilai fitness. Fitness semakin besar menghasilkan solusi yang semakin baik. Fitness

yang digunakan pada penelitian ini yaitu, sebagai berikut:

𝐹𝑖𝑡𝑛𝑒𝑠𝑠 = 10000

(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑙𝑡𝑖 ∗ 𝐶) + 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 Total penalti pada perhitungan fitness

tersebut merupakan selisih kebutuhan gizi penderita hipertensi. Sedangkan total harga merupakan penjumlahan seluruh harga makanan pada satu solusi.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil dan Analisis Pengujian Kmax Parameter Kmax diuji dengan simulasi sebanyak 5 kali percobaan. Skenario pengujian dilakukan dari Kmax = 1 sampai Kmax = 15 dengan iterasi local search 2000. Hasil pengujian jumlah Kmax ditunjukkan oleh Gambar 6.

Gambar 6. Grafik Pengujian Jumlah Kmax

Grafik hasil pengujian jumlah Kmax

terhadap nilai fitness ditunjukkan oleh Gambar

6. Rata-rata nilai fitness tertinggi pada pengujian yaitu 0.516848 dengan Kmax = 13. Hasil pengujian menunjukkan rata-rata nilai fitness cenderung mengalami fluktuasi. Tetapi secara umum semakin besar nilai Kmax menghasilkan hasil yang lebih baik karena memungkinkan VNS mencari solusi pada ruang pencarian yang lebih luas (Mahmudy, 2015). Faktor lain yang mempengaruhi hasil selama pencarian yaitu terdapat peluang perubahan solusi terbaik pada setiap tetangga K pada tahap Move Or Not untuk seleksi fitness antara fitnesslocal search dengan

fitness solusi awal sehingga jika fitness local search lebih baik daripada fitness solusi awal maka pencarian dilakukan kembali pada tetangga k=1 sampai tidak ada fitness yang lebih baik lagi dari tahap local search maka dilanjutkan pada tetangga k=k+1 namun jika pada tetangga k yang bukan 1 ditemukan solusi yang lebih baik lagi dari hasil local search maka dilakukan pencarian kembali dari tetangga k=1. Hal ini menjamin bahwa pada setiap pencarian solusi terbaik ditelusuri pada setiap tetangga k

sampai tetangga k = Kmax dan solusi dari local search tidak menghasilkan fitness yang lebih baik daripada solusi awal.

Penurunan pada titik tertentu pada grafik Gambar 6 disebabkan karena solusi awal yang digunakan berbeda-beda yaitu berdasarkan bilangan acak antara percobaan satu dengan yang lainnya sehingga hasil solusi dan nilai

fitness pada setiap percobaan berbeda-beda. Perilaku struktur tetangga exchange melakukan perubahan lebih banyak pada solusi di area jumlah tetangga yang lebih besar karena perubahan solusi bergantung pada banyaknya jumlah tetangga.

b. Hasil dan Analisis Pengujian Iterasi Local search

Setiap pengujian iterasi dilakukan percobaan selama 5 kali percobaan dengan percobaan iterasi 250 sampai 2000. Hasil pengujian jumlah iterasi local search ditunjukkan oleh Gambar 7.

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

R

at

a

-r

at

a

fi

tn

ess

Jumlah Kmax Grafik Hasil Pengujian Kmax

Solusi

Selesai k<=Kmax ya

(8)

Gambar 7. Grafik Hasil Pengujian Iterasi Local search

Hasil pengujian jumlah iterasi local search

ditunjukkan oleh Gambar 7. Hasil pengujian jumlah iterasilocal search terhadap nilai fitness

menunjukkan bahwa nilai fitness mengalami peningkatan namun mengalami penurunan pada

iterasi tertentu yaitu iterasi 750, 1500 dan 1750. Grafik menunjukkan bahwa rata-rata fitness

tertinggi pada penggunaan iterasi 2000 yaitu 0.524301 dengan perubahan rata-rata nilai

fitness yang kecil. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin banyak iterasilocal search tidak menjamin semakin baik nilai fitnessnya (dalam percobaan berbeda), hanya saja semakin banyak

iterasi local search memberikan peluang yang lebih besar terhadap pencarian solusi terbaik dimana bergantung pada perubahan solusi dari solusi terbaik pada iterasi local search

sebelumnya dengan perubahan fitness yang tidak terlalu besar. Namun dalam satu percobaan semakin bertambah iterasi semakin memberikan solusi dengan nilai fitness lebih besar karena solusi terbaik dalam setiap iterasi selalu dipilih untuk solusi awal pada iterasi selanjutnya dengan waktu komputasi yang lebih lama. Selain itu, semakin banyak iterasilocal search semakin memberikan peluang juga terhadap seleksi

fitness yang terpilih dari pencarian solusi dari

local search.

c. Analisis Hasil

Pada sub bab analisis hasil ini dianalisis keterpenuhan kebutuhan gizi dari hasil rekomendasi sistem pada beberapa penderita hipertensi. Pengujian analisis hasil dilakukan dengan 3 kasus penderita hipertensi. Nilai parameter yang digunakan pada analisis hasil menggunakan nilai yang menghasilkan fitness

tertinggi pada pengujian yaitu Kmax = 13 dan iterasi local search = 2000. Hasil analisis pada 3 kasus ditunjukkan oleh Tabel 9.

