• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DINAS KESEHATAN TERHADAP KUALITAS DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA BANDAR LAMPUNG JURNAL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DINAS KESEHATAN TERHADAP KUALITAS DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA BANDAR LAMPUNG JURNAL ILMIAH"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DINAS KESEHATAN TERHADAP KUALITAS DEPOT AIR MINUM ISI ULANG

DI KOTA BANDAR LAMPUNG

JURNAL ILMIAH

Oleh

R. ROBBY YENDRA M

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DINAS KESEHATAN TERHADAP KUALITAS DEPOT AIR MINUM ISI ULANG

DI KOTA BANDAR LAMPUNG Oleh

R. Robby Yendra M, Prof. Dr. Muhammad Akib, S.H.,M.Hum., Ati Yuniati, S.H., M.H Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145 Email : yendrarobby12@gmail.com

Untuk depot air minum sendiri, izin yang harus dimiliki seperti surat izin usaha (SIUP), surat izin tempat usaha (SITU), dan tanda daftar perusahaan (TDP). Namun dalam praktiknya, sering ditemukan depot air minum yang tidak memenuhi ketentuan yang berlaku namun bebas melakukan usahanya, hal ini menunjukan kurangnya pembinaan dan pengawasan dari dinas yang terkait khususnya Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. Permasalahan yang diteliti penulis adalah bagaimanakah pembinaan dan pengawasan Dinas Kesehatan terhadap kualitas depot air minum kepada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan empiris. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dengan cara wawancara data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan. Pengolahan data dengan cara seleksi, pemeriksaan, klasifikasi, dan penyusunan data serta penarikan kesimpulan. Data dianalisis secara kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa Pembinaan dan Pengawasan terhadap kualitas air pada depot air minum di Kota Bandar Lampung dilaksanakan oleh tim pembinaan dan pengawasan air isi ulang yaitu dengan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap sarana-sarana yang digunakan dalam usaha depot air minum tersebut. Faktor penghambat dalam pengawasan kualitas depot air minum yaitu belum tersedianya alokasi dana untuk seksi penyehatan lingkungan dalam melakukan pengawasan serta belum adanya Peraturan Daerah yang mengatur tentang pengawasan kualitas air depot air minum.

Adapun saran yang diajukan penulis yaitu, sebaiknya intensitas pembinaan dan pengawasan terhadap kualitas air pada depot air minum yang ada di Kota Bandar Lampung yang dilakukan oleh petugas kesehatan Kota Bandar Lampung perlu ditingkatkan. Selain itu Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung memberikan usulan mengenai Rancangan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung tentang Pengawasan Kualitas Air Pada Depot Air Minum kepada DPRD kota Bandar Lampung untuk menjamin kepastian hukum bagi usaha depot air minum serta memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat pengkonsumsi air depot air minum,

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bumi merupakan salah satu planet yang ada di dunia yang dihuni oleh berbabagai makhluk hidup. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan perairan bahkan 2/3 dari bumi adalah air, baik air laut maupun air tawar. Air tawar yang ada di bumi juga beragam, ada air sungai, air pegunungan, air bawah tanah dan masih banyak lagi jenis air lainya.

Air yang dapat diminum juga memiliki standar tertentu agar dapat dikatakan sebagai air layak konsumsi. Air minum merupakan kebutuhan manusia yang paling penting. Seperti diketahui, kadar air tubuh manusia mencapai 68 persen, dan untuk tetap hidup air dalam tubuh tersebut harus dipertahankan. Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi dari 2,1 liter hingga 2,8 liter per hari, tergantung pada berat badan dan aktivitasnya. Namun agar tetap sehat air minum harus memnuhi persyaratan fisik, kimia, maupun bakteriologis.

Hal tersebut menjelaskan bahwa tidak semua air yang ada di bumi dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk kebutuhan hidupnya. Melihat pentingnya air bagi kehidupan manusia dan terbatasnya ketersediaan air bersih maka pemerintah mengambil alih penguasaan atas air demi menjaga ketersediaan air bersih maka pemerintah mengambil alih penguasaan atas air demi menjaga ketersediaan air bersih dan melestarikanya. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33 ayat (3) yang menyebutkan bahwa, “Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Penguasaan atas air sebagaimana disebutkan dalam pasal tersebut di atas tidak berarti bahwa Negara yang berkuasa penuh, akan tetapi Negara berkuasa untuk mengatur, mengelola, menyusun dan menjaga, mengingat air merupakan salah satu pokok kebutuhan dan kemakmuran rakyat dan menguasai hajat hidup orang banyak. Penguasaan Negara atas air lebis jelas diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan.

