Asuhan Keperawatan
Campak
Definisi campak
Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh virus. Campak disebut juga morbilli. Penyakit ini ditandai dengan gejala awal demam, batuk, pilek dan konjungtivitis
Etiologi
• Penyakit ini disebabkan oleh virus morbilli
• Virus campak dapat bertahan
selama beberapa hari pada
temperature 0 derajat Celsius. • Di luar tubuh manusia virus ini
mudah mati
• Virus ini mudah hancur oleh sinar ultraviolet
Penularan
• Virus campak mudah menularkan penyakit
• Sangat rentan terjadi pada anak-anak
• Campak ditularkan melalui droplet di udara oleh penderita
• Ibu yang pernah menderita campak akan menurunkan kekebalannya
kepada janin yang dikandungnya melalui plasenta, dan kekebalan ini bisa bertahan sampai bayinya berusia 4-6 bulan
Manifestasi klinis
Gejala Timbulnya Penyakit Campak Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi yaitu berupa:
• Panas badan
• Nyeri tenggorokan
• Hidung meler ( Coryza ) • Batuk ( Cough )
• Bercak Koplik • Nyeri otot
Stadium
• Stadium Prodormal (masa inkubasi)
Stadium prodormal berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh demam ringa hingga sedang, batuk kering ringan, coryza, fotofobia,
• Stadium erupsi
Coryza dan batuk-batuk bertambah. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertai dengan menaiknya suhu tubuh. Eritema timbul dibelakang telinga dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan
bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan primer pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan didaerah leher belakang. Juga terdapat sedikit
splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah,bercak merah menyebar.
• Stadium konvalesensi (stadium masa penyembuhan)
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua
Cara penularan
• Menghirup percikan ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun
tenggorokan penderita morbili/campak
• Berada di dalam kamar yang sama saja dengan seorang penderita
campak dapat mengakibatkan infeksi
• Penderita campak biasanya dapat menularkan penyakit dari saat
sebelum gejala timbul sampai empat hari setelah ruam timbul • Waktu dari eksposur sampai jatuh sakit biasanya adalah 10 hari • Ruam biasanya timbul kirakira 14 hari setelah eksposur
• Percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita
Pencegahan
• Imunisasi campak diberikan pada bayi usia 9 bulan merupakan
pencegahan yang paling efektif karena bayi membentuk antibodinya sendiri secara aktif setelah menerima vaksinasi campak
Penatalaksanaan
1. Pemberian vitamin A
2. Istirahat baring selama suhu meningkat, pemberian antipiretik
3. Pemberian antibiotik pada anak-anak yang beresiko tinggi
Rubella
• Rubella atau yang lebih dikenal dengan campak jerman adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus rubella
• Virus biasanya menginfeksi tubuh melalui pernapasan seperti hidung dan tenggorokan • Virus rubella dapat ditularkan melalui urin,
Rubella
• Jika infeksi rubella terjadi pada saat kehamilan terutama trimester pertama, dapat menyebabkan gangguan pada pembentukan organ dan dapat mengakibatkan kecacatan
• Akibat yang paling penting lainnya adalah keguguran, lahir mati, kelainan pada janin, dan abortus
Manifestasi klinis
• Demam
• Pembengkakan kelenjar getah bening
• Ruam merah pada wajah dan menyebar keseluruh tubuh, ruam terasa
gatal
• Nyeri sendi • Sakit kepala
• Mata merah
Pencegahan rubella
• Pemberian vaksin MMR (mumps, measless, rubella)
• Vaksin MMR diberikan pada usia 15 bulan, setelah itu diulang pada usia 4-6 tahun, lalu 11-12 tahun, bahkan sampai remaja
Definisi
Varicella atau yang biasa disebut cacar air (chicken pox) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus varisela-zoster (V-Z virus) yang sangat menular bersifat akut yang umumnya mengenai anak, yang ditandai oleh demam yang mendadak, malaise, dan erupsi kulit berupa
Etiologi
Penyebab dari varisela adalah virus varisela-zoster. Penamaan virus ini memberi
pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan timbulnya penyakit varisela, sedangkan reaktivasi (keadaan kambuh
Patofisiologi
Masa inkubasi varisela berkisar antara 11 -20 hari, masa ini bisa lebih pendek atau lebih panjang. lnfeksi varisela dimulai dengan masuknya virus ke mukosa saluran pernafasan. Virus masuk melalui mukosa
saluran pemafasan clan diduga berkembang biak pada jaringan kelenjar regional. 4-6 hari setelah infeksi virus menginfeksi dan berkembang
biak di organ seperti hati, limpa dan kemungkinan organ lain. Lebih kurang 10 -12 hari setelah infeksi terjadi, virus bisa mencapai kulit. Rash muncul sesudah 14 hari infeksi. Lesi kulit yang terjadi berupa
makula, sebagian besar berkembang menjadi papula, vesicula, pustula, dan krusta sesudah beberapa hari. Vesicula biasanya terletak pada
Manifestasi klinis
• Gejala klinis mulai dari gejala prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malaise dan nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan
kemudian menjadi krusta.
• Penyebarannya terutama didaerah badan dan kemudian menyebar ke
muka dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut dan saluran nafas bagian atas. Jika terdapat infeksi sekunder
terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional (lymphadenopathy regional).
