T
Tim I
im Ins
nstru
truktu
kturr
P
Pe
ert
rto
ollon
ongan P
gan Pe
ert
rta
ama
ma
PM
PMI P
I Prro
op
p. D
. DIY
IY
L u k
Jenis Perdarahan Luar :
Jenis Perdarahan Luar :
Perdarahan nadi
Teknik Mengendalikan
Teknik Mengendalikan
Perdarahan Luar
Perdarahan Luar
Tekan langsung tepat diatas luka
Tekan langsung tepat diatas luka dengan penutup
dengan penutup
luka. Umumnya perdarahan akan berhenti
luka. Umumnya perdarahan akan berhenti
±±5 s.d.15
5 s.d.15
menit. Jika perdarahan belum
menit. Jika perdarahan belum berhenti, tambahkan
berhenti, tambahkan
penutup luka tanpa melepas penutup luka
penutup luka tanpa melepas penutup luka
sebelumnya.
sebelumnya.
Tinggikan daerah cedera lebih tinggi dari
Tinggikan daerah cedera lebih tinggi dari jantung.
jantung.
(biasanya hanya pada cedera alat gerak saja).
(biasanya hanya pada cedera alat gerak saja).
Teknik lain Mengendalikan
Teknik lain Mengendalikan
Perdarahan Luar
Perdarahan Luar
immobilisasi dengan atau tanpa bidai.
immobilisasi dengan atau tanpa bidai.
Torniket (sebagai alternatif terakhir & hanya pada
Torniket (sebagai alternatif terakhir & hanya pada
kasus tertentu saja)
kasus tertentu saja)
Cedera Jaringan Lunak (Luka)
Cedera Jaringan Lunak (Luka)
Jaringan lunak tubuh meliputi kulit, jaringan
Jaringan lunak tubuh meliputi kulit, jaringan
lemak, pembuluh darah, jaringan ikat,
lemak, pembuluh darah, jaringan ikat,
membran, kelen
membran, kelenjar, otot &
jar, otot & saraf.
saraf.
Cedera jaringan lunak (luka) berdasarkan
Cedera jaringan lunak (luka) berdasarkan
keterlibatan jaringan kulit, dibagi menjadi :
keterlibatan jaringan kulit, dibagi menjadi :
Luka Terbuka : cedera jaringan lunak
Luka Terbuka : cedera jaringan lunak
disertai kerusakan/terputusnya jaringan
disertai kerusakan/terputusnya jaringan
kulit.
kulit.
Luka tertutup : cedera jaringan lunak tidak
Luka tertutup : cedera jaringan lunak tidak
disertai dengan kerusakan jaringan kulit.
disertai dengan kerusakan jaringan kulit.
Jenis – Jenis Luka
Jenis Luka terbuka :
Luka lecet
Luka sayat / iris
Luka robek
Luka tusuk (termasuk
dalam hal ini luka
tembak)
Luka sobek (avulsi)
Luka amputir (amputasi)
Luka gigitan & sengatan
Cedera remuk
terbuka
Luka bakar
Jenis Luka Tertutup :
Memar
Hematoma
Cedera remuk
Luka Sobek/Avulsi & Luka
Robek
Luka Tusuk, luka Tembus
& Luka Gigitan Binatang
Perawatan Luka Terbuka
Pastikan daerah luka terlihat.
Bersihkan daerah sekitar luka.
Kontrol perdarahan bila ada.
Lakukan penatalaksanaan syok pada luka yang
parah.
Cegah kontaminasi lanjut.
Beri penutup luka & balut bila perlu.
Baringkan penderita bila kehilangan banyak darah
dan lukanya cukup parah.
Tenangkan penderita.
Perawatan Luka Tertutup
Pastikan daerah cedera terlihat.
Perawatan luka tertutup dilakukan seperti halnya
perdarahan dalam.
Khusus untuk memar dapat dilakukan :
R
= rest
I
= ice pack
C
= compressed
E
= elevation
Tenangkan penderita.
Prinsip Penutupan &
Pembalutan Luka
Penutupan meliputi seluruh permukaan luka.
Upayakan permukaan luka sebersih mungkin
sebelum menutup luka, kecuali bila luka disertai
perdarahan yang masih mengalir
Pemasangannya harus memenuhi prinsip aseptik
Jangan dipasang pembalut sebelum perdarahan
terhenti, kecuali pembalutan penekanan.