Tabel 9. Analisis Hasil

Kas

Dari analisis hasil yang dilakukan terhadap 3 kasus dengan data penderita hipertensi yang berbeda-beda didapatkan kesimpulan bahwa hasil rekomendasi sistem berhasil memberikan kombinasi makanan rendah natrium yaitu tidak melebihi batas maksimum konsumsi natrium yang dibolehkan pada masing-masing penderita. Keterpenuhan gizi dari hasil sistem untuk pemenuhan kebutuhan kalori, karbohidrat, lemak dan protein masih dalam batas toleransi ±10% yang diperkenankan dalam penyusunan gizi dengan selisih yang tidak terlalu besar dengan kebutuhan gizi penderita. Namun keterpenuhan gizi hasil sistem tidak selalu menghasilkan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan gizi penderita. Hal ini dikarenakan nilai kriteria pada penalti setiap zat gizi dan besarnya variabel harga mempengarui nilai

fitness yang diperoleh. Tetapi secara umum hasil sistem memberikan total gizi yang masih dalam batas toleransi ±10% yang diperkenankan dalam penyusunan gizi sehingga disimpulkan hasil sistem memenuhi kebutuhan gizi penderita hipertensi secara optimal.

6. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian tentang optimasi komposisi makanan untuk pnderita hipertensi yaitu, sebagai berikut:

1. Sistem optimasi komposisi makanan untuk penderita hipertensi dirancang dan dibangun dengan menggunakan algoritma

Variable Neighboorhood Search (VNS). Pada sistem ini membutuhkan data diri penderita hipertensi dan nilai parameter algoritma VNS sebagai inputan awal untuk dilakukan pencarian solusi.

2. Pada metode VNS terdapat 4 tahap yaitu inisialisasi solusi awal, Shaking, Local search, dan Move or Not. Inisialisasi solusi awal dilakukan dengan merandom bilangan integer sebanyak 15 sesuai dengan jenis makanan yang akan digunakan dalam 1 hari atau 3 waktu yaitu pagi, siang, dan sore/malam. Kemudian pada tahap shaking,

0

250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000

R

(9)

solusi awal dilakukan perubahan menggunakan struktur tetangga exchange

sebanyak jumlah tetangga. Setelah itu, pada tahap local search dilakukan perubahan kembali tetapi perubahannya masih dalam rentang dari gen awal. Pada tahap local search dilakukan perbandingan nilai fitness

antara solusi dari shaking dengan fitness

solusi dari local search. Fitness yang terbaik akan dilakukan perbandingan fitness

kembali dengan fitness solusi awal di tahap

Move or Not, jika fitness terbaik dari solusi

local search (fitness antara local search

dengan shaking) lebih baik maka solusi dari perbandingan di local search digunakan sebagai solusi awal.

3. Solusi tetangga didefinisikan dengan perubahan tetangga secara bergantian. Solusi terbaik pada setiap tetangga akan digunakan sebagai solusi awal tetangga selanjutnya. Mekanisme perubahan tetangga terdapat pada tahap Move or Not

yaitu jika fitness local best lebih baik daripada solusi awal maka tetap dilakukan pencarian di tetangga k=1 namun sebaliknya jika fitness solusi awal lebih baik daripada fitness solusi local best maka solusi awal digunakan sebagai solusi awal pada tetangga selanjutnya yaitu k=k+1. Jika pada tetangga bukan k = 1 ditemukan kembali fitness solusi local best lebih baik daripada solusi awal maka pencarian dilakukan kembali di tetangga k=1, jika tidak maka berpindah ke tetangga lain

k=k+1.