Untuk melakukan usaha dibidang sumber daya air harus memiliki izin dari pemerintah atau pemerintah daerah yang bersangkutan tidak terkecuali untuk usaha air minum yang belakangan ini berkembang pesat. Seperti halnya usaha depot air minum. Untuk depot air minum sendiri, izin yang harus dimiliki seperti surat izin usaha (SIUP), surat izin tempat usaha (SITU), dan tanda daftar perusahaan (TDP).

(4)

Khusus mengenai pengawasan depot air minum di atas dalam Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan,bahwa : (1) Pengawasan terhadap Depot Air

Minum meliputi penggunaan air baku, proses produksi, mesin dan peralatan, serta perdagannya dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu diperlukan.

(2) Pengawasan terhadap mutu produk Depot Air Minum dilaksanakan oleh Laboratorium Pemeriksaan Kualitas Air yang ditunjuk Pemerintah Kabupaten/Kota atau yang terakreditasi.

Untuk itu persyaratan dan pengawasan terhadap kualiutas air minum (air yang aman untuk dikonsumsi langsung) termasuk depot isi ulang air minum diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/-IV/2010 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Terhadap Kualitas Air Minum, air minum itu selain harus memenuhi persyaratan fisi dan kimia, juga harus memenuhi persyaratan mikrobiologis. Air minum harus bebas dari bakteripathogen.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes Nomor 736/MENKES/-PER/IV/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Air Minum). Dalam hal ini, pengawasan yang dilakukan untuk menjamin kualitas dari air yang dihasilkan, dan untuk itu diperlukan bukti otentik yang dapat menjamin kualitas air yang dihasilkan. Sehingga para pengusaha yang sudah memenuhi standar kualitas air dan telah melakukan uji laboratorium akan mendapatkan sertifikat laik hygiene yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan.

Sertifikat tersebut juga menjadi salah satu syarat bagi pengusaha dalam

mengurus izin usahanya, tetapi tidak semua pengusaha depot air minum mau melaksanakan hal tersebut.

Depot air minum yang ada di Kota Bandar Lampung beberapa di antaranya menjalankan usaha tanpa ada serifikat tersebut. Beberapa pengusaha tidak melakukan uji laboratorium dan tidak mengetahui arti penting dari pengujian kualitas air yang mereka kelola. Hal ini jelas dapat menimbulkan masalah dikemudian hari.

Penerbitan sertifikat itu mengacu kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES /PER/IV/2010 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Sertifikat laik hygiene tersebut berlaku selama satu tahun dan setiap enam bulan sekali harus dilakukan pemeriksaan. Jadi, air diuji sebelum masuk alat penyulingan.

Ditemukan depot air minum yang tidak memenuhi ketentuan yang berlaku namun bebas melakukan usahanya, hal ini menunjukan kurangnya pengawasan dari dinas yang terkait khusunya Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung1.

Berdasrkan uraian singkat latar belakang di atas, maka penulia merasa perlu melakukan penelitian karya ilmiah dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pembinaan dan Pengawasan Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Terhadap Kualitas Depot Air Minum Isi Ulang di Kota Bandar Lampung”.

1http://lampung.tribunnews.com/2014/10/16/hat

(5)

1.2 Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah Pembinaan dan pengawasan Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung terhadap kualitas depot air minum isi ulang di kota Bandar lampung ?

2. Apakah faktor penghambat Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kualitas depot air minum isi ulang di kota Bandar lampung ?

BAB II

METODE PENELITIAN 2.1 Pendekatan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini dilakukan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan mempelajari, melihat dan menelaah mengenai beberapa hal yang bersifat teoretis yang menyangkut asas-asas hukum, konsepsi, pandangan, doktrin hukum, peraturan hukum dan sistem hukum yang berkenaan dengan pembinaan dan pengawasan. Pendekatan yuridis empiris adalah pendekatan yang dilakukan dengan mempelajari kenyataan yang dilakukan dengan mengkaji kenyataan yang ada di kota Bandar Lampung.

2.2 Sumber dan Jenis Data

Data dalam penelitian skripsi ini diperoleh melalui dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder.

2.3 Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penyusunan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan (library research) dan studi lapangan (field research)

2.4 Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dengan mendiskripsikan data yang dihasilkan dari penelitian lapangan ke dalam bentuk penjelasan secara sistemastis sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti. Dari hasil analisa tersebut kemudian disimpulkan secara deduktif, yaitu cara berfikir dalam menarik kesimpulan yang didasarkan atas faktor-faktor yang bersifat umum kemudian ditarik kepada kesimpulan yang bersifat khusus yang merupakan jawaban permasalahan berdasarkan hasil penelitian.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pembinaan dan Pengawasaan Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung terhadap Kualitas Air pada Depot Air Minum di Kota Bandar Lampung

Keberadaan usaha depot air minum yang cukup berkembang dewasa ini, di satu sisi memiliki arti yang positif dalam penyediaan air minum terutama pada masyarakat perkotaan. Akan tetapi di sisi lain memiliki resiko terhadap kesehatan masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Hal ini mengingat bahwa air yang dijual pada depot air minum sangat rawan pencemaran karna faktor lokasi, penyajian dan pewadahan yang dilakukan secara terbuka dengan menggunakan wadah botol air minum kemasan isi ulang, sehingga diperlukan upaya pembinaan dan pengawasan hygiene sanitasi yang memadai agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan konsumen.

(6)

Namun sangat disayangkan sebagian dari usaha depot air minum tersebut tidak menjalankan usahanya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini dibuktikan dengan hanya beberapa dari depot air minum yang melakukan pendaftaran laik hygiene di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. Berdasarkan data air isi ulang Kota Bandar Lampung yang ada di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung sampai saat ini untuk wilayah Kota Bandar Lampung hanya terdapat 30 (tiga puluh) depot air minum yang melakukan pendaftaran. Hal ini berarti hanya 30 depot tersebutlah yang telah memiliki sertifikat laik hygiene dan dapat terjamin kualitas airnya.

Penulis mengambil sampel terhadap 3 depot air minum isi ulang di Kota Bandar Lampung. Pertama penulis melakukan wawancara kepada Bapak Bambang selaku pemilik depot air minum isi ulang yang bernama depot Putra Tunggal yang beralamat di Jl.Sisingamangaraja No.72, diketahui bahwasanya di depot air minum isi ulang tersebut sudah memiliki sertifikat laik hygiene sejak tahun 2010 tetapi pemilik depot tidak pernah melakukan perpanjangan sertifikat laik hygiene dengan alas an mahalnya biaya tes laboratorium.

Kedua penulis melakukan wawancara kepada Ibu Dian selaku pemilik depot air minum isi ulang Tirtayasa yang beralamat di Jl.Wolter Monginsidi No.108, diketahui bahwasanya pemilik depot air minum isi ulang tersebut baru memiliki sertifikat laik hygiene setelah usaha nya berjalan selama 3 Tahun, dengan alasan baru terkumpulnya biaya untuk membuat sertifikat laik hygiene tersebut.

Ketiga penulis melakukan wawancara kepada Bapak Rizal selaku pemilik depot air minum isi ulang Mutiara Water yang beralamat di Jl.Abdul Mutholib No.10, diketahui bahwasanya pemilik depot air tersebut tidak pernah membuat sertifikat laik hygiene dengan alas an tinggi nya biaya untuk melakukan tes laboratorium, beliau harus mengeluarkan biaya sebesar Rp.1.200.000,- jumlah tersebut menurut beliau sangat mahal, sehingga pemilik depot tidak pernah membuat sertifikat laik hygiene tersebut yang dimana seharusnya setiap depot air minum harus memiliki sertifikat laikhygiene.

Dalam melakukan pembinaan dan pengawasaan terhadap kualitas air yang dihasilkan oleh depot air minum di Kota Bandar Lampung, tim pembinaan dan pengawasan kualitas air depot air minum menggunakan standar kualitas air minum yang sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 tentang syarat-syarat dan pengawasan Kualitas Air Minum. Pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan cara memberi himbauan terhadap pengusaha depot air minum isi ulang di kota Bandar Lampung untuk melakukan tes laik hygiene setiap tahun nya dan melakukan pembersihan alat atau mesin depot air minum setiap enam bulan sekali.

(7)

melakukan tugas untuk memperoleh data untuk laporan tahunan. Sangat jarang sekali mereka turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan terhadap depot air minum.

Air minum yang dikelola oleh depot air minum tersebut tentu saja harus memnuhi persyaratan kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.

Dalam melakukan pengawasan, secara teknis dilakukan oleh petugas kesehatan setiap kecamatan di Kota Bandar Lampung yang berkordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. Hasil dari pengawasan dan fakta yang didapat di lapangan tersebutlah yang akan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.

Pengawasan terhadap kualitas air depot air minum di Kota Bandar Lampung sampai saat ini masih sangat minim. Para pengusaha depot air minum juga masih sedikit yang melakukan pendaftaran ke Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. Seperti diuraikan di atas bahwa sampai saat ini hanya terdapat 30 (tiga puluh) depot isi ulang yang melakukan pendaftaran dan mendapatkan sertifikat laikhygienedari Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.

Surat keterangan laik hygiene dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung setelah adanya permohonan dari pemilik usaha depot. Pengeluaran surat dilakukan setelah tim petugas yang diketuai sanitarian dari Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung melakukan pemeriksaan lapangan dan

depot air minum tersebut dianggap telah memenuhi persyaratan kualitas air sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.

Surat keterangan laik hygiene depot air minum dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu;

a. Surat keterangan laik Hygiene sementara, masa berlaku nya selama 6 (enam) bulan dan dapat diperpanjang.

b. Surat keterangan laik hygiene tetap, masa berlakunya selama 3 (tahun) dan dapat diperbaharui sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau menjadi batal bilamana terjadi penggantian pemilik, pindahlokasi/ alamat, tutup dan atau dari hasil pemeriksaan Laboratorium dinyatakan positif mengandung E.Coli atau menyebabkan terjadinya kerancuan serta jika depot air minum tersebut dianggap tidak lagi laikhygiene.

Surat keterangan laik hygiene yangtelah diperoleh oleh pengusaha depot air minum harus dipasang di dinding yang mudah dilihat oleh petugas dan masyarakat konsumen.

(8)

sekali uji, belum lagi biaya administrasi dan pengujian kimiawi serta yang lain nya.

Tinggi nya biaya pemeriksaan laboratorium inilah yang menjadi alas an para pengusaha tidak mendaftarkan usaha depot air minum nya. Bahkan pengusaha yang sudah mendaftar dan mempunyai serifikat laik hygiene yang seharusnya melakukan uji laboratorium kualitas air minum 6 (enam) bulan sekali tidak melakukannya. Fakta dilapangan, para pengusaha tersebut tidak melakukannya dengan alas an yang sama yaitu biaya yang cukup tinggi.

Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung yang melakukan pengawasan kualitas air depot air minum di Kota Bandar Lampung juga mengaku masih kurang optimal dalam melakukan pengawasan terhadap kualitas depot air minum karena untuk melakukan uji kualitas air mereka juga harus melakukan uji laboratorium.

Sementara tidak ada anggaran dana bagi seksi penyehatan lingkungan yang melakukan pengawasan terhadap kualitas air. Selama ini pengawasan terhadap kualitas air depot air minum di Kota Bandar Lampung dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Nomor 443.5.51.06.09.2008 tentang pembinaan dan pengawasaan depot air minum. Hal ini dianggap kurang efektif karna tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat pihak pengusaha depot air minum. Dan tidak dapat dijadikan dasar hukum dalam memberikan sanksi pengusaha depot air minum yang menjalankan usahanya tidak sesuai dengan ketentuan yang ada.

Meskipun sampai saat ini belum ditemukan hal yang dianggap membahayakan dari berdiri nya usaha depot air minum. Hal ini dikemukakan oleh Sefta Ferdina bahwa sampai saat ini belum pernah terjadi kejadian luar biasa keracunan akibat mengkonsumsi air dari depot air minum yang ada di Kota Bandar Lampung. Pengaduan dari masyarakat konsumen depot air minum tentang kualitas air depot air minum juga belum pernah diterima oleh petugas Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.

Akan tetapi walaupun belum ada bahay serius yang disebabkan karna mengkonsumsi air yang dihasilkan depot air minum bukan berarti pemerintah tinggal diam dan mengabaikan hal tersebut. Pemerintah harus membuat suatu peraturan hukum yang tegas terhadap usaha depot sir minum untuk mencegah hal-hal yang buruk yang tidak diinginkan di kemudian hari.

(9)

a. Tindakan penghentian/ penutupan sementara kegiatan depot air minum b. Tuntutan pengadilan, bilamana diduga telah menimbulkan bahaya kesehatan masyarakat seperti kejadian luar biasa/keracunan dan kematian

c. Pencabutan surat keterangan laik hygiene sanitasi depot air minum disertai berita acara pemeriksaan

Dari hasil penelitian di lapangan diketahui bahwa sampai saat ini belum pernah ada sanksi yang diberikan Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung terhadap depot air minum yang tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Petugas dari Dinas Kesehatan beralasan bahwa belum adanya perda yang mengatur tentang pengawasan depot air minum jadi mereka tidak bias mengambil tindakan tegas jika pengusaha melakukan pelanggaran.

Pengusaha depot air mium yang menjalankan usahanya tidak sesuai dengan standar yang berlaku beralasan bahwa mereka kurang mengetahui mengenai standar yang harus mereka ikuti serta minimnya sosialisasi dari pihak Dinas Kesehatan kepada pengusaha depot air minum isi ulang.

3.2 Faktor Penghambat Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Dalam Melakukan Pengawasan Terhadap Kualitas Air Pada Depot Air Minum di Kota Bandar Lampung

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sefta Ferdina selaku sekretaris tim pembinaan dan pengawasan air isi ulang di Dinas Kesehatan Kots Bandar Lampung dapat diketahui faktor-faktor penghambat Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dalam melaksanakan

pengawasan terhadap kualitas air pada depot air minum di Kota Bandar Lampung yaitu:

a. Kurangnya pengetahuan dan kepedulian dari pihak pengusaha tentang pentingnya pengujian kualitas air yang akan dihasilkan depot air minum yang dikelolanya untuk menjamin mutu air. Hal ini dibuktikan dengan hanya sedikit usaha depot sir minum yang melakukan uji laboratorium untuk mendapatkan serifikat laik hygiene meskipun dari pihak petugas kesehatan telah melakukan penyuluhan berupa sosialisasi kepada para pengusaha depot. b. Tingginya biaya untuk melakukan

uji bakteri dan kimia yang dilakukan di laboratorium daerah. Hal ini merupakan sala satu faktor para pengusaha tidak melakukan pengujian laboratorium. Biaya untuk melakukan pengujian kandungan bakteri dala air saja butuh biaya Rp.500.000,- (lima ratus ribu rupiah) belum lagi untuk kandungan kimia dan biaya administrasi yang lain. Para pengusaha beralasan bahwa usaha depot air minum adalah usaha rumahan yang mempunyai untung sedikit.

(10)

d. Belum adanya anggaran khusus untuk Dinas Kesehatan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap usaha depot air minum isi ulangin yang ada di kota Bandar Lampung.

e. Belum adanya Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung yang mengatur tentang pengawasan kualitas air depit air minum. Selama ini pengawasan dilakukan hanya berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota

Bandar Lampung Nomor

443.5.51.06.9.2008 Tentang pembentukan Tim Pemeriksa tempat-tempat Umum, Institusi, Tempat penyediaan dan pengolahan makanan minuman, Tempat pengolahan dan penyediaan pestisida, Air bersih se –Kota Bandar Lampung. Hal ini dianggap masih kurang efektif karna tidak dapat mengikat semua pihak dalam hal ini para pengusaha depot air minum.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembinaan dan Pengawasan terhadap kualitas air pada depot air minum di Kota Bandar Lampung dilaksanakan oleh tim pembinaan dan pengawasan air isi ulang, sebagaimana diatur dala Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota

Bandar Lampung Nomor

443.5.51.06.2008 tentang Pembentukan Tim Pemeriksa tempat-tempat Umum, Institusi, Tempat Penyediaan dan Pengelolaan Makanan Minuman, Tempat Pengolahan dan Penyediaan

Pestisida, Air Bersih se-Kota Bandar Lampung yaitu dengan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap sarana-sarana yang digunakan dalam usaha depot air minum tersebut. Di samping itu seharusnya pengawasan dilakukan secara intern oleh pemilik/ penanggung jawab/ operator depot air minum terhadap kualitas bakteriologis dan kimiawi air minum ataupun air baku dan juga oleh asosiasi depot air minum terhadap kualitas fisik bangunan dan instalasi depot air minum secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali dan melaporkan hasilnya ke Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. Untuk usaha depot air minum yang ada di Kota Bandar Lampung selama ini lebih ditekankan kepada pembinaan yang dilakukan dengan sosialisasi tentang pentingnya melakukan uji laboratorium terhadap kualitas air untuk mendapatkan sertifikat laik hygiene. Untuk pengawasannya Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung berkoordinasi dengan petugas kesehatan yang ada di seluruh Puskesmas Kota Bandar Lampung untuk mengetahui apakah ada Kejadian Luar Biasa keracunan dan atau penyakit yang pernah terjadi akibat mengkonsumsi depot air minum yang ada di Kecamatan Rajabasa. Dari hasil penelitian dan fakta di lapangan diketahui bahwa pengawasan terhadap kualitas air pada depot air minum di Kota Bandar Lampungmasih kurang optimal dan perlu ditingkatkan lagi. 2. Faktor penghambat dalam

(11)

pendaftaran untuk mendapatkan sertifikat laik hygiene, tinggginya biaya dalam melakukan uji laboratorium. Sedangkan dari pihak petugas Kesehatan Kota Bandar Lampung sendiri dikatakan bahwa belum tersedianya alokasi dana untuk seksi penyehatan lingkungan dalam melakukan pengawasan serta belum adanya Peraturan Daerah yang mengatur tentang pengawasan kualitas air depot air minum sebagai dasar hukum dalam melakukan tindakan apabila terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh pengusaha depot air minum yang selama ini menjalankan usahanya dan untuk memberikan kepastian serta jaminan hukum bagi para pengusaha dan masyarakat yang terlibat dalam usaha depot air minum.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka yang menjadi sumbangan pemikiran atau saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya intensitas pembinaan dan pengawasan terhadap kualitas air pada depot air minum yang ada di Kota Bandar Lampung yang dilakukan oleh petugas kesehatan Kota Bandar Lampung perlu ditingkatkan, dan sebaiknya pemerintah Kota Bandar Lampung membuat suatu kebijakan berupa keringanan biaya dalam uji laboratorium contoh nya menawarkan angsuran uji laboratorium, yang dimana pemilik mengangsur biaya dengan kesepakatan yang dibuat dengan pemerintah Kota Bandar Lampung. 2. Sebaiknya dinas terkait yaitu Dinas

Kesehatan Kota Bandar Lampung memberikan usulan mengenai Rancangan Peraturan Daerah Kota

Bandar Lampung tentang Pengawasan Kualitas Air Pada Depot Air Minum kepada DPRD kota Bandar Lampung untuk menjamin kepastian hukum bagi usaha depot air minum serta memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat pengkonsumsi air depot air minum tersebut jika terjadi pelanggaran yang mengakibatkan suatu penyakit atau keracunan serta adanya kejadian luar biasa.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir, Muhammad. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung. Citra

Anwar,Saiful. 2004. Sendi-Sendi Hukum Administrasi Negara. Jakarta. Glora Madani Press.

Prayudi.1981.Hukum Administrasi Negara.Jakarta. Ghalia Indonesia.

Soekanto,Soerjono danSri Mamudji. 2003. Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta. Raja Grafindo Persada

Soeworno,Handayaningrat. 1985. Pengantar Studi Administrasi. Jakarta. Gunung Agung.

Referensi

Dokumen terkait

Pokja ULPD Kepulauan Riau melaksanakan Pelelangan Seleksi Sederhana untuk paket pekerjaan Jasa Konsultan Perencana Kontruksi Fisik Renovasi Ruang Pelayanan pada

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdullah (2004) dan Yudianto (2005), yang menyatakan bahwa secara simultan penerapan akuntansi keuangan

Berdasarkan nilai undulasi yang diperoleh dari perhitungan berdasarkan titik referensi PPS02 Belawan dan TTG 540 diketahui bahwa perbedaan tinggi undulasi antar masing-masing

Hasil yang diperoleh dari analisis adalah Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Non Performing Loan (NPL) tidak berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA) sedangkan

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat, hidayah dan karunia- Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ ANALISA RASIO CAMEL DAN VARIABEL MAKRO EKONOMI DALAM

Mencermati pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang penelitian dan pengembangan selama ini, diakui bahwa hasil-hasil kelitbangan yang dilaksanakan oleh Badan Litbang masih

Berdasarkan rumusan masalah ter- sebut, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk menge- tahui Penerapan model pembelajaran berbasis masalah

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak etil asetat kulit batang belimbing wuluh positif mengandung beberapa jenis senyawa metabolit