Balutan tidak terlalu kencang/longgar & jangan
biarkan ujung sisa terurai.
Jangan menutup ujung jari. Bagian itu bisa jadi
petunjuk.
Bila luka kecil upayakan untuk memperluas daerah
pembalutan
Cedera Sistem Otot Rangka :
Jenis Patah Tulang
Patah Tulang
tertutup.
Tidak ada luka ,
permukaan kulit
utuh, Fragmen
tulang tidak
berhubungan dengan
udara luar.
Patah tulang
terbuka.
Ada luka terbuka,
kulit di atas/dekat
bagian yang patah
rusak, fragmen
tulang mungkin
terlihat atau
Cedera Sistem Otot Rangka :
Tanda & Gejalanya
Perubahan bentuk.
Nyeri & kaku.
Suara derik tulang
patah (krepitasi).
Bengkak.
Memar.
Ujung tulang terlihat.
Sendi terkunci.
Disfungsi alat gerak.
Pada bagian distal,
ada gangguan
peredaran darah &
persarafan
Cedera Sistem Otot Rangka :
Pertolongan Pertamanya (1)
1. Lakukan prosedur penilaian penderita.
2. Kenali & atasi keadaan yang mengancam nyawa,
jangan terpancing dengan cedera yang terlihat berat.
3. Pasang bidai leher (neck collar) dan beri oksigen jika
ada sesuai protokol.
4. Ingat pada cedera alat gerak, lakukan pemeriksaan
GSS sebelum & sesudah perawatan.
5. Stabilkan bagian cedera secara manual sampai saat
tindakan immobilisasi selesai dilakukan, jangan sampai
menambah rasa sakit pada penderita.
6. Paparkan seluruh bagian yang diduga cedera.
7. Atasi perdarahan & rawat luka yang terjadi.
Cedera Sistem Otot Rangka :
Pertolongan Pertamanya (2)
8. Siapkan alat & bahan pembidaian selengkapnya.
9. Lakukan pembidaian sesuai dengan prinsip-prinsip
pembidaian.
10. Untuk mengurangi rasa sakit penderita, istirahatkan
bagian yang cedera, kompres dingin (pada cedera
tertutup) & pemberian analgetik bisa dipertimbangkan.
11. Letakan penderita pada posisi yang nyaman.
12. Bila ditemukan cedera terkilir, istirahatkan & tinggikan
daerah yang cedera. Beri kompres dingin (maks. 30
menit) setiap jam jika perlu. Balut tekan & tetap
tinggikan.
13. Lakukan pemeriksaan berkala & rujuk ke fasilitas
kesehatan.
Cedera Sistem Otot Rangka :
Pertolongan Pertamanya (3)
Pembidaian :
Tujuan & Macamnya.
Pembidaian :
tindakan penggunaan
alat bantu guna
menstabilkan bagian
tubuh yang cedera.
Tujuannya :
1. Mencegah pergerakan
(immobilisasi) bagian
yang cedera.
2. Menghindari terjadinya
cedera baru.
3. Mengistirahatkan.
4. Mengurangi rasa nyeri.
Macam-macam bidai :
Bidai keras
Bidai yang dapat
dibentuk.
Bidai traksi.
Gendongan/belat/beba
t.
Bidai improvisasi.
Alat bidai harus cukup kuat & ringan agar bisa difungsikan
Prinsip-Prinsip Pembidaian (1)
1. Sedapat mungkin informasikan rencana tindakan kepada
penderita.
2. Paparkan bagian yang cedera, rawat perdarahan yang
terjadi.
3. Buka pakaian & perhiasan penderita yang sekiranya
menutupi/mengganggu di daerah yang cedera.
4. Nilai GSS – gerakan, sensasi, sirkulasi – bagian distal
yang cedera sebelum melakukan pembidaian.
5. Siapkan dahulu peralatan selengkapnya.
6. Jangan mencoba merubah posisi bagian yang cedera,
usahakan bidai pada posisi saat ditemukan.
Prinsip-Prinsip Pembidaian (2)
8. Sebelum dipasang, ukur dahulu bidai pada anggota
tubuh penderita yang sehat.
9. Bila cederanya adalah patah tulang, bidai sepanjang
dua sendi yang mengapit tulang yang patah tersebut.
10. Bila cederanya adalah sendi, bidai sepanjang tulang
yang mengapit tulang yang patah tersebut, bidai pula
sendi distalnya.