Penatalaksanaan
• Menghilangkan rasa gatal
• Menurunkan panas
• Menjaga kebersihan terutama pada daerah kuku yang sering
digunakan untuk menggaruk
• Pengobatan dengan antivirus
• Gunakan analgetik dan bedak antipruritus
• Pertahankan suhu ruangan tetap sejuk dengan kelembaban yang
Vaksinasi cacar
• Pada saat ini telah tersedia vaksin untuk varisela, yaitu Live,
Attenuated Varicella Virus Vaccine. Vaksin ini deberikan pada anak
usia di atas 12 bulan. Pada anak usia 12 bulan -12 tahun vaksin dapat diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 mI.
• Vaksinasi ini dianjurkan pada usia 12 -18 bulan. Pemberian dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian vaksinasi lain, seperti
Pengisolasian
Prosedur strict isolation :
• Ruangan tersendiri; pintu harus selalu tertutup. Klien yang terinfeksi karena organisme yang sama dapat ditempatkan dalam ruangan yang sama.
• Gunakan masker, pakaian khusus, dan sarung tangan bagi semua orang yang masuk kedalam ruangan.
• Selalu cuci tangan setelah menyentuh klien atau benda-benda yang
kemungkinan terkontaminasi serta sebelum memberikan tindakan kepada klien lain.
• Semua benda-benda yang terkontaminasi dibuang atau dimasukan
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
LEPTOSPIROSIS
A. PENGERTIAN
adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira yang menyerang hewan dan manusia. Bakteri ini berbentuk spiral dan dapat hidup dalam air tawar selama lebih kurang satu bulan. Tetapi dalam air
laut, air selokan, air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati. Mulanya penyakit ini merupakan penyakit hewan ( zoonis ), manusia terkena infeksi setelah kontak langsung maupun tidak langsung dengan
B. Penyebab Genus Leptospira terdiri dari dua kelompok:
1. Pathogen pada manusia dan hewan (kelompok L. Interrogans) Pada hewan: L. icterohaemorrhagiae ( reservoir pada tikus ). L.
Grippotyphosa dengan reservoir tupai, musang dan lainnya, L. hebdornadis dengan reservoir ternak ; sapi, lembu, L. canicola pada
anjing, L. Pomona dengan reservoir babi.
• Pada manusia:manusia ternyata serotype L. pyrogenes dan L. manila. 2. non-pathogen
50
C. PATOFLOW Genus Leptospira
Perubahan status nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh masukan kegagalan untuk dengan
berhubungan
memenuhi kebutuhan metabolik.
menyebar ke organ -organ dan jaringan tubuh
port d‟entry di kulit, selaput lendir oral,
konjungtiva, nasal gastrointestinal
ginjal Leptospira masuk ke dalam
darah dan berkembang biak
keruskan disekitar sel yang mengakibatkan gangguan fungsi hepar
Ggn hemostasis cairan cerebrospinal
Ggn masa protrombin Endotoxin
hypoksemia, pengaruh toxin, hipovolemik dan hipotensi
muntah
rasa nyeri otot betis dan punggung
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit dan penatalaksanaannya
Curah jantung menurun berhubungan dengan degenerasi sel -sel otot miokard.
dengan berhubungan
pertukaran gas Gangguan
perubahan membrane alveolar -kapiler ( efek inflamasi ) Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hivovolemia
Hypertermia berhubungan dengan metabolisme peningkatan
penyakit
cairan Ketidak seimbangan
elektrolit : kurang volume cairan berhubungan dengan fase diuretic GGA, dengan peni ngkatan volume
melambatnya dan
urine
kemampuan absorpsi tubular
Nyeri ( kepala, dada, persendian ) akut berhubungan vasospasme
malaise ( lemah / lesu )
Ikterik ,konjungti vitis
D. MANIFESTASI
• Stadium pertama
dikenal sebagai fase septicemic atau fase leptospiremic karena
organisma bakteri dapat diisolasi dari kultur darah, cairan serebrospinal dan sebagian besar jaringan tubuh. Selama fase awal yang terjadi sekitar 4-7 hari, penderita mengalami gejala nonspesifik seperti flu dengan beberapa
variasinya.
• Stadium kedua
disebut fase imun atau leptospirurik karena sirkulasi antibodi dapat di deteksi dengan isolasi kuman dari urin dan mungkin tidak dapat didapatkan lagi pada darah atau cairan serebrospinalis.
Fase ini terjadi karena akibat respon pertahanan tubuh terhadap infeksi dan terjadi pada 0-30 hari atau lebih.
Gejala non spesifik seperti demam dan nyeri otot mungkin
sedikit lebih ringan dibandingkan fase awal dan 3 hari sampai beberapa minggu terakhir. Beberapa penderita sekitar 77% mengalami nyeri
• PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Laboratorium
a. Pemeriksaan mikroskopik langsung.
b. Pemeriksaan mikroskopik sediaan ulas darah perifer adalah cara yang sederhana dan tepat, mengetahui bentuk bakteri
c. Pemeriksaan dengan pemupukan. d. Mengetahui Sifat-sifat Bacillus
e. Pemeriksaan biologis untuk membedakan kuman antraks dari kuman anthrakoid. f. Pemeriksaan serologi
g. Pemeriksaan serologis dapat dilakukan dengan Uji Ascoli dan Enzyme Linked h. Immunosorbent Assay (ELISA)
i. Uji Ascoli
Uji termopresitipasi Ascoli sangat berguna untuk menentukan jaringan tercemar antraks. jika jaringan tersebut mengandung kuman antraks. Cairan tersebut disebut presipitinogen
2. Radiologi
• Mengetahui adanya Pelebaran mediastinum, Efusi pleural, Pneumonia (jarang),