4. Hasil pengujian menunjukkan rata-rata fitness tertinggi yaitu 0.516848 dengan nilai

Kmax = 13 dan rata-rata fitness tertinggi 0.524301 pada penggunaan iterasi local search 2000. Semakin banyak jumlah Kmax

dan iterasi local search maka semakin memberikan peluang yang lebih besar mendapatkan solusi yang lebih baik namun disisi lain dibutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses pencarian solusi sehingga penggunaan jumlah Kmax dan iterasi local search yang cukup sudah menghasilkan solusi yang mendekati optimum karena perbedaan nilai fitness

tidak terlalu signifikan pada penggunaan jumlah Kmax dan iterasi local search yang terlalu banyak.

b. Saran

Sistem optimasi komposisi makanan untuk penderita hipertensi menggunakan VNS dapat dikembangkan lagi pada penelitian lebih lanjut. Berikut saran yang diberikan untuk penelitian lebih lanjut:

1. VNS telah efektif diterapkan dalam beberapa penelitian namun VNS kurang efisien dalam hal eksporasi. Untuk meningkatkan performa VNS ini dapat digabungkan dengan algoritma lain seperti algoritma genetika (N & Kobti, 2012). Penggabungan antara kedua algoritma tersebut biasa disebut Memetic Algorithm

(MA) di beberapa penelitian dan mampu menghasilkan solusi yang outperforms karena algoritma genetika mempunyai kelebihan dalam eksplorasi di ruang sousi sedangkan VNS mempunyai kelebihan dalam hal eksploitasi di ruang tersebut (Thanh & Binh, 2015).

2. Untuk komposisi makanan yang lebih variasi dapat ditambahkan perumusan

fitness yang dapat menghitung variasi gen yang terdapat didalam solusi.

3. Dapat digunakan jenis struktur tetangga yang lain.

4. Sistem dapat ditambahkan bukan hanya untuk penderita hipertensi saja namun bisa juga penderita hipertensi yang mempunyai penyakit komplikasi.

5. Data makanan yang digunakan dapat ditambahkan lebih banyak lagi agar semakin variasi komposisi makanannya.

6. Sistem dapat dikembangkan tidak hanya untuk konsumsi makanan dalam sehari.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2006.

Penuntun Diet.

Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

American

Heart

Association,

2014.

Understanding and Managing High

Blood

Pressure.

[Online]

Available at: http://www.heart.org

[Diakses 8 August 2016].

Aziz, R. A., Ayob, M. & Othman, Z., 2012.

The Effect of Learning Mechanism in

Variables Neighborhood Search.

4th

(10)

Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, 2013.

Profil Kesehatan Kabupaten Klaten

Tahun

2013.

Klaten:

Dinas

Kesehatan Kabupaten Klaten.

Dinas Kesehatan Kota Malang, 2014.

Profil

Kesehatan Kota Malang Tahun

2014.

[Online]

Available

at:

http://www.depkes.go.id/

[Diakses February 2017].

Expósito-Izquierdo, C., Melián-Batista, B.

& Moreno-Vega, J. M., 2011.

Variable Neighbourhood Search for

the

Quay

Crane

Scheduling

Problem.

11th

International

Conference on Intelligent Systems

Design and Applications, Cordoba,

22-24 November, pp.463-468, IEEE.

Hansen, P. & Mladenovic, N., 2001.

Variable

Neighborhood

Search:

Principles

and

Applications.

European Journal of Operational,

130(3), pp. 449-467.

Indaswari, F. A. & Mahmudy, W. F., 2016.

Optimasi Komposisi Makanan Bagi

Penderita Obesitas pada Anak

Menggunakan Algoritma Genetika.

Repository Jurnal Mahasiswa PTIIK

Universitas Brawijaya,

7(27).

Iwuji, A. C., Nnanna, M. & Ndulue, N. I. C.,

2016. An Optimal DASH Diet

Model for People with Hypertension

Using

Linear

Programming

Approach.

Open

Jurnal

of

Optimization,

5(1), pp. 14-21.

Kardani-Moghaddam, S., Khodadadi, F.,

Entezari-Maleki, R. & Movaghar,

A.,

2012.

A

Hybrid

Genetic

Algorithm

and

Variable

Neighborhood Search for Task

Scheduling

Problem

in

Grid

Environment.

International

Workshop on Information and

Electronics

Engineering,

Heilongjiang, China, Elsevier Ltd.,

pp. 3808-3814.

Mahmudy,

W.

F.,

2006.

Penerapan

algoritma genetika pada optimasi

model penugasan.

Natural,

10(3),

pp. 197-207.

Mahmudy, W. F., 2015. Optimization of Part

Type

Selection

and

Machine

Loading

Problems

in

Flexible

Manufacturing

System

Using

Variable

Neighborhood

Search.

IAENG International Journal of

Computer Sciences.

Mustamin, 2010. Asupan Natrium, Status

Gizi dan Tekanan Darah Usia Lanjut

di Puskesmas Bojo Baru Kabupaten

Barru.

Media Gizi Pangan, Jurnal

Ilmiah

Politeknik

Kesehatan

Kemenkes Makassar Jurusan Gizi,

IX(1), pp. 20-26.

N, M. R. R. & Kobti, Z., 2012.

Incorporating a Genetic Algorithm

to improve the performance of

Variable

Neighborhood

Search.

Fourth World Congress on Nature

and

Biologically

Inspired

Computing (NaBIC), Mexico City,

2012, pp. 144-149., IEEE. doi:

10.1109/NaBIC.2012.6402253.

National Institutes of Health, 2004.

The

Seventh Report of the Joint National

Committee on Prevention, Detection,

Evaluation, and Treatment of High

Blood Pressure,

Maryland: National

Institutes of Health.

Papalitsas, C., Giannakis, K., Andronikos, T.

& Sifaleras, A., 2015.

Initialization

methods for the TSP with Time

Windows

using

Variable

Neighborhood

Search.

6th

International

Conference

on

Information, Intelligence, Systems

and Applications (IISA), Corfu, 6-8

July, pp. 1-6, IEEE.

(11)

Universitas Brawijaya,

Volume 4

No. 6.

Rahman, M. A., 2016.

Pengaruh Terapi

Bekam terhadap Tekanan Darah

pada Pasien Hipertensi di Klinik

Bekam Abu Zaky Mubarak.

Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah.

Rianawati, A. & Mahmudy, W. F., 2015.

Implementasi Algoritma Genetika

Untuk

Optimasi

Komposisi

Makanan Bagi Penderita Diabetes

Mellitus.

DORO: Repository Jurnal

Mahasiswa

PTIIK

Universitas

Brawijaya,

Volume 5 No. 14.

Sari, A. P. & Mahmudy, W. F., 2014.

Optimasi Asupan Gizi pada Ibu

Hamil

dengan

Menggunakan

Algoritma

Genetika.

DORO:

Repository Jurnal Mahasiswa PTIIK

Universitas Brawijaya,

Volume 4

No. 5.

Taha, H. A., 1993.

Operations Research: An

Introduction.

3nd penyunt. New

York: Macmillan Publishing Co.

Thanh, P. D. & Binh, H. T. T., 2015.

An

Effective Combination of Genetic

Algorithms

and

the

Variable

Neighborhood Search for Solving

Travelling

Salesman

Problem.

Conference on Technologies and

Applications

of

Artificial

Intelligence (TAAI). Tainan, IEEE.

pp.

142-149.

doi:

10.1109/TAAI.2015.7407102.

Torres-Machi, C., Yepes, V., Alcala, J. &

Pellicer, E., 2013. Optimization of

High-performance

Concrete

Structures

by

Variable

Neighborhood Search.

International

Journal of Civil Engineering,

11(2),

pp. 90-97.

Wahyuningsih, R., 2013.

Penatalaksanaan

Diet pada Pasien.

Yogyakarta:

Graha Ilmu.

WHO, 2009.

Global Health Risks: Mortality

and Burden of Disease Attributable

to Selected Major Risks.

Geneva:

WHO Press.

WHO, 2011.

Noncommunicable Diseases in

the South-East Asia Region.

India:

WHO Press.

WHO, 2013.

High Blood Pressure: The

Silent

Killer.

[Online]

Available

at:

http://www.wpro.who.int/world_hea

lth_day/2013/high_blood_pressure_

brochure_wpr.pdf

Gambar

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah
Gambar 1. Diagram Alir Sistem
Tabel 6. Solusi Setelah Dilakukan Shaking
Gambar 3. Flowchart Shaking
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kadar glukosa darah setelah sholat Dhuha pada kelompok kontrol tidak terjadi penurunan, sedangkan pada kelompok perlakuan terjadi penurunan.Sholat Dhuha yang dilakukan

Hasil analisis regresi dari tabel 5 menunjukkan bahwa Motivasi memiliki pengaruh yang positif terhadap Produktivitas kerja pegawai yang ditunjukkan dengan

Jenis Barang /Nama Barang Kode Barang Kondisi

Dalam skripsi ini mengemukakan permasalahan mengenai bagaimana kewajiban dan tanggung jawab direksi dalam penyampaian laporan keuangan Perseroan Terbatas Terbuka (PT.tbk),

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T yang senantiasa menyertai dan memberi kesehatan kepada penulis dalam pembuatan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kualitas

Tujuan penulisan ini sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan adalah untuk mengetahui penerapan akuntansi aset tetap peralatan dan mesin pada

Hasil penelitian menunjukan bahwa aplikasi disposisi surat berupa website dapat menunjang kebutuhan yang ada menjadi lebih terkomputerisasi pada kehidupan sehari-hari dan

“X”. Sehubungan dengan kegiatan yang disediakan dan penghayatan dalam diri masing-masing untuk menjalankan visi dan misi PMK “X” di tengah-tengah lingkungan