11. Bila memungkinkan, lapisi dahulu bidai dengan bahan
yang lunak/lembut.
12. Isi bagian kosong diantara tubuh dan bidai dengan
pelapis yang berbahan lunak/lembut.
Prinsip-Prinsip Pembidaian (3)
14. Ikatan cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang
banyak bergerak, kemudian sendi atas dari tulang yang
patah.
15. Satukan dengan tubuh atau alat gerak yang lain.
16. Nilai GSS setelah selesai pembidaian, bandingkan
dengan GSS saat sebelum dibidai.
17. Melakukan pembidaian memerlukan waktu, meski
begitu lakukan dengan efektif & efisien.
18. Jangan membidai berlebihan. Penggunaan papan spinal
atau bidai tubuh akan sangat membantu menghindari
banyaknya pembidaian & lamanya waktu pada satu
penderita
Pembidaian Untuk
Cedera Alat Gerak Atas
Fraktur Lengan Atas
Dislokasi/Fraktur Siku
Fraktur Lengan Bawah
Pembidaian Untuk
Cedera Alat Gerak Bawah
Fraktur Tungkai Atas
Cedera Lutut Cedera Pergelangan Kaki Fraktur Tungkai Bawah
Patah Tulang Iga
Kemungkinan terjadi lebih besar pada usia tua.
Penyulit yang mungkin terjadi adalah patahan tulang merobek
lapisan pleura sehingga paru bocor & terjadi pneumothoraks, hemothoraks atau gabungan keduanya.
Flail chest : terjadi patah tulang iga majemuk dimana satu atau
lebih tulang iga patah menjadi tiga bagian atau lebih. Tanda & Gejala
Nyeri dada saat bernapas.
Perubahan bentuk dada & dinding dadanya.
Dinding dada tidak mengembang baik saat bernapas, bahkan
terjadi gerakan paradoks (ada bagian dada yang bergerak berlawanan)
Penderita terkesan melindungi bagian yg.cedera (guarding
position).
Memar yang jelas & luas di daerah dada.
Guardian Position & Gerakan
Paradoks Pada Flail Chest
Gerakan paradoks : bagian patahan tulang iga bergerak berlawanan dengan bagian tulang iga yang lain saat bernapas.
Penanganan Patah Tulang Iga
Lakukan prosedur penilaian, buka jalan napas.
Berikan oksigen jika ada sesuai protokol. Bersiap
melakukan BHD & RJP.
Periksa fisik dada korban, temukan apakah ada tanda
adanya perdarahan dalam.
Hentikan perdarahan luar jika ada.
Berikan bantalan pada bagian yang patah.
Pada kasus flail chest, upayakan bagian yang patah
terganjal sehingga tidak ikut bergerak saat bernapas
Pasang gendongan lengan di sisi dada yang cedera.
Biarkan penderita dalam posisi yang dianggap paling
nyaman, yakni bisa memberi ruang gerak dada maksimal
sesuai keadaannya.
Pantau tanda vital secara berkala
Pela ksana Mobi l i sasi Rela w an
PMI Pusat :
Divisi PMR & Relawan
PMI Ranting PMI Daerah :
Bid. Relawan/SDM/Diklat
PMI Cabang :
Seksi Relawan/SDM/Diklat
SATGANA PMI PUSAT ( Ad Hoc )
SATGANA PMI DAERAH ( Ad Hoc )
SATGANA PMI CABANG ( Cabang )
Siaga Bantuan Berbasis Masyarakat ( SIBAT )
Pel a y ana n PMI
da l am p enanganan bencana
PMI Daerah & Cabang mempunyai staf yang
melaksanakan pembinaan relawan
PMI Cabang mempunyai relawan sampai di tingkat
ranting
PMI Cabang mempunyai database relawan di wilayahnya
(Gender ?)
PMI Cabang mempunyai relawan yang berkomitmen
tinggi & leadership yang baik
(Disiplin – motivasi – komunikasi – kerjasama tim ???)
C e p a t
Pel a y ana n PMI
da l am p enanganan bencana
KSR sudah mengikuti pelatihan sesuai
standardisasi (Dasar & Spesialisasi)
Mempunyai TSR yang mempunyai
kompetensi sesuai kebutuhan pada
saat bencana
Anggota SATGANA adalah KSR
spesialisasi dan TSR yang sudah
mendapat orientasi
Pemahaman yang baik terhadap SOP
Pel a y ana n PMI
da l am p enanganan